Anda di halaman 1dari 42

RENCANA STRATEGIS

PENGEMBANGAN
PARIWISATA MARITIM
BAHTERAMAS
Mewujudkan SULTRA sebagai unggulan destinasi
pariwisata kemaritiman nasional

Kendari, 2015
Himpunan Ahli Pengelolaan Pesisir Indonesia
Sulawesi Tenggara

PENDAHULUAN

Latar Belakang
Tujuan
Sasaran
Himpunan Ahli Pengelolaan Pesisir Indonesia
Sulawesi Tenggara

PENDAHULUAN
Latar Belakang
 Pariwisata merupakan salah satu penggerak pembangunan ekonomi nasional ;
peringkat keempat setelah migas, minyak kelapa sawit dan karet;
 Sasaran pembangunan pariwisata secara nasional :

URAIAN SASARAN Baseline 2014 *) 2019


1 Kontribusi terhadap PDB Nasional 4,2% 8%

2 Wisatawan Mancanegara (Orang) 9 juta 20 juta


3 Wisatawan Nusantara (Kunjungan) 250 juta 275 juta
4 Devisa (triliun rupiah) 120 240

 Pembangunan kepariwisataan hendaknya mensinergikan pembangunan berkelanjutan


baik ekologi, ekonomi dan sosial budaya Green Industry;
 Pembangunan kepariwisataan harus dipandang sebagai pembangunan skala industri,
melibatkan berbagai sektor yang dipadu dalam konsep regional kawasan.
Himpunan Ahli Pengelolaan Pesisir Indonesia
Sulawesi Tenggara

Latar Belakang
 Dalam Rencana Induk Pembangunan Pariwisata Nasional (RIPPARNAS) 2010 – 2025,
SULAWESI TENGGARA adl salah satu destinasi dari 50 DTW : Wakatobi dsk – Kendari
dsk
Himpunan Ahli Pengelolaan Pesisir Indonesia
Sulawesi Tenggara

Latar Belakang
 Potensi sumberdaya alam sebagai DTW membentang dari Konawe Utara sampai
Konawe Selatan; Wisata alam, wisata bahari, wisata budaya, wisata pendidikan
Himpunan Ahli Pengelolaan Pesisir Indonesia
Sulawesi Tenggara

Latar Belakang

 Konsep Pariwisata Maritim : pengembangan kawasan strategis yakni kegiatan


wisata yang memanfaatkan karakter sumberdaya pesisir, laut, pulau-pulau
kecil dan budaya bahari;
 Pariwisata Maritim : Wisata di Pulau-Pulau Kecil serta wisata pantai dan
wisata desa pesisir;
 Pemerintah Provinsi SULTRA perlu mengangkat potensi pariwisata maritim
Bahteramas sebagai unggulan destinasi provinsi
Himpunan Ahli Pengelolaan Pesisir Indonesia
Sulawesi Tenggara

Tujuan
Memberikan Membangun
Mewujudkan visi arahan yang desain kebijakan
bersama secara terstruktur dan skala provinsi
regional terhadap kontekstual dalam
pengelolaan terhadap mengembangkan
sumberdaya wisata pengembangan keunggulan
maritim kawasan destinasi
bahteramas pariwisata maritim pariwisata maritim
bahteramas bahteramas
Himpunan Ahli Pengelolaan Pesisir Indonesia
Sulawesi Tenggara

Sasaran
Meningkatnya kualitas dan kuantitas
destinasi pariwisata maritim
bahteramas

Adanya kerjasama lintas sektor dan lintas


kewenangan pemerintahan dalam mengelola
kawasan pariwisata maritim bahteramas

Terselenggaranya grand design


program yang terkait dengan investasi,
promosi, pemasaran dan kelembagaan
pariwisata maritim bahteramas
Himpunan Ahli Pengelolaan Pesisir Indonesia
Sulawesi Tenggara

Sasaran

Terwudunya
pembangunan
infrastruktur pariwisata
maritim bahteramas

Terwujudnya industri pariwisata


maritim Bahteramas dengan laju
peningkatan yang signifikan
(>50%) di akhir tahun
perencanaan
Himpunan Ahli Pengelolaan Pesisir Indonesia
Sulawesi Tenggara

POTENSI SUMBERDAYA
DAN INFRASTRUKTUR
WILAYAH PESISIR DAN
PPK
Himpunan Ahli Pengelolaan Pesisir Indonesia
Sulawesi Tenggara

Ekosistem Terumbu Karang


 Pulau Labengki : Tipe terumbu karang yang
terdapat di Pulau Labengki yaitu tipe
terumbu karang pantai/tepi (fringing
reef).Terumbu karang tumbuh di rataan
terumbu (reef flat) maupun lereng terumbu
(reef slope) dan tebing terumbu (droff off).
 Masuk area kawasan taman wisata alam
laut (TWAL) Teluk Lasolo;
 Habitat alami bagi salah satu jenis Kima
Raksasa (Tridacna sp)
Himpunan Ahli Pengelolaan Pesisir Indonesia
Sulawesi Tenggara

Ekosistem Terumbu Karang


 Pulau Bokori dan Saponda : Status ekosistem
masih dalam kategori Sedang sampai Baik.
Beberapa jenis karang yang ada diantaranya
karang api yang mana karang ini jarang ditemukan
pada perairan lain yang ada di Indonesia.
Beberapa jenis ikan yang tergolong dalam
kelompok konservasi jenis ikan (KKJI): Ikan
Banggai Kardinal, Napoleon, Mola-mola, Lion Fish,
Penyu, Lumba-lumba dan beberapa jenis mamalia
Himpunan Ahli Pengelolaan Pesisir Indonesia
Sulawesi Tenggara

Ekosistem Terumbu Karang


 Pulau Hari: Keindahan khas dari pulau ini adalah
pemandangan alam pantai dan pesona alam bawah
laut dengan terumbu karang dan ikan-ikan karang yang
memiliki bentuk dan warna yang beranekaragam dan
terkadang menjadi alur migrasi dari Whale Shark,
Blacktip Shark, lumba-lumba, Pari Manta dan berbagai
jenis penyu. Kemudian beberapa jenis megabenthos
seperti Kima, Bintang Laut, Seafun, Ascidians, Bambu
laut, Nudibranc, Akar bahar dan berberbagai
Krustasea, lobsterkuda laut dan ketam kelapa banyak
dijumpai di perairan Pulau Hari
Himpunan Ahli Pengelolaan Pesisir Indonesia
Sulawesi Tenggara

Ekosistem Terumbu Karang


 Pulau Lara: Secara umum termasuk tipe
terumbu karang tepi (fringing reef), dari
arah pantai menuju tubir membentuk
rataan terumbu karang (reef flat).
 Ada 8 bentuk pertumbuhan yakni Acropora
Branching (ACB), Acropora Digitatae (ACD),
Acropora Encrusting (ACE) Acropora
Tabulate (ACT), Coral Branching (CB), Coral
Foliose (CF), Coral Masive (CM) dan Coral
Mushrom (CMR).
Himpunan Ahli Pengelolaan Pesisir Indonesia
Sulawesi Tenggara

Ekosistem Mangrove
 Kawasan Kabupaten Konawe Selatan dan
Kota Kendari yang merupakan kawasan
konservasi memiliki ekosistem pesisir yang
lengkap, salah satunya adalah ekosistem
mangrove seperti yang terdapat di
kecamatan Moramo, Laonti dan Abeli;
 Jenis-jenis mangrove yang umum
ditemukan di kawasan ini yaitu, Rhizophora
sp., Sonneratia sp., avicenia sp., Bruguera
sp. dan Nypa fruticans, dengan kerapatan
berkisar 1.000 – 2.000 individu/ha dengan
ukuran diameter yang bervariasi.
Himpunan Ahli Pengelolaan Pesisir Indonesia
Sulawesi Tenggara

Ekosistem Lamun
Secara keseluruhan ekosistem padang lamun di
kawasan yang dicadangkan sebagai kawasan
konservasi yakni perairan Kabupaten Konawe
dan perairan Kabupaten Konawe Selatan
memiliki luas penutupan berkisar antara 20-80
% dengan kondisi buruk hingga baik. Jenis ikan
dan krustasea yang dominan ditemukan pada
eosistem lamun adalah ikan baronang (Siganus
sp.) dan rajungan (Portunus pelagicus) serta
bulu babi, sedangkan jenis rumput laut yang
dominan adalah Eucheuma cottonii. Tipe
substrat permukaan yang didominasi pasir
halus memungkinkan untuk tumbuhnya lamun
Thalasssia hemprichii dan Enhalus acoroides.
Himpunan Ahli Pengelolaan Pesisir Indonesia
Sulawesi Tenggara

Ikan Karang dan Biota Laut Lainnya


Kima Raksasa (Tridacna sp) : T maxima, T
derasa, T squamosa, T crocea, T kimaboe,
Hippopus-hippopus, dan Hippopus
porcellanus; Ketam kenari (birgus Latro); Pari
Manta; Napoleon; Penyu hijau/sisik; hiu;
berbagai jenis ikan karang dan satwa endemik.
Himpunan Ahli Pengelolaan Pesisir Indonesia
Sulawesi Tenggara

Kondisi Infrastruktur
Infrastruktur dasar pada kawasan ini secara regional umumnya lebih baik dibandingkan
dengan kawasan wisata lainnya di Sulawesi Tenggara. Kondisi infrastruktur jalan utama di
sepanjang pesisir adalah baik dan sebagian besar merupakan ruas jalan nasional yang ke
arah utara menghubungkan Sulawesi Tenggara dengan provinsi Sulawesi Tengah.
Bandara, Hotel bintang 4, dermaga/pelabuhan, jaringan telekomunikasi
Himpunan Ahli Pengelolaan Pesisir Indonesia
Sulawesi Tenggara

ODTW PADA KAWASAN


PARIWISATA MARITIM
BAHTERAMAS
Himpunan Ahli Pengelolaan Pesisir Indonesia
Sulawesi Tenggara

DTW Pariwisata Maritim Bahteramas


Himpunan Ahli Pengelolaan Pesisir Indonesia
Sulawesi Tenggara

DTW Pariwisata Maritim Bahteramas


Konawe Utara
Potensi Wisata Pulau2 Kecil: Karang Potensi Wisata Pantai dan Desa
Teluk Matarape, Pulau Labengkii, Pesisir: Desa Lemo Bajo, Pantai
Pulau Labengki Kecil, Pulau Bahulu, Taipa, Desa Wawolasea (Air Panas),
Desa Pudonggala
Teluk Matarape: selam, snorkeling P. Labengki Kecil: selam, mancing, pantai, snorkeling
Himpunan Ahli Pengelolaan Pesisir Indonesia
Sulawesi Tenggara

P. Labengki: Dayung, mancing, selam, pasir putih, riset P. Bahulu: selam, pasir putih

Pantai Taipa: pasir putih, outbond Pantai Wawolasea: air panas


Himpunan Ahli Pengelolaan Pesisir Indonesia
Sulawesi Tenggara

Pantai pundonggala: pasir putih, outbond

Kab. Konawe
Potensi Wisata Pulau2 Kecil: Pulau Potensi Wisata Pantai dan Desa
Saponda Laut, Saponda Darat, Pulau Pesisir: Batu gong, toronipa,
Bokori penangkaran kima toli2, Bintang
Samudera - Pantai Sawapudo,
Kampung Bajo
Himpunan Ahli Pengelolaan Pesisir Indonesia
Sulawesi Tenggara

P. Saponda: selam, snorkeling, riset P. Bokori: selam, snorkeling, wisata pantai, reef
marine park

Sawapudo: selam, snorkeling, riset, wisata ilmiah P. Toronipa: wisata pantai, outbond
Himpunan Ahli Pengelolaan Pesisir Indonesia
Sulawesi Tenggara

Kota Kendari
Potensi Wisata Pantai dan Desa
Pesisir: Mayaria, Tracking Mangrove
Bungkutoko, Pantai Nambo, Kuliner,
Infrastruktur, Pusat Jasa

Kab. Konawe Selatan

Potensi Wisata Pulau2 Kecil: Pulau Potensi Wisata Pantai dan Desa
Hari, Pulau Lara, Pulau Cimpedak, Pesisir: Pantai Baho, Desa Labuan
Kapal Tenggelam Teluk Staring, Beropa, Desa Tanjung Tiram, Pantai
Underwater Volcano di Teluk Kolono Senja, Site Wawosunggu, Air terjun
moramo, Tg. Labuan Teluk Staring,
P. Hari: selam, snorkeling, riset, pantai, mancing Lalowaru Marine Park
Himpunan Ahli Pengelolaan Pesisir Indonesia
Sulawesi Tenggara

P. Lara: selam, snorkeling, riset, pantai, mancing Pantai Senja: selam, snorkeling, pantai, mancing

Desa Labuan Beropa: Desa Wisata

Site Wawosunggu Tl. Staring: selam, snorkeling


Himpunan Ahli Pengelolaan Pesisir Indonesia
Sulawesi Tenggara

Pantai Baho: wisata pantai, selam, outbond, Tg. Labuan Tl Staring: wisata pantai, selam,
desa wisata snorkeling

Tg. Tiram: Marine Technopark

Teluk Kolono: Underwater Volcano


Himpunan Ahli Pengelolaan Pesisir Indonesia
Sulawesi Tenggara

Desa Lalowaru: wisata ilmiah, marine park


Himpunan Ahli Pengelolaan Pesisir Indonesia
Sulawesi Tenggara

SWOT ANALISIS DAN


REKOMENDASI PROGRAM
Himpunan Ahli Pengelolaan Pesisir Indonesia
Sulawesi Tenggara

Matriks SWOT: Strength and Weakness


KEKUATAN KELEMAHAN
1. Kawasan pengembangan telah sesuai dengan peruntukan 1. Belum ditetapkannya zonasi, belum terimplementasinya
berdasarkan RIPPNAS, RIPPDA, RTRW, RENSTRA, RPJMD, RIPPDA, blue print, master plant
KKPD dan Zonasi TWAL. 2. Aksessibilitas dari jalur utama menuju lokasi objek wisata
2. Pengembangan kawasan segitiga wisata P Hari, P Bokori dan P belum tertata
Saponda sebagai pariwisata center point kawasan wisata 3. Belum optimalnya pengembangan sarana dan prasarana
strategis bahteramas penunjang wisata di setiap Obyek Daerah Tujuan Wisata
3. Terhubung dengan wilayah lain di Indonesia melalui bandara (ODTW)
dan pelabuhan laut nasional 4. Belum optimalnya kawasan kendari dan sekitarnya
4. Akses darat dalam kawasan terhubung oleh jalan provinsi dan sebagai kawasan pengembangan wisata andalan daerah
nasional 5. Belum teridentifikasi secara baik lokasi dan sebaran
5. Tersedianya sarana dan prasarana seperti hotel berbintang dan potensi sumberdaya ekosistem pesisir dan laut sebagai
restaurant daya tarik wisata
6. Memiliki keuntungan geografis dalam pengembangan pariwisata 6. Kurangnya Informasi tentang keanekaragaman biota
maritim nasional pesisir dan laut yang tinggi, khas dan unik di kawasan
7. Bentang alam dan potensi panorama bawah laut yang sangat wisata
menarik pada kawasan wisata pulau-pulau kecil termasuk di 7. Rendahnya pemahaman dan partisipasi masyarakat
dalamnya gunung berapi bawah laut (volcano) dalam pengembangan wisata
8. Memiliki keanekaragaman hayati pesisir dan laut yang tinggi, 8. Praktek pengembangan wisata belum dikaitkan dengan
khas dan unik potensi budaya dan kearifan lokal serta potensi riset dan
9. Karakter social budaya masyarakat yang menunjang konservasi
pengembangan wisata 9. Pola pengembangan belum dilakukan dengan pendekatan
10. Memiliki budaya dan kearifan maritim yang menunjang regional yang terintegrasi
pengembangan wisata 10. Lemahnya kelembagaan stakeholder pengembangan
11. Memiliki keragaman industri kreatif yang menunjang wisata
pengembangan wisata dan kapasitas ekonomi 11. Magnet wisata Sulawesi Tenggara hanya terpusat di
12. Obyek Daerah Tujuan Wisata (ODTW) di wilayah pesisir dan Wakatobi
pulau-pulau kecil yang beragam 12. Belum tersedianya data daninformasi yang lengkap dan
13. Keunikan sosial budaya masyarakat bajo (suku sama) yang spesifik berbasis informasi teknologi (IT) termasuk daya
menyebar di wilayah pesisir dalam kawasan dukung kawasan pada tiap destinasi wisata.
14. Memiliki potensi riset (tecnopark) dan konservasi yang tinggi 13. Belum berkembangnya jaringan investasi, promosi,
branding, dan pemasaran wisata maritim termasuk
pengelola (operator) kawasan wisata
Himpunan Ahli Pengelolaan Pesisir Indonesia
Sulawesi Tenggara

Matriks SWOT: Strategi SO dan WO


SO (Kekuatan dan Peluang) WO (Kelemahan dan Peluang)

1. Pengembangan sektor pariwisata maritim sebagai andalan ekonomi 1. Peningkatan aksesibilitas, sarana dan prasarana wisata disetiap
daerah untuk Menjadikan provinsi terdepan dalam mengembangkan ODTW melalui koordinasi antar sector dan wilayah dalam
pariwisata maritim (S1, O1.O2 .6. 7) kawasan strategis wisata maritim bahteramas (W2.3.4, O13)
2. Meningkatkan daya tarik kawasan segitiga sebagai center point 2. mengidentifikasi lokasi dan sebaran potensi sumberdaya
melalui pengembangan dan penataan infrastruktur kawasan strategis ekosistem pesisir dan laut sebagai andalan ekonomi daerah
wisata maritim bahteramas (S2, O13) (W5.6. O2.3.9)
3. Peningkatan kondisi sarana utama pariwisata maritim untuk menunjang 3. mengembangkan pola kemitraan antara masyarakat, operator
kawasan strategis wisata maritim bahteramas (S3.4.5, O1.10.13) wisata dan stakeholder lainnya (W7.10, O8.9)
4. Memanfaatkan posisi geografis, keanekaragaman, bentang alam dan 4. pemanfaatan potensi keragaman budaya dan kearifan lokal
karatekter sosial budaya sebagai unggulan komparatif kawasan melalui revitalisasi dan transfer nilai budaya positif yang
strategis wisata maritim bahteramas (S6.7.8.9.10.12.13, O1.2.3.4.11) terintegrasi dalam kawasan strategis wisata maritim
5. Pengembangan industri kreatif melalui peningkatan investasi, bahteramas(W8.9, O11)
kerjasama stakeholder dan political will pemerintah daerah untuk 5. mengembangkan sistem informasi ODTW berbasis web sebagai
peningkatan kapasitas ekonomi masyarakat kawasan strategis wisata bagian promosi pemasaran dan investasi, dengan dukungan data
maritim bahteramas (S11. O5.6.7.8.9) dari perguruan tinggi, NGO, badan riset dan operator wisata
6. Peningkatkan riset untuk keberlanjutan sumberdaya dan konservasi (W12.13, O14)
melalui kerjasama perguruan tinggi, NGO dan badan riset lainnya
dalam kawasan strategis wisata maritim bahteramas (S14, O12.14)
7. Memperkuat posisi ODTW yang memiliki keunikan dan kekhasan
dengan melengkapi fasilitas dan aksesibilitas serta mengikutsertakan
masyarakat dalam pengembangan kawasan strategis wisata maritim
bahteramas (S7, O13)
8. Pembenahan manajemen ODTW dalam kawasan strategis wisata
maritim bahteramas melalui koordinasi antar sektor (S4 5, O13)
9. Pengembangan produk wisata yang berdaya saing tinggi berciri khas
lokal (S9 10, O9)
10. Menjaga keanekaragaman hayati dengan pengelolaan yang
berkelanjutan dalam kawasan strategis wisata maritim bahteramas (S8,
O12)
Himpunan Ahli Pengelolaan Pesisir Indonesia
Sulawesi Tenggara

Matriks SWOT: Opportunity and Treat

PELUANG ANCAMAN

1. Menjadi provinsi terdepan di Indonesia yang 1. Tumpang tindih kebijakan antar sektor
mengimplementasikan pengembangan pariwisata 2. Maraknya perubahan tata guna lahan pesisir
maritim dalam kawasan wisata
2. Terbukanya peluang menjadikan sektor pariwisata 3. Izin pengelolaan dan kepemilikan lahan di
sebagai andalan ekonomi daerah wilayah pesisir dan pulau-pulau kecil yang
3. Optimalisasi keragaman potensi kawasan bagi tidak terkoordinir
peningkatan keunggulan dan daya saing 4. Pemanfaatan sumberdaya pesisir dan pulau-
4. Tingginya minat dan kemampuan masyarakat pulau kecil yang ekstraktif dan destruktif
nusantara dan mancanegara untuk melakukan 5. Terdegradasinya budaya lokal
kegiatan wisata 6. Kesiapan pemerintah daerah yang masih
5. Tersedianya peluang investasi bagi pengusaha rendah untuk menghadapi pemberlakuan MEA
lokal, nasional dan internasional 7. Meningkatnya fenomena bencana pesisir dan
6. Adanya keinginan kuat pemerintah daerah dalam pulau-pulau kecil sebagai dampak dari
pengembangan pariwisata maritim pemanasan global
7. Tumbuh dan berkembangnya industri kreatif dalam 8. Persaingan dalam industri wisata pantai /
menunjang pariwisata bahari yang semakin ketat dengan kawasan
8. Terbukanya kerjasama antara stakeholder di lain dalam provinsi dan luar provinsi.
kawasan wisata 9. Kesiapan investor lokal yang rendah.
9. Meningkatnya kapasitas ekonomi dan ksejahteraan
masyarakat lokal
10. Tingginya mobilitas dan kegiatan ekonomi
khususnya industri pertambangan skala besar
11. Revitalisasi dan transfer nilai budaya positif
12. Menjamin keberlanjutan pengelolaan ekosistem
pesisir dan pulau-pulau kecil dalam kawasan
Himpunan Ahli Pengelolaan Pesisir Indonesia
Sulawesi Tenggara

Matriks SWOT: Strategi ST dan WT

ST (Kekuatan dan Ancaman) WT (Kelemahan dan Ancaman)

1. Mendorong terciptannya pola 1. Membentuk badan pengelola


pengelolaan terpadu antar sektor, kawasan strategis pengembangan
wilayah dan level kebijakan dalam pariwisata maritim bahteramas (W1.4,
pengaturan struktur dan pola ruang (S1. T1.2.3.6)
T1.2.3) 2. Dukungan kebijakan dan anggaran
2. Meningkatkan keragaman ODTW dan untuk lebih mengembangkan
konservasi kawasan untuk aksesibilitas, sarana dan prasarana
mengantisipasi menurunnya daya tarik (W2.3)
objek wisata (S1.2.7.8, T4.7) 3. Menyiapkan data base dan profil
3. Mendorong peran budaya lokal dan ODTWyang komprehensif di kawasan
kearifan tradisional dalam kelembagaan strategis wisata maritim (W5.6.12)
wisata sebagai filter bagi budaya asing 4. Membentuk forum investasi dan
(S9.10.13, T5) promosi pengembangan kawasan
4. Mengembangkan inovasi dalam rangka strategis wisata maritim bahteramas
meningkatkan daya saing industri (W13, T9)
pariwisata maritim (S11, T8) 5. Mendorong konservasi budaya dan
5. Mendorong terciptanya iklim investasi praktek maritim dalam kawasan
yang kondusif dan keberpihakan kepada strategis wisata maritim bahteramas
pengusaha lokal (S11, T9) (W7.8.10)
6. Penyiapan sumberdaya pengelola
wisata yang berstandar Internasional
(W7, T6.8)
Himpunan Ahli Pengelolaan Pesisir Indonesia
Sulawesi Tenggara

Rekomendasi Program

Rekomendasi program terdiri atas 7 bagian besar yakni :

(1)Infrastruktur
(2)Identifikasi sumberdaya, Konservasi ekologi dan budaya
(3)Inovasi dan Keunggulan
(4)Pengadaan Barang
(5)Sarana & Prasarana Wisata
(6)Promosi dan Pemasaran Wisata
(7)Sumberdaya Manusia Pariwisata Maritim
Himpunan Ahli Pengelolaan Pesisir Indonesia
Sulawesi Tenggara

Infrastruktur
No. Tahun Anggaran
Kegiatan Jumlah Harga SUMBER Instansi
2015 2016 2017 2018 2019 2020
INFRASTRUKTUR

1 Peningkatan Jalan/Aspal (2 jalur) Gerbang Masuk dan di dalam Kawasan Wisata Tanjung Taipa 20,800,000,000 APBN PU KAB. KONAWE √

2 Pemb. Jembatan Beton Ruas Pudaria - Sumber Sari Kawasan Wisata Air Terjun Moramo 11,825,000,000 APBN PU KAB. KONSEL √

3 Peningkatan Jalan/Aspal Ruas Pudaria - Sumber Sari Kawasan Wisata Air Terjun Moramo 15,680,000,000 APBN PU KAB. KONSEL √

4 Rehabilitasi Jalan Setapak ke lokasi Air Terjun Kawasan Wisata Air Terjun Moramo 600,000,000 APBD PU KAB. KONSEL √

Pembangunan Dermaga Penyeberangan Kawasan Wisata Pulau Bokori, Saponda, Pulau Labengki
5 2,000,000,000 APBD PU SULTRA √
dan Pulau Hari

Pembangunan Pos Jaga (6 m x 6 m) Kawasan Wisata Pantai Batu Gong, Air Pnas Wawolasea, Air
6 1,200,000,000 APBD PU SULTRA √
Terjun Moramo, Pantai Toronipa dan Pantai Toronipa

Pembangunan Saluran Drainase Kawasan Wisata Pantai Batu Gong, Air Panas Wawolasea, Panai
7 10,350,000,000 APBN PU SULTRA √
Toronipa da Tanjung Taipa
Pembangunan Sarana Air Bersih Perpipaan Kawasan Wisata Pantai Batu Gong, Pantai Toronipa dan
8 4,500,000,000 APBD PU SULTRA √
Tanjung Taipa
Pembuatan Median Jalan Kawasan Wisata Air Panas Wawolesea, Pantai Watu Gong, Pntai Toronipa
9 1,750,000,000 APBD PU SULTRA √
dan Pntai Taipa
Pembuatan Tanggul Penahan Ombak, Keliling Pulau Kawasan Wisata Pulau Bokori, Saponda, Pulau
10 12,500,000,000 APBN PU SULTRA √
Labengki dan Pulau Hari
Penataan Lapangan Parkir (100 m' x 50 m') Kawasan Wisata Pantai Batu Gong, Panai Toronipa, P.
11 Bokori, P. Saponda, P. Labengki, P. Hari, Tanjung Taipa, Air Panas Wawolasea dan Air Terjun 12,000,000,000 APBN PU SULTRA √
Moramo
Peningkatan Jalan/Aspal (2 jalur) Gerbang Masuk Kawasan Wisata Air Panas Wawolesea, Pantai
12 5,600,000,000 APBD PU SULTRA √
Batu Gong dan Pantai Toronipa
Peningkatan Jalan/Aspal dalam kawasan wisata Air Panas Wawolesea,Pantai Batu Gong dan Pantai
13 11,200,000,000 APBN PU SULTRA √
Toronipa
Penyediaan Motor Angkutan Sampah Kawasan Wisata Pantai Batu Gong, Air Panas Wawolasea,
14 140,000,000 APBD PU SULTRA √
Patai Toronipa dan Tanjung Taipa

Penyiapan Bin Sampah Kawasan Wisata Pantai Batu Gong, Air Panas Wawolasea, Air Terjun
15 437,500,000 APBD PU SULTRA √
Moramo, Pantai Toronipa, P.Bokori, P.Saponda, P. Saponda,P. Hari, Tanjung Taipa

16 Pembuatan tugu pada setiap destinasi wisata 160,000,000 APBD PU SULTRA √

TOTAL 110,582,500,000
Identifikasi sumberdaya, Konservasi ekologi dan budaya
Identifikasi sumberdaya, Konservasi ekologi dan budaya
Kajian pengendalian pencemaran wilayah pesisir dalam Kawasan Strategis Pariwisata Maritim
17 404,000,000 APBD BLH √
Bahteramas (KSPMB)

18 Rencana Aksi pengembangan destinasi wisata tradisi dan seni budaya 200,000,000 APBD Dikmudora √

19 Rencana Aksi pengembangan destinasi wisata sejarah dan wisata religi 200,000,000 APBD Dikmudora √

Identifikasi potensi pengembangan wisata alam mangrove di Kawasan Strategis Pariwisata


20 327,000,000 APBD Dishut √
Maritim Bahteramas (KSPMB)
21 Percontohan pengembangan ekowisata bahari Teluk Staring 715,000,000 APBD Dispar √

22 Percontohan pengembangan desa wisata pesisir di Desa Labuan Beropa 715,000,000 APBD Dispar √

23 Identifikasi situs ekowisata bahari di Teluk Staring 199,000,000 APBD Dispar √

24 Identifikasi ODTW baru di Kawasan Strategis Pariwisata Maritim Bahteramas (KSPMB) 179,000,000 APBD Dispar √

Penyusunan data base situs selam di Kawasan Strategis Pariwisata Maritim Bahteramas
25 620,000,000 APBN Dispar √
(KSPMB)
Penyusunan data base situs wisata hobby (mancing ) di Kawasan Strategis Pariwisata Maritim
26 200,000,000 APBD Dispar √
Bahteramas (KSPMB)

27 Pengembangan Desa Wisata Binaan Perguran Tinggi di Desa Lalowaru dan Tanjung Tiram 1,600,000,000 APBD Dispar √

28 Identifikasi dan penerapan kearifan lokal dalam pengelolaan SDA untuk mendukung pariwisata 300,000,000 APBD Dispar √

Identifikasi potensi wisata pulau-pulau kecil di Kawasan Strategis Pariwisata Nasional (KSPN)
29 300,000,000 APBDP DKP √
Kendari dan Sekitarnya

30 Penyusunan Pedoman Wisata di Kawasan Konservasi Perairan Daerah (KKPD) 380,000,000 APBD DKP √

31 Strategi pengembangan pemanfaatan wisata bahari terintegrasi di KKPD 781,000,000 APBN DKP √

32 Identifikasi Potensi pengembangan wisata mamalia laut 200,000,000 APBD DKP √


Identifikasi status sumberdaya ikan di Kawasan Strategis Pariwisata Maritim Bahteramas
33 383,000,000 APBD DKP √
(KSPMB)
Penyusunan profil destinasi wisata di Kawasan Strategis Pariwisata Nasional (KSPN) Kendari
34 600,000,000 APBN Kemenpar √
dan Sekitarnya
TOTAL 8,303,000,000
Himpunan Ahli Pengelolaan Pesisir Indonesia
Sulawesi Tenggara
Inovasi dan Keunggulan
INOVASI DAN KEUNGGULAN

Riset pengembangan konektifitas nasional Kawasan Strategis Pariwisata Nasional


35 700,000,000 APBN Bappeda √
(KSPN) Kendari dan sekitarnya

36 Pengembangan artificial reef garden sebagai Marine Technopark di Pulau Bokori 1,200,000,000 APBDP Bappeda √

37 Riset pengelolaan habitat lobster sebagai obyek wisata bahari di teluk staring 525,000,000 APBD Barisda √

Kajian Lingkungan Hidup Strategis Kawasan Strategis Pariwisata Nasional (KSPN)


38 650,000,000 APBN BLH √
Kendari dan sekitarnya

Dampak Kegiatan Pariwisata terhadap Lingkungan Hidup di Kawasan Strategis


39 299,000,000 APBD BLH √
Pariwisata Maritim Bahteramas (KSPMB)

Dampak Kegiatan Pariwisata terhadap Budaya di Kwasan Strategis Pariwisata


40 299,000,000 APBD Dispar √
Maritim Bahteramas (KSPMB)

Dampak Kegiatan Pariwisata terhadap Sosial Ekonomi di Kawasan Strategis


41 299,000,000 APBD Dispar √
Pariwisata Maritim Bahteramas (KSPMB)

Pengembangan Penangkaran biota laut langka sebagai ODTW (kima di toil-toli,


42 525,000,000 APBD DKP √
lobster di Teluk Staring)

Strategi Pengembangan usaha perikanan budidaya untuk kegiatan minawisata di


43 250,000,000 APBD DKP √
Kawasan Strategis Pariwisata Maritim Bahteramas (KSPMB)

Percontohan Marine Technopark budidaya laut Tanjung Tiram Kabupaten Konawe


44 550,000,000 APBD DKP Konsel √
Selatan
Percontohan Marine Technopark budidaya laut di Boenaga Kabupaten Konawe
45 550,000,000 APBD DKP Konut √
Utara

46 Percontohan transplantasi lamun dan penangkaran Kuda Laut di Tanjung Tiram 780,000,000 APBD DKP Prov, Sultra √

TOTAL 6,627,000,000
Himpunan Ahli Pengelolaan Pesisir Indonesia
Sulawesi Tenggara

Pengadaan
PENGADAAN
47 Pengadaan kapal dive boat di kawasan strategis Pariwisata maritim bahteramas 1,000,000,000 APBD Dispar √

48 Pengadaan baju pelampung di kawasan strategis pariwisata maritim bahteramas 334,000,000 APBD Dispar √
Pengadaan mobeleur sarana prasarana wisata di kawasan strategis pariwisata maritim
49 1,750,000,000 APBD Dispar √
bahteramas
Pengadaan pakaian seragam pemandu wisata di kawasan strategis pariwisata maritim
50 190,000,000 APBD Dispar √
bahteramas
Pengadaan kapal wisata (bottom glass fiber) pesisir dan pulau-pulau kecil di kawasan
51 2,572,000,000 APBN Kemenpar √
strategis Pariwisata maritim bahteramas
Pengadaan kapal pemantau wisata (rescue boat) pesisir dan pulau-pulau kecil di kawasan
52 1,044,000,000 APBN Kemenpar √
strategis Pariwisata maritim bahteramas
Pengadaan peralatan penujang budaya tradisional di kawasan strategis pariwisata maritim
53 1,203,000,000 APBN Kemenpar √
bahteramas
54 Pengadaan computer unit di kawasan strategis Pariwisata maritim bahteramas 335,000,000 APBN Kemenpar √

55 Pengadaan listrik nelayan (solar cell) 500 unit di kawasan pariwisata maritim bahteramas 2,765,000,000 APBN Kementrian PU √
Pengadaan fasilitas kesahatan (posko dan alat-alat kesehatan) di kawasan pariwisata maritim
56 2,540,000,000 APBN Kesehatan √
bahteramas
57 Pengadaan kapal perintis antar pulau di kawasan strategis Pariwisata maritim bahteramas 1,107,000,000 APBN Perhubungan √
Pengadaan kapal pengangkut air bersih pulau-pulau kecil di kawasan strategis Pariwisata
58 1,030,000,000 APBN Perhubungan √
maritim bahteramas
59 Pengadaan bus wisata (5 unit) di kawasan strategis pariwisata maritim bahteramas 3,220,000,000 APBN Perhubungan √

60 Pengadaan peralatan komunikasi di kawasan strategis pariwisata maritim bahteramas 350,000,000 APBD Perhubungan √

61 Pengadaan teropong di kawasan strategis pariwisata maritim bahteramas 100,000,000 APBD Perhubungan √
Pengadaan kendaraan operasional pengelola wisata di kawasan strategis pariwisata maritim
62 3,000,000,000 APBN Perhubungan √
bahteramas
Pengadaan fasilitas internet dan echosounder disetiap kapal wisata, home stay dan cottage Perhubungan
63 433,000,000 APBD √
di kawasan strategis pariwisata maritim bahteramas Komininfo
Pengadaan penampung air (tower) di dalam kawasan strategis pariwsata maritim
64 212,000,000 APBD PU Sultra √
bahteramas
TOTAL 23,185,000,000
Himpunan Ahli Pengelolaan Pesisir Indonesia
Sulawesi Tenggara

Sarana dan Prasarana Wisata


SARANA DAN PRASARANA WISATA
Pembangunan sistem sanitasi berstandar internasional pada kawasan strategis APBD, Dinkes,
65 2,500,000,000 √
pariwisata maritim bahteramas APBN Kemenkes

66 Pengadaan peralatan selam pada kawasan strategis pariwisata maritim bahteramas 500,000,000 APBD Dispar √

Pembangunan Rambu2 wisata pada kawasan strategis pariwisata maritim


67 200,000,000 APBD Dispar √
bahteramas
68 Standarisasi Sarana dan Prasaranan wisata 100,000,000 APBD Dispar √
Pembangunan villa dan cottage pada kawasan strategis pariwisata maritim
69 1,100,000,000 APBN Kemenpar √
bahteramas
Perawatan dan peremajaan villa dan cottage pada kawasan strategis pariwisata
70 1,000,000,000 APBN Kemenpar √
maritim bahteramas

71 Pembangunan sarana ibadah pada kawasan strategis pariwisata maritim bahteramas 3,500,000,000 APBN Kemenpar √

Pembangunan sistem penerangan jalan berbasis solar cell dan bayu dalam kawasan
72 8,000,000,000 APBN Kemenpar √
wisata maritim.

Pembangunan sistem keran air siap minum (KASM) dengan proses desalinasi dan Kementrian
73 1,200,000,000 APBN √
reverse osmosis (RO) pada kawasan strategis pariwisata maritim bahteramas ESDM

Pembangunan percontohan desa wisata mandiri energi pada kawasan strategis Kementrian
74 900,000,000 APBN √
pariwisata maritim bahteramas ESDM

Pembangunan sistem pengamanan berbasis cctv pada kawasan strategis pariwisata Kementrian
85 300,000,000 APBN √
maritim bahteramas Perhubungan

Kementrian
76 Pembangunan pos pusat informasi 150,000,000 APBD Perhubungan √
dan Dispar

Pembangunan dan pengembangan home stay kawasan strategis pariwisata maritim Kementrian PU
77 1,600,000,000 APBN √
bahteramas dan Kemenpar

Pembangunan sarana agrominapasture pada kawasan strategis pariwisata maritim


78 900,000,000 APBN KPDT √
bahteramas.
TOTAL 21,950,000,000
Himpunan Ahli Pengelolaan Pesisir Indonesia
Sulawesi Tenggara

Promosi, Pemasaran dan Investasi


PROMOSI, PEMASARAN DAN INVESTASI

79 Pameran promosi pariwisata (Sultra Tourism Expo) dan Forum Investor 2,450,000,000 APBD Dispar √ √ √ √ √

Promosi Kawasan Wisata Maritim Strategis Bahteramas di DEEP Indonesia, dan Asia
80 1,430,000,000 APBD Dispar √ √ √ √ √
Dive Expo (ADEX) Singapura

81 Pembuatan buku panduan perjalanan dan profil ODTW wisata maritim bagi wisatawan 570,000,000 APBD Dispar √ √

82 Fasilitasi pembentukan forum / gabungan pengusaha wisata bahari di Sultra 540,000,000 APBD Dispar √

83 Pameran Promosi paket wisata maritim Bahteramas di Bali dan Jakarta 1,340,000,000 APBD Dispar √ √ √ √ √

84 Fasilitasi kerjasama insvestasi pariwisata maritim 827,000,000 APBD Dispar √ √


85 Pengembangan branding wisata maritim bahteramas 975,000,000 APBD Dispar √ √ √ √ √
86 Pengembangan strategi pemasaran wisata bahari Bahteramas 765,000,000 APBD Dispar √ √
87 Pengelolaan Tourist Information Center (TIC) 1,655,000,000 APBD Dispar √ √ √ √ √
88 Kajian Sistem dan Pola Investasi Wisata Maritim Bahteramas 660,000,000 APBD Dispar √ √

Fasilitasi pengembangan jaringan pemasaran nasional dan internasional bagi pelaku


89 785,000,000 APBD Dispar √ √ √ √ √
dan operator wisata maritime bahteramas

90 Lomba Desain Maskot Wisata maritim bahteramas 176,000,000 APBD Dispar √


91 Pemasangan iklan pariwisata maritim pada media elektronik 3,760,000,000 APBN Kemenpar √
92 Papan Informasi Peta Detail dan Profil setiap ODTW 1,110,000,000 APBN Kemenpar √

93 Dukungan acara festival wisata di setiap ODTW (Kalender Tahunan) 1,570,000,000 APBN Kemenpar √ √ √ √ √

94 Film dokumenter profil wisata bahari bahteramas 530,000,000 APBN Kemenpar √

95 Film dokumenter profil wisata bahari bahteramas setiap ODTW/Kawasan 925,000,000 APBN Kemenpar √

96 Standarisasi ODTW sesuai standar nasional 835,000,000 APBN Kemenpar √ √


TOTAL 20,903,000,000
Himpunan Ahli Pengelolaan Pesisir Indonesia
Sulawesi Tenggara

Sumberdaya Manusia Pariwisata Maritim


Sumberdaya Manusia Pariwisata Maritim
Studi kajian pelaku kegiatan budaya dan kearifan lokal untuk
97 340,000,000 APBD Dikmudora √ √
pengembangan dan pelestarian wisata bahari berbasis budaya

98 Kampanye dan Sosialisasi gerakan sadar wisata dan sapta pesona 735,000,000 APBD Dispar √ √ √ √ √

Fasilitasi Pembentukan Satuan Pengamanan dan Kesehatan Wisatawan di


99 370,000,000 APBD Dispar √ √
ODTW
100 Bimtek pemandu ekowisata maritime 310,000,000 APBD Dispar √ √
101 Bimtek standar pelayanan ekowisata maritim 340,000,000 APBD Dispar √ √
102 Bimtek ToT bagi Bahteramas Maritime Tourism Board 485,000,000 APBD Dispar √ √
103 Bimtek pemandu wisata minat khusus 365,000,000 APBD Dispar √ √
Dispar/Indag/
104 Fasilitasi kelembagaan industri kreatif dan kuliner 365,000,000 APBD √ √
Kop UMKM
Bimtek pemandu wisata perikanan tradisional dan minawisata di pulau-
105 385,000,000 APBD DKP √ √
pulau kecil
Bimtek konservasi pesisir dan pulau-pulau kecil untuk pengembangan
106 610,000,000 APBD DKP √ √
wisata bahari dan minawisata
107 Bimtek Pemandu Wisata Mangrove 680,000,000 APBN Kemenhut √ √ √ √ √
108 Bimtek operator dan biro perjalanan wisata maritim 520,000,000 APBN Kemenpar √ √
109 Bimtek Tour Guide dan Sertifikasi 820,000,000 APBN Kemenpar √ √ √ √ √
110 Bimtek Selam Dasar dan Sertifikasi 1,210,000,000 APBN Kemenpar √ √ √ √ √
111 Bimtek dan Sertifikasi Pemandu Wisata Selam (Dive Guide) 440,000,000 APBN Kemenpar √ √ √ √ √
112 Kajian standar pelayanan wisata maritim 410,000,000 APBN Kemenpar √ √
TOTAL 8,385,000,000

TOTAL KESELURUHAN 199,935,500,000


Himpunan Ahli Pengelolaan Pesisir Indonesia
Sulawesi Tenggara

Anda mungkin juga menyukai