Anda di halaman 1dari 66

KEMENTERIAN PERHUBUNGAN

DIREKTORAT JENDERAL PERHUBUNGAN UDARA

PERATURAN DIREKTUR JENDERAL PERHUBUNGAN UDARA


NOMOR: KP 635 TAHUN 2015

TENTANG

STANDAR PERALATAN PENUNJANG PELAYANAN DARAT


PESAWAT UDARA (GROUND SUPPORT EQUIPMENT/GSE)
DAN KENDARAAN OPERASIONAL YANG BEROPERASI DI SISI UDARA

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

DIREKTUR JENDERAL PERHUBUNGAN UDARA,

Menimbang : a. bahwa dalam Pasal 14 ayat (1) Peraturan Menteri


Perhubungan Nomor 77 tahun 2015 tentang
Standarisasi dan Sertifikasi Fasilitas Bandar Udara,
diatur tentang standar teknis, standar kebutuhan dan
standar kelaikan.

b. Bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana


dimaksud pada huruf a, perlu menetapkan Peraturan
Direktur Jenderal Perhubungan Udara tentang Standar
Peralatan Penunjang Pelayanan Darat Pesawat Udara
(Ground Support Equipment/GSE) dan Kendaraan
Operasional Yang Beroperasi Di Sisi Udara.

Mengingat : 1. Undang-undang Nomor 1 Tahun 2009 tentang


Penerbangan (Lembaran Negara Republik Indonesia
Tahun 2009 Nomor 1, Tambahan Lembaran Negara
Republik Indonesia Nomor 4956);
2. Peraturan Pemerintah Nomor 40 Tahun 2012 tentang
Pembangunan dan Pelestarian Lingkungan Bandar
Udara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun
2012);

3. Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 7 Tahun


2015 tentang Organisasi Kementerian Negara (Lembaran
Negara Republik Indonesia Tahun 2015 Nomor 8);
4. Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 40 Tahun
2015 tentang Kementerian Perhubungan;
5. Peraturan Menteri Perhubungan Nomor KM 60 Tahun
2010 Tentang Organisasi dan Tata Kerja Kementeri
Perhubungan sebagaimana telah diubah dengan
Peraturan Menteri Perhubungan Nomor KM 68 Tahun
2013;

6. Peraturan Menteri Perhubungan Nomor 30 tahun 2015


tentang Pengenaan Sanksi Administratif Terhadap
Pelanggaran Peraturan Perundang-Undangan Di Bidang
Penerbangan;
7. Peraturan Menteri Perhubungan Nomor PM 55 Tahun
2015 Tentang Peraturan Keselamatan Penerbangan Sipil
(PKPS) Bagian 139 Bandar Udara (Civil Aviation Safety
Regulation/CASR Part 139 Aerodrome);
8. Peraturan Menteri Perhubungan Nomor PM 56 Tahun
2015 Tentang Kegiatan Pengusahaan di Bandar Udara;
9. Peraturan Menteri Perhubungan Nomor PM 77 Tahun
2015 Tentang Standarisasi dan Sertifikasi Fasilitas
Bandar Udara;

10. Peraturan Menteri Perhubungan Nomor PM 174 Tahun


2015 Tentang Pembatasan Usia Peralatan Penunjang
Pelayanan Darat Pesawat Udara (Ground Support
Equipment/GSE) dan Kendaraan Operasional Yang
Beroperasi di Sisi Udara.

MEMUTUSKAN

Menetapkan : PERATURAN DIREKTUR JENDERAL PERHUBUNGAN


UDARA TENTANG PERALATAN PENUNJANG PELAYANAN
DARAT PESAWAT UDARA (GROUND SUPPORT
EQUIPMENT/GSE) DAN KENDARAAN OPERASIONAL YANG
BEROPERASI DI SISI UDARA.

Pasal 1

Dalam Keputusan ini yang dimaksud dengan :


1. Bandar udara adalah kawasan di daratan dan/atau
perairan dengan batas-batas tertentu yang digunakan
sebagai tempat pesawat udara mendarat dan lepas landas,
naik turun penumpang, bongkar muat barang, dan tempat
perpindahan intra dan antar moda transportasi, yang
dilengkapi dengan fasilitas keselamatan dan keamanan
penerbangan, serta fasilitas pokok dan fasilitas penunjang
lainnya;

2. Penyelenggara Bandar Udara adalah unit penyelenggara


bandar udara, badan usaha bandar udara dan/atau badan
hukum Indonesia yang mengoperasikan bandar udara.

3. Keselamatan penerbangan adalah suatu keadaan


terpenuhinya persyaratan keselamatan dalam
pemanfaatan wilayah udara, bandar udara, angkutan
udara, navigasi penerbangan, serta fasilitas penunjang dan
fasilitas umum lainnya.

4. Kawasan keselamatan operasi penerbangan adalah wilayah


daratan dan/atau perairan dan ruang udara di sekitar
bandar udara yang dipergunakan untuk kegiatan operasi
penerbangan dalam rangka menjamin keselamatan
penerbangan;
5. Peralatan bandar udara adalah semua fasilitas dan
peralatan baik di dalam maupu di luar batas-batas bandar
udara, yang dibangun atau dipasang (diinstalasi) dan
dipelihara untuk tujuan melayani kedatangan,
keberangkatan, dan pergerakan pesawat udara di
permukaan, termasuk pelayanan darat pesawat udara;

6. Peralatan Penunjang Pelayanan Darat Pesawat Udara


(Ground Support Equipment/GSE) adalah peralatan bantu
yang dipersiapkan untuk keperluan pesawat udara dan
penumpang di darat pada saat kedatangan dan/atau
keberangkatan, pemuatan dan/atau penurunan
penumpang, kargo, pos;

7. Kendaraan sisi udara adalah semua kendaraan yang


beroperasi di sisi udara yang digunakan untuk keperluan
penunjang operasi bandar udara dan penunjang operasi
pesawat udara.

8. Standar spesifikasi teknis adalah pedoman kemampuan


unjuk kerja peralatan untuk dinyatakan laik operasi;'

9. Standar kelaikan adalah pedoman terpenuhinya


persyaratan standar teknis minimal peralatan untuk dapat
beroperasi;

10. Sisi darat adalah wilayah bandar udara yang tidak


langsung berhubungan dengan kegiatan operasi
penerbangan;

11. Sisi udara adalah bagian dari bandar udara dan segala
fasilitas penunjangnya yang merupakan daerah bukan
publik dimana setiap orang, barang, dan kendaraan yang
akan memasukinya wajib melalui pemeriksaan keamanan;

12. Menteri adalah Menteri yang bertanggung jawab di bidang


penerbangan;

13. Direktur Jenderal adalah Direktur Jenderal Perhubungan


Udara.

14. Direktur adalah Direktur Bandar Udara.


" '

Pasal 2

Peralatan penunjang pelayanan darat pesawat udara (Ground


Support Equipment/GSE) dan kendaraan operasional yang
beroperasi sisi udara terdiri dari :

a. Motorized, terdiri dari :


1) Towbarless Tractor (TBT);
2) Aircraft Towing Tractor (ATT);
3) Baggage Towing Tractor (BTT);
4) Conveyor Belt Loader (CBL);
5) Lower, Upper Deck Loader (HLL);
6) Main Deck Loader (MDL);
7) Passenger Boarding Stairs (PBS);
8) Lavatory Service Truck/ Cart (LST/LSC);
9) Water Service Truck/ Cart) (WST/ WSC);
10) Air Conditioning Unit (ACU);
11) Ground Power Unit (GPU);
12) Air Starter Unit (ASU);
13) Gas Turbine Compressor (GTC);
14) Apron Passenger Bus (APB);
15) Incapacitated Passenger Loading Vehicle (IPL);
16) High Lift Catering Truck (HCT);
1 7) Catering Truck (CTT);
18) Cargo Transporter Loader (CTL);
19) Refueling De-refueling Truck (RDT);
20) Fuel Hydrant Dispencer Truck (HDT);
21) Aircraft Cleaning Equipments (ACE);
22) Portable Genset (P-GNS);
23) Pallet Conveyor Handling System (PCHS);
24) Forkliftfor Loading Aircraft Lower Deck (FLT);
25) Ground Support System, terdiri dari:
a) GSS-Air Conditioning;
b) GSS-Ground Power;
c) GSS- Air Starting;
d) GSS- Lavatory Service;
e) GSS- Water Service;
f) GSS- Gas Turbine Compressor;
g) GSS- Fuel Supply; dan
26) Kendaraan yang beroperasi di sisi udara (Airside
Operations Vehicle/AOV);

b. Non Motorized, terdiri dari:


1) Baggage Cart (BCT);
2) Container Dollies (CDL);
3) Pallet Dollies (PDL);
4) Towed Passenger Stair (TPS);
5) Airside Aircraft Inspection Stair (AAIS);
6) Baggage Sliding Bridge (BSB);
7) Aircraft Towing Bar (ATB);
8) Aircraft Wheel Chocks (AWC);
9) Passenger Wheel Chair (PWC);
10) Aircraft Tail Jack (ATJ);dan
11) Aircraft Passenger Canopy (APC).
Pasal3

Standar spesifikasi teknis peralatan penunjang pelayanan darat


pesawat udara (Ground Support Equipment/GSE) dan kendaraan
operasional sisi udara tercantum dalam Lampiran Peraturan
mi.

Pasal4

Setiap peralatan yang diproduksi di dalam negeri maupun di luar


negeri harus melengkapi unit dengan name plate yang memuat
identifikasi peralatan, sebagai berikut:

a. Merek/nama produsen;
b. Type /model;
c. Serial number;
d. Tahun pabrikasi; dan
e. Informasi kemampuan unit.

Pasal5

(1) Peralatan Penunjang Pelayanan Darat Pesawat Udara


(Ground Support Equipment/GSE) dan kendaraan
operational sisi udara yang dapat beroperasi di wilayah
Republik Indonesia harus memenuhi standar kelaikan dan
batasan usia peralatan.

(2) Standar kelaikan sebagaimana dimaksud pada ayat (1)


harus memenuhi standar spesifikasi teknis.

Pasal 6

(1) Usia peralatan sebagaimana dimaksud pada Pasal 5 ayat (1),


tidak lebih dari batas usia pemakaian peralatan.

(2) Usia pemakaian peralatan sebagaimana dimaksud pada ayat


(1) dihitung sejak tahun pembuatan peralatan.

Pasal 7

Dengan berlakunya Peraturan ini maka peralatan penunjang


pelayanan darat pesawat udara (Ground Support
Equipment/GSE) dan kendaraan operasional sisi udara
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2 yang telah ada dan
beroperasi tetap dapat dioperasikan, namun apabila terdapat
peralatan yang belum memenuhi persyaratan standar kelaikan,
maka harus menyesuaikan paling lambat 6 (enam) bulan sejak
peraturan ini ditetapkan.
Pasal 8

Pada saat peraturan ini berlaku, Peraturan Direktur


Jenderal Perhubungan Udara Nomor: SKEP/91/IV/2008
tentang Peralatan Penunjang Pelayanan Darat Pesawat
Udara (Ground Support Equipment) dicabut dan dinyatakan
tidak berlaku.

Pasal 9

Direktur dan Kepala Kantor melaksanakan pengawasan


terhadap pelaksaaan Peraturan ini.

Pasal 10

Keputusan ini mulai berlaku pada tanggal ditetapkan.

Ditetapkan di : JAKARTA
Padatanggal : 16 November 2015

DIREKTUR JENDERAL PERHUBUNGAN UDARA

TTD

SUPRASETYO

SALINAN Peraturaninidisampaikankepada:

1. Menteri Perhubungan Republik Indonesia;


2. Sekretaris Jenderal, Kementerian Perhubungan;
3. Inspektur Jenderal Kementerian Perhubungan;
4. Sekretaris Direktorat Jenderal Perhubungan Udara;
5. Para Direktur di Lingkungan Direktorat Jenderal Perhubungan Udara;
6. Para Kepala Otoritas Bandar Udara;
7. Para Kepala Bandar Udara UPBU Direktorat Jenderal Perhubungan
Udara;
8. DirekturUtama PT. AngkasaPura I (persero);
9. DirekturUtama PT. AngkasaPura II (persero); dan
10. Para Kepala Bandar Udara Khusus yang melayani penerbangan sipil.

Salinan sesuai dengan aslinya

KEPALAm&AN HyKUM DAN HUMAS,

HARJO
I / (IV/b)
8 199003 1 001
^^^^^

Lampiran Peraturan Direktorat Jenderal Perhubungan Udara


Nomor : KP 635 Tahun 2015
Tanggal : 16 November 2015

PERSYARATAN UMUM
PERALATAN PENUNJANG PELAYANAN DARAT PESAWAT UDARA
(GROUND SUPPORT EQUIPMENT/GSE) DAN
KENDARAAN OPERASIONAL SISI UDARA

MOTORIZED
Peralatan motorized adalah peralatan bantu yang dipersiapkan untuk keperluan
pesawat udara di darat yang pengoperasian atau mobilisasinya dilengkapi dengan
penggerak mesin.
1. Mesin
Mesin penggerak untuk peralatan motorized hanya diizinkan menggunakan
jenis diesel maksimum standar Euro 3 atau penggerak listrik.
2. Desain
a. desain peralatan motorized yang dikemudikan harus mengikuti kaidah-
kaidah pengoperasian kendaraan yang beroperasi di Indonesia.
b. desain peralatan motorized harus memenuhi peraturan-peraturan
penerbangan sipil di Indonesia.
c. desain peralatan harus memberikan kemudahan untuk dapat
dioperasikan oleh 1 (satu) orang.
d. desain peralatan harus memberikan kemudahan untuk mobilisasi dan
demobilisasi serta memudahkan perawatan.
e. untuk peralatan penarik dan pendorong, desain toweye pada unit
peralatan motorized harus sesuai dengan desain pesawat yang dilayani.
3. Material
a. seluruh komponen peralatan harus dipilih dari bahan-bahan yang
berkualitas, dan harus tetap dipertahankan seperti kondisi spesifikasi
standar pabrikan.
b. material yang digunakan harus dari bahan yang tahan terhadap karat.
c. rangka dan bodi unit harus diberi perlindungan anti karat dan dicat.
4. Bodi
a. setiap komponen exterior dan interior peralatan harus rapih, terpasang
dengan kuat pada posisinya dan tidak ada yang bersudut tajam.
b. jenis kaca yang digunakan untuk bagian depan, belakang, pintu dan
jendela harus tempered, transparan (kaca film hanya diizinkan maksimum
20 %), tidak menghambat visibilitas dan bebas distorsi.
c. setiap unit kendaraan harus dilengkapi dengan logo operator yang
diletakkan pada 2 (dua) bagian sisi yang mudah terlihat dengan ukuran
maksimum 30 x 30 cm.
5. Warna
Untuk memberikan kemudahan penglihatan obyek di sisi udara pada kondisi
visibility rendah, maka unit peralatan/kendaraan yang beroperasi di sisi
udara harus dicat dengan dominasi warna terang kecuali alat pemadam api,
dan harus dipasang scotlight pada masing-masing sisi.
6. Environment
a. tingkat kebisingan (noise level) dari peralatan tidak boleh melebihi 85 dBA
pada jarak 4,6 m(15 ft) dari perimeter (sekeliling) dan pada ketinggian 1,5
m (5 ft) di atas permukaan tanah.
b. emisi gas buang harus memenuhi Peraturan Menteri Negara Lingkungan
Hidup No. 05 Tahun 2006 dan Peraturan Menteri Negara Lingkungan
Hidup No. 04 Tahun 2009.
c. tidak boleh terdapat kebocoran minyak atau pelumas (oli) pada bagian
manapun pada kendaraan atau peralatan GSE.
7. Sistem kelistrikan
a. tegangan yang digunakan harus 220 Volt mengikuti standar yang berlaku
di Indonesia.
b. kabel listrik harus diletakkan di dalam harness yang tertutup dan harus
direncanakan dengan baik untuk memberikan perlindungan maksimum
dari goresan, percikan air, oli, bahan bakar dan panas yang berlebihan.
c. Seluruh sistim kelistrikan peralatan yang digunakan untuk menangani
bahan bakar pesawat udara, harus explosion proof.
d. semua sambungan listrik harus mudah dijangkau dan diberi kode dengan
tanda untuk memudahkan perbaikan dan perawatan.
e. peralatan kontrol dan indikator pada unit harus diberi kode sesuai dengan
fungsi dan harus kedap air (tahan dalam segala cuaca).
f. peralatan kontrol elektrik dan elektronik harus dilengkapi dengan sistem
proteksi terhadap interferensi elektromagnetik sehingga mampu mencegah
beroperasinya peralatan secara tidak sengaja.
g. peralatan kontrol elektrik dan elektronik harus dilengkapi dengan
perlindungan terhadap sambaran petir.
h. setiap peralatan motorized harus dilengkapi dengan sistem pencahayaan
dan lampu indikasi yang cukup untuk memastikan keselamatan operasi.
i. setiap peralatan motorized yang bergerak untuk dikemudikan harus
dilengkapi dengan :
1) lampu penerangan untuk malam hari, baik lampu besar maupun
lampu kecil.
2) lampu tanda belok (lampu sein), warna nyala kuning terang berkedip.
3) lampu rem warna nyala merah.
4) bel (horn).
j. setiap pull battery harus diberi perlindungan dari bahaya hubung singkat.
8. Fitur Keselamatan
a. harus dilengkapi pompa darurat dan yang dapat dioperasikan secara
manual apabila unit mengalami gangguan pada sistim hidrolis.
b. unit harus dilengkapi dengan sistem keselamatan dan peringatan pada
saat beroperasi (transmission, parking brake, power take off/PTO, lifting
work platform, dan Iain-lain).
c. kaca spion kiri dan kanan dan/ atau kamera CCTV di belakang.
d. rem kaki (sevice brake), rem tangan atau interlock system untuk menjaga
pergerakan unit kendaraan pada saat rem diaktifkan.
e. Ruang kemudi berkabin harus dilengkapi dengan windshield washer.
f. panel indikator.
g. Tanda dilarang merokok yang mudah terlihat.
h. lampu kerja (working light).
i. petunjuk pengoperasian singkat harus di tempel atau diletakkan dekat
pada alat kontrol.

9. Name Plate
Untuk kepentingan identifikasi peralatan, unit harus dilengkapi dengan name
plate yang memuat informasi minimal antara lain:
a. pabrikan pembuat peralatan;
b. merk;
c. tipe/model;
d. nomor inventaris;
e. nomor seri;
f. tahun pabrikasi;
g. daya atau kapasitas (kemampuan peralatan sesuai peruntukannya);
h. informasi lainnya seperti : berat, kecepatan maksimum dll.

10. Panel Indikator


Panel indicator minimal yang harus tersedia antara lain :
a. charging system (ampere meter atau volt meter);
b. pengukur tekanan oli mesin;
c. pengukur tekanan oli hidrolik;
d. pengukur temperatur pendingin mesin;
e. pengukur kecepatan (spedometer);
f. petunjuk RPM mesin;
g. hourmeter;
h. fuel meter.

11. Tow Hitch


a. unit model cart atau trailerharus dilengkapi tow hitch pada bagian depan.
b. untuk peralatan GSE yang menggunakan tow bar (batang penarik), harus
dapat dilipat.
12. Cabin
Untuk unit motorized yang berkabin tertutup harus dilengkapi dengan
windshield washers.
13. Perangkat keselamatan (safety devices) harus meliputi :
a. tombol emergency stop.
b. parking brake dan/atau wheel chocks yang mampu menahan gerakan
maju atau mundur pada beban penuh saat berhenti pada kemiringan 4
atau (7 %).
c. minimal 1 (satu) buah Alat Pemadam Api Ringan ukuran minimal 5 kg,
kecuali ditentukan lain dalam spesifikasi setiap peralatan baik jumlah
maupun ukurannya.
d. jika diizinkan penggunaan kendaraan berbahan bakar bensin, maka
saluran gas buangnya harus dipasang flame trap.
e. lampu halangan (obstacle light) warna kuning berkedip atau rotary
intesitas rendah dengan kecepatan 60-90 kedipan per menit), dipasang
permanen dan tidak terhalang (dapat dilihat 360).

14. Usia Peralatan

a. Batas maksimum usia penggunaan peralatan adalah selama 15 (lima


belas) tahun untuk jenis peralatan sebagai berikut :
1) Towbarless Tractor (TBT);
2) Aircraft Towing Tractor (ATT);
3) Baggage Towing Tractor (BTT);
4) Lower, Upper Deck Loader (HLL);
5) Main Deck Loader (MDL);
6) Incapacitated Passenger Loading Vehicle (IPL);
7) Cargo Transporter Loader (CTL);
8) Refueling De-refueling Truck (RDT);
9) Fuel Hydrant Dispencer Truck (HDT);
10) Apron Passenger Bus (APB);
11) High Lift Catering Truck (HCT);
12) Passenger Boarding Stairs (PBS);
13) Ground Power Unit (GPU);
14) Air Starter Unit (ASU);
15) Air Conditioning Unit (ACU);
16) Conveyor Belt Loader (CBL);
17) Forkliftfor Loading Aircraft Lower Deck (FLT);
18) Lavatory Service Truck (LST);
19) Water Service Truck (WST); dan
20) Heli Dollies (HDL).

b. Batas maksimum usia penggunaan peralatan adalah selama 10 (sepuluh)


tahun untuk jenis peralatan sebagai berikut:
1) Kendaraan yang beroperasi di sisi udara (Airside Operations
Vehicle/AOV);
2) Crew Transportation Vehicle (CTV);
3) Catering Truck (CTT);
4) Aircraft Cleaning Equipments (ACE);
5) Portable Genset (P-GNS);
6) Lavatory Service Cart (LSC); dan
7) Water Service Cart (WSC).

15. Pengoperasian
Peralatan atau kendaraan motorized hanya dioperasikan di sisi udara, kecuali
ditentukan lain dalam Peraturan ini.

B. NON MOTORIZED

Peralatan non-motorized adalah peralatan bantu yang dipersiapkan untuk


keperluan pesawat udara di darat yang pengoperasian atau mobilisasinya tidak
dilengkapi dengan penggerak mesin.

1. Desain

a. desain peralatan non-motorized harus memenuhi kaidah-kaidah peralatan


yang beroperasi di sisi udara.
b. desain peralatan non-motorized harus memenuhi peraturan-peraturan
penerbangan sipil di indonesia.
c. desain peralatan non-motorized harus memberikan kemudahan untuk
dapat dioperasikan oleh 1 (satu) orang.
d. desain peralatan non-motorized harus memberikan kemudahan untuk
mobilisasi dan demobilisasi serta memudahkan perawatan.
e. desain bar harus sesuai dengan desain tow eye pada peralatan penarik.

2. Material

Material unit harus memenuhi ketentuan:

a. seluruh komponen peralatan harus dipilih dari bahan-bahan yang


berkualitas, dan harus tetap dipertahankan seperti kondisi spesifikasi
standar pabrikan.
b. material yang digunakan harusdari bahan yang tahan terhadap karat.
c. rangka dan bodi unit harus diberi perlindungan anti karat dan dicat.

3. Bodi

a. rangka bodi harus dibuat mampu menahan beban 15% diatas beban yang
direncanakan, selain bebannya sendiri.
b. masing-masing sudut bodi terluar tidak boleh tajam dan harus dipasang
karet pelindung benturan.
c. jenis karet pelindung sebagaimana dimaksud pada butir b tidak boleh
merusak bodi pesawat.

4. Warna

Untuk memberikan kemudahan penglihatan peralatan di sisi udara pada


kondisi visibility rendah, maka unit harus dicat dengan dominasi warna
terang kecuali alat pemadam api dan harus dipasang scotlight pada masing-
masing sisi.

5. Name Plate
Untuk kepentingan identifikasi peralatan, unit harus dilengkapi dengan name
plate yang memuat informasi minimal antara lain:
a. merek atau pabrikan pembuat peralatan;
b. negara asal;
c. tipe/model;
d. nomor inventaris;
e. nomor seri;
f. tahun pembuatan; dan
g. kapasitas: daya, kemampuan angkut maksimum.

6. Perangkat Keselamatan (safety devices)


Unit harus dilengkapi dengan parking brake atau wheel chocks yang mampu
menahan gerakan maju atau mundur pada beban penuh saat berhenti pada
kemiringan 4 atau (7 %).

7. Usia Kelaikan Peralatan

a. Batas usia maksimum penggunaan peralatan selama 15 tahun untuk jenis


peralatan sebagai berikut :
1) Container Dollies (CDL);
2) Pallet Dollies (PDL);
3) Aircraft Towing Bar (ATB);dan
4) Aircraft Tail Jack (ATJ).

b. Batas usia maksimum penggunaan peralatan selama 10 tahun untuk jenis


perlatan sebagai berikut :
1) Baggage Cart (BCT);
2) Towed Passenger Stair (TPS);
3) Airside Aircraft Inspection Stair (AIS);
4) Baggage Sliding Bridge (BSB);
5) Aircraft Wheel Chock (AWC);
6) Passenger Wheel Chair (PWC); dan
7) Aircraft Passenger Canopy (APC).

8. Pengoperasian
Peralatan atau kendaraan non-motorized hanya dioperasikan di sisi udara,
kecuali ditentukan lain dalam Peraturan ini.
PERSYARATAN KHUSUS

PERALATAN PENUNJANG PELAYANAN DARAT PESAWAT UDARA


(GROUND SUPPORT EQUIPMENT/GSE) DAN
KENDARAAN OPERASIONAL SISI UDARA

A. MOTORIZED

1. TOWBARLESS TRACTOR (TBT)

1.1 Kategori unit ditentukan sesuai dengan berat pesawat udara sebagai
berikut :

a. Kategori 1 : Pesawat yang beratnya < 50.000 kg


b. Kategori 2 : Pesawat yang beratnya > 50.000 kg dan < 150.000 kg
c. Kategori 3 : Pesawat yang beratnya >150.000 kg dan < 260.000 kg
d. Kategori 4 : Pesawat yang beratnya >260.000 kg dan < 400.000 kg
e. Kategori 5 : Pesawat yang beratnya > 400.000 kg

1.2 Berat traktor untuk masing - masing kelas sesuai dengan kategori
sebagai berikut :
a. Kategori 1 : Berat traktor < 4.000 kg
b. Kategori 2 : Berat traktor > 4.000 kg dan < 12.000 kg
c. Kategori 3 : Berat traktor > 12.000 kg dan < 18.000 kg
(four wheel drive)
d. Kategori 4 : Berat traktor >18.000kg dan < 40.000 kg
(four wheel steering dan four wheel drive)
e. Kategori 5 : Berat traktor > 40.000 kg dan < 60.000 kg
(four wheelSteering dan four wheel drive).
1.3 Struktur dan ukuran unit harus memenuhi ketentuan :
a. Semua ukuran harus seminimal mungkin (standar pabrikan) sesuai
dengan kategori pesawat yang dilayani.
b. Struktur harus memiliki rangka dengan empat roda yang sesuai
dengan mesin utama, sistem transmisi dan kabin operator.
c. Titik terendah struktur (ground clearance) tidak boleh kurang dari 200
mm (> 200 mm) di atas permukaan tanah atau aspal.
d. Tow hitch untuk pesawat harus tersedia di bagian tengah pada setiap
ujung traktor.
e. Jacking points harus disediakan dan dapat dengan mudah
teridentifikasi.

1.4 Transmisi harus menggunakan sistim otomatis (automatic power shift


transmission).

1.5 Sistem kemudi (steering) harus dilengkapi dengan power steering


(hydraulic power system/electronic control).

1.6 Kabin harus didesain kedap suara, dan dilengkapi dengan air
conditioning.

1.7 Unit dilengkapi dengan head lamp pada bagian depan dan belakang.
1.8 Unit dilengkapi CCTVuntuk memonitor operasi dari dalam kabin.

1.9 Unit dilengkapi dengan automatic chasis lubrication system.

1.10 Maksimum cradle capacity sama dengan aircraft nose wheel weight.

1.11 Pilihan :

a. pemberat tambahan
b. kabin operator yang dapat naik turun (menyesuaikan)
c. sensor atap pada kabin yang dapat menyesuaikan
d. kabin dilengkapi dengan jendela atap
e. sistem kemudi pada bagian depan
f. sistem kemudi pada bagian belakang
g. dilengkapi kabin pada kemudi belakang
h. sistem 4 wheel co-ordinated

i. power steering pada ke empat roda


j. dilengkapi dengan crab steering
k. dilengkapi dengan steering roda belakang
1. dilengkapi dengan ground power unit
m. sistem komunikasi dengan pesawat, ground control dan tower
n. dongkrak hidrolik integral
o. sistem penyejuk udara (air conditioning)
p. parking brake interlock system untuk menjaga pergerakan traktor
pada saat rem diaktifkan.
q. pompa darurat untuk pompa steering elektrik.
r. tempat duduk operator dengan suspensi yang nyaman.
s. sistem suspensi depan dan belakang
t. dilengkapi sistem pencucian kaca depan
u. dilindungi cat yang tahan terhadap segala cuaca
v. dilengkapi tempat penyimpanan wheel chock
w. rearview mirror

1.12 Pengoperasian
a. Towbarless Tractor (TBT) hanya boleh dioperasikan sesuai dengan
peruntukan dan kapasitasnya.
b. Selama pengoperasian di sisi udara kendaraan harus menyalakan
lampu obstacle (yellow rotary/flashing light).
c. Selama standby menunggu waktu service, mesin kendaraan harus
dimatikan dan parking brake pada posisi aktif.

2. AIRCRAFT TOWING TRACTOR (ATT)

2.1 Kategori unit ditentukan sesuai dengan berat pesawat udara, yaitu
sebagai berikut :
a. Kategori 1 : Berat pesawat < 50.000 kg
b. Kategori 2 : Berat pesawat > 50.000 kg dan < 150.000 kg
c. Kategori 3 : Berat pesawat >150.000 kg dan < 260.000 kg
d. Kategori 4 : Berat pesawat >260.000 kg dan < 400.000 kg
e. Kategori 5 : Berat pesawat > 400.000 kg

2.2 Berat traktor untuk masing - masing kelas sesuai dengan kategori
sebagai berikut :
a. Kategori 1 : Berat traktor < 4.000 kg
b. Kategori 2 : Berat traktor > 4.000 kg dan < 12.000 kg
c. Kategori 3 : Berat traktor >12.000 kg dan < 18.000 kg
(four wheel drive)
d. Kategori 4 : Berat traktor >18.000 kg dan < 40.000 kg
(four wheel steering dan four wheel drive)
e. Kategori 5 : Berat traktor > 40.000 kg dan < 60.000 kg
(four wheel steering dan four wheel drive).

2.3 Struktur dan ukuran unit harus memenuhi ketentuan :

a. Semua ukuran harus diusahakan seminimal mungkin (standar


pabrikan) sesuai dengan kategori pesawat yang dilayani.
b. Struktur harus memiliki rangka empat roda yang sesuai dengan
mesin utama, sistem transmisi dan kabin operator.
c. Titik terendah struktur (ground clearance) tidak boleh kurang dari
200 mm (> 200 mm) di atas permukaan tanah atau aspal.
d. Tow hitch untuk pesawat harus tersedia di bagian tengah pada setiap
ujung traktor.
e. Jacking points harus disediakan dan mudah teridentifikasi.

2.4 Transmisi harus menggunakan sistim otomatis (automatic power shift


transmission).

2.5 Jika menggunakan differential (gardan) sebagai pemindah gigi akhir,


maka harus dari jenis heavy duty khusus untuk traktor pendorong yang
menghasilkan momen puntir yang besar.

2.6 Sistem kemudi (steering) harus dilengkapi dengan power steering


(hydraulic power system/electronic control).

2.7 Pilihan :

a. Pemberat Tambahan;
b. Kabin operator yang dapat naik turun (menyesuaikan);
c. Sensor atap pada kabin yang dapat menyesuaikan;
d. Kabin dilengkapi dengan jendela atap;
e. Power steering pada ke empat roda;
f. Dilengkapi dengan crab steering;
g. Dilengkapi dengan steering roda belakang;
h. Dilengkapi dengan ground power unit;
i. Dongkrak hidrolik integral;
j. Sistem penyejuk udara (air conditioning);
k. Parking brake interlock system untuk menjaga pergerakan traktor
pada saat rem diaktifkan;
1. Pompa darurat untuk pompa steering elektrik;
m. Tempat duduk operator dengan suspensi yang nyaman;
n. Sistem suspensi depan dan belakang;
o. Dilengkapi sistem pencucian kaca depan;
p. Rearview mirror.

2.8 Pengoperasian
a. Aircraft Towing Tractor hanya boleh dioperasikan sesuai dengan
peruntukan dan kapasitasnya.
b. Selama pengoperasian kendaraan harus menyalakan lampu obstacle
(yellow rotary/flashing light).
c. Selama standby menunggu waktu towing, mesin kendaraan harus
dimatikan dan parking brake pada posisi aktif.
d. Selama mobilisasi towing bar harus diletakkan di bagian belakang
Aircraft Towing Tractor.
e. Pada saat parkir, posisi towbar harus dilepas dari unit Aircraft
Towing Tractor.

3. BAGGAGE TOWING TRACTOR (BTT)

3.1 Struktur dan ukuran unit memenuhi ketentuan :


a. Rangka yang digunakan untuk posisi operator harus disesuaikan
dengan tow hitch belakang ;
b. Ukuran unitharus diusahakan pada ukuran minimal (standar
pabrikan) sesuai dengan pesawat yang dilayani;
c. Struktur terendah (ground clearance) tidak boleh kurang dari 150
mm (> 150 mm) di atas permukaan tanah.

3.2 Kemampuan (draw bar pull) traktor minimal 1.000 kg.

3.3 Sistim kemudi dan transmisi harus memenuhi ketentuan :


a. Sistem kemudi (steering) harus dilengkapi dengan power steering
(hydraulic power system).
b. Sistem transmisi dapat menggunakan jenis manual transsmission
atau automatic transmission (power shift transmission).

3.4 Penggunaan differential (gardan) sebagai pemindah gigi akhir, harus dari
jenis heavy duty khusus untuk traktor penarik yang menghasilkan
momen puntir yang besar.

3.5 Untuk mobilisasi unit harus tersedia perangkat tow eye belakang yang
disesuaikan terhadap leveling dari tow bar peralatan dan harus
dilengkapi dengan pin.

3.6 Tow hitch harus dapat dilihat dari tempat duduk operator

3.7 Pilihan

a. Kapasitas towing atau stoping lebih dari 10.000 kg.


b. tinggi keseluruhan seminimal mungkin.

10
c. dilengkapi kabin yang memiliki jangkauan pandangan yang luas dan
dapat melihat langsung posisi tow hitch belakang.
d. pengoperasian tow hitch dapat dilakukan dari kursi operator.
e. dilengkapi tow hitch depan.
f. penambahan level tow hitch.
g. dilengkapi bumper pada bagian depan.
h. dilengkapi tempat bagasi tambahan.
i. pintu geser.
3.8 Pengoperasian
a. Baggage Towing Tractor hanya boleh dioperasikan sesuai dengan
peruntukan dan kapasitasnya
b. Selama pengoperasian Baggage Towing Tractor harus menyalakan
lampu obstacle (yellow rotary/flashing light).
c. Selama standby menunggu waktu loading/unloading, mesin
kendaraan harus dimatikan dan parking brake pada posisi aktif.
d. Selama operasi Baggage Towing Tractor hanya diizinkan menarik 4
(empat) unit Baggage Cart.

4. CONVEYOR BELT LOADER (CBL)

4.1 Struktur dan ukuran unit harus memenuhi ketentuan :


a. rangka dan boom harus dari baja chanal U 120 yang mampu
menahan beban 15% diatas desain beban tunggal.
b. ukuran rangka kanopi hollow adalah 30 x 30 x 30 mm dengan
ketebalan t = 3 mm.

c. ketebalan pelat penutup atau boardes minimal 3 mm.


d. desain unit harus sesuai dengan pesawat yang dilayani.
e. struktur terendah (ground clearance) tidak boleh kurang dari 127
mm di atas permukaan tanah.

4.2 Bentuk dan rancangan boom didesain sedemikian rupa sehingga


memudahkan operator masuk, keluar, membuka, dan menutup pintu
pesawat, dengan ketentuan :
a. Hand rail dapat dipasang pada salah satu sisi sepanjang boom,
harus dapat dilipat dan ditarik ke bawah peralatan.
b. Waktu pergerakan naik atau turun sampai ketinggian maksimum,
harus kurang dari 15 detik.
c. Permukaan belt harus anti slip dan tahan cuaca panas.
d. Sudut maksimum saat beroperasi 24 atau (45%).
e. Lebar minimal belt = 0,6 m (24 inc), dengan tepi yang rata.
f. Belt tidak boleh menampung genangan air.
g. Tegangan belt mudah diatur secara manual yang memungkinkan
tidak terjadi slip.

4.3 Batasan dan kecepatan muatan atau beban harus memenuhi ketentuan

11
a. Distribusi beban secara merata tidak kurang dari 135 kg/m.
b. Sekurang-kurangnya harus mampu mentransfer beban tunggal
seberat 400 kg pada luasan 0,6 m x 0,8 m.
c. Kecepatan belt dengan muatan dapat diatur antara 10 m/menit
sampai dengan 30 m/menit.

4.4 Guide rails harus memenuhi ketentuan :


a. Ketinggian guide rail kurang lebih 100mm di atas belt, jarak kedua
guide raifrninimal 0,8 m.
b. Guide rail harus lebih pendek dari pada boom dan dilengkapi dengan
akses lateral 0,5 mpada sisi front boom dan 1,5 m pada sisi rear
boom.

4.5 Mesin dan transmisi harus memenuhi ketentuan :


a. penggerak utama (prime mover) harus jenis mesin diesel atau tenaga
battery.
b. sistem transmisi dapat menggunakan jenis manual transsmission
atau automatic transmission (power shift transmission).

4.6 Steering System


Steering system harus front wheel steering dan dilengkapi dengan power
steering (hydraulic power system).

4.7 Hydraulic System


Komponen hydraulic system berikut harus tersedia dan berfungsi
dengan baik, yaitu sebagai berikut :
a. hydraulic tank;
b. hydraulic main pump;
c. relief valve;
d. valve control;
e. rangkaian pipa dan hose;
f. emergency hydraulic pump atau hand pump;
g. Stabilizer hydraulic.

4.8 Electrical System


Electrical system harus memenuhi ketentuan sebagai berikut :
a. Kabel elektrikal harus kedap air dan memenuhi kelayakan
penggunaan serta tidak terdapat goresan dan sambungan yang
tidak memenuhi persyaratan;
b. Kabel elektrikal unit harus diberi kode sesuai dengan fungsi;
c. Battery dan alternator harus ada dan berfungsi dengan baik;
d. Sistem penerangan harus dapat dikendalikan dari kabin kemudi
yang dilengkapi dengan lampu-lampu dan berfungsi dengan baik,
yaitu:
1) Driving light/head lamp (lampu depan);
2) Rear combination lamp;
3) Signal light (lampu sein);

12
4) Cabin lamp;
5) Working lamp (lampu kerja).

4.9 Perangkat Keselamatan (safety devices).


Unit harus dilengkapi perangkat keselamatan (safety devices) yang
tersedia dan berfungsi dengan baik, yaitu:
a. Services brake;
b. Rem parkir (parking brake) harus mampu menahan unit pada saat
bermuatan penuh pada kemiringan 4atau 7%;
c. Emergency stop;
d. Horn (klakson);
e. Reverse warning device;
f. Wheel chocks;
g. Rotary yellow/flash yellow;
h. Power Take Off indicator;
i. Rear view mirror

j. Windshield washers
k. Fire extinguisher (alat pemadam api ringan) laik pakai minimal 5kg.

4.10 Pengoperasian
a. Conveyor Belt Loader (CBL) hanya boleh dioperasikan sesuai dengan
kapasitas dan peruntukannya.
b. Selama pengoperasian Conveyor Belt Loader (CBL) harus
menyalakan lampu obstacle (yellow rotary/flashing light).
c. Selama pengoperasian Conveyor Belt Loader (CBL), stabilizer,
parking brake dalam posisi aktif dan whell chocks dalam posisi
terpasang pada roda.

4.11 Lain lain.

Unit Conveyor Belt Loader (CBL) harus dilengkapi dengan tempat


sampah permanen untuk menampung FOD.

5. LOWER, UPPER, AND MAIN DECK LOADER (DL)


5.1 UPPER & LOWER DECK LOADER (LUDL)

a. Kemampuan maksimum loading dan unloading ULD 7.000 kg.


b. Struktur Loader ini harus mempunyai 2 (dua) jenis platform dengan
ketentuan :

1) Platform depan (bridge platform) berfungsi sebagai jembatan


penghubung antara pintu pesawat dengan platform utama (main
platform).
2) Platform utama (main platform) berfungsi sebagai pengangkat
barang yan ditransfer dari pallet maupun container menuju
platform depan (bridgeplatform).
3) Semua ukuran unit harus tetap pada ukuran minimal (standar
pabrikan) sesuai dengan pesawat yang dilayani.

13
4) Bagian ujung platform harus dapat diatur sesuai dengan pintu
cargo pesawat dengan lebar minimal 1.780 mm.
5) Permukaan conveyor (penghantar) kedua platform harus
memberikan kemudahan untuk pergerakan ULD.
6) System conveyor (penghantar) harus mampu memindahkan
ULD dengan kecepatan maksimum 18 m/min.
7) Kedua platform harus dilengkapi dengan guide rail untuk safety
proses pemindahkan ULD dari dan menuju pesawat.
8) Semua stopper harus memiliki ketinggian minimal 54 mm.
9) Guard rail harus tersedia untuk menjaga operator, dengan
ketinggian 1.100 mm.
10) Waktu yang dibutuhkan main platform pada kondisi beban
penuh untuk mencapai ketinggian maksimum dari posisi
terendah dan kembali pada posisi semula adalah 35 detik.

c. Mobilisasi

Dalam keadaan tidak bermuatan harus memiliki kemampuan untuk


memulai bergerak pada kemiringan 3 atau (5%).

5.2 MAIN DECK LOADER (MDL).

a. Kemampuan unit untuk mengangkat ULD lebih dari 7.000 kg.


b. Struktur loader ini harus mempunyai 2 (dua) jenis platform dengan
ketentuan :

1) Platform depan (bridge platform) berfungsi sebagai jembatan


penghubung antara pintu pesawat dengan platform utama (main
platform).
2) Platform utama (main platform) berfungsi sebagai pengangkat
barang yang ditransfer dari pallet maupun container menuju
platform depan (bridgeplatform).
3) Semua ukuran unit harus dipertahankan sesuai ukuran
standar pabrikan dan sesuai dengan pesawat yang dilayani.
4) Bagian ujung depan dari platform harus dapat diatur sesuai
dengan pintu cargo pesawat.
5) Permukaan penghantar (conveyor) kedua platform harus
memberikan kemudahan untuk pergerakan ULD.
6) Sistem penghantar (conveyor) harus mampu memindahkan ULD
dengan kecepatan maksimum 18 m/min.
7) Kedua platform harus dilengkapi dengan guide rail untuk safety
proses pemindahkan ULD dari dan menuju pesawat.
8) Semua stopper harus memiliki ketinggian minimal 54 mm.
9) Guard rail harus tersedia untuk menjaga operator, dengan
ketinggian 1.100 mm.

14
10) Waktu yang dibutuhkan main platform pada kondisi beban
penuh untuk mencapai ketinggian maksimum dari posisi
terendah dan kembali pada posisi semula 35 detik.
11) Dalam keadaan tidak bermuatan, unit harus memiliki
kemampuan untuk memulai bergerak pada kemiringan 3atau
(5%).
12) Mesin dan transmisi harus memenuhi ketentuan :
a) Penggerak utama (prime mover) menggunakan jenis mesin
diesel atau tenaga battery.
b) Sistem kemudi (steering) harus dilengkapi dengan power
steering (hydraulicpower system).
c) Sistem pergerakan unit dapat menggunakan jenis automatic
transmission atau hidrostatic.

13) Steering System


Steering system menggunakan front wheel steering harus
berfungsi dengan baik.

14) Hydraulic System

Komponen hydraulic system harus tersedia dan berfungsi


dengan baik sebagai berikut :
a) Hydraulic tank;
b) Hydraulic main pump;
c) Relief valve;
d) Valve control;
e) Rangkaian pipa dan hose;
f) Emergency hydraulic pump atau hand pump; dan
g) Stabilizer hydraulic.

15) Electrical System

Electrical system harus memenuhi ketentuan sebagai berikut:


a) Kabel elektrikal harus kedap air, memenuhi kelayakan
penggunaan dan tidak terdapat goresan dan sambungan
yang tidak memenuhi persyaratan;
b) Kabel elektrikal unit harus diberi kode sesuai dengan
fungsinya;
c) Battery dan alternator charging system harus ada dan
berfungsi dengan baik;
d) Sistem penerangan harus ada dapat dikendalikan dari
kabin kemudi dan berfungsi dengan baik, yaitu:
1) Driving light/head lamp (lampu depan);
2) Rear combination lamp;
3) Signal light (lampu sein);
4) Cabin lamp;
5) Working lamp (lampu kerja).

15
e) Perangkat Keselamatan (safety devices)
Unit harus dilengkapi perangkat keselamatan (safety
devices) yang berfungsi dengan baik antara lain :
1) Services brake;
2) Rem parkir (parking brake), dalam keadaan berhenti
harus mampu menahan peralatan/unit pada saat
bermuatan penuh pada kemiringan 4atau 7%;
3) Emergency stop;
4) Horn (klakson);
5) Reverse warning device;
6) Rotary yellow/flash yellow;
7) Power Take Off indicator;
8) Rear view mirror
9) Windshield washers
10) Fire extinguisher (alat pemadam api ringan) yang laik
pakai, berat minimal 5 kg.

5.3 Pengoperasian
a. Deck Loader (DL) hanya boleh dioperasikan sesuai dengan kapasitas
dan peruntukannya.
b. Selama pengoperasian Deck Loader (DL) harus menyalakan lampu
obstacle (yellow rotary/flashing light).
Selama pengoperasian Deck Loader (DL), stabilizer, parking brake
dan interlock system pada posisi aktif.

6. PASSENGER BOARDING STAIR (PBS)

6.1 Struktur dan ukuran tangga (stair) harus memenuhi ketentuan sebagai
berikut :

a. Tangga harus dapat dikendarai pada service road dan dengan demikian
tingginya tidak boleh melebihi 4 m dan kanopinya dapat dibongkar
pasang.

b. Titik terendah struktur tidak kurang dari 200 mm di atas permukaan


tanah.

c. Ketinggian anak tangga paling bawah tidak boleh lebih dari 175 mm
dari permukaan tanah.
d. Posisi terendah bagian bawah platform depan harus berjarak
setidaknya 300 mm dengan badan pesawat dan harus bebas dari
komponen dan halangan.
e. Tangga harus terdiri dari anak tangga yang bertingkat. Pada setiap
platform tangga dan pembatas (guard rail) tidak boleh ada tonjolan atau
sudut yang dapat menyebabkan cidera.
f. Kemiringan anak tangga, perbandingan, dan ukurannya harus tidak
boleh lebih dari 2pada posisi mendatar/horisontal.

16
g. Lebar anak tangga minimal 1.200 mm atau cukup untuk menampung
2 (dua) orang dewasa dengan cabin baggage.
h. Pada bagian pintu pesawat, sisi platform bagian atas dan pembatas
(guard rail) harus dapat mengikuti bentuk pesawat dan terdapat celah
atau jarak minimal. Bagian atas platform harus cukup lebar dan
panjang agar memudahkan pintu pesawat untuk membuka dan
menutup tanpa gangguan.
i. Penerangan tangga harus tidak membuat silau dan tidak menimbulkan
bayangan yang bisa mengakibatkan kecelakaan.
6.2 Mesin dan transmisi harus memenuhi ketentuan :

a. Penggerak utama (prime mover) harus jenis mesin diesel atau tenaga
battery.
b. Sistem transmisi dapat menggunakan jenis manual transsmission atau
automatic transmission (power shift transmission).
6.3 Steering System
Steering system menggunakan front wheel steering dan harus berfungsi
dengan baik.
6.4 Hydraulic System
Komponen bagian dari hydraulic system harus tersedia dan berfungsi
dengan baik sebagai berikut :
a. Hydraulic tank;
b. Hydraulic main pump;
c. Relief valve;
d. Valve control;
e. Rangkaian pipa dan hose;
f Emergency hydraulic pump atau hand pump, dan
g. Stabilizer hydraulic.
6.5 Electrical System
Electrical system harus memenuhi ketentuan sebagai berikut :
a. Kabel elektrikal harus kedap air, memenuhi kelayakan penggunaan
dan tidak terdapat goresan dan sambungan yang tidak memenuhi
persyaratan;

b. Kabel elektrikal unit harus diberi kode sesuai dengan fungsinya;


c. Battery dan alternator tersedia dan berfungsi dengan baik;
d. Sistem penerangan unit yang dikendalikan dengan switch pada kabin
kemudi dilengkapi dengan lampu-lampu yang harus tersedia dan
berfungsi dengan baik antara lain :
1) Driving light/head lamp (lampu depan);
2) Rear combination lamp;
3) Signal light (lampu sein);
4) Cabin lamp;
5) Working lamp (lampu kerja).

17
6.6 Perangkat Keselamatan (safety devices)
Unit harus dilengkapi perangkat keselamatan (safety devices) yang tersedia
dan berfungsi dengan baik antara lain :
a. Services brake;
b. Rem parkir (parking brake) harus mampu menahan peralatan/unit
pada saat bermuatan penuh pada kemiringan 4atau 7%;
c. Emergency stop;
d. Horn (klakson);
e. Reverse warning device;
f. Wheel chocks;
g. Power Take Off indicator;
h. Rear view mirror

i. Windshield washers

j. Fire extinguisher (alat pemadam api ringan) yang laik pakai, berat
minimal 5kg.

6.7 Pengoperasian
a. Passenger Boarding Stair (PBS) hanya boleh dioperasikan sesuai
dengan peruntukannya.
b. Selama pengoperasian Passenger Boarding Stair (PBS) harus
menyalakan lampu obstacle (yellow rotary/flashing light).
c. Pengoperasian pada waktu malam hari dan visibility rendah harus
menyalakan lampu pada anak tangga
d. Selama pengoperasian Passenger Boarding Stair (PBS), stabilizer
dalam posisi aktif, parking brake pada posisi aktif dan whell chocks
dalam posisi terpasang pada roda.

7. LAVATORY SERVICE

7.1 LAVATORY SERVICE CART (LSq

7.1.1 Bagian-bagian unit terdiri dari :

a. Tangki air
b. Tangki limbah
c. Sistim pembilasan untuk tangki limbah (waste tank)
d. Sistim pompa air (pompa bilas, dan pompa drain)
e. Rangka harus ditumpu dengan 4 (empat) roda

7.1.2 Unit diberi tanda atau simbol :

a. "AIRCRAFT LAVATORY SERVICE' diletakkan pada kedua sisi


yang berbeda.
b. Huruf kapital dengan lebar minimal tiap huruf 75 mm dan tinggi
huruf disesuaikan.

c. Warna huruf harus kontras dengan warna dasar unit.

18
7.1.3 Struktur dan ukuran unit harus memenuhi ketentuan :

a. Semua unit sesuai ukuran standar minimal (standar pabrik).


Area operasi kendaraan dibawah pesawat minimal 0,5 m.
b. Titik terendah struktur (ground clearance) tidak kurang dari 200
mm di atas permukaan tanah.
c. Unit harus terbuat dari bahan yang tahan terhadap korosi.

7.1.4 Tangki unit harus memenuhi ketentuan :

a. Tangki minimal terdiri dari 2 bagian yaitu :


1) Tangki pengumpul atau penyimpanan limbah (waste
collection tank)
2) Tangki air pembilas (rinsing water tank).
b. Tangki harus mudah untuk dibersihkan.
c. sudut tangki dibuat tidak tajam (tanpa sudut).
d. Bagian bawah dari tangki harus miring ke arah lubang
pembuangan.
e. Kisi - kisi harus terpasang didalam tangki.
f. Lubang masuk sambungan, pengelasan, sambungan keling di
bagian dalam harus rata atau halus untuk menghindari
penimbunan limbah.
g. Dilengkapi dengan alat pengukur ketinggian cairan.
h. Tangki harus terpasang pada rangka yang sesuai untuk
mengurangi goncangan dan getaran selama proses operasi.
i. Kapasitas tangki penampung limbah minimal 450 liter.
j. Katup pembuangan minimal berdiameter 100 mm dilengkapi
penutup dan harus dipasang di titik terendah dari tangki
disarankan untuk dipasang dibagian belakang unit.
k. Tuas operasi dari katup pembuangan harus ditempatkan
sedemikian rupa sehingga tidak menimbulkan percikan pada
operator pada saat pengosongan tangki.
1. Tangki harus dilengkapi dengan sistem pembilasan.
m. Kapasitas tangki air pembilas minimal 275 liter.
n. Tangki air pembilas dilengkapi dengan katup pembuangan dan
tutup filter.
7.1.5 Pompa Air
a. Pompa air harus langsung disambungkan ke saluran keluar
tangki air pembilas.
b. Kapasitas pompa minimal 70 1/m pada tekanan 20 psi yang
diukur pada ujung selang distibusi.
c. Saluran keluar dari pompa harus disambungkan dengan selang
pembilas.
d. Relief valve harus disediakan dan di atur dengan tekanan antara
7 psi s/d 20 psi untuk mengatur tekanan sesuai dengan
persyaratan tipe pesawat yang dilayani.

19
e. Alat ukur harus disediakan untuk mengetahui jumlah air
pembilas yang telah dialirkan kedalam pesawat. Alat ukur harus
mudah terbaca dan dilengkapi dengan tombol penyetelan ulang
(re-set).
7.1.6 Selang harus memenuhi ketentuan :
a. Pipa selang air pembilas harus disambungkan ke pompa air
melalui katup kontrol yang sesuai.
b. Selang bilas harus lentur (flexible) dengan panjang tidak kurang
dari 3 m ( > 3 m) dan berdiameter dalam 25 mm.
c. Ujung pipa atau selang harus mempunyai sambungan atau
kopling yang sesuai dengan standar pesawat.
d. Selang bilas harus memiliki tempat penyimpanan yang sesuai.
e. Selang limbah harus dihubungkan dengan ujung bagian atas
dari tangki limbah.
f. Selang limbah harus lentur (flexible) dengan panjang tidak
kurang dari 3 m ( > 3 m) dan berdiameter dalam 100 mm.
g. Ujung selang harus dilengkapi dengan sambungan (coupling)
sesuai dengan ISO R 47. Sehingga memungkinkan limbah dapat
mengalir secara gravitasi ke dalam tangki limbah.
h. Selang limbah dan kopling harus memiliki tempat penyimpanan
yang sesuai.
7.1.7 Pilihan

a. Tangki tambahan untuk cairan disinfektan.


b. Pompa manual
c. Peralatan keselamatan yang dipasang pada selang yang
disebabkan pada pergerakan kendaraan
d. Sistem pembilas pada tanki limbah.
e. Tangki ditutup dengan panel yang terbuat dari bahan anti karat
yang dipasang pada struktur yang terpisah.
f. Penggulung selang (hose reel)
7.1.8 Perangkat Keselamatan (safety devices)
Setiap unit Lavatory Service Cart harus disediakan wheel chocks.
7.1.9 Pengoperasian
a. Lavatory service cart hanya boleh dioperasikan di area bandar
udara dan sesuai dengan peruntukan pelayanan.
b. Setiap proses waktu tunggu pengoperasian, wheel chocks harus
selalu terpasang pada roda.
7.2 LAVATORY SERVICE TRUCK

7.2.1 Bagian-bagian unit terdiri dari :


a. Tangki air
b. Tangki limbah
c. Sistem pembilasan untuk tangki limbah (waste tank)
d. Sistem pompa air (pompa bilas, dan pompa drain)
e. Platform untuk akses mencapai panel pelayanan pesawat.

20
f. Rangka harus ditopang 6 (enam) roda atau yang sesuai.

7.2.2 Unit diberi tanda atau simbol :

a. "AIRCRAFT LAVATORY SERVICE' diletakkan pada kedua sisi


yang berbeda.
b. Huruf kapital dengan lebar minimal tiap huruf 75 mm dan tinggi
huruf disesuaikan.

c. Warna huruf harus kontras dengan warna dasar unit.


7.2.3 Struktur dan ukuran unit harus memenuhi ketentuan :
a. Semua unit harus sesuai dengan standar minimal pabrik dengan
area operasi dibawah pesawat minimal 0,5 m.
b. Titik terendah struktur (ground clearance) tidak kurang dari 200
mm di atas permukaan tanah.
c. Unit harus dapat berputar dengan radius kurang dari 7,5 m.
d. Kecuali kabin operator, unit harus terbuat dari bahan yang
tahan terhadap korosi.
7.2.4 Tangki unit harus memenuhi ketentuan :
a. Tangki minimal terdiri dari 2 bagian yaitu :
1) Tangki pengumpul limbah (waste collection tank)
2) Tangki air pembersih atau pembilas (rinsing water tank).
b. Tangki harus mudah untuk dibersihkan
c. Setiap sambungan atau pengelasan di bagian dalam harus rata
atau halus untuk menghindari penimbunan limbah.
d. Setiap bagian sudut tangki dibuat tidak tajam (tanpa sudut).
e. Bagian bawah tangki harus miring ke arah lubang pembuangan.
f. Kisi-kisi harus terpasang di dalam tangki.
g. Lubang manhole sekurang-kurangnya berdiameter 500 mm
untuk memudahkan pembersihan, dan perawatan atau inspeksi.
h. Dilengkapi dengan alat pengukur ketinggian cairan.
i. Tangki harus terpasang pada rangka yang sesuai untuk
mengurangi goncangan dan getaran selama proses operasi.
j. Disediakan dua akses jalan beserta tangga yang sesuai
k. Kapasitas tangki penampung limbah minimal 1.000 liter.
1. Katup pembuangan minimal berdiameter 100 mm dilengkapi
penutup dan harus dipasang di titik terendah dari tangki
disarankan untuk dipasang dibagian belakang unit,
m. Tuas operasi dari katup pembuangan harus ditempatkan
sedemikian rupa sehingga tidak menimbulkan percikan pada
operator pada saat pengosongan tangki.
n. Tangki harus dilengkapi dengan sistem pembilasan.
o. Kapasitas tangki air pembilas minimal 275 liter,
p. Tangki air pembilas dilengkapi dengan katup pembuangan dan
tutup filter.
7.2.5 Pompa Air

21
a. Pompa pembilas harus digerakkan langsung oleh mesin
kendaraan atau mesin tambahan.
b. Pompa air harus langsung disambungkan ke saluran keluar
tangki air pembilas.
c. Apabila pompa digerakkan oleh motor penggerak langsung atau
PTO (power take off kendaraan, maka hendaknya tidak
dimungkinkan untuk mengoperasikan PTO kecuali apabila
dalam kondisi netral atau parkir.
d. Kapasitas pompa minimal 90 1/m pada tekanan 50 psi yang
diukur pada ujung selang distibusi.
e. Saluran keluar dari pompa harus disambungkan dengan selang
pembilas.
f. Relief valve hendaknya disediakan dan di atur dengan tekanan
antara 7,3 psi s/d 50 psi untuk mengatur tekanan sesuai
dengan persyaratan tipe pesawat yang dilayani.
g. Alat ukur harus disediakan untuk mengetahui jumlah air
pembilas yang telah dialirkan kedalam pesawat. Alat ukur harus
mudah terbaca dan dilengkapi dengan tombol penyetelan ulang
(re-set).
7.2.6 Selang harus memenuhi ketentuan :
a. Pipa selang air pembilas harus disambungkan ke pompa air
melalui katup kontrol yang sesuai.
b. Selang bilas harus lentur (flexible) dengan panjang tidak kurang
dari 5 m ( > 3 m) dan berdiameter dalam 25 mm.
c. Ujung pipa atau selang harus mempunyai sambungan atu
kopling yang sesuai dengan standar pesawat.
d. Tempat penyimpanan Selang bilas harus sesuai.
e. Selang limbah harus dihubungkan dengan ujung bagian atas
dari tangki limbah.
f. Selang limbah harus lentur (flexible) dengan panjang tidak
kurang dari 5 m ( > 3 m) dan berdiameter dalam 100 mm.
g. Ujung selang harus dilengkapi dengan sambungan (coupling)
sesuai dengan ISO R 47. Sehingga memungkinkan limbah dapat
mengalir secara gravitasi ke dalam tangki limbah.
h. Selang limbah dan kopling harus memiliki tempat penyimpanan
yang sesuai.
7.2.7 Work Platform
a. Minimal dimensi 800 mm x 800 mm x 1.100 mm yang dipasang
pada posisi belakang kendaraan.
b. Permukaan dari work platform dibauat dengan terbuka untuk
memudahkan pembersihan.
c. Penyangga selang harus dipasang pada working platform.
d. Working platform dapat dinaikkan atau diturunkan dengan
sumber tenaga yang sama dengan sumber tenaga pompa air.

22
7.2.8 Pilihan

a. Tangki tambahan untuk cairan disinfektan.


b. Pompa manual untuk menaikkan atau menurunkan lantai kerja.
c. Peralatan keselamatan dipasang pada selang yang disebabkan
pada pergerakan kendaraan.
d. System transmisi interlock untuk mencegah kendaraan bergerak
ketika menaikkan platform.
e. Pompa bilas manual.
f. Katup limbah yang dapat disambungkan dengan sistem
pembuangan limbah di tanah.
g. Sistem pengambilan limbah yang kedap udara sesuai dengan
sistem pesawat udara.
h. Selang kedua 2 m untuk pelayanan permukaan tanah terletak
di bagian belakang.
i. Ketinggian pembuangan kopling untuk tipe semua pesawat.
j. Sistim interlock untuk mencegah kendaraan bergerak waktu
selang belum tersimpan pada tempatnya.
k. Terdapat sensor tabrakan.
1. Sistem pembilas pada tanki limbah.
m. Tangki ditutup dengan panel yang terbuat dari bahan anti karat
yang dipasang pada struktur yang terpisah.
n. Penggulung selang (hose reel).
7.2.9 Perangkat Keselamatan (safety devices)
Unit harus dilengkapi perangkat keselamatan (safety devices) yang
tersedia dan berfungsi dengan baik antara lain :
a. Horn (klakson);
b. Reverse warning device;
c. Rear view mirror

d. Windshield washers

e. Fire extinguisher (alat pemadam api ringan) yang laik pakai


minimal 5kg.

7.2.10 Pengoperasian
a. Lavatory Service Truck hanya boleh dioperasikan di area bandar
udara dan sesuai dengan peruntukan pelayanan.
b. Selama pengoperasian Lavatory Service Truck harus menyalakan
lampu obstacle (yellow rotary/flashing light).
c. Selama standby menunggu waktu services, mesin kendaraan
harus dimatikan dan parking brake pada posisi aktif.
8. WATER SERVICE

8.2 WATER SERVICE CART (WSQ


8.2.1 Bagian-bagian unit terdiri dari :
a. Tangki air
b. Sistem pompa air

23
c. Rangka harus ditumpu dengan 4 (empat) roda
8.2.2 Unit diberi tanda atau simbol :
a. "PORTABLE WATER ONLY" diletakkan pada kedua sisi yang
berbeda.

b. Huruf kapital dengan lebar minimal tiap huruf 75 mm dan tinggi


huruf disesuaikan.

c. Warna huruf harus kontras dengan warna dasar unit.

8.2.3 Struktur dan ukuran unit harus memenuhi ketentuan :


a. Unit di desain agar tangki dan komponen lainnya mudah dilepas
untuk perbaikan atau penggantian.
b. Potable water service mampu melayani pesawat dengan tinggi
koneksi dari 0.8 m - 2 m.

c. Ukuran unit harus seminimal mungkin (standar pabrik), dengan


area operasi dibawah pesawat minimal 0,5 m.
d. Titik terendah struktur tidak kurang dari 200 mm di atas
permukaan tanah.
e. Komponen unit harus dipasang pada rangka yang tepat, seperti :
1) Tangki air;
2) Motor dan pompa air;
3) Kontrol, valve dan meter;
4) Katub pembuangan; dan
5) Rem parkir .
f. Unit harus dibuat dari bahan anti korosi.
8.2.4 Tangki air harus memenuhi ketentuan :
a. Kapasitas tangki antara 500 - 1.000 liter.
b. Tangki terbuat dari bahan anti korosi (stainles steel) dan mudah
dibersihkan.

c. Sambungan dan pengelasan di bagian dalam harus rata atau


halus untuk menghindari penimbunan.
d. Baffle harus terpasang dalam tangki
e. Lubang manhole sekurang-kurangnya berdiameter 300 mm
untuk kemudahan pembersihan, perawatan atau inspeksi.
f. Penutup manhole harus dapat dikunci dan diberi seal.
g. Lubang ventilasi dengan filter harus di sediakan dengan posisi
harus bebas dari gas buang yang dapat mencemari air.
h. Unit harus dirancang sedemikian rupa agar tangki dan
komponen lainnya mudah dibuka untuk perbaikan.
i. Titik pengisian tangki harus mempunyai kopling pengisian air
lengkap dengan penutup, dengan ukuran dan tipe yang sesuai
dengan pipa pengisi dan mudah disambungkan.
j. Tangki harus dipasang pada rangka yang dilengkapi dengan
peredam kejut atau vibrasi selama operasi.
k. Dilengkapi dengan alat pengukur ketinggian air.

24
1. Katup pembuangan minimal berdiameter 50 mm harus
dipasang di titik terendah dari tangki.
m. Titik pengisian tangki harus dirancang untuk mencegah
penumpukan cairan dan kotoran.
n. Harus disediakan tangga yang sesuai.
8.2.5 Sistem pengoperasian pompa:
a. Pompa air harus disambungkan langsung ke saluran keluaran
tangki air.
b. Kapasitas pompa minimal 20 ltr/min sampai 50 ltr/min dengan
tekanan pompa dapat diatur antara 23 psi s/d 50 psi pada
ujung selang.
c. Pompa harus dibuat dari material non korosif dan harus
memenuhi persyaratan untuk pelayanan air minum.
d. Harus ada panel kontrol seperti pressure gauge dan flow gauge.
e. Kontrol pompa harus diletakkan sedemikian rupa sehingga
dapat dioperasikan dari bawah.
f. Semua pipa air, selang dan koneksi harus terbuat dari bahan
non korosi. Koneksi dan dudukan tidak boleh bocor dan mudah
dipasang dan dilepas.

8.2.6 Selang
a. Selang harus fleksibel
b. Panjang selang air bersih harus tidak kurang dari 3 m (> 3m),
berdiameter dalam 19 mm dan pada ujung selang mempunyai
kopling sesuai dengan pesawat.
c. Selang harus mempunyai tempat penyimpanan.

8.2.7 Pilihan

a. Tersedia alat ukur jumlah air yang dikeluarkan dilengkapi


dengan tombol re-set nol.
b. Tersedia dudukan yang mudah patah (breakable) untuk
mencegah kerusakan pesawat pada saat unit bergerak dan
selang masih tersambung pada pesawat.
c. Tersedia penggulung selang penyalur.

8.2.8 Pengoperasian
a. Water Service Cart hanya boleh dioperasikan di sisi udara dan
sesuai dengan peruntukan pelayanan.
b. Selama standby menunggu waktu services, parking brake
dalam kondisi aktif dan wheel chocks terpasang pada roda.

8.3 WATER SERVICE TRUCK (WST)

8.3.1 Bagian-bagian unit terdiri dari :


a. Tangki air
b. Sistem pompa air
c. Kontrol, valve dan meter reading

25
d. Katup pembuangan
e. Sistem rem parkir

8.3.2 Unit diberi tanda atau simbol :

a. "PORTABLE WATER ONLY' diletakkan pada kedua sisi.


b. Huruf kapital dengan lebar minimal tiap huruf 75 mm dan tinggi
huruf disesuaikan.

c. Warna huruf harus kontras dengan warna dasar unit.

8.3.3 Struktur dan ukuran unit harus memenuhi ketentuan :


a. Semua ukuran unit harus seminimal mungkin.
b. Titik terendah struktur tidak kurang dari 200 mm di atas
permukaan tanah.
c. Area operasi kendaraan dibawah pesawat minimal 0,5 m.

8.3.4 Tangki air harus memenuhi ketentuan :


a. Kapasitas tangki antara 1.500 liter - 4.000 liter.
b. Tangki terbuat dari bahan anti korosi (stainles steel) dan mudah
dibersihkan.

c. Sambungan dan pengelasan di bagian dalam harus rata atau


halus untuk menghindari penimbunan.
d. Baffle harus terpasang dalam tangki
e. Manhole sekurang-kurangnya berdiameter 500 mm untuk
memudahkan pembersihan dan perawatan atau inspeksi.
f. Penutup manhole harus dapat dikunci dan diberi seal.
g. Lubang ventilasi dengan filter harus di sediakan yang posisi
pemasangannya tidak tercemari oleh gas buang.
h. Unit harus dirancang sedemikian rupa agar tangki dan
komponen lainnya mudah dibuka untuk perbaikan.
i. Titik pengisian tangki harus mempunyai kopling pengisian
lengkap dengan penutup, dengan ukuran dan tipe yang sesuai
dengan pipa pengisi dan mudah disambungkan.
j. Tangki harus dipasang pada rangka yang dilengkapi dengan
peredam kejut atau vibrasi selama operasi.
k. Dilengkapi dengan alat pengukur ketinggian air.
1. Katup pembuangan minimal berdiameter 50 mm harus
dipasang di titik terendah dari tangki.
m. Titik pengisian tangki harus dirancang untuk mencegah
penumpukan cairan dan kotoran.
n. Bagian bawah tangki harus mempunyai kemirinngan kearah
titik terendah dan harus ada sebauah katup dengan diameter
paling kurang 50 mm (>50 mm) untuk menguras tangki dengan
gravitasi.

8.3.5 Sistem pengoperasian (operating system) pompa:


a. Pompa air harus disambungkan ke saluran keluaran tangki.

26
b. Apabila dilengkapi dengan PTO, operasinya harus dapat
dilakukan hanya dalam posisi tranmisi berhenti (netral).
c. Kapasitas pompa paling kurang 90 liter/min dengan tekanan 50
psi diukur pada ujung selang.
d. Pompa harus dibuat dari material non korosif dan harus
memenuhi persyaratan untuk pelayanan air minum.
e. Fungsi indikator pompa harus terpasang di panel kontrol, seperti
petunjuk aliran dan petunjuk tekanan.
f. Kontrol pompa harus diletakkan sedemikian rupa sehingga
dapat dioperasikan dari bawah atau platform lain.
g. Semua pipa air, selang dan koneksi harus terbuat dari bahan
anti karat. Koneksi dan dudukan tidak boleh bocor dan mudah
dipasang dan dilepas.

8.3.6 Working Platform


a. Working Platform berdimensi 800 mm x 800 mm x 1.000 mm.
b. Harus tesedia penerangan yang cukup untuk semua panel
kontrol dan area kerja.

8.3.7 Pengisian
a. Diameter selang harus dalam 19 mm dan panjang yang cukup
untuk melayani semua jenis pesawat.
b. Selang ditempatkan pada service point dari body. Dan tempat
penyimpan selang tersedia.
c. Terdapat sistem untuk mencegah pergerakan kendaraan
sementara selang masih terkoneksi dengan pesawat.
d. Selang harus fleksibel
e. Panjang selang tidak kurang dari 3 m dengan diameter dalam 19
mm (0,75 in) dan pada bagian ujungnya dilengkapi dengan
konektor yang sesuai dengan tipe pesawat.
f. Selang dilengkapi dengan tempat penyimpanan yang sesuai.

8.3.8 Pilihan

a. Lantai kerja (work platform) yang diangkat dengan alat hidrolik


yang beroperasi antara 0,4 m - 3 m dari permukaan tanah
dengan kapasitas angkat 200 Kg.
b. Kontrol panel untuk naik turun lantai kerja yang disertai tombol
darurat.

c. Sistem interlok transmisi untuk mencegah kendaraan bergerak


pada saat lantai kerja naik.
d. Hand rail yang dapat ditarik diatas struktur body.
e. Alat ukur untuk jumlah air yang telah disalurkan dan dilengkapi
dengan sistem re-set.
f. Pompa manual untuk mengangkat dan menurunkan platform.
g. Tangga yang dapat diatur ketinggiannya

27
h. Sistim interlock untuk mencegah bergeraknya kendaraan pada
saat selang tidak disimpan pada tempatnya
i. Breakable fitting pada selang untuk mencegah kerusakan
pesawat pada saat kendaraan bergerak dan selang masih
terhubung dengan pesawat
j. Sensor anti tabrakan
k. Filter diantara pompa dan selang

8.3.9 Perangkat Keselamatan (safety devices)


Unit harus dilengkapi perangkat keselamatan (safety devices) yang
tersedia dan berfungsi dengan baik antara lain :
a. Emergency stop;
b. Horn (klakson);
c. Reverse warning device;
d. Rear view mirror
e. Windshield washers

f. Fire extinguisher (alat pemadam api ringan) laik pakai minimal


5kg.

8.3.10 Pengoperasian
a. Water Service Truck (WST) hanya boleh dioperasikan di sisi udara
dan sesuai dengan peruntukan pelayanan.
b. Selama pengoperasian di sisi udara, Water Service Truck (WST)
harus menyalakan lampu obstacle (yellow rotary/flashing light).
c. Selama standby menunggu waktu services, mesin kendaraan
harus dimatikan dan parking brake diaktifkan.
9. AIR CONDITIONING UNIT (ACU)

9.1 Bagian-bagian unit ACU terdiri dari beberapa komponen sebagai berikut :
a. Sistem pendingin (refrigerant);
b. Compressor;
c. Condensor;
d. Evaporator;
e. Blower; dan
f Engine.

9.2 Cairan Refrigerant jenis non CFC yang ramah lingkungan.


Jumlah output selang (hose) dapat satu outlet atau dua outlet.
9.3 Kapasitas pengkondisian udara harus memenuhi ketentuan :
a. Kapasitas sistem pengkondisian udara harus mampu mengkondisikan
udara sesuai dengan kebutuhan kabin pesawat dengan temperatur
output yang terukur pada unit indikator maksimum 1- 7 Celcius.
b. Selang pengiriman dengan kapasitas yang sesuai dengan panjang
minimal 10 m dipasang pada dudukan outlet dan dirancang untuk
mencegah kebocoran AC dari jarak pengoperasian normal.

28
9.4 Untuk ACU yang dilengkapi dengan mesin penggerak (truck), mesin dan
transmisi harus memenuhi ketentuan :

a. Penggerak utama (prime mover) menggunakan jenis mesin diesel atau


tenaga battery.
b. Sistem kemudi (steering) harus dilengkapi dengan power steering
(hydraulic power system).
c. Sistem transmisi dapat menggunakan jenis manual transsmission atau
automatic transmission (power shift transmission).

9.5 Engine control monitor sekurang-kurangnya terdiri dari :


a. Hour meter

b. Engine RPM
c. Oil pressure
d. Coolant temperature

9.6 Operating panel unit terdiri dari :


a. Alat ukur temperatur udara pendingin (cooling air temperature gauge);
b. Kontrol debit (controling discharge);
c. Indikator cooling mode dan dehumidity atau lampu berwarna hijau
(green light for cooling "ON');
d. Sistem penyalaan dan penghentian mesin (switch on/off);
e. Penyetelan temperatur (temperature adjuster);
f. Lampu penerangan panel (panel lighting); dan
g. Peringatan terhadap gangguan engine dan compressor.

9.7 Tangki bahan bakar dilengkapi dengan fuel gauge dan kapasitasnya cukup
untuk pengoperasian terus-menerus minimal selama 8 jam.

9.8 Unit harus dilengkapi dengan safety devices yang berfungsi dengan baik,
antara lain :

a. Hand brake /untuk ACU);


b. Wheel chocks /untuk ACU);
c. Indicator panel;
d. Emergency Stop;
e. Working Light;
f. Lampu obstacle (yellow rotary/flashing); dan
g. Alat pemadam api ringan (Fire Extinguisher) yang masih laik pakai
minimal 5 kg.

9.9 Pengoperasian
a. Air Conditioning Unit (ACU) hanya boleh dioperasikan di sisi udara dan
sesuai dengan peruntukannya.
b. Selama pengoperasian di sisi udara, Air Conditioning Unit (ACU) harus
menyalakan lampu obstacle (yellow rotary/flashing light).
c. Selama pengoperasian Air Conditioning Unit (ACU) parking brake
diaktifkan dan wheel chock dalam posisi terpasang pada roda.

29
d. Selama pengoperasian Air Conditioning Unit (ACU) operator harus
mengenakan headset.
e. Sebelum membuka katup discharge, pastikan selang discharge telah
tergelar dengan sempurna.

10. GROUND POWER UNIT (GPU)

10.1 Bagian-bagian unit Ground Power Unit (GPU) terdiri dari beberapa
komponen sebagai berikut :
a. Generator

b. Engine
c. Panel Kontrol

d. Kabel

10.2 Unit GPU AC harus memenuhi ketentuan sebagai berikut :


a. Unit GPU AC harus dapat menghasilkan dan mensuplai arus listrik
3 phase dengan tegangan 115 Vac Line-Neutral atau 200 Vac Line-
Line dengan frekuensi 400 Hz, untuk pengoperasian peralatan
elektrikal pesawat udara.
b. Tersedia tempat penyimpanan kabel yang aman.
c. Instrumen dengan kanopi tertutup harus terlihat.
d. Tersedia ventilasi pada kompartemen engine dan generator
e. Sumber tenaga yang digunakan untuk menggerakkan alternator
hendaknya sebuah mesin (engine) berdaya kuda yang cukup untuk
menghasilkan nilai kVA yang ditetapkan dengan power factor 0,8
pada overload serta kisaran suhu tertinggi dimana peralatan
dioperasikan.
f. Karakteristik kelistrikan harus memenuhi ketentuan :

Criteria (Kriteria) Range (Kisaran)


Load(beban)
Phase Rotation Bagian A - B - C
Load Capacity 60-180 kVA

Overload Capability 125 % dari nilai kVa

dengan power factor 0,8


untuk 5 menit

Range of Power Factor 0,8-0,95


Voltage(tegangan)
Voltage at Aircraft Connector 115 Vac (adjusment
maksimal 5 Vac)
Overvoltage limit for 120 Vac

Disconnection

Undervoltage limit for 110 Vac

Disconnection

Voltage Transient Recovery 30 % load (beban) berubah

30
1) Penggerak utama (prime mover) menggunakan jenis mesin Diesel
atau tenaga battery.
2) Sistem kemudi/Sieen'ngJ harus dilengkapi dengan Power
Steering (hydraulic power system).
3) Sistem transmisi dapat menggunakan jenis manual
transsmission atau automatic transmission (power shift
transmission).

q. Panel kontrol untuk alternator harus terdiri dari peralatan sebagai


berikut :

1) Volt meter
2) Ampere meter
3) Tombol (switch) untuk kontrol kontaktor dilengkapi dengan
indikasi lampu jika arus listrik mengalir ke pesawat udara.
4) Current adjusment
5) Emergency shutdown
6) Lampu panel untuk operasi malam hari

r. Tangki bahan bakar dilengkapi dengan fuel gauge dan


kapasitasnya cukup untuk pengoperasian selama 8 jam.
s. Unit harus dilengkapi dengan safety device yang berfungsi dengan
baik, antara lain :
1) Services brake (untuk truck);
2) Hand brake /untuk truck);
3) Wheel chocks atau sejenisnya /untuk cart);
4) Indicator panel;
5) Driving light/head lamp /lampu depan untuk truck);
6) Back light /lampu belakang untuk truck);
7) Signal light /Lampu sein untuk truck);
8) Lampu obstacle berwarna kuning rotary atau berkedip
9) Horn /untuk truck);
10) Reverse warning device /untuk truck);
11) Windshield washers (untuk truck yang berkabin); dan
12) Fire extinguisher (alat pemadam api ringan) yang masih laik
pakai minimal 5 kg.

10.3 Pengoperasian
a. Ground Power Unit (GPU) hanya boleh dioperasikan sesuai dengan
peruntukannya.
b. Selama pengoperasian di sisi udara, Ground Power Unit (GPU)
harus menyalakan lampu obstacle (yellow rotary/flashing light).
c. Selama pengoperasian Ground Power Unit (GPU) parking brake
diaktifkan dan wheel chocks dalam posisi terpasang pada roda.
d. Selama pengoperasian Ground Power Unit (GPU) operator harus
mengenakan headset.

33
11. AIR STARTER UNIT (ASU)

11.1 Bagian-bagian utama unit Air Starter Unit (ASU) terdiri dari beberapa
komponen sebagai berikut :
a. Engine;
b. Kompresor;
c. Sistem Pengaturan Udara;
d. Selang output;
e. Panel Kontrol; dan
f. Tangki bahan bakar.

11.2 Struktur dan ukuran unit harus memenuhi ketentuan :


a. Semua unitsesuai ukuran minimal (standar pabrik).
b. Rangka harus mampu membawa beban berat air stater unit,
termasuk peralatan dan sistem.
c. Desain dan penggunaan unit termasuk kontrol harus didesain
untuk menyediakan air starter sebagai Jet engine starter pada
tekanan tinggi dan air conditioning pressure pada tekanan rendah
yang dapat digunakan sebagai air pacs dan ventilasi udara pada
kabin pesawat udara.

11.3 Unit harus dapat dioperasikan oleh satu orang.

11.4 Sumber tenaga dari jenis mesin diesel sesuai dengan beban kapasitas
airflow dan mempunyai kekuatan yang cukup untuk beroperasi pada
berbagai ketinggian dan suhu.

11.5 Dilengkapi sistem proteksi untuk mematikan secara otomatis sumber


tenaga pada kondisi over speed, low oil pressure dan highcoolant
temperature. Sistem proteksi ini tidak bekerja saat prosedur pelayanan
pesawat udara berlangsung, hal ini diberlakukan untuk menghindari
kerusakan mesin pesawat.

11.6 Kompressor dapat mempertahankan kebutuhan udara dan tekanan


secara berkelanjutan tekanan maksimum keluaran 45 psi.
11.7 Unit harus dilengkapi dengan valve pengaturan tekanan udara untuk
mengatur karakteristik udara sesuai persyaratan peneumatik mesin jet.
11.8 Disediakan pengatur valve selectoratau switch sesuai dengan
kebutuhan yang digunakan (jet start dan airpact/air cond).
11.9 Unit harus menggunakan proteksi safety regulator valve pada output air
compressor tidak boleh melebihi pressure setting 46 psi untuk
mencegah sistem pesawat dari tekanan lebih.

11.10 Tersedia saklar pilihan untuk minimal dua mode operasi yaitu : air
packs dan jet start.

11.11 Unit harus menggunakan dua output selang jika kapasitas aliran udara
di atas 160 lb/min.

34
11.12 Unit harus dilengkapi dengan bypass valve untuk membuang aliran
udara menuju atmosfir.

11.13 Selang pengiriman udara harus mempunyai panjang minimal 8 m


lengkap dengan konektor ke pesawat.

11.14 Untuk ASU yang dilengkapi dengan mesin penggerak/truck, mesin dan
transmisi harus memenuhi ketentuan :
a. Penggerak utama (prime mover) menggunakan jenis mesin diesel
atau tenaga battery.
b. Sistem kemudi (steering) harus dilengkapi dengan Power Steering
(hydraulic power system).
c. Sistem transmisi dapat menggunakan jenis Manual transsmission
atau automatic transmission (power shift transmission).
11.15 Unit dilengkapi dengan panel kontrol yang terdiri dari komponen
sebagai berikut :
a. Air pressure gauge;
b. Air deliver mode selector;
c. Rpm gauge;
d. Oilpressure gauge;
e. Water temperature gauge;
f Fuel gauge;
g. Control panel lights; dan
h. Controlpanel mounted emergency stop switch.

11.16 Unit harus dilengkapi dengan safety device yang berfungsi dengan
baik, antara lain :
a. Services brake (untuk truck mounted);
b. Parking brake (berupa mekanikal atau wheel chocks);
c. Indicator panel;
d. Emergency stop;
e. Driving light/head lamp (lampu depan untuk truck mounted);
f. Working light (lampu kerja);
g. Back light (lampu belakang untuk truck mounted);
h. Signal light (lampu sein untuk truck mounted);
i. Lampu beacon berwarna kuning rotary atau berkedip dan tidak
terhalang (dapat dilihat 360);
j. Horn (untuk truck mounted);
k. Rearview mirror (untuk truck mounted);
1. Reverse warning device (untuk truck mounted);
m. Windshield washers (untuk truck mounted yang menggunakan
cabin); dan
n. Fire Extinguisher (alat pemadam api ringan) yang masih laik pakai
minimal 5 kg.

11.17 Pengoperasian

35
a. Air Starter Unit (ASU) hanya boleh dioperasikan sesuai dengan
peruntukannya.
b. Selama pengoperasian di sisi udara, Air Starter Unit (ASU) harus
menyalakan lampu obstacle (yellow rotary/flashing light).
c. Selama pengoperasian Air Starter Unit (ASU) parking brake
diaktifkan dan wheel chocks dalam posisi terpasang pada roda.
d. Selama pengoperasian Air Starter Unit (ASU) operator harus
mengenakan headset.
e. Sebelum membuka katup discharge, pastikan selang discharge
telah tergelar dengan sempurna.

12. APRON PASSENGER BUS (APB)

12.1. Struktur chasis dan ukuran bodi harus memenuhi ketentuan :


a. Konstruksi chasis harus baru menggunakan Monocoque Chasis
atau minimal Low Entry Bus Chasis, bukan modifikasi.
b. Lebar pintu dapat dilewati 2 penumpang pada saat bersamaan atau
minimal 1,25 meter, yang terdiri dari 2 (dua) daun pintu.
c. Penempatan pintu pada kedua sisi kendaraan harus sedemikian
rupa sehingga memudahkan kegiatan menaikkan dan menurunkan
penumpang.

d. Desain bukaan daun pintu direkomendasikan sliding dengan


sensor bukaan menggunakan Adaptation Control Modul atau
Common Powertrain Control Unit.
e. Tidak diizinkan bukaan pintu kearah dalam kabin.
f. Semua kontrol pintu utama harus dioperasikan dari kabin
pengemudi.
g. Tombol pintu darurat harus disediakan dalam kabin penumpang
dan dapat dibuka kondisi darurat.
h. Panel daun pintu harus terbuat dari kaca tempered dan jika
dipasang bar harus dirancang breakable untuk difungsikan sebagai
pintu darurat.
i. Kabin dibagi menjadi 2 (dua) bagian yaitu ruang kemudi dan ruang
penumpang dan harus diberi penyekat diantaranya.
j. Kursi driver harus didesain nyaman, ergonomis dan dapat diatur
secara horizonal maupun vertikal.
k. Panjang keseluruhan bus disesuaikan dengan kondisi Bandar
Udara dan maksimum 14,5 m dan lebar keseluruhan 3 m.
1. Dimensi dan kapasitas APB secara keseluruhan harus sesuai
dengan kondisi yang berlaku pada bandar udara dimana unit
tersebut ditempatkan.

12.2. Untuk memudahkan mobilisasi, loading dan unloading, suspensi


kendaraan harus bisa naik turun, dengan menggunakan suspensi tipe
pneumatic.

36
12.3. Desain kabin penumpang harus memenuhi ketentuan :
a. Lantai kabin utama harus rendah dan tidak ada anak tangga (fully
low deck) dengan ketinggian maksimum 300 mm dari permukaan
tanah, agar memudahkan aksesibilitas dan evakuasi penumpang
dalam kondisi darurat.

b. Desain fully low deck harus merupakan konstruksi baru dan


bukan modifikasi.

c. Jumlah penumpang berdiri minimal 75 orang dengan ukuran


jumlah penumpang berdiri minimal 4 orang per-meter persegi.
d. Harus menyediakan tempat duduk untuk difabel minimal 2 (dua)
tempat duduk dan diberi tanda khusus yang permanen.
e. Desain tempat duduk harus ergonomis, nyaman untuk difable dan
mudah untuk dibersihkan.
f. Permukaan lantai harus dibuat dari bahan anti slip.
g. Interior harus dilengkapi penerangan yang tidak mengganggu
pengemudi.
h. Harus tersedia horizontal bars untuk pegangan tangan (hands
grips) dengan jarak antar bar tidak kurang dari 1,5 m, dimana
tinggi horizontal bars dari lantai antara 1,9 - 2 m.
i. Tinggi kabin penumpang tidak kurang dari 2,3 m.
j. Tinggi pintu penumpang tidak kurang dari 2 m.
k. Temperatur dalam kabin unit berkisar 22C - 24C.

12.4. Sistem kemudi dan transmisi harus memenuhi ketentuan :


a. Sistem kemudi (steering system) harus dilengkapi dengan power
steering (hydraulic power system).
b. Sistem transmisi harus menggunakan jenis automatic transmission
(power shift transmission).

12.5. Unit harus dilengkapi dengan safety devices yang berfungsi dengan
baik, antara lain :
a. Rearview mirror atau CC7V dan front side mirror
b. Reverse warning device
c. Brake hammer minimal 4 (empat) buah yang diletakkan di dalam
cabin penumpang secara terpisah.
d. Emergency door opening control harus tersedia pada ruang kabin
penumpang.

e. Jumlah Alat Pemadam Api Ringan minimal 2 buah @ 5 Kg.


12.6. Pengoperasian
a. Harus dilengkapi dengan radio base komunikasi dua arah yang
diletakkan permanen didalam kendaraan.
b. Apron Passenger Bus (APB) harus didesain sedemikian rupa
sehingga unit hanya dapat dijalankan apabila semua pintu dalam
kondisi telah tertutup.

37
c. Apron Passenger Bus (APB) hanya boleh dioperasikan di sisi udara
dan harus menyalakan lampu obstacle (yellow rotary/flashing light)
selama pengoperasian.
d. Batas kecepatan maksimal Apron Passenger Bus (APB) maksimum
25 km/jam atau disesuaikan dengan peraturan yang berlaku pada
bandar udara setempat.

13. INCAPACITATED PASSENGER LOADING VEHICLE (IPL)


13.1. Semua ukuran unit harus tetap pada ukuran minimal (standar pabrik).
13.2. Desain platform memenuhi ketentuan :
a. Desain front platform disesuaikan dengan pergerakan longitudinal
b. Jika front platform lebih kecil dari lebar kendaraan maka front
platform didesain dapat digeser agar sejajar dengan pintu pesawat
udara.

c. Front platform yang dilengkapi dengan extended platform untuk dapat


digerakkan lebih mendekati pintu pesawat sehingga tidak ada celah
antara front platform dengan pintu pesawat.
d. Untuk memudahkan dalam pengoperasian dan mengurangi potensi
bahaya maka pengoperasian kontrol panel dapat dilakukan pada
driver cabin, main platform dan frontplatform.
e. Front platform pada kedua sisi dilengkapi dengan pintu geser (sliding
door).

13.3. Platform floor memenuhi ketentuan :


a. Platform depan harus dapat menahan beban distribusi minimal 907
kg (2.000 lb) atau beban terkonsentrasi (diam) di V* bagian terdepan
front platform minimal 454 kg, untuk menghindari terjadinya defleksi
lebih dari 6 mm.

b. Platform floor harus menggunakan material anti slip, memudahkan


pergerakan wheel chair/stretcher trolley dan mudah dibersihkan dari
air dan kotoran.

13.4. Area dibawah front platform harus bebas dari halangan dengan jarak
minimal 300 mm dari badan pesawat.

13.5. Safety hand rail harus mempunyai ketinggian minimal 1.400 mm dan
bila pintu geser mendekati badan pesawat dan dikembalikan ke posisi
menutup dalam kondisi terkunci.

13.6. Desain van body memenuhi ketentuan :


a. Ketinggian dalam van body minimal 1.900 mm.
b. Posisi driver cabin tidak boleh lebih panjang dari tepi terdepan front
platform pada saat fully retracted.
c. material Interior harus menggunakan bahan anti slip, memudahkan
pergerakan wheel chair/stretcher trolley dan mudah dibersihkan dari
air dan kotoran, serta tidak mudah menyerap.

38
d. Disetiap sisi van body menggunakan jendela tertutup.
e. Penerangan interior van body tidak menyilaukan dengan
pencahayaan minimal 50 lux.
f. Kondisi dalam van body disesuaikan dengan suhu ruangan dengan
kisaran 22C (72F) - 24C (75F).

13.7. Desain tailgate lift harus memenuhi ketentuan :


a. Unit harus menyediakan tailgate lift platform untuk memudah proses
menaikkan dan menurunkan wheel chair dan stretcher trolley.
b. Tailgate lift harus mampu menahan beban minimal 227 kg pada saat
posisi naik dan turun.
c. Kecepatan naik-turun tailgate lift tidak lebih dari 0,075 m/s dan
dapat berhenti secara otomatis.
d. Safety rail harus tersedia disemua sisi dan dapat dilipat.
13.8. Kontrol panel untuk pengoperasian unit antara lain :
a. Kontrol pengoperasian tailgate lift
b. Kontrol naik-turun van body
c. Kontrol pengoperasian front platform (control movement)
d. Kontrol pengoperasian stabilizer

13.9. Mesin dan transmisi harus memenuhi ketentuan :


a. Penggerak utama (prime mover) menggunakan jenis mesin diesel atau
tenaga battery.
b. Sistem kemudi (steering) harus dilengkapi dengan power steering
(hydraulicpower system).
c. Sistem transmisi dapat menggunakan jenis manual transmission
atau automatic transmission (power shift transmission).
13.10. Steering System
Steering system menggunakan front wheel steering tersedia dan
berfungsi dengan baik.

13.11. Hydraulic System


Komponen bagian dari hydraulic system tersedia dan berfungsi dengan
baik sebagai berikut :
a. Hydraulic tank;
b. Hydraulic main pump;
c. Relief valve;
d. Valve control;
e. Rangkaian pipa dan hose;
f Emergency hydraulic pump atau hand pump; dan
g. Stabilizer hydraulic.

13.12. Electrical System


Electrical system harus memenuhi ketentuan sebagai berikut :

39
a. Kabel elektrikal unit harus memenuhi kelayakan penggunaan
dengan kondisi tidak terdapat goresan dan sambungan yang tidak
memenuhi persyaratan;
b. Kabel elektrikal unit diberi kode sesuai dengan fungsinya dan harus
kedap air;
c. Battery dan alternator charging system tersedia dan berfungsi dengan
baik;

d. Sistem penerangan unit yang dikendalikan dengan switch pada


kabin kemudi dilengkapi dengan lampu-lampu yang harus tersedia
dan berfungsi dengan baik antara lain :
1) Driving light/head lamp (lampu depan);
2) Rear combination lamp;
3) Signal light (lampu sein);
4) Cabin lamp; dan
5) Working lamp (lampu kerja).
13.13. Perangkat Keselamatan (safety devices)
Unit harus dilengkapi perangkat keselamatan (safety devices) yang
tersedia dan berfungsi dengan baik antara lain :
a. Services brake;
b. Rem parkir (parking brake) harus mampu menahan peralatan/unit
pada saat bermuatan penuh pada kemiringan 4 atau 7%;
c. Emergency stop;
d. Horn (klakson);
e. Reverse warning device;
f. Wheel chocks;
g. Rotary yellow/flash yellow;
h. Power Take Off indicator;
i. Rear view mirror;
j. Windshield washers; dan
k. Fire extinguisher (APAR) laik pakai minimal 5kg.
13.14. Pengoperasian
a. Kendaraan ini hanya boleh dioperasikan di area bandar udara, dan
sesuai dengan peruntukannya.
b. Selama pengoperasian, Incapacitated Passenger Loading Vehicle (IPL)
harus menyalakan lampu obstacle.
c Ketika unit bergerak mendekat ke badan pesawat maka reverse
warning device harus aktif bekerja.
d. Selama pengoperasian Incapacitated Passenger Loading Vehicle (IPL),
stabilizer dalam posisi aktif, parking brake pada posisi aktif.

14. HIGHLIFT CATERING TRUCK (HCT)


14.1 Semua ukuran unit harus diusahakan untuk tetap pada ukuran minimal
(standar pabrik).

40
14.2. Desain platform harus memenuhi ketentuan :
a. Desain front platform disesuaikan dengan pergerakan logitudinal.
b. Jika front platform lebih kecil dari lebar kendaraan maka front
platform didesain dapat digeser agar sejajar dengan pintu pesawat
udara.

c. Front platform yang dilengkapi dengan extended platform untuk


dapat digerakkan lebih mendekati pintu pesawat sehingga tidak ada
celah antarafront platform dengan pintu pesawat.
d. Untuk memudahkan dalam pengoperasian dan mengurangi potensi
bahaya maka pengoperasian kontrol panel dapat dilakukan pada
driver cabin, main platform dan front platform.
e. Front platform pada kedua sisi dilengkapi dengan pintu geser (sliding
door) atau pintu lipat (folded door).

14.3. Platformfloor memenuhi ketentuan :


a. Platform depan harus dapat menahan beban distribusi minimal 907
kg atau beban terkonsentrasi (diam) di % bagian terdepan front
platform minimal 454 kg, untuk menghindari terjadinya defleksi
lebih dari 6 mm.

b. Platform floor harus menggunakan material anti slip, memudahkan


pergerakan catering trolley dan mudah dibersihkan dari air dan
kotoran.

14.4. Area dibawah front platform harus bebas dari halangan dengan jarak
minimal 300 mm dari badan pesawat.

14.5. Safety handrail harus mempunyai ketinggian minimal 1.400 mm dan


bila pintu geser/pintu lipat mendekati badan pesawat dan
dikembalikan ke posisi menutup dalam kondisi terkunci.

14.6. Desain van body memenuhi ketentuan :


a. Ketinggian dalam van body minimal 1.900 mm.
b. Posisi driver cabin tidak boleh lebih panjang dari tepi terdepan front
platform pada saat fully retracted.
c. Lantai kabin harus menggunakan material anti slip, memudahkan
pergerakan catering trolley dan mudah dibersihkan dari air dan
kotoran, serta tidak mudah menyerap.
d. Penerangan interior van body tidak menyilaukan dengan
pencahayaan minimal 50 lux.
e. Kondisi dalam van body disesuaikan dengan suhu ruangan dengan
kisaran 22C (72F) - 24C (75F).

14.7. Kontrol panel untuk pengoperasian unit antara lain :


a. Kontrol naik-turun van body;
b. Kontrol pengoperasian front platform; dan

41
14.8. Kontrol pengoperasian stabilizer.Mesin dan transmisi harus memenuhi
ketentuan :

a. Penggerak utama (prime mover) menggunakan jenis mesin diesel


atau tenaga battery.
b. Sistem kemudi (steering) harus dilengkapi dengan power steering
(hydraulicpower system).
c. Sistem transmisi dapat menggunakan jenis manual transmission
atau automatic transmission (power shift transmission).
14.9. Steering System
Steering System menggunakan front wheel steering dan berfungsi
dengan baik.

14.10. Hydraulic System


Komponen bagian dari hydraulic system tersedia dan berfungsi dengan
baik sebagai berikut :
a. Hydraulic tank;
b. Hydraulic main pump;
c. Relief valve;
d. Valve control;
e. Rangkaian pipa dan hose;
f. Emergency hydraulic pump atau hand pump; dan
g. Stabilizer hydraulic.

14.11. Electrical System


Electrical system harus memenuhi ketentuan sebagai berikut :
a. Kabel elektrikal unit harus memenuhi kelayakan penggunaan
dengan kondisi tidak terdapat goresan dan sambungan yang tidak
memenuhi persyaratan;
b. Kabel elektrikal unit diberi kode sesuai dengan fungsi dan harus
kedap air;
c. Battery dan alternator charging system tersedia dan berfungsi
dengan baik;
d. Sistem penerangan unit yang dikendalikan dengan switch pada
kabin kemudi dilengkapi dengan lampu-lampu yang harus tersedia
dan berfungsi dengan baik antara lain :
1) Driving light/head lamp (lampu depan);
2) Rear combination lamp;
3) Signal light (lampu sein);
4) Cabin lamp; dan
5) Working lamp (lampu kerja).

14.12. Perangkat Keselamatan (Safety Devices)


Unit harus dilengkapi perangkat keselamatan (safety device) yang
tersedia dan berfungsi dengan baik antara lain :
a. Services brake;

42
b. Parking brake, harus mampu menahan peralatan/unit pada saat
bermuatan penuh pada kemiringan 4atau 7%;
c. Emergency stop;
d. Horn (klakson);
e. Reverse warning device;
f. Rotary yellow/flash yellow;
g. Power Take Off indicator;
h. Rear view mirror; dan
i. Windshield washers.

14.13. Pengoperasian
a. Highlift Catering Truck (HCT) hanya boleh dioperasikan di area
bandar udara, dan sesuai dengan peruntukannya.
b. Selama pengoperasian, Highlift Catering Truck (HCT) harus
menyalakan lampu obstacle (yellow rotary/flashing light).
c. Ketika unit bergerak mendekat ke badan pesawat maka reverse
warning device harus aktif bekerja.
d. Selama pengoperasian Highlift Catering Truck (HCT), stabilizer
dalam posisi aktif, parking brake pada posisi aktif.

15. CARGO TRANSPORTER LOADER (CTL)


15.1. Struktur unit harus memenuhi ketentuan :
a. Tersedianya permukaan penghantar (conveying) yang sesuai
dengan panjang ULD.
b. Pada saat memuat ULD, posisi operator harus berada pada sisi
samping unit. Sumber tenaga (power) untuk hidrolik dan
komponen listrik harus berada dibelakang posisi operator dan
tidak ada halangan pergerakan untuk ULD menuju platform.
Jika kabin operator dipasang, ujung kabin tidak melewati tepi
depan unit.
c. Dimensi unit harus tetap pada ukuran standar pabrik.
15.2. Desain platform, guide rail dan penghenti (stoper) harus memenuhi
ketentuan :

a. Panjang dan lebar platform harus dapat cukup untuk


menempatkan ULD menurut panjangnya.
b. Platform harus dilengkapi dengan roler atau sejenisnya
c Tinggi platfom bagian atas permukaan penghantar (conveying)
harus 508 mm pada saat muatan penuh dan harus dapat
dioperasikan pada ketinggian antara 490 mm - 3.700 mm.
d. Tinggi ujung depan permukaan penghantar (conveying) harus
dapat diatur sejajar dengan dollies dan rak penyimpanan barang.
e. Kecepatan penghantar (conveying) maksimum 18 m/min.
f. Penghenti (stoper) depan dan belakang harus tersedia pada unit
dengan tinggi minimal 54 mm.

43
15.3. Pengoperasian platform harus memenuhi ketentuan:
a. Dapat diatur sesuai dengan bentuk ULD pada arah memanjang
dari platform.
b. Operator seharusnya dapat mengoperasikan cargo menuju
Lower/Upper Deck Loader dan Main Deck Loader.
c. Waktu yang diperlukan platform pada beban penuh untuk
mencapai tinggi maksimum dari posisi terendah dan kembali ke
posisi semula tidak boleh melebihi 35 detik.

15.4. Kontrol unit harus memenuhi ketentuan :


a. Semua kontrol untuk pergerakan dan memposisikan loader ke
Lower/Upper Deck Loader dan Main Deck Loader diletakkan pada
tempat operator.
b. Tempat operator disesuaikan dengan desain Pabrikan.
15.5. Mesin dan transmisi memenuhi ketentuan :
a. Penggerak utama (prime mover) menggunakan jenis mesin diesel
atau battery.
b. Sistem kemudi (steering) harus dilengkapi dengan power steering
(hydraulic power system).
c. Sistem pergerakan unit dapat menggunakan jenis automatic
transmission atau hydrostatic.

15.6. Steering System


Steering system menggunakan front wheel steering dan berfungsi
dengan baik.

15.7. Hydraulic System


Komponen bagian dari hydraulic system harus tersedia dan
berfungsi dengan baik sebagai berikut :
a. Hydraulic tank;
b. Hydraulic main pump;
c. Relief valve;
d. Valve control;
e. Rangkaian pipa dan hose;
f. Emergency hydraulic pump atau hand pump; dan
g. Stabilizer hydraulic.

15.8. Electrical System


Electrical system harus memenuhi ketentuan sebagai berikut :
a. Kabel elektrikal unit harus memenuhi kelayakan penggunaan
dengan kondisi tidak terdapat goresan dan sambungan yang
tidak memenuhi persyaratan;
b. Kabel elektrikal unit diberi kode sesuai dengan fungsi dan harus
kedap air;
c. Battery dan alternator charging system tersedia dan berfungsi
dengan baik;

44
d. Sistem penerangan unit yang dikendalikan dengan switch pada
kabin kemudi dilengkapi dengan lampu-lampu yang harus
tersedia dan berfungsi dengan baik antara lain :
1) Driving light/head lamp (lampu depan);
2) Rear combination lamp;
3) Signal light (lampu sein);
4) Cabin lamp; dan
5) Working lamp (lampu kerja).

15.9. Perangkat Keselamatan (Safety Devices)

Unit harus dilengkapi perangkat keselamatan (safety devices) yang


tersedia dan berfungsi dengan baik antara lain :
a. Services brake;
b. Rem parkir (parking brake) harus mampu menahan
peralatan/unit pada saat bermuatan penuh pada kemiringan
4atau 7%;
c. Emergency stop;
d. Horn (klakson);
e. Reverse warning device;
f. Rotary yellow/flash yellow;
g. Power Take Off indicator;
h. Rear view mirror; dan
i. Windshield washers.

15.10. Pengoperasian
a. Cargo Transporter Loader (CTL) hanya boleh dioperasikan
sesuai dengan peruntukan dan kapasitasnya.
b. Selama pengoperasian di sisi udara, Cargo Transporter Loader
(CTL) harus menyalakan lampu obstacle (yellow rotary/flashing
light).
c. Selama pengoperasian Cargo Transporter Loader (CTL), stabilizer
dan parking brake harus pada posisi aktif.

16. REFUELING DEFUELING TRUCK [RDT)

16.1. Komponen utama unit Refueling Defueling Truck (RDT) sebagai


berikut :

a. Tangki
b. Sistem pengiriman atau distribusi (pompa, selang/ hose), hose-
reel, dan Iain-lain.
c. Kontrol, katup, dan alat ukur.
d. Fasilitas internal flushing didalam tangki.
e. Katup buang (dump valve).
f. Sistem pengaman (safety systems) harus memenuhi ketentuan
sebagai berikut :

45
1) Titik terendah struktur (ground clereance) minimal 200 mm.
2) Kecuali untuk kabin pengemudi, seluruh bagian unit harus
terbuat dari bahan anti karat atau dilapisi bahan anti karat.
3) Peralatan pengait harus terpasang pada bagian depan dan
belakang unit, untuk memungkinkan peralatan bisa bergerak
(ditarik) apabila kendaraan mengalami gangguan.
4) Pelindung atau bemper harus dipasang untuk melindungi unit
dan tangki.
g. Unit harus dilengkapi dengan indikator kontaminasi air dan
dilengkapi denga drain valve,
h. Untuk pelayanan pesawat berbadan lebar unit harus dilengkapi
dengan work platform kapasitas 200 kg, yang pergerakannya
dapat dikontrol langsung oleh operator,
i. Unit harus dilengkapi dengan tangga portable.

16.2. Semua kontrol untuk penyaluran bahan bakar harus diakses dari
permukaan tanah.

16.3. Tangki unit harus memenuhi ketentuan :


a. Setiap unit harus mempunyai 1 tangki untuk setiap jenis fuel
yang akan disuplay.
b. Bentuk dan kriteria tangki sebagai berikut :
1) Tangki terbuat dari bahan anti korosi.
2) Tangki harus mudah dibersihkan.
3) Sambungan dan pengelasan pada di bagian dalam harus
rata atau halus untuk menghindari endapan - endapan
dalam tangki.
4) Bagian ujung tangki melengkung dengan sudut hendaknya
dibentuk radius.

5) Dasar tangki harus mempunyai slope 5 dengan katup


drainage gravity.
6) Didalam tangki harus dipasang baffle.
7) Lubang masuk (manhole) sekurang-kurangnya berdiameter
500 mm untuk kemudahan dalam pembersihan dan
perawatan/inspeksi.
8) Tangki harus dilengkapi ventilasi udara (air vent) dengan non
flame device.
9) Tangki dilengkapi dengan gelas duga yang terlindung dengan
baik dan dapat dilihat operator.
10) Tangki dipasang pada rangka, dengan menggunakan floating
type suspension untuk meredam goncangan dan getaran
selama pengoperasian.
11) Diatas tangki harus dipasang sebuah pijakan dengan
ukuran lebar sekurang - kurangnya 0.5 m.

46
12) Diseputar lubang manhole harus disediakan untuk suatu
permukaan kerja (working service) atau refuelling caps.
13) Pada bagian belakang kendaraan harus ada tangga untuk
memudahkan naik dan turun ke atas tangki.
14) Refuelling caps dan tutup lubang manhole harus punya
sistem segel (seal) ganda dan kunci pengaman.
15) Kapasitas tangki harus dibuat sesuai dengan jumlah bahan
bakar yang akan disalurkan.

16.4. Pompa (pump) harus memenuhi ketentuan :


a. Pompa harus digerakkan oleh power take off kendaraan atau
dengan engine tersendiri.
b. Apabila pompa digerakkan oleh power take off kendaraan, maka
harus untuk tidak dimungkinkan untuk mengoperasikan power
take off, kecuali tuas persenelingnya dalam posisi netral atau
dalam posisi parkir dan rem parkir atau rem tangan bekerja.
c. Kemampuan supply pompa tidak kurang dari 300 gpm.
d. Pompa pensuplai harus mempunyai indakator untuk mengetahui
jumlah bahan bakar yang dikeluarkan lengkap dengan reset nol.

16.5. Selang (hose) harus memenuhi ketentuan :


a. Selang harus lentur atau flexible.
b. Warna penutup "cap" dan/atau nozzle harus sesuai dengan
standar nasional.

c. Slang penyaluran dan nozzel harus dibuat sesuai standar


internasional dengan panjang slang tidak kurang dari 5 m.
d. Setiap slang harus dilengkapi dengan alat penggulung otomatis.
e. Harus disediakan tempat penyimpanan yang sesuai untuk
masing-masing nozzle penyaluran bahan bakar.

16.6. Mesin dan transmisi harus memenuhi ketentuan :


a. Penggerak utama (prime mover) menggunakan jenis mesin diesel
atau tenaga battery.
b. Sistem kemudi (steering) harus dilengkapi dengan power steering
(hydraulic power system).
c. Sistem transmisi dapat menggunakan jenis manual transmission
atau automatic transmission (power shift transmission).

16.7. Unit harus dilengkapi dengan safety devices yang berfungsi dengan
baik, antara lain :
a. Services brake

b. Parking brake
c. Unit harus mempunyai pengaman (interlock system) sehingga
unit/truck tidak dapat dioperasikan selama penyaluran bahan
bakar ke pesawat sedang berlangsung.
d. Indicator panel

47
e. Emergency stop
f. Driving light/ head lamp (lampu depan)
g. Back light (lampu belakang)
h. Signal light (lampu sein)
i. Warning divice alarm.
j. Lampu beacon berwarna kuning rotary atau berkedip dan tidak
terhalang (dapat dilihat 360)
k. Kendaraan harus dilengkapi dengan peralatan electrical discharge
to ground device.
1. Kendaraan harus dilengkapi dengan peralatan interlocking lifting
up & shift transmission.
m. Fire extinguisher (alat pemadam api ringan) yang masih laik pakai
minimal 2 (dua) unit ukuran 5 kg.
16.8. Pengoperasian
a. Refueling Defueling Truck (RDT) hanya boleh dioperasikan di sisi
udara dan sesuai dengan peruntukan dan kapasitasnya.
b. Selama pengoperasian di sisi udara, Refueling Defueling Truck
(RDT) harus menyalakan lampu obstacle.
c. Selama pengoperasian Refueling Defueling Truck (RDT) pada
pesawat, electrical discharge to ground device harus dipasang.
d. Selama pengoperasian Refueling Defueling Truck (RDT) pada
pesawat, interlocking lifting up & shift transmission diaktifkan.
e. PTO hanya bisa "ON" pada posisi transmisi netral atau posisi
parkir dan interlock system diaktifkan.

17. HYDRANT DISPENSER TRUCK/CART (HDT/HDQ

17.1. Komponen utama unit Hydrant Dispenser sebagai berikut :


a. Sistem pengiriman/distribusi (pompa, selang/hose), hose-reel,
dan Iain-lain.

b. Fuel safety relief valve harus dapat membaca tekanan sebesar 21


bar.

c. Fuel pressure gauge dan fuel flow meter harus selalu terkalibrasi.
d. Sistem pengaman (safety systems) harus memenuhi ketentuan
sebagai berikut :
1) Titik terendah unit (ground clereance) minimal 200 mm.
2) Setiap unit harus dilengkapi dengan perlengkapan untuk
membersihkan tetesan avtur yang melekat pada unit.
3) Peralatan pengait harus terpasang pada bagian depan dan
belakang unit, untuk memungkinkan peralatan bisa bergerak
(ditarik) apabila kendaraan mengalami gangguan.
4) Pelindung atau bemper harus dipasang untuk melindungi unit
dari benturan.

48
e. Untuk pelayanan pesawat berbadan lebar, unit harus dilengkapi
dengan work platform kapasitas 200 kg yang pergerakannya
dapat dikontrol langsung oleh operator.
f. Unit harus dilengkapi dengan indikator kontaminasi air dan
dilengkapi denga drain valve.
g. Unit harus dilengkapi dengan tangga portable.

17.2. Semua kontrol untuk penyaluran bahan bakar harus diakses dari
permukaan tanah.
17.3. Pompa pengisian (discharge pump) harus memenuhi ketentuan :
a. Pompa harus digerakkan oleh power take off kendaraan atau
engine tersendiri.
b. Apabila pompa digerakkan oleh power take off, maka harus tidak
dimungkinkan untuk mengoperasikan power take off, kecuali
tuas persenelingnya dalam posisi netral atau dalam posisi parkir
dan rem parkir atau rem tangan bekerja.
c. Kemampuan supply pompa tidak kurang dari 300 gpm.
d. Pompa harus mempunyai indakator untuk mengetahui jumlah
bahan bakar yang dikeluarkan lengkap dengan reset nol.

17.4. Selang (hose) harus memenuhi ketentuan :


a. Selang harus lentur atau flexible.
b. Warna penutup "cap" dan/atau nozzle harus sesuai dengan
standar nasional.

c. Slang penyaluran dan nozzel harus dibuat sesuai standar


internasional dengan panjang tidak kurang dari 5 m.
d. Setiap slang harus dilengkapi dengan alat penggulung otomatis.
e. Harus disediakan tempat penyimpanan yang sesuai untuk
masing-masing nozzle penyaluran bahan bakar.

17.5. Mesin dan transmisi harus memenuhi ketentuan :


a. Penggerak utama (prime mover) menggunakan jenis mesin diesel
atau tenaga battery.
b. Sistem kemudi steering) harus dilengkapi dengan power steering
(hydraulic power system).
c. Sistem transmisi dapat menggunakan jenis manual transmission
atau automatic transmission (power shift transmission).

17.6. Unit harus dilengkapi dengan safety devices yang berfungsi dengan
baik, antara lain :
a. Services brake.

b. Parking brake.
c. Unit harus mempunyai pengaman (interlock system) sehingga unit
tidak dapat dioperasikan selama penyaluran bahan bakar ke
pesawat sedang berlangsung.

49
d. Indicator panel.
e. Emergency stop.
f. Driving light/head lamp (lampu depan).
g. Back light (lampu belakang).
h. Signal light (lampu sein).
i. Lampu beacon berwarna kuning rotary atau berkedip.
j. Kendaraan harus dilengkapi dengan peralatan ground discharge.
k. Kendaraan harus dilengkapi dengan peralatan interlocking lifting
up & shift transmission.
1. Work platform harus dilengkapi dengan safety stop lifting.
m. Fire extinguisher (alat pemadam api ringan) yang masih laik pakai
minimal 2 (dua) unit ukuran 5 kg.
17.7. Pengoperasian
a. Hydrant Dispenser Truck (HDT) hanya boleh dioperasikan di sisi
udara dan sesuai dengan peruntukan dan kapasitasnya.
b. Selama pengoperasian di sisi udara, Hydrant Dispenser Truck
(HDT) harus menyalakan lampu obstacle.
c. Selama pengoperasian di sisi udara, Hydrant Dispenser Truck
(HDT), electricaldischarge to ground device harus dipasang.
d. Selama pengoperasian Hydrant Dispenser Truck (HDT) pada
pesawat, interlocking lifting up & shift transmission diaktifkan.
e. PTO hanya bisa "ON" pada posisi transmisi netral atau posisi
parkir dan parking brake diaktifkan.
f Setiap unit Hydrant Dispenser Truck (HDT) harus dilengkapi
dengan radio panggil (handy talky) yang explosion proof.

18. CREW TRANSPORTATION VEHICLE (CTV)


18.1. Struktur dan ukuran unit memenuhi ketentuan :
a. Unit terdiri dari rangka yang sesuai denga tipe bus komersial
b. Unit mampu untuk memberikan akomodasi yang ergonomis pada
bagian operator dan penumpang termasuk bagasi dan tas tangan
yang dibawa.
c. Tinggi keseluruhan unit tidak lebih dari 2,9 m.
d. Bagian dalam kabin tingginya tidak kurang dari 2 m
18.2. Steering system
a. Unit harus dilengkapi dengan power steering
b. Unit harus dapat berputar dibawah radius kurang dari 6 m.
c. Unit dilengkapi dengan suspensi untuk kenyamanan penumpang
yang duduk dan berdiri

18.3. Pintu

a. Jalan masuk untuk pengemudi dan penumpang dibuat terpisah


b. Lebar pintu tidak boleh urang dari 1,10 m dengan bukaan
kedepan, kecuali sliding.

50
'

c Pintu harus dapat dikontrol dari panel kabin pengemudi, tombol


darurat untuk pembuka pintu harus tersedia.
d. Pintu harus dilengkapi dengan seal (kunci)
e. Tinggi anak tangga dari permukaan tanah kedalam pembukaan
pintu masuk maksimum 0,35 m.
18.4. Desain Interior Kendaraan
a. Lantai di buat rata dengan penutup material antislip.
b. Kursi dirancang senyaman mungkin dan dapat dengan jarak
antar kursi tidak boleh kurang dari 0,75 m.
c. Jika kursi penumang didesain front face, maka baris paling kiri
harus dikosongkan sebagai akses darurat menuju keluar
kendaraan.

d. Semua kursi penumpang harus dapat dilipat kedepan.


e. Dilengkapi dengan ruang penyimpanan tambahan untuk
penyimpanan barang bawaan crew koper atau tas.
f Dilengkapi dengan lampu penerangan dan tidak meganggu
pengemudi
g. Dilengkapi dengan sistem ventilasi yang memadai.
h. Temperatur dalam kabin unit berkisar 22C - 24C.
i. Memungkinkan orang untuk menyelamatkan diri dalam keadaan
darurat jika pintu tidak berfungsi.
j. Setiap kendaraan harus disediakan tempat sampah di dalam
kabin.

18.5. Kontrol

a. Dilengkapi dengan standar kendaraan umum.


b. Lampu indikator pada saat pintu terbuka yang dipasang di
dashboard.

18.6. Unit harus dilengkapi dengan safety devices yang berfungsi dengan
baik, antara lain :
a. Services brake

b. Indicator panel
c. Emergency stop
d. Emergency door
e. Driving light/head lamp (lampu depan)
f. Back light (lampu belakang)
g. Signal light (lampu Sein)
h. Horn

i. Rearview mirror
j. Reverse warning device
k. Windshield washers (menggunakan cabin)
1. Fire extinguisher (alat pemadam api ringan) yang masih laik pakai
minimal 1 buah dengan kapasitas masing-masing 3 kg.
18.7. Pilihan

51
a. Motor penggerak dapat berupa diesel, motor bakar besin atau
motor dengan listrik.
b. Transmisi otomatis
c. Sistem komunikasi didarat.
d. Kotak P3K

18.8. Pengoperasian
a. Crew Transportation Vehicle (CTV) hanya boleh dioperasikan di sisi
udara dan sesuai dengan peruntukannya.
b. Selama pengoperasian di sisi udara, Crew Transportation Vehicle
(CTV) harus menyalakan lampu obstacle (yellow rotary/flashing
light).

c.
Batas kecepatan maksimal Crew Transportation Vehicle (CTV)
disesuaikan dengan peraturan yang berlaku pada bandar udara
setempat.

19. FORKLIFT TRUCK FOR LOADING AIRCRAFT LOWER DECK (FLT)


19.1. Bentuk Konstruksi Unit
a. Forklift digunakan untuk keperluan loading/unloading cargo yang
berat kedalam atau keluar perut pesawat udara yang bukan
untuk container dan/atau di lokasi yang permukaan kerjanya
tidak memungkinkan untuk menggunakan High Lift Loader.
b. Penggunaan paling umum dari peralatan ini adalah untuk
pesawat udara dengan ukuran sampai B707/DC-8, meskipun
pada pesawat jenis B 757 dan B 767 dapat pula dioperasikan,
sehingga dengan demikian data-data yang relevan perlu
disertakan sebagai referensi.
c. Dimensi Forklift harus kompak atau minimalis dan bebas dari
bagian yang menonjol seperti knalpot, sehingga dapat
bermanuver secara efisien di dalam gudang.
d. Kabin operator harus tidak menghalangi pandangan kesegala
arah dan bebas dari sudut dan tonjolan-tonjolan yang tajam.
e. Untuk menghindari obstacle overhead, tiang harus dibuat
serendah mungkin antara 2.000 - 2.200 mm.
f. Tiang dan pengangkut tidak menghalangi sudut pandang
operator terhadap muatan dan daerah kerjanya.
g. Truck hendaknya dilengkapi dengan pelindung operator yang
memadai, agar terhindar dari perpindahan atau pergeseran
muatan.

h. Pemasangan fork blade pada pengangkut hendaknya sedemikian,


sehingga posisi dari blade dapat dengan cepat dan mudah
dirubah.

19.2. Kapasitas dan Ukuran

52
1. Forklift harus mampu memuat barang seberat 1.000-2.500 kg,
dan menempatkan barang tersebut kedalam ruangan cargo
pesawat udara dalam posisi sedemikian, sehingga meminimalkan
penanganan secara manual.

2. Karena standar truck Forklift pada umumnya ditentukan (rated)


pada 500 - 600 mm "Load Center", yaitu jarak antara "load center
of gravity" dan center of bearing wheel, maka suatu "rated load'
yang melebihi 2.500 kg akan diperlukan untuk mengadakan
suatu kendaraan yang mampu mencapai ke dalam ruang cargo
pesawat udara dengan muatan yang dikehendaki.
3. Apabila load capacity pas-pasan, perlu membatasi "forward tilt
capacity" dari pada tiang, guna menghindari hilang keseimbangan
dengan load yang terangkat.
4. Untuk pelayanan di ruang cargo lower deck pada kebanyakan
pesawat udara, kiranya perlu untuk memasang blade yang lebih
panjang dari yang standar. Blade sampai sepanjang 1.829 meter,
adalah umum digunakan. Apabila ini dilakukan, maka muatan
maksimum yang aman pada ujung blade akan berkurang banyak.
5. Jumlah pengurangan kapasitas akibat bertambah panjangnya
blade akan berbeda/ bervariasi. Hukum "rule of thumb" pada
sebuah truck kecil adalah bahwa setiap 2,5 cm pemindahan Load
melewati posisi 600 mm, maka "safe working", load akan
berkurang dengan 45 kg kurang lebih.
6. Perpanjangan blade atau belt-on extention apabila dipasang harus
mendapat persetujuan dari pabrik Forklift yang bersangkutan dan
secara reguler harus diperiksa kekuatannya selama digunakan.
7. "Safe working" pada "load center" yang berbeda-beda seperti
halnya load maksimum pada ujung blade harus diberi tanda yang
jelas pada sisi operator.
8. Kapasitas bahan bakar 50 - 60 liter.

19.3. Mobilitas dan Stabilitas

a. Ban yang digunakan pada Forklift harus berupa ban solid.


b. Radius putar harus tidak lebih dari dua setengah kali panjang
rangka.
c. Untuk mempermudah pengoperasian, harus dipasang power
steering.

19.4. Fasilitas Untuk Operator


a. Operator harus mempunyai pandangan kesegala arah tanpa
halangan, dan harus dapat melihat bagian-bagian ujung Forklift.
b. Apabila dipasang kabin, maka semua jendela bagian depan
harus diberi wiper, penghilang kabut atau alat lain sehingga
pandangan bebas kesegala arah dalam segala cuaca. Jika alat-

53
alat dimaksud tidak dapat dipasang maka dimungkinkan untuk
memindahkan atau menggeser kaca penutup.
c. Semua kontrol kemudi maupun kontrol pengoperasian diberi
tanda yang jelas dengan simbol yang sesuai.
d. Semua kontrol harus mudah terkendali sepenuhnya dan
mekanisme hidroliknya lewat jarak-jarak yang pendek.
19.5. Mesin dan transmisi harus memenuhi ketentuan :
a. Penggerak utama (prime mover) harus menggunakan jenis mesin
diesel atau tenaga battery.
b. Sistem transmisi pada umumnya menggunakan jenis automatic
transmission (power shift transmission).
19.6. Unit harus dilengkapi dengan safety devices yang berfungsi dengan
baik, antara lain :
a. Services brake.

b. Hand brake yang mudah dioperasikan dan berfungsi baik.


c. Indicator panel.
d. Driving light/head lamp (lampu depan).
e. Back light (lampu belakang).
f. Signal light (lampu sein).
g. Warning divice alarm.
h. Lampu beacon berwarna kuning rotary atau berkedip dan tidak
terhalang (dapat dilihat 360).
i. Fire extinguisher (alat pemadam api ringan) yang masih laik pakai
minimal 5 kg.

19.7. Pilihan

a. Side shift
b. Lampu kerja (working lamp)
c. Intercom untuk operator

19.8. Pengoperasian
a. Forklift Truck hanya boleh dioperasikan di sisi udara dan sesuai
dengan peruntukannya.
b. Selama pengoperasian di sisi udara, Forklift Truck harus
menyalakan lampu obstacle (yellow rotary/flashing light).
c. Selama pengoperasian warning device alarm dan lampu obstacle
harus diaktifkan.

20. HELI DOLLIES (HDOL)

20.1. Struktur dan ukuran unit memenuhi ketentuan :


a. Struktur rangka harus sesuai denga tipe helicopter yang dilayani.
b. Dilengkapi dengan motor DC
c. Unit harus mampu berputar bebas 360
d. Unit mampu dioperasikan secara remote

54
e. Unit harus dilengkapi dengan tow hitch
f. Unit harus mudah dimonitor dan dikendalikan
g. Unit hanya boleh dioperasikan sesuai dengan kapasitas dan
peruntukannya.

21. GROUND SUPPORT SYSTEM (GSS)


Desain:

a. Ground Support System didesain sesuai dengan peraturan dan ketentuan


tentang sistem instalasi Plumbing di Indonesia.

b. Ground Support System untuk supply kelistrikan didesain sesuai dengan


Peraturan Umum Instalasi listrik Indonesia.

c. Ground Support System untuk supply bahan bakar pesawat udaraharus


didesain sesuai dengan NFPA 415.

22. KENDARAAN YANG BEROPERASI DI SISI UDARA (AIRSIDE OPERATIONS


VEHICLE/AOV).

22.1. Struktur dan ukuran unit memenuhi ketentuan :


a. Unit terdiri dari rangka yang sesuai denga tipe kendaraan komersial.
b. Unit mampu untuk memberikan akomodasi yang ergonomis pada
bagian operator dan atau penumpang.
22.2. Steering system
a. Unit harus dilengkapi dengan power steering
b. Unit harus dapat berputar dibawah radius kurang dari 6 m.
22.3. Pintu

a. Semua kontrol pintu ditempatkan di ruang pengemudi dan


dilakukan oleh pengemudi.
b. Harus tersedia tombol pembuka pintu darurat di runga penumpang.
c. Pintu harus dilengkapi dengan kunci (seal).
d. Desain pembukaan pintu harus kearah depan, kecuali tipe sliding.
22.4. Desain Interior Kendaraan
a. Lantai di buat rata dengan penutup material anti slip.
b. Kursi penumpang dapat diatur front face atauface to face.
c. Dilengkapi dengan lampu penerangan dan tidak meganggu
pengemudi
d. Dilengkapi dengan sistem ventilasi yang memadai.
e. Memungkinkan orang untuk menyelamatkan diri dalam keadaan
darurat jika pintu tidak berfungsi.
f Setiap unit kendaraan operasional sisi udara harus dilengkapi
dengan box tempat sampah.
22.5. Kontrol

a. Dilengkapi dengan sistem kontrol standar kendaraan umum.

55
- ^

b. Lampu indikator pada saat pintu belum terkunci yang dipasang di


dashboard.

22.6. Unit harus dilengkapi dengan safety devicesyang berfungsi dengan


baik, antara lain :
a. Services brake.

b. Emergency stop.
c. Horn.

d. Rearview mirror.
e. Safety belt.
f. Windshield washers (menggunakan cabin).
g. Tow hitch dan tali penarik yang sesuai.
h. Flame trap harus dipasang pada saliran gas buang untuk kendaraan
berbahan bakar bensin.
i. Fire extinguisher (alat pemadam api ringan) yang masih laik
pakaiminimal 1buah dengan kapasitas masing-masing 3 kg.
22.7. Pilihan

a. Motor penggerak dapat berupa diesel, motor bakar besin atau motor
dengan listrik.
b. Transmisi otomatis
c. Sistem komunikasi didarat.
d. Sistem pendinginan udara
e. KotakP3K

22.8. Pengoperasian
a. Airside Operations Vehicle (AOV) hanya boleh dioperasikan di sisi
udara dan sesuai dengan peruntukannya.
b. Selama pengoperasian di sisi udara, Airside Operations Vehicle (AOV)
harus menyalakan lampu obstacle (yellow rotary/flashing light).
c. Batas kecepatan maksimal Airside Operations Vehicle (AOV)
disesuaikan dengan peraturan yang berlaku pada bandar udara
setempat.

d. Pengoperasian kendaraan pick-up truck, semua pintu bagasi (bak)


harus dalam keadaan terkunci.

56

B. NON MOTORIZED

1. BAGGAGE CART (BCT)


1.1. Struktur unit keseluruhan harus memenuhi ketentuan :
a. Unit harus terbuat dari struktur yang kuat dengan platform yang
mampu untuk digunakan menopang muatan dengan berat sampai
dengan 1.500 kg. Pada bagian depan dan belakang disediakan
dinding dan pada kedua sisinya disediakan pintu terali atau pagar
untuk menjaga agar muatan tidak jatuh.
b. Rangka harus terpasang pada rumah sumbu belakang roda yang
tetap (tidak dapat digerakkan) dan pada sumbu roda depan yang
bergerak (dapat disetir).
Unit didesain dengan berat kosong seringan mungkin sehingga
memungkinkan untuk dioperasikan oleh satu orang operator.
Struktur rangka dan unit harus terbuat dari bahanlogam yang kuat
sehingga tahan terhadap beban kerja maksimum dan dilengkapi
dengan rubber bumper pada setiap sudut tepian paling luar bagian
atas dan bawah.
Batang penarik (tow bar) harus terpasang pada bagian depan dan kait
penarik (tow hitch) pada bagian belakang dengan ukuran pin dan
lubang yang sesuai, sehingga keduanya mempunyai kekuatan yang
cukup dan dapat ditarik sebagai satu rangkaian cart yang bermuatan
penuh. Pin diharuskan menggunakan pengunci agar tidak mudah
lepas saat menarik. Diupayakan agar tautan antara tow hitch dan tow
bar tidak bersudut sehingga tidak memungkinkan bagian belakang
dari unit terangkat pada saat akan berhenti.
i. Batang penarik hendaknya disesuaikan panjangnya untuk
menghindari terjadinya benturan antara 2 (dua) unit cart yang
berdekatan dalam 1 (satu) rangkaian pada saat membelok pada
tikungan dengan radius putar maksimum 90.
g- Batang tow bar harus dapat ditekuk dan pada saat parkir, harus
berada pada posisi vertikal dan terkunci (interlock).
h. Lantai (platfom) didesain tidak terjadi adanya genangan air.
i. Permukaan sisi dalam dinding pembatas dan platform hendaknya
datar dan halus.
j. Dilengkapi dengan bantalan pada sudut atas.
1.2 Dimensi unit baggage cart:
Dimensi Tipe/Model Terbuka Tipe/model tertutup
Panjang 2.500 mm 2.500 mm
Panjang incl towbar 3.500 mm 3.500 mm
Lebar 1.450 mm 1.450 mm
Tinggi 1.600 mm 2.000 mm
Tinggi platform dari 600 mm 600 mm
tanah

1.2. Pergerakan unit harus memenuhi ketentuan :


a. Unit harus stabil dalam kondisi bermuatan penuh atau kosong
sehingga dapat ditarik secara satuan maupun dalam rangkaian.
b. Roda gerobak minimal 4 (empat) buah.
c. Roda bagian depan harus berfungsi sebagai kemudi (steering system).
1.3. Pilihan
a. Unit dapat dilengkapi dengan penutup (cover) kedap air.
b. Disediakan tempat penyimpanan penutup (cover) yang melekat pada
unit.
Area bongkar muat dapat sebagian atau sepenuhnya tertutup dengan
akses dari satu atau dua sisi.
d. Sisi struktur dapat didesain berengsel
e. Pengereman otomatis apabila unit terlepas dari kopling.
f. Pengereman pada saat towbar pada posisi vertical 30.
g- Permukaan platform tidak licin.

57

h. Penutup permanen pada dinding belakang.


1.4. Pengoperasian
a. Unit harus dioperasikan di sisi udara dan sesuai dengan kapasitas
dan peruntukannya.
b. Pada saat loading dan unloading bagasi parking brake dalam posisi
aktif dan wheel chocks terpasang pada roda.
c. Rangkaian pengoperasian Baggage Cartmaksimum4 unit.
d. Pada saatpengoperasian semua pintu Baggage Cart dalam posisi
terkunci.

2. CONTAINER DOLLIES (CDL)


2.1 Struktur unit keseluruhan harus memenuhi ketentuan :
a. Dalam struktur yang memadai, unit harus dilengkapi dengan roller
platform untuk mengangkut 1 (satu) Unit Load Device (ULD).
b. Geometris sistem kemudi harus sedemikian rupa sehingga apabila
ditarik dalam rangkaian akan mengikuti arah lintasan yang benar.
c. Ketinggian platform harus 508 mm 5% (ujung atas roller terhadap
tanah).
d. Unit harus memiliki tow bar yang dipasang di depan dan tow
hitch/tow bar di belakang yang memiliki kekuatan memadai sehingga
memungkinkan tractor untuk menarik rangkaian bermuatan. Tow bar
hendaknya disesuaikan panjangnya untuk menghindari terjadinya
benturan antara 2 (dua) unit yang berdekatan dalam 1 (satu)
rangkaian pada saat membelok.
2.2 Desain platform, guide rail dan stopper harus memenuhi ketentuan :
a. Tersedia turntable platform yang dapat berputar secara horisontal
sampai 360, dilengkapi dengan pengunci (lock) untuk setiap
perubahan sudut 90
b. Platform harus dilengkapi dengan roller yang memungkinkan gerakan
untuk transfer ULD.
c. Untuk mengarahkan pemindahan ULD dari/ke platform dan untuk
meredam benturan pada muatan harus dipasang guide roller yang
mempunyai diameter yang disesuaikan dengan desain.
d. Guide rails dengan tinggi minimal 50 mm harus disediakan di
sepanjang dua sisi platform.
e. Stopper dan penahan (restraints) vertikal harus dipasang pada setiap
ujung platform guna menahan kerangka dasar ULD di atas platform.
Ketinggian puncak dari alat penahan (restraint device) diukur dari
permukaan container tidak boleh melebihi 50 mm (2 inch).
f. Stopper dan penahan (restraints) tersebut harus dapat dioperasikan
oleh 1 (satu) orang dari kedua belah sisi unit.
2.3 Pengoperasian
a. Unit harus dioperasikan sesuai dengan kapasitas dan
peruntukannya.
b. Unit hanya boleh dioperasikan dengan rangkaian maksimal 4 unit.
3. PALLET DOLLIES (PDL)
3.1 Struktur dan ukuran unit keseluruhan harus memenuhi ketentuan:
a. Rangka yang cukup kuat dan dilengkapi dengan platform untuk
membawa dan mentransfer unit ULD.
b. Rangka ditopang oleh as roda belakang yang sifatnya tetap dan as
roda depan dengan sistem kemudi.
c. Tinggi roller platform 508 mm 5% (dari puncak roller).
d. Ukuran keseluruhan unit dibuat seminimal mungkin.
e. Unit harus memiliki tow baryang dipasang di depan dan tow hitch di
belakang yang memiliki kekuatan cukup sehingga memungkinkan
tractor untuk menarik rangkaian dolly bermuatan.
f. Tow bar hendaknya disesuaikan panjangnya untuk menghindari
terjadinya benturan antara 2 (dua) unit dolly yang berdekatan dalam
1 (satu) rangkaian pada saat membelok.

58
^ ^

3.2 Desain platform, guide rails, dan stopper harus memenuhi ketentuan :
a. Platform dilengkapi dengan roller yang permukaannya memungkinkan
pergerakan ULD.
b. Platform dirancang untuk memindahkan ULD baik dari sisi samping
atau pun belakang.
c Dilengkapi guide rail pada kedua sisi lintasan roller.
d. Stopper yang dapat ditarik kembali (retractable) harus dipasang pada
masing-masing ujung lintasan roller.
e. Stopper yang dapat ditarik kembali (retractable) dapat dioperasikan
oleh satu orang.
f. Platform harus dirancang cukup untuk menggerakkan ULD secara
manual (didorong) dan diameter roller pada platform harus dirancang
sehingga perpindahan ULD baik dari/ataupun ke platform tidak
mengalami benturan yang berlebihan.
g. Pijakan (walk ways) disediakan untuk dua orang dan harus terbuat
dari bahan anti slip dengan lebar minimal 305 mm.
h. Untuk mempermudah transfer ULD dari/ke platform dan untuk
mengurangi benturan, disediakan roller depan yang memungkinkan
berdiameter maksimum.
3.3 Pengoperasian
a. Unit harus dioperasikan sesuai dengan kapasitas dan
peruntukannya.
b. Unit hanya boleh dioperasikan dengan rangkaian maksimal 4 unit.
. TOWED PASSENGER STAIR (TPS)
4.1 Struktur dan ukuran unit keseluruhan harus memenuhi ketentuan:
a. Tangga mempunyai rangka yang kuat.
b. Tangga dalam keadaan stabil pada waktu untuk naik /turun
penumpang pesawat.
c. Tinggi platform atas tidak melebihi 4 m atau dibawah ketinggian
bagian bawah fix bridge pada saat ditarik.
d. Titik terendah (ground clearance) unit tidak boleh kurang dari 200
mm dari permukaan tanah.
e. Area di bawah platform atas harus bebas dari semua komponen atau
halangan setidaknya 300 mm dari interface pesawat udara.
4.2 Desain tangga harus memenuhi ketentuan :
a. Anak tangga didesain anti slip, tahan terhadap perubahan cuaca dan
dilengkapi lubang untuk menghindari genangan air.
b. Dilengkapi dengan pegangan tangan yang tidak boleh ada tonjolan
atau sudut yang dapat menyebabkan cedera.
c. Kemiringan anak tangga dan ukuran harus tidak boleh melebihi 2
dari sisi mendatar/horisontal.
d. Lebar tangga anak tangga minimal 1.250 mm atau harus mampu
dilewati oleh 2 (dua) orang dewasa yang membawa bagasi kabin.
e. Titik terendah anak tangga tidak boleh lebih dari 175 mm diukur dari
permukaan tanah.
f Setiap anak tangga yang berengsel yang dipasang di dasar tangga
harus mempunyai ukuran yang sama dengan anak tangga utama.
g. Disediakan sebuah pengunci untuk menahan kedudukan anak
tangga yang berengsel.
h. Pegangan tangan harus disediakan pada dua sisi di sepanjang tangga
dengan desain tidak boleh melukai dan mudah dibersihkan.
i. Bagian depan platform harus dilengkapi dengan rubber bumper.
j. Bagian atas platform harus cukup untuk membuka dan menutup
pintu pesawat tanpa halangan. Apabila unit tangga dilengkapi dengan
sliding side platform maka aturan tersebut tidak berlaku.
k. Sliding side platform harus dilengkapi pengunci.
4.3 Pengoperasian
a. Unit harus dioperasikan sesuai dengan kapasitas dan
peruntukannya.

59
b. Selama digunakan, stabilizer dan parking brake harus dalam posisi
aktif dan whell chocks dalam posisi terpasang pada roda.
c. Sebelum mobilisasi unit, semua stabilizer dan pengunci lainnya harus
dalam keadaan off (terangkat).
5. AIRSIDE AIRCRAFT INSPECTION STAIR (AAIS), BAGGAGE SLIDING BRIDGE
(BSB).

5.1 Struktur dan ukuran unit keseluruhan harus memenuhi ketentuan:


a. Tangga mempunyai rangka yang kuat.
b. Tangga dalam keadaan stabil pada waktu dioperasikan.
c. Bahan rangka harus terbuat dari besi hollow, diberi perlindungan anti
karat dan dicat warna kuning aviasi.
d. Permukaan anak tangga harus dibuat dari bahan anti slip.
5.2 Desain tangga harus memenuhi ketentuan :
a. Anak tangga didesain anti slip, tahan terhadap perubahan cuaca dan
dilengkapi lubang untuk menghindari genangan air.
b. Dilengkapi dengan pegangan tangan yang tidak boleh ada tonjolan
atau sudut yang dapat menyebabkan cedera.
c. Pegangan tangan harus disediakan pada dua sisi di sepanjang tangga
dan mudah dibersihkan.
d. Bagian depan platform harus dilengkapi dengan rubber bumper.
5.3 Perangkat Keselamatan (Safety Divices)
a. Unit harus dilengkapi dengan stabilizer.
b. Untuk mobilisasi, unit dapat dilengkapi dengan roda.
5.4 Pengoperasian
a. Unit harus dioperasikan sesuai dengan kapasitas dan
peruntukannya.
b. Selama digunakan, stabilizer harus dalam posisi aktif.
c. Stabilizer harus dalam posisi terkunci saat unit tidak sedang
dipergunakan.

6. AIRCRAFT TOWBAR (ATB)


6.1 Struktur dan ukuran unit Aircraft Towing Bar harus didesain mampu
untuk menahan dan meneruskan gaya dorong atau tarik pesawat
termasuk mendorong atau menarik pesawat membelok.
6.2 Desain Aircraft Towing Bar harus sesuai dengan tipe pesawat.
6.3 Desain Aircraft Towing Bar harus memenuhi ketentuan :
a. Towbar harus dilengkapi dengan roda untuk mobilisasi.
b. Towbar dapat dilengkapi dengan sistem hidrolik untuk membantu
mempermudah proses connecting bebagai jenis pesawat.
c. Ketinggian batang tow bar minimal 50 mm selama operasi.
6.4 Towbar head dan eye unit memenuhi ketentuan :
a. Towbar head didesain aman dan mudah dipasang dan dilepas oleh
satu orang
b. Pengait tow head harus dilengkapi dengan shear bolt dan shear pin.
c. Diameter dalam dari toweye didesain sesuai dengan diameter pin.
d. Towbar eye harus tahan terhadap goresan pada pemakaian normal
dan tidak mengalami keausan serta perubahan.
6.5 Bar unit memenuhi ketentuan :
a. Bar dilengkapi dengan pegangan di samping dan/atau di atasnya.
b. Diberi tulisan atau marka untuk penggunaan jenis pesawat.
6.6 Pengoperasian
a. Unit harus dioperasikan sesuai dengan kapasitas dan
peruntukannya.
b. Selama mobilisasi tuas hidrolik harus pada posisi off.

60
^^

7. AIRCRAFT WHEEL CHOCKS (AWC)


7.1 Material wheel chocks merupakan high density rubber dan tahan
terhadap segala kondisi cuaca.
7.2 Tipe wheel chocks harus dipilih model solid bottom dengan bentuk
segitiga, dan ukurannya disesuaikan dengan jenis pesawat.
7.3 Warna bebas, sesuai standar pabrikan.
7.4 Traction ribs pada permukaan wheel chocks harus horizontal.
7.5 Wheel chocks harus merupakan satu set pasangan
7.6 Wheel chocks harus selalu dipasang pada dua sisi roda pesawat
7.7 Unit harus dioperasikan sesuai dengan kapasitas dan peruntukannya.
8. PASSENGER WHEEL CHAIR (PWC)
8.1. Rangka terbuat dari bahan stainless steel atau bahan tahan karat
lainnya.
8.2. Unit harus didesain dengan berat seringan mungkin.
8.3. Unit dan komponennya harus mampu menahan beban sampai dengan
150 kg.
8.4. Kursi harus dapat dilipat.
8.5. Unit harus dilengkapi dengan sistem pengunci roda utama yang dapat
dijangkau oleh penumpang.
8.6. Pada saat dioperasikan, pada posisi menuggu pengunci roda harus
diaktifkan dan unit tidak dapat bergerak.
8.7. Unit harus dioperasikan sesuai dengan kapasitas dan peruntukannya.

61
9. Aircraft Tail Jack
9.1 Sitim operasi aircraft tailjack harus hidrolis
9.2 Aaircraft tailjack harus dilengkapi dengan pin safety lock
9.3 Jumlah kaki aircraft tail jack minimal 3
9.4 Konstruksi rangka harus mampu menahan beban minimal 2.750
kg
9.5 Warna aircraft tail jack harus kuning
9.6 Unit harus memudah untuk mobilisasi dan demobilisasi
9.7 Unit harus dioperasikan sesuai dengan kapasitas dan
peruntukannya.

10. Aircraft Passenger Canopy


10.1. Jenis Kanopi terpal atau polykarbonat
10.2. Rangka harus kuat menumpu beratnya sendiri dan kanopi.
10.3. Rangka bagian bawah harus sekaligus berfungsi sebagai
pemberat dari tiupan angin.
10.4.
Bagian depan kanopi yang bersinggungan dengan badan pesawat
harus diberi bumper.
10.5. Jenis bumper harus dipilih dari bahan yang lentur agar tidak
melukai badan pesawat.
10.6. Mudah dilakukan mobilisasi dan demobilisasi
10.7. Unit harus dioperasikan sesuai dengan kapasitas dan
peruntukannya.

Ditetapkan di : JAKARTA
Padatanggal : 16 November 2015

DIREKTUR JENDERAL PERHUBUNGAN UDARA


TTD

SUPRASETYO

Salinan sesuai dengan aslinya


KEPAL^g^&feHTJKUM DAN HUMAS,

(IV/b)
199003 1 001

62

Anda mungkin juga menyukai