Dosen Pengampu:
Abdul Salam, S.H.I., M.A.
Disusun oleh :
I
KATA PENGANTAR
Assalamualaikum wr.wb.
Puji syukur kita panjatkan kehadirat Allah SWT atas limpahan rahmat dan
karunianya kami dapat menyelesaikan makalah ini.
Wassalamualaikum wr.wb.
II
DAFTAR ISI
SAMPUL...............................................................................................................I
KATA PENGANTAR.........................................................................................II
DAFTAR ISI......................................................................................................III
BAB I....................................................................................................................1
PENDAHULUAN................................................................................................1
A. Latar Belakang...........................................................................................1
B. Rumusan Masalah......................................................................................2
C. Tujuan Penelitian.......................................................................................2
BAB II..................................................................................................................3
PEMBAHASAN...................................................................................................3
A. Pengertian Etika.........................................................................................3
B. Perinsip Ekonomi Islam.............................................................................4
C. Ciri - Ciri Ekonomi Islam..........................................................................5
D. Pengaruh Sistem Ekonomi Islam...............................................................6
BAB III.................................................................................................................8
ETIKA BISNIS MENURUT EKONOMI KAPITALIS......................................8
A. Pengertian Ekonomi Kapitalis Menurut Para Ahli....................................8
B. Prinsip Dasar Sistem Ekonomi Kapitalis...................................................8
C. Ciri-Ciri Sistem Ekonomi Kapitalis.........................................................10
D. Dampak Kapitalis....................................................................................10
BAB IV...............................................................................................................12
PERBANDINGAN ETIKA BISNIS MENURUT EKONOMI ISLAM DAN
EKONOMI KAPITALIS....................................................................................12
A. Persamaan Etika Bisnis Islam dan Etika Bisnis Kapitalis.......................12
B. Perbedaan Etika Bisnis Islam dan Etika Bisnis Kapitalis........................13
C. Kelebihan Bisnis Islam dibanding dengan Bisnis Kapitalis....................19
BAB V................................................................................................................21
PENUTUP..........................................................................................................21
A. Kesimpulan..............................................................................................21
DAFTAR PUSTAKA.........................................................................................22
III
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Kebanyakan orang tidak senantiasa sadar akan fungsi etika. Salah satu sebabnya,
etika menjadi bagian yang integral dari pribadi seseorang sehingga tidak lagi
dipersoalkan oleh yang bersangkutan dan artinya sekali memikirkan etika yang
dimilikinya, kecuali bila ia merasa bahwa dalam hubunganya dengan orang lain etika
tersebut mendapat tantangan, ada saat tertentu kita pasti berhadapan dan berinteraksi
dengan orang yang memiliki etika yang dimilikinya. Bukanlah seorang muslim terbaik
dan terhormat memiliki kekayaan dan hebat yang memiliki kekayaan berlimpah dan
kedudukan tinggi di maysarakatnya, tapi muslim yang terbaik dan hebat adalah muslim
yang paling indah ahlak dan budi pekertinya, muslim yang menjadikan muslim lainya
lainya merasa tenang, tenteram dan nyaman hatinya saat bersamanya.
Demikian pula dengan kehormatan dan kewibawaan kita di hadapan sesama
bukan karena banyaknya harta yang kita miliki, bukan pula karena tingginya kedudukan,
akan tetapi terletak pada budi pekerti yang baik maka itulah yang membuat orang lain
segan dan menghargai kita, begitupun dalam konteks berbisnis kita membutuhkan
sebuah etika, agar orang merasa nyaman. Karena ada pula muslim yang tidak
menerapkan etika dalam berbisnis, penerapan nilai- nilai islam yang hanya mengejar
keuntungan semata, dia tidak memikirkan sebuah keberkahan dan ridoh dari sang khalik.
Perbedakan islam dengan non muslim dalam berbisnis ialah ketika islam melihat
juga dari sisi keberkahan dalam berbisnis, maka banyak muslim berbisnis berhasil
karena penerapan nilai-nilai islam di dalamnya yang di terapkan dalam aktivitas usaha
sehari-harinya. Sedangkan non muslim berbisnis hanya mencari keuntungan semata,
karena kadang tanpa memerhatikan dari segi etikanya, dikarenakan barometer
keberhasilan itu hanya mencapai keuntunggan sebanyak-banyaknya.
Dalam perekonomian ada beberapa sistem ekonomi yang di pahami serta
dianut oleh masyarakat salah satunya yaitu sistem ekonomi kapitalis. Ekonomi
kapitalis memiliki cara tersendiri dalam menerapkan metode dalam berbisnis.
Kapitalisme adalah sistem perekonomian yang memberikan kebebasan secara penuh
kepada setiap orang untuk melaksanakan kegiatan perekonomian seperti memproduksi
barang, manjual barang, menyalurkan barang dan lain sebagainya. Dalam sistem ini
1
pemerintah bisa turut ambil bagian untuk memastikan kelancaran dan keberlangsungan
kegiatan perekonomian yang berjalan, tetapi bisa juga pemerintah tidak ikut campur
dalam ekonomi.
Pada sistem kapitalis kebebasan memilih pekerjaan merupakan salah satu hal
yang sangat diagungkan. Dengan begitu, penentuan upah yang tinggi mempengaruhi
pekerjaan seseorang. Dari sini munculah eksploitasi besar-besaran pada kaum buruh.
Disatu pihak para bos menrima gajih yang sangat tinggi sementara para buruh hanya
mendapatkan gaji yang minim. Terutama di negara-negara dunia berkembang seperti
Indonesia.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah dikemukakan di atas maka rumusan masalah
dari penelitian ini adalah:
C. Tujuan Penelitian
2
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Etika
Etika adalah suatu cabang dari filsafat yang berkaitan dengan “ kebaikan
(rightness)” atau moralitas (kesusilaan) dari prilaku manusia. Dalam pengertian ini etika
di artikan sebagi aturan-aturan mengenai prilaku manusia. Dalam pengertian ini etika
diartikan sebagai aturan-aturan mengenai perilaku yang oleh maysarakat dianggap
sebagai perilaku yang baik, karena itu aturan-aturan tersebut tidak boleh di langgar.
Etika adalah studi standar moral yang tujuan eksplisitnya adalah menentukan setinggi
apakah standar moral yang telah diberikan, masih kurang, sudah cukup atau bahkan
sangat benar. Sedangkan penentuan baik dan buruk itu sendiri adalah suatu masalah
yang selalu berubah. Etika bisnis merupakan studi yang dikhususkan mengenai moral
yang benar dan salah. Studi ini berkonsentrasi pada standar moral sebagaimana
diterapkan dalam kebijakan, institusi, dan perilaku bisnisEtika ialah suatu studi
mengenai perbuatan yang salah dan benar dan pilihan moral yang dilakukan oleh
seseorang, keputusan etik ialah suatu hal yang benar mengenai pengalaman standar dan
etika bisnis adalah kadang-kadang disebut pula etika manajemen ialah penerapan standar
moral ke dalam kegiatan bisnis. Jadi prilaku yang etis yang sebenarnya ialah prilaku
yang mengikuti Allah SWT dan menjahui laranganya. Sedangkan menurut Kamus Besar
Bahasa Indonesia, etik adalah kumpulan asas atau nilai yang berkenaan dengan ahlak.
Etik juga bisa di pahami sebagai nilai benar dan salah yang di anut suatu golongan atau
maysarakat. Sedangkan etika adalah ilmu tentang apa yang baik dan apa yang buruk dan
tentang hak dan kewajiban moral (akhlak).
Bisnis adalah suatu serangkaian peristiwa yang melibatkan pelaku bisnis . Para
pelaku bisnis memiliki kecenderungan untuk melakukan tabrakan kepentingan,
keuntungan sebanyak mungkin, bahkan saling membunuh, sehingga pelaku bisnis yang
kuat kian mendominasi, sementara yang lemah terperosok disudut-sudut ruang bisnis.
Sebagaiman disampaikan pada bagian sebelumnya bahwa bisnis di dalam islam
merupakan kegiatan muammalah yang pertama kali menanggalkan etika, kemudian
disusul oleh bidang politik, dan terakhir adalah persoalan seks. Bisnis yang sehat adalah
bisnis yang berlandaskan pada etika. Oleh karena itu, pelaku bisnis muslim hendaknya
3
memiliki kerangka etika bisnis yang kuat, sehingga dapat mengantarkan aktivitas bisnis
yang nyaman dan berkah. Bisnis adalah suatu kata popular dalam kehidupan sehari-hari.
Tiap hari jutaan manusia melakukan kegiatan bisnis sebagai produsen, perantara maupun
sebagai konsumen. Kaum produsen dan orang-orang lain yang bergerak dalam kegiatan
bisnis berhasil membuat keuntungan dan memperbesar nilai bisnisnya yang makin lama
makin meningkatBisnis merupakan kegiatan yang berhubungan dan berkepentingan
dengan lingkunganya. Lingkunganya merupakan suatu system, terdapat variable-
variabel atau factor-faktor yang tersedia di lingkungan dan yang terkait dengan bisnis.
Dengan kata lain , bisnis pada dasarnya adalah upaya untuk mengelola sumber-sumber
ekonomi yang disediakan oleh lingkunganya. Oleh karena itu, interaksi antara bisnis dan
lingkunganya atau sebaliknya menjadi suatu kajian yang menarik.
Menurut Fathurrahman Djamil, dalam bisnis syariah, terdapat beberapa prinsip dasar yang harus
diperhatikan yaitu.1
1. Kaidah fiqih, hukum Islam yang menyatakan, “ Pada dasarnya segala bentuk
muamalah adalah boleh kecuali ada dalil yang mengharamkannya.” Ini
mengandung arti, bahwa hukum Islam memberi kesempatan luas bagi perkembangan
bentuk dan jenis muamalah (bisnis) baru sesuai dengan perkembangan kebutuhan
hidup masyarakat, termasuk di dalamnya kegiatan transaksi ekonomi di lembaga
keuangan syariah.
1. Prinsip tauhid, tauhid adalah fondasi keimanan Islam. Ini bermakna bahwa
segala apa yang di alam semesta ini didesain dan dicipta dengan sengaja oleh
Allah SWT, bukan kebetulan dan semuanya pasti memiliki tujuan. Tujuan
inilah yang memberikan signifikansi dan makana pada eksistensi jagat raya,
termasuk manusia yang menjadi salah satu penghuni di didalamnya.
2. Prinsip khilafah. Manusia merupakan khalifah Allah SWT di muka bumi
dengan dibekali perangkat baik jasmani maupun rohani untuk dapat berperan
secara efektif sebagai khalifah-Nya. Implikasi dari prinsip ini adalah:
a. Persaudaraan yang universal
d. Kebebasan manusia
3. Prinsip keadilan, keadilan adalah salah satu misi utama ajaran Islam, implikasi
dari prinsip ini adalah:
a. Pemenuhan kebutuhan pokok manusia
Nilai-nilai yang terkandung dalam ekonomi Islam tidak terlepas dari prinsip
2
Umer Chapra, The Future of Economics : An Islamic Perspective, terj. Ikhwan Abidin, Masa Depan
Ilmu Ekonomi: Sebuah Tinjauan Islam, (Jakarta:Gema Insani Press, 2001), h. 202-206.
5
ajaran Islam. Yang dalam pelaksanaannya harus memandang kemaslahatan
ummat manusia dan juga bersifat pengabdian, oleh sebab itu kegiatan ekonomi
menurut Islam berbeda dengan kegiatan ekonomi dari sistem yang dihasilkan oleh
manusia, baik kapitalisme maupun sosialisme.3
3
Ahmad Muhammad Al-Assal, Sistem, Prinsip dan Tujuan Ekonomi Islam, (Bandung: CV PUSTAKA
SETIA, 1999), h.21.
4
Ahmad Muhammad Al-Assal, Sistem, Prinsip dan Tujuan Ekonomi Islam, h. 32.
6
tersebut sertacara pemerataan kekayaan di tengah masyarakat.
Namun demikian, perbedaan potensi individu dalam masalah kemampuan dan
pemenuhan terhadap suatu keperluan, dapat menyebabkan perbedaan dalam
pendistribusianharta kekayaan tersebut di antara mereka.Selain itu perbedaan antara masing-
masing individu mungkin saja menyebabkan terjadinya kesalahan dalam pendistribusian
harta kekayaan. Sehingga karena kesalahan tersebut berakibat pada pendistribusian harta
yang tidak merata, hanya segelintir orang yang akanmendapatkannya, sementara yang lain
kekurangan, sebagaimana yang terjadi akibat penimbunan harta, seperti emas dan perak. Oleh
karenya, syariat Islam melarang berputarnya kekayaan hanya di antara orang-orang kaya
namun mewajibkan perputaran tersebut terjadi di antara semua orang.
7
BAB III
8
2. Kebebasan ekonomi dan persaingan bebas
Berdasarkan asas ekonomi dan pedomannya, yaitu persaingan bebas,
setiap individu dapat menggunakan sumber daya fisik, mental, dan sumber daya
yang tersedia untuk dimanfaatkan demi kepentingan individu. Kapitalisme
memahami bahwa persaingan bebas bukanlah hasil rancangan manusia, meskipun
bisa juga disebabkan oleh manusia. Bahkan jika ada tujuan akhir untuk diketahui,
tujuannya tidak lebih dari menjaga ketertiban pasar bebas dan semua orang yang
ada di dalamnya. Persaingan bebas merupakan kondisi pemberdayaan di berbagai
sektor ekonomi, karena persaingan bebas akan menciptakan efisiensi ekonomi.
3. Ketimpangan ekonomi
Modal merupakan sumber produksi dan sumber kebebasan bagi sistem
ekonomi kapitalis. Bahwasanya individu-individu yang memiliki modal lebih
besar akan menikmati hak kebebasan yang lebih baik untuk mendapatkan hasil
yang sempurna.
Sedangkan menurut Adam Smith, ada tiga prinsip yang terkait dengan
kebebasan sebagai berikut:
a. Freedom, yaitu hak untuk memproduksi dan menjual hasil produksi
dengan menggunakan tenaga kerja, dan akumulasi modal. Kebebasan
ekonomi berarti tidak adanya tekanan dari pihak tertentu atas inisiatif
individu untuk melakukan kegiatan ekonomi. Negara adalah lembaga
sosial yang akan melindungi kebebasan.
b. Self interest, yaitu hak individu untuk bekerja sendiri dan membantu
kepentingan orang lain. Setiap manusia berhak untuk mengejar
kepentingan pribadinya. Motivasi dasar inilah yang menjadi kerangka
kegiatan produksi. Dalam interaksi sosial, motivasi ini melahirkan
keselarasan dimana setiap kepentingan mencapai platform bersama
(common platform) karena orang saling membutuhkan barang atau jasa.
Oleh karena itu, memenuhi kepentingan diri sendiri berarti membantu
orang lain.
c. Competition, yaitu hak bersaing dalam produksi dan perdagangan.
Persaingan adalah kata kunci untuk menjaga kebebasan individu. Setiap
individu berhak mengaktualisasikan dan mengumpulkan modalnya.
Interaksi ini menyebabkan persaingan sempurna dan mekanisme pasar
menjadi tujuan. Kombinasi motif mencari keuntungan dan kebebasan
9
bersaing akan membentuk harga dan sistem hukum dalam perekonomian.
1. Pengakuan luas atas hak pribadi dimana kepemilikan alat produksi berada ditangan
individu dan individu bebas memilih pekerjaan/usaha yang dianggap baik bagi
dirinya.
2. Perekonomian diatur oleh mekanisme pasar dimana pasar berfungsi memberikan
“sinyal” kepada produsen dan konsumen dalam bentuk harga.
3. Campur tangan pemerintah diusahakan sekecil mungkin.
4. Motif yang menggerakan perekonomian mencari laba
5. Manusia dipandang sebagai mahluk homo-economicus. Yang selalu mengejar
kepentingan diri sendiri.
D. Dampak Kapitalis
BAB IV
11
A. Persamaan Etika Bisnis Islam dan Etika Bisnis Kapitalis
1. Baik ekonomi Islam maupun ekonomi kapitalis, memiliki tujuan yang sama
yakni dalam melakukan kegiatan bisnis yang dicari adalah keuntungan/profit.
Hanya saja persepsi keuntungan bagi keduanya berbeda, dimana dalam sistem
ekonomi Islam yang dimaksud dengan keuntungan adalah saling
menguntungkan antara satu pihak yang melakukan kegiatan bisnis dengan
pihak yang lain dengan pertimbangan kemashlahatan umat. Sedangkan
keuntungan dalam sistem ekonomi kapitalis adalah keuntungan dengan
pencapaian maksimum, artinya setiap orang yang berusaha dengan maksimal
akan memperoleh keuntungan yang sebesar-besarnya tanpa memikirkan
kepentingan orang lain.
2. Baik ekonomi Islam maupun ekonomi kapitalis, mengakui adanya hak
milik/kepemilikan pada suatu barang. Pada dasarnya Islam juga mengakui
adanya hak milik/kepemilikan harta baik hak milik inidividu maupun hak
milik umum. Islam mengakui hak milik individu seperti rumah, alat
tranportasi seperti mobil dan motor, serta harta lainnya yang dihasilkan
manusia melalui kerja atau kreatifitasnya. Sedangkan hak milik umum
12
meliputi jalan raya, air, batu, tanah dan sebagainya yang
pemanfaatannya bersifat umum. Tentunya pengakuan Islam terhadap
kepemilikan harta memiliki batasan–batasan tertentu bahwasanya
setiap manusia harus menyadari bahwa hak milik sepenuhnya terhadap
sesuatu adalah sang pemilik kehidupan yakni Allah Swt sebagai sang
pencipta. Sedangkan dalam sistem ekonomi kapitalis sendiri mengakui
adanya hak milik individu dan bahkan menganggap bahwa setiap
individu berhak mengguanakan atau membelanjakan hartanya
berdasarkan cara yang dikehendakinya tanpa adanya batasan.
13
dapat disebut memiliki keunggulan mutlak dari negara lain jika negara
tersebut memproduksi barang atau jasa yang tidak dapat diproduksi
oleh negara lain.
George Soule, Pemikiran Para Pakar Ekonomi Terkemuka: Dari Aristoteles sampai Keynes,
9
14
2. Tokoh -Tokoh Ekonomi Islam
a. Ibnu Kaldun
15
para pedagang selalu mengadukan persoalan sengketa perdagangan kepada
hakim.
11
Agustianto, Pemikiran Ekonomi Ibnu Khaldun,
https://shariaeconomics.wordpress.com/tag/pemikiran-ekonomi-ibnu-khaldun/ , Di akses pada 25
Oktober 2021, Pukul 00.45 WIB.
16
3. Tabel Perbedaan Etika Bisnis Ekonomi Islam dan Kapitalis
Amanah
12
Muhammad Ismail Yusanto dan Muhammad Krebet Widjajakusuma,Mengapa Bisnis Islam, (Jakarta
Gema Press,2006), h.22
17
Tabel b Perbandingan Pemenuhan hak - hak ekonomi rakyat antara ekonomi Islam
dan ekonomi Kapitalis.13
ISLAM KAPITALIS
bersifat liberal.
Berdasarkan karakter yang dimiliki, bisnis Islam hanya akan hidup secara
ideal dalam sistem dan lingkungan yang Islami pula. Dalam lingkungan yang tidak
Islami, sebagaimana yang kini terjadi, disadari atau tidak, disengaja atau tidak, suka
atau tidak, pelaku bisnis Islam akan mudah sekali terseret dan sukar berkelit dalam
kegiatan yang dilarang agama. Mulai dari uang pelicin saat perizinan usaha,
menyimpan uang dalam rekening yang berbunga, hingga melakukan iklan yang diluar
syariat Islam dan sebagainya. Sebaliknya, bisnis kapitalis juga tidak akan hidup secara
ideal dalam sistem dan lingkungan yang Islami kecuali ia mengubah dirinya manjadi
bisnis yang memperhatikan nilai-nilai Islam. bisnis kapitalis dalam lingkungan Islami
pasti akan berhadapan dengan aturan-aturan yang melarang segala kegiatan yang
bertentangan dengan syariat. Karenanya, bisnis-bisnis maksiat semacam pub, diskotik,
panti pijat, perbankan ribawi, prostitusi, judi, dan sebagainya pasti tidak akan tumbuh
dalam sistem ekonomi Islam.14
13
Agus Triyatna, Hukum Ekonomi Islam, (Yogyakarta: UII Press, 2012), h. 74
14
Agus Triyatna, Hukum Ekonomi Islam, (Cet.1; Yogyakarta: UII Press, 2012), h. 74.
18
C. Kelebihan Bisnis Islam dibanding dengan Bisnis Kapitalis
15
Puput Pumawati Amdi, Kelebihan dan Kekurangan Sistem Ekonomi Syariah,
https://dosenekonomi.com/ilmu-ekonomi/kelebihan-dan-kekurangan-sistem-ekonomi-syariah, Di akses
pada 25 Oktober 2021, Pukul 01.57 WIB.
19
4. Adanya Distribusi Kekayaan Islam
Dalam Islam tidak dianjurkan untuk menumpuk kekayaan pada
sekelompok masyarakat kecil. Islam menganjurkan untuk mendistribusikan
kekayaan kepada semua lapisan masyarakat. Sumber daya alam bukanlah
merupakan milik pribadi atau kelompok tertentu. Sumber Sumber daya
alam harus di gunakan untuk kemaslahatan umat. Upaya ini bukan menjadi
hal yang dipermasalahkan jika tidak ada usaha untuk mengoptimalkan
melalui jalan ekonomi Islam.
20
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
21
DAFTAR PUSTAKA
22