Anda di halaman 1dari 13

Teori Ekonomi Politik

Prodi Ekonomi Fakultas Ekonomi


Universitas Bangka Belitung

Dosen: Ari Wibowo, M.E.


Senin, 27 September 2021
Sejarah dan Pemaknaan Ekonomi
Publik
 Menurut Clark (1998:21-23) munculnya teori ekonomi dapat dilacak
dari periode antara abad ke-14 dan ke-16, yang biasa disebut
masa ‘transformasi besar’ di Eropa Barat sebagai impikasi dari
system perdagangan yang secara perlahan menyisihkan system
ekonomi feudal di abad pertengahan.
 Selanjutnya pada abad ke-18 muncul abad pencerahan yang
mmarak di Perancis dengan para pelopornya, antara lain Voltaire,
Diderot D’Alembert, dan Condilac. Pusat gagasan dari perumus ide
pencerahan itu adalah adanya otonomi individu dan eksplanasi
kapasitas manusia.
 Ide dari abad pencerahan inilah yang bertumpu pada ilmu
pengetahuan masyarakat yang sebetulnya menjadi dasar teori
ekonomi politik.
Sejarah dan Pemaknaan Ekonomi
Publik
 Istilah ekonomi politik sendiri pertama kali diperkenalkan oleh penulis
Perancis, Antoyne de Montchetien (1575-1621) dalam bukunya
yang bertajuk Treatise on Political Economy.
 Penggunaan istilah ekonomi politik terjadi pada 1767 lewat publikasi
Sir James Steuart (1712-1789) berjudul Inequiry into the Principles of
Political Economy.
 Pada akhir abad ke-18, pandangan itu ditentang karena dianggap
pemerintah bukan lagi sebagai agen yang baik untuk mengatur
kegiatan ekonomi, tetapi justru sebagai badan yang merintangi
upaya untuk memperoleh kesejahteraan.
Sejarah dan Pemaknaan Ekonomi
Publik
 Pendekatan ekonomi public secara definitive dimaknai sebagai
interelasi di antara aspek, proses, dan institusi politik dengan
kegiatan ekonomi (produksi, investasi, penciptaan harga,
perdagangan, konsumsi, dan lain sebagainya).
 Terdapat dua perspektif yang digunakan dalam pendekatan ini
yaitu antara lain pendekatan yang menganggap Negara atau
pemerintah merupakan actor serba tahu dan tidak memiliki self
interest. Sedangkan yang kedua yang disebut sebagai ekonomi
politik baru.
Sejarah dan Pemaknaan Ekonomi
Publik
 Pendekatan pertama ini melihat ekonomi sebagai cara untuk
melakukan tindakan sedangkan politik menyediakan ruang bagi
tindakan tersebut.
 Pendekatan ini juga memasukkan model yang mempertimbangkan
pemerintah sebagai agen yang memaksimalisasikan fungsi tujuan
kesejahteraan public sehingga seringkali disebut dengan “fungsi
preferensi politik (political preference function/ PPF).
 Di samping itu, pendekatan yang kedua menganggap bahwa
bahkan Negara itu sendiri dapat membuat kesalahan, maka
pendekatan ini memfokuskan pada alokasi sumber daya public
dalam pasar politik dan menekankan kepada perilaku
mementingkan diri sendiri dari politisi, pemiih, kelompok penekan,
dan birokrat.
Teori Pilihan Publik

 Pendekatan ekonomi politik baru memicu lahirnya pendekatan public


choice (PC) atau rational choice (RC).
 Teori pilihan public melihat actor-aktor individu sebagai pusat kajian,
entah mereka itu sebagai anggota partai politik, kelompok-kelompok
kepentingan, atau birokrasi, baik yang berkuasa karena dipilih maupun
ditunjuk.
 Pada level yang lebih luas, teori pilihan public bisa diterjemahkan
sebagai aplikasi metode terhadap politik.
 Dalam level analisis, teori pilihan public ini dibagi menjadi dua kategori.
Pertama, teori pilihan public normative. Teori ini memfokuskan pada isu-
isu yang terkait dengan desain politik dan aturan-aturan politik dasar.
Kedua, teori pilihan public positif yaitu teori yang memfokuskan untuk
menjelaskan perilaku politik yang dapat diamati dalam wujud teori
pilihan.
Teori Pilihan Publik

Terdapat asumsi-asumsi umum yang digunakan dalam teori pilihan


public:
 Kecukupan kepentingan material individu memotivasi adanya
perilaku ekonomi
 Motif kecukupan tersebut lebih mudah dipahami dengan
menggunakan teori ekonomi neoklasik
 Kecukupan kepentingan material individu yang sama memotivasi
adanya perilaku politik
 Dimana asumsi kecukupan(kepentingan yang sama) tersebut lebih
mudah dipahami dengan menggunakan teori ekonomi neoklasi
Teori Pilihan Publik

 Teori pilihan public ini secara umum digunakan di dalam banyak


ilmu dengan nama yang berbeda seperti public choice, retional
choice theory, dan expected utility theory. Pengertian rasionalitas
tersebut diaplikasikan ke dalam banyak konsep, misalnya
keyakinan, preferensi, pilihan, tindakan, pola perilaku, individu, serta
kelompok dan lembaga.
Teori Rent-seeking

 Dalam kasus ini konsep pendapatan ditransformasikan menjadi


konsep perburuan rente.
 Konsep ini sangat penting bagi ilmu ekonomi politik untuk
menjelaskan perilaku pengusaha, politisi, dan kelompok
kepentingan.
 Teori rent-seeking sendiri diperkenalkan pertama kali oleh Krueger
(1974), yang kemudian dikembangkan oleh Bhagwati (1982) dan
Srinivasan (1991).
 Dalam pengertian ini, perilaku mencari rente dianggap sebagai
pengeluaran sumber daya untuk mengubah kebijakan ekonomi
atau menelikung kebijakan tersebut agar dapat menguntungkan
bagi para pencari rente.
Teori Rent-seeking

 Konsep rent-seeking dalam teoti ekonomi klasik tidak dimaknai


secara negative sebagai kegiatan ekonomi yang menimbulkan
kerugian, bahkan bisa berarti positif karena dapat memacu
kegiatan ekonomi secara simultan, seperti halnya seseorang yang
ingin mendapatkan laba maupun upah.
 Dengan deskripsi tersebut, kegiatan mencari rente bisa didefinisikan
sebagai upaya individual atau kelompok untuk meningkatkan
pendapatan melalui pemanfaatan regulasi pemerintah.
 Secara lebih jelas, Krueger menerangkan bahwa aktivitas mencari
rente seperti lobi untuk mendapatkan lisensi atau surat izin, akan
mendistorsi alokasi sumber daya sehingga membuat ekonomi
menjadi tidak efisien.
Teori Redistributive Combines dan
Keadilan
 Di kalangan perumus kebijakan, ada tradisi untuk menggunakan
hukum sebagai alat membagi-bagikan kekayaan yang ada dan
bukan mendorong terciptanya kekayaan baru.
 Menurut de Soto (1992:250-251), pengambil kebijakan (pemerintah)
lebih member tekanan kepada kegiatan menyaring dan memilah-
milah kelompok-kelompok kepentingan khusus, memilih kelompok-
kelompok kepentingan yang mereka anggap tepat dan
mengalihkan sumber daya kepada kelompok-kelompok
bersangkutan melalui saluran hukum. Menurut Stigler, ada dua
alternative pandangan tentang bagaimana sebuah peraturan
diberlakukan.
Teori Redistributive Combines dan
Keadilan
 Pertama, peraturan dilembagakan terutama untuk memberlakukan
proteksi dan kemanfaatan tertentu untuk public atau sebagian sub-
kelas dari public tersebut.
 Kedua, suatu tipe analisis di mana proses politik dianggap
merupakan suatu penjelasan yang rasional. Pada posisi ini, masalah
peraturan ekonomi adalah bagian dari proses politik dan fenomena
ekonomi. Di dalam system politik yang demokratis, system politik
bisa menjadi medium yang tepat bagi penduduknya.
Terimakasih

Anda mungkin juga menyukai