0 penilaian0% menganggap dokumen ini bermanfaat (0 suara)
24 tayangan13 halaman
Dokumen tersebut membahas sejarah dan pemaknaan teori ekonomi politik, mulai dari munculnya teori ekonomi pada abad ke-14 hingga pengertian ekonomi publik sebagai interaksi antara aspek politik dan ekonomi. Dokumen ini juga menjelaskan teori-teori seperti pilihan publik, rent-seeking, serta redistributive combines dan keadilan.
Dokumen tersebut membahas sejarah dan pemaknaan teori ekonomi politik, mulai dari munculnya teori ekonomi pada abad ke-14 hingga pengertian ekonomi publik sebagai interaksi antara aspek politik dan ekonomi. Dokumen ini juga menjelaskan teori-teori seperti pilihan publik, rent-seeking, serta redistributive combines dan keadilan.
Dokumen tersebut membahas sejarah dan pemaknaan teori ekonomi politik, mulai dari munculnya teori ekonomi pada abad ke-14 hingga pengertian ekonomi publik sebagai interaksi antara aspek politik dan ekonomi. Dokumen ini juga menjelaskan teori-teori seperti pilihan publik, rent-seeking, serta redistributive combines dan keadilan.
Senin, 27 September 2021 Sejarah dan Pemaknaan Ekonomi Publik Menurut Clark (1998:21-23) munculnya teori ekonomi dapat dilacak dari periode antara abad ke-14 dan ke-16, yang biasa disebut masa ‘transformasi besar’ di Eropa Barat sebagai impikasi dari system perdagangan yang secara perlahan menyisihkan system ekonomi feudal di abad pertengahan. Selanjutnya pada abad ke-18 muncul abad pencerahan yang mmarak di Perancis dengan para pelopornya, antara lain Voltaire, Diderot D’Alembert, dan Condilac. Pusat gagasan dari perumus ide pencerahan itu adalah adanya otonomi individu dan eksplanasi kapasitas manusia. Ide dari abad pencerahan inilah yang bertumpu pada ilmu pengetahuan masyarakat yang sebetulnya menjadi dasar teori ekonomi politik. Sejarah dan Pemaknaan Ekonomi Publik Istilah ekonomi politik sendiri pertama kali diperkenalkan oleh penulis Perancis, Antoyne de Montchetien (1575-1621) dalam bukunya yang bertajuk Treatise on Political Economy. Penggunaan istilah ekonomi politik terjadi pada 1767 lewat publikasi Sir James Steuart (1712-1789) berjudul Inequiry into the Principles of Political Economy. Pada akhir abad ke-18, pandangan itu ditentang karena dianggap pemerintah bukan lagi sebagai agen yang baik untuk mengatur kegiatan ekonomi, tetapi justru sebagai badan yang merintangi upaya untuk memperoleh kesejahteraan. Sejarah dan Pemaknaan Ekonomi Publik Pendekatan ekonomi public secara definitive dimaknai sebagai interelasi di antara aspek, proses, dan institusi politik dengan kegiatan ekonomi (produksi, investasi, penciptaan harga, perdagangan, konsumsi, dan lain sebagainya). Terdapat dua perspektif yang digunakan dalam pendekatan ini yaitu antara lain pendekatan yang menganggap Negara atau pemerintah merupakan actor serba tahu dan tidak memiliki self interest. Sedangkan yang kedua yang disebut sebagai ekonomi politik baru. Sejarah dan Pemaknaan Ekonomi Publik Pendekatan pertama ini melihat ekonomi sebagai cara untuk melakukan tindakan sedangkan politik menyediakan ruang bagi tindakan tersebut. Pendekatan ini juga memasukkan model yang mempertimbangkan pemerintah sebagai agen yang memaksimalisasikan fungsi tujuan kesejahteraan public sehingga seringkali disebut dengan “fungsi preferensi politik (political preference function/ PPF). Di samping itu, pendekatan yang kedua menganggap bahwa bahkan Negara itu sendiri dapat membuat kesalahan, maka pendekatan ini memfokuskan pada alokasi sumber daya public dalam pasar politik dan menekankan kepada perilaku mementingkan diri sendiri dari politisi, pemiih, kelompok penekan, dan birokrat. Teori Pilihan Publik
Pendekatan ekonomi politik baru memicu lahirnya pendekatan public
choice (PC) atau rational choice (RC). Teori pilihan public melihat actor-aktor individu sebagai pusat kajian, entah mereka itu sebagai anggota partai politik, kelompok-kelompok kepentingan, atau birokrasi, baik yang berkuasa karena dipilih maupun ditunjuk. Pada level yang lebih luas, teori pilihan public bisa diterjemahkan sebagai aplikasi metode terhadap politik. Dalam level analisis, teori pilihan public ini dibagi menjadi dua kategori. Pertama, teori pilihan public normative. Teori ini memfokuskan pada isu- isu yang terkait dengan desain politik dan aturan-aturan politik dasar. Kedua, teori pilihan public positif yaitu teori yang memfokuskan untuk menjelaskan perilaku politik yang dapat diamati dalam wujud teori pilihan. Teori Pilihan Publik
Terdapat asumsi-asumsi umum yang digunakan dalam teori pilihan
public: Kecukupan kepentingan material individu memotivasi adanya perilaku ekonomi Motif kecukupan tersebut lebih mudah dipahami dengan menggunakan teori ekonomi neoklasik Kecukupan kepentingan material individu yang sama memotivasi adanya perilaku politik Dimana asumsi kecukupan(kepentingan yang sama) tersebut lebih mudah dipahami dengan menggunakan teori ekonomi neoklasi Teori Pilihan Publik
Teori pilihan public ini secara umum digunakan di dalam banyak
ilmu dengan nama yang berbeda seperti public choice, retional choice theory, dan expected utility theory. Pengertian rasionalitas tersebut diaplikasikan ke dalam banyak konsep, misalnya keyakinan, preferensi, pilihan, tindakan, pola perilaku, individu, serta kelompok dan lembaga. Teori Rent-seeking
Dalam kasus ini konsep pendapatan ditransformasikan menjadi
konsep perburuan rente. Konsep ini sangat penting bagi ilmu ekonomi politik untuk menjelaskan perilaku pengusaha, politisi, dan kelompok kepentingan. Teori rent-seeking sendiri diperkenalkan pertama kali oleh Krueger (1974), yang kemudian dikembangkan oleh Bhagwati (1982) dan Srinivasan (1991). Dalam pengertian ini, perilaku mencari rente dianggap sebagai pengeluaran sumber daya untuk mengubah kebijakan ekonomi atau menelikung kebijakan tersebut agar dapat menguntungkan bagi para pencari rente. Teori Rent-seeking
Konsep rent-seeking dalam teoti ekonomi klasik tidak dimaknai
secara negative sebagai kegiatan ekonomi yang menimbulkan kerugian, bahkan bisa berarti positif karena dapat memacu kegiatan ekonomi secara simultan, seperti halnya seseorang yang ingin mendapatkan laba maupun upah. Dengan deskripsi tersebut, kegiatan mencari rente bisa didefinisikan sebagai upaya individual atau kelompok untuk meningkatkan pendapatan melalui pemanfaatan regulasi pemerintah. Secara lebih jelas, Krueger menerangkan bahwa aktivitas mencari rente seperti lobi untuk mendapatkan lisensi atau surat izin, akan mendistorsi alokasi sumber daya sehingga membuat ekonomi menjadi tidak efisien. Teori Redistributive Combines dan Keadilan Di kalangan perumus kebijakan, ada tradisi untuk menggunakan hukum sebagai alat membagi-bagikan kekayaan yang ada dan bukan mendorong terciptanya kekayaan baru. Menurut de Soto (1992:250-251), pengambil kebijakan (pemerintah) lebih member tekanan kepada kegiatan menyaring dan memilah- milah kelompok-kelompok kepentingan khusus, memilih kelompok- kelompok kepentingan yang mereka anggap tepat dan mengalihkan sumber daya kepada kelompok-kelompok bersangkutan melalui saluran hukum. Menurut Stigler, ada dua alternative pandangan tentang bagaimana sebuah peraturan diberlakukan. Teori Redistributive Combines dan Keadilan Pertama, peraturan dilembagakan terutama untuk memberlakukan proteksi dan kemanfaatan tertentu untuk public atau sebagian sub- kelas dari public tersebut. Kedua, suatu tipe analisis di mana proses politik dianggap merupakan suatu penjelasan yang rasional. Pada posisi ini, masalah peraturan ekonomi adalah bagian dari proses politik dan fenomena ekonomi. Di dalam system politik yang demokratis, system politik bisa menjadi medium yang tepat bagi penduduknya. Terimakasih