Anda di halaman 1dari 4

Nama : Adhitya Napoleon

NIM : 202022011

BALANCE OF POWER
Balance of Power adalah suatu konsep Hubungan Internasional dimana negara-
negara saling berinteraksi dan menyeimbangkan kekuatan . Dalam hal ini konsep
Balance of Power hadir sebagai pencegah adanya satu kekuatan atau gabungan
kekuatan yang semakin bertambah kuat hingga mengancam keamanan yang lainnya.

Ketika ada negara yang membangun suatu kekuatan entah dengan cara yang
independen atau membentuk suatu aliansi dengan negara lain, maka itu sudah bisa
dikatakan sebagai ancaman untuk negara lainnya. Untuk menyeimbangkan kekuatan
yang membuat terasa terancam, maka negara terancam kemudian akan
membangun kekuatannya sendiri atau bergabung dengan suatu blok demi
menghilangkan ancaman atau mengamankan diri sendiri.

Balance of Power mempunyai 3 jenis istilah untuk setiap kondisi kekuatan yang
sedang berkembang yaitu Unipolar, Bipolar, dan Multipolar.

- Unipolar adalah suatu keadaan dimana adanya sebuah negara yang


mendominasi sistem di dunia internasional. Amerika Serikat berada di posisi
ini sekarang.
- Bipolar adalah suatu kondisi dimana kekuatan terpusat pada dua negara atau
dua aliansi yang ada. Amerika Serikat dan Uni Soviet adalah contoh bipolar
balance of power pasca perang dunia ke-2
- Multipolar adalah suatu kondisi dimana kekuatan terbagi menjadi tiga atau
lebih kekuatan dan menyeimbangi satu sama lain.

Ada juga beberapa strategi Balance of Power yang dilihat berdasarkan bagaimana
terbentuknya balance itu sendiri. Hard Balancing, Soft Balancing, dan Asymmetric
Balancing.

- Hard Balancing adalah strategi yang dilakukan oleh suatu negara yang berada
dalam kondisi persaingan yang intens bersama negara lain. Negara yang
bersaing ini kemudian akan meningkatkan kemampuan militernya dan juga
membuat aliansi yang formal untuk menyimbangi lawannya.
- Soft Balancing adalah pendirian aliansi secara diam-diam. Pembangunan
aliansi secara diam-diam ini terjadi akibat suatu negara secara umum
membangun perjanjian atau kesepahaman militer terbatas kepada negara
lain untuk mengantisipasi potensi terjadinya negara yang mengancam atau
negara yang sedang meningkatkan kekuatannya
- Asymmetric Balancing ialah usaha negara untuk menyimbangkan atau
memberikan ancaman tidak langsung oleh sub-negara, seperti kelompok
teroris yang tidak mempunyai kemampuan untuk menantang angkatan
perang suatu negara secara kapabilitas ataupun strategi.
COLD WAR

Perang Dingin adalah suatu kondisi internasional dimana terjadi bipolaritas antara
blok barat yang dipimpin Amerika Serikat dan blok timur yang dipimpin oleh Uni
Soviet.

Ada tiga pandangan utama terhadap perang dingin. Dari tiga pandangan itu masing-
masing menghasilkan klaim tentang penyebab perang dingin, sifat perang dingin,
akhir perang dingin, dan warisannya dalam hubungan internasional kontemporer.

Perang Dingin disebabkan oleh perbedaan paham ideologi 2 kekuatan besar pada
masa itu. Amerika Serikat dengan paham demokrasi-kapitalis dan USSR dengan
paham Komunis-sosisalis. Akan tetapi perang dingin juga diwarnai dengan
persaingan-persaingan seperti kekuatan militer, teknologi nuklir bahkan
mengeksplorasi ruang angkasa.

Perang dingin memberi perngaruh yang sangat besar bagi negara-negara dunia
ketiga yang terjebak dalam perebutan kekuasaan. Baik yang dimenangkan oleh
komunis ataupun liberal sama-sama menyisakan kerusakan baik structural maupun
sosial, membuat dunia terjebak dalam krisis kemanusiaan baru yang sulit untuk
ditangani.

Tanda berakhirnya perang dingin bermula pada reunifikasi jerman dan pada akhirnya
komunisme USSR mengalami kekalahan. Dengan Amerika Serikat menjadi
pemenang, bukan berarti kondisi dunia menjadi unipolar. Dengan runtuhnya USSR
negara-negara lain bisa menjadi tandingan Amerika Serikat jika membentuk suatu
aliansi agar terciptanya balance of power di dunia.
Refugees

Refugees atau pengungsi bisa disebut seseorang atau sekumpulan orang yang
membutuhkan pengungsian dari tempat yang dianggap berbahaya. Biasanya
pengungsi pergi dari tempat asalnya dikarenakan situasi bahaya yang berhubungan
dengan agama, suku, ras, politik. Para pengungsi bisa saja secara legal atau ilegal
memasuki wilayah tertentu lalu pulang kembali ke tempat asalnya jika permasalahan
sudah selesai.

PBB sendiri juga berkomitmen mendirikan UNCHR (United Nation High Commission
of Refugees) sebagai suatu badan yang melindungi hak-hak pengungsi. UNCHR
memiliki mandat mengimplementasikan konvensi terkait pengungsi pada tahun
1951. Kebebasan beragama, akses ke pengadilan, akses untuk bekerja, akses untuk
pendidikan, hak-hak publik, dan kebebasan bertindak adalah poin-poin hak
pengungsi yang menjadi tugas UNCHR untuk memastikannya.

Pada tahun 1940 pengungsi dari perang di eropa menjadi fokus utama. 1950, terjadi
ketegangan antara blok liberal-kapitalis dan blok komunis-sosialis. Blok barat
memakai strategi dengan menerima pengungsi yang pergi dari wilayah komunis
sebagai alat propaganda liberal-kapitalis. Lalu jumlah pengungsi makin lama semakin
bertambah pada tahun 1960, negara dunia ketiga menjadi penyumbang pengungsi
terbanyak pada masa itu. Sehingga pada tahun 1980 ada sekitar 6 juta pengungsi
dan 2 juta orang terlantar di dalam negaranya masing-masing. Pada tahun 1995,
angka ini semakin naik dengan adanya 13 juta pengungsi dan yang terlantar
mencapai 30 juta orang.

Permasalahan pengungsi semakin bertambah di abad ke-21. Ada dua alasan utama
permasalahan pengungsi.

Pertama, kondisi yang menciptakan adanya pengungsi tidak akan hilang di masa
depan dikarenakan populasi yang semakin bertambah bisa menciptakan tantangan
tersendiri bagi orang-orang dalam jumlah besar. Dinamika kondisi ekonomi, politik,
dan ketidaksetaraan status sosial atau ketimpangan antara yang kaya dan miskin .

Kedua, terlepas dari perhatian kemanusiaan bagi pengungsi dari negara-negara


barat, hal ini diimbangi oleh kekhawatiran yang terus berlanjut tentang
pengangguran dan keamanan ekonomi. Akibatnya, negara tidak mungkin
mengesampingkan kepentingan nasionalnya demi dorongan kemanusiaan.

Anda mungkin juga menyukai