Anda di halaman 1dari 10

Pasca Perang Dingin

1. Jerry Abdul (6211161063)


2. Risman Munandar A (6211161070)
3. Syafira Rimadhani P. (6211161074)
4. Caterina Aprilia (6211161079)
5. Jihan Gerghiani (6211161082)
6. Akbar Rahmatan L.A (6211161085)
7. Aditya S. (6211161109)
Pendahuluan
Setelah Perang Dingin berakhir (1991), proses transformasi
dalam masyarakat serta kelembagaan dunia berlangsung
semakin cepat. Proses globalissi yang terjadi sebagai akibat
kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi, khususnya pada
system transportasi, komunikasi, dan teknologi. Serta gejala
regionalisme yang protektif dalam bidang ekonomi,
pertahanan-keamanan, social-budaya maupun politik.
Negara-negara di dunia akan mempersiapkan diri masing-
masing mengamankan eksistensinya dengan berbagai cara.
Negara maju kian bertambah maju, dengan cara akan
mempertahankan berbagai asset ekonomi maupun jalur-jalur
strategis sumber bahan baku serta mempersipkan konsep
geopolitik dan geostrategi. Berlangsungnya transformasi
masyarakat merupakan proses evolusi yang tidak dapat
dihindarkan
Akhir dari Cold War
Perang dingin yang berlangsung dari tahun 1947 dan seiring berakhirnya
pula pemerintahan komunisme di Uni Soviet pada 25 Desember 1991 yang
mana pada beberapa dekade sebelumnya negara-negara soviet mengalami
politik ke arah liberal (lebih dikenal sebagai Glasnost dan Perestroika) yang
dilakukan oleh Mikhail Gorbachev, pemimpin Uni Soviet saat itu.
Pakta Warsawa merupakan tonggak dasar kekuatan Blok Timur pada
masa perang dingin. Akan tetapi pakta pertahanan ini berakhir pada 31
Maret 1991 dan diakhiri secara resmi pada 1 Juli 1991 di Praha, akibat
ketidakpuasan dari masyarakat sipil dari negara-negara Blok Timur.
Negara-negara yang dahulu berada di bawah naungan Pakta Warsawa
pasca perang dingin mulai menentukan nasibnya masing-masing. Beberapa
di antara mereka berpaling dari negara-negara timur lainnya dan malah
bergabung dengan NATO. Sedangkan beberapa negara khususnya bekas
pecahan Soviet bergabung pada Persemakmuran Negara-negara Merdeka
(CIS).
Tranformasi tatanan politik
politik pasca cold war
Ada beberapa bentuk transformasi dalam konstelasi sistem
internasional:

Transformasi tatanan politik global (secara politik jelas


bergeser dari bipolar menjadi unipolar atau hegemoni, namun
secara ekonomi lebih cenderung multipolar).

Semakin menguatnya keterkaitan antara forum bilateral,


ragional, dan global.

Semakin bervariasinya hubunganinternasional baik dari segi


besarnya peran maupun kekuatannya.

Munculnya berbagai isu baru dalam agenda internasional.


Bipolar, sistem yang bipolar berarti terdapat dua
kekuatan besar dalam sistem tersebut. Kondisi semacam
ini ditemui ketika terjadi Perang Dingin, pada waktu itu
terdapat dua kekuatan besar yang relatif sebanding,
yakni Amerika Serikat dan Uni Soviet.
Unipolar, sistem yang unipolar artinya hanya ada satu
kekuatan besar, baik negara maupun kelompok negara,
di dalam sistem tersebut. Kondisi semacam ini dapat
ditemui pasca Perang Dingin hingga saat ini. Di mana
tidak ada negara lain selain AS yang
memiliki power yang cukup besar untuk menyainginya.
Polaritas dan Kestabilan
Sistem
Kaum realis percaya bahwa ada kaitan antara kondisi polaritas dengan
kestabilan sistem, setidaknya terdapat dua teori yang mencoba
menjelaskan kestabilan sistem dari aspek polaritas.
Pertama, adalah Hegemonic Stability Theory yang menyatakan bahwa
unipolar atau adanya dominasi negara hegemon bisa membuat sistem yang
stabil. Negara hegemon bisa diartikan sebagai negara yang kuat dan
mampu serta mau menanggung beban untuk memastikan bahwa norma-
norma tertentu dipatuhi oleh negara lain agar sistem tersebut tetap
langgeng.
Kedua, ada yang berpendapat bahwa sistem multipolar adalah yang paling
bisa menjamin kestabilan sistem. Pendapat tersebut didukung oleh
teori Balance of Power (BoP). Di dalam sistem yang multipolar, ketika salah
satu negara menjadi lebih kuat dari yang lain, maka negara lain bisa
berkoalisi untuk membentuk kekuatan baru dalam rangka mengimbangi
kekuatannya. Ketika tercipta perimbangan maka kedua kubu akan berpikir
ulang untuk saling menyerang satu sama lain.
Pasca Cold War
Di lain pihak, pada perspektif keamanan dan
militer, berakhirnya Perang Dingin ternyata tidak
serta merta menghentikan aspek kekerasan dalam
percaturan Politik Global. Hal ini memberikan
indikasi tersendiri pada prospek perkembangan
formasi kekuatan Politik Dunia.
Perang Dingin (Cold War) terjadi akibat
terbentuknya tatanan politik baru yang
bersifat bipolar , yang memusat pada dua blok
ideologi yang bermusuhan, yaitu antara blok Barat
yang kapitalis demokratis dengan blok Timur
yang komunis.
Sistem Internasional dapat berubah karena
adanya perubahan distribusi kekuatan

Sebelum Perang Dunia II, sistem internasional berada


dalam kondisi multipolar, dimana terdapat beberapa
negara dengan kekuatan yang relatif seimbang seperti
Inggris, Perancis, Amerika Serikat, Uni Soviet, Jepang,
Jerman. Namun setelah PD II berakhir, hanya tersisa
Amerika Serikat dan Uni Soviet karena Inggris, Perancis,
Jepang, dan Jerman mengalami kerusakan dan kerugian
yang amat besar sebagai akibat dari peperangan.
Sehingga kutub kekuatan yang awalnya multipolar menjadi
hanya bipolar saja.
Berbeda dengan liberal, realis melihat sistem internasional dari sudut
pandangpower dan aspek keamanan, di mana sistem itu dicirikan
dengan perjuangan untuk memenuhi kepentingan dan kekuatan agar
bisa menjamin keselamatan negara. Perspektif ini terkenal paling
popular di antara ketiganya karena apa yang dinyatakan oleh Realisme
banyak benarnya juga dalam peristiwa sehari-hari. Namun, bukan
berarti apa yang dinyatakan oleh perspektif ini adalah satu-satunya
kebenaran.

Di tinjau dari peristiwa yang sama dengan dua perspektif lainnya yang
juga tidak kalah benarnya. Sehingga semua bergantung pada
perspektif dan kemampuanmu dalam menyusun argumen disertai
bukti-bukti yang cukup.
Regionalisasi Sebagai Akibat Dari
Globalisasi
Masa sesudah berakhirnya Perang Dingin yang
kemudian dikenal dengan sebutan Era Pasca
Perang Dingin, di mana terjadi perubahan-
perubahan besar baik dalam tatanan politik dunia
maupun tatanan ekonomi, masyarakat dan
kebudayaan. Tatanan politik bergeser
dari bipolar ke multipolar, diikuti dengan
pembentukan hubungan ekonomi baru yang
bersifat global.
Dengan demikian Era Pasca Perang Dingin ini
kemunculannnya dalam sejarah kurang lebih
berbarengan dengan Era Globalisasi.

Anda mungkin juga menyukai