Anda di halaman 1dari 14

HAND OUT KD 3

PERANG DINGIN NILAI


NAMA WILLIAM CHANDRA CRISTANTO..KELAS XII IPS 3 TANGGAL 15/10/20

A. PERANG DINGIN PERTAMA


1. Munculnya dua negara adi daya
Pasca-Perang Dunia I1, negara-negara di dumia terbagl ke dalam dua blok. yakni Blok Barat dan Blok
Timur. Pembagian tersebut berdasarkan perbedaan ideologi, yakni liberalisme (kapitalisme) dan
komunisme. Liberalisme yang dianut oleh Blok Barat dipimpin oleh Amerika Serikat. Anggotanya di
antaranya negara-negara di Eropa Barat dan juga di luar Eropa yang mendapat pengaruh atau
bantuan Amerika Serikat. Negara- negara ini tergabung ke dalam NATO yang dibentuk pada 1949.
Negara-negara NATO di antaranya Prancis, Inggris, dan Kanada, Adapun Blok Timur yang menganut
paham komunisme dipimpin oleh Uni Soviet yang meliputi daerah-daerah yang mendapat pengaruh,
bantuan, ataupun pendudukan oleh Uni Soviet. Negara-negara tersebut di antaranya Bulgaria,
Cekoslowakia Jerman Timur, Hungaria, Polandia, Rumania, dan Albania. Adapun di Asia, antara lain
Mongolia, Vietnam, dan Korea Utara. Negara. negara Blok Timur ini tergabung dalam Pakta Warsawa
vane dibentuk oleh Uni Soviet pada 1955. Persaingan antara kedua negara adidaya ini tidak berujung
pada konflik (peperangan) secara langsung di antara keduanya. Persaingan kedua negara adi daya
( super power ) tidak berujung pada peperangan secara langsung .
Amerika serikat dan uni soviet lebih memilih berkompetensi melalui beberapa cara ,yakni:
- koalisi militer
-.penyebaran ideologi dan pengaruh
-.pemberian bantuan kepada negara lain
-spionase
-kampanye propaganda secara bear-besaran
-perlombaan nuklir
-menarik negara-negara netral bersaing di ajang olahraga internasional
-kompetisi dalam bidang teknologi

2. Penyebab perang dingin


Perbedaan ideologi uni soviet dan Amerika serikat
Amerika Serikat Uni Soviet
Pemilihan umum Tidak ada pemilihan umum
Demokrasi Otokratik/kediktaktoran
Kapitalisme Komunisme
Individualisme Setiap orang membantu setiap orang
Paling kaya di dunia Basis ekonomi lemah
Hak asasi manusia Masyarakat dikendalikan oleh NKVD (polisi
rahasia)
Kebebasan pers Sensor total terhadap pers

Perang dingin disebabkan oleh faktor faktor sebagai berikut


 Uni Soviet dan Amerika Serikat sama-sama ingin menguasai dunia. 
 Uni Soviet bertekad menyebarluaskan paham komunisme. 
 Ketidaksukaan Uni Soviet akan sistem kapitalisme. 
 Kekhawatiran Amerika Serikat terhadap pengaruh dan serangan komunis. 
 Uni Soviet takut terhadap bom atom yang dibuat Amerika Serikat. 
 Amerika Serikat menolak membagi rahasia-rahasia nuklirnya. 
 Ekspansi Uni Soviet sampai ke Eropa Barat.
 Uni Soviet melanggar janji untuk menyelenggarakan pemilihan umum. 
 Kekhawatiran Uni Soviet terhadap serangan Amerika Serikat. 
 Uni Soviet memerlukan perbatasan yang aman di bagian barat wilayahnya.
 Rasa tidak suka Truman terhadap Stalin.
3. Jalannya perang dingin

a. persaingan politik

Marshall plan vs molotov plan ( comecon )


Pada awal 1947, terjadi pertemuan antara Inggris, prancis, Amerika Serikat, dan Uni Soviet yang
membahas rencana mewujudkan kemandirian ekonomi. Pertemuan tersebut berakhir dengan
kegagalan mencapai suatu kesepakatan. Setelah itu, pada Juni 1947, sesuai Doktrin Truman, Amerika
Serikat mengesahkan program Marshall Plan atau Rencana Marshall. Marshall Plan adalah bantuan
ekonomi yang diberikan kepada negara-negara Eropa Barat. Dnan bermaksud membangun kembali
sistem demokrasi dan werekonomian Eropa serta membatasi pengaruh komunis. bulan kemudian,
Truman mengesahkan Undang-Undang Keamanan Nasional 1947. Setelah itu, ia membentuk Central
Tnrelligence Agency (CIA) dan Badan Keamanan Nasional (NSC). Badan-badan ini selanjutnya menjadi
birokrasi utama kebijakan Amerika Serikat dalam Perang Dingin. Di Jain pihak, Uni Soviet merasa
sangat terancam dengan Marshall Plan. Tiga alasan utama yang membuat Uni Soviet merasa
rerancam adalah sebagai berikut. () Dalam pandangan Uni Soviet, integrasi ekonomi dengan Barat
akan memicu negara-negara Blok Timur untuk memisahkan diri dari pengawasan Uni Soviet. 2)
Marshall Plan juga dituduh sebagai upaya Amerika Serikat "membeli" Eropa agar berpihak kepada
mereka. (3) Stalin khawatir kemajuan Eropa Barat akan menimbulkan ancaman bagi Uni Soviet. Atas
dasar tiga alasan itu, Stalin kemudian melarang semua negara Blok Timur menerima bantuan Marshall
Plan. Uni Soviet kemudian membentuk Molotov Plan atau Rencana Molotov pada 1947 sebagai
tandingan Marshall Plan. Molotov Plan atau Rencana Molotov kemudian dilembagakan pada Januari
1949 dengan nama Comecon. Mirip dengan Marshall Plan, Comecon memberi bantuan ekonomi
kepada setiap negara Blok Timur dan negara- negara satelit Uni Soviet. Tujuannya adalah agar negara-
negara satelit Uni Soviet tidak menerima bantuan Marshall Plan dan tetap berada di bawah pengaruh
Soviet. Pada awal 1948, Cekoslovakia dituduh "membelot" ke Barat setelah menerima bantuan
Marshall Plan. Melalui sebuah kudeta, Uni Soviet mengambil alih kekuasaan di negara itu. Peristiwa
tersebut membuat gerakan Marshall Plan mendapatkan dukungan penuh dalam kongres Amerika
Serikat. Sebelumnya, sebagian anggota kongres menolak rencana tersebut. Kebijakan kembar
Amerika Serikat, Doktrin Truman dan Marshall Plan, membuat miliaran bantuan ekonomi dan militer
mengalir ke Eropa Barat, Yunani, dan Turki. Atas bantuan tersebut, militer Yunani (monarki) berhasil
mengalahkan kaum komunis. Partai Demokrasi Kristen Italia juga sukses mengalahkan aliansi
komunis-sosialis dalam pemilihan umum 1948. Pada saat yang bersamaan, terjadi peningkatan
aktivitas intelijen dan spionase, aksi pembelotan dari Blok Timur, serta tindakan saling mengusir
diplomat antara Uni Soviet dan Amerika Serikat

NATO ( North Atlantic Treaty Organization ) vs pakta warsawa


Pada April 1949, Inggris, Prancis, Amerika Serikat, Kanada serta delapan negara Eropa Barat
menandatangani Pakta Pertahanan Atlantik Utara sebagai dasar berdirinya North Atlantic Treaty
Organization (NATO). Setelah itu, pada Agustus, Uni Sovier melakukan uji coba bom nuklirnya di
Semipalatinsk, Kazakhstan. Pada 1948, Uni Soviet menolak berpartisipasi dalam pembangunan
kembali Jerman. Amerika Serikat, Inggris, dan Prancis mempelopori pembentukan Republik Federal
Jerman di tiga zona pendudukan mereka pada April 1949. Soviet menanggapinya dengan
memproklamasikan pendirian Republik Demokratik Jerman di zona pendudukannya di Jerman Timur
pada Oktober. Propaganda besar- besaran terjadi terutama setelah dibentuknya Radio Free Europe/
Radio Liberty. Radio tersebut bertujuan menyebarluaskan keburukan upaya komunisme. Amerika
Serikat kemudian mendanai CIA untuk berbagai macam proyek melawan pengaruh komunis di
kalangan intelektual Eropa dan negara-negara berkembang. Di Blok Timur, media massa merupakan
organ negara dan tunduk pada peraturan partai komunis. Televisi dan radio ditetapkan sebagai badan
usaha milik negara, sedangkan media cetak dimiliki oleh organisasi politik, biasanya oleh partai
komunis lokal. Untuk menyerang kapítalisme, mesin propaganda Uni Soviet menggunakan filosofi
Marxis. Mereka menyerukan bahwa sistem kapitalisme merupakan biang dari segala bentuk
eksploitasi terhadap kaum buruh. Pada awal 1950-an, Amerika Serikat berinisiatif untuk membangun
kembali militer Jerman Barat. Pada 1955, Amerika Serikat menjamin keanggotaan penuh Jerman
Barat di NATO. Sebelumnya, Mei 1953, Uni Soviet gagal mencegah bergabungnya Jerman Barat ke
NATO.Uni Soviet membentuk Pakta Warsawa pada 1955 sebagai upaya menandingi NATO. Pakta
Warsawa merupakan suatu aliansi yang berisi perjanjian bantuan timbal balik dalam Blok Timur. Pada
23 Oktober-10 November 1956, terjadi Revolusi Hungaria, yakni upaya menentang pemerintah
komunis Hungaria yang didukung Uni Soviet. Setelah berhasil menggulingkan pemerintahan komunis,
masyarakat Hungaria membubarkan polisi rahasia ala Uni Soviet dan menyatakan menarik diri dari
Pakta Warsawa. Selain itu, mereka juga berjanji menyelenggarakan pemilihan umum yang bebas dan
demokratis. Pemimpin Uni Soviet, Nikita Khrushchev, merespons dengan menyerbu Hungaria. Ribuan
warga Hungaria ditangkap, dipenjarakan, dan did 200.000 warga lainnya melarikan diri ke luar negeri.
Pemimpin revolusi, Imre Nagy, dan yang lainnya dieksekusi setelah diadili dalam sebuah persidangan
rahasia. Respons brutal Soviet atas Revolusi Hungaria menimbulkan perpecahan di antara partai-
partai komunis dunia, baik di Barat maupun di Blok Timur. Dampak yang langsung terasa adalah
berkurangnya anggota partai.

Khrushchev vs einsenhower
Pada 1953, terjadi perubahan konstelasi politik dalam Perang Dingin yang disebabkan pergantian
kepemimpinan di Amerika Serikat dan Uni Soviet. Di Amerika Serikat, Dwight D. Eisenhower dilantik
sebagai Presiden Amerika Serikat 1953. Ia bertekad mengurangi sepertiga dari pengeluaran militer
dan rerus berjuang secara efektif dalam Perang Dingin. Adapun di Uni Soviet, terjadi perubahan
konstelasi politik yang disebabkan kematian pemimpinnya, Joseph Stalin, pada Januari 1953. Nikita
Khrushchev kemudian diangkat menjadi pemimpin Uni Soviet dan memelopori proses destalinisasi di
Uni Soviet, yaitu mencela serta menghapus pengaruh Stalin dalam segala bentuknya dari panggung
politik Uni Soviet. Hal tersebut termasuk bagian dari proses mengakui kesalahan yang dilakukan Stalin
di masa lalu. Selama periode 1957-1961, Khrushchev secara terbuka dan berulang kali mengancam
Barat dengan senjata nuklir. Ia mengklaim kemampuan rudal Uni Soviet jauh lebih unggul daripada
Amerika Serikat dan mampu memusnahkan kota-kota di Amerika atau Eropa. Meskipun demikian,
berbeda dengan Stalin, Khrushchev memilih untuk "hidup berdampingan secara damai" dengan Barat.
la yakin wa tanpa perang pun kapitalisme akan hancur dengan sendirinya. Menteri Luar Negeri
Amerika Serikat, John Foster Dulles, memprakarsai kebijakan “New Look" sebagai strategi
containment (dalam hal ini memiliki arti menahan pengaruh komunisme) Daru. Pada intinya, Dulles
menyerukan agar Amerika Serikat lebih mengandalkan senjata nuklir untuk melawan musuh-
musuhnya di yang baru pada Januarimasa perang. Dulles juga menyerukan doktrin “massive
retaliation" (pembalasan besar-besaran), yaitu ancaman keras dari Amerika Serikat terhadap setiap
bentuk agresi Uni Soviet. Ancaman tersebut ia kemukakan karena kepercayaannya terhadap kekuatan
nuklir Amerika Serikat dalam menghadapi ancaman Khrushchev untuk campur tangan dalam Krisis
Suez di Timur Tengah pada 1956.

b. konflik berlin
konflik Berlin berawal dari permisahan Jerman menjadi dua, yakni Jerman Barat dan Jerman Timur,
akibat dari kekalahan yang dialami Jerman pada Perang Dunia 2. Wilayah barat Jerman dikuasai oleh
Prancis, Inggris, dan Amerika Serikat yang bergabung ds 23 Mei 1949 untuk membentuk Republik
Federal Jerman (Bundesrepublik Deutschland) atau Jerman Barat. Adapun wilayah imur Jerman
dikuasai oleh Uni Soviet yang pada 7 Oktober 1949 membentuk Republik Demokratik Jerman
(Deutsche Demokratische Republik, DDR) atau Jerman Timur. Selanjutnya, sesuai dengan Marshall
Plan, Sekutu memulai kembali proses industrialisasi serta menata kembali perekonomian Jerman
bersama-sama, termasuk pengenalan mata uang baru, deutsche mark, untuk menggantikan mata
uang lama, reichsmark. Pada 24 Juni 1948, Uni Soviet memberlakukan blokade ekonomi terhadap
Berlin sebagai reaksi atas kebijakan reformasi ekonomi Jerman Barat dan ditetapkannya deutsche
mark sebagai valuta baru. Blokade tersebut menyebabkan Jerman Barat, mengalami krisis ekonomi
Selandia Baru, Australia, dan beberapa negara lain memberikan bantuan udara besar-besaran untuk
memasok Berlin Barat dengan makanan dan perlengkapan lainnya. Pada Mei 1949, Stalin mencabut
blokade Berlin setelah mencapai kesepakatan dalam negosiasi dengan pihak Amerika Serikat, Inggris,
dan Prancis. Sejak 1955, Uni Soviet berupaya mencegah migrasi warga Jerman Timur ke Jerman Barat.
Namun, ratusan ribu warga Jerman Timur berhasil beremigrasi ke Jerman Barat setiap tahunnya
melalui celah yang terdapat antara Berlin Timur dan Berlin Barat, serta dengan bantuan dari pasukan
Sekutu di Jerman Barat. yang membuat Amerika Serikat, Inggris, Prancis, Kanada,Emigrasi
menyebabkan terjadinya perpindahan sumber daya manusia yang potensial, seperti kalangan
profesional terdidik, dari Jerman Timur ke Jerman Barat. Hampir 20% penduduk Jerman Timur
beremigrasi ke Jerman Barat pada 1961. Oleh karena itu, pada Juni, Uni Soviet mengeluarkan
ultimatum menuntut penarikan pasukan Sekutu dari Berlin bagian barat, tetapi ditolak oleh Sekutu.
Penolakan tersebut membuat Uni Soviet menempuh cara lain dengan mendirikan penghalang kawat
berduri pada 13 Agustus 1961, yang konstruksinya diperluas hingga menghasilkan Tembok Berlin.

c. Berebut pengaruh di luar eropa


Persaingan memperebutkan pengaruh politik antara dua negara adidaya yang berbeda ideologi ini
kemudian menjalar ke seluruh dunia. Amerika Serikat memperluas kebijakan containment ke Asia,
Afrika, dan Amerika Latin untuk melawan gerakan nasionalis revolusioner, yang kebanyakan dipimpin
oleh partai-partai komunis yang dibiayai oleh Uni Soviet. Pada awal 1950-an, Amerika Serikat
membentuk aliansi dengan Jepang, Australia, Selandia Baru, Thailand, dan Filipina. Pada 1951,
misalnya, dibentuk Australia, New Zealand, United States Security Treaty atau ANZUS (Pakta
Pertahanan Australia, Selandia Baru, dan Amerika Serikat) dan pada 1954 dibentuk Southeast Asia
Treaty Organization atau SEATO (Pakta Pertahanan Asia Tenggara). Aliansi ini membuat Amerika
Serikat memiliki sejumlah pangkalan militer jangka panjang di negara-negara tersebut.Tahun 1950-an
dan awal 1960-an merupakan momentum perjuangan merebut kemerdekaan di negara-negara dunia
ketiga. ial ini membuat persaingan mendapatkan pengaruh antara Amerika ikat dan Uni Soviet
semakin terasa. Berbagai macam intervensi nolitik dilakukan oleh dua negara adidaya tersebut,
misalnya dengan mengirim dan menjual senjata ke negara-negara yang sedang berkonflik. Pada 1953,
misalnya, CIA melaksanakan sebuah operasi rahasia (kelak disebut Operasi Ajax) untuk menggulingkan
Perdana Menteri Iran, Mohammed Mossadegh. Mossadegh yang menganut prinsip nonblok menjadi
musuh bebuyutan Inggris sejak ia menasionalisasi perusahaan minyak Inggris Anglo-Iranian Oil
Company pada 1951. Mossadegh diyakini "semakin beralih ke komunisme". Shah vang pro-Barat,
Mohammad Reza Pahlavi, kemudian naik jabatan sebagai monarki otokratik. Kebijakan Shah yang
baru ini di antaranya melarang aktivitas Partai Komunis Tudeh dan mengekang kebebasan politik
rakyat. Pada 1954, di Guatemala, kudeta militer CIA berhasil menggulingkan presiden sayap kiri,
Jacobo Arbenz Guzman. Carlos Castillo Armas kemudian menjadi pemimpin Guatemala dan
mengeluarkan sejumlah kebijakan yang pro-Barat, yakni mengembalikan semua properti milik
Amerika Serikat yang dinasionalisasi, membentuk Komite Nasional Pertahanan Melawan Komunisme,
dan mengumumkan dekrit yang dimaksudkan untuk mencegah penyebaran komunisme di negara itu.
Pada 1958, di Irak, Abd al-Karim Qasim menggulingkan monarki dan membangun aliansi dengan
Partai Komunis Irak dan Uni Soviet. Partai Baath berhasil merebut kekuasaan dari kaum komunis pada
1968 atas dukungan CIA. yang didukungPresiden Republik Kongo, Joseph Kasa-Vubu, memecat
Perdana Menteri terpilih Patrice Lumumba (yang menurut CIA dekat dengan Uni Soviet) dan
membubarkan Kabinet Lumumba pada September 1960. Dalam Krisis Kongo yang terjadi setelahnya,
CIA mendukung Kolonel Mobutu dengan memobilisasi pasukannya untuk merebut kekuasaan melalui
kudeta militer.

d. Perlombaan teknologi dan periode detente


Uni Sovier dan Amerika Serikat tidak hanya bersaing dalam hal politik, tetapi juga bersaing dalam hal
kemajuan teknologi Pada Agustus 1957, Uni Soviet berhasil meluncurkan peluru juga kendali balistik
antarbenua pertama dan pada Oktober 1957 meluncurkan satelit bumi pertama, Sputnik. Peluncuran
Sputnik menandai dimulainya perlombaan teknologi ruang angkasa antara Periode 1960-an dan 1970-
an lebih dikenal dengan nama periode détente (Prancis: 'relaksasi') dalam sejarah Perang Dingin, yang
berarti kedua negara adidaya berupaya meredakan ketegangan kedua negara. di antara mereka.
Kondisi ini tidak terlepas dari empat hal berikut. Pertama, berkurangnya gaung pertarungan ideologi d
negara-negara dunia ketiga dan munculnya pola-pola baru dalam hubungan internasional. Pada masa
ini, misalnya, negara-negara dunia ketiga mendirikan organisasi-organisasi alternatif, Organisasi
Negara-Negara Pengekspor Minyak (OPEC) dan Gerakan Nonblok. Melalui OPEC dan Gerakan
Nonblok, ne negara dunia ketiga ingin lebih fokus pada pembangunan ekonomi daripada pertarungan
ideologi, setelah sekian abad berada di hauel kolonialisme Barat. Kedua, Amerika Serikat menyadari
bahwa pertarungan ideologi dengan Uni Soviet tidak boleh mengorbankan masalah ekonomi negara.
Secara khusus, Amerika dicengangkan oleh pemulihan dan seperti pertumbuhan ekonomi dan Jepang
sepanjang 1950-an dan 1960-an, setelah sama-sama mengalami kehancuran dalam Perang Dunia II.
Tingkat PDB per kapita negara-negara ini hampir mendekati Amerika Serikat. Ketiga, Uni Soviet
dipaksa mengalihkan perhatiannya pada isu-isu dalam negeri, seperti masalah ekonomi. Selama
periode ini, perekonomian Blok Timur mengalami stagnasi. Keempat, negara-negara adidaya semakin
sadar bahwa setelah memproklamasikan kemerdekaan, pengaruh negara-negara ketiga semakin kuat
seiring dengan semakin luasnya ruang untis mengekspresikan diri dan jati diri. Hal ini juga berarti
mereka tidak mudah diperalat dan bahkan resisten terhadap berbagai tekana dari kedua negara
adidaya. yang pesat dari negara-negara Eropa Barar duniaPeredaan ketegangan dalam periode
détente ditandai setidaknya oleh dua peristiwa penting berikut ini. Pertama, pada Februari 1972,
Presiden Amerika Serikat Richard Nixon mengumumkan pemulihan hubungan dengan Tiongkok. Ia
melakukan kunjungan ke Beijing dan bertemu dengan Mao Zedong dan Zhou Enlai. Kedua, setelah
kunjungan tersebut, Nixon bertemu dengan para pemimpin Uni Soviet, termasuk pemimpin Uni
Soviet, Leonid Brezhnev, di Moskow. Pertemuan tersebut dilakukan dalam rangka Perundingan
Pembatasan Senjata Strategis (Strategic Arms Limitation Talks/SALT) antara kedua belah pihak. Nixon
dan Brezhnev mengumumkan era baru “hidup berdampingan secara damai" dan membangun
pendekatan hubungan baru. Selama periode 1972-1974, kedua belah pihak juga sepakat memperkuat
hubungan ekonomi.

B. Perang dingin kedua


Istilah "Perang Dingin Kedua" merujuk pada periode peningkatan kembali ketegangan dan konflik
antara kedua negara adidaya pada akhir 1970-an dan awal 1980-an. Peningkatan ketegangan terjadi
dalam hal ekonomi, militer, dan budaya. Dari segi ekonomi, Moskow telah membangun sumber daya
militer yang menghabiskan 25 persen dari produk nasional brutonya dengan mengorbankan barang-
barang konsumsi dan investasi di sektor sipil. Pada awal 1980-an, Uni Soviet membangun
persenjataan dan pasukan Soviet menginvasi Afghanistan, Presiden Amerika Serikat, Jimmy Carter,
memulai pembangunan militer secara besar-besaran. Upaya militer yang melebihi Amerika Serikat.
Segera setelah Uni i remakin diintensifkan oleh pemerintahan Ronald Wilson Reagan yang
meningkatkan pengeluaran militer dari 5,3 persen/total GNP pada 1981 menjadi 6,5 persen pada
1986. Jumlah ini merupakan jumlah anggaran militer terbesar sepanjang sejarah Amerika Serikat. Dari
segi militer, peningkatan ketegangan terlihat dari dipasangnya rudal balistik RSD-10 Pioneer milik Uni
Soviet vang mengarah ke Eropa Barat. Setelah itu, NATO memutuskan untuk memasang rudal jelajah
dan MGM-31 Pershing di Eropa, rerutama di Jerman Barat. Rudal-rudal ini ditempatkan dengan jarak
mencolok, hanya berjarak tempuh 10 menit ke Moskwa. Dari segi politik, Perang Dingin Kedua
ditandai dengan peningkatan dukungan pemerintah di negara dunia ketiga melawan pemberontakan
dalam negeri. Tindakan penumpasan terhadap pemberontakan yang melawan kekuasaan yang sah ini
lazim disebut kontra pemberontakan (counterinsurgences). Pada pemilu presiden Amerika Serikat
tahun 1980, Ronald Wilson Reagan mengalahkan Jimmy Carter. Reagan bersumpah untuk
meningkatkan anggaran militer dan menghadapi Soviet di mana pun. Baik Reagan maupun Perdana
Menteri Inggris yang baru, Margaret Thatcher, sama-sama mengecam Uni Soviet. Reagan meramalkan
bahwa komunisme akan hancur dan menjadi “tumpukan abu sejarah".Pada awal 1985, prinsip
antikomunis Reagan telah berkembang menjadi sikap yang dikenal sebagai Doktrin Reagan. Selain
containment, doktrin ini mengakui hak pemerintah Amerika Serikat untuk menumbangkan setiap
rezim komunis di mana pun berada.

C. Berakhirnya perang dingin


Runtuhnya uni soviet
Pada 1985, Mikhail Gorbachev diangkat menjadi Sekretaris Jenderal Partai Komunis dengan kondisi
perekonomian Uni Soviet yang sedang stagnan dan penurunan tajam dalam penerimaan valuta asing
akibat turunnya harga minyak dunia. Pada Juni 1987, dalam upaya membangkitkan kembali
perekonomian Uni Soviet, Gorbachev melakukan perubahan struktural dengan mengeluarkan
kebijakan yang disebut perestroika atau restrukturisasi dan glasnost atau keterbukaan. Perestroika
memungkinkan sistem kuota produksi menjadıi lebih efektif, kepemilikan swasta atas bisnis, dan
membuka jalan bagi investor asing. Langkah ini dimaksudkan untuk mengarahkansumber daya negara
ke pengembangan sektor sipil yang lebih produktif, bukan pembiayaan militer yang boros. Glasnost
diberlakukan untuk melawan penentang reformasinya yang berasal dari internal partai. Selain itu,
kebijakan ini memungkinkan meningkatnya kebebasan pers dan transparansi lambaga-lembaga
negara. Glasnost bertujuan mengurangi korupsi lam tubuh Partai Komunis, mencegah
penyalahgunaan kekuasaan di Komite Sentral, dan memungkinkan meningkatnya kontak antara
warga Uni Soviet dan dunia Barar Pada 8 Desember 1987, Traktat Kekuatan Nuklir Jarak Menengah
(Intermediale Range Nuelear Force/INF Treaty) ditandatangani oleh Amerika Serikat dan Uni Soviet,
yang isinya menghapus keberadaan semua senjata nuklir, rudal balistik, dan rudal jelajah dengan jarak
antara 500 dan 5.500 kilometer beserta seluruh infrastrukturnya. Hal ini membuat ketegangan antara
Timur dan Barat mereda dengan cepat. Pada 1989, bertempat di Moskwa, Gorbachev dan pengganti
Reagan, George H. W. Bush, menandatangani perjanjian START I yang mengakhiri perlombaan senjata
antara kedua tahun-tahun berikutnya, Uni Soviet dihadapkan pada keruntuhan perekonomian yang
diakibatkan oleh turunnya harga minyak dunia dan besarnya pembiayaan militer. Selain itu,
penempatan militer di negara sekutunya diakui tidak relevan lagi bagi Soviet. Pada tahun ini pula,
pasukan Soviet mundur dari Afghanistan, dan setahun kemudian Gorbachev menyetujui reunifikasi
Jerman Barat dan Jerman Timur. Ketika Tembok Berlin runtuh, konsep "Common European Home"
mulai terbentuk. Pada 3 Desember 1989, dalam Konferensi Tingkat Tinggi Malta, Mikhail Gorbachev
dan George H. W. Bush secara resmi menyatakan bahwa Perang Dingin sudah berakhir. Setahun
kemudian, dua negara tersebut bermitra dalam Perang Teluk melawan Irak. Uni Soviet secara resmi
dibubarkan pada 25 Desember 1991. negara. Pada yang dicetuskan oleh Gorbachev.

D. Dampak perang dingin


1. Uni soviet
Setelah Perang Dingin, Rusia sebagai ahli waris utama Uni Soviet memotong pengeluaran
militer secara drastis. Restrukturisasi ekonomi menyebabkan jutaan warga di seluruh Uni
Soviet menganggur. Sementara itu, reformasi yang dijalankan Gorbachev mengakibatkan
terjadinya resesi yang parah, lebih parah daripada yang dialami oleh Amerika Serikat dan
Jerman selama masa Depresi Besar tahun 1930-an.

2. Amerika Serikat
Setelah pembubaran Uni Soviet, dunia pasca-Perang Dingin secara luas dianggap
sebagai dunia yang unipolar dan menyisakan Amerika Serikat sebagai satu-satunya
negara adidaya di dunia.
Pada 1989, Amerika menjalin kerja sama militer dengan 50 negara dan memiliki
526.000 tentara di luar negeri yang tersebardi puluhan negara. Dari jumlah tersebut,
326.000 terdapat di Erom (dua pertiganya di Jerman Barat) dan sekitar 130.000
terdapat di Asia (terutama di Jepang dan Korea Selatan). Perang Dingin juga
menandai puncak pengembangan industri militer, terutama di Amerika Serikat dan
pendanaan militer secara besar-besaran.
Pengeluaran militer Amerika Serikat selama berlangsungnya Perang Dingin
diperkirakan mencapai $8 triliun, sedangkan hampa 100.000 warga Amerika Serikat
kehilangan nyawa dalam Perang Korea dan Perang Vietnam. Di lain pihak, sulit
memperkirakan jumlah korban dan kerugian dari pihak Uni Soviet. Namun, jiki
dilihat dari perbandingan produk nasional bruto, biaya yang dikeluarkan Uni Soviet
selama perang jauh lebih besar daripada yang dikeluarkan oleh Amerika Serikat. 

3. Dunia ketiga
a. konflik baru di sejumlah negara
Jutaan jiwa tewas dalam perang proksi antarkedua nega adidaya di berbagai belahan dunia, terutama
di Asia TenggaSetelah Perang Dingin berakhir, perang antarnegara, perang etnis, revolusi, dan jumlah
pengungsi menurun tajam. Namun, perang konflik antarnegara di negara-negara dunia ketiga tidak
sepenuhnya hilang. Hal ini disebabkan kegagalan pengawasan negara di sejumlah wilayah yang
dulunya dikuasai oleh pemerintahan komunis. Contohnya, konflik sipil dan etnis baru, terutama di
negara-negara bekas Yugoslavia. Sementara itu, berakhirnya Perang Dingin telah membawa Eropa
Timur pada era pertumbuhan ekonomi dan peningkatan jumlah negara demokrasi liberal. Namun, di
beberapa negara lain, kemerdekaan diikuti dengan gagalnya negara mengisi kemerdekaan, seperti di
Afganistan.

b. Mendorong perkembangan teknologi


Persaingan dua negara adidaya di era Perang Dingin membuat teknologi berkembang pesat, terutama
dalam bidang militer. Pada periode ini, pemerintah kedua negara mengeluarkan dana yang besar
demi kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi di negara asing-masing. Kemajuan teknologi ini juga
dinikmati dan diikuti oleh negara-negara dunia ketiga. Sementara itu, pengembangan teknologi dalam
rangka meningkatkan kebanggaan nasional dapat kita lihat melalui perlombaan teknologi ruang
angkasa. Perlombaan ini diawali keberhasilan Uni Soviet meluncurkan pesawat Sputnik I dan Sputnik II
pada 1957, dan ditandingi Amerika Serikat dengan meluncurkan pesaWat satelit Explorer Idan
Explorer II, Discovery dan Vanguard pada tahun 1958. Uni Soviet kemudian mendaratkan Lunik di
bulan melalui astronaur Yuri Gagarin dengan pesawat Vostok I yang berhasil pertamanya mengitari
bumi selama 108 menit. Amerika Serikat menyusul dengan mengirim astronaut pertamanya, Alan
Bartlett Shepard. dan berada di luar angkasa selama 15 menit. Puncaknya ketika Neil Amstrong dan
Edwin Aldrin berhasil mencatatkan namanya dalam sejarah sebagai manusia pertama yang menginjak
permukaan bulan melalui misi Apollo Cl pada 21 Juli 1969.

c. Berkembangnya demokrasi dan kesadaran terhadap hak hak asasi manusia


Perang Dingin juga mengembangkan kesadaran terhadap hak- hak asasi manusia. Pihak Barat yang
menyokong demokrasi dan kapitalisme gencar menyerang Uni Soviet terkait dengan hak asasi
manusia. Paham komunisme dinilai bertentangan dengan harkat dan martabat manusia. Para
akademisi kemudian mempelajari dan menganalisis dampak negatif dari komunisme dan kapitalisme.
Namun, sebenarnya persaingan dan permusuhan Amerika Serikat dengan Uni Soviet bukanlah
dilandasi cita-cita luhur menegakkan HAM, melainkan bersifat politis dan ekonomis.

4. Bagi Indonesia
Pada 1960-an, di era Perang Dingin, Indonesia menerapkan sistem Demokrasi Terpimpin. Sukarno
dinilai lebih mengarahkan pandangan politiknya ke komunis. Pada saat yang sama, Partai Komunis
Indonesia (PKI), mendominasi politik Indonesia. Puncak kedekatan Indonesia dengan Blok Timur
adalah pendirian Poros Jakarta-Hanoi- Pyong Yang-PhnomPenh. Hal ini membuat Indonesia dicap
sebagai negara berhaluan komunis oleh masyarakat internasional. negara-negara Blok Timur
berhaluan yang

E. Peran aktif bangsa Indonesia pada masa perang dingin dan dampaknya terhadap politik dan ekono
globa
Sebagai negara yang baru merdeka setelah berakhirnya Perang Dunia II, Indonesia juga tidak luput
dari pengaruh yang ditimbulkan Perang Dingin. Negara-negara yang baru merdeka menjadi ajang dari
perebutan hegemoni antara negara-negara adidaya. Sejak proklamasi kemerdekaan, Indonesia
menerapkan kebijakan politik luar negeri "bebas aktif". Kebijakan ini menegaskan bahwa Indonesia
tidak lar dalam blok mana pun karena cita-cita bangsa Indonesia adalah mewujudkan perdamaian
dunia. Berdasarkan semangat tersebut, Indonesia bersama beberapa negara lainnya, yaitu Mesir,
Yugoslavia, India, dan Ghana memelopori pembentukan Gerakan Nonblok. Dalam Gerakan Nonblok,
presiden pertama Republik Indonesia, Sukarno, menjadi salah satu pemrakarsa, bersama sama
dengan Presiden Yugoslavia Joseph Broz Tito, Perdana Menteri India Pandit Jawaharlal Nehru,
Presiden Mesir Ghamal Abdul Nazer, dan Perdana Menteri Ghana Kwame Nkrumah. Gerakan ini lahir
sebagai solusi dari munculnya banyak kekisruhan di dunia internasional era 1950-an karena kekuatan
negara-negara adidaya mulaí memperebutkan negara-negara yang berada di kawasan Asia Timur dan
Asia Tenggara, seperti Malaysia, Indonesia, dan Thailand. Selain itu, negara-negara yang memiliki
banyak sumber energi, seperti Qatar, Uni Emirat Arab, dan Kuwait juga tidak luput dari perhatian
negara adidaya. Adapun tujuan Indonesia tergabung ke dalam Gerakan Nonblok adalah sebagai
berikut. Meningkatkan kerja sama antarnegara nonblok, terutama dalam bidang teknologi dan
ekonomi. Hal ini kemudian diwujudkan melalui kerja sama Selatan-Selatan yang melibatkan negara-
negara maju dalam pengembangan teknologi dan lembaga keuangan internasional untuk membantu
perekonomian negara berkembang.Dalam bidang ekonomi, Indonesia membantu menyelesaikan
masalah-masalah ekonomi internasional yang menunjang pembangunan berkelanjutan. Salah satunya
diwujudkan dengan meningkatkan dialog Utara-Selatan berdasarkan kepentingan dan tanggung jawab
bersama, membangun semangat kemitraan, saling ketergantungan, dan dapat saline memberikan
manfaat. Pada 1992-1995, Presiden Soeharto menjabat sebagai Sekretaris Jenderal GNB. Indonesia
juga dipercaya membantu menyelesaikan konflik yang terjadi di Kamboja dan kasus gerakan
separatisme Moro di Filipina. Lalu, Indonesia juga menjadi penyelenggara dari Konferensi Tingkat
Tinggi GNB yang diselenggarakan di Jakarta dan Bogor pada 1-7 September 1992. Indonesia juga
berperan dalam "balance of power" di kawasan Asia Tenggara dan memelopori pembentukan ASEAN.
Sikap ini ditunjukkan ketika Indonesia dengan tegas menolak pendirian pangkalan militer NATO di
wilayah Indonesia dan tidak mendukung keterlibatan Amerika Serikat dalam Perang Vietnam. Berikut
pembahasan lebih lanjut terkait peran aktif bangsa Indonesia pada masa Perang Dingin dan
dampaknya terhadap politik dan ekonomi global.

1. Gerakan Nonblok
Gerakan Nonblok (GNB) atau yang dalam bahasa Inggris disebut Non-Aligned Movement adalah
organisasi internasional yang berkeinginan untuk lepas dari kekuatan blok mana pun.

a. latar belakang
Organisasi ini lahir akibat dari kejenuhan pengotak-kotakan kekuatan berdasarkan perbedaan ideologi
yang membuat negara berkembang atau yang baru merdeka sulit membangun perekonomiannya.
Blok Barat maupun Blok Timur sama-sama mengklaim ideologinya yang paling benar dan menjamin
kesejahteraan umat manusia. Atas dasar keyakinan itu, masing-masing blok berupaya memperluas
pengaruhnya ke negara-negara dunia ketiga. Nyatanya, kepentingan utama mereka adalah
memperebutkan penguasaan atas sumber-sumber daya alam di negara-negara dunia ketiga tersebut.
Pertarungan ideologi keduanya lebih banyak berdampak negatif daripada positif, misalnya terbaginya
Jerman menjadi dua bagian (Jerman Barat dan Jerman Timur), Perang Vietnam, dan Perang Korea
(yang membuat Semenanjung Korea terbelah menjadi Korea Utara dan Korea Selatan sampai saat ini).
Ketakutan terbesar dunia di era Perang Dingin adalah terjadinya perang nuklir. Kekhawatiran tersebut
timbul karenaAmerika Serikat dan Uni Sovier memiliki senjata nuklir. Nuklir dapat diluncurkan setiap
saat. Tidak hanya perdamaian dunia yang akan hancur, tetapi juga masa depan umat manusia. nvadari
pengutuban dunia dalam dua blok tersebut, Indonesia akhirnya memutuskan untuk menerapkan
sistem politik luar negeri bebas aktif yang diperkenalkan pertama kali oleh Bung Hatta pada 2
September 1948. Bebas berarti tidak terikat pada suatu ideologi atau politik negara asing atau pada
blok tertentu. Adapun aktif artinya giat mengembangkan persahabatan dan kerja sama internasional
dengan menghormati kedaulatan negara lain. Dasar hukum pelaksanaan politik luar negeri bebas aktif
itu rergambar secara jelas dalam Pembukaan UUD 1945 alinea I dan IV. Alinea I menyatakan sebagai
berikut. "Kemerdekaan ialah hak segala bangsa dan oleh sebab itu maka penjajahan di atas dunia
harus dihapuskan karena tidak sesuai dengan perikemanusiaan dan perikeadilan." Selanjutnya
pernyataan tersebut diperjelas dengan bunyi alinea IV, yakni sebagai berikut. a dan ikut melaksanakan
ketertiban dunia berdasarkan ... kemerdekaan, perdamaian abadi, dan keadilan sosial .. Prinsip
kebijaksanaan politik luar negeri Indonesia tersebut ternyata juga sesuai dengan sikap negara-negara
berkembang lainnya. Ir. Sukarno, Mahatma Gandhi dari India, serta para pemimpin dari Asia dan
Afrika menyadari bahwa polarisasi itu mengancam perdamaian dunia. Persaingan di antara kedua
negara yang berebut pengaruh di negara dunia ketiga itu diprediksi akan melahirkan kolonialisme
baru atau neokolonialisme. Oleh karena itu, lahir dorongan yang kuat dari para pemimpin dunia
ketiga untuk keluar dari tekanan dua negara adidaya tersebut. Pada 28 April sampai dengan 2 Mei
1954 diselenggarakan Konferensi Kolombo di Srilanka. Konferensi yang menjadi pelopor diadakannya
Konferensi Asia-Afrika ini dihadiri oleh: 1. Ali Sastroamidjojo (Perdana Menteri Indonesia) 2.
Jawaharlal Nehru (Perdana Menteri India) 3. U Nu (Perdana Menteri Burma/Myanmar) 4. Mohammad
Ali (Perdana Menteri Pakistan) 5. Sir John Kotelawala (Perdana Menteri Srilanka) Setelah itu, Perdana
Menteri Ali Sastroamidjojo menyarankan untuk diadakan lagi konferensi yang lebih besar. Akhirnya,
pada 18 sampai 24 April 1955, saran dari PM Ali Sastroamidjojo terealisasi dengan diadakannya
Konferensi Asia-Afrika di Bandung. Konferensi tersebur meniadi cikal bakal lahirnya Gerakan
Nonblok.Konferensi Asia-Afrika dihadiri oleh 29 pemimpin negara, 23 di antaranya dari Asia dan 6 dari
Afrika. Terdapat lima yang menjadi pelopor diselenggarakannya Konferensi Asia Afrika ini. Lima
negara pada Konferensi Kolombo beserta perwakilannya menjadi pelopor diselenggarakannya
Konferensi Asia Afrika ini. Pada konferensi ini, pemimpin dari 29 negara mendeklarasikan komitmen
untuk tidak terlibat dalam konfrontasi Blok Barat dan Blok Timur. Lebih daripada itu, konferensi ini
juga berhasil menyatukan kekuatan bersama negara-negara dunia ketiga untuk menghadapi dua kubu
adidaya, Barat dan Timur. Meskipun demikian, GNB bukanlah suatu organisasi yang bertujuan
membentuk blok tersendiri. Pada akhir konferensi, ditandatangani sebuah deklarasi yang dikenal
sebagai Deklarasi Bandung atas Dasasila Bandung yang isinya sebagai berikut. negaraMenghormati
hak-hak dasar manusia dan tujuan-tujuan serta asas-asas yang termuat di dalam piagam PBB
(Perserikatan Bangsa-Bangsa). 2. Menghormati kedaulatan dan integritas teritorial semua bangsa. 3.
Mengakui persamaan semua suku dan bangsa. A Tidak melakukan intervensi terhadap persoalan
dalam negeri negara lain. 5. Menghormati hak-hak setiap bangsa untuk mempertahankan diri secara
sendirian ataupun kolektif yang sesuai dengan Piagam PBB. 6. Tidak menggunakan peraturan-
peraturan dari pertahanan kolektif untuk bertindak bagi kepentingan khusus dari salah satu negara
besar dan tidak melakukannya terhadap negara lain. 7. Tidak melakukan tindakan-tindakan ataupun
ancaman agresi maupun penggunaan kekerasan terhadap integritas wilayah maupun kemerdekaan
politik suatu negara. 8. Menyelesaikan segala perselisihan internasional dengan perundingan,
persetujuan, arbitrasi (penyelesaian masalah hukum), ataupun cara-cara damai lainnya sesuai dengan
Piagam PBB. 9. Memajukan kepentingan bersama dan kerja sama. 10. Menghormati hukum dan
kewajiban-kewajiban internasional.

2. Terbentuknya gerakan non blok


Pada tanggal 1 sampai 6 September 1961, diadakan Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) di Beograd,
Yugoslavia, guna mengoperasikan Dasasila Bandung dalam sebuah gerakan yang konkret. Konferensi
tersebut akhirnya mengeluarkan keputusan bersama untuk membentuk sebuah gerakan yang
bernama Gerakan Nonblok (GNB). Pendirinya adalah lima pemimpin dunia, yakni: 1. Presiden
Yugoslavia Josip Broz Tito, 2. Presiden Indonesia Sukarno, 3. Presiden Mesir Gamal Abdul Nasser, 4.
Perdana Menteri India Pandit Jawaharlal Nehru, dan 5. Kwame Nkrumah dari Ghana.Dada awal
berdirinya, GNB hanya beranggota 25 negara. Namun, dalam perkembangannya, keanggotaannya
terus bertambah setiap tahun. Bagi negara yang ingin bergabung dengan GNB, ada beberapa syarat
yang harus dipenuhi, yaitu sebagai berikut. 1. Menganut politik bebas dan hidup berdampingan
secara damai. 2. Mendukung gerakan-gerakan kemerdekaan nasional. 3. Tidak menjadi anggota salah
satu pakta militer Amerika Serikat atau Uni Soviet. Tujuan didirikannya GNB adalah sebagai berikut. 1.
Meredakan ketegangan dunia sebagai akibat persaingan dan permusuhan dua blok adidaya. 2.
Mengusahakan terciptanya suasana dunia yang aman dan damai. 3. Mengusahakan terwujudnya
hubungan antarbangsa secara demokratis. 4. Menentang kolonialisme, politik apartheid, dan
rasialisme. 5. Memperjuangkan kebebasan dalam bidang ekonomi dan kerja sama atas dasar
persamaan derajat. 6. Meningkatkan solidaritas di antara negara-negara anggota Gerakan Nonblok. .
Menggalang kerja sama antara negara berkembang dan egara maju menuju terciptanya tatanan
ekonomi dunia baru.

3. Eksistensi Gerakan Non Blok pasca - perang dingin dan peran Indonesia
Eksistensi gerakan nonblok pasca perang dingin
Sejak pertengahan 1970-an, isu-isu ekonomi mulai menjadi perhatian utama GNB. Untuk itu, GNB dan
Kelompok 77 (Groe of 77IG-77) telah mengadakan serangkaian pertemuan guna membahas masalah-
masalah ekonomi dunia dan pembentukan t ekonomi dunia baru (new international economic order).
Pasca-runtuhnya Tembok Berlin pada 1989, serta kekuatan militer dan politik komunisme di Eropa
Timur, muncul perdebatan mengenai relevansi GNB. Sebagian besar negara anggota mengusulkan
agar GNB berfokus pada tantangan-tantangan baru dunia pasca-Perang Dingin. Ketimpangan antara
negara-negara Utara, seperti Amerika Serikat, Kanada, dan sebagian negara maju Eropa dan negara-
negara Selatan, seperti Afrika, Amerika Latin, serta negara-negara berkembang di Asia semakin lebar,
sekaligus menjadi penyebab krisis dalam hubungan internasional. Sejak 1990-an, GNB memusatkan
perhatian pada masalah-masalah yang terkait dengan pembangunan ekonomi negara berkembang,
pengentasan kemiskinan, dan lingkungan hidup. Sejak awal abad XXI, muncul lagi tantangan-
tantangan baru yang harus dihadapi GNB, seperti terorisme, pelucutan senjata pemusnah massal,
konflik intra dan antarnegara, serta dampak globalisasi di bidang ekonomi dan informasi teknologi.
GNB terus menyesuaikan kebijakan dan perjuangannya dengan tantangan-tantangan baru tersebut

Peran Indonesia
Indonesia selalu berkomitmen mewujudkan prinsip-prinsip GNB. Sikap ini secara konsisten
diaktualisasikan Indonesia selama memegang kepemimpinan GNB pada tahun 1992-1995. Indonesia
juga pernah menjadi tuan rumah KTT GNB, yaitu KTT X yang berlangsung pada 1–7 September 1992 di
Jakarta dan Bogor. Selama tiga tahun dipimpin Indonesia, GNB dinilai berhasil memainkan peran
penting dalam percaturan politik global. Lewat Jakarta Message, Indonesia memberi warna baru pada
gerakan ini, antara lain dengan memfokuskan kerja sama pada pembangunan ekonomi dengan
menghidupkan kembali dialog Selatan-Selatan. Dialog tersebut diyakini memperkuat posisi tawar
negara-negara berkembang terhadap negara-negara Utara (Barat). Selain itu, Indonesia juga
dipercaya untuk turut menyelesaikan berbagai konflik regional, antara lain Kamboja, gerakan
separatis Moro di Filipina, dan sengketa di Laut Tiongkok Selatan.

2. Association of southeast asian nations ( ASEAN )


a. latar belakang dan truktur organisasi
ASEAN merupakan singkatan dari Association of Southeast Asian Nations atau Perhimpunan Bangsa-
Bangsa Asia Tenggara, didirikan pada 8 Agustus 1967 di Bangkok. Pelopor berdirinya ASEAN adalah
Indonesia, Malaysia, Filipina, Singapura, dan Thailand a. yang masing-masing diwakili oleh: 1. Adam
Malik (Menteri Luar Negeri Indonesia), 2. Tun Abdul Razak (Wakil Perdana Menteri Malaysia), 3. S.
Rajaratnam (Menteri Luar Negeri Singapura),4. Narcisco Ramos (Menteri Luar Negeri Filipina), dan 5.
Thanat Khoman (Menteri Luar Negeri Muangthai/Thailand). Pertemuan kelima negara tersebut
menghasilkan sebual menjadi dasar berdirinya ASEAN sebagai kerja deklarasi sama regional di
kawasan Asia Tenggara. Beberapa negara lainnya kemudian ikut bergabung, yakni sebagai berikut.
Brunei Darussalam bergabung pada 8 Januari 1984. 2. Vietnam bergabung pada 28 Juli 1995. 3. Laos
bergabung pada 23 Juli 1997. 4. Myanmar bergabung pada 23 Juli 1997. 5. Kamboja bergabung pada
16 Desember 1998. Sebenarnya masih ada satu negara baru lagi yang menjadi anggota ASEAN.
Namun, keanggotaannya masih dalam proses atau belum disahkan oleh otoritas ASEAN. Negara
tersebut adalah yang 1. Timor Leste. ASEAN memiliki tujuan sebagai berikut. 1. Mempercepat
pertumbuhan ekonomi, kemajuan sosial, dan perkembangan budaya di kawasan Asia Tenggara. 2.
Mempromosikan perdamaian dan stabilitas regional melalui penghormatan terhadap keadilan dan
supremasi hukum dalam hubungan antara negara-negara di kawasan serta kepatuhan terhadap
prinsip-prinsip Piagam PBB.Prinsip-prinsip ASEAN sebagaimana tertuang dalam Piagam ASEAN adalah
sebagai berikut. 1. Menghormati kemerdekaan, kedaulatan, kesetaraan, integritas wilayah, dan
identitas nasional 2. Berkomitmen dan bertanggung jawab secara kolektif dalam meningkatkan
perdamaian, keamanan, dan kemakmuran di negara-negara anggota. kawasan. 3. Menolak agresi,
ancaman, penggunaan kekuatan, atau tíndakan lainnya dalam bentuk apa pun yang bertentangan
dengan hukum internasional. 4. Menyelesaikan sengketa secara damai. 5. Tidak mencampuri urusan
dalam negeri anggota ASEAN. 6. Menghormati kebebasan yang mendasar, pemajuan dan
perlindungan HAM, serta pemajuan keadilan sosial. Struktur kepengurusan ASEAN terdiri dari
berbagai macam pertemuan menurut tingkat kepentingan. Setelah mengalami berbagai macam
perubahan-terakhir pada KTT ASEAN di Bali pada 1976, struktur organisasi ASEAN saat ini adalah
sebagai berikut.1. Konferensi Tingkat Tinggi (KTT), yaitu pertemuan tingkat tinggi para kepala
negara/kepala pemerintahan negara anggota. Dewan Koordinasi ASEAN (ASEAN Coordinating
Council), yaitu pertemuan para menteri luar negeri ASEAN sebagai koordinator Dewan Komunitas
ASEAN. 2. 3. Dewan Komunitas ASEAN (ASEAN Community Council), yaitu pertemuan para menteri
yang membidangi tiga pilar komunitas ASEAN. 4. Pertemuan Badan-Badan Sektoral Tingkat Menteri
(ASEAN Sectoral Ministerial Bodies), yaitu pertemuan para yang membidangi setiap sektor kerja sama
ASEAN. 5. Pertemuan tingkat Pejabat Tinggi ASEAN (ASEAN Senior Official's Meeting), yaitu
pertemuan pejabat tinggi di bawah tingkat menteri yang membidangi setiap sektor kerja sama ASEAN.
menteri

b. Eksistensi
Kerja sama ekonomi Guna mengembangkan perekonomian dan menciptakan 1) integrasi ekonomi
negara-negara anggota ASEAN, diadakan kerja sama ekonomi. Kerja sama perekonomian ini
mencakup sektor perindustrian, perdagangan, serta pembentukan ASEAN Free Trade Area (AFTA)
atau Kawasan Perdagangan Bebas ASEAN. Beberapa kerja sama ekonomi di antaranya sebagai
berikut. Melalui AFTA diberlakuan tarif efektif bersama antara 5-10% s dasar produk. baik produk
ekspor maupun impor. Tujuannya adalah menghilangkan kendala perdagangan di antara negara-
negara anggota. Perdagangan Bebas dengan Mitra Wicara (Free Trade Agreementi FTA). Kerja sama di
sektor industri dan jasa berupa sektor transportasi dan telekomunikasi, pariwisata, dan keuangan.

ASEAN dan AFTA


Pada 1992, AFTA dibentuk dalam Pertemuan Kepala Negara ASEAN (ASEAN Summit) ke-4 di
Singapura. Pertemuan tersebut menghasilkan suatu keputusan untuk membentuk suatu kawasan
perdagangan bebas dalam jangka waktu 15 tahun. ASEAN Free Trude Area (AFTA/Kawasan
Perdagangan Bebas ASEAN) merupakan wujud dari kesepakatan negara-negara ASEAN dalam
membentuk suatu kawasan perdagangan bebas. Tujuannya meningkatkan daya saing ekonomi
dengan menjadikan ASEAN sebagai pusat produksi dunia serta menciptakan pasar regional bagi 500
juta penduduknya. Untuk itu, AFTA berkomitmen menghendaki penghapusan tarif (bea masuk)
sebesar 0-5% dan hambatan nontarif bagi negara- aogara anggotanya.Sepuluh negara ASEAN-
termasuk Indonesia-secara tem menjadi anggora AFTA. Anggota baru, seperti Vietnam Lam Myanmar,
dan Kamboja, diberi tambahan waktu hingga 2015 unruk memenuhi kewajiban penurunan tarif AFTA.
Keemp negara itu masih diperkenankan menggunakan tarif produk-produk rerrentu lebih dari 0-59%.
Hal ini mengikuti apa yang dischur common effective preferential tarif scheme (CEPT), yaitu p
penurunan tarif dan penghapusan hambatan non-tarif secars bertahap yang disepakati bersama oleh
negara-negara ASEAN, program Hal ini membuat Indonesia harus bekerja keras dalam meningkatkan
kualitas sumber daya manusia agar dapat beriaing Mulai 2015, AFTA diberlakukan secara penuh.
dengan negara-negara ASEAN..

ASEAN dan ACFTA


ACFTA yang merupakan singkatan dari ASEAN-China (Tiongkok) Free Trade Area menjadi contoh lain
kerja sama yang dilakukan ASEAN. Pada 6 November 2001, diadakan a ASEAN-Tiongkok Summit yang
diselenggarakan di Bandar Begawan, Brunei Darussalam. Acara tersebut merupakan bentik negosiasi
antara ASEAN dan Tiongkok (China) untuk mewujudkan ACFTA. Diharapkan ASEAN-Tiongkok
mendukung pelaksan ASEAN dan ACFTA acara ACFTA dalam waktu 10 tahun. Setelah tercapai
kesepakatan pada 4 November 2002, kerangka kerja sama (framework agreement) ACFTA
ditandatangani di Phno Penh, Kamboja. ACFTA mulai berlaku per 1 Januari 2010. Pada 5 Juni 2004,
Pemerintah Indonesia mengesahkan framework agreement melalui Keppres No. 48 Tahun 2002.
Adapun tujuan framework agreement ACFTA adalah sebagai berikut. Memperkuat dan meningkatkan
kerja sama perdagangan kedua belah pihak. Melakukan perdagangan bebas dalam bentuk barang dan
jasa melalui pengurangan atau penghapusan tarif bea cukai. Mencari area baru dan mengembangkan
kerja sama ekonomi yang saling menguntungkan kedua belah pihak. Memfasilitasi integrasi ekonomi
yang lebih efektif dengan negara anggota baru ASEAN dan menjembatani kesenjangan yang ada di
kedua belah pihak. Penerapan ACFTA menuai yang disetujui pemerintah Indonesia 'pro dan kontra.
Banyak kalangan menilai ACFTA akan mematikan industri kecil dan menengah di Indonesia. Hal ini
disebabkan industri-industri kecil dan menengah di Indonesia a untuk bersaing dengan produk-produk
Tiongkok belum mampu VMA IGyang harganya lebih terjangkau dan kualitasnya relatif lebih baik.
Dikhawatirkan hal tersebut nantinya akan membuat pengangguran di Indonesia makin tinggi. Pada 25
Juli 2006 di Kuala Lumpur, kesepuluh negara anggota ASEAN menandatangani Persetujuan Kerangka
Kerja ASEAN mengenai pembebasan visa. Hal ini dilakukan sebagai upaya untnuk mendukung tujuan
ACFTA, Diharapkan, pembebasan visa dapat memberikan kemudahan bagi warganya untuk masuk ke
negara anggota ASEAN lainnya dengan ketentuan yang telah disepakati. Pada 22 Mei 2009,
pemerintah Indonesia meratifikasi persetujuan tersebut melalui Keppres 19 Tahun 2009. 2) Kerja
sama politik dan keamanan Kerja sama politik dan keamanan ditujukan untuk menciptakan
keamanan, stabilitas, dan perdamaian di kawasan khususnya dan di dunia umumnya. Berikut
beberapa bentuk kerja sama politik dan keamanan ASEAN. Konvensi ASEAN tentang pemberantasan
terorisme. Pertemuan para menteri pertahanan anggota ASEAN yang bertujuan mempromosikan
perdamaian dan stabilitas kawasan melalui dialog serta kerja sama di bidang pertahanan dan
keamanan. Penyelesaian sengketa Laut Tiongkok Selatan. Kerja sama pemberantasan kejahatan lintas
negara yang mencakup pemberantasan terorisme, perdagangan obat terlarang, pencucian uang,
penyelundupan, perdagangan senjata ringan, perdagangan manusia, bajak laut, kejahatan internet,
dan kejahatan ekonomi internasional. 3) Kerja sama eksternal dan fungsional Visi ASEAN 2020
menegaskan ASEAN ke depan akan memainkan peran penting dalam masyarakat internasional dan
memajukan kepentingan bersama ASEAN. Kerja sama antara Asia Tenggara dan Timur Laut telah
dipercepat dengan diadakannya pertemuan puncak tahunan antara para pemimpin ASEAN, Tiongkok,
Jepang, dan Republik Korea yang berwawasan proses ASEAN plus Tiga. Hubungan ASEAN plus Tiga
terus diperluas dan diperdalam, misalnya dalam hal kerja sama keamanan, kejahatan transnasional,
perdagangan dan investasi, lingkungan, keuangan dan moneter, pertanian dan kehutanan, energi,
pariwisata, kesehatan, tenaga Kerja, budaya dan seni, ilmu pengetahuan dan teknologi, informasi dan
teknologi komunikasi, kesejahteraan sosial dan pembangunan, pemuda, pembangunan perdesaan,
dan pemberantasan kemiskinan. ASEAN terus mengembangkan hubungan kerja sama dengan mitra
dialog, yaitu, Australia, Kanada, Tiongkok, Uni Eropa, dalamIndia, Jepang, Korea Selatan, Selandia
Baru, Rusia, dan Amerika Serikat. Sebagian besar negara anggota ASEAN juga berpartisipasi aktif
dalam kegiatan Asia-Pacific Economic Cooperation (APEC), Asia-Europe Meeting (ASEM), dan East
Asia-Latin America Forum (EALAF). Kerja sama fungsional dalam ASEAN mencakup bidang-bidang
kebudayaan, penerangan, pendidikan, lingkungan hidup, ilmu pengetahuan dan teknologi,
penanganan bencana alam, kesehatan, ketenagakerjaan, pembangunan sosial, pengentasan
kemiskinan, pemberdayaan perempuan, kepemudaan, penanggulangan narkoba, serta peningkatan
administrasi dan kepegawaian publik..

3. Kerjasama negara negara utara dan selatan


Sebelum kita membahas tentang pola hubungan Utara-Selats yang muncul dari konteks geopolitik,
perlu kita mengingat kemba tentang haluan politik internasional pada masa Perang Dingin, d
hubungan antarnegara dalam konteks Timur-Barat. Perang Dingin menyebabkan hubungan negara-
negara Timur dan Barat dilandasi oleh adanya pertarungan ideologi antara Amerika Serikat (Barat)
sebagai penyokong ideologi liberal dan Uni Soviet (Timur) mengusung ideologi komunis. Negara-
negara yang tidak terlalu kuat pada saat itu akan cenderung untuk mengikuti salah satu arah ideologi
dan tergabung ke salah satu blok. Contohnya, Turki, Jepang, dan Filipina tergabung ke dalam blok
Amerika Serikat, sedangkan Tiongkok, Korea Ura Kuba, dan Vietnam tergabung bersama Uni Soviet.
Pembenrul NATO (North Atlantic Treaty Organization) dan Pakta Warsan merupakan bukti nyata dari
adanya kekuatan bipolarisme adidan dan dikotomi Timur dan Barat pada masa Perang Dingin. Kedua
pakta pertahanan ini menunjukkan keinginan negara-negara adidaya untuk melakukan ekspansi
politik dan ideologinya. Setelah bubarnya Uni Soviet pada 1991, ideologi liberalisme mulai
mendominasi dunia. Dalam konteks kekuatan ekonomi. liberalisme membuat negara-negara di dunia
harus saling membuka diri satu sama lain dan membangun interdependensi atau saling
ketergantungan, terutama dalam kepentingan perdagangan dan perekonomian. Hal ini menunjukkan
adanya pergeseran terhadap kepentingan nasional yang saat Perang Dingin berorientasi politik, yaitu
berupa kemenangan ideologi, berubah menjadi berorientasi ekonomi. yang Pengertian Utara-Selatan
sebenarnya lebih bermakna ekonomis daripada geografis. Kelompok negara-negara Utara disebut
sebagl kelompok negara maju yang memiliki pendapatan per kapita tige Oleh karena itu, masyarakat
di negara maju memiliki standar hidup tinggi yang ditunjang oleh penerapan teknologi dan ekonomi
yangmerata. Contoh negara-negara maju adalah Amerika Serikat, Eropa Barat, dan negara-negara
Asia Timur. Adapun negara-negara Selatan adalah negara-negara yang sedang berkembang. Negara-
negara ini memiliki pendapatan per kapita yang rendah dan infrastruktur yang rerbatas. Contohnya,
negara-negara Afrika Selatan, Amerika Latin, dan negara berkembang di Asia, kecuali Australia dan
Selandia Baru. Hubungan kerja sama antara negara-negara Utara-Selatan dalam membangun
kekuatan perekonomian dunia dilakukan sebagai berikut. dengan cara-cara 1. Negara Utara
menanamkan modalnya ke Selatan, seperti dalam bentuk pendirian perusahan-perusahan asing. Dari
kerja sama tersebut, keuntungan dapat dinikmati oleh kedua belah pihak. Negara penerima modal
biasanya akan mendapat keuntungan dari penerimaan pajak pembangunan dan pembagian
keuntungan dari hasil produksi, sedangkan negara pemberi modal dapat terpenuhi kebutuhan
nasionalnya. Pada umumnya, negara-negara Utara maju dalam teknologi, tetapi memiliki
keterbatasan pada sumber daya alam. Adapun negara-negara Selatan terbatas dalam kemajuan
reknologi, tetapi memiliki sumber daya alam yang melimpah. Negara Utara akan mengimpor bahan
mentah dari Selatan, kemudian dengan teknologi diolah menjadi barang jadi, dan dijual kembali ke
negara Selatan dan juga digunakan untuk memenuhi kebutuhan nasionalnya sendiri. 3 Bentuk kerja
sama lain adalah dalam bentuk pinjaman modal dari negara Utara ke membangkitkan perekonomian
dalam negeri. Meskipun demikian, hubungan antara Utara-Selatan berpotensi menjadi hubungan
saling ketergantungan yang tidak schat, seperti pemberian pinjaman yang mengikat (misalnya dengan
bunga yang tinggi) dan eksploitasi terhadap tenaga kerja dengan menekan upah buruh. Dengan
bergabung dalam organisasi- organisasi internasional, seperti Gerakan Nonblok (GNB) dan gerakan
Kelompok 77, negara-negara tawar sehingga tidak mudah dieksploitasi. negara Selatan yang
digunakan untuk Selatan i tetap memiliki posisi Dalam kerja sama Utara-Selatan, peran Indonesia
terlihat dari keterlibatan aktif GNB dalam menghidupkan kembali dialog. GNB menyokong Utara-
Selatan. Indonesia selalu berkomitmen mewujudkan prinsip-prinsip GNB. Sikap ini secara konsisten
diaktualisasikan Indonesia selama memegang kepemimpinan GNB pada tahun 1992-1995. Indonesia
juga pernah menjadi tuan rumah KTT GNB, yaitu KTT X yang berlangsung pada 1-7 September 1992 di
Jakarta dan Bogor. Selama tiga tahun dipimpin Indonesia. GNB dinilai berhasil memainkan peran
penting dalam p percaturanpolitik global. Lewat Jakarta Message, Indonesia memberi warna baru
pada gerakan ini, antara lain dengan memfokuskan kerja sama pada pembangunan ekonomi dengan
menghidupkan kembali dialog Selatan-Selatan. Dialog tersebut diyakini memperkuat posisi tawar
negara-negara berkembang terhadap negara-negara Utara (Barat).

4. Masalah palestina
Seiring dengan perkembangan Zionisme yang muncul pada akhir abad XIX di Eropa Tengah dan Timur,
orang-orang Yahudi Eropa dan Rusia secara sporadis mulai berdatangan ke Palestina. Awalnya dalam
jumlah kecil, tetapi kemudian semakin bertambah 4. Masalah Palestina banyak. Selama periode 1882-
1902, kedatangan mereka ke Palestina telah mencapai 35.000 orang dan pada 1947 jumlah mereka
telah mencapai 543.000 orang. Zionisme adalah gerakan nasional orang Yahudi yang mendukung
terciptanya sebuah tanah air Yahudi yang didefinisikan sebagai Tanah Israel. Tujuan utama gerakan ini
adalah mengakhiri pengasingan orang-orang Yahudi dari tanah lelk mereka. Gerakan ini kemudian
memperoleh momentum setelah berakhirnya Perang Dunia II. Semakin besarnya migrasi Yahudi ke
Palestina mulai mendesak keberadaan penduduk Arab Palesi Ratusan ribu komunitas Arab Palestina
mulai kehilangan tempat tinggal karena wilayahnya diserbu dan diduduki oleh orang-orang Yahudi.
Mereka terpaksa meninggalkan kampung halamannya dan mengungsi ke Tepi Barat dan Jalur Gaza, ke
negara-negara tetangga, seperti Lebanon, Suriah, dan Yordania. Gerakan Zionisme memang akan
selalu menekankan kembalinya orang-orang Yahudi ke Palestina, yang mereka sebur sebagai future
homeland atau tanah masa depan. Namun, tidak semua orang Yahudi ikut mendukung gerakan
Zionisme. Mereka menganggap gerakan ini tidak berbeda dengan kolonisasi yang menyebabkan
pengingkaran terhadap hak asasi manusia, seperti perampasan dan pengusiran terhadap komunitas
Arab Palestina. Adapun yang setuju dengan Zionisme mengatakan bahwa gerakan ini merupakan
gerakan pembebasan nasional bagi pemulangan Yahudi yang telah ribuan tahun meninggalkan tanah
orang-orang airnya. Tanggal 15 Mei 1948 merupakan awal pecahnya perang pertama dari konflik
komunal antara orang Palestina dan Yahudi (Palestina-Israel). Konflik ini pecah setelah sehari
sebelumnya, 14 Mei 1948, David Ben Gurion memproklamasikan berdirinya Negara Israel. Pada hari
itu juga, pasukan gabungan dari Yordana dan Mesir masuk ke Palestina secara serentak untuk
menghancurka kekuatan Yahudi ada di wilayah tersebut. Namun, usaha ini mengalami kegagalan.
Perang yang terus berlangsung hingga Maret yang1949 ini kemudian diakhiri dengan gencatan
senjata. Namun, setelah perang berakhir, wilayah Israel justru menjadi semakin luas dengan
dikuasainya 23% wilayah Palestina dan sebagian dari Gunung Sinai. Selama periode 1948-1950, rata-
rata pertumbuhan nopulasi Yahudi mencapai 24% setiap tahunnya dan antara chun 1948-1952,
jumlah imigran yang datang juga meningkat hingga mencapai 711.000 orang. Untuk menuntut
pengembalian wilayah-wilayah yang dikuasai Israel, bangsa Palestina kemudian membentuk
Organisasi Pembebasan Palestina (Palestina Liberationganisation/PLO) pada 1964 yang dipimpin oleh
Yasser Arafat Fada 1987, PLO melakukan gerakan intifada, yaitu gerakan perlawanan terhadap Istael
dengan tidak menggunakan senjata Mereka melakukan demonstrasi secara besar-besaran dan
melcmpari tentara Israel dengan menggunakan batu. Organisasi PLO juga gigih berjuang melalui jalur
diplomasi serta membangun kerja dengan organisasi perjuangan lainnya yang juga melawan Israc
Pada 1993 diadakan Perjanjian Oslo di Norwegia antara pe dan pemerintah Israel. Perjanjian Oslo I
pada September 1993 Perjanjian Oslo II pada Juli 1995, dengan inti perjanjian tenr meletakkan dasar-
dasar bagi solusi dua negara. Pada Perjanij Oslo II, ditetapkan pembentukan Otoritas Palestina (Palesn
Authority/PA) di Tepi Barat dan Jalur Gaza. Sebenarnya tentang solusi dua negara ini sudah pernah
diajukan oleh Komisi p. Kerajaan Inggris berdasarkan pada hasil penelitiannya pada 1925 Komisi ini
merekomendasikan untuk membagi Palestina meni . dua komunitas yang memerintah sendiri-sendiri.
Sepuluh tahun kemudian, PBB menerbitkan Resolusi 181 (II) tentang rencana pembagian Palestina
(Partition Plan), yaitu membagi Palesri menjadi dua negara Yahudi dan Arab, dan menjadikan
Yerusalem sebagai wilayah khusus (corpus separatum) di bawah pengawasan badan internasional.
Namun, Palestina dan negara-negara Aak lainnya menolak rekomendasi tersebut. Pada 13 September
1992 setelah pertemuan Oslo I, atas prakarsa Presiden Amerika Serikas p Clinton, diadakan
perundingan damai antara pemimpin Palestins Yasser Arafat dan PM Israel Yitzak Rabin di
Washington. Sebagai tindak lanjut dari Perjanjian Oslo I dan II. sen. pertemuan Washington, maka
pada 4 Mei 1999, ditandatanoai kesepakatan Kairo yang mewajibkan Israel mengosongkan wilayah
Gaza-Jericho dan memberikan 60% wilayah tersehur kepada Palestina. Selanjutnya, masih dilakukan
beberapa kali penandatanganan sejumlah perjanjian lain antara Palestina dan Israel, yaitu sebagai
berikut. 1) Perjanjian Wye River I yang ditandatangani oleh PM Benyamin Netanyahu dan Yasser
Arafat pada 23 Oktober 1998 di Wye River Amerika Serikat. Isi perjanjian ini adalah kesediaan Israd
untuk menarik pasukan dari 13% wilayah Tepi Barat, tetapi kemudian perjanjian ini digagalkan Israel.
2) Perjanjian Wye River II yang diselenggarakan di Sharm e Sheik, Mesir pada 4 September 1999 yang
isinya juga mas tentang penarikan secara bertahap pasukan Israel dari wilaa Tepi Barat dan Jalur Gaza.
3) Perjanjian Peta Jalan Damai (Road Map for Peact disponsori oleh Amerika Serikat, Rusia, dan PBB
pada yang berisi pendirian negara Palestina dan pembagian wilaa ibu kota di Yerusalem.Pada
kenyataannya, perjanjian-perjanjian tersebut sering rerhenti i tanpa implementasi yang sesuai.
Perjanjian damai ini selalu mengalami kegagalan karena Israel selalu melakukan tindakan yang
sepihak. Perkembangan baru terjadi setelah berlawanan secara pimpinan PLO Yasser Arafat
meninggal pada 2004, yang k digantikan oleh Mahmoud Abbas. Dua tahun kemudian, yaitu pada
kemudian tahun 2006, Palestina menyelenggarakan pemilu, yang kemudian dimenangkan oleh partai
Hamas, partai yang selalu bertentangan dengan PLO. Atas kemenangannya ini, maka dipilihlah
pimpinan Hammas, Ismail Haniyah sebagai perdana menteri Palestina. Kebijakan baru kemudian
diterapkan, yaitu Palestina tidak lagi mengakui Israel sebagai negara dan Hamas mengampanyekan
kemerdekaan penuh Palestina, termasuk wilayah-wilayah yang saat ini masih diduduki Israel. Sampai
kapan konflik ini akan berakhir, hanya orang-orang Palestina dan Israel yang paling tahu untuk
menyelesaikan sengketa yang berkepanjangan tersebut. Indonesia telah memberikan dukungan bagi
berdirinya negara Palestina yang merdeka dan berdaulat dengan Yerusalem sebagai ibu kotanya.
Realisasi dari dukungan tersebut diwujudkan dalam bentuk dukungan diplomatik, yaitu pengakuan
terhadap keputusan Dewan Nasional Palestina untuk memproklamasikan negara Palestina pada 15
November 1988. Dukungan tersebut dilanjutkan dengan pembukaan hubungan diplomatik antara
Pemerintah RI dan Palestina pada 19 Oktober 1989. Indonesia telah memberikan prioritas pada
pengembangan capacity building bagi rakyat Palestina yang mencakup pembangunan sosial,
pemerintahan, ekonomi, infrastruktur, dan keuangan untuk periode 2008-2013.

Anda mungkin juga menyukai