Anda di halaman 1dari 2

Pengaruh Unsur Kekuatan Nasional Terhadap Suatu Bangsa Negara

072011233056 / Suviana Suwoto Mulyosudarmo / Hubungan Internasional / Jurnal Individu / Week 6

Kekuatan nasional memiliki peran besar dalam proses perjalanan kehidupan politik. Peran kekuatan dalam
hubungan internasional masih menjadi perdebatan panjang dari masa dahulu hingga sekarang. Ilmu Hubungan
Internasional memandang kekuatan atau power sebagai sebuah unsur utama. Morgenthau seorang tokoh politik
internasional pernah mengatakan bahwa pada dasarnya negara memiliki perilaku dalam perjuangan untuk
memperoleh sebuah kekuatan (Morgenthau, 1948). Terdapat bermacam argumen terjadi menentukan mengenai
definisi kekuatan (power). Melihat dari pandangan politik unsur kekuatan merupakan unsur paling utama dalam
pergerakan kehidupan politik. Melalui pernyataan tersebut namun tidak bisa begitu saja diartikan bahwa politik
hanya berfokus pada unsur kekuatan saja. Studi politik internasional memahami secara tradisional negara
bangsa menempatkan kemerdekaan atau kebebasan sebagai prioritas utama. Penggunaan kekuatan dalam suatu
negara bangsa ditangani oleh militer. Secara fakta dalam lapangan suatu negara bangsa yang memiliki kekuatan
besar dalam militer merupakan aktor dominan dalam politik internasional. Pada interaksi internasional unsur
kekuatan digunakan untuk saling memaksimalkan kekuatan di masing-masing negara sehingga menciptakan
keseimbangan kekuatan. Keadaan multidimensi dalam setiap kekuatan nasional sayangnya menimbulkan
kesulitan dalam mencapai keseimbaangan kekuatan masing-masing negara (Baldwin, 2002).

Unsur kekuatan (power) itu terbagi menjadi dua bentuk yaitu, kekuatan lunak (soft power) dan kekuatan keras
(hard power). Kekuatan lunak digambarkan sebagai unsur menarik dalam identitas bangsa dan kemampuan
untuk menarik perhatian bangsa negara lain (Nye, 1990). Kekuatan lunak sering berhubungan dengan sesuatu
yang “tidak berwujud” seperti budaya, ideologi, dan lembaga negara. Sementara kekuatan keras digambarkan
sebagai sesuatu yang “berwujud” seperti militer dan kekuatan ekonomi suatu negara (Baldwin, 2002). Kekuatan
lunak dan kekuatan keras memiliki kesamaan pengaruh dalam kepentingan suatu negara. Unsur budaya dan
ideologi menarik yang terkandung dalam kekuatan lunak dapat menciptakan konsistensi norma hukum dalam
suatu masyarakat bangsa negara.

Kekuatan lunak dan kekuatan keras memiliki keterkaitan satu sama lain guna mewujudkan tujuan suatu negara.
Joseph Nye seorang penggagas teori hubungan internasional menciptakan sebuah terminologi baru yang disebut
“smart power”. Terminologi “smart power” merupakan penggabungan unsur-unsur mekanis antara kekuatan
lunak dan kekuatan keras (Nye, 2009). Setiap negara memiliki metode tersendiri dalam pelaksanaan komponen
“smart power” untuk bersaing di politik dunia yang dinamis. Pelaksanaan terminologi ini lebih sering
dilaksanakan pada negara “superpower” yaitu negara yang memiliki kemampuan memiliki pengaruh kekuatan
besar dalam dunia politik global. Implementasi “smart power” digunakan dalam memberantas aksi terorisme di
suatu negara. Kegiatan aksi terorisme merupakan suatu problem masalah aspek pengenalan ideologi sesat dari
bentuk kekuatan lunak dan dapat diatasi oleh aspek kekuatan militer suatu negara yaitu dari bentuk kekuatan
keras.

Terdapat beragam elemen dan sumber yang membentuk sebuah kekuatan nasional. Aspek geografi
mempengaruhi suatu negara dalam pelaksanaan kekuatan nasional. Kekuasaan pemerintah terhadap wilayah
geografis disebut dengan “regional power” yaitu kekuasaan pemerintah dalam mengatur dan mengelola suatu
daerah. Pemisahan batas kontinen masing-masing negara menentukan kemudahan akses informasi dan
pengembangan teknologi suatu negara. Walaupun kendala ketertinggalan informasi ini tidak terjadi lagi di masa
sekarang. Sumber daya alam merupakan suatu peran penting yang mempengaruhi kekuatan nasional. Kekayaan
sumber daya memiliki keuntungan dalam menyediakan kebutuhan populasi suatu negara. Kemandirian populasi
suatu negara menciptakan sebuah keseimbangan kekuatan nasional. Semakin besar pengaruh populasi
masyarakat dalam negara berdampak pada semakin besarnya kekuatan nasional. Setiap negara memiliki
kelebihan dan kemampuan yang berbeda-beda. Keberagaman kemampuan ini menimbulkan perbedaan
kapasitas industri masing-masing negara. Kapasitas industri menentukan pemasukan suatu negara. Setiap
bangsa negara memiliki cara dalam mempertahankan ketahanan nasional. Kesiapan militer memberi dukungan
dalam mewujudkan keberhasilan kebijakan internasional (Morgenthau, 1948). Segala elemen-elemen dalam
kekuatan nasional ini membangun sebuah identitas nasional yang unik dan berbeda di setiap negara..

Dari pemaparan di atas, bisa disimpulkan bahwa suatu kekuatan nasional merupakan unsur penting dalam
menjalankan proses hubungan internasional. Kekuatan nasional disetiap negara menentukan apakah negara
tersebut dapat mampu menangani masalah dan memberikan solusi. Elemen masyarakat dalam kekuatan
nasional juga wajib turut andil dalam menciptakan struktur kokoh dalam pengambilan kebijakan pemerintah.
Interaksi antarnegara dilingkup internasional memerlukan adanya rasa saling mendukung satu sama lain.
Terciptanya relasi yang baik mendorong masing-masing negara bersama memenuhi tujuan dan kepentingan
bagi masyarakat.

Referensi:

Morgenthau, Hans J. 1948. Politics among Nations: The Struggle for Power and Peace. New York: Alfred A.
Knopf

Baldwin, David A. 2002. “Power and International Relations” Handbook of International Relations. California:
SAGE.

Nye, Joseph S. 1990. “Soft Power” Foreign Policy, No. 80, pp. 153-171.

Nye, Joseph S. 2009. “Get Smart: Combining Hard and Soft Power” Foreign Affairs, 1-4.

Anda mungkin juga menyukai