Anda di halaman 1dari 2

Dinamika Perkembangan Isu Gender melalui Pandangan Liberalisme

Review Individu Week 5


072011233056 / Suviana Suwoto Mulyosudarmo / Kelas A

Kritik feminis terhadap ideologi dan praktik pembangunan di dunia berkembang dapat dikatakan memiliki
pengaruh paling besar dalam mempengaruhi perubahan kondisi perempuan di Dunia Ketiga. Namun sayangnya,
pembangunan dalam ekonomi, kemajuan teknologi, dan modernisasi justru menghasilkan penggeseran peran
perempuan dalam struktur mekanisasi pemberian pekerjaan. Keadaan ini menuntut feminis dalam melakukan
gerakan untuk pemberian peranan perempuan dalam pembangunan (Rajeswari Sunder Rajan & You-me Park,
2005). Berdasarkan asumsi bahwa sebagian besar feminis Dunia Pertama terutama memperhatikan isu-isu
seksualitas dan reproduksi. Terdapat banyak aktivis feminis Dunia Ketiga menekankan bahwa, meskipun isu
gender penting bagi mereka disisi lain isu ekonomi dan politik masih menjadi pusat perhatian utama (Tong,
2009). Feminisme liberal memiliki fokus terhadap upaya memperjuangkan hak serta kebebasan perempuan
secara penuh. Hal ini menjadikan teori hubungan internasional dan isu gender dekat karena memiliki
keterkaitan. Sistem internasional tidak terlepas dari kehadiran konflik tatanan struktur gender didalam
perumusannya (Ticker, 1992). Feminisme liberal menekankan pada pentingnya kesetaraan gender dan peran
perempuan dalam kebijakan luar negeri dan hubungan internasional. Perkembangan feminisme liberal dalam
hubungan internasional telah memberikan kontribusi penting dalam mendorong perubahan sosial dan politik
yang lebih inklusif dan menghargai hak-hak perempuan. Namun, terdapat juga kritik terhadap feminisme liberal
yang dianggap kurang kritis terhadap struktur kekuasaan yang melahirkan ketidaksetaraan gender.

Studi tentang hubungan internasional menyimpulkan terdapat beragam pengaruh aktor baik negara maupun
non-negara. Kompleksitas teori dan keterlibatan banyak aktor negara maupun non-negara ini dikategorikan
dalam suatu tingkat analisis (level of analysis).Tingkat analisis ini memiliki fokus kepada persepsi suatu
pandangan, pilihan-pilihan, dan aksi dari individu setiap manusia (Pevehouse & Goldstein, 2017). Dapat ditarik
gambaran bahwa setiap aktor memiliki peran penting masing-masing dalam melakukan interaksi satu sama lain.
Peran ini dapat berguna dalam menghadapi fenomena hubungan internasional yang dinamis dan luas. Setiap
peran aktor ini memiliki usaha untuk saling menjaga relasi hubungan antar bangsa dan antar negara, tidak
terlepas juga keberadaan peranan perempuan. Melalui pemaparan uraian penjelasan feminisme liberal maka
dapat terangkum dalam beberapa poin berikut. Pertama, Feminis dalam liberalisme adalah mereka yang
memadukan prinsip-prinsip feminisme dengan ideologi liberalisme. Mereka memperjuangkan kesetaraan
gender dan hak-hak perempuan dalam kerangka nilai-nilai liberal, seperti kebebasan individu, hak asasi
manusia, dan pasar bebas. Kedua, Feminis liberal menganggap bahwa kesetaraan gender dan kebebasan
individu merupakan prinsip-prinsip yang saling melengkapi dan saling memperkuat. Mereka percaya bahwa
melalui pendidikan, partisipasi politik, dan akses terhadap peluang ekonomi, perempuan dapat mencapai
kesetaraan dengan laki-laki dan menikmati hak-hak yang sama.

Reference:

Tickner, J. Ann, (1992). ‘Three Models of Man: Gendered Perspective di Gender in International Relations,
New York: Columbia University Books. Chapter 3

Rajeswari Sunder Rajan and You-me Park. (2005). Postcolonial Feminism/Postcolonialism and Feminim,
Chapter 2 , Acompanion to Postcolonial Studies, edited by Henry Schwarz and Sangeeta Ray,
Blackwell Companions in Cultural Studies, Arizona State University. Blackwell Publishing.

Tong, Rosemarie. (2009). Chapter 6: Multicultural, Global and Post colonialism, Feminist Thought, A More
Comprehensive Introduction, Colorado: Westview Press.

Goldstein, Joshua S. & Pevehouse, Jon C. (2017). International Relations, 11th edition, Pearson/Longman, pp.


09-18.

Anda mungkin juga menyukai