Anda di halaman 1dari 9

Dinamika Gender dalam Politik Global: Perspektif Feminisme, Globalisasi, dan

Pembangunan

Nama Penulis (Nim)

Universitas Islam Negeri Sunan Ampel Surabaya

2024

Abstrak

Artikel ini membahas dinamika gender dalam politik global dengan mempertimbangkan
berbagai aliran feminisme, perspektif gender dalam politik global, serta hubungan antara
gender, globalisasi, dan pembangunan. Melalui analisis mendalam, artikel ini mengeksplorasi
berbagai pendekatan feminisme dalam menghadapi isu-isu politik global, menyoroti
perbedaan dan kesamaan di antara mereka. Selain itu, artikel ini juga mengevaluasi perspektif
gender yang muncul dalam konteks politik global, termasuk peran serta tantangan yang
dihadapi oleh perempuan dalam berbagai aspek kehidupan politik global. Selanjutnya, artikel
ini membahas hubungan yang kompleks antara gender, globalisasi, dan pembangunan, serta
dampaknya terhadap kesejahteraan perempuan di berbagai negara. Dengan mengintegrasikan
temuan penelitian yang relevan, artikel ini menyajikan analisis yang komprehensif tentang
konsep-konsep feminisme, gender, globalisasi, dan pembangunan dalam konteks politik
global. Hasilnya menyoroti pentingnya memahami dan memperkuat peran gender dalam
merumuskan kebijakan dan praktek politik global yang lebih inklusif dan berkeadilan.
Kesimpulannya, artikel ini menawarkan wawasan yang berharga bagi pemahaman lebih
lanjut tentang kompleksitas hubungan antara gender dan politik global serta implikasinya
dalam konteks feminisme, globalisasi, dan pembangunan.

Kata Kunci: Dinamika, Gender, Feminisme, politik global


Pendahuluan

Perdebatan mengenai peran gender dalam politik global menjadi semakin relevan
dalam konteks kontemporer. Meskipun telah ada peningkatan kesadaran akan pentingnya
kesetaraan gender, masih banyak tantangan yang dihadapi oleh perempuan dalam meraih
representasi politik yang setara dan pengaruh yang signifikan dalam pengambilan keputusan
global. Dalam kerangka ini, aliran-aliran feminisme dan perspektif gender memainkan peran
penting dalam merumuskan pemahaman kita tentang bagaimana gender mempengaruhi
dinamika politik global. Selain itu, hubungan antara gender, globalisasi, dan pembangunan
juga menjadi sorotan utama dalam pembicaraan mengenai keadilan gender di seluruh dunia.
Oleh karena itu, penting untuk melakukan analisis komprehensif terhadap aspek-aspek ini
untuk menggali pemahaman yang lebih dalam tentang kompleksitas politik global.(Soetjipto
and Chandra 2021)

Dalam upaya memahami dinamika gender dalam politik global, artikel ini bertujuan
untuk mengeksplorasi serangkaian pertanyaan kunci. Pertama, bagaimana berbagai aliran
feminisme merespons dan menghadapi isu-isu politik global, dan bagaimana pengaruhnya
terhadap upaya pencapaian kesetaraan gender di skala global? Kedua, apa saja perspektif
gender yang muncul dalam konteks politik global, termasuk peran serta tantangan yang
dihadapi oleh perempuan dalam arena politik internasional? Terakhir, bagaimana hubungan
antara gender, globalisasi, dan pembangunan mempengaruhi kesejahteraan perempuan di
berbagai negara, dan bagaimana implikasinya terhadap upaya untuk memperkuat posisi
perempuan dalam politik global dan pembangunan secara keseluruhan? Dengan
mengidentifikasi dan mengevaluasi pertanyaan-pertanyaan ini, artikel ini berusaha
memberikan kontribusi pada pemahaman yang lebih mendalam tentang kompleksitas
hubungan antara gender dan politik global serta relevansinya dalam konteks feminisme,
globalisasi, dan pembangunan.

Kajian ini penting karena menyediakan wawasan mendalam tentang bagaimana


gender mempengaruhi dinamika politik global dan mencerminkan tantangan yang dihadapi
oleh perempuan dalam mencapai kesetaraan dalam arena politik. Dengan memahami peran
gender dalam politik global, kita dapat mengidentifikasi ketidaksetaraan yang ada dan
merumuskan strategi untuk mengatasi masalah tersebut. Selain itu, pemahaman yang lebih
baik tentang hubungan antara gender, globalisasi, dan pembangunan dapat membantu dalam
merancang kebijakan yang lebih inklusif dan berkeadilan secara global. Dengan demikian,
artikel ini berkontribusi pada pembahasan yang lebih luas tentang upaya mencapai kesetaraan
gender dan keadilan sosial di tingkat global.

Metode Penelitian

Dalam artikel ini, digunakan pendekatan analisis literatur dan pengumpulan data
kualitatif dari berbagai sumber yang relevan dengan topik penelitian. Proses analisis literatur
melibatkan penelusuran jurnal ilmiah, buku, laporan riset, dan dokumen-dokumen lain yang
terkait dengan gender, politik global, feminisme, globalisasi, dan pembangunan. Melalui
pendekatan ini, peneliti dapat memperoleh pemahaman yang komprehensif tentang teori-
teori, konsep, serta hasil penelitian sebelumnya yang berkaitan dengan topik yang diselidiki.

Untuk mengumpulkan data, langkah-langkah pencarian literatur dilakukan melalui


basis data akademik dan perpustakaan digital yang relevan. Data yang berhasil dikumpulkan
meliputi artikel penelitian, buku, laporan dari organisasi internasional, dan dokumen resmi
dari pemerintah atau lembaga lain yang terkait dengan gender dan politik global. Data
tersebut kemudian dianalisis dengan menggunakan pendekatan kualitatif, di mana informasi
yang signifikan diekstraksi, diklasifikasikan, dan diinterpretasikan untuk mendukung temuan
penelitian.

Proses analisis data melibatkan identifikasi pola umum, perbedaan, serta kesamaan
dalam gagasan dan pendekatan yang terdapat dalam literatur yang dikumpulkan. Informasi
yang relevan dianalisis secara sistematis untuk menjawab pertanyaan penelitian yang
diajukan, serta untuk menyelidiki hubungan antara konsep-konsep yang dibahas dalam
artikel, seperti aliran-aliran feminisme, perspektif gender dalam politik global, dan pengaruh
globalisasi terhadap pembangunan dan kesejahteraan perempuan. Dengan menggunakan
pendekatan ini, artikel ini bertujuan untuk menyajikan pemahaman yang mendalam tentang
kompleksitas hubungan antara gender dan politik global, serta untuk berkontribusi pada
pembahasan akademik tentang feminisme, globalisasi, dan pembangunan.
Temuan Data

Dalam pencarian dalam beberapa literatur penulis menemukan beberapa data sebagai
berikut:

1. Analisis Aliran Feminisme dan perbedaan pandangan mereka dalam menghadapi


politik global.

Berbagai aliran feminisme telah menjadi subjek perdebatan dan analisis yang luas
dalam literatur akademik. Secara umum, aliran-aliran ini mencakup feminisme liberal,
feminisme radikal, feminisme sosialis, feminisme budaya, dan feminisme liberal-radikal.
Analisis literatur menunjukkan bahwa masing-masing aliran feminisme memiliki pendekatan
yang unik dalam menghadapi isu-isu politik global.(Jovani 2011)

Feminisme liberal, misalnya, cenderung menekankan pada upaya untuk mencapai


kesetaraan gender melalui reformasi hukum dan kebijakan yang memperkuat hak-hak
individu perempuan dalam sistem politik global. Di sisi lain, feminisme radikal menyoroti
struktur kekuasaan yang mendasari ketidaksetaraan gender, sering kali menekankan patriarki
sebagai akar penyebabnya. Mereka memperjuangkan transformasi mendasar dalam
masyarakat untuk mencapai kesetaraan gender.

Feminisme sosialis menyoroti keterkaitan antara kapitalisme, kelas, dan gender, dan
menekankan perlunya perubahan struktural dalam ekonomi global untuk mencapai keadilan
gender. Sementara itu, feminisme budaya menekankan pentingnya budaya dan representasi
dalam konstruksi sosial gender, serta menyoroti berbagai bentuk penindasan yang dialami
perempuan dalam konteks global.

2. Peran dan tantangan yang dihadapi oleh perempuan dalam konteks politik global.

Dalam politik global, terdapat pola yang menunjukkan bahwa peran perempuan
seringkali terbatas, dan ini disebabkan oleh struktur kekuasaan yang lebih memihak pada
laki-laki. Kekuasaan politik yang dominan di tingkat global secara historis didominasi oleh
laki-laki, sehingga struktur kekuasaan ini cenderung menguntungkan dan memperkuat
partisipasi politik laki-laki daripada perempuan. Hal ini tercermin dalam kurangnya
representasi perempuan dalam lembaga-lembaga politik internasional seperti PBB, di mana
laki-laki masih mendominasi mayoritas posisi pengambil keputusan.
Perempuan sering menghadapi berbagai tantangan dalam mencapai representasi yang
setara dan pengaruh yang signifikan dalam pengambilan keputusan politik global. Beberapa
tantangan utama yang dihadapi oleh perempuan termasuk stereotip gender yang persisten,
ketidaksetaraan akses terhadap sumber daya politik dan ekonomi, serta budaya politik yang
patriarkal di tingkat global. Stereotip gender sering kali membatasi persepsi masyarakat
terhadap kemampuan perempuan untuk memimpin atau berpartisipasi dalam arena politik
global, sementara ketidaksetaraan akses terhadap sumber daya politik dan ekonomi dapat
menghambat perempuan untuk mencapai posisi politik yang signifikan. Selain itu, budaya
politik yang didominasi oleh laki-laki seringkali mengabaikan atau bahkan menindas suara
dan kepentingan perempuan.(Hassan and Ramli 2022)

3. Hubungan antara Gender, Globalisasi, dan Pembangunan

Globalisasi telah membawa perubahan signifikan dalam berbagai aspek kehidupan,


termasuk dampaknya terhadap perempuan. Salah satu dampak yang signifikan adalah
peningkatan kesenjangan gender dalam akses terhadap sumber daya dan layanan kesehatan.
Dalam banyak kasus, globalisasi telah memperkuat struktur ekonomi yang tidak merata dan
memperdalam ketidaksetaraan gender. Misalnya, di beberapa negara, liberalisasi ekonomi
yang dihasilkan dari globalisasi telah menyebabkan peningkatan ketidaksetaraan dalam
pembagian kerja dan upah antara laki-laki dan perempuan. Selain itu, perempuan seringkali
lebih rentan terhadap eksploitasi di tempat kerja dan kurangnya perlindungan hukum dalam
lingkungan kerja yang terliberalisasi.(Ramadhan and Maâ€TMsumah 2018)

Meskipun terdapat dampak negatif, globalisasi juga membawa peluang baru bagi
perempuan. Salah satunya adalah akses ke pendidikan. Secara global, globalisasi telah
meningkatkan akses perempuan ke pendidikan tinggi dan keterampilan yang diperlukan
untuk berpartisipasi dalam ekonomi global. Ini telah membuka pintu bagi perempuan untuk
mendapatkan pekerjaan yang lebih baik dan meningkatkan mobilitas sosial ekonomi mereka.
Selain itu, globalisasi telah menciptakan peluang kerja baru bagi perempuan di sektor-sektor
tertentu, terutama dalam sektor jasa, teknologi informasi, dan industri kreatif. Perubahan
teknologi dan perkembangan ekonomi yang didorong oleh globalisasi telah menciptakan
lingkungan yang lebih ramah bagi perempuan untuk mengambil peran aktif dalam ekonomi
global.
Pembahasan

Diskusi tentang implikasi temuan penelitian terhadap pemahaman kita tentang gender
dan politik global sangat penting dalam konteks upaya mencapai kesetaraan gender yang
berkelanjutan di seluruh dunia. Temuan bahwa peran perempuan dalam politik global terbatas
oleh struktur kekuasaan yang memihak pada laki-laki menggarisbawahi perlunya reformasi
mendalam dalam sistem politik global untuk meningkatkan representasi perempuan dalam
pengambilan keputusan. Hal ini menunjukkan bahwa pemahaman yang lebih baik tentang
tantangan yang dihadapi oleh perempuan dalam politik global adalah kunci untuk
merumuskan kebijakan yang efektif dalam mencapai kesetaraan gender.(Rafferty 2019)

Aspek penting dari kontribusi feminisme terhadap teori politik adalah melalui praktik
politik feminis, yang telah menjadi fitur yang khas dalam masyarakat modern. Gerakan
feminis tidak hanya terlibat dalam politik dalam arti konvensional, tetapi juga telah
memperluas wilayah aksi politiknya secara signifikan, baik dalam hal praktis maupun teoritis.
Pertama, terdapat kampanye yang terorganisir untuk menuntut tindakan legislatif, seperti
mengusulkan undang-undang untuk menjamin hak suara perempuan, memberikan hak
kepemilikan kepada perempuan, atau melindungi hak aborsi. Namun, sering kali kampanye
semacam itu diabaikan oleh para ilmuwan politik konvensional. Kedua, terdapat kampanye
terorganisir untuk menuntut perubahan sosial nonlegislatif yang penting, seperti
mengupayakan peningkatan jumlah perempuan di parlemen, dalam posisi kekuasaan sosial
lainnya, dan dalam sektor pekerjaan dan pendidikan.

Selanjutnya, terdapat banyak organisasi yang berperan dalam upaya memberikan


tekanan untuk melakukan perubahan sosial formal, tetapi sebagian besar dari mereka fokus
pada perubahan sosial informal. Misalnya, organisasi swadaya masyarakat yang menyediakan
layanan telepon untuk mendukung perempuan yang menjadi korban kekerasan, atau jaringan
perempuan dalam pekerjaan tertentu. Terdapat juga berbagai organisasi yang terlibat dalam
budaya dan aktivitas perempuan, seperti kelompok penerbitan, pembuat film, teater,
pertokoan, kafe, dan bar.

Dalam tiga puluh tahun terakhir, feminisme telah menekankan perubahan gaya hidup,
nilai, dan hubungan interpersonal sebagai hal-hal yang sangat penting. Aktivitas budaya,
diskusi antarpribadi, dan kelompok swadaya dianggap sebagai cara transformasi sosial yang
lebih penting daripada strategi politik konvensional seperti kampanye publik terorganisir
untuk menuntut perubahan legislatif dan administratif di tingkat nasional maupun lokal.
(Mariah 2022)

Poin teoretis yang penting terkait dengan bentuk-bentuk aktivisme feminis adalah
bahwa perubahan dalam politik konvensional dan tindakan dari dalam lembaga politik,
seperti legislasi dan administrasi pemerintahan, tidak akan membawa perubahan sosial yang
benar-benar signifikan. Ini sejalan dengan pandangan Marxis yang menekankan bahwa
perubahan sosial hanya dapat terjadi melalui perubahan ekonomi mendasar, serta pandangan
konservatif yang memandang bahwa perubahan sosial harus berakar dalam tradisi dan cara
hidup yang sudah ada. Namun, feminisme menyoroti aspek-aspek yang membedakannya dari
teori dan tradisi sosial-politik lainnya.

Para feminis menekankan bahwa konsep gender dalam berbagai sistem pemikiran
tidaklah acak, melainkan penting dan bermakna. Analisis mereka memiliki implikasi
preskriptif dan konstitutif, karena ide-ide tentang gender meresap ke dalam hukum, lembaga
sosial-politik, dan budaya populer. Dalam membentuk teori politik feminis, mereka juga
mempertimbangkan fenomena sosial di luar wilayah politik konvensional, seperti cara hidup
dan tradisi yang sering kali merugikan perempuan. Ini termasuk nilai-nilai dalam relasi
seksual tradisional yang membentuk praktik-praktik dan ekspektasi gender yang
terinternalisasi secara luas dalam masyarakat.

Selanjutnya, analisis yang menyelidiki bagaimana konsep-konsep feminisme, gender,


globalisasi, dan pembangunan saling terkait menyoroti pentingnya pendekatan holistik dalam
merancang kebijakan politik global. Ditemukannya bahwa globalisasi telah meningkatkan
kesenjangan gender dalam akses terhadap sumber daya dan layanan kesehatan menekankan
perlunya tindakan yang lebih tegas dalam memperjuangkan kesetaraan gender dalam
ekonomi global. Namun, ditemukannya bahwa globalisasi juga membawa peluang baru bagi
perempuan, seperti akses ke pendidikan dan peluang kerja, memberikan gambaran bahwa
perubahan global juga dapat memberikan manfaat bagi perempuan.(Ramadhanty, Naila, and
Kusuma 2024)

Pemetaan perbedaan dan kesamaan dalam pendekatan dan pemahaman gender dalam
politik global di berbagai wilayah dan konteks menunjukkan bahwa respons terhadap isu-isu
gender dapat sangat bervariasi tergantung pada konteks sosial, budaya, dan politik. Hal ini
memberikan kesempatan untuk belajar dari praktik terbaik di berbagai wilayah dalam upaya
memperkuat peran perempuan dalam politik global. Selain itu, pemahaman yang lebih dalam
tentang perbedaan ini juga menekankan perlunya pendekatan yang sensitif terhadap konteks
dalam upaya mencapai kesetaraan gender secara global.

Dalam konteks ini, Penulis percaya bahwa perubahan dalam politik global tidak akan
terjadi secara instan atau seragam di seluruh dunia. Diperlukan upaya yang berkelanjutan dan
kolaboratif dari berbagai pihak untuk mencapai kemajuan yang signifikan dalam mencapai
kesetaraan gender. Oleh karena itu, hasil temuan penelitian ini harus digunakan sebagai dasar
untuk menginformasikan kebijakan dan praktik politik yang lebih inklusif dan berkelanjutan
dalam upaya mencapai kesetaraan gender yang diinginkan secara global.

Conclusion

feminisme memiliki peran yang signifikan dalam politik global dan mempengaruhi
berbagai aspek kehidupan perempuan di seluruh dunia. Temuan penelitian menggambarkan
berbagai aliran feminisme dan perbedaan dalam pendekatan mereka terhadap isu-isu politik
global, serta peran perempuan dalam konteks politik global yang masih terbatas oleh struktur
kekuasaan yang cenderung menguntungkan laki-laki. Selain itu, hubungan antara gender,
globalisasi, dan pembangunan memunculkan tantangan yang kompleks bagi kesejahteraan
perempuan di berbagai negara, dengan globalisasi yang membawa dampak negatif seperti
peningkatan kesenjangan gender dalam akses terhadap sumber daya.

Implikasi dari temuan ini dalam konteks kebijakan dan praktek politik global adalah
perlunya peningkatan kesadaran akan pentingnya kesetaraan gender dalam semua aspek
pembangunan dan kebijakan global. Kebijakan yang memperhatikan isu-isu gender dan
berfokus pada inklusivitas serta keadilan gender di semua tingkatan adalah penting untuk
mencapai pembangunan yang berkelanjutan dan adil. Hal ini melibatkan upaya untuk
mengatasi ketidaksetaraan gender dalam akses terhadap pendidikan, kesehatan, pekerjaan,
serta partisipasi politik dan keputusan.
Daftar Pustaka

Hassan, Muhammad Rahimi, and Rashila Ramli. 2022. “Malaysia Dalam Arus Feminisme
Global: Pembangunan Wanita Dan Hubungan Antarabangsa Malaysia.” SINERGI :
Journal of Strategic Studies & International Affairs 2 (2): 128–50.
https://doi.org/10.17576/sinergi.0202.2022.06.
Jovani, Audra. 2011. “Politik Dan Kaum Feminis.” Sociae Polites: Majalah Ilmiah Sosial
Politik, 141–52.
Mariah, Elsha. 2022. “Benturan Divergensi Masyarakat Indonesia Terhadap Bentuk
Pemahaman Feminisme.” S1, Universitas Kristen Indonesia.
http://repository.uki.ac.id/9682/.
Rafferty, Richard W. Mansbach & Kirsten L. 2019. Pengantar Politik Global. Nusamedia.
Ramadhan, Iqbal, and Innesia Maâ€TMsumah. 2018. “MENGKAJI PERAN UN WOMEN
DALAM MENGATASI KEKERASAN TERHADAP PEREMPUAN DAN
MEWUJUDKAN KESETARAAN GENDER MELALUI PERSPEKTIF
FEMINISME.” Jurnal Asia Pacific Studies 2 (2): 144–60.
https://doi.org/10.33541/japs.v2i2.871.
Ramadhanty, Aulia, Neysa Naila, and Ardli Johan Kusuma. 2024. “Tantangan Dan
Keberhasilan Peran Perempuan Dalam Partisipasi Politik Swedia Dan Implikasinya
Terhadap Keadilan Gender Secara Global.” ALADALAH: Jurnal Politik, Sosial,
Hukum Dan Humaniora 2 (1): 106–19. https://doi.org/10.59246/aladalah.v2i1.627.
Soetjipto, Ani, and Ayu Chandra. 2021. “Fashion, Feminisme dan Hubungan Internasional :
Perdebatan dalam Literatur.” Jurnal Ilmiah Hubungan Internasional 17 (1): 17–29.
https://doi.org/10.26593/jihi.v17i1.4220.17-29.

Anda mungkin juga menyukai