Anda di halaman 1dari 3

AKTOR-AKTOR DALAM HUBUNGAN INTERNASIONAL DAN PERANANNYA

I Gusti Ayu Agung Rani Aristyaningsih (071711233035)

Jurnal PIHI Week 4

Menurut Wardhani (2017) interaksi merupakan hal utama dalam Hubungan Internasional. Interaksi tidak
dapat dilakukan sepihak saja, maka dalam Hubungan Internasional terdapat pihak pihak yang berperan
dalam melakukan interaksi tersebut. Membahas mengenai interaksi yang terjadi dalam Hubungan
Internasional tentunya terkait dengan adanya para aktor yang memainkan peran secara langsung dalam
aktivitas terkait Hubungan Internasional contohnya negosiasi dan diplomasi. Aktor dalam Hubungan
Internasional dibagi menjadi dua yaitu Aktor Negara (state actors) dan Aktor Non-negara (non-state actors).
Dua jenis aktor tersebut lahir karena adanya isu perdebatan besar mengenai pandangan pesimis Realisme
dan pandangan optimis Liberalisme yang berkembang di dalam Ilmu Hubungan Internasional (Jakson &
Sorensen, 1999: 45).

Kaum realis berasumsi bahwa negara adalah aktor utama dalam politik dunia. Hubungan Internasional
khususnya merupakan hubungan antar negara-negara. Semua aktor lain dalam politik dunia, individu-
individu, organisasi internasional, LSM, dan lainnya kurang penting atau tidak penting. (Jackson &
Sorensen, 1999 :89). Bagi kaum realis, Hubungan Internasional adalah sebuah studi tentang hubungan antar
pemerintah negara-negara berdaulat, kaum realis juga melihat negara yang pertama dan yang paling utama
sebagai pemusatan instrumen kekuasaan. Kaum liberal menolak pandangan kaum realis karena fokusnya
terlalu sempit dan hanya satu sisi. Hubungan Internasional bukan hanya tentang hubungan antar negara
negara saja, tetapi juga tentang hubungan transnasional, yaitu hubungan antara masyarakat, kelompok-
kelompok, organisasi-organisasi yang berasal dari negara yang berbeda (Jackson & Sorensen, 1999: 144).
Namun, baik aktor negara maupun non-negara sama sama memiliki peran yang penting dalam menjalankan
Hubungan Internasional.

Negara merupakan suatu wilayah teritorial yang dikendalikan oleh pemerintah dan didiami oleh populasi
penduduk (Minix & Hawley, 1998: 10). Aktor negara (state actors) mencakup pemimpin individual maupun
organisasi birokrasi (contohnya kementrian luar negeri) yang bertindak atas nama negara (Goldstein, 2013 :
10). Aktor Negara (state actors) memiliki peran dalam menetapkan kebijakan luar negeri yang akan
dijadikan pedoman suatu negara untuk melakukan hubungan dengan negara lain. Kebijakan luar negri dibuat
berdasarkan kepentingan dan kekuatan suatu negara dalam dunia internasional (Minix & Hawley, 1998:
77).

Selain aktor negara (state actors), aktor non-negara (non-state actors) juga memiliki peran penting dalam
Hubungan Internasional. Adanya aktor non-state dikarenakan adanya pemikiran bahwa negara tidak
selamanya dapat mengurus segala urusan (Minix & Hawley, 1998) Terdapat beberapa kategori yang
termasuk dalam non-state actors yaitu, IGO’s, NGO’s, MNC dan individu. Pertama adalah IGO’s (Inter
Govermental Organiszation) adalah suatu organisasi internasional yang berperan untuk menghubungkan
kerjasama antar negara untuk menangani masalah-masalah antarnegara dalam bidang negara dan
pemerintahan. Contoh dari IGO’s adalah PBB, ASEAN, NATO, World Bank dan lainnya. Organisasi
tersebut terbentuk beranggotakan beberapa negara yang bersatu untuk mencapai tujuan bersama. ASEAN
adalah contoh dari IGO’s yang beranggotakan negara-negara dari Asia Tenggara yang memiliki tujuan
untuk memajukan kawasan nusa tenggara, contoh lainnya adalah PBB (Perserikatan Bangsa Bangsa) yang
terbentuk dan beranggotakan negara-negara di dunia yang memiliki tujuan untuk menegakkan perdamaian
dan menjalin kerjasama antar negara di dunia. Kedua, NGO’s (Non-Govermental Organization) merupakan
organisasi internasional yang berperan dalam kerjasama internasional namun tidak dalam bidang
pemerintahan. NGO’s mengacu pada gerakan sosial yang memperjuangkan kepentingan umat manusia
terkait permasalahan dalam bidang kemanusiaan, HAM, memperjuangkan hak wanita, serta perdamaian dan
perlindungan alam (Karns & Mingst, 2004) . Contoh NGO’s adalah Green Peace, PMI dan lainnya. PMI
(Palang Merah Internasional) yang bergerak dalam bidang kesehatan Internasional. Contoh lainnya adalah
Green Peace yang menggerakkan rakyat internasional untuk lebih peduli pada keadaan lingkungan di era
globalisasi ini. Ketiga, MNC (Multi National Cooperation) yaitu suatu organisasi bisnis internasional yang
berperan penting dalam meningkatkan kemakmuran di era globalisasi saat ini. MNC kebanyakan mengincar
suatu keuntungan karena MNC memiliki power dalam mempengaruhi kebijakan suatu negara. Dalam bidang
bisnis, industri dan yang berkaitan kekuatan negaranya dimata negara lain. Contoh dari MNC adalah Apple,
Unilever, Samsung, Nike, dll. Aktivitas pemasaran dari produk produk tersebut ke berbagai negara tentunya
menunjukkan keunggulan negara yang bersangkutan di mata negara Internasional. Yang keempat adalah
peran individu dalam hubungan internasional. Peran individu di era globalisasi ini didukung oleh
kecanggikan sosial media, karena dengan sosial media yang tersedia, setiap individu sangat mudah dalam
melakukan interaksi dengan individu lain di negara yang berbeda. Menurut Wardhani (2017) contoh nyata
terjadinya Hubungan Internasional dalam kehidupan sehari hari seperti memakai brand dari luar Indonesia,
baik dalam hal sandang, maupun pangan yang juga dilakukan oleh individu.

Berdasarkan pemaparan mengenai aktor dalam Hubungan Internasional berserta perannya, dapat ditarik
kesimpulan bahwa dalam melakukan interaksi dalam Hubungan Internasional diperlukan adanya aktor.
Aktor dalam Hubungan Internasional dibagi menjadi dua yaitu Aktor Negara (state actors) dan Aktor Non-
negara (non-state actors). Dua jenis aktor tersebut lahir karena adanya isu perdebatan besar mengenai
pandangan pesimis Realisme dan pandangan optimis Liberalisme yang berkembang di dalam Ilmu
Hubungan Internasional. Aktor Negara (state actors) memiliki peran dalam menetapkan kebijakan luar
negeri yang akan dijadikan pedoman suatu negara untuk melakukan hubungan dengan negara lain. Non-
state actors juga memiliki peran penting dalam Hubungan Internasional. Adanya aktor non-state
dikarenakan adanya pemikiran bahwa negara tidak selamanya dapat mengurus segala urusan (Minix &
Hawley, 1998) Terdapat beberapa kategori yang termasuk dalam non-state actors yaitu, IGO’s, NGO’s,
MNC dan individu yang memiliki perannya masing-masing. Namun, baik aktor negara maupun non-negara
sama sama memiliki peran yang sama-sama penting dalam menjalankan Hubungan Internasional.

Refrensi :

Goldstein, Joshua S. 2013. International Relations. Pearson: Longman.

Jackson, Robert dan Georg Sorensen. 1999. Introduction to International Relations. New York : Oxford
University Press Inc.

Karns, Margareth dan Karen Mingst. 2004. International Organization : The Politics ans Process of Global
Governance. London: Lyne Rienner Publisher.

Minix, Dean A. & Hawley, Sandra M. 1998. Global Politics. Beverly : Wardworth

Wardhani, Baiq. 2017. The Scope of International Relations, materi disampaikan pada kuliah Pengantar
Ilmu Hubungan Internasional, Departemen Hubungan Internasional, Fakultas Ilmu Sosial dan
Politik, Universitas Airlangga, pada 21 Agustus 2017.

Anda mungkin juga menyukai