Anda di halaman 1dari 3

1.

4 Kerangka Teori

1.4.1 Perspektif Pluralisme

Sebagai sarana dalam memudahkan penelitian ini1, penulis menggunakan

perspektif Pluralisme. Perspektif pluralisme merupakan perspektif yang muncul

pada era globalisasi karena diakibatkan oleh semakin berkembangnya dunia

internasional maka peran aktor non negara semakin meningkat. Sehingga

keterkaitan antara aktor non negara dengan aktor negara sebagai pandangan

pluralis. Pandangan ini berdasarkan asumsi Paul R Vioti dan Mark V. Kauppi

dalam bukunya yang berjudul Internasional Relation Theory: Realism, Pluralism,

Globalisme and Beyond. Buku ini memberikan pandangan bahwa peran aktor non

negara merupakan peran yang penting dalam hubungan internasional. Hal ini

sejalan dengan asumsi menurut Robert H, Jackson bahwa terdapat empat asumsi

dasar dalam paradigma pluralisme, yaitu:

1. Aktor non negara memiliki peran penting dalam politik internasional baik

pemerintah maupun non pemerintah, MNC, kelompok, maupun individu.

2. Negara bukanlah aktor tunggal atau unitary actor. Hal ini karena aktor non

negara memiliki peran yang sama dengan aktor negara sehingga, negara

bukanlah satu-satunya aktor yang berperan dalam hubungan internasional.

3. Negara bukan aktor rasional. Hal ini karena pada kenyataannya konflik,

kompetisi dan kompromi antar aktor dalam negara tidak dapat terhindar

dalam proses pembuatan kebijakan luar negeri suatu negara.

1
Linda K. Richter, “Sejarah Demokratisasi Bhutan,” The Politics of Tourism in Asia, June 2, 2019,
190–202, https://doi.org/10.2307/j.ctv9zcjr9.12.
4. Masalah dalam hubungan internasional tidak hanya terpaku pada

kekuasaan atau power dan keamanan internasional tetapi seiring

berkembangnya dunia masalah-masalah lebih mengacu pada ekonomi,

sosial, lingkungan dan budaya.

Hal ini dikarenakan aktor non negara terlibat dalam berbagai isu-isu

internasional yang sering kali diabaikan oleh aktor negara seperti perdagangan

internasional, pelucutan senjata, pertahanan, perdamaian dunia, pembangunan

sosial dan budaya, pengungsi, lingkungan hidup, kesehatan, pariwisata dan

kampanye penghapusan hambatan perdagangan internasional (pengantar ilmu HI).

Clear Rivers-Netherlands adalah organisasi berbasis internasional non-pemerintah

yang memiliki tujuan dalam mengatasi permasalahan sampah di Daerah Aliran

Sungai (DAS) di Indonesia tepatnya di Kota Ambon.

1.4.2 Tingkat Analisa Perilaku Kelompok

Tingkat analisa dalam penelitian ini menggunakan level analisa perilaku

kelompok. Tingkat analisa perilaku kelompok memandang bahwa individu

melakukan tindakan internasional secara berkelompok. Hal ini berarti

menunjukkan bahwa peristiwa internasional dapat ditentukan oleh kelompok kecil

bukan individu. Di mana fenomena perubahan iklim yang dapat disebabkan oleh

pencemaran sampah di daerah aliran sungai Kota Ambon adalah hasil dari

tindakan individu secara berkelompok untuk mencapai tujuannya.

1.4.3 Konsep Environmetalisme

Dalam penelitian ini penulis menggunakan konsep environmentalism

dengan tujuan untuk memudahkan penelitian. Konsep environmentalism


merupakan konsep mengenai gerakan sosial yang dilakukan oleh kaum aktivis

lingkungan hidup. Gerakan sosial lingkungan hidup ini melakukan kegiatannya

dengan segala cara, dengan tidak menggunakan kekerasan. Kegiatan yang

dilakukan oleh kaum aktivis lingkungan ini dapat ditandai dengan aksi jalanan,

lobi politik dengan pihak-pihak yang berkaitan dengan lingkungan hidup baik

pemerintah maupun MNCs, hingga memberikan pendidikan secara publik untuk

mencapai tujuannya yakni melindungi kekayaan alam dan menyelamatkan

ekosistem. Kaum environmentalisme sangat perhatian dengan isu-isu lingkungan

seperti pencemaran udara, pencemaran air, kepunahan spesies flora dan fauna,

perubahan iklim global dan rekayasa genetika pada produk-produk makanan.

Dapat dikatakan bahwa konsep environmentalisme berusaha

menyelaraskan isu lingkungan dengan struktur politik, sosial, ekonomi, dan norma

dari politik dunia. Konsep environmentalisme tetap menerima adanya negara dan

struktur politik yang ada, dan menganggap bahwa negara akan memberikan

perhatian yang serius terhadap isu lingkungan. Hal ini berbeda dengan green

theory yang menganggap bahwa struktur politik tersebut sebagai tantangan dan

skeptis terhadap negara.

1.4.4 Teori Peran Organisasi Internasional

Anda mungkin juga menyukai