Anda di halaman 1dari 25

ENVIRONMENTALISME

KELOMPOK 4 :
 Putri Kartika Dwi P. (190910202054)
 Rahma Kartika Dewi (190910202057)
 Ragil Putra Akbar (190910202088)
 Raras Anindya (190910202059)
 Reza Novi Andrianto (190910202122)
ENVIRONMENTALISME
• Merupakan sebuah gerakan Environment adalah adalah
sosial yang dimotori kaum situasi dimana perilaku terjadi
penyelamat lingkungan hidup. yang mencakup lingkungan
• Gerakan ini berusaha dengan potensial dan lingkungan aktual.
segala cara, tanpa kekerasan, • Lingkungan potensial mencakup
mulai dari aksi jalanan , lobi berbagai kemungkinan
politik hingga pendidikan publik konsekuensi yang dapat terjadi
untuk melindungi kekayaan setelah respons individual.
alam dan ekosistem. • Lingkungan aktual mencakup
• Kaum environmentalis peduli semua perubahan dalam situasi
pada isu-isu pencemaran air dan yang terjadi sebagai akibat dari
udara, kepunahan spesies, gaya tindakan individual.
hidup rakus energi, ancaman Perilaku pemelajar mengubah
perubahan iklim dan rekayasa lingkungan potensial menjadi
genetika pada produk-produk lingkungan aktual.
makanan.
SEJARAH ENVIRONMENTALISME
Environmentalisme muncul setelah Revolusi Industri di Perancis
yang menimbulkan pencemaran lingkungan modern seperti yang
umum terjadi saat ini. Munculnya pabrik-pabrik besar dan
eksploitasi dalam jumlah besar dari batubara dan bahan bakar
fosil menimbulkan polusi udara dan pembuangan limbah industri
kimia dengan volume besar ditambah dengan Perkembangan
urbanisasi yang pesat pula menyebabkan kepadatan penduduk.
Langkah pertama yang diambil untuk mengontrol kondisi ini
adalah dengan munculnya British Alkali Acts yang disahkan
pada 1863, untuk mengatur polusi udara yang merugikan ( gas
asam klorida ) yang merupakan hasil dari proses Leblanc , yang
digunakan untuk menghasilkan abu soda . Environmentalisme
tumbuh dengan pesat, yang merupakan reaksi terhadap
industrialisasi , pertumbuhan kota, dan udara memburuk serta
pencemaran air.
• Kerusakan lingkungan berjalan seiring
dengan perkembangan industrialisasi.
Usaha-usaha melalui gerakan-gerakan
environmentalisme yang sekarang
menjadi proses pembentuk integrasi
antara lingkungan, industrialisasi,
pembangunan dan teknologi yang
nantinya tergabung dalam suatu
jaringan yang saling menguntungkan
satu sama lain. Meskipun pada saat ini,
usaha-usaha mengenai pewacanaan,
propoganda dan fokusi pada isu
lingkungan masih menguat di negara-
negara berkembang dibandingkan
negara-negara maju. Mungkin hal itu
disebabkan penggunaan teknologi yang
berlebihan di negara-negara maju
sehingga sulit sekali ataupun belum
menemukan teknologi yang cocok
dalam meminimalisir kerusakan
lingkungan.
Sejarah Environtalisme
• Gerakan lingkungan hidup dikenal dengan berbagai nama,
seperti environmentalisme dan environmental activism. Kedua
istilah tersebut digunakan secara berbeda, namun pada
hakekatnya menggambarkan satu fenomena yang sama, yakni
gerakan sosial yang fokus bergerak dibidang perlindungan,
pelestarian, dan keadilan lingkungan hidup. Meskipun berada
dalam satu wadah besar terdapat beragam aliran pemikiran
dalam gerakan lingkungan. Keragaman tersebut tercermin pula
pada pilihan-pilihan aksi, praksis, ataupun metode gerakan
mereka sendiri, sebuah kondisi yang membuat aktivisme
lingkungan bisa terwujud dalam beragam nada dan warna.
• Weber dalam buku Sunarto, 2004:12 • Menurut Marx Weber, tidak semua
sebagai pengemuka dari paradigma ini tindakan manusia dapat dianggap
mengartikan sosiologi sebagai studi sebagai tindakan sosial. Suatu tindakan
tentang tindakan sosial antar hubungan hanya dapat disebut tindakan sosial
sosial. Inti tesisnya adalah “tindakan apabila tindakan tersebut dilakukan
yang penuh arti” dari individu, yang dengan mempertimbangkan perilaku
dimaksudkannya dengan tindakan orang lain dan berorientasi pada
sosial itu adalah tindakan individu perilaku orang lain. Dan suatu tindakan
sepanjang tindakannya itu mempunyai ialah perilaku manusia yang
makna atau arti subyektif bagi dirinya mempunyai makna subjektif bagi
dan diarahkan kepada tindakan orang pelakunya ( Sunarto, 2004: 12 ).
lain. Sebaliknya, tindakan individu
yang diarahkan kepada benda mati atau
obyek fisik semata tanpa
dihubungkannya dengan tindakan orang
lain maka itu bukan merupakan
tindakan sosial.
• Dalam merespon krisis ekologi, paling tidak terdapat dua aliran
yang masingmasing berbeda kalau tidak disebut berseberangan.
Aliran pertama yaitu modernisasi
ekologi (ecological modernization) dengan tokoh antara lain
Joseph Huber (Adiwibowo, 2007), dan aliran kedua adalah
aliran hijau (green response). Aliran pertama menekankan
kepada caracara menghadapi krisis ekologi dengan cara
diisolasi, dipecahkan secara spesifik, bersifat diskrit dan linier,
ciri berikutnya yaitu memandang krisis ekologi dipandang
dapatdipecahkan melalui atau mengandalkan pada inovasi
teknologi tanpa harus merubah tatanan atau struktur sosial,
ekonomi dan politik yang ada.
• Sedangkan aliran hijau (green response) menganggap krisis
ekologi harus diatasi melalui perubahan (struktural) sosial,
ekonomi dan politik secara holistik, konsekuensi dari
pendekatan ini bahwa pakar ilmu sosial, ekonomi, politik dan
budayawan serta kearifan lokal masyarakat harus menjadi garda
terdepan dalam memecahkan krisis ekologi.
• Sementara untuk kasus Indonesia, krisis ekologi terlebih dahulu harus
diketahui beberapa hal, antara lain:
• a. Krisis ekologi umumnya dipandang sebagai akibat dari
rendahnya pengetahuan, pendidikan, kesadaran lingkungan dan
pendapatan masyarakat serta masalah demografi.
• b. Fakta-fakta menunjukkan krisis ekologi di Indonesia sebenarnya
lebih banyak disebabkan oleh masalah-masalah struktural seperti
kebijakan ekonomi yang eksploitatif, sektoral dan tidak bersifat
partisipatif, hak penguasaan sumberdaya alam oleh negara, market
failures dan maraknya praktek korupsi, kolusi dannepotisme (KKN).
• c. Ketidak seimbangan relasi kekuasaan (unequal power
relations) antara aktor lokal, nasional, regional, dan internasional
dalam akses dan kontrol sumber-sumberdaya alam dan lingkungan
hidup.
• d. Lemahnya tata-pengaturan (weak governance), tidak jelasnya
rejim penguasaan sumberdaya alam publik (unclear common proverty
regimes) dan ketidakpastian hak-hak kepemilikan (insecure property
rights).
PENGERTIAN EKOLOGI POLITIK

• Ekologi politik adalah satu cabang keilmuan yang


berasal dari berbagai disiplin seperti geografi dan
ilmu-ilmu sosial. Ekologi politik menelisik berbagai
fenomena seperti deforestasi, kekeringan, dan
perubahan iklim.
BEBERAPA IMPLIKASI EKOLOGI POLITIK

• Pertama, keberadaan kata ‘politik’ • ketiga, ekologi politik adalah


menekankan praktik dan proses cabang pengetahuan yang seperti
seseorang atau organisasi dalam berbagai penelitian lain,
melakukan negosiasi dan menawarkan pandangan yang tidak
memperoleh kekuasaan, serta arti lengkap dan hanya sebagian
penting ekologi dalam dinamika (parsial). Ekologi politik berada
politik tersebut. pada persimpangan antara berbagai
• kedua dari ekologi politik lebih penelitian termasuk geopolitik yang
normatif. Pandangan ini meyakini ditandai oleh perbedaan tingkat
adanya cara untuk hidup harmonis pembangunan dan relasi kekuasaan
antara manusia dan lingkungannya yang berdasarkan ras, jender, kelas,
yang tidak terlalu merusak ekologi. dan jenis kelamin
LALU...
APA HUBUNGAN ENVIRONTALISM
DENGAN DENGAN POLITIK??
Sudut Pandang
Antropocentrism merupakan
pemikiran pemikiran manusia
yang terpusat pada manusia
saja tanpa memikirkan unsur
Para penganut lainnya.

environmentalism ini
menolak perspektif
antropocentrism
yang telah
mangakar di dalam Mereka berusaha mengubah
pandangan yang antropocentrism
masyarakat. menuju pandangan yang ecocentrism
dimana pemikiran tersebut
menempatkan unsur lingkungan
sebagai nilai yang independen atas
ekosistem dan semua makhluk hidup.
• Mereka melakukan berbagai kegiatan seperti aksi-aksi
di jalan, lobi politik, pendidikan lingkungan yang
tentunya untuk mengingatkan orang-orang akan
dampak dan akibat dari pemanasan global serta
ekspolitasi alam. Mereka peduli pada isu-isu mengenai
pencemaran air dan udara, kepunahan spesies, gaya
hidup rakus energi, ancaman perubahan iklim dan
rekayasa genetika dalam produk-produk makanan.
Alam mulai mendapat pengakuan politis dalam studi politik
maupun studi ekonomi bahwa sudah selayaknya alam dan
manusia merupakan entitas organisme yang seharusnya hidup
bersama di bumi ini (Kapoor, 2001:8).
Adapun wujud nyata pengakuan politis tersebut bisa dilihat
dalam revitalisasi kearifan lokal sebagai model manajemen
alternatif dalam tata kelola sumber daya alam.
Dalam perspektif ekologi politik, kearifan lokal dipandang
sebagai praksis dalam menyeimbangkan harmoni manusia
dengan alam kaitannya bagaimana manusia memperlakukan
alam dan alam menyediakan kebutuhan material ekonomi bagi
manusia
Teori Politik Hijau (green political theory)
• Green theory atau Teori Hijau melihat
bahwa negara bukanlah satu-satunya yang memiliki kekuatan
untuk menangani permasalahan lingkungan. Negara haruslah
mengambil perannya dengan bekerjasama dengan negara lain
untuk menangani isu lingkungan.
• Hal tersebut dilakukan karena dampak yang dihasilkan bukan
lagi berpengaruh pada satu negara saja namun dapat
menyebar ke negara lainnya. Green theory sendiri memiliki
tujuan yakni melalui kerjasama yang dijalin oleh negara-
negara kemudian diharapkan dapat menciptakan lingkungan
yang seimbang dan kesejahteraan mahluk hidup.
Secara Sederhana Pemikiran Hijau melihat dunia seperti
berikut:
• Kelompok pemikir hijau menuntut perubahan secara radikal
pada pola organisasi sosial politik dan adanya penghargaan
terhadap spesies non-manusia;
• Penolakan terhadap pandangan dunia yang anthropocentric;
• Penolakan terhadap strategi pembangunan yang
menempatkan pertumbuhan
ekonomi sebagai standar kualitas kehidupan;
• Mereka percaya bahwa karena ulah manusia lah yang telah
menciptakan ancaman bagi keberlansungan umat manusia dan
spesies lainnya;
• Perlu adanya perubahan yang fundamental dalam struktur
sosial, ekonomi dan politik serta ideology dan sistem nilai;
• Pemisahan yang tegas antara kebutuhan vital dan non-vital;
• Perlu adanya etika yang didasarkan pada ‚nilai teori hijau‛ yang
menempatkan sebuah nilai intrinsik pada kehidupan non-
manusia;
• Perlu adanya komitmen yang pro-aktif untuk perubahan
signifikan demi mencapai masa depan lingkungan, termasuk
mempromosikan gaya hidup alternative, norma dan nilai serta
desentralisasi kekuasaan.

Anda mungkin juga menyukai