Anda di halaman 1dari 5

TUGAS ARTIKEL EKOLOGI HEWAN

“EKOLOGI MANUSIA DI PERMUKAAN BUMI”

Dikerjakan Untuk Memenuhi Salah Satu Tugas


Mata Kuliah Ekologi Hewan

Dosen Pengampu:
Roni Afriadi, M.Pd.

Disusun Oleh:

Nama : Nurhalizah
Nim : 0310191007
Kelas : Tadris Biologi 1

PRODI TADRIS BIOLOGI


FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUMATERA UTARA

2021
EKOLOGI MANUSIA

A. Evolusi Ekologi Manusia


Berikut ini merupakan beberapa definisi atau pendekatan mengenai ekologi
manusia: Ekologi manusia adalah ilmu yang memberikan landasan analisis yang
berguna
untuk memahami konsekuensi aktivitas-aktivitas manusia pada sistem sosial dan
sistem ekologi secara sekaligus (Marten, 2001).
• Diesendorf dan Hamilton (1997) memahami ekologi manusia sebagai bidang ilmu
yang mempelajari: “the relationship between humanity and their non-living
environment”.
• Micklin dan Poston (1998) memahami ekologi manusia sedikit lebih provokatif
dengan membedakannya dengan bio-ekologi secara umum, sebagai: “human
ecology is a field of study grounded in the four referential construct population,
technology, organization, and environment”.
• H Hawley (1950) mengemukakan ekologi manusia sebagai studi yang mempelajari
bentuk dan perkembangan komunitas dalam sebuah populasi manusia.
• Frederick Steiner (2002:3) mengatakan, “This new human ecology emphasizes
complexity over-reductionism, focuses on changes over stable states, and expands
ecological concepts beyond the study of plants and animals to include people.
This view differs from the environmental determinism of the early twentieth
century.”
(Ekologi Manusia Baru menekankan pada over-reduksionisme yang cukup
rumit,
memfokuskan pada perubahan negara yang stabil, dan memperluas konsep
ekologi
melebihi studi tentang tumbuh-tumbuhan dan hewan menuju keterlibatan
manusia.
Pandangan ini berbeda dari determinisme lingkungan pada awal-awal abad ke-
20).
• Menurut Gerald L Young (1994) dikatakan, “Human ecology, then, is “an
attempt
to understand the inter-relationships between the human species and its
environment” (Dengan demikian ekologi manusia, adalah suatu pandangan yang
mencoba memahami keterkaitan antara spesies manusia dan lingkungannya).

Manusia dalam menghadapi kondisi lingkungan sejak zaman dulu hingga


sekarang bersifat dinamik mengikuti kemajuan budaya dan teknologi yang
dikuasai.
Pada awalnya manusia sangat tergantung pada kondisi fisik lingkungannya
(deterministik), kemudian mampu mengadakan seleksi atau mencoba dengan
cara
adaptasi (probabilitas/posibilitas), akhirnya kenal dengan pendekatan
sistem/ekosistem,
mereka mengkombinasikan menjadi pendekatan ”sistemik, adaptif, dan
dinamik”.

B. Pertumbuhan Populasi Manusia

C. Revolusi Pertanian
Revolusi lahir karena mengikuti kebutuhan zaman, kebutuhan manusia akan
sebuah solusi alternatif sehingga memunculkan pemikiran yang baru. Sebagian
besar revolusi pertanian merupakan dampak dari revolusi industri. Revolusi
pertanian berupa perubahan cara mengolah pertanian konveksional menjadi lebih
modern, salah satunya menggunakan teknologi berbasis internet atau IoT (Internet
of Things). Hal ini sekaligus jawaban atas pesatnya modernisasi yang bisa
memenuhi kebutuhan.
Di Indonesia, Sejak empat setengah tahun lalu Kementerian Pertanian telah
memanfaatkan teknologi informasi dan komunikasi (TIK) untuk berbagai alat dan
mesin (Alsintan) pertanian seperti autonomous tractor, drone sebar benih, drone
sebar pupuk granule, alsin panen olah tanah terintegrasi dan penggunaan obot
tanam.
Teknologi baru dalam pertanian, yang ada pada awalnya berkembang
secara perlahan, menunjukkan pengaruh nyata sejak tahun 1930-an. Pada
tahun 1880 – 1920 peningkatan produksi yang sangat mengesankan di
Amerika Serikat terjadi karena peningkatan pembiayaan (belanja) untuk
tanah dan tenaga kerja. Kemudian tahun-tahun berikutnya pengeluaran bagi
kedua aspek tersebut menurun sangat cepat. Penggantian tenaga hewan oleh
tenaga mesin pada tahun 1920-an merupakan langkah utama dalam revolusi
teknologi di abad 20. Di samping itu, penggunaan penemuan-penemuan
Mendel di dalam pemuliaan tanaman menciptakan varietas-varietas unggul
baru dengan produktivitas tinggi. Pada tahun 1940-an, penemuan-penemuan
agrokemikalia dalam bentuk herbisida, fungisida dan insektisida organik,
telah memberikan hasil komersial yang gemilang di bidang pertanian.
Penemuan ini telah dapat meningkatkan produksi per satuan luas, sekaligus
meningkatkan efisiensi melalui pengurangan tenaga kerja. Kemajuan
selanjutnya terjadi karena adanya perbaikan sistem irigasi dan penggunaan
pupuk secara ekonomi. Kemudian sejak tahun 1950-an banyak kemajuan
yang dihasilkan sebagai akibat penelitian-penelitian dasar.
Perkembangan pertanian dari suatu negara berjalan sesuai dengan
tahapan perkembangan masyarakat, mekanisme pasar yang berlaku,
perkembangan teknologi dan perkembangan ekonomi serta perkembangan
kelembagaan sosial. (Edi Kusniadi, 2014).

D. Urbanisasi
DAFTAR PUSTAKA

Rasidi, Suswanto, dkk. 2014. Ekologi Hewan. Tangerang Selatan: Universitas Terbuka.
Safitri, Desy. 2019. Ekoturisme dalam Ekologi Sosial. Tangerang: Pustaka Mandiri.
Salim, Dafiuddin. 2011. Konservasi Mamalia Laut (Cetacea) Di Perairan Laut Sawu Nusa
Tenggara Timur. Jurnal Kelautan, 4 (1): 24-41.
Setiadi, Dede. 2014. Prinsip Dasar Konservasi Sumber Daya Alam dan Lingkungan.
Tanggerang Selatan: Universitas Terbuka.

Anda mungkin juga menyukai