INTERNASIONAL I
NIM : 2260128008
Post-Positivisme :
a. Kritisisme terhadap Objektivitas : Asumsi dasar post-positivisme adalah
keraguan terhadap objektivitas mutlak dalam penelitian. Penelitian post-
positivist cenderung mengakui bahwa penilaian nilai dan sudut pandang
subjektif dapat memengaruhi pemahaman kita tentang hubungan internasional.
b. Konstruksi Sosial : Pendekatan post-positivisme menyoroti bahwa
pengetahuan tentang hubungan internasional adalah hasil dari konstruksi
sosial, yaitu produk dari interaksi sosial, bahasa, dan pemikiran manusia. Ini
mencerminkan keragaman perspektif dalam pemahaman tentang fenomena
internasional.
c. Pentingnya Teori dan Interpretasi : Post-positivisme memandang teori
sebagai alat penting dalam memahami dunia internasional. Ini menekankan
bahwa teori-teori dan kerangka interpretatif dapat mempengaruhi cara kita
melihat dan menganalisis fenomena internasional.
d. Konteks dan Kehalusan : Asumsi dasar post-positivisme adalah bahwa
konteks dan nuansa penting dalam pemahaman hubungan internasional. Ini
mencerminkan pendekatan yang lebih fleksibel terhadap pemahaman
kompleksitas dunia internasional.
e. Subjektivitas dalam Penilaian : Pendekatan post-positivist cenderung
mengakui bahwa subjektivitas dan penilaian nilai dapat memainkan peran
penting dalam analisis. Ini mengakui kerumitan dalam memahami fenomena
internasional.
Perbedaan dalam asumsi dasar antara positivisme dan post-positivisme
memengaruhi cara penelitian dalam hubungan internasional diarahkan, jenis data
yang dianggap relevan, dan perspektif teoritis yang diterapkan. Dalam banyak
kasus, peneliti dalam studi hubungan internasional memilih antara pendekatan ini
tergantung pada tujuan penelitian mereka dan pandangan epistemologis mereka
tentang sifat pengetahuan.
B. Perdebatan antara pendekatan positivisme dan post-positivisme dalam studi
hubungan internasional adalah diskusi yang berkelanjutan dan penting dalam disiplin
ini. Perdebatan ini mencakup berbagai isu, seperti metode penelitian, pandangan
epistemologi, dan pemahaman tentang sifat hubungan internasional.
Perdebatan antara positivisme dan post-positivisme mencerminkan
keragaman pendekatan dalam studi hubungan internasional. Banyak peneliti dan
akademisi mengakui bahwa kedua pendekatan ini memiliki nilai dan keterbatasan
masing-masing, dan kombinasi elemen dari keduanya dapat menghasilkan
pemahaman yang lebih mendalam tentang kompleksitas dunia internasional.
Terlepas dari perdebatan ini, tujuan utama studi hubungan internasional tetap sama,
yaitu untuk memahami dan menjelaskan fenomena internasional dengan cara yang
informatif dan berguna.
4. Perdebatan paradigma dalam kajian hubungan internasional berjalan seiring
dengan perkembangan hubungan internasional sebagai disiplin ilmu. Perdebatan
yang pada awalnya menyoal keberadaan dan peran ilmu hubungan internasional
baik secara keilmuan maupun kehidupan nyata kemudian memusat dan menajam
pada penemuan cara pandang yang menyeluruh dan meyakinkan tentang intisari
dari ilmu hubungan internasional itu. Perdebatan itu secara filosofis keilmuan telah
mengelompokkan para ahli ilmu hubungan internasional kedalam kelompok-
kelompok pemikiran yang satu sama lain saling bertentangan bahkan saling
menegasikan. Perdebatan ini telah menghasilkan paradigma kelasik dalam kajian
ilmu hubungan internasional.