Anda di halaman 1dari 14

Cara Membuat Kerangka Pemikiran

Label: hubungan internasional, Kerangka pemikiran

Sebagai mahasiswa Ilmu Sosial, saya dituntut untuk memahami bagaimana cara membuat tulisan ilmiah

terutama dengan didahului oleh kerangka pikiran yang dapat menjadi acuan penulisan ilmiah tersebut. Di bawah

ini merupakan sebuah contoh bagaimana membuat kerangka pemikiran dalam skripsi maupun penulisan ilmiah

standar. Contoh ini belumlah sempurna namun bisa memberikan gambaran besar bagaimana membuat

kerangka ilmiah yang baik dan benar.

Israel-Palestina: Perang Kedaulatan atau Perang Politik

Amerika Serikat di Timur Tengah?

1.2. Rumusan Masalah

Apakah perang antara Israel dan Palestina merupakan perang memperebutkan kedaulatan masing-masing atau

merupakan perang politik Amerika Serikat dalam usahanya menancapkan pengaruhnya di kawasan Timur

Tengah?

1.3. Tujuan Penelitian

Penelitian ini bertujuan untuk menjelaskan bagaimana perang perebutan kedaulatan antara Israel dan Palestina

berubah menjadi perang politik AS dalam mempertahankan hegemoninya di Timur Tengah serta memastikan

adanya candangan minyak untuk AS. Politik luar negeri AS memiliki pengaruh kuat dalam konflik ini dimana AS

lebih memihak kepada Israel dan cenderung buta terhadap semua kejahatan kemanusiaan yang dilakukan

negara ini terhadap Palestina. Secara umum penelitian ini juga menjelaskan bagaimana Amerika Serikat

memanfaatkan Israel untuk mempertahankan hegemoni dan kepentingannya di Timur Tengah serta usaha-

usaha tanpa hasil yang dilakukan AS untuk mengakhiri konflik tersebut.

1.4. Kerangka Pemikiran

1.4.1. Fokus Pemikiran

Fokus pemikiran dalam tulisan ini terdiri dari unit analisa dan unit eksplanasi. Unit analisa adalah unit yang

perilakunya akan dijelaskan dalam penelitian. Sedangkan unit eksplanasi adalah unit yang pengaruhnya

terhadap unit analisa akan dijelaskan. Unit analisa yang akan digunakan adalah konflik antara Israel dan

Palestina. Unit eksplanasinya adalah politik luar negeri AS dalam menyikapi konflik itu sendiri. Kedua unit ini

nantinya dapat mempengaruhi satu sama lain secara timbal balik.

Selain unit analisa dan unit eksplanasi, penulis juga harus menentukan peringkat analisis agar penelitian menjadi

lebih mudah untuk dilakukan. Mochtar Mas’oed menye-butkan bahwa peringkat analisis diperlukan untuk

memahami, menjelaskan dan mendes-kripsikan permasalahan yang dikemukakan. Menurut Mas’oed, peringkat

analisis dibagi dalam lima golongan yaitu individu, perilaku kelompok, negara bangsa, dan sistem (Mas’oed,
1990: 39). Untuk kedepannya, penulis menggunakan level negara bangsa yaitu mengenai bagaimana politik luar

negeri Amerika Serikat mempengaruhi konflik antara Israeld dengan Palestina.

1.4.2. Landasan Teoritik

1.4.2.1. Teori kedaulatan negara

Morgenthou menjelaskan bahwa kedaulatan adalah kekuasaan hukum tertinggi dari bangsa yang membuat dan

melaksanakan hukum dalam suatu wilayah tertentu yang terbebas dari kekuasaan bangsa lain maupun

persamaan hak dengan bangsa lain menurut hukum internasional. Oleh karena itu pemerintahan federal yang

berdaulat di wilayah Indonesia, sebagai contohnya, ada dan diakui keberadaannya karena tidak ada kekuatan

supranasional yang menentang kekuasaannya.

Lokasi kedaulatan sendiri bergantung pada salah satu dari dalam hal apa saja pemerintah negara secara hukum

diawasi oleh pemerintah lainnya; atau pemerintah mana yang benar-benar menjalankan fungsi-fungsi

pemerintahan di dalam wilayah negara. Kedaulatan atas wilayah yang sama tidak dapat diberikan kepada dua

pemerintahan yang berbeda karena kedaulatan itu tidak dapat dibagi-bagi.

1.4.2.1. Teori Neorealisme

Pemikir neo-realisme paling terkemuka adalah Kenneth Waltz yang menuangkan pikirannya dalam buku berjudul

Theory of International Politics (1979). Menurut Watz, negara adalah aktor rasional yang akan memilih strategi

untuk memaksimalkan keuntungan dan meminimalkan kerugian. Negara melihat negara-negara lainnya sebagai

musuh poten-sial dan yang dapat menjadi ancaman bagi keamanan nasionalnya sehingga menyebabkan dilema

keamanan yang mempengaruhi kebijakan luar negeri masing-masing negara. Akan tetapi struktur sistem

merupakan faktor terpenting yang mempengaruhi tingkah laku para aktornya. Struktur memaksa aktor bertindak

dengan cara-cara tertentu dan menentukan tindakan yang akan diambil. Oleh karena itu, negara-negara besar

berperan penting dalam perubahan struktur internasional.

1.5. Thesis

Amerika Serikat memiliki andil yang besar dalam konflik tiada akhir antara Israel dan Palestina. Konflik yang

pada awalnya adalah konflik perebutan wilayah antar dua bangsa berubah menjadi perang politik yang turut

melibatkan negara-negara besar lainnya berkat campur tangan AS yang ingin menancapkan pengaruhnya

sedalam mungkin di Timur sekaligus menegaskan dominasi Amerika sebagai negara adidaya terbesar di dunia.

1.6. Metodologi Penelitian

1.6.1. Definisi Konseptual

1.6.1.1. Konflik

Dalam hubungan internasional, konflik adalah sesuatu yang selalu ada dan tidak terhindarkan dalam interaksi

antara negara satu dengan yang lainnya. Menurut pandangan kaum realis manusia pada dasarnya adalah

makhluk yang hanya mementingkan dirinya sendiri dan berusaha meraih kepentingan-kepentingannya dengan
cara-cara yang anarkis dan konfliktual.

Profesor Lewis A.Coser melihat bahwa konflik adalah perpecahan dalam nilai dan klaim terhadap status,

kekuatan dan sumber daya dimana tujuan pihak lawan adalah untuk menetralkan, melukai atau mengeliminasi

saingan yang ada. Konflik merupakan kondisi sosial yang muncul ketika dua atau lebih aktor mengejar

kepentingan yang berlawanan satu sama lain. Dalam hubungan internasional, perilaku yang berkaitan dengan

konflik dapat dapat diobservasi sebagai perang yang merupakan hasil dari konflik itu sendiri sekaligus realitas

ekstensial. Konflik juga memiliki fungsi positif yaitu untuk mengkonsolidasikan kepaduan sebuah kelompok dan

juga untuk mempertahankan atau memperkuat posisi kepemimpinan.

1.6.2. Definisi Operasional

I.6.2.1 Konflik

Konflik yang dimaksudkan dalam tulisan ini adalah perebutan kedaulatan atas wilayah Palestina yang terjadi

antara bangsa Israel dengan bangsa Palestina. Pertikaian berlarut-larut yang diikuti dengan semakin

mengikisnya wilayah Palestina ini diboncengi juga oleh kekuatan besar Amerika Serikat. Keberadaan AS sendiri

tidak membuat keadaan semakin membaik malah mengundang negara-negara Arab yang lain menyerukan

kebenciannya kepada Israel serta membuat Israel semakin bertindak semena-mena terhadap warga Palestina.

1.6.3. Tipe Penelitian

Tulisan ini menggunakan tipe deskriptif dimana tujuan utamanya adalah untuk menggambarkan suatu kondisi

yang ada pada suatu waktu uji. Riset deskriptif juga mencakup survei dan pencari fakta seperti Kebiasaan

Konsumen, dsb.

1.6.4. Jangkauan Penelitian

Pembahasan dalam tulisan ini dibatasi meliputi latar belakang konflik Israel-Palestina, peranan AS dalam konflik

tersebut, peran Israel sebagai alat yang digunakan AS untuk mengontrol wilayah Timur Tengah, politik

imperialisme AS serta kegagalan AS dalam mengusahakan perdamaian antara kedua negara tersebut.

1.6.5. Teknik Pengumpulan Data

Tulisan ini mengandalkan teknik studi literatur sebagai sumber data utamanya. Dalam teknik studi literatur,

sumber didapatkan dengan cara pencarian data-data dalam media cetak seperti buku, koran, majalah, jurnal dan

media elektronik seperti televisi, internet, dan lain-lain.

I.6.6. Teknik Analisis Data

Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah teknik analisis data kualitatif dimana data-data

yang diperoleh tidak dapat ditabulasi maupun diklarifikasi. Dengan menggunakan berbagai data sekunder

peneliti akan menggali lebih dalam melalui analisisnya sendiri.


1.6.7. Sistematika Penulisan

Penelitian yang dilakukan ini akan dibagi dalam tiga bab dimana masing-masing bab memiliki subtansi sebagai

berikut:

BAB I merupakan “Bab Pendahuluan” yang terdiri dari latar belakang, rumusan masa-lah, tujuan penelitian,

kerangka pemikiran yang terdiri dari landasan teoritik, hipotesis, metodologi penelitian (definisi konseptual dan

definisi operasional), tipe penelitian, jangkauan penelitian, teknik pengumpulan data, teknik analisis data serta

sistematika penulisan.

BAB II berjudul ”Konflik Kedaulatan antara Israel dan Palestina” yang berusaha menjelaskan bahwa konflik

antara Israel dengan Palestina pada awalnya merupakan perang dalam memperebutkan kedaulatan atas wilayah

Palestina. Dalam perkembangannya dapat dilihat bahwa wilayah Palestina sedikit demi sedikit mengalami

penyusutan hingga hanya tersisa di titik-titik tertentu seperti Jalur Gaza.

BAB III berjudul ”Proyek Imperialisme Amerika Serikat di Timur Tengah” berusaha membuktikan bahwa dalam

perkembangan konflik Israel-Palestina AS berusaha mengambil keuntungan dengan cara memihak Israel,

memberikan dukungan penuh serta menutup mata dari kejahatan-kejahatan Israel demi ambisinya dalam

menguasai wilayah Timur Tengah yang kaya akan minyak. Israel kemudian difungsikan sebagai pion penting AS

di Timur Tengah yang bertugas memastikan terjaganya hegemoni AS di kawasan tersebut.

BAB IV merupakan bab “Kesimpulan”, yang didalamnya memuat kesimpulan hasil penelitian yang telah

dilakukan.

Daftar Pustaka:

Internet

Anonim. 2008. http://pirhot-nababan.blogspot.com/2008/04/sejarah-konflik-Palestina-Isra-el.html. Diakses pada

tanggal 10 Januari 2009.

Anonim. www.tragedipalestina.com/sejarah.html. Diakses pada tanggal 22 Desember 2008.

Anonim. www.cmm.or.id/cmm-ind_more.php. Diakses pada tanggal 10 Januari 2009.

Anonim. http://soc.culture.indonesia/google groups.htm. Diakses pada tanggal 28 Desem-ber 2008.

Buku

Evans, Graham and Jeffrey Newnham. 1998. The Penguin Dictionary of International Relation. England: Penguin

Group.

Garaudy, Robert. Israel dan Praktik-Praktik Zionisme. Bandung: Pustaka.1988

Mas’oed, Mochtar. (1990) Ilmu Hubungan Internasional: Disiplin dan Metodologi. Jakarta: LP3ES.

Morgenthou, Hans J. Politik Antarbangsa Edisi Revisi. Jakarta: Yayasan Obor Indonesia

Suyanto, Bagong & Sutinah (eds). 2004. Metode Penelitian Sosial ; Berbagai Alternatif Pendekatan. Jakarta :

Prenada Media Group.


Diposkan oleh Mega Savitri di 2:24 PM
Contoh Kerangka Berpikir Ilmiah dan Langkah-Langkah
Menyusun Kerangka Berpikir
Penulis FGD Football 2

TAGS

PENELITIAN

Karyatulisku - Contoh Kerangka berpikir dan langkah-langkah membuatnya

Penelitian adalah kegiatan untuk mencari pengetahuan yang dilakukan dengan metode penelitian.
Sementara metode penelitian adalah cara yang dilakukan oleh peneliti untuk menemukan
pengetahuan yang dilakukan dengan cara ilmiah. Suatu proses dikatakan ilmiah jika suatu
kegiatan pencarian pengetahuan memiliki ciri-ciri rasional, empiris, dan sistemati.

Baca Juga :
20+ Contoh Latar Belakang Skripsi (Pendidikan, Ekonomi, Psikologi, Sejarah dan Kesehatan)
100+ Contoh Rumusan Masalah Proposal Penelitian (Rumusan Masalah Deskriptif, Komparatif
dan Asosiatif)

Apakah arti dari rasional, empiris dan sistematis itu?

 Rasional artinya bahwa kegiatan yang dilakukan dalam penelitian masih masuk akal.

 Empiris memiliki arti bahwa cara yang dilakukan untuk memperoleh data-data atau
informasi dapat ditangkap dengan panca indra. Dengan kata lain juga dapat diamati. Terlihat
dan nampak.

 Sistematis artinya bahwa sebuah pengetahuan yang diperoleh dengan langkah-langkah


tertentu yang logis.

Dalam melakukan penelitian, peneliti harus melakukannya dengan langkah-langkah yang


sistematis. Ada urutan tertentu yang harus dipahami oleh peneliti.

Mulai dari menentukan masalah, mencari solusi, menentukan variabel, dan menghubungkan
anatar variabel satu dengan variabel lainnya. Harus dilakukan dengan benar.

Pada penelitian, ada hal yang begitu menentukan jalannya suatu penelitian. Hal tersebut adalah
kerangka berfikir.

Apakah kerangka berpikir itu?

DEFINISI KERANGKA BERpIKIR

Kerangka berpikir adalah model (gamabar) berupa konsep tentang hubungan antara variabel satu
dengan berbagai faktor lainnya.

Arti dari definisi di atas bahwa kerangka berfikir merukan gambaran tentang konsep bagaimana
suatu variabel memiliki hubungan dengan variabel lainnya. Bagaimana faktor-faktor dalam
penelitian tersebut dapat saling berhubungan.

Kerangka berfikir juga landasan bagi seorang peneliti untuk menentukan hipotesis.
Bagaimana kerangka berfikir bisa menentukan hipotesis?

Dalam kerangka berpikir yang baik, akan dijelaskan pertautan antara variabel yang akan diteliti.
Jadi jika ada dua variabel dalam penelitian misalnya variabel dependen dan independen. maka
kerangka berfikir menjelaskan bagaimana hubungan kedua variabel tersebut disertai teori-teori
yang mendukung.

Contoh kerangka Berpikir


Contoh : Pengaruh media pembelajaran X terhadap hasil belajar siswa Y pada mata pelajaran
matematika materi S.

Pada contoh tersebut terdapat variabel dependen dan independen. variabel dependen merupakan
variabel yang dipengaruhi dalam hal ini adalah hasil belajar sebagai variabel yang nilainya
dipengaruhi oleh variabel independen yaitu media X.

Pada kerangka berfikir peneliti harus bisa menggambarkan konsep hubungan antara kedua
variabel tersebut. bagaimana bisa peneliti memiliki "fikiran" bahwa hasil belajar siswa akan
meningkat jika diberikan perlakuan penggunaan media X. Konsep tersebut nanti akan didukung
oleh teori-teori yang mendukungnya.

Langkah-Langkah Menyusun Kerangka Berpikir

Sebelum kita masuk untuk melihat bagaimana contoh dari kerangka berfikir. Maka akan lebih
baik jika kita terlebih dahulu memahami bagaimana cara membuat kerangka berfikir. Untuk itu
perhatikan terlebih dahulu gambar berikut ini.
Berdasarkan gambar di atas maka, dapat diketahui bahwa langkah-langkah untuk menyusun
sebuah kerangka berfikir yaitu:

Baca Juga :
Memahami Perbedaan dari Pengertian Valid, Validitas, dan Validasi Data
Contoh Proposal PTK SD Kelas 4 : Peningkatan Hasil Belajar Matematika dg Pendekatan
Matematika Realistic

1. Menetapkan variabel yang Detail


Langkah awal yang harus dilakukan oleh peneliti untuk membuat kerangka berfikir yaitu
menentukan variabel secara detail. Jadi untuk mendapatkan teori apa saja yang nanti akan dicari
guna mendukung terbentuknya kerangka berfikir yang jelas. Peneliti harus menentukan variabel
terlebih dahulu.

Caranya yaitu perhatikan judul yang telah kamu buat, di dalam judul tersebut tentukan variabel-
variabel di dalamnya. Apakah hanya ada satu variabel atau lebih dari satu. Tuliskan semua
variabel yang kamu temukan.

Dari situ maka peneliti akan menemukan jumlah variabel dan nama dari variabelnya. Dari
variabel tersebut menjadi titik tolak dalam pengembangan teori.

2. Bacalah Buku dan Hasil-Hasil Penelitian

Ini adlaah langkah yang umum dalam setiap mempelajari suatu hal. begitupun dalam penelitian
kita harus membelaki diri kita dengan berbagai pengetahuan yang relevan dengan penelitian kita.
Sehingga langkah selanjutnya setelah menentukan variabel yaitu membaca buku-buku yang
relevan dengan penelitian (variabel).

Bacaan-bacaan tersebut dapat kita peroleh dari buku teks, buku online, ensiklopedia, jurnal, dan
hasil-hasil penelitian seperti skripsi, tessis, dan disertasi.

3. Memberikan Penjelasan Teori-Teori yang ada pada kerangka berfikir


Pada tahap satu, kita sudah menentukan variabel-variabel secara detail. Dari variabel tersebut
ditentukan pula teori-teori yang mendukung varibel tersebut. Berdasarkan hal tersebut pada tahap
ketiga peneliti diminta untuk menjelaskan teori-teori yang ada pada kerangka berfikir.
Memberikan penjelasan secara deduktif mengenai hubungan antarvariabel penelitian. Tahapan
berpikir deduktif meliputi tiga hal yaitu:

 Tahap penelaahan konsep (conceptioning), yaitu tahapan menyusun konsepsi-konsepsi


(mencari konsep-konsep atau variabel dari proposisi yang telah ada, yang telah dinyatakan
benar).
 Tahap pertimbangan atau putusan (judgement), yaitu tahapan penyusunan ketentuan-
ketentuan (mendukung atau menentukan masalah akibat pada konsep atau variabel
dependen).

 Tahapan penyimpulan (reasoning), yaitu pemikiran yang menyatakan hal-hal yang berlaku
pada teori, berlaku pula bagi hal-hal yang khusus

4. Memberikan argumen teoritis mengenai hubungan antar variabel yang diteliti.


Argumen teoritis dalam kerangka pemikiran merupakan sebuah upaya untuk memperoleh
jawaban atas rumusan masalah. Dalam prakteknya, membuat argumen teoritis memerlukan kajian
teoretis atau hasil-hasil penelitian yang relavan. Hal ini dilakukan sebagai petunjuk atau arah bagi
pelaksanaan penelitian. Hal lain yang perlu diperhatikan adalah, oleh karena argumen teoritis
sebagai upaya untuk memperoleh jawaban atas rumusan masalah, maka hasil dari argumen
teoritis ini adalah sebuah jawaban sementara atas rumusan masalah penelitian. Sehingga pada
akhirnya produk dari kerangka pemikiran adalah sebuah jawaban sementara atas rumusan
masalah (hipotesis).

5. Merumuskan model penelitian.

Model adalah konstruksi kerangka pemikiran atau konstruksi kerangka teoretis yang diragakan
dalam bentuk diagram dan atau persamaan-persamaan matematik tertentu. Esensinya menyatakan
hipotesis penelitian. Sebagai suatu kontruksi kerangka pemikiran, suatu model akan
menampilkan: (a) jumlah variabel yang diteliti, (b) prediksi tentang pola hubungan antar variabel,
(c) dekomposisi hubungan antar variabel, dan (d) jumlah parameter yang diestimasi.

Contoh kerangka Berfikir Dalam Penelitian

Judul Penelitian :
Kerangka Berfikir

Penggunaan media pembelajaran quipper school di SMP Negeri 4 Semarang digunakan untuk
membantu guru dan siswa melakukan pembelajaran dimana saja dan kapan saja. Aplikasi E-
learning ini membantu siswa dalam mengakses materi, soal bahkan ujian sesuai dengan waktu yang
ditetapkan oleh guru, berikut merupakan alur kerangka berfikir dari teori yang ditetapkan oleh
peneliti.

Gambar Kerangka Berfikir

Quipper school adalah media yang memberikan konten-konten pembelajaran dalam mendukung
proses kegiatan belajar-mengajar. Dari skema di atas, penelitian ini dilakukan untuk mengetahui
apakah ada pengaruh serta kendala yang dihadapi siswa dalam penggunaan media pembelajaran
quipper school. Tentunya penggunaan ini dapat meningkatkan hasil belajar siswa melalui

menu yang tersedia.

Media pembelajaran quipper school merupakan salah satu cara untuk melihat hasil belajar siswa
dimana guru dituntut untuk menggunakan media quipper school dalam setiap proses belajar-
mengajar serta memberitahukan kepada siswa manfaat dari penggunaan media tersebut. Selain teori
yang ada dibuku, quipper school menyediakan materi dari berbagai jenjang SMP dan SMA. Hal
ini dapat memudahkan guru maupun siswa, dimana guru bisa memberikan tugas melalui soal yang
ada di aplikasi kemudian jawaban dan hasil akan secara otomatis muncul tanpa dinilai secara
manual. Kegiatan ini mempermudah proses pembelajaran serta melatih siswa mengenal teknologi
baru dan pengetahuan yang didapat untuk meningkatkan hasil belajar. Berdasarkan hal tersebut
mendorong semua pihak khususnya peneliti untuk mengetahui penggunaan media pembelajaran
quipper school untuk meningkatkan hasil belajar.

Sumber:
Sugiyono. 2007. metode Penelitian dan Pengembangan Research and Development.Bandung:
Alfabeta

Anda mungkin juga menyukai