Anda di halaman 1dari 11

ANGGOTA KELP 3 HI KAWASAN EROPA

1. Ge Gatrafigova 2010853019
2. Shalsa Meira 2010853029
3. Alif Daffa Hilmy 1910853017
4. Andini Valentina Putri 2010853003
5. Irsyad Fadhillah Ilham 2010852015
6. Fadhli Dzil Ikram

I. Andini Valentina Putri (2010853003)

MOSI 1: Uni Eropa sebaiknya menolak proyek kerja sama dalam kerangka Belt and
Road Initiative

1. Pro: saya setuju dengan adanya penolakan proyek Kerjasama anatar uni eropa dengan
Belt and road Initiative ini, dilihat dari potensi yang dimiliki Uni Eropa, Uni Eropa
bisa membuat proyek baru yang bisa lebih dari BRI ini. Persaingan Uni Eropa dengan
Belt and Road China akan memanas pada tahun tahun berikutnya Uni Eropa yakin
bahwa proyek infrastruktur unggulan baru akan menawarkan alternatif yang layak
bagi negara berkembang. Adapun proyek yang ditawarkan oleh uni eropa ini bernama
proyek global Gateway. Contoh nyata adalah kemitraan UE dengan Namibia , yang
merupakan kunci pencarian Brussel untuk lebih banyak sumber energi dan bahan
baku terbarukan. Kemitraan ini akan mengembangkan infrastruktur untuk
menghasilkan hidrogen hijau untuk ekspor melalui pelabuhan Walvisbaai, serta
pelatihan dan kerjasama lokal dalam penelitian dan inovasi. “Ini dengan sempurna
menggabungkan apa yang dianggap Namibia sebagai kepentingan strategisnya dengan
apa yang dianggap Eropa sebagai investasi strategis yang sangat
penting bagi uni eropa. Kemudian perbedaan pandangan antara UE dan BRI akan
membuat Kerjasama ini tidak akan berjalan dengan lancar
2. Kontra: Belt and Road Initiatives (BRI) merupakan sebuah inisiasi yang digagas dan
diperkenalkan oleh Cina pada tahun 2013 dalam rangka integrasi perdagangan serta
memperkuat konektivitas antar kawasan di dunia. Cina sebagai inisiator melihat Uni
Eropa sebagai mitra yang sangat strategis sebagai mana Uni Eropa dianggap sebagai
kawasan terkaya, sekaligus sebagai destinasi pasar terkaya dan terbesar di dunia. Bri
ini berfokus pada peningkatan dan pembangunan infrastruktur transportasi untuk
mengurangi biaya perdagangan, bahkan dengan adanya Kerjasama antara UE dan BRI
di prediksi bahwa UE akan mendapatkan keuntungan sebesar 8% keuntungan dari
segi perdagangan memlalui BRI. Uni Eropa melihat Tiongkok sebagai peluang yang
dapat menguntungkan bagi negara anggotanya, karena dengan pertumbuhan
ekonominya yang pesat dan posisinya yang strategis. Sedangkan bagi Tiongkok
sendiri, ia melihat bahwa dengan menjalin kerjasama dengan Uni Eropa maka
Tiongkok dapat memperluas pasarnya di Eropa dan dapat melakukan berbagai
investasi dalam pembangunan ekonomi Eropa. Dengan adanya kepentingan dari
kedua negara ini, maka hal tersebut mendorong terjalinnya kerja sama agar masing-
masing negara dapat memenuhi kebutuhannya. Dalam perkembangannya, kedua belah
pihak (Uni Eropa dan Tiongkok) telah melakukan konferensi di Brussels pada 29 Juni
2015 dalam UE-China Summit dengan tema utamanya yaitu untuk mempererat kerja
sama internasional dan membangun kembali “ Belt and Road Initiative “ untuk
pembangunan yang saling bermanfaat.

MOSI 2: Dalam konteks hubungan internasional hari ini, Uni Eropa seharusnya
menjalin hubungan yang lebih dekat dengan Tiongkok dibandingkan dengan Amerika
Serikat

1. Pro: Data dari kantor statistik Eropa menunjukkan bahwa China adalah pembeli
barang Eropa terbesar ketiga dan pasar terpenting untuk produk impor UE pada 2021.
Pentingnya China sebagai pasar untuk Eropa menjadi makin relevan di saat
ekonominya sedang berjuang. Kerjasama antara UE dan BRI di prediksi bahwa UE
akan mendapatkan keuntungan sebesar 8% keuntungan dari segi perdagangan
memlalui BRI. Uni Eropa melihat Tiongkok sebagai peluang yang dapat
menguntungkan bagi negara anggotanya, karena dengan pertumbuhan ekonominya
yang pesat dan posisinya yang strategis. Sedangkan bagi Tiongkok sendiri, ia melihat
bahwa dengan menjalin kerjasama dengan Uni Eropa maka Tiongkok dapat
memperluas pasarnya di Eropa dan dapat melakukan berbagai investasi dalam
pembangunan ekonomi Eropa.
2. Kontra: perhatian strategis utama Eropa berkisar pada perang agresi Rusia melawan
Ukraina dan konsekuensinya bagi benua tersebut. Dalam konteks ini, meningkatnya
persaingan AS-Tiongkok telah menimbulkan ketakutan di antara banyak orang Eropa
bahwa penyeimbangan ulang strategis Washington terhadap Indo-Pasifik dapat
membuat UE lebih rentan terhadap tekanan dari luar, baik militer maupun ekonomi.
Bersamaan dengan itu, dengan persetujuan diam-diam China atas invasi Rusia dan
upaya berkelanjutannya untuk melegitimasi perspektif Moskow tentang perang, Eropa
tampaknya semakin kecewa dengan dugaan peran konstruktif Beijing di arena
internasional. Kesadaran ini harus diterjemahkan ke dalam kerja sama yang lebih
transatlantik untuk melawan ancaman yang timbul dari revisionisme China, termasuk
dalam konteks hubungannya yang berkembang dengan Rusia. UE, dan terutama
anggotanya di Eropa Tengah dan Timur, dapat menawarkan banyak wawasan dalam
domain ini.

China saat ini sedang melakukan serangan pesona ke Eropa dengan harapan dapat
memulihkan hubungan yang tegang dengan benua yang dilanda krisis ekonomi dan
energi. Tujuan Beijing, bagaimanapun, adalah untuk menjauhkan UE dari Amerika
Serikat untuk mencegah pembentukan kebijakan transatlantik yang lebih komprehensif
terhadap China. China saat ini sedang melakukan serangan pesona ke Eropa dengan
harapan dapat memulihkan hubungan yang tegang dengan benua yang dilanda krisis
ekonomi dan energi. Tujuan Beijing, bagaimanapun, adalah untuk menjauhkan UE dari
Amerika Serikat untuk mencegah pembentukan kebijakan transatlantik yang lebih
komprehensif terhadap China.

II. Irsyad Fadhillah Ilham (2010852015)

Mosi 1: Uni Eropa sebaiknya menolak proyek kerja sama dalam kerangka Belt and
Road Initiative

1. Pro: The Belt Road Initiative adalah upaya strategi pembangunan infrastruktur gobal
yang diinisiasi oleh Tiongkok sejak tahun 2013 dengan menargetkan sebanyak 150
negara dan organisasi internasional di dunia. Strategi pembangunan ini merupakan
salah satu prioritas Tiongkok dalam politik luar negerinya, dimana dana yang
digunakan adalah sekitar $2.3 trillion dollars.
Sebagai strategi dengan dana yang tidak sedikit, tentu target yang diinginkan oleh
Tiongkok dan hal tersebut akan memberikan dampak yang signifikan pada
perpolitikan internasional. Dimana hal tersebut jelasakan memberikan ancaman
kepada posisi Uni Eropa dengan partner-partner strategisnya selama ini.
Disini saya berpendapat bahwa akan sangat tepat jika Uni Eropa menolak proyek
Kerjasama dalam kerangka Belt and Road Initiative. Karena keberadaan BRI akan
menciptkana perubahan pola politik internasional, dan jika hal tersebut tidak
dipertimbangkan oleh Uni Eropa dalam merespon hal ini, tentu akan menjadi
ancaman yang sangat besar terhadap keberadaan Uni Eropa.

Disisi lain, pada tahun 2021 telah meresmikan sebuah projek Bernama Global
Gateway yang ditukan untuk memberikan alternatif kepada negara-negara
berkembang di dunia, adanya projek ini adalah sebagai respon dari Belt and Road
Initiative. Dengan dana $300 billion yang bersumber dari negara-negara anggota Uni
Eropa dan dukungan perusahaan, Uni Eropa mencoba menciptakan pembangunan
strategis internasional dengan menawarkan pembangunan yang “terlewatkan” atau
tidak menjadi fokus Tiongkok dalam menjalankan Belt and Road Initiativenya yang
sesuai dengan nilai-nilai yang menjadi pegangan Uni Eropa selama ini.

Adanya global gateway telah memberikan kesempatan yang lebih luas kepada negara-
negara berkembang di dunia dalam menciptakan pembangunan di negaranya. Hal ini
akan sangat menguntungkan dari sisi Uni Eropa hingga partnership countries dari Uni
Eropa.

Dengan resiko yang akan didapatkan oleh Uni Eropa dalam Kerjasama BRI dan
adanya upaya pembangunan global yang memberikan alternatif kepada negara-negara
berkembang untuk menciptakan Langkah perkembangan di negaranya melalui banyak
sumber dan hal ini tidak akan membuat negara berkembang harus memilih satu
kekuatan ketika melakukan pembangunan. Disisi lain, Uni Eropa masih dapat
menciptakan pengaruh besarnya terhadap negara-negara berkembang dan menjadi
modal penting dalam menjaga partner-partner strategisnya.

2. Kontra: The Belt Road Initiative adalah upaya strategi pembangunan infrastruktur
gobal yang diinisiasi oleh Tiongkok sejak tahun 2013 dengan menargetkan sebanyak
150 negara dan organisasi internasional di dunia. Strategi pembangunan ini
merupakan salah satu prioritas Tiongkok dalam politik luar negerinya, dimana dana
yang digunakan adalah sekitar $2.3 trillion dollars.

Adanya project BRI merupakan rencana strategis yang akan sangat mendorong proses
kerja sama antar Kawasan. Project BRI akan menjadi salah satu project penghubung
yang sangat dalam memahami hubungan Eropa,Asia dan Afrika.
Persetujuan Uni Eropa untuk bekerja sama dengan Tiongkok melalui BRI akan
sangat menjadi strategi yang tepat dalam membentuk lembaran baru di hubungan
internasional.

Political coordination, kehadiran fisik infrastruktur, mengurangi Batasan


perdagangan, integrasi yang akan menciptakan harmonisasi, hingga penguatan
penghubungan people to people akan menjadi strategi yang tepat bagi ketiga Kawasan
dalam membentuk lembar baru dalam hubungan internasional.

Selain itu, Uni Eropa harus memahami tentang peluang yang ditawari dalam kerja
sama ini. Faktanya bahwa tranformasi yang akan tercipta dari BRI dalam membentuk
multipolarisation akan menjadi hal baru yang akan mengubah tatanan dunia. Uni
Eropa harus melihat,memahami dan memanfaatkan adanya dampak yang besar dari
adanya kerja sama ini sehingga akan dapat menempatkan Uni Eropa pada posisi yang
aman hingga mendapatkan keuntungan besar dari adanya projek ini.

https://www.voanews.com/a/can-europe-compete-with-china-s-belt-and-road-
initiative-/6337145.html

https://www.politico.eu/article/eu-sets-outs-projects-to-make-global-gateway-visible-
on-the-ground/

https://research.hktdc.com/en/article/MzYzMDEzOTU1

MOSI 2: Dalam konteks hubungan internasional hari ini, Uni Eropa seharusnya
menjalin hubungan yang lebih dekat dengan Tiongkok dibandingkan dengan Amerika
Serikat

Dalam konteks hubungan internasional hari ini, Uni Eropa seharusnya menjalin
hubungan yang lebih dekat dengan Tiongkok dibandingkan dengan Amerika Serikat.
Pertumbuhan ekonomi tiongkok dalam satu dekade terakhir telah menciptakan
hubungan-hubungan strategis negara-negara anggota uni eropa dalam dengan
tiongkok. Dimana Tiongkok telah menghasilkan 98 persen material bumi yang tidak
dimiliki Uni Eropa

Selain itu , desakan yang secara berlebihan dilakukan oleh Amerika Serikat dan
pengaruh negara tersebut terhadap negara anggota Uni Eropa telah menempatkan
ketidak tepatan posisi Amerika Serikat dalam merespon isu China dan As. Dan
tekanan berupa memutuskan kerja sama antar aktor telah menjadi ketakutan besar
bagi Uni Eropa. Faktanya Uni Eropapernah mengalami deep economic trauma dari
dampak pemutusan hubungan dengan Russia, dan keputusan untuk meninggalkan
China dan memilih AS akan menjadi masalah baru yang akan lebih serius terhadap
kestabilan Uni Eropa.

Oleh karena itu, dari peran tiongkok yang telah menjadi partner perdagangan
strategis negara-negara Uni Eropa telah menjadi alasan yang tepat bagi Uni Eropa
dalam memilih sisi, selain itu perlu juga ditekankan tentang pemilihan sisi dan
pemutusan hubungan. Uni Eropa harus sangat mempertimbangkan setiap langkahnya
dalam menghadapi dua kekuatan ini.

1. Pro: Tiongkok telah menjadi partner perdagangan yang strategis bagi negara-negara
anggota Uni Eropa.
2. Kontra: Hubungan Amerika Serikat dengan Uni Eropa telah mengalami penurunan
interaksi pada masa trump, dimana hal ini telah banyak mengganggu kerja sama yang
seharusnya terjadi antara dua negara.

Akan tetapi, terpilihnya presiden Biden pada tahun 2020 telah mendorong lembar
baru bagi hubungan kedua aktor. Presiden Biden sendiri telah menekankan bahwa
kehadiran Eropa merupakan landasan keterlibatan AS dengan seluruh dunia dan
merupakan katalis untuk kerja sama global. perilaku Biden yang Translantic dan
Multilaterlis telah menciptakan jalur yang sangat lebar bagi kerja sama kedua aktor
dalam menghadapi tantangan internasional

Disisi lain, dialog kerja sama antara AS dan Uni Eropa akan menjadi kunci strategis
dalam membentuk dan mengembangkan Transatlantik Agenda. Hal ini akan
mendorong Uni Eropa untuk lebih bekerja sama dengan AS dalam menghadapi
tantangan strategis yang ditimbulkan oleh Tiongkok

Sehingga dapat disimbulkan bahwa kehadiran presiden Biden akan menjadi aktor
yang sangat berperan dalam pemilihan keputusan Uni Eropa. Akan tetapi, dalam
hubungan internasional saat ini telah jelas saya sebutkan bahwa akan jauh lebih baik
ketika Uni Eropa menjalin kerja sama strategis dengan Amerika Serikat dengan
kondisi pemimpin AS yang akan mendorong kelancaran dan strategi dalam
membentuk Kerjasama antar kedua aktor.
https://www.politico.com/news/2023/03/08/us-europe-china-00086204

https://www.intereconomics.eu/contents/year/2021/number/1/article/eu-us-relations-
reinventing-the-transatlantic-agenda.html

III. Alif Daffa Hilmy (1910853017)

Mosi 1: Uni Eropa sebaiknya menolak proyek kerja sama dalam kerangka Belt and
Road Initiative

1. Pro: Program BRI yang diusulkan oleh China yang dimana program tersebut, ada
kekhawatiran bahwa proyek tersebut merupakan bentukneo-kolonialisme. Beberapa
pemerintah menuduh Inisiatif Sabuk dan Jalan sebagai neokolonial karena apa yang
mereka tuduhkan sebagai praktikdiplomasi jebakan utangChina untuk menembakkan
proyek infrastruktur inisiatif tersebut. UE lebih baik menarik diri dari program
tersebut mengingat bisa saja program tersebut adalah bentuk ancaman bagi UE dan
mitra. UE juga memiliki program yang hampir sama dan lebih bagus jika program
tersebut dikembangkan karena akan menarik dukungan dan menjaga UE dari
ancaman. Kami khawatir jika program BRI China akan merusak tatanan dunia dan
berdampak buruk bagi UE.
2. Kontra: Beberapa negara anggota UE telah menyetujui program kerja sama tersebut
dengan China. Negara-negara anggota UE menganggap program tersebut sangat
menguntungkan dan juga menghubungkan wilayah-wilayah strategis yang dapat
membantu UE dalam ekonomi maupun keamanan. Jika membuat program tandingan
yang serupa maka akan ada biaya yang sangat mahal yang harus dikeluarkan oleh UE,
jadi lebih baik bergabung dengan proyek BRI untuk memangkas pengeluaran apalagi
disaat kondisi yang sulit seperti ini.

MOSI 2: Dalam konteks hubungan internasional hari ini, Uni Eropa seharusnya
menjalin hubungan yang lebih dekat dengan Tiongkok dibandingkan dengan Amerika
Serikat

1. Pro : China merupakan mitra dagang strategis dan terbesar bagi Uni Eropa dan begitu
juga sebaliknya. Selain itu, kerja sama antara dua negara tersebut telah terjalin cukup
lama sejak tahun 1975. Pada tanggal 31 Desember 2020, UE mengumumkan bahwa
negosiasi untuk Perjanjian Komprehensif tentang Investasi telah selesai dan
kesepakatan tersebut sedang menunggu ratifikasi oleh Parlemen Eropa. Kesepakatan
itu dipandang sebagai langkah signifikan menuju liberalisasi pasar di China dan
"kesepakatan paling ambisius yang pernah dibuat China" dengan secara signifikan
membuka pasar internalnya untuk perusahaan UE.
Selain hal tersebut, Selama krisis utang Eropa , beberapa negara Eropa membutuhkan
bailout Uni Eropa dan Dana Moneter Internasional . China membantu Eropa dengan
membeli obligasi sampah zona euro senilai miliaran euro. Dibandingkan dengan AS
yang memiliki hubungan baik dengan UE dalaam keamanan, hubungan dengan China
jauh lebih baik bagi UE dalam ekonomi dan juga teknologi. Jika dengan AS, UE lebih
terlihat seperti dikontrol daripada bekerjasama dengan AS. Keduanya tidak selalu
sepakat mengenai berbagai isu internasional dan sering memiliki agenda politik,
ekonomi, dan sosial yang berseberangan. Masalah semakin rumit karena Uni Eropa
sendiri belum memiliki kebijakan luar negeri dan pertahanan yang terintegrasi.
2. Kontra : UE lebih baik melanjutkan kerja sama dengan Amerika Serikat daripada
dengan China. Hal ini mengingat bahwa AS lebih baik dalam segala aspek-aspek
dibandingkan dengan China. Bantuan dari AS terhadap UE lebih besar dan sangat
membantu baik dari masa yang lalu maupun sekarang atau bahkan untuk kedepannya.
Hubungan Amerika Serikat dengan Uni Eropa telah terjalin secara diplomatik sejak
tahun 1953. Uni Eropa dan Amerika Serikat adalah dua kekuatan ekonomi dan militer
terbesar di dunia. Keduanya mendominasi perdagangan internasional dan memainkan
peran utama dalam hubungan politik internasional. Dengan faktor tersebut jelas jika
kerja sama antara UE dan AS sangat mendominasi dan menguntungkan kedua pihak.
Dibandingkan dengan China yang tidak hanya faktor geografi yang jauh dan juga
ideologi yang berbeda bisa membuat gesekan yang signifikan dibandingkan dengan
AS.
IV. Shalsa Meira (2010853029)

Mosi 1: Uni Eropa sebaiknya menolak proyek kerja sama dalam kerangka Belt and
Road Initiative

1. Pro:
2. Kontra:
 Pihak Uni Eropa menerima banyak keuntungan dengan adanya proyek Bolt
and Road Initiative yaitu, dengan adanya proyek Bolt and Road Initiative
dapat membawa potensi yang besar bagi pasar Eropa dan menguntungkan
ekonomi dan kondisi sekitar.
 Proyek Bolt and Road Initiative ini telah berhasil merangkul beberapa negara
di Uni Eropa dengan menggunakan kemitraan strategis sebagai suatu
pendekatan antara kedua belah pihak.
 Pihak Uni Eropa sendiri mendapatkan keuntungan dari kerja sama yang telah
dilakukan, dimana Kerja sama ini menghasilkan win-win solution bagi kedua
belah pihak yang terlibat.
 Uni Eropa mendapat keuntungan dengan negara-negara di Uni Eropa akan
mendapatkan keuntungan dari BRI sebagai penerima investasi dan lainnya
yang dapat berkontribusi pada pembangunan dan stabilitas ekonomi terutama
di negara Eropa yang masih belum berkembang.
 BRI juga membantu Uni Eropa dalam pemulihan ekonominya akibat
terjadinya resesi hebat yang telah terjadi di masa silam.
 BRI juga membantu Uni Eropa untuk dapat bekerjasama dengan tiongkok
dalam mempererat kerja sama internasional dan membangun kembali “ Belt
and Road Initiative “ untuk pembangunan yang saling bermanfaat.

MOSI 2: Dalam konteks hubungan internasional hari ini, Uni Eropa seharusnya
menjalin hubungan yang lebih dekat dengan Tiongkok dibandingkan dengan Amerika
Serikat

1. Pro :
 Tiongkok dan Uni Eropa saling melengkapi secara ekonomi, Tiongkok
memiliki potensi pasar yang besar dan sumber daya manusia yang melimpah,
dan berada dalam posisi yang menguntungkan untuk menerima industri
internasional dan transfer teknologi. Di sisi lain, Uni Eropa adalah ekonomi
maju terbesar di dunia, dengan modal yang cukup, ilmu pengetahuan dan
teknologi yang maju, dan tingkat internasionalisasi yang tinggi.
Komplementaritas ini memberikan landasan yang kokoh bagi kerjasama yang
saling menguntungkan antara kedua pihak.

 Kedua belah pihak telah mengumpulkan pengalaman yang cukup dalam


menangani sengketa dengan benar dan menyelesaikan perbedaan dengan
memilih dialog dan menolak konfrontasi tidak hanya mencerminkan
kedewasaan hubungan yang ada, tetapi juga memastikan perkembangan masa
depan yang sehat.
 Wen Jiabao juga turut mengatakan bahwa Tiongkok dan Uni Eropa saling
membutuhkan dalam mengejar pembangunan ekonomi masing masing. Saat
ini hubungan Tiongkok dan Uni Eropa menemukan dirinya dalam awal yang
baru, dengan banyak hal untuk dikembangkan dan dinantikan. Jong kok dan
Uni Eropa adalah mitra yang baik dan menjanjikan dalam perdagangan dan
kerjasama ekonomi.
 Dengan adanya kemitraan strategis yang telah terjalin antara Tiongkok dan
Uni Eropa menjadikan hal tersebut sebagai salah satu strategis dari kedua
belah pihak untuk melaksanakan kerja sama kedepannya.

2. Kontra:

V. Ge Gatrafigova (2010853019)

Mosi 1: Uni Eropa sebaiknya menolak proyek kerja sama dalam kerangka Belt and
Road Initiative

1. Pro: Kami sangat setuju bahwa Uni Eropa harus menolak proyek kerjasama BRI
Tiongkok. Proyek ini bertentangan dengan agenda UE untuk meliberalisasi
perdagangan dan mendorong keseimbangan kekuatan untuk mendukung
perusahaan Tiongkok yang disubsidi. Tiongkok menggunakan inisiatif ini untuk
mengejar kepentingannya sendiri, hal ini terlihat dari bagaimana mereka
memperhalus slogan mereka pada tahun 2015 dari “One Belt, One road” menjadi
“Belt and Road Initiative” untuk menghilangkan kekhawatiran banyak orang.

BRI dikhawatirkan hanyalah alat bagi Tiongkok untuk memperluas pengaruhnya


dan menjebak negara-negara yang menerima proyek itu dengan utang yang tidak
berkelanjutan melalui proyek-proyek yang tidak transparan dan substansi yang
jelas. Sebagai contoh fakta, beberapa negara telah jatuh ke dalam jebakan utang
Tiongkok yang memaksa debitur untuk menyerahkan aset-aset utama mereka ke
Tiongkok. Di Asia Selatan misalnya, Sri Lanka setuju bernegosiasi dengan
Beijing pada Desember 2017 untuk menyewakan pelabuhan laut dalam di
Hambantota ke Tiongkok selama 99 tahun setelah tidak mampu membayar utang
lebih dari $8 miliar. Sri Lanka sekarang juga berhutang lebih banyak ($13 miliar)
karena tingginya suku bunga pinjaman dan harus kehilangan aset penting dan
strategis mereka. BRI hanya bekerja “satu arah” dan proyek ini bisa saja menjadi
hegemoni baru. Tiongkok harus memenuhi norma internasional.

Selain itu, pada tahun 2021 juga telah meresmikan sebuah proyek bernama Global
Gateway sebagai respon dari proyek BRI Tiongkok. Dengan dana $300 billion
yang bersumber dari negara-negara anggota Uni Eropa dan dukungan perusahaan,
Uni Eropa mencoba menciptakan pembangunan strategis internasional dengan
menawarkan pembangunan yang tidak menjadi fokus pada proyek BRI Tiongkok
yang lebih sesuai dengan nilai-nilai yang menjadi pegangan Uni Eropa selama ini.
2. Kontra:

MOSI 2: Dalam konteks hubungan internasional hari ini, Uni Eropa seharusnya
menjalin hubungan yang lebih dekat dengan Tiongkok dibandingkan dengan Amerika
Serikat

1. Pro :
2. Kontra :

Anda mungkin juga menyukai