Anda di halaman 1dari 40

One Belt One Road

( OBOR) It was a
program initiated by
the president of China
XI Jinping in 2013
• 1. Sejarah Jalur Sutra
• Great Silk Road atau yang biasa lebih dikenal dengan sebutan Jalur Sutra menjadi salah satu fenomena besar dalam sejarah dunia
hingga menjadikannya termasuk dalam daftar warisan dunia UNESCO48. Jalur Sutra merupakan jalur perdagangan antara Tiongkok,
Eurasia, Asia Tengah, India, Asia Barat dan Eropa pada zaman kuno dan di abad pertengahan. Jalur ini digunakan untuk mengangkut
sutra dari Tiongkok, dan adapun negara-negara lain mengangkut perhiasan dan barang-barang lainnya yang bernilai estetika tinggi.
• Jalur Sutra yang lazim disebut orang adalah jalur darat dari Chang’an, ibukota Dinasti Tang Tiongkok di timur ke Roma, ibukota Italia
di barat. Jalur itu dibuka oleh seorang jenderal bernama Zhang Qian. Di samping jalur utama, Jalur Sutra itu mempunyai dua anak jalur
yang masing-masing terletak di bagian utara dan selatan. Di antaranya, jalur selatan bertolak dari Dunhuang, Propinsi Gansu Tiongkok
Barat Laut terus menuju ke barat menyusuri jalan di kaki Pegunungan Kunlun terus sampai ke Xinjiang, Tiongkok Barat Laut dan
bagian timur laut Afghanistan, Iran dan Semenanjung Arab sebelum mencapai Roma, Italia. Sedangkan Jalur Sutra sektor utara dimulai
dari Benteng Yumen, Dunhuang terus ke barat menyusuri jalan di kaki selatan Gunung Tianshan. Setelah melewati Gunung Chongling,
Jalur Sutra Utara itu memasuki wilayah Rusia di bagian Asia Tengah, kemudian jalan itu membelok ke barat daya untuk bergabung
dengan Jalan Sutra sektor selatan. Kedua rute Jalur Sutra itu disebut sebagai “Jalan Sutra Darat”.
OBOR adalah salah satu bentuk dari fenomena globalisasi yang
menciptakan efek borderless bagi setiap negara yang dilaluinya. OBOR
merupakan proyek konektivitas ambisius Tiongkok melalui pembangunan
infrastruktur dan jalur transportasi darat dan laut yang menghubungkan
negaranya dengan kawasan Asia, Eropa, dan Afrika. Konektivitas global
sebagai tujuan OBOR telah menciptakan potensi dan tantangan tersendiri
bagi Indonesia karena bersinggungan dengan kepentingan nasional.
China diketahui memiliki proyek OBOR (One Belt One Road) atau yang
kini telah direvisi menjadi proyek Belt Road Initiative (BRI).
fokusnya adalah terutama pada investasi infrastruktur, material konstruksi,
kereta api dan jalan raya, mobil, real estate, jaringan listrik, dan besi dan
baja.
• Obor merupakan program yang diinisiasi Presiden China Xi Jinping pada 2013 lalu.
Program ini bertujuan membangun infrastruktur darat, laut, dan udara secara besar-
besaran untuk meningkatkan dan memperbaiki jalur perdagangan dan ekonomi antar
negara di Asia dan sekitarnya.
•  
• Kelebihan program ini sendiri adalah menyediakan dana yang besar bagi
anggotanya. China bahkan dikabarkan menggelontorkan dana sebesar US$150 miliar
atau setara Rp 2.137,6 triliun per tahun. Dana itu bisa dipinjam negara peserta
program tersebut untuk membangun infrastruktur mereka.
Tiongkok pada kenyataannya merupakan negara yang memiliki kekuatan
industri elektronik dan manufaktur, sehingga menjadikan barang yang paling
banyak di ekspor Tiongkok ialah barang-barang elektronik. Khususnya pada
negara-negara berkembang dapat banyak ditemukan barang-barang elektronik
yang berasal dari Tiongkok. Dalam hal impor, selain barang-barang elektronik
minyak dan bahan bakar mineral merupakan barang yang paling banyak di
impor Tiongkok. Salah satu mitra Tiongkok dalam hal mengimpor minyak dan
bahan bakar mineral yaitu negara-negara yang berada di Kawasan Asia
Tengah.
Hubungan Tiongkok dan lima negara Asia Tengah semakin dekat ditambah
dengan adanya SCO (Shanghai Cooperation Organization) yang mana
Tiongkok dan beberap negara Asia Tengah menjadi anggotanya serta Rusia.
SCO terbentuk pada tanggal 15 Juni 2001 dengan 6 anggota yaitu Republik
Rakyat Tiongkok, Rusia, Kazakhstan, Kyrgyzstan, Tajikistan, dan
Uzbekistan. SCO merupakan organisasi kerjasama antarnegara dalam bidang
ekonomi, perbatasan, dan kebudayaan.
Mengapa banyak
negara berjuang
untuk
berpartisipasi
dalam program
ini?
Karena...

China bahkan
Program dikabarkan Dana tersebut
menggelontorkan dapat dipinjam
ini
dana US $ 150 oleh negara-
menyediak miliar atau setara negara yang
an dana dengan Rp 2.137,6 berpartisipasi
besar triliun per tahun untuk
membangun
Kerjasama Ekonomi Tiongkok dan
indonesia
• Kerjasama indonesia dan tiongkok juga menimbulkan kekhawatiran. Hal itu tidak
lain adalah karena pembangunan ini tidak lepas dari bantuan dan campur tangan
asing, seperti pemerintah China.

• China diketahui memiliki proyek OBOR (One Belt One Road) atau yang kini telah
direvisi menjadi proyek Belt Road Initiative (BRI). Terkait proyek ini, pada 27 April
2019 lalu baru saja dilakukan penandatanganan 23 Memorandum of Understanding
(MoU) antara sejumlah pebisnis Indonesia dan China dalam acara Konferensi
Tingkat Tinggi (KTT) II Belt Road Initiative (BRI) di Beijing.
Pemerintah juga menjual 28 proyek bernilai sekitar Rp. 1.298 Triliun
sehingga mereka dapat dibiayai dengan dana dari program
PETA ALUR LAUT
CARA AGAR PROYEK OBOR BISA MENGUNTUNGKAN
INDONESIA
1. Harusnya bermitra, bukan bersaing secara langsung
 
industri Indonesia tidak semapan Tiongkok sehingga perlu difasilitasi
melalui BRI ini, bukan bersaing secara langsung. Contohnya adalah e-
commerce di mana banyak produk atau UMKM kita ‘dipaksa’ berhadapan
langsung atau head-to-head dengan produk Tiongkok. Dari harga saja, IKM
dan UMKM sudah kalah oleh Tiongkok. Sehingga caranya bukanlah head-
to-head, tetapi bermitra
2. Bukan hanya kerja sama infrastruktur yang memudahkan barang Tiongkok bisa bebas masuk
 
Perlu digarisbawahi bahwa seharusnya kerjasama melalui proyek BRI atau OBOR ini bukan hanya pada
sektor infrastruktur yang memudahkan barang konsumsi Tiongkok langsung dapat dikonsumsi oleh
masyarakat kita.
 
Namun ke depan kerja sama perlu bertujuan pada pengembangan industri domestik yang berbasis ekspor.
Saya rasa dengan cara ini, ke depan, Indonesia dapat mengambil manfaat. Mulai dari harapan
reindustrialisasi hingga perbaikan curent account deficit indonesia.
 
Pemerintah Indonesia perlu mengantisipasi kebijakan yang datang dari Tiongkok dengan melakukan
pengawalan terhadap kepentin-gan nasional Indonesia dalam OBOR. Visi Poros Maritim Dunia harus
menjadi acuan dalam melakukan upaya pembangunan di sektor ekonomi dan pertahanan Indone-
sia, sehingga dalam praktiknya keberadaan OBOR 21st Century Maritime Silk Road bisa memberikan
keuntungan absolut bagi Indonesia. Pemerintah Indonesia melalui ke-menterian terkait seperti
Kemenko Ekonomi dan Kemenko Maritim perlu memaksimal-kan implementasi kebijakan kelautan
nasi-onal yang sudah ada, sehingga tercipta sin-ergitas dalam upaya pembangunan ekonomi
berkelanjutan di bidang maritim. Selanjut-nya, Kementerian Perdagangan seyogyanya
memanfaatkan posisi penting dalam aktivi-tas kerjasama ekonomi dalam OBOR sep-erti melakukan
peningkatan kualitas dari setiap komoditas ekspor dengan melaku-kan intensifikasi dan/atau
ekstensifikasi sehingga produk domestik dapat bersaing dengan produk impor
Kemudian Kement-erian Ketenagakerjaan juga memegang per-anan penting terutama
untuk meminimalisir masifnya jumlah tenaga kerja asing den-gan menegaskan aturan
mengenai jumlah tenaga kerja asing yang dapat diserap jika para investor asing yang ingin
menanamkan modalnya di Indonesia. Pemangku kepent-ingan lainnya yang juga turut
berperan da-lam upaya menjaga kepentingan nasional Indonesia ialah Kementerian Luar
Negeri bersama Kementerian Pertahanan dan TNI khususnya TNI AL, yang dalam hal ini
perlu mensinergikan kebijakan yang memperkuat posisi strategis Indonesia di kawasan.
Upa-ya pemaksimalan kebijakan tersebut dapat dilakukan dengan meningkatkan
anggaran postur pertahanan Indonesia dan proyeksi kekuatan laut yang dilalui OBOR
yaitu di Selat Malaka dan Kepulauan Natuna.
Kerjasama Ekonomi Tiongkok dan Kazakhstan

Hubungan diplomatik Tiongkok dan Kazakhstan didirikan pada tanggal 3 Januari 1992. Adapun
kunjungan resmi Kazakhstan ke Tiongkok terjadi pada tahun 1993 yang menghasilkan
ditandtanganinya dokumen resmi mengenai prinsip-prinsip hubungan bilateral. Hingga saat ini
kurang lebih sekitar 200 dokumen kerjasama bilateral di bidang ekonomi, politik, keamanan, dan
budaya telah ditandatangani. Dalam hubungan Tiongkok dan Kazakhstan hal yang paling terlihat
adalah keberadaan ekonomi Tiongkok di Kazakhstan. Tidak dapat dipungkiri Tiongkok memiliki
kepentingan ekonomi di Kazakhstan. Secara umum terdapat tiga kepentingan ekonomi Tiongkok
di Kazakhstan yaitu:

a. Mendapatkan akses ke sumber-sumber minyak dan gas dalam rangka menjamin keamanan
energi Tiongkok.
b. Penggunaan transportasi-komunikasi Kazakhstan untuk mempromosikan barang Tiongkok di
pasar barat.
c. Peningkatan perdagangan bilateral, untuk mengembangkan pasar konsumen Kazakhstan.
Kerjasama Ekonomi Tiongkok dan
Kyrgyzstan

Kyrgyzstan ialah salah satu negara yang berbatasan langsung dengan Tiongkok tepatnya
di wilayah Bishkek-Kashgar. Yang mana daerah ini sebagai jalur dalam mengantarkan
komoditas barang dari Kyrgyzstan ke Tiongkok. Wilayah perbatasan antara Kyrgyzstan
dan Tiongkok disebut sebagai Torugart Pass. Wilayah ini merupakan wilayah strategis
dalam melalukan kegiatan perdagangan antara Tiongkok dan Kyrgyzstan, namun akses
jalan pada wilayah ini tergolong kurang baik untuk dilalui sehingga Tiongkok dan
Kyrgyzstan bekerjasama dalam membantu pendanaan perbaikan jalan di wilayah
tersebut. Selain itu, Tiongkok merupakan salah satu investor utama di Kyrgyzstan.
TERIMAKASIH

Anda mungkin juga menyukai