Abtract
The purpose of this research is that the reader can find out the problem of Sri Lanka's dependence
on China in the Hambantota Port development project which ultimately ended up as a debt trap.
In this research authors used qualitative research methods. And from the results of research that
has been done, it is found that basically the cooperation carried out by China and Sri Lanka is a
collaboration between hegemon countries and third world countries. Debt trap diplomacy itself
has close links with other Chinese policies, namely the Belt and Road Initiative, this policy focuses
on infrastructure development which includes the construction of railroad networks, the
construction of roads to ports located in the territories of other countries and has a strategic
position and will good impact for the achievement of Chinese interests in realizing the "new Silk
Road". Sri Lanka proposed cooperation to build the port of Hambantota with the aim of helping
to improve Sri Lanka's economy. Cooperation that is expected to have a positive impact on Sri
Lanka actually brings disaster, because it leads to a debt trap that makes Sri Lanka must hand over
the port of Hambantota to the China’s government.
Keywords: Debt, Trap, Belt, Road, Initiative, Hambantota, China-Sri Lanka.
Abstrak
Tujuan dari dibuatnya artikel ini adalah agar pembaca bisa mengetahui permasalahan
ketergantungan Sri Lanka terhadap China dalam proyek pembangunan Pelabuhan Hambantota di
Sri Lanka yang pada akhirnya berujung sebagai debt trap. Dalam penelitian ini penulis
menggunakan metode penelitian kualitatif. Hasil penelitian yang telah dilakukan didapati bahwa
pada dasarnya kerjasama yang dilakukan oleh China dan Sri Lanka merupakan kerjasama antara
negara hegemon dengan negara dunia ketiga. Debt trap diplomacy sendiri memiliki kaitan yang
cukup erat dengan kebijakan Tiongkok lainnya yakni Belt and Road Initiative, kebijakan ini
berfokus pada pembangunan infrastruktur yang meliputi pembangunan jaringan rel
perkeretaapian, pembangunan jalan hingga pelabuhan yang berlokasi di teritorial negara lain serta
memiliki posisi strategis dan akan berdampak baik bagi pencapaian kepentingan Tiongkok dalam
mewujudkan “Jalur Sutra baru”. Sri Lanka mengajukan kerjasama untuk membangun pelabuhan
Hambantota dengan tujuan untuk membantu meningkatkan perekonomian Sri Lanka. Kerjasama
yang diharapkan bisa membawa dampak positif bagi Sri Lanka justru membawa petaka, karena
berujung pada terjadinya debt trap yang membuat Sri Lanka harus menyerahkan pelabuhan
Hambantota kepada pemerintah China.
Kata Kunci: Hutang, Perangkap, Belt, Road, Inisiatif, Hambantota, Cina-Sri Lanka.
PENDAHULUAN
Sri Lanka, memiliki nama resmi Lanka. Negara ini terletak di pesisir
Republik Sosialis Demokratik Sri tenggara India. Sampai pada tahun
72
Nation State: Journal of International Studies P ISSN 2620-391X
Vol. 3 No. 1 | Juni 2020 E ISSN 2621-735X
1972, Sri Lanka dikenal dengan nama Hubungan China dengan Sri
Ceylon, nama ini diberikan oleh Lanka tidak berbeda dengan hubungan
kolonialisme Inggris. Pada 4 Februari yang dilakukan China kepada negara
1948 Sri Lanka mendapatkan lain. Khususnya kerjasama kepada
kemerdekaannya dan juga negara ini negara dunia ketiga atau negara
anggota dari negara-negara berkembang lainnya. Secara umum
persemakmuran. Ekspor sektor negara berkembang membutuhkan
pertanian menjadi tulang punggung bantuan dan pinjaman dana dari
dari negara ini. Sektor lainnya berupa negara maju dalam mendukung
produk garmen, rempah-rempah, pembangunan di dalam negaranya. Hal
tekstil, hasil laut, karet, kelapa dan juga ini membuat Sri Lanka sebagai negara
produk olahan dari laut dan kelapa. dengan berbagai masalah
Terdapat juga berbagai jenis batu mulia kesejahteraan sosial dan perdagangan
seperti, berlian, zamrud, giok, biduri memilih untuk melakukan kerjasama
laut, akik, safir, mirah delima, opal dan ekonomi perdagangan dengan China
sebagainya. Industri utama dari negara (Amalia, 2017).
ini ialah grafit yang di mana sebagian Salah satu kebijakan kerjasama
besar diekspor ke Jepang. Serta adanya China dalam Belt Road Initiativenya
industri keramik dan juga porselen ialah mengenai aspek pembangunan
yang berkembang di negara ini (Profil pelabuhan. Sri Lanka membutuhkan
Sri Lanka, 2020). pelabuhan sebagai bentuk dari
Negara ini juga mempunyai penggerak ekonomi negara itu.
banyak pantai yang indah, sehingga di Dengan adanya pelabuhan tersebut,
kembangkan oleh pihak lokal atau maka secara otomatis akan
internasional yang mengelolanya. memudahkan Sri Lanka dalam
Selain itu juga terdapat adanya melakukan ekspor dan impor. Namun
perkebunan teh ataupun situs perlu dipahami pula bahwa China
bersejarah dan objek wisata. Namun memberikan inisiasi seperti itu
potensi yang dimiliki negara ini, belum dikarenakan pelabuhan yang dibuat di
dikembangkan secara optimal, hal ini Sri Lanka merupakan modal China
dikarenakan keterbatasan berbagai dalam mengembangan dan
sumber-sumber. Sehingga negara ini memajukan perekonomian negara itu.
dapat bekerjasama dengan negara lain, Adanya pelabuhan tersebut tidak
atapun negara lain dapat memberikan hanya mewakili komoditi Sri Lanka
bantuannya terhadap Sri Lanka (Profil namun juga sebagai jalur singgah
Sri Lanka, 2020). kapal-kapal untuk mengangkut dan
meyalurkan komoditi ekspor-impor ke
73
Nation State: Journal of International Studies P ISSN 2620-391X
Vol. 3 No. 1 | Juni 2020 E ISSN 2621-735X
China ditambah dengan fakta bahwa masing negara yang bekerja sama
pelabuhan tersebut juga merupakan (Amalia R, 2017).
bagian dari Jalur maritim perdagangan Namun mengenai bantuan yang
China dalam One Belt One Road Initiative. diberikan China terhadap Sri Lanka ini,
Bentuk kerjasama seperti ini dalam berita CNN kebijakan Belt and
merupakan bentuk penguatan Road yang dicetuskan oleh China
kepentingan nasional sebuah negara menyebabkan banyaknya utang di
yang lebih kaya yang bersanding berbagai negara. Berita tersebut
dengan negara-negara berkembang tertulis, proyek infrastruktur
dibawahnya (Putera et.al). perdagangan yang menjadi kebijakan
Perlu diketahui pula bahwasanya dari the belt and road ini berupa
Sri Lanka tidak berhasil mendapatkan pembangunan rel kereta api,
manfaat yang seharusnya dari pelabuhan maupun jalan yang berada
kebijakan inisiasi dari China tersebut. di seluruh dunia. Untuk melakukan
Sebab kerjasama seharunya pembangunan tersebut, maka dananya
memberikan manfaat lebih kepada berasal dari Beijing bernilai miliaran
negara penerima bukan melebihi dolar. Kebijakan dari China ini dengan
negara donor. Pembangunan berbagai negara di dunia melebihi
pelabuhan tersebut malah US$5 triliun, dalam hal perdagangan
menimbulkan ketergantungan kepada dan investasi melebihi US$60 miliar
Sri Lanka berdasarkan perjanjian yang (Kebijakan Belt and Road China).
mereka sepakati. Maka dari itu Pertumbuhan ekonominya juga
pembuatan pelabuhan tersebut yang menjadikan China memiliki
menjadi utang dan masalah baru kekuatan di dunia internasional.
negara di Asia Selatan tersebut. Melihat besarnya perkembangan
Mengenai China sebagai negara China dalam perekonomiannya, maka
donatur diberbagai negara, bahwa semakin banyaknya negara yang ingin
dalam bantuan yang dilakukan oleh bekerja sama dengan China atau
China terdapat adanya kepentingan meminta bantuannya. Salah satu
kebijakan yang besar bagi kepentingan contohnya ialah China memberikan
nasional China. Terutama pada saat ini pinjam tanpa syarat kepada Sri Lanka,
perekonomian China berkembang namun pastinya adanya kepentingan
dengan sangat pesat, dan juga hal inilah nasional yang dijalankan. Mengenai hal
yang menjadi negara lain ingin bekerja ini disebabkan oleh ketidak mampuan
sama dengan China, untuk Sri Lanka untuk mengembalikan
meningkatkan perekonomian masing- pinjaman sehingga diserahkannya
pelabuhan Sri Lanka kepada China.
74
Nation State: Journal of International Studies P ISSN 2620-391X
Vol. 3 No. 1 | Juni 2020 E ISSN 2621-735X
75
Nation State: Journal of International Studies P ISSN 2620-391X
Vol. 3 No. 1 | Juni 2020 E ISSN 2621-735X
yang terbatas, dan kerjasama ini terjadi teritorial negara lain serta memiliki
tanpa ada paksaan dari pihak negara posisi strategis dan akan berdampak
pusat. Negara yang menjadi pemberi baik bagi pencapaian kepentingan
bantuan bisa menanamkan modal ke Tiongkok dalam mewujudkan “Jalur
negara satelit, bantuan tersebut bisa Sutra baru.”
berupa bantuan langsung, kerjasama Gambar 1. Rute China’s Belt & Road
dengan pemerintah negara satelit Initiative
(Budiman, 1995).
China’s debt trap diplomacy dapat
dikategorikan ke dalam kosakata baru
dalam lingkup hubungan internasional,
hal ini dikemukakan oleh seorang
berkebangsaan India yang merupakan
seorang akademisi bernama Brahma
Chelanney yang merujuk kepada
sebuah strategi yang menempatkan
suatu negara pada kondisi yang cukup Kebijakan “Jalur Sutra Baru”
rumit, suatu negara akan memberikan sendiri muncul pada saat masa
pinjaman secara berlebih kepada kepemimpinan Presiden Xi Jinping
negara lain dengan tujuan agar dapat pada tahun 2013, lalu pada lima tahun
memperoleh konsesi ekonomi atau kemudian tepatnya pada tahun 2017,
politik. Ketika negara bersangkutan Xi Jinping sebagai penggagas dari ide
mengalami kegagalan dalam proses kebijakan ini harus mempertahankan
pengembalian utang. Ditambah faktor apa yang telah beliau kemukakan
lain yakni pada awal tahun 2017 ketika karena seiring berjalannya waktu
China sedang mendapat sorotan akan banyak pula muncul spekulasi-
perekonomiannya oleh beberapa spekulasi dari pihak lain yang
negara lain (Setyanti & Mugasejati, menganggap bahwa kebijakan ini akan
2018). Debt trap diplomacy yang ada saat menimbulkan kekhawatiran Tiongkok
ini memiliki kaitan yang cukup erat akan menggiring negara-negara yang
dengan kebijakan Tiongkok lainnya tidak memiliki kemampuan dalam
yakni Belt and Road Initiative, kebijakan membayar utang akan terjebak di
ini berfokus pada pembangunan dalamnya. Tiongkokpun akhirnya
infrastruktur-infrastruktur yang bereaksi dalam menanggapi hal
meliputi pembangunan jaringan rel tersebut, dalam sebuah jumpa pers
perkeretaapian, pembangunan jalan yang diadakan harian, Hua Chungyi
hingga pelabuhan yang berlokasi di selaku juru bicara Kementrian Luar
76
Nation State: Journal of International Studies P ISSN 2620-391X
Vol. 3 No. 1 | Juni 2020 E ISSN 2621-735X
Negeri China menyatakan bahwa tidak teman lainnya yakni consumption trap
benar bahwa mereka (China) dengan dan liquidity trap, namun pada
sengaja memberikan tekanan atau pembahasan ini kita akan berfokus
beban kepada negara yang menjadi kepada debt trap itu sendiri. Debt trap
mitranya. Ditambah lagi dalam lebih merujuk kepada bentuk utang
pertemuan itu juga terlontar sebuah yang memiliki konsekuensi sistematis
statement yang mengatakan bahwa dan berkembang dalam konteks utang.
“Sangat tidak masuk akal memuji dana Pihak kreditur sebagai pemberi
dari negara Barat sebagai langkah pinjaman dapat berasal dari pihak
bagus dan apik, sementara dana dari swasta maupun non swasta. Hal yang
China disebut jahat dan suatu acap kali melatar-belakangi seseorang
jebakan”. Pinjaman yang China atau sebuah negara melakukan
berikan memiliki nilai yang setara peminjaman uang atau berhutang
dengan kendaraan konstruksi layaknya adalah faktor kebutuhan ataupun
traktor, pengapalan batu bara, jasa ketidaksetaraan, ketidaksetaraan dalam
rekayasa dan hal-hal serupa. hal apa? Ketidaksetaraan di sini
Kemudian mereka meminta mungkin berasal dari kurang
bayaran pengambalian berupa uang. meratanya kesejahteraan masyarakat
Dari pihak IMF, mereka juga merasa sehingga negara menjadikan utang
khawatir akan masalah utang yang sebagai instrumen pendukung yang
terjadi nantinya serta mereka dilakukan karena negara hendak
mengharapkan transparansi yang lebih melakukan belanja guna mendukung
baik dari pihak kreditur, terlebih pembangunan dan pengembangan
Standard & Poor’s mengatakan bahwa yang nantinya akan berdampak luas
apa yang dilakukan Tiongkok ini pada kesejahteraan masyarakat. Di sisi
merupakan konsesi jangka panjang lain faktor kebutuhan lain dan juga
yang mana akan melibatkan satu tingginya nilai konsumtif suatu entitas
perusahaan Tiongkok dalam juga dapat mempengaruhi (Sanchez &
menjalankan fasilitas ini hingga 20 Roelants, 2011).
sampai 30 tahun ke depan kemudian Berhutang adalah suatu hal yang
membagi keuntungnya dengan mitra lumrah, berhutang juga akan menutupi
mereka atau pemerintah local (Setyanti kekurangan yang ada pada suatu
& Mugasejati, 2018). rencana pembangunan yang mungkin
Sebenarnya debt trap ini tidaklah tersendat karena permasalahan
hadir sendiri dalam model ekonomi pendanaan yang kurang memadai.
yang dapat dikatakan sebagai trap atau Pertanyaan yang muncul kemudian
jebakan itu sendiri, ia memiliki dua adalah apakah kekayaan sebuah negara
77
Nation State: Journal of International Studies P ISSN 2620-391X
Vol. 3 No. 1 | Juni 2020 E ISSN 2621-735X
78
Nation State: Journal of International Studies P ISSN 2620-391X
Vol. 3 No. 1 | Juni 2020 E ISSN 2621-735X
79
Nation State: Journal of International Studies P ISSN 2620-391X
Vol. 3 No. 1 | Juni 2020 E ISSN 2621-735X
Oleh karena itu China menawarkan Dibuka pada tahun 2010. Pelabuhan
bantuan untuk membangun pelabuhan yang sekarang disewakan oleh China
yang diinginkan oleh Mr. Rajapaksa ini akan menjadi salah satu dari banyak
dengan cara China menawarkan investasi China yang akan sukses
pinjaman. Kemudian Sri Lanka tidak nantinya, karena pelabuhan ini terletak
dapat membayarkan pinjaman dari di tempat yang strategis yang terletak
China ini. berhadapan langsung dengan samudra
Pinjaman yang tidak bisa Hindia.
dibayarkan-pun akhirnya mencapai
ujungnya, pada hal ini adalah masa- Tujuan dan Latar Belakang
Srilanka Melakukan Kerjasama
masa tenggat atau pembayaran dari
Untuk Membangun Hambantota
hutang Sri Lanka ke China tersebut.
Tenggat itu pun memaksa Sri Lanka Sri Lanka sebagai salah satu
untuk membayarkan hutangnya. Akan negara yang pertama kali mengakui
tetapi, Sri Lanka tidak dapat membayar Republik Rakyat China merupakan
hutangnya. Pada akhirnya China salah satu negara yang memiliki
mengambil alih pelabuhan hubungan yang sangat baik dan juga
Hambantonta ini untuk 99 Tahun memiliki hubungan ramah dengan
lamanya pada desember tahun 2015. China. Tujuan dari pembangunan dari
Hal ini juga disebabkan karena ketidak- pelabuhan Hambantota ini sendiri
mampuan Mr. Rajapaksa sebagai karena kota Hambantota memiliki
perdana menteri untuk membuat sumber daya alam yang cukup banyak
kebijakan yang dapat mengurangi dan nantinya akan bisa membuat
beban dari hutang pelabuhan ini. Tidak pertumbuhan investasi kedua negara
hanya Pelabuhannya saja yang diambil ini akan berkembang dengan sangat
alih oleh China, tetapi juga area baik pada awalnya. Akan tetapi karena
Pelabuhan tersebut. Area yang hutang dari Sri Lanka yang sudah ada
lumayan luas untuk dijadikan sebagai sebelum dan sesudah pelabuhan
sumber atau tempat untuk berinvestasi Hambantota di bangun, Srilanka tidak
sebesar mungkin (Behuria, 2018). dapat mencukupi total hutang yang
diberikan oleh China. Latar belakang
Keuntungan yang didapat dari dari kerjasama kedua negara ini adalah
China dalam pengambilalihan dikarenakan kedua negara memiliki
Pelabuhan Hambantota ini juga cukup hubungan yang sangat baik jadi tidak
banyak dan cukup baik dalam investasi heran lagi kalau China dan Sri Lanka
mereka. Pelabuhan Hambantota sangat yakin untuk menjalani
merupakan sebuah pelabuhan yang
terletak di kota Hambantota, Srilanka.
80
Nation State: Journal of International Studies P ISSN 2620-391X
Vol. 3 No. 1 | Juni 2020 E ISSN 2621-735X
81
Nation State: Journal of International Studies P ISSN 2620-391X
Vol. 3 No. 1 | Juni 2020 E ISSN 2621-735X
82
Nation State: Journal of International Studies P ISSN 2620-391X
Vol. 3 No. 1 | Juni 2020 E ISSN 2621-735X
83
Nation State: Journal of International Studies P ISSN 2620-391X
Vol. 3 No. 1 | Juni 2020 E ISSN 2621-735X
84