Anda di halaman 1dari 3

LATAR BELAKANG ORBA

Membahas tentang Indonesia pada masa orde baru yang berlangsung dari tahun 1967-
1998, apa ya yang melatar belakangi lahirnya masa Orde Baru ini, dan Mengapa peralihan
kepemimpinan dari Presiden Soekarno ke Presiden Soeharto tidak melalui pemilu, serta peristiwa
apa saja yang menyebabkan lahirnya Orde Baru

dalam peristiwa orde baru ada G30S PKI ,Tritura, Supersemar dan dualisme
kepemimpinan nasional. Pemerintahan orde baru ini tidak terlepas dari berbagai krisis politik
ekonomi dan sosial yang dialami Indonesia, bahkan kondisi ekonomi setelah Indonesia merdeka
malah mengalami defisit hingga menyebabkan hiperinflasi tahun 1965. Dan hal ini menyebabkan
Indonesia mengalami krisis ekonomi terparah sepanjang sejarah, namun saat itu pemerintah
justru menggarap proyek mercusuar dengan membangun bangunan megah seperti Tugu
Monas ,Stadion Gelora Bung Karno, gedung Sarinah, Hotel Indonesia dan patung Selamat
datang di bundaran HI, semua kondisi yang sudah disebutkan ini membuat masyarakat marah
terhadap pemerintahan Presiden Soekarno Hatta

di dukung dengan kebangkitan PKI di era 90-an sampai 1965. Adanya ketidakstabilan
politik dimana kebijakan-kebijakan politik Presiden Soekarno telah membawa Indonesia lebih
dekat dengan blok timur yaitu, politik luar negeri dengan poros jakarta-peking-Pyongyang

lalu adanya pemberontakan Madiun 1948 menjadi bukti ancaman komunisme bagi
Indonesia di bawah pemimpin barunya yaitu D.N Aidit. Setelah kegagalan di Madiun mereka
tetap berhasil mendapatkan jutaan pengikut. menyadari adnya ancaman ideologi komunis, hal ini
membuat anti komunis sepakat tidak mengajak PKI bergabung dalam kabinet manapun, namun
kesepakatan ini justru meningkatkan popularitas PKI mengapa? Karena salah satu penyebab
popularitas PKI di tahun 1990 an adalah pada tahun 1953 – 1959 PKI tidak pernah mendapatkan
jatah kursi Kementerian hal itu membuat PKI tidak pernah sekalipun ternodai oleh kasus korupsi
atau kebijakan yang gagal seperti partai-partai lainnya

tidak mengherankan jika Soekarno menyukai PKI, ia bahkan membuat nasakom sebagai
konsep politiknya yang begitu terkenal di masa demokrasi terpimpin. Lalu Setelah sukses
merebut Irian Barat sasaran berikutnya adalah Malaysia yang menurut Soekarno adalah negara
boneka Inggris ia menyerukan pidatonya yang terkenal “Inggris kita linggis Amerika kita
seterika”

Lewat menciptakan musuh bersama itu, hal ini menyebabkan di tahun 1960 an Soekarno
dan PKI semakin dekat. Lalu PKI dengan leluasa menambah jumlah kadernya bahkan
melakukan penindasan lawan-lawan politiknya, seperti penindasan LEKRA, mengusulkan usulan
yang sangat mengkhawatirkan keamaanan negara yaitu Angkatan ke 5, dan pembunuhan 6
jendral dan 1 perwira. Akibatnya banyak kontroversi dan muncul aksi-aksi dari masyarakat
untuk menuntut penyelesaian yang seadil-adilnya terhadap pelaku G30S PK. aksi-aksi tersebut
dipelopori oleh kesatuan aksi mahasiswa atau kami Pemuda Pelajar, sarjana ,buruh Wanita, guru
yang kemudian bersatu membentuk front Pancasila pada tanggal 26 Oktober 1965
setelah lahirnya front Pancasila aksi-aksi Demonstrasi yang menuntut pembubaran PKI
semakin gencar dan meluas, sampai akhirnya pada tanggal 12 Jan 1966 kesatuan aksi yang
tergabung dalam front Pancasila ini mendatangi DPR dan mengajukan Tritura (Tri tuntutan
rakyat ), tritura ini berisi bubarkan PKI, bersihkan kabinet dari unsur-unsur G30S PKI dan
turunkan harga. namun tuntutan rakyat ini tidak dipenuhi oleh Presiden Soekarno

sebagai gantinya Presiden Soekarno melakukan perubahan kabinet dari Kabinet Dwikora
menjadi kabinet 100 menteri, tetapi di dalam kabinet baru ini masih ada tokoh-tokoh yang
terlibat dalam peristiwa G30S PKI sehingga pada saat pelantikan kabinet 100 menteri tanggal 24
Feb 1966 kesatuan aksi front Pancasila melakukan demonstrasi dengan memenuhi jalan-jalan
menuju Istana Merdeka untuk menuntut dipenuhinya Tritura . alu terjadilah bentrok antara
cakrabirawa dan mahasiswa

lalu karena keadaan sudah tidak aman Presiden Soekarno segera meninggalkan sidang
bersama dengan Wakil perdana menteri 1 yaitu, dokter soebandrio dan Wakil perdana menteri
tiga yaitu, dokter Khairul Saleh. Lalu Presiden Soekarno segera menuju Bogor dengan
helicopter dan sidang kemudian ditutup oleh Wakil perdana menteri dua dokter J leimena yang
kemudian menyusul ke Bogor dengan mobil Lalu Tiga orang perwira tinggi TNI Angkatan Darat
yaitu Mayjen Basuki Rahmat, Brigjen m Yusuf dan Brigjen Amir Mahmud juga sepakat untuk
menyusul Presiden Soekarno ke Bogor

sebelum berangkat mengantar soekarno, tiga petinggi TNI Angkatan Darat ini meminta
izin kepada Soeharto selaku pimpinan TNI Angkatan Darat. lalu Mayjen Basuki Rahmat
bertanya kepada Soeharto “Apakah ada pesan yang hendak disampaikannya kepada Presiden
Soekarno ? “ , lalu Soeharto menjawab “sampaikan saja bahwa saya tetap pada kesanggupan
saya , beliau akan mengerti ucapan saya “ ucapan Soeharto ini mengacu pada kesanggupannya
untuk membubarkan PKI asalkan mendapat kebebasan bertindak dari Presiden Soekarno

di istana Bogor Presiden Soekarno dan jajaran kabinet yang hadir. Membuat konsep
Surat Perintah yang ditujukan kepada Letjen Soeharto. Surat Perintah ini kita kenal dengan
istilah Supersemar yaitu Surat Perintah Sebelas Maret, Supersemar berisi pemberian mandat
kepada Soeharto selaku Panglima TNI Angkatan Darat untuk memulihkan politik dan
kewibawaan pemerintah. Keluarnya Supersemar ini dianggap sebagai tonggak lahirnya masa
orde baru. Setelah menerima mandat Supersemar, tindakan pertama yang dilakukan oleh
Soeharto keesokan harinya adalah membubarkan dan melarang PKI beserta organisasi massa
yang bernaung, berlindung ataupun seasas dengan PKI untuk tidak berjalan lagi

di seluruh Indonesia terhitung sejak tanggal 12 Maret 1998 bubaran Ini mendapat
dukungan dari rakyat karena salah satu Tritura telah terpenuhi. tindakan berikutnya berdasarkan
mandat Supersemar adalah dikeluarkannya Keputusan Presiden Nomor 5 tanggal 18 Mar 1966
tentang penahanan 15 orang menteri yang diduga terkait dan menunjukkan itikad tidak baik
terhadap penyelesaian masalah pemberontakan G30SPKI.

Sejak membubarkan KAMI dan tidak memenuhi tuntutan rakyat untuk membubarkan
PKI, pamor Presiden Soekarno Kian merosot, Soekarno dianggap sebagai pemimpin yang tidak
aspiratif terhadap tuntutan rakyat, namun sebaliknya sejak mengemban mandat Supersemar
nama Letjen Soeharto semakin popular sehingga menyebabkan Munculnya dualisme
kepemimpinan nasional

pada tanggal 22 Jun 1966 Presiden Soekarno menyampaikan pidato berjudul “nawaksara”
pidato ini disampaikan sebagai pertanggungjawaban atas sikapnya dalam menghadapi G30SPKI.
namun isi pidato nawaksara ini ditolak oleh MPRS, sementara itu pada awal juli 1966
supersemar dijadikan sebagai Ketetapan MPRS, dengan demikian Presiden Soekarno tidak dapat
mencabut Supersemar dan secara hukum Soeharto mempunyai kedudukan yang sama dengan
Soekarno, yaitu sebagai mandataris MPRS, Soeharto diberi mandat oleh MPRS untuk
membentuk sebuah kabinet baru bernama kabinet Ampera yang kemudian diresmikan pada
tanggal 28 juli 1966. tugas utama Kabinet Ampera adalah untuk menciptakan stabilitas politik
dan ekonomi. Adapun program yang dijalankan, diantaranya untuk memperbaiki kehidupan
rakyat di bidang sandang dan pangan

Adanya dualisme kepemimpinan nasional ini menimbulkan pertentangan politik dalam


masyarakat dimana muncul pendukung Soekarno dan pendukung Soeharto hal ini jelas akan
mengkhawatirkan persatuan dan kesatuan bangsa, situasi politik di Indonesia pun semakin
memanas, Pada masa itu para pimpinan ABRI berusaha membujuk presiden Soekarno untuk
menyerahkan kekuasaannya kepada Soeharto, hal ini demi mencegah perpecahan rakyat dan
untuk menyelamatkan lembaga kepresidenan serta pribadi Presiden Soekarno sendiri. Kemudian
salah seorang sahabat Soekarno Mr Hardi memohon agar Soekarno mengakhiri dualisme
kepemimpinan ini, ia menyarankan agar Soekarno menyatakan nonaktif di depan sidang MPRS
dan menyetujui pembubaran PKI. Presiden Soekarno akhirnya menyetujui saran Mister Hadi.

pada tanggal 22 Feb 1967 Presiden Soekarno secara resmi mengundurkan diri dari
jabatannya, dalam sidang istimewa MPRS tanggal 7 Mar 1967 dihasilkan Ketetapan MPRS
Nomor 30 berisi “penarikan mandat Soekarno atas segala kekuasaannya dalam pemerintahan di
Indonesia” MPRS kemudian mengangkat Soeharto sebagai presiden. Dan pelantikan Presiden
Soeharto dilakukan oleh ketua MPRS Jenderal AH Nasution pada tanggal 12 Maret 1998 dan
plantikan Presiden Soeharto ini menandai dimulainya periode orde baru di Indonesia

Anda mungkin juga menyukai