Anda di halaman 1dari 9

Nama: Muhammad Yusril Rido

NIM: L1A015024
E-mail: muhammadyusrilrido08@gmail.com

Kebijakan Sabuk Ekonomi Jalur Sutra Baru (One Belt One


Road) China Pada Masa Pemerintahan Xi Jinping
A. Latar Belakang

Konsep Jalur Sutra Baru Cina diumumkan pertamakali dalam pidato Presiden Xi
Jinping di dalam kunjungannya ke Kazakhstan dan ditegaskan kembali dalam KTT
Shanghai Cooperation Organization (SCO) pada tahun 2013. Hal ini merupakan
momen pertama kalinya seorang pemimpin Cina menjelaskan visi strategisnya. Xi
Jinping mempresentasikan proposal yang terdiri dari 5 poin utama untuk membangun
bersama “Sabuk Ekonomi Jalur Sutra Baru” (the New Silk Road Economic Belt).
Proposal ini ditujukan untuk memperkuat hubungan antara Cina, Asia Tengah dan
Eropa. Kelima poin tersebut antara lain: (i) memperkuat komunikasi kebijakan yang
dapat membantu ‘memberikan lampu hijau” bagi kerjasama ekonomi; (ii)
memperkuat koneksi jalan atau infrastruktur, dengan gagasan membentuk koridor
transportasi yang besar dari Pasifk ke Laut Baltik, dan dari Asia Tengah ke Lautan
Hindia, kemudian secara bertahap membangun jaringan koneksi transportasi antara
Asia Timur, Asia Barat, dan Asia Selatan; (iii) memperkuat fasilitas perdagangan,
dengan fokus pada penghapusan halangan dagang (trade barriers) dan mengambil
langkah mengurangi biaya perdagangan dan investasi; (iv) memperkuat kerjasama
keuangan, dengan perhatian khusus pada penyelesaian mata uang yang dapat
mengurangi biaya transaksi dan mengurangi risiko fnansial sambil meningkatkan
ekonomi yang kompetitif; dan (v) memperkuat hubungan people-to-people.

Dalam rangka memperkuat visi strategis Cina tersebut, pada Oktober 2013,
Presiden Xi Jinping juga mengajukan proposal pembentukan hubungan dekat antara
Cina dengan komunitas ASEAN dan menawarkan gagasan pembentukan Jalur Sutra
Maritim Abad ke-21(21stCentury Maritime Silk Road) untuk mempromosikan kerja
sama maritim. Dalam pidatonya di hadapan parlemen Indonesia, Xi juga mengajukan
pembentukan Asian Infrastructure Investment Bank (AIIB) untuk mendanai
pembangunan infrastruktur dan mempromosikan interkonektivitas regional dan
integrasi ekonomi1.

Dengan melihat tujuan pemimpin China dalam perealisasian kebijakan ini


tentunya akan sangat menarik jika ditelaah lebih dalam, bagaimana pemikiran Xi
Jinping ini mampu menarik perhatian dunia dalam hal ekonomi yang lebih baik di
antara kawasan maupun luar kawasan Asia Timur, dengan melihat banyaknya negara
yang akan terlibat dalam kebijakan jalur dagang ini maka tidak menutup
kemungkinan, kebijakan yang dilakukan China ini mampu mendorong perekonomian
dalam negerinya menjadi ekonomi dengan tingkatan superior di dunia.

B. Rumusan Masalah

Dengan melihat pemaparan diatas penulis mendapati rumusan masalah


“Bagaimana Kebijakan Sabuk Ekonomi Jalur Sutra Baru (the New Silk Road
Economic Belt) China Pada Masa Pemerintahan Xi Jinping?”

1
I. Kartini,’ Kebijakan Jalur Sutra Baru Cina dan Implikasinya bagi Amerika Serikat’, Jurnal Kajian
Wilayah, Vol. 6 No. 2, 2015.
PEMBAHASAN
A. Sejarah Jalur Sutra

Sejak ribuan tahun yang lalu, Jalur Sutra menjadi penghubung antara benua-
benua, mulai dari Asia, Eropa, hingga Afrika. Sejarah turut mencatat kenangan indah
masa lampau China dengan hadirnya jalur perdagangan tersebut. Nama jalur sutra
sendiri di berikan oleh seorang warga negara berkebangsaan Jerman yang bernama
Ferdinand Von Richtofen , penamaannya juga di sesuaikan dengan komoditi dagang
pada saat itu dimana setiap jalur dagang pasti komoditi utamanya adalah sutra,
walaupun bukan hanya sutra yang di perdagangkan, mulai dari emas, rempah-rempah
bubuk misiu, obat-obatan dapat di temukan dalam rute dagang ini. Menghubungkan
ribuan mil, Jalur Sutra menjadi saksi kemajuan peradaban manusia. Tak lupa, jalur itu
membuktikan bahwa insan manusia dapat menjalin persahabatan meskipun berbeda
negara dan karakteristik personal. Sebuah perwujudan dari kesetaraan dan
perdamaian dunia. Dengan jalur ini peradaban masyarakat China sangat diuntungkan
dengan melihat bagaimana kemajuan ekonomi yang dimiliki pada masa dinasti-
dinasti China dengan produk-produk dalam negerinya yang mampu di gunakan
masyarakat dunia.2

Jalur sutra sebagai masa ke emasan bagi masyarakat China, dalam jalur tersebut
pertukaran budaya dan ilmu terjadi dengan begitu pesat. Masyarakat China mampu
mempelajari obat-obatan dari orang-orang Eropa dan sebaliknya orang-orang Eropa
belajar tentang pembuatan misiu dari penduduk China. India sebagai pemasok
rempah-rempah juga membuat Eropa menjadi ketergantungan akan rempah-
rempahnya dimana pada musim dingin Eropa tentunya sangat memerlukan rempah-
rempah sebagai penghangat tubuh dan penelitian pembuatan obat-obatan, sedangkan
India pun sangat menyukai gerabah dan sutra unggulan dari China. Pada masa itu

2
Haris Prahara, Di Balik Ambisi China Kobarkan Kembali Jalur Sutra, Kompas.com (daring), 10 Juli
2017,<http://properti.kompas.com/read/2017/07/10/220000121/di.balik.ambisi.china.kobarkan.ke
mbali.jalur.sutra.> , di akses pada 28 Desember 2017.
jalur inijuga terkenal dengan jalur yang berbahaya di karenakan banyaknya perampok
dan penyamun yang beraksi di setiap jalur sutra ini.3

B. Kebijakan One Belt One Road

Kebijakan ini merupakan gagasan dari Presiden Xi Jinping yang memiliki point
bagaimana negara-negara di dunia mampu terhubung dengan dua jalur yaitu jalur
darat dan laut, dengan tujuan utama interkonektivitas ekonomi, dengan kesiapan
China untuk memimpin proyek ini, tidak tanggung-tanggung China menggelontorkan
dana awal sebesar 1,3 triliyun USD untuk pembangunan infrastruktur telekomunikasi,
jalan, kereta api, jaringan pipa energi dan pelabuhan. Konsep Jalur Sutra Baru Cina
dicetuskan pertamakali dalam pidato Presiden Xi Jinping dalam kunjungannya ke
Kazakhstan dan ditegaskan kembali dalam KTT Shanghai Cooperation Organization
(SCO) pada tahun 2013.

Konsep One Belt One Road ini memiliki dua komponen: Sabuk Ekonomi Jalur
Sutra atau Silk Road Economic Belt (SREB) dan Jalur Sutra Maritim Abad ke-21
yang berbasis laut. Bersama-sama kedua ini membentuk “sabuk” dan “jalan”. (Belt
and Road). Selama lebih dari tiga tahun, jaringan infrastruktur darat SREB mencakup
menghubungkan serangkaian proyek konstruksi “Belt and Road” utama telah dimulai
satu demi satu. Enam koridor Ekonomi: Tiongkok-Mongolia-Rusia, New Eurasia
Land Bridge serta China-Asia Tengah-Asia Barat-China-Semenanjung Indochina,
Tiongkok-Pakistan, Banglades-China-India-Myanmar. Konektivitas SREB akan
terhubungkan jaringan pipa hydrokarabon, rel kereta api kecepatan tinggi.

Dalam perjalanannya kebijakan ini telah membuat terbentuknya konfrensi tingkat


tinggi dan forum-forum yang khusu membahas tentang kebijakan One Belt One Road
hal ini membuktikan akan ketertarikan negara-negara kawasan sutra untuk
memandang bahwa kebijakan ini sangat menguntungkan bagi negaranya. Jalur Sutra

3
Sejarah Jalur Sutra, Lintasjari (daring), 15 October 2017, < http://www.lintasjari.com/7820/sejarah-
jalur-sutra/>, di akses pada 28 Desember 2017.
Maritim untuk mengembangkan pelabuhan-pelabuhan utama yang terhubungkan
dengan transportasi darat juga menjadi suatu trobosan cerdik dari Presiden Xi yang
mampu membaca perekonomian kedepan dengan baik. Hingga dalam tahun 2016,
total perdagangan China dengan negara-negara di sepanjang “Belt and Road” adalah
953,6 milyar USD merupakan 25,7% dari total perdagangan global Tiongkok. Saat
ini “Belt and Road” telah menjadi produk masyarakat internasional terpopuler. China
telah berusaha keras dengan menekankan sifat korperatif dari inisiatif ini dan
bertujuan “menghasilkan yang saling menguntungkan (win-win outcomes)”. Dalam
pidatonya di Forum Belt and Road for International Co-operation di Beijing Presiden
Xi membingkai One Belt One Road dalam “Perdamaian dan Kerjasama (Peace and
Cooperation)”, “Keterbukaan dan Inklusivitas”, “Saling Belajar”, dan “Saling
Menguntungkan”.

Pembangunan program jalur sutra modern ini di buktikan dengaan telah


dibukanya jalur kereta api “China Railway Express”, yang saat ini merupakan jalur
kereta api terpanjang di dunia yang melewati sejumlah negara. Dimulai dari kota
Yiwu China bagian timur dengan melewati Eurasia dengan total panjang 13.052 km,
dan memerlukan sekitar 18 hari untuk mencapai titik barat ke Kota Madrid, Spanyol.
Setelah itu, kereta ini akan membawa anggur dan minyak zaitun Spanyol ke
Tiongkok bersama dengan produk pertukaran lainnya dari negara-negara di sepanjang
jalur kereta api tersebut.4 Melihat manfaat yang diberikan dari kebijakan ini tentunya
membuka mata masyarakat dunia bahwa jalur sutra yang telah hilang ribuan tahun
telah bangkit lagi dan menjadi suatu pendorong perekonomian negara-negara yang
masuk di dalam nya.

Proyek Jalur Sutra ini tentu memiliki dasar. Bagi Cina, Jalur Sutra akan
memperkuat kerjasama keuangan, memperkuat koneksi jalan atau infrastruktur,

4
Sucahya Tjoa, Menerawang apa itu “Belt and Road, Kompasiana (daring), 21 Mei 2017, <
https://www.kompasiana.com/makenyok/menerawang-apa-itu-belt-and-
road_59203aea1bafbd5f0a67069f>, diakses pada 29 Desember 2017.
dengan membentuk jalur transportasi yang kuat dengan negara lain. Mulai dari Cina
ke Eropa Barat dan dari Asia Tengah ke Asia Selatan. Hal ini akan membantu negara-
negara ekonomi rendah yang berada dalam Jalur Sutra dalam hal pengembangan
infrastruktur. One Belt, One Road bermaksud untuk memperkuat fasilitas
perdagangan, dengan fokus pada penghapusan hambatan dagang (trade barriers) dan
mengambil langkah atau kebijakan guna mengurangi biaya perdagangan dan
investasi. Termasuk memperkuat komunikasi kebijakan terkait kerjasama ekonomi.
Jalur ini memiliki potensi pasar 3 miliar jiwa. Di Asia Tenggara saja, sebagai Jalur
Sutra maritim saja punya populasi sekitar 600 juta jiwa. Cina memang tak main-main,
Presiden Xi Jinping juga berjanji menyediakan 8 triliun dolar AS untuk pembangunan
infrastruktur di 68 negara. Kini menurut Cina, pihaknya sudah berinvestasi sebesar 50
miliar dolar AS pada 20 negara di sepanjang rute Jalur Sutra.

Presiden Xi pada mei 2017 dalam forum One Belt One Road menyampaikan
kesriusannya dalam mega proyek ini, dan bersedia untuk memberikan modal lebih
besar dalam pembangunan proyek ini dan berjanji bahwa proyek ini tentunya akan
membantu semua negara dalam peningkatan ekonominya dan menekankan bahwa
program ini murni untuk kebaikan semua negara5.

Namun dalam hal ini kita tidak bisa hanya memandang dari satu sisi saja, negara
yang paling di untungkan dalam hal ini adalah China. Penulis menganalisa bahwa apa
yang di lakukan China dengan program One Belt One Road ini sebagai bentuk dari
pemecah hegemoni Amerika Srikat dalam percaturan ekonomi dunia dan
menggantikan posisi Amerika sebagai penguasa perdagangan dunia. Mengapa
demikian China sebagai initiator mengucurkan dana yang sangat besar dalam proyek
ini dimana kita semua ketahui bahwa industri-industri China dibidang teknologi,
pembangunan dan alat-alat berat saat ini sedang berada pada puncaknya dengan
melihat jalur sutra ini dan investasi besar China pada negara-negara jalur sutra tentu

5
Yanita Debora, Ambisi China dengan proyek jalur sutra abad 21, Tirto.id, 6 September 2017, <
https://tirto.id/ambisi-cina-dengan-proyek-jalur-sutra-abad-21-cv27>, di akses pada 2 Januari 2017.
tidak menutup kemungkinan untuk membuat negara dalam jalur-jalur itu tergantung
dengan hadirnya China sebagai negara dengan ekonomi besar yang baru. Bukan
hanya itu sebagai negara yang sudah mempuni tentuunya untuk menguasai ekonomi
dunia bukan pilihan pertama bagi China melainkan menaklukkan Hegemoni Amerika
Serikat di kawasan Asia khususnya dan Eurasia sebagai tujuan penting China dalam
mendominasi dan menambah powernya di mata dunia.

Berikut adalah gambaran Jalur utra 21:


KESIMPULAN

Dari awal kemunculan One Belt One Road, banyaknya negara yang ikut
berkontribusi dalam program ini memperlihatkan akan ketertarikan negara-negara
dijalur sutra untuk melihat kemampuan China sebagai leader yang berhasil mengikis
power Amerika di kawasan program ini, hal ini dibuktikan dengan bagaimana China
melakukan start dengan pengucuran dana yang luar biasa dalam proyek besar ini,
keseriusan China ini patut diapresiasi dengan dibukanya jalur perdagangan antar
negara-negara kawasan Eurasia, bahkan jalur kreta cepat dari China hingga Spanyol.
Banyak negara yang diuntungkan dalam proyek besar ini, namun tentunya negara
yang berada dalam proyek ini tidak boleh jatuh dalam model hegemoni baru yang di
buat China ini.
DAFTAR PUSTAKA

Jurnal

Kartini .I, Kebijakan Jalur Sutra Baru Cina dan Implikasinya bagi Amerika Serikat,
Jurnal Kajian Wilayah, Vol. 6 No. 2, 2015.

Artikel Daring

Haris Prahara, Di Balik Ambisi China Kobarkan Kembali Jalur Sutra, Kompas.com
(daring), 10 Juli
2017,<http://properti.kompas.com/read/2017/07/10/220000121/di.balik.ambisi.
china.kobarkan.kembali.jalur.sutra.> , di akses pada 28 Desember 2017.

Sejarah Jalur Sutra, Lintasjari (daring), 15 October 2017, <


http://www.lintasjari.com/7820/sejarah-jalur-sutra/>, di akses pada 28
Desember 2017.

Sucahya Tjoa, Menerawang apa itu “Belt and Road, Kompasiana (daring), 21 Mei
2017, < https://www.kompasiana.com/makenyok/menerawang-apa-itu-belt-
and-road_59203aea1bafbd5f0a67069f>, diakses pada 29 Desember 2017.

Yanita Debora, Ambisi China dengan proyek jalur sutra abad 21, Tirto.id, 6
September 2017, < https://tirto.id/ambisi-cina-dengan-proyek-jalur-sutra-abad-
21-cv27>, di akses pada 2 Januari 2017.

Anda mungkin juga menyukai