Anda di halaman 1dari 17

POLITIK EKONOMI UNI EROPA

Dosen Pengampu: Drs. Zufrie.MM

Disusun Oleh:

Rahma Deni Hasibuan 18.011.00.133

Sri Akhirun Nisa 18.011.00.166

Mutiara Ledy Amanda 18.011.00.141

Juli Maharani Ritonga 18.011.00.233

Nurul Azmi Tambak 18.011.00.255

Chantika Febriyani Ananda 18.011.00.235

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS MANAJEMEN

UNIVERSITAS LABUHANBATU

TAHUN 2020
DAFTAR ISI
BAB I
Pendahuluan …………………………………………………………................................3
Latar Belakang ………………….……………………………………..................................3
Rumusan Masalah 4
Tujuan ……………………...…………….............................................................................4
BAB II
Kasus 5
BAB III
Kajian Teoritis 7
Politik Uni Eropa 7
Ekonomi Uni Eropa 7
BAB IV
Pembahasan 10
Politik Ekonomi Uni Eropa 10
a. Pasar Tunggal Uni Eropa 10
b. Perdagangan Internasional 11
c. Bantuan Pembangunan 11
d. Awal Sejarah 11
Tujuan Utama Dari Pembentukan Uni Eropa 12

Kebijakan Utama 14

Kebijakan Eksternal 15

Kerja Sama Dan Harmonisasi 15

BAB V
Kesimpulan Dan Saran 16
Daftar pustaka 17
BAB I

PENDAHULUAN

1. Latar Belakang
Setiap negara di dunia memiliki kepentingan yang harus dipenuhi. Kepentingan itu
bisa dicapai dengan cara saling bekerja sama satu sama lain. Bentuk kerja sama dapat
diwujudkan dengan membentuk unit-unit organisasi. Selama ada kesepakatan dan perjanjian
yang mengatur jalannya kerja sama, maka tujuan yang dicapai akan maksimal. Terlebih, saat
ini globalisasi menuntut terbentuknya kerjasama-kerjasama di berbagai bidang sebagai
konsekuensi pasar global. Kerjasama dapat berupa kerjasama ekonomi, politik, pertahanan
dan keamanan, lingkungan, dan berbagai bidang lainnya. Namun, yang saat ini sangat banyak
ditemui adalah kerjasama di bidang ekonomi yang tidak terlepas di dalamnya isu politik,
pertahanan dan keamanan, lingkungan, dan social. Sehingga, banyak yang membahas
kerjasama ekonomi namun tetap masih mengupas motif dibaliknya. Salah satu bentuk kerja
sama antar negara yang terjalin adalah Uni Eropa (UE) atau European Union (EU).

Awalnya, Uni Eropa dibentuk karena beberapa hal. Namun, yang paling mendasari
pembentukan Uni Eropa itu sendiri karena Perang Dunia II atau Perang Eropa telah membawa
dampak yang sangat mengerikan di segala aspek. Tidak terkecuali ekonomi. Saat itu, Eropa
mengalami depresi ekonomi yang sangat menyedihkan. Selain kalah perang, negara-negara di
Eropa juga harus membayar biaya perang yang dikeluarkan negara-negara pemenang perang.
Sehingga, hampir semua birokrasi pemerintahan dan infrastrukturnya tidak dijalankan
dengan benar. Akibatnya, terjadi keterpurukan ekonomi makro dan mikro. Kelaparan dan
kekurangan lapangan kerja menyebabkan angka kriminalitas semakin meninggi. Kekacauan di
Eropa pasca perang mengundang perhatian lebih dari masing-masing pemimpin negara yang
kemudian bersepakat untuk secara perlahan memperbaiki keadaan ekonomi Eropa yang
nantinya akan sedikit demi sedikit membangkitkan Eropa secara keseluruhan.

Uni Eropa (UE) sendiri adalah organisasi internasional negara-negara Eropa yang
dibentuk untuk meningkatkan integrasi ekonomi dan memperkuat hubungan antara negara-
negara anggotanya. Bentuk kerjasama yang unik karena bukan hanya meleburkan batas
wilayah dalam artian yang sempit. Namun, kerjasama ini lebih kepada pembentukan satu
struktur pemerintahan di Eropa. Munculnya aspirasi pasca perang di Eropa atau Perang Dunia
II membentuk sebuah organisasi supranasional Eropa yang memiliki motif baik motif politik
maupun motif ekonomi. Motif politik didasarkan kepada kepercayaan bahwa organisasi
supranasional bisa mengeliminasi ancaman perang diantara negara-negara Eropa, sedangkan
motif ekonomi dipercaya bahwa apabila Eropa berada dibawah satu organisasi supranasional
maka eropa akan memiliki pasar yang lebih besar dan pasar ini akan meningkatkan kompetisi
serta meningkatnya standar kehidupan warga Eropa. Asumsi dari penggabungan antara motif
ekonomi dan motif politik adalah bahwa kekuatan ekonomi merupakan dasar dari kekuatan
politik dan militer serta ekonomi yang terintegrasi diyakini bisa mengurangi konflik yang
mungkin terjadi diantara negara-negara Eropa.

Rumusan masalah

1. Bagaimana terbentuknya Uni Eropa?


2. Bagainama politik ekonomi Uni Eropa?
Tujuan
1. Untuk mengetahui bagaimana politik ekonomi uni eropa
BAB II

KASUS

Uni Eropa (UE) tengah dihadapi perpecahan yang cukup serius di tengah pandemi virus
corona (COVID-19). Alasannya para pimpinan di sana tengah kewalahan dalam mengeluarkan
kebijakan untuk mengatasi dampak ekonomi yang muncul akibat wabah itu. Sebelumnya, UE
telah mencoba mengeluarkan dua kebijakan untuk mendukung negara-negara anggota yang
paling terkena dampak dari wabah tersebut seperti Italia dan Spanyol. Akan tetapi, pada
akhirnya kedua kebijakan tersebut gugur karena tak mendapat kata sepakat dari seluruh
negara anggota.

Sebagian negara anggota UE ingin kebijakan yang dikeluarkan kelak fokus pada penyelamatan
dunia usaha dan para pekerja atau masyarakat yang terkena dampak wabah ini. Meski
semuanya cukup paham bahwa kebijakan tersebut berisiko memunculkan resesi ekonomi
yang mendalam buat Benua Biru tersebut. Akan tetapi, 9 dari 19 negara anggota Uni Eropa
termasuk Italia dan Prancis menginginkan stimulus yang lebih luas lagi dari kebijakan
tersebut. Mereka ingin UE bisa menerbitkan surat utang seperti obligasi corona. Dengan
demikian, kebijakan tersebut mampu memulihkan ekonomi seluruh negara anggota secara
jangka panjang dan memudahkan mereka untuk segera bangkit dari pandemi tersebut.

"Instrumen kebijakan seperti itu cukup kuat, karena kita semua menghadapi goncangan
eksternal secara simetris, yaitu tidak ada negara yang memikul tanggung jawab tetapi
konsekuensi negatifnya ditanggung oleh semua," ujar para pimpinan sembilan negara UE
termasuk Presiden Prancis Emmanuel Macron.

Di sisi lain, argumen itu ditolak mentah-mentah oleh Kanselir Jerman Angela Merkel yang
didukung oleh para pimpinan Austria dan Belanda. Mereka telah lama menentang penerbitan
surat utang di tingkat UE karena khawatir hal itu akan turut merembet pada kewajiban
menanggung pembayaran pajak negara-negara anggota lain yang tegolong berpendapatan
kecil. ESM merupakan dana talangan untuk membantu negara-negara anggota yang sudah
dibentuk sejak krisis utang UE pada 8 tahun lalu. Menurut Merkel, kebijakan yang paling
tepat diambil UE saat ini adalah menyiapkan dana US$ 454 miliar atau senilai Rp 7.264 triliun
(kurs Rp 16.000/US$) yang tersisa di ESM dan dibagikan kepada negara-negara paling
terdampak.
Ketidak sepakatan soal obligasi corona itu menambah daftar perselisihan internal UE sejak
Covid-19 melanda. Roma dan sejumlah anggota UE di Eropa Timur merasa UE tidak serius
memberi dalam menanggulangi wabah itu. Roma marah saat Paris dan Berlin mencegat
ekspor alat bantu pernapasan dan sejumlah peralatan medis yang akan dikirim ke Italia.
Belakangan, Paris menyatakan persoalan itu dipicu kesalahpahaman. Solidaritas UE benar-
benar diuji saat ini. Sebaliknya, negara lain di luar UE seperti China dan Rusia justru giat
mengirimkan bantuan kepada anggota-anggota UE. Aneka peralatan kesehatan dan sejumlah
tenaga medis dikirimkan ke berbagai anggota UE.
BAB III

KAJIAN TEORITIS

1. Politik uni eropa

Uni Eropa memiliki kompetensi yang didasarkan pada Perjanjian-perjanjian Uni Eropa dan
prinsip subsidiaritas yang menyatakan bahwa aksi Uni Eropa hanya bisa diambil saat suatu
tujuan tidak dapat diraih secara memadai oleh hanya sebuah negara anggota. Hukum yang
dicanangkan oleh institusi Uni Eropa dikeluarkan dalam beberapa cara, secara umum hukum
tersebut dapat diklasifikasikan ke dalam dua kelompok: hukum yang mulai berlaku tanpa
kebutuhan untuk mengukur implementasi skala nasional dan hukum yang berlaku dengan
kebutuhan tersebut.

2. Ekonomi uni eropa

Ekonomi Uni Eropa (UE) adalah pasar tunggal dengan 28 negara, sehingga UE memiliki
pengaruh besar dalam perdagangan dunia. Dalam hitungan total nilai semua produk barang
dan jasa yang dihasilkan oleh Uni Eropa, maka Pendapatan Domestik Bruto (PDB) UE dalam
tahun 2017 adalah sebesar €15.3 trilliun.

Sekitar 64% nilai total perdagangan dilakukan antar negara dalam blok wilayah Uni Eropa.
Dengan hanya memiliki jumlah populasi penduduk 6,9% dari total penduduk dunia,
perdagangan Uni Eropa dengan dunia diluar kawasan mengambil porsi sekitar 15,6% dari
jumlah global impor dan expor. Amerika Serikat memiliki porsi impor dunia lebih besar
(17,6%) daripada negara-negara UE (14,8%) atau Cina (12,4%).

Bersama dengan Amerika Serikat dan Cina, Uni Eropa adalah salah-satu dari tiga besar
pemain global untuk perdagangan internasional. Ke-28 negara Uni Eropa memiliki porsi
terbesar kedua untuk expor dan impor barang global dalam tahun 2016.

Kebijaksanaan policy Uni Eropa adalah mempertahankan perkembangan yang ber-


kesinambungan dengan melakukan investasi dalam bidang transportasi, riset dan enersi
dengan me-minimalisasi dampak perkembangan ekonomi terhadap lingkungan sekitar.
3. Pasar Tunggal Uni Eropa

Uni Eropa menganut regime pasar tunggal dengan kekuatan gabungan dari 28 negara dan
diperkuat dengan perjanjian EEA yang membentuk pasar tunggal Eropa. Ekonomi Uni Eropa
adalah kedua terbesar di dunia dalam hal nominal dan menurut purchasing power parity
(PPP).

Mata Uang euro pada tahun 2002 menggantikan 12 mata uang nasional. Mata uang Euro pada
awal tahun 2002 menggantikan 12 mata uang nasional dan anggota-anggota Uni Eropa. Mata
uang Euro digunakan oleh 19 dari 28 anggota UE. Euro adalah mata uang dengan cadangan
devisa terbesar kedua serta mata uang kedua yang paling banyak di-perdagangkan di dunia
setelah dolar Amerika.

Pada tahun 1992, terjadi perjanjian European Economic Area (EEA) bagi negara-negara yang
tergabung dalam European Free Trade Association (EFTA) - kecuali Swiss (Swiss bukan
anggota UE) - dengan Uni Eropa. Perjanjian ini memperluas pasar Uni Eropa dengan negara-
negara Eslandia, Liechtenstein, dan Norwegia yang sebelumnya termasuk dalam EFTA. Pada
saat perjanjian, terdapat 31 negara-negara yang bergabung dalam EEA, dengan sekitar 372 juta
orang yang terlibat, dan menghasilkan sekitar 7,5 triliun dolar Amerika pada tahun pertama
saja.

EEA terbuka bagi setiap negara anggota Uni Eropa ataupun anggota EFTA. Anggota EFTA
dapat berpartisipasi dalam pasar internal UE tanpa perlu menjadi anggota UE. Mereka
mengadopsi sebagian besar legislasi yang berhubungan dengan pasar tunggal, dengan
pengecualian hukum-hukum yang termasuk agrikultur dan per-ikanan. Proses pembentukan
keputusan membuat anggota EEA, EFTA dapat mempengaruhi dan menyumbang
kebijaksanaan dan legislasi sejak dari tahap awal. Barang-barang dari negara pihak ketiga
tidak termasuk dalam perjanjian karena aturan asal-usul.[2]

Ekonomi Uni Eropa (UE) terdiri dari pasar internal ekonomi campuran berdasarkan pasar
bebas dan model sosial canggih. PDB per kapita (PPP) adalah $ 37.800 pada tahun 2015,
dibandingkan dengan $57.084 di Amerika Serikat dan $14.340 di Cina. Dengan Koefisien Gini
yang rendah sebesar 31, Uni Eropa memiliki repartisi pendapatan yang lebih egaliter daripada
rata-rata dunia.
BAB IV

PEMBAHASAN

Uni Eropa merupakan salah satu organisasi antar-pemerintahan yang beranggotakan


negara-negara di Eropa. Permulaaan kerjasama dalam proses integrasi Uni Eropa berawal pada
perjanjian Paris tahun 1951. Pada saat itu terdapat enam negara di Eropa yaitu, Prancis,
Luxembourg, Jerman, Belgia, Belanda dan Italia mendirikan kerjasama pada sektor industri
baja the European Coal and Steel Community (ECSC). Kesuksesan EC (European Community)
pada tahun 1993 kemudian membawa keberlanjutan pada komunitas regional saat ini yang
dikenal dengan nama European Union. Sebagai salah satu organisasi regional, Uni Eropa bisa
dikatakan memiliki kestabilan politik yang baik. Uni Eropa berhasil menjadi wadah bagi
anggota-anggotanya dalam meningkatkan integrasi ekonomi dan memperkuat hubungan
antara negara-negara anggotanya. Ketika kondisi perekonomian mulai stabil dan hubungan
antar negara semakin kuat, perluasan kerjasama tidak lagi di bidang ekonomi saja melainkan
diperluas ke bidang politik, sosial, pertahanan dan lainnya.

Uni Eropa (disingkat UE) adalah organisasi antar pemerintahan dan supranasional
yang beranggotakan negara-negara Eropa. Sejak 31 Januari 2020, Uni Eropa beranggotakan 27
negara. Persatuan ini didirikan atas nama tersebut di bawah Perjanjian Uni Eropa (yang lebih
dikenal dengan Perjanjian Maastricht) pada 1992. Namun, banyak aspek dari Uni Eropa timbul
sebelum tanggal tersebut melalui organisasi sebelumnya, yaitu kembali ke tahun 1950-an.

Anggota Uni Eropa terdiri dari 27 negara. Negara-negara anggot UE terdiri atas: Irlandia,
Inggris, Prancis, Portugal, Spanyol, Italia, Yunani, Australia, Belgia, Luksemburg, Jerman,
Belanda, Denmark, Swedia, Finlandia, Polandia, Ceko, Hongaria, Slovenia, Siprus, Malta,
Slovakia, Latvia, Lithuania, Estonia, Rumania, Bulgaria.

Organisasi internasional ini bekerja melalui gabungan sistem supranasional dan


antarpemerintahan. Di beberapa bidang, keputusan-keputusan ditetapkan melalui
musyawarah dan mufakat di antara negara-negara anggota, dan di bidang-bidang lainnya
lembaga-lembaga organ yang bersifat supranasional menjalankan tanggung jawabnya tanpa
perlu persetujuan anggota-anggotanya. Lembaga organ penting di dalam Uni Eropa adalah
Komisi Eropa, Dewan Uni Eropa, Dewan Eropa, Mahkamah Eropa, dan Bank Sentral Eropa. Di
samping itu, terdapat pula Parlemen Eropa yang anggota-anggotanya dipilih langsung oleh
warga negara anggota. Pada tanggal 12 Oktober 2012, Uni Eropa ditetapkan sebagai penerima
Penghargaan Perdamaian Nobel tahun 2012.
Sesuai dengan struktur organisasi Uni Eropa dipayungi oleh tiga pilar kerjasama maka
pembahasan tentang politik Uni Eropa akan banyak berhubungan dengan isu-isu terkini
tentang komponen dari ketiga pilar yang dapat diuraikan sebagai berikut:

1. . Politik Ekonomi Uni Eropa

a. Pasar Tunggal Eropa (“European Single Market”)

Kebijakan pasar tunggal UE yang menghapus hambatan pergerakan faktor produksi sejak
diterapkan sudah meningkatkan mobilitas faktor produksi antar negara nggota da kota secara
sangat drastis. Kebijakan ini pada akhirnya telah menghasilkan dinamika yang menarik untuk
diteliti.

Perdagangan antara sesama negara anggota meningkat tajam sejalan dengan dihapusnya
hambatan tarif dan non tarif yang merupakan syarat terjadinya efisiensi pasar.

Mobilitas orang di UE menunjukan tendensi bahwa penduduk dari negara dan daerah
tertinggal cendrung bergerak ke negara dan daerah yang lebih maju dengan taraf hidup yang
lebih tinggi seperti ke negara-negara Eropa Barat atau kota-kota besar seperti Berlin,
Hamburg, Frankfurt, Munich, Paris dstnya. Meskipun program bantuan pembangunan daerah
tertinggal UE sudah lama dilaksanakan meliputi pembangunan, namun kebijakan itu seperti
belum mampu menghambat eksodus yang terjadi.

Pergerakan modal baik berupa portofolio maupun investasi langsung juga telah mengubah
ranah politik UE dewasa ini. Beberapa perusahaan seperti Nokia di Bochum Jerman memilih
hijrah ke timur dimana upah dan pajak masih rendah. Akibatnya ratusan ribu lowongan kerja
juga ikut hijrah yang menyisakan kekecewaan pada tenaga kerja yang terpaksa dirumahkan.
Perusahaan-perusahan besar milik sepuluh negara anggota baru UE dikabarkan juga sudah
banyak yang diakuisisi oleh perusahaan dari negara kuat Eropa Barat.

Kesimpulan yang kita tarik disini adalah redistribusi dari faktor produksi melalui kebijakan
pasar tunggal (”common market”) selalu menguntungkan pelaku pasar baik sektor keuangan
maupun sektor riil yang memiliki kekuatan modal dan teknologi dan melemahkan posisi
perusahaan-perusahaan yang kecil dengan modal dan teknologi yang minim. Instrument
pajak dan prosedur masuk yang selama ini digunakan oleh pemerintah untuk melindungi
industri kecil dan infant sekarang tidak ada lagi. Mereka bersaing secara frontal memasuki
arena seleksi alam rimba dengan hukum siapa kuat yang bertahan. Sisi positifnya adalah skala
ekonomis yang dapat dicapai oleh si pemenang akan menguntungkan perusahaan dan juga
konsumen produknya (harga akan turun), itupun selama ada beberapa pemain yang tidak
menciptakan kartel di pasar.

b. Perdagangan International

Sebagai kekuatan baru, UE adalah pasar dengan jumpah penduduk kurang lebih 500
juta jiwa dengan daya beli yang cukup tinggi. UE sebagai entitas politik memiliki hubungan
dagang yang kuat dengan Paman Sam, Jepang dan China. Hal ini terlihat dari volume
perdagangan mereka 5 tahun terakhir ini. Di atas kertas, UE mengalami defisit perdagangan
sejak tahun 2005 yang disebabkan karena laju pertumbuhan impor yang relatif lebih tinggi
dibanding laju pertumbuhan ekspornya. Tetapi kalau dilihat siapa pemilik perusahaan yang
banyak mengimpor dari negara berkembang seperti China dan India misalnya, maka mungkin
angkanya akan lain. Hal ini lebih disebabkan karena investasi langsung yang dilakukan
perusahaan-perusahaan Eropa yang memilih berproduksi di lokasi dengan faktor produksi
yang lebih murah, tetapi dengan target pasar dengan daya beli tinggi.

c. Bantuan pembangunan

Kesenjangan ekonomi antara negara Eropa Barat dengan negara Eropa Timur ataupun
antara daerah perkotaan dan tertinggal adalah masalah yang menjadi prioritas untuk
diselesaikan. Karena salah satu tujuan utama pembentukan UE adalah pemerataan
kesejahteraan. Untuk itu diadakanlah program pemerataan (”Cohesion Fund”). Adapun
kriteria penerima adalah negara atau daerah dengan pertumbuhan ekonomi atau indikator
ekonomi yang berada di bawah rata-rata UE. Bantuan pembangunan ini terutama
dimanfaatkan untuk membangun infrastruktur dan pendukung seperti transportasi darat-
udara, kawasan industri dan lembaga pendidikan.

Keanggotaan UE terbuka bagi semua negara yang berlokasi di benua Eropa yang
memiliki pemerintahan demokratis yang stabil, menghargai hak azazi manusia, sistem
ekonomi yang sepenuhnya berbasis pasar, kebijaksanaan ekonomi makro yang baik. Calon
anggota juga harus memiliki kapasitas untuk memenuhi dan melaksanakan perundang-
undangan dan kebijaksanaan yang berlaku di UE (dikenal sebagai the acquis communautaire).

d. Awal sejarah

Percobaan untuk menyatukan negara Eropa telah dimulai sebelum terbentuknya


negara-negara modern; mereka telah terjadi beberapa kali dalam sejarah Eropa. Tiga ribu
tahun lalu, Eropa didominasi oleh bangsa Celt. Kemudian, Eropa ditaklukan dan diperintah
Kekaisaran Roma yang berpusat di Mediterania. Awal penyatuan ini diciptakan dengan cara
paksa. Kekaisaran Franks dari Charlemagne dan Kekaisaran Suci Roma menyatukan wilayah
yang luas di bawah administrasi yang longgar selama beberapa ratus tahun. Belakangan pada
1800-an customs union di bawah Napoleon Bonaparte, dan penaklukan pada 1940-an oleh
Nazi Jerman hanya terjadi sementara saja. Karena koleksi bahasa Eropa dan budayanya,
percobaan penyatuan ini biasanya melibatkan pendudukan dari negara-negara yang tidak
bersedia sehingga menciptakan ketidakstabilan. Salah satu percobaan penyatuan secara damai
melalui kerja sama dan persamaan anggota dibuat oleh pasifis Victor Hugo pada 1851. Setelah
Perang Dunia I dan Perang Dunia II, keinginan untuk mendirikan Uni Eropa semakin
meningkat karena didorong oleh keinginan untuk membangun kembali Eropa dan
menghilangkan kemungkinan perang lainnya. Oleh karena itu, dibentuklah European Coal
and Steel Community oleh Jerman, Prancis, Italia, dan negara-negara Benelux. Hal ini terjadi
oleh Perjanjian Paris (1951) yang ditandatangani pada April 1951 dan dimulai pada Juli 1952.

Setelah itu, terbentuk juga European Economic Community yang didirikan oleh
Perjanjian Roma pada 1957 dan diimplementasikan pada 1 Januari 1958. Kemudian, komunitas
tersebut berubah menjadi Masyarakat Eropa yang merupakan 'pilar pertama' dari Uni Eropa.
Uni Eropa telah ber-evolusi dari sebuah badan perdagangan menjadi sebuah kerja sama
ekonomi dan politik.

Tujuan Utama Dari Pembentukan Uni Eropa

Pertemuan-pertemuan yang diadakan oleh "he 0nner SiH memelurkan kebijakan-


kebijakan yang mengatur hal-hal yang terkait dengan pelaksanaan dan pengembangan sektor
produksi dan distribusi antar sesama negara anggota.mulai dari kerja sama antar sesama
negara-negara anggota di dalam kerangka pengolahan, sumber perolehan bahan baku
produksi, dan distribusi batu bara dan besi baja (ECSC), sampai dengan terbentuknya suatu
komunitas yang lebih luasyang disebut uni Eropaan Community (EC) yang merupakan
gabungan antaraECSC, EEC, dan uni Eroparatom.

jika diperhatikan dengan sangat teliti, maka terlihat jelas bahkan cikal bakal pondasi
utama pembentukan uni Eropaan union adalah komunitas-komunitas yang mengutamakan
urusan-urusan ekonomi. mulai dari pengaturan perolehan sumber bahan baku produksi,
sampai dengan pengaturan di bidangdistribusi hasil produksi antar sesama negara-negara
anggota, semuanya tercermin di dalam merger ECSC, EEC, dan uni Eroparatom menjadi satu
komunitas yang disebut masyarakat Eropa uni Eropaan Community (EC).dalam
pelaksanaannya, keberadaan EC mengalami kemajuan yang cukup signifikan. Aal ini
menyebabkan munculnya minat dari negara-negara lain di luar negara-negara anggota untuk
bergabung dengan komunitas ini. Kesuksesan inilah yang mendorong inggris, denmark,
0rlandia dan norwegia untuk mengajukan diri bergabung dengan EC. Pengajuan diri inggris
untuk menjadi bagian dari EC tidak berjalan mulus. Kejadian-kejadian di masa lalu membuat
degaulle (Presiden Perancis) tidak meloloskan niat 0nggris untuk bergabung denganEC.
Seiring berjalannya waktu, penggantian tampuk kepemimpinan di Perancis akhirnya
memberikan angin segar kepada inggris untuk meloloskan niatnya bergabung dengan EC.
georges Pompidou, di masa kepemimpinan dialah inggris beserta tiga negara lainnya resmi
bergabung dengan EC. fakta penolakan degaulle terhadap keinginan inggris untuk bergabung
dengan EC yang didasari olehkejadian-kejadian di masa lalu menimbulkan retorika apakah
keberadaan ECSC,EEC, dan uni Eroparatom yang akhirnya terintegrasi ke dalam uni Eropaan
Community murni berdasarkan kepentingan dan tujuan bersama dalam bidang ekonomi saja
metamorfosa EC menjadi uni Eropaan union (uni eropa) terjadi dalam rentang waktu yang
cukup panjang, dan di dalamnya terdapat banyak perkembangan kebijakan-kebijakan baru
melalui pertemuan-pertemuan antar negara anggota yang jumlahnya senantiasa bertambah

Penolakan degaulle terhadap keinginan inggris untuk bergabung dengan EC bukan


satu-satunya hal yang menimbulkan retorika keberadaan uni eropa yang diawali oleh EC
didasari atas kepentingan dan tujuan ekonomi saja.penyataan lainnya yang cukup mencolok
adalah adanya beberapa negara anggota yang menolak menggunakan mata uang uni Eropa
dan menolak untuk termasuk ke dalam kebijakan Schengen (Perjanjian Schengen 1985)
Perjanjian Schengen 1985 merupakan perjanjian yang dibuat oleh sejumlah negara Eropa
untuk menghapuskan pengawasan perbatasan di antara mereka. di dalam perjanjian ini
tercakup berbagai aturan kebijakan bersama untuk izin masuk jangka pendek (termasuk di
dalamnya Iisa Schengen), penyelarasan kontrol perbatasan eksternal, dan kerjasama polisi
lintas batas. namanya diambil dari tempat penandatanganan perjanjian ini, suatu desa di
luksemburg."ujuan lain dari uni eropa adalah untuk mengimplementasikan Economic and
monetary union (EMU) dengan memperkenalkan satu mata uang Eropa yaitu uni Eropa untuk
semua negara anggota uni eropa. hal ini masih dikembangkan di uni Eropa karena sampai saat
ini masih ada beberapa negara yang tidak menggunakan uni Eropa sebagai mata uang mereka
walaupun mereka adalah anggota uni Eropa.
jadi, secara garis besar bisa ditarik dua tujuan utama pembentukan uni Eropa, yaitu:

1. terjalinnya kerjasama antar Negara anggota di bidang ekonomi yang fokus terhadap
keleluasaan gerak sumber produksi, manusia (sumber tenaga kerja), hasil produksi,
dan jasa tanpa tarif atau minimal dengan kesegaraman tarif yang rendah.
2. Terjalinnya kerjasama antar Negara anggota di bidang politik sehinggadapat
mengurangi dampak negatif ri1alitas antar negara-negara besar diEropa yang telah ada
sejak dahulu kala sehingga bisa menghindari terjadinya perang kembali di Eropa, serta
menjadi salah satu kekuatan didunia dalam regulasi internasional.

KEBIJAKAN UTAMA

Pergantian nama dari "Masyarakat Ekonomi Eropa" ke "Masyarakat Eropa" ke "Uni Eropa"
menandakan bahwa organisasi ini telah berubah dari sebuah kesatuan ekonomi menjadi
sebuah kesatuan politik. Kecenderungan ini ditandai dengan meningkatnya jumlah kebijakan
dalam Uni Eropa.

Gambaran peningkatan pemusatan ini diimbangi oleh dua faktor.

Pertama, beberapa negara anggota memiliki beberapa tradisi domestik pemerintahan regional
yang kuat. Hal ini menyebabkan peningkatan fokus tentang kebijakan regional dan wilayah
Eropa. Sebuah Committee of the Regions didirikan sebagai bagian dari Perjanjian Maastricht.

Kedua, kebijakan Uni Eropa mencakup sejumlah kerja sama yang berbeda.

 Pengambilan keputusan yang otonom: negara-negara anggota telah memberikan


kepada Komisi Eropa kekuasaan untuk mengeluarkan keputusan-keputusan di
wilayah-wilayah tertentu seperti misalnya undang-undang kompetisi, kontrol bantuan
negara, dan liberalisasi.
 Harmonisasi: hukum negara-negara anggota diharmonisasikan melalui proses legislatif
Uni Eropa yang melibatkan Komisi Eropa, Parlemen Eropa, dan Dewan Uni Eropa.
Akibat dari hal ini adalah hukum Uni Eropa semakin terasa hadir dalam sistem-sistem
negara anggota.
 Kooperasi: negara-negara anggota, yang bertemu sebagai Dewan Uni Eropa, sepakat
untuk bekerja sama dan mengoordinasikan kebijakan-kebijakan dalam negeri mereka.
Kebijakan eksternal

 Suatu tarif eksternal bersama bea cukai dan posisi yang sama dalam perundingan-
perundingan perdagangan internasional.
 Pendanaan untuk program-program di negara-negara calon anggota dan negara-
negara Eropa Timur lainnya serta bantuan ke banyak negara berkembang melalui
program Phare and Tacis-nya.
 Pembentukan sebuah pasar tunggal Masyarakat Energi Eropa melalui Perjanjian
Komunitas Energi Eropa Tenggara.

Kerja sama dan harmonisasi di wilayah-wilayah lain

 Kebebasan bagi warga Uni Eropa untuk ikut memilih dalam pemilihan pemerintahan
setempat dan Parlemen Eropa di negara anggota mana pun juga.
 Kerja sama dalam masalah-masalah kriminal, termasuk saling berbagi intelijen
(melalui EUROPOL dan Sistem Informasi Schengen), perjanjian tentang definisi
bersama mengenai kejahatan, dan prosedur-prosedur ekstradisi.
 Suatu kebijakan luar negeri bersama sebagai sebuah sasaran masa depan, tetapi masih
lama baru akan terwujud. Pembagian antarnegara anggota (dalam surat delapan) dan
anggota-anggota yang saat itu belum bergabung (dalam surat Vilnius) pada saat
penyerbuan Irak 2003 menyoroti seberapa jauh sasaran ini berada di depan sebelum ia
dapat menjadi kenyataan.
 Suatu kebijakan keamanan bersama sebagai suatu sasaran, termasuk pembentukan
Satuan Reaksi Cepat Eropa dengan 60 ribu anggota untuk maksud-maksud
memelihara perdamaian, seorang staf militer Uni Eropa, dan sebuah pusat satelit Uni
Eropa (untuk maksud-maksud intelijen).
 Kebijakan bersama tentang asilum dan imigrasi.
 Pendanaan bersama untuk penelitian dan pengembangan teknologi, melalui
Rancangan Program untuk Penelitian dan Pengembangan Teknologi selama empat
tahun. Rancangan Program Keenam berlaku dari 2002 hingga 2006.
BAB V
Kesimpulan
Uni Eropa (disingkat UE) adalah organisasi antar pemerintahan dan supranasional
yang beranggotakan negara-negara Eropa. Sejak 31 Januari 2020, Uni Eropa beranggotakan 27
negara. Persatuan ini didirikan atas nama tersebut di bawah Perjanjian Uni Eropa (yang lebih
dikenal dengan Perjanjian Maastricht) pada 1992. Namun, banyak aspek dari Uni Eropa timbul
sebelum tanggal tersebut melalui organisasi sebelumnya, yaitu kembali ke tahun 1950-an.
Anggota Uni Eropa terdiri dari 27 negara. Negara-negara anggot UE terdiri atas:
Irlandia, Inggris, Prancis, Portugal, Spanyol, Italia, Yunani, Australia, Belgia, Luksemburg,
Jerman, Belanda, Denmark, Swedia, Finlandia, Polandia, Ceko, Hongaria, Slovenia, Siprus,
Malta, Slovakia, Latvia, Lithuania, Estonia, Rumania, Bulgaria.

I. Politik Ekonomi Uni Eropa

a. Pasar Tunggal Eropa (“European Single Market”)

Uni Eropa menganut regime pasar tunggal dengan kekuatan gabungan dari 28 negara
dan diperkuat dengan perjanjian EEA yang membentuk pasar tunggal Eropa. Ekonomi Uni
Eropa adalah kedua terbesar di dunia dalam hal nominal dan menurut purchasing power
parity (PPP).Kebijakan pasar tunggal UE yang menghapus hambatan pergerakan faktor
produksi sejak diterapkan sudah meningkatkan mobilitas faktor produksi antar negara nggota
da kota secara sangat drastis.

b. Perdagangan International

Sebagai kekuatan baru, UE adalah pasar dengan jumpah penduduk kurang lebih 500
juta jiwa dengan daya beli yang cukup tinggi. UE sebagai entitas politik memiliki hubungan
dagang yang kuat dengan Paman Sam, Jepang dan China.

c. Bantuan pembangunan

Kesenjangan ekonomi antara negara Eropa Barat dengan negara Eropa Timur ataupun antara
daerah perkotaan dan tertinggal adalah masalah yang menjadi prioritas untuk diselesaikan.

SARAN

Semoga dengan selesainya dibuat makalah ini,dapat bermanfaat bagi penulis khususnya, dan
umumnya bagi pembaca. Dan apabila ada kekurangan dalam penulisan makalah ini kami
selaku penulis mengharapkan adanya koreksi kekurannagan tersebut.
DAFTAR PUSTAKA

https://id.wikipedia.org/wiki/Uni_Eropa#Kebijakan_utama

https://www.fxstreet-id.com/analysis/ekonomi-dan-politik-uni-eropa-tahun-2019-20181224112

https://www.academia.edu/24967915/Uni_Eropa

http://wokalcharles.blogspot.com/2012/06/makala-terbentuknya-uni-eropa.html

http://kajianeropa.wordpress.com/institusi/

http://id.wikipedia.org/wiki/Uni_Eropa

http://bisnis.news.viva.co.id/news/read/258370-eropa-krisis--capex-korporasi-bisa-terganggu

Anda mungkin juga menyukai