Anda di halaman 1dari 16

MAKALAH PERDAGANGAN & KEUANGAN INTERNASIONAL

KERJASAMA REGIONAL : UNI EROPA

DISUSUN OLEH :

1. Muhammad Rafiq (E1111211088)


2. Laila Rachma Andini (E1111211062)
3. Palma Afriani Viola (E1111211008)

HUBUNGAN INTERNASIONAL
SEMESTER 4
UNIVERSITAS TANJUNGPURA

TAHUN AJARAN 2022/2023


Kata Pengantar

Puji dan syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, karena berkat dan
anugerah-Nya lah serta dukungan orang-orang disekitar kami, sehingga kami dapat
menyelesaikan makalah mata kuliah ‘Perdagangan dan Keuangan Internasional’ dengan judul
“Kerjasama Regional : Uni Eropa”. Tujuan dari makalah ini sendiri yaitu untuk memenuhi
salah satu tugas mata kuliah Perdagangan dan Keuangan Internasional. Tidak lupa kami
ucapkan terimakasih kepada Dosen Pengampu mata kuliah Perdagangan dan Keuangan
Internasional yaitu, Bpk. Syarif Redha Fachmi Al Qadrie , S.IP , M.A, karena dengan
bimbingan beliau, kami bisa menyusun dan menyelesaikan makalah ini. Tidak lupa juga kami
ucapkan terimakasih kepada teman-teman sekalian, beserta orang-orang disekitar yang telah
memberi kami masukan dan nasehat dalam menyelesaikan makalah ini.

Kami menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna, dan banyak
kekurangan di dalamnya. Oleh karena itu, kami berharap pada teman-teman sekalian yang
membaca makalah ini dengan memberikan kritik dan saran, sehingga kami dapat
memperbaiki apa yang tidak terdengar nyaman di telinga teman-teman sekalian, dan dapat
menyempurnakan makalah-makalah kami selanjutnya. Akhir kata dari kami, semoga makalah
ini dapat memberikan banyak manfaat dan pengetahuan bagi teman-teman sekalian yang
membacanya.

Pontianak, 23 Februari 2023

2
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR 2
DAFTAR ISI 3
BAB I PENDAHULUAN 4
1.1 Latar Belakang 4
BAB II PEMBAHASAN 6
2.1 Sejarah Uni Eropa 6
2.2 Struktur Uni Eropa 7
2.3 Strategi Perdagangan Internasional Uni Eropa 9
2.4 Isu dan Studi Kasus Problematika Perdagangan Internasional Uni Eropa 11
BAB III PENUTUP 15
3.1 Kesimpulan dan Saran 15
DAFTAR PUSTAKA 16

3
BAB I
PENDAHULUAN

I.I Latar Belakang

Setiap negara tidak mungkin bisa memenuhi kebutuhan pemerintah dan


masyarakatnya tanpa melakukan kerjasama, karena tidak mungkin di dalam suatu negara
memiliki semua sumber daya, atau dalam kata lainnya, tidak sempurna. Maka dari itu, setiap
negara pasti memerlukan bantuan negara lain melalui kerjasama internasional. Kerjasama
internasional itu sendiri merupakan kerjasama yang dilakukan oleh dua negara atau lebih,
dengan memiliki tujuan bersama yang saling menguntungkan. Kerjasama ini bisa melalui
berbagai aspek, seperti aspek politik, sosial, budaya, ekonomi, pendidikan, serta pertahanan
dan keamanan. Kerjasama Internasional perlu dilakukan dengan kebijakan-kebijakan yang
telah disepakati bersama dari negara yang saling bekerja sama. Adapun tujuan dari kerjasama
internasional sendiri adalah menciptakan perdamaian dunia, mempererat tali persahabatan,
dan melengkapi kebutuhan suatu negara. Kerjasama Internasional dibagi dalam beberapa sub-
kerjasama, yakni kerjasama regional, kerjasama bilateral, dan kerjasama multilateral.
Pertama, kerjasama bilateral adalah kerjasama yang dilakukan dua negara yang memiliki
tujuan pembinaan hubungan dalam berbagai aspek. Kerjasama bilateral biasanya terjadi
karena adanya hubungan diplomatik. Kedua, kerjasama multilateral adalah kerjasama yang
dilakukan oleh lebih dari dua negara melalui lembaga internasional, seperti dalam bidang
sosial seperti United National Children’s Fund (UNICEF), dalam bidang pendidikan seperti
United Nations Educational Science and Culture Organization (UNESCO), dan dalam bidang
ekonomi seperti World Trade Organization (WTO). Ketiga, kerjasama regional adalah
kerjasama antara negara-negara dalam satu kawasan. Contohnya yaitu Association of
Southeast Asian Nation (ASEAN) dan Uni Eropa. Makalah ini akan membahas secara lebih
rinci mengenai kerjasama regional, khususnya kerjasama di kawasan Uni Eropa. Kerjasama
regional berawal dari besarnya persaingan ekonomi di seluruh dunia, dan tentunya
membutuhkan kerjasama antar negara dalam berbagai wilayah tertentu melalui kebijakan-
kebijakan yang ada. Kerjasama regional muncul karena ketatnya persaingan ekonomi
internasional yang mana membutuhkan kerjasama antar negara-negara di dalam satu kawasan
melalui aspek perdagangan dan kebijakan. Kerjasama regional sendiri memiliki suatu

4
kepentingan yang sama. Dalam kerjasama regional yang diutamakan adalah ekonomi, karena
aspek ekonomi adalah aspek yang paling penting dalam pemenuhan kebutuhan masyarakat.

Dalam pemenuhan aspek ekonomi yang begitu luas dalam kawasan Internasional,
melalu pembahasan khusus yaitu kawasan Uni Eropa, kini menjadi pusat perekonomian
dunia. Uni Eropa tidak hanya mengkhususkan aspek ekonomi untuk dijadikan sebagai suatu
alat dalam dunia perekonomian, namun Uni Eropa bekerjasama di dalam keanggotaan
negara-negara nya, seperti pada aspek kesehatan, hukum, lingkungan, dan migrasi. Sejak
berdiri tahun 1993, Uni Eropa selalu berkesempatan dalam menyelesaikan sengketa di
wilayah negara anggota dan negara non anggota. Tujuan dari Uni Eropa sendiri yaitu untuk
memajukan pasar Eropa baik dalam sifat internal maupun eksternal. Uni Eropa mempunyai
suatu struktur yang menjadikan negara anggota di dalamnya dapat bersatu untuk
menggabungkan kedaulatan dan kemerdekaannya kemudian memperoleh kekuatan dan
pengaruh yang begitu besar di kawasan internasional.

5
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Sejarah Uni Eropa


Uni Eropa (UE) adalah suatu persatuan politik dan ekonomi yang terdiri dari 27
Negara Anggota yang sebagian besar berada di benua Eropa. Sebagai hasil dari proses
yang dimulai setelah Perang Dunia II, UE bertujuan membawa perdamaian ke benua
tersebut. UE tidaklah dibangun dalam sehari. Ia tumbuh secara bertahap melalui traktat
demi traktat. Dari enam negara pada tahun 1957, keanggotaannya telah berkembang
menjadi 27 negara. Setelah adanya perserikatan militer sementara yang gagal pada tahun
1950-an, negara-negara Eropa memusatkan perhatian pada pembangunan pasar ekonomi
bersama berdasarkan aturan dan standar bersama. Pembentukan UE dapat dicirikan
sebagai proses integrasi (adanya traktat-traktat baru yang secara teratur ditandatangani,
sehingga menguatkan integrasi yang ada) yang melihat pengalihan kekuasaan sesuai
kesepakatan dari Negara Anggota ke tingkat Eropa. Oleh karena itu, UE terus
menghadapi ketegangan dan pergerakan yang konstan.
Dalam perkembangan terbentuknya Uni Eropa, negara-negara pionir (yang juga
dikenal dengan sebutan The Inner Six) sering melakukan pertemuan-pertemuan dan
menghasilkan banyak traktat-traktat yang menghasilkan banyak kesepakatan-
kesepakatan baru. Perjalanan terbentuknya Uni Eropa dari masa awal mengalami
perkembangan yang cukup bagus dan signifikan. Hal yang paling mencolok adalah
semakin banyaknya negara-negara Eropa yang bergabung dengan The Inner Six sehingga
terbentuklah persatuan yang saat ini dikenal dengan sebutan European Union (Uni
Eropa). Sebelum menjadi Uni Eropa, sebutan awalnya adalah European Community
(Masyarakat Eropa). European Community merupakan institusi internasional negara-
negara Eropa yang terdiri dari European Coal and Steel Community (ECSC), European
Economic Community (EEC), dan European Atomic Energy Community
(EAEC/Euratom). Negara-negara pionir yang tergabung ke dalam komunitas ini dikenal
dengan sebutan The Inner Six (Perancis, Jerman, Belanda, Belgia, Luxemburg, dan
Italia).
Tujuan utama dibentuknya Masyarakat Eropa (EC) adalah terciptanya pasar bebas.
Ketentuanketentuan khusus yang mengaturnya adalah Pasal 3 (a) yang melarang adanya
cukai; Pasal 3 (b) mengatur Community’s common commercial policy seperti dalam

6
bidang pertanian, perikanan dan transportasi; pasal 3 (g) secara khusus mewajibkan
Community memasyarakatkan bahwa persaingan dijamin dalam internal market tidak
terganggu, dan Pasal 3 (h) mengatur tentang perkiraan tingkat kebutuhan hukum dalam
pasar bebas.
Dengan runtuhnya komunisme sepanjang Eropa tengah dan Eropa Timur, negara-
negara Eropa menjadi sangat dekat dalam pengertian hubungan antar negara Eropa. Pada
Tahun 1993, Single Market telah terpenuhi dengan adanya four freedoms (empat
kebebasan) yaitu kebebasan pergerakan barang, kebebasan pergerakan untuk
pekerja/orang, kebebasan untuk penyajian layanan/jasa dan hak atas pembangunan, dan
kebebasan pergerakan modal. Pada tahun 1990-an terbentuk pula Maastricht Treaty 1993
yaitu perjanjian mengenai pembentukan Uni Eropa dan Treaty of Amsterdam 1999 yaitu
perjanjian yang mengubah dan menambahkan beberapa bagian penting terhadap
Maastrich Treaty seperti pembaruan lembaga Uni Eropa, hubungan antara Uni Eropa
dengan warga negara Eropa dan lain-lain. Pada masa itu orang-orang mulai risau tentang
bagaimana cara melindungi lingkungan sekitar mereka dan juga bagaimana negara-
negara Eropa bisa bertindak bersama ketika terjadi sesuatu yang berkaitan dengan
masalah keamanan dan pertahanan.
2.2 Struktur Uni Eropa
Peranan Uni Eropa bagi negara-negara anggotanya tercermin pada institusi-institusi
dibawah Uni Eropa dan juga pada fungsi dari institusiinstitusi itu sendiri. Secara singkat
institusi-insitusi Uni Eropa antara lain yaitu:
a. Parlemen Eropa, bertindak sebagai wakil warga Uni Eropa dan secara langsung
dipilih oleh mereka. Parlemen Eropa merupakan satu dari tiga institusi penting/inti di
Uni Eropa.
b. Dewan Menteri Uni Eropa, bertindak sebagai wakil pemerintah dari tiap-tiap negara-
negara anggota. Kepresidenan pada dewan ini dipilih : secara berotasi. Dewan
Menteri adalah institusi penting/inti ke dua dari tiga institusi inti di Uni Eropa.
c. Komisi Eropa, bertindak sebagai representasi dari kepentingan-kepentingan Uni
Eropa secara keseluruhan dan menajga kepentingan-kepentingan tersebut. Komisi
Eropa merupakan institusi penting ketiga dari tiga insitusi inti di Uni Eropa. Ketiga
institusi ini membuat kebijakan dan aturan hukum yang diterapkan diseluruh Uni
Eropa melalui prosedur yang dinamakan Ordinary Legislative Procedure (co-decision)
dimana Komisi Eropa mengusulkan aturan hukum baru, lalu Parlemen Eropa dan
Dewan Menteri Uni Eropa menyetujui usulan tersebut. Kemudian Komisi Eropa dan

7
negara-negara anggota menerapkan aturan hukum tersebut, dan Komisi Eropa
memastikan bahwa aturan hukum tersebut diterapkan dan diimplementasikan dengan
tepat.
d. Pengadilan Uni Eropa, bertugas untuk menjamin semua hukum dan peraturan Uni
Eropa sudah berjalan sebagaimana mestinya.
e. Lembaga Audit Uni Eropa, berfungsi untuk mengaudit penggunaan dana yang berasal
dari pembayar pajak dan menjamin penggunaan dana.
f. Bank Sentral Eropa, bertanggungjawab dalam merumuskan dan melaksanakan
kebijakan moneter Eropa.
g. EEAS, membantu Perwakilan Tinggi pada Uni Eropa (yang menjabat saat ini adalah
Federica Mogherini) untuk Urusan Luar Negeri dan Kebijakan Keamanan.
h. Komite Sosial dan Ekonomi Eropa, merepresentasikan tenaga kerja, ikatan buruh,
petani, konsumen dan kelompok swadaya masyarakat lainnya yang nantinya aspirasi
dari dari kelompok-kelompok ini akan disampaikan dan diperjuangkan dalam diskusi
ekbijakan dengan Parlemen, Dewan Mentri, dan Komisi Eropa.
i. Komite Daerah, merepresentasikan kewenangan daerah dan regional. Badan ini terdiri
dari utusan daerah dan otoritas daerah.
j. Bank Investasi Eropa memfinansir proyek investasi Uni Eropa dan membantu usaha-
usaha kecil melalui Dana Investasi Eropa (European Investmen Fund).
k. Ombudsman Eropa, memeriksa keluhan mengenai adanya maladministrasi yang
dilakukan oleh Institusi dan badan Uni Eropa.
l. Pengawas Perlindungan Data Eropa, melindungi data pribadi orangorang.
m. Kantor Publikasi Uni Eropa, memublikasikan informasi mengenai Uni Eropa.
n. Kantor Perekrutan Personel Uni Eropa, berfungi untuk melakukan perekrutan staf
bagi institusi dan badan Uni Eropa lainnya.
o. Sekolah Administrasi Eropa, bertugas untuk memberikan pelatihan di daerah tertentu
untuk anggota dari staf Uni Eropa.
p. Instansi-instansi Khusus Dan Badan Desentralisasi, menangani berbagai masalah
teknis, ilmiah, dan tugas manajemen.8 Dari penjelasan singkat mengenai institusi-
institusi Uni Eropa beserta fungsinya, dapat disimpulkan bahwa Uni Eropa berperan
tidak hanya dalam bidang ekonomi bagi negara-negara anggotanya melainkan juga
bidang-bidang yang meliputi keamanan, politik, sosial, budaya, dan lain-lain. Uni
Eropa juga berperan penting dalam melakukan penjagaan dan pengawasan terhadap
perbatasan negara-negara anggota Uni Eropa dengan negara-negara non-Eropa.

8
2.3 Strategi Perdagangan Internasional Uni Eropa
Bentuk pembangunan di bidang ekonomi, dimana Uni eropa bertindak sebagai
pelaku tunggal dalam perdagangan luar negeri dan mendukung prinsip-prinsip
perdagangan internasional yang bebas dan adil. Berhubung Uni Eropa bernegosiasi
dengan satu suara, Uni Eropa dapat memberikan pengaruh yang nyata. Secara bersama-
sama, 27 negara anggota Uni Eropa menguasai 19% dari ekspor dan impor dunia.
Karena norma-norma teknisnya dipergunakan secara luas di seluruh dunia, Uni Eropa
seringkali menentukan aturan perdebatan. Uni Eropa siap menghadapi tantangan untuk
mengelola isu-isu ekonomi dan keuangan internasional, misalnya dalam konteks G-20.
Uni Eropa memberi kontribusi untuk upaya yang sedang berlangsung untuk
mereformasi Lembaga-lembaga keuangan internasional, seperti Bank Dunia dan IMF
serta mengatur ulang sektor keuangan internasional. Mata uang bersama, yaitu euro,
memberikan pengaruh tambahan atas wilayah euro dan Bank Sentral Eropa. Gagasan
awal untuk membentuk suatu organisasi regional di benua Eropa muncul pada akhir
Perang Dunia II atau pada tahun 1945.
Pada tahun 1980-an, Uni Eropa membentuk Single Market, yang baru benar-benar
aktif pada tahun 1992, yang meliputi perdagangan barang dan jasa, serta perpindahan
manusia dan uang. Salah satu akibat dari terbentuknya single market adalah munculnya
satu mata uang (currency) yang disepakati untuk digunakan dalam wilayah Uni Eropa
oleh sebagian besar negara-negara di Eropa, yaitu Euro. Hal tersebut mencerminkan
sebuah usaha untuk membangun sebuah kawasan yang memiliki tingkat perekonomian
tinggi secara merata dan bersama-sama. 2 Manfaat yang paling utama dari adanya mata
uang tunggal Euro adalah menghilangkan fluktuasi nilai tukar dan biaya pertukaran
antar mata uang. Sehingga perdagangan bisa berlangsung dengan lancar, tanpa ada
hambatan perbedaan nilai tukar, dan orang-orang bisa bepergian dengan bebas di antara
negara-negara Eropa, tanpa menghiraukan batas-batas negara. Sebelum dapat
bergabung menjadi anggota Uni Eropa, negara diharuskan memenuhi syarat tertentu,
layaknya mengimplementasikan peraturan dan regulasi Uni Eropa diseluruh
wilayahnya. Juga terdapat syarat yang disebut Copenhagen Criteria, yang mana
termasuk dalam ekonomi pasar bebas, juga demokrasi yang stabil beserta aturannya,
juga penerimaan seluruh pelegalan Uni Eropa termasuk Euro.
Terdapat 3 hal yang menjadi sumber utama dalam pemasukan keuangan Uni Eropa.
Yang pertama, adalah 0,73% dari GDP masing-masing negara, dimana prinsip dasarnya

9
adalah solidaritas dan kemampuan untuk membayar, juga terdapat penyesuain jikalau
sebuah negara memiliki beban tertentu. Yang kedua, yakni dari biaya masuknya
produk-produk dari luar Uni Eropa. Dan yang ketiga, adalah persentase penerimaan
pajak pertambahan nilai masing-masing negara yang dikenal dengan PPN. Satu lagi
yang menjadi tambahan, yaitu Uni Eropa juga menerima pemasukan dari pajak yang
dibayarkan oleh staf Uni Eropa akan gaji mereka dan juga dari denda atas perusahaan
yang melanggar peraturan juga kebijakan Uni Eropa.
Peranan Uni Eropa dalam Bidang ekonomi tidak perlu disangsikan lagi. Hal tersebut
beranjak dari masuknya negara-negara Eropa yang merepresentasikan simbol-simbol
kemapanan ekonomi seperti Jerman, Perancis dan Inggris di dalamnya. Salah satu
bentuk keseriusan Uni Eropa untuk membentuk wadah integrasi ekonomi yang
independen dan mematahkan supremasi ekonomi negara adi daya seperti Amerika
Serikat terutama di ranah Eropa sebelum melakukan kebijakan-kebijakan ekonomi ke
luar Eropa. Pada awal tahun 1987, 12 negara anggota Uni Eropa membuat pasar
tunggal untuk barang, jasa, dan modal, yang baru dapat diselesaikan tahun 1992 dengan
menghasilkan 282 peraturan sehubungan dengan pasar tunggal Eropa. Sekarang,
berdasarkan survei oleh Boddewyn and Grosse ditemukan adanya pertumbuhan
standarisasi pemasaran yang dilakukan oleh perusahaan USA di Uni Eropa menyangkut
perbedaan antara negara Uni Eropa baik di bidang selera, kebiasaaan, peraturan
pemerataan untuk barang konsumsi dan barang industri. Temuan ini mendorong Uni
Eropa membuat harmonisasi dalam segala bidang. Terakhir yang dilakukan adalah
pembentukan Economic and Monetary Union (EMU) termasuk pembentukan European
Central Bank dan mata uang tunggal Eropa (EURO) di tahun 1999 dan berlaku per
Januari 2002. Uni Eropa menginginkan negara yang merdeka dalam suatu negara
seperti negara Federasi dengan derajat yang berbeda. Penyatuan mata uang Eropa
menjadi Euro pada masa itu diikuti oleh 12 negara kecuali Inggris (United Kingdom),
Swedia dan Finlandia. Ke-12 negara yang menyatukan uangnya menjadi Euro disebut
Euro Zone.
Yang menjadi kebijakan perdagangan Uni Eropa meliputi :
a. Internal Market
- Pelarangan creosote
- treated wood
- Ecolabel

10
- Larangan pada Penggunaan Produk yang tidak Berwawasan
Lingkungan
- Food Label & Food Safety
- White paper On chemicals
b. Perdagangan Internasional
- Tarif GSP
- Dumping dan subsidi Tekstil
- Small and Medium Enterprises di UE (UKM)
2.4 Isu dan Studi Kasus Problematika Perdagangan Internasional Uni Eropa
1. Pelarangan Ekspor Bijih Nikel Indonesia Ke Uni Eropa
Pada 14 Januari 2021, Uni Eropa menggugat Indonesia ke Badan Penyelesaian
Sengketa World Trade Organization (WTO) terkait kebijakan pembatasan ekspor bijih
nikel dengan kadar <1,7%. Alasannya karena mineral mentah tersebut merupakan 55%
komponen bahan baku industri baja (stainless steel), Uni Eropa dan Indonesia
merupakan negara produsen baja terbesar kedua di dunia setelah Tiongkok. Kronologi
gugatan Uni Eropa bermula dari keberatan Uni Eropa atas larangan ekspor nikel
mentah atau bijih nikel yang berlaku mulai 1 Januari 2020, meski kemudian pemerintah
melakukan relaksasi. Hal ini tertuang dalam Peraturan Menteri ESDM Nomor 11
Tahun 2019 tentang Perubahan Kedua atas Peraturan Menteri ESDM Nomor 25 Tahun
2018 tentang Pengusahaan Pertambangan Mineral dan Batubara.
Nikel merupakan komoditas utama dunia yang digadang-gadang menjadi
komoditas strategis untuk masa depan industri otomotif berbasis energi listrik. Nikel
merupakan bahan tambang mineral yang bisa menyimpan energi paling baik dan bisa
dikombinasikan dengan tenaga surya. Di samping itu, pengolahan dan pemurnian bijih
nikel oleh smelter lokal sebelum diekspor dapat meningkatkan nilai tambah komoditas
itu. Persoalan ekspor dan impor sebagai salah satu bentuk perdagangan internasional
harus dijaga keseimbangannya sehingga itu tidak menyebabkan diskriminasi harga dan
kerugian atau ancaman terhadap pasar domestik. 13 Oleh karena itulah, Indonesia
memiliki kepentingan untuk memprioritaskan konsumsi nikel dalam negeri dan
menjadikan hilirisasi nikel sebagai salah satu Proyek Strategis Nasional (PSN).
Dalam gugatannya, Uni Eropa menganggap kebijakan pembatasan ekspor bijih
nikel Indonesia melanggar Pasal XI: 1 dalam General Agreement on Tariffs and Trades
(GATT) 1994, yang mengatur eliminasi umum pembatasan kuantitatif. GATT 1994

11
merupakan salah satu ruang hukum (annex) yang mengatur perjanjian multilateral atas
barang yang wajib dipatuhi oleh semua negara anggota WTO. Dalam Pasal XI: 1
GATT 1994, negara anggota WTO dilarang untuk melakukan pembatasan selain tarif,
pajak dan bea lain, dan bukan pembatasan lain termasuk kuota dan perizinan impor atau
penjualan dalam rangka ekspor. Larangan pembatasan seperti diatur dalam Pasal XI: 1
GATT 1994 ini diatur dengan sangat umum. Lebih lanjut dalam article III dari GATT
1994, "Entitled tional Treatment on internal Taxation and Regulations, states that the
members recognize· that internal taxes and other internal charges, and laws regulations
and requirements. lni artinya bahwa sepanjang ada kepentingan suatu negara terhadap
ekspor sumber daya alam, maka tindakan larangan ekspor sumber daya alam tersebut
dapat dibenarkan.
Memang prinsip national treatment berlaku terhadap semua pajak dan pungutan
lain, dan perundang-undangan serta pengaturan dan persyaratan yang mempengaruhi
penjualan, pembelian, distribusi atau produk di pasar dalam negeri. Prinsip ini juga
memberi perlindungan terhadap proteksionisme sebagai akibat upaya kebijakan
administrative dan legislative. Dalam praktiknya, pembuktian baik sejak dalam tahap
panel maupun appelate body menggunakan prinsip prima facie case atau pembuktian
yang sangat jelas atas segala tuduhan maupun dalil yang diajukan. Sehingga Uni Eropa
wajib melakukan pembuktian prima facie yang menunjukkan bahwa Indonesia telah
inkonsisten terhadap komitrm:nnya untuk menaati instrumen hukum WTO. Selain itu,
Uni Eropa menuduh Indonesia-melalui Peraturan Menteri Keuangan (PMK) Nomor 76
Tahun 2012 dan PMK Nomor 105 Tahun 2016-telah melakukan skema subsidi yang
dilarang berdasarkan Subsidy and Countervailing Measures (SCM) Agreement.
Subsidi terlarang tersebut berupa pengecualian terhadap bea impor pada: (a)
perusahaan yang sedang melakukan modernisasi atau pengembangan serta membangun
pabrik baru; dan (b) secara spesifik yang termasuk dalam Wilayah Pengembangan
Industri (WPI) potensial . Skema subsidi yang dilakukan adalah dengan membebaskan
bea impor atas mesin, barang-barang, dan material untuk produksi industri dengan
tenggat waktu dua tahun dan tambahan satu tahun. Apabila persyaratan yang termasuk
dalam WPI potensial II terpenuhi. maka masa pengecualian dari bea impor tersebut
dapat diperpanjang hingga lima tahun dan tambahan satu tahun. Pasal XI: 1 GATT
1994 memang mengatur secara umum pembatasan impor atau ekspor barang selain
dengan tarif, biaya, atau pajak. Karena itu, putusan dari panel atau appelate body WTO
dapat dijadikan acuan untuk menguji konsistensi dari penerapan pasal tersebut. Perlu

12
diketahui, sistem penyelesaian sengketa di WTO dimulai dari tahap konsultasi,
kemudian-jika belum selesai-dUanjutkan ke tahap persidangan di panel.
Apabila pihak yang bersengketa belum puas dengan putusan panel, maka dapat
dilanjutkan untuk bersidang di appellate body. Meskipun dalam kasus ini Indonesia
lebih diuntungkan karena beban pembuktian lebih banyak berada pada Uni Eropa,
Indonesia pun sebagai tergugat wajib untuk menyediakan bukti serta argumen yang
cukup untuk menyangkal tuduhan-tuduhan inkonsisten kebijakan pembatasan ekspor
bijih nikel terhadap komitmen Indonesia selaku anggota WTO. Pada Oktober 2022
Indonesia telah dinyatakan kalah dalam gugatan Uni Eropa di Badan Penyelesaian
Sengketa (Dispute Settlement Body/ DSB) Organisasi Perdagangan Dunia (WTO)
terkait kebijakan larangan ekspor bijih nikel, tapi masih terbuka jalur banding yang
ujungnya bergantung pada kemampuan Indonesia berdiplomasi di Mahkarnah Agung
Perdagangan Dunia.
2. Pelarangan impor Energi Rusia Ke Uni eropa
Invasi Rusia atas Ukraina telah menciptakan ketegangan baru antara Rusia
dan Uni Eropa. Bagi Rusia, perluasan pengaruh UE ke Eropa Timur (termasuk ke
Ukraina) melalui usaha Ukraina untuk bergabung dengan UE merupakan penghinaan
terhadap kekuatan Rusia. Kondisi ini menyebabkan Uni Eropa mengadopsi kebijakan
embargo ekonomi terhadap Rusia sebagai bentuk perlindungan terhadap Ukraina.
Embargo ekonomi adalah pelarangan segala bentuk kegiatan ekonomi baik impor atau
ekspor kepada negara yang sedang mendapatkan sanksi embargo.
Karena negara-negara Uni Eropa sangat bergantung pada pasokan energi Rusia.
Sebagai negara yang bergantung pada pasokan energi dari Rusia, UE biasanya
menegosiasikan pasokan gas tanpa henti. Namun tanggapan Uni Eropa justru
sebaliknya, UE tetap memberlakukan embargo ekonomi terhadap Rusia sehingga
pasokan gas yang harusnya diterima oleh Uni Eropa harus terhenti dan terancam
akan mengalami krisis gas ke depannya. Ini menimbulkan masalah bagi UE karena
keamanan pasokan energinya terancam.Uni Eropa telah meningkatkan sanksi yang
dikenakannya pada Rusia karena tidak berhenti mengganggu keadaan di Ukraina
timur.
Rusia yang mempunyai perusahaan gas terbesar di dunia, menjadi pemimpin pasar
energi di dunia dengan didukung banyaknya minyak dan gas serta energi nuklir.
Kondisi tersebut membuat negara-negara anggota Uni Eropa sangat berhati-hati jika
mengkritik Rusia. hal ini disebabkan adanya ketergantungan Uni Eropa dengan Rusia

13
dalam pasokan energi. Rusia memproduksi sekitar 10,7 juta barel minyak mentah
dan cairan gas alam (BPD) per hari pada tahun 2020, menurut data industri
minyak Rusia yang dirilis oleh Departemen Riset Statista (2021). Jumlah itu terus
bertambah dari waktu ke waktu, menjadikan Rusia sebagai produsen minyak
terbesar ketiga dunia setelah Amerika Serikat dan Arab Saudi. Rusia sendiri
menyumbang 12,1% dari produksi minyak mentah dunia dan menempati urutan
kedua dalam hal ekspor minyak dunia dengan 7,43 barel per hari.
Uni Eropa mengalami krisis energi gas sebab negara-negara anggota Uni Eropa
yang bergantung lebih dari 50% pasokan gas yang ada di Rusia. Rusia telah memotong
pasokan gas ke Polandia dan Austria. Selain itu, Rusia telah Rusia akan menghentikan
pengiriman gas ke Uni Eropa. Padahal biasanya negara tersebut mengirimkan sekitar
sekitar 60 miliar meter kubik gas. Krisis ini diperburuk sebab konsumsi gas akan lebih
banyak karena sudah memasuki musim dingin. Kondisi ini merupakan salah satu
dilematika perdagangan internasional Uni Eropa. Sebab di satu sisi Uni Eropa perlu
bersikap atas fenomena yang bersinggungan langsung dengannya, tapi di sisi lain Uni
Eropa akan menerima serangan balik yang cukup menyakitkan.

14
BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan dan Saran


Uni Eropa (UE) merupakan suatu persatuan politik dan ekonomi yang terdiri
dari 27 Negara Anggota yang sebagian besar berada di benua Eropa dan mempunyai
tujuan untuk membawa perdamaian ke benua tersebut. Pembentukan UE dicirikan
sebagai proses integrasi yang melihat pengalihan kekuasaan sesuai kesepakatan dari
Negara Anggota ke tingkat Eropa. Sebelum menjadi Uni Eropa, sebutan awalnya adalah
European Community (Masyarakat Eropa) yang merupakan institusi internasional
negara-negara Eropa yang terdiri dari European Coal and Steel Community (ECSC),
European Economic Community (EEC), dan European Atomic Energy Community
(EAEC/Euratom). Negara-negara pionir yang tergabung ke dalam komunitas ini dikenal
dengan sebutan The Inner Six (Perancis, Jerman, Belanda, Belgia, Luxemburg, dan
Italia).
Terdapat 3 hal yang menjadi sumber utama dalam pemasukan keuangan Uni Eropa.
Yang pertama, adalah 0,73% dari GDP masing-masing negara, dimana prinsip dasarnya
adalah solidaritas dan kemampuan untuk membayar, juga terdapat penyesuain jikalau
sebuah negara memiliki beban tertentu. Yang kedua, yakni dari biaya masuknya produk-
produk dari luar Uni Eropa. Dan yang ketiga, adalah persentase penerimaan pajak
pertambahan nilai masing-masing negara yang dikenal dengan PPN.
Untuk menjaga keberlangsungan dari kerjasama Uni Eropa dan negara-negara di
dalamnya, akan lebih baik jika UE bisa lebih tegas dalam menghadapi permasalahan
perdagangan yang terjadi saat ini. Diperlukan adanya komunikasi dan penanganan yang
tepat agar keputusan yang dibuat oleh UE tidak merugikan negara serta masyarakat
didalamnya.

15
Daftar Pustaka

Kurniawati, Dyah Estu, and Haryo Prasodjo. "Hubungan Internasional Indonesia dan Uni

Eropa Terhadap Kebijakan Ekspor Nikel Sebagai Tantangan Perekonomian." Journal

of Business and Economics Research (JBE) 3.2 (2022).

Muzdalifah, Safa. "PERSPEKTIF INTERDEPENDENSI KOMPLEKS: KONTINUITAS

KERJASAMA ENERGI UNI EROPA-RUSIA DI TENGAH POLEMIK POLITIK

ENERGI RUSIA ATAS UKRAINA." @ Trisula 2.2 (2016): 2-2.

Martin, Ali. "Faktor-Faktor Pendorong Integrasi Regional: Studi Perbandingan Uni Eropa

dan ASEAN." Spektrum 8.1 (2011).

Kusumawardhana, Indra. "European Union in Crisis: Menguatnya Pandangan Berbasis

Kedaulatan di dalam Krisis Ekonomi Uni Eropa." Jurnal Hubungan Internasional 6.1

(2013).

16

Anda mungkin juga menyukai