Anda di halaman 1dari 30

MODUL BELAJAR

Mata Kuliah Bisnis Internasional

Organisasi dan Kerjasama Internasional

Tresna Wulandari, S.Pd., M.M.

Program Studi Manajemen Bisnis


STIEB Perdana Mandiri
11 Maret 2024

1
KATA PENGANTAR

Puji Syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa, akhirnya penulis dapat
menyusun modul dengan baik dan tepat waktu. Modul ini
mengangkat topik Organisasi dan Kerjasama Internasional untuk
pertemuan ke-2 pada mata kuliah Bisnis Internasional di Semester
Genap Tahun Ajaran 2023/2024 pada Program Studi Manajemen
Bisnis STIEB Perdana Mandiri.

Setelah membaca modul ini, diharapkan mahasiswa mampu


memahami materi mengenai Organisasi dan Kerjasama
Internasional. Oleh karenanya, mahasiswa harus memiliki buku-
buku referensi terkait toppik tersebut. Modul ini dikerjakan selama
satu (1) minggu.

Akhir kata, semoga modul ini bermanfaat untuk pengembangan


kompetensi dan keterampilan mahasiswa.

Purwakarta, 11 Maret 2024


Dosen Mata Kuliah Bisnis Internasional

Tresna Wulandari, S.Pd., M.M.

2
DAFTAR ISI

Kata Pengantar
Isi Bahasan
Keterkaitan Bisnis Internasional dengan Kerjasama
Internasional
General Agreement on Tariff And Trade (GATT)
World Trade Organization (WTO)
Integrasi Ekonomi Regional
Uni Eropa
Masyarakat Ekonomi ASEAN
Asia Pacific Economic Cooperation (APEC)
North American Free Trade Agreement (NAFTA)
Tugas Latihan
Rangkuman
Referensi

3
Organisasi dan Kerjasama Internasional

Isi Bahasan
1. Keterkaitan Bisnis Internasional dengan Kerjasama
Internasional
2. Konsep Kerjasama Internasional
3. General Agreement on Tariff And Trade (GATT)
4. World Trade Organization (WTO)
5. Integrasi Ekonomi Regional
6. Uni Eropa
7. Masyarakat Ekonomi ASEAN
8. Asia Pacific Economic Cooperation (APEC)
9. North American Free Trade Agreement (NAFTA)

Tujuan Pembelajaran
Setelah membaca modul ini, diharapkan mahasiswa mampu:
1. Menjelaskan keterkaitan Bisnis Internasional dengan kerjasama
internasional
2. Menjelaskan bentuk-bentuk dan tujuan kerjasama internasional
2. Menjelaskan peran General Agreement on Tariff and Trade
(GATT)
3. Menjelaskan fungsi World Trade Organization (WTO)
4. Menjelaskan peran dari setiap tingkatan integrasi ekonomi
regional
5. Menjelaskan peran kerjasama Uni Eropa
6. Menjelaskan peran kerjasama Masyarakat Ekonomi ASEAN
7. Menjelaskan peran kerjasama dalam Asia Pacific Economic
Cooperation (APEC)
8. Menjelaskan peran kerjasama dalam North American Free
Trade Agreement (NAFTA)

4
I. Keterkaitan Bisnis Internasional dengan Kerjasama
Internasional

Selamat pagi/sore! Semoga semua mahasiswa/i yang hadir di


kelas ini dalam keadaan sehat wal’afiat, sehingga dapat mengikuti
pembelajaran ini dengan baik. Aamiin!
Minggu lalu sudah saya sampaikan materi mengenai
Globalisasi dan Bisnis Internasional, yang meliputi diantaranya:
dampak globalisasi, faktor-faktor yang mendorong perusahaan
memutuskan untuk melakukan globalisasi operasional
perusahaannya, jenis-jenis kegiatan bisnis internasional, serta
pihak-pihak yang terlibat dalam bisnis internasional.
Faktor politis merupakan salah satu alasan yang mendorong
suatu perusahaan memutuskan untuk melakukan globalisasi
operasionalnya. Saat ini negara-negara di dunia memiliki
kecenderungan terhadap penggabungan dan sosialisasi komunitas
global. Contohnya seperti negara-negara di kawasan Amerika
Utara (Amerika Serikat, Kanada, dan Meksiko) yang membentuk
kesepakatan perdagangan, yaitu the North American Free Trade
Agreement (NAFTA) dan negara-negara di Eropa membentuk Uni
Eropa. Kesepakatan antarnegara tersebut mengelompokkan
beberapa negara menjadi sebuah pasar tunggal dan telah membuka
peluang bagi banyak perusahaan yang telah bergerak cepat
menembus ekspor maupun produksi di wilayah itu. Oleh karena
itu, pada pertemuan ke-2 ini, saya ingin menyampaikan materi
mengenai Organisasi dan Kerjasama Internasional.
Bisnis internasional tidak akan pernah lepas dari kegiatan
kerjasama internasional antarnegara. Hal ini terjadi karena
kegiatan bisnis internasional tanpa adanya kerjasama antarnegara
akan memiliki banyak hambatan. Kerjasama antarnegara dapat
memperlancar segala macam aktivitas bisnis internasional.
Kegiatan bisnis internasional bukan saja kegiatan Business to
Business (B2B), akan tetapi juga melibatkan Government to

5
Government (G2G), apalagi yang berkaitan dengan kebijakan yang
harus diambil pemerintah menyangkut diantaranya investasi.

II. Konsep Kerjasama Luar Negeri

Kerjasama Luar Negeri atau kerjasama internasional adalah


kerjasama yang dilaksanakan Pemerintahan suatu negara dengan
negara-negara sahabat maupun dengan Organisasi Internasional,
baik Inter-Governmental Organization (IGO) atau Organisasi
Antar Pemerintah maupun Non-Governmental Organization
(NGO). IGO mengacu pada suatu entitas yang dibentuk
berdasarkan perjanjian, yang melibatkan dua negara atau lebih,
untuk bekerja dengan itikad baik, dalam isu-isu yang menjadi
kepentingan bersama. Tujuan utama IGO adalah untuk
menciptakan mekanisme bagi penduduk dunia untuk bekerja sama
lebih sukses di bidang perdamaian dan keamanan, dan juga untuk
menangani permasalahan ekonomi dan sosial. IGO tertua di dunia
antara lain adalah Perserikatan Bangsa-Bangsa. IGO terkenal
lainnya adalah Uni Eropa (UE), Organisasi Negara-negara
Pengekspor Minyak (OPEC), Bank Pembangunan Afrika (ADB)
dan Organisasi Perdagangan Dunia (WTO).
Sedangkan NGO adalah sebuah organisasi yang bersifat tidak
mengutamakan keuntungan dan bergerak di bidang kemaslahatan
sipil serta lingkungan. NGO ini tidak sebatas pada organisasi yang
melayani kebutuhan sosial masyarakat saja, tetapi juga bagi
beberapa perusahaan. Di Indonesia, jumlah NGO yang mana
memiliki sebutan LSM (Lembaga Swadaya Masyarakat), telah
berkembang hingga mencapai jumlah 390 ribu. Contoh NGO atau
LSM yang ada di Indonesia antara lain adalah Lembaga
Perlindungan Anak Indonesia (LPAI), Yayasan Bantuan Hukum
Indonesia (YLBHI), Indonesia Corruption Watch (ICW), Palang
Merah Indonesia (PMI), Wahana Lingkungan Hidup Indonesia
(WALHI), Yayasan Konservasi Laut, Lestari Indonesia, dan
Yayasan PEKA (Peduli Konservasi Alam). Contoh NGO lingkup

6
internasional adalah Greenpeace dan WWF (World Wide Fund for
Nature).
Dalam menjalin hubungan tersebut, khususnya Indonesia
senantiasa mempromosikan bentuk kehidupan masyarakat yang
menjunjung tinggi nilai-nilai saling menghormati, tidak
mencampuri urusan dalam negeri negara lain, penolakan
penggunaan kekerasan serta konsultasi dan mengutamakan
konsensus dalam proses pengambilan keputusan. Khususnya
dalam kerjasama dalam bidang Transportasi, Pemerintah
Indonesia secara aktif, mengikuti berbagai pertemuan dan forum
untuk mencapai tujuan bersama. Adapun bentuk-bentuk kerjasama
luar negeri meliputi:
1. Kerja Sama Bilateral
Bilateral adalah hubungan antara dua negara dengan tujuan
saling menguntungkan kedua belah pihak. Khusus untuk negara
Indonesia, saat ini telah menjalin kerjasama bilateral dengan 162
negara serta satu teritori khusus yang berupa non-self governing
territory (masyarakat yang belum mencapai syarat penuh untuk
membentuk pemerintahan sendiri). Negara-negara mitra
kerjasama Indonesia ini terbagi dalam delapan kawasan (Afrika,
Timur Tengah, Asia Timur dan Pasifik, Asia Selatan dan
Tengah, Amerika Utara dan Tengah, Amerika Selatan dan
Karibia, Eropa Barat, dan Eropa Tengah dan Timur). Hubungan
luar negeri Indonesia dengan negara-negara lain telah dimulai
sejak Indonesia memproklamasikan kemerdekaannya pada 17
Agustus 1945. Berbagai forum, baik bilateral, regional maupun
multilateral telah dirancang oleh Indonesia bersama-sama
dengan negara-negara sahabat.
2. Kerja Sama Regional
Kerjasama regional adalah kerjasama antara negara-negara di
kawasan yang melibatkan lebih dari 2 (dua) negara. Kerjasama
Sub Regional merupakan kerjasama yang mendukung
percepatan pertumbuhan ekonomi di kawasan Regional.
Kerjasama antar negara ini dilakukan oleh negara-negara yang
berada di suatu kawasan tertentu yang biasanya berdekatan.
7
Tujuan kerja sama regional biasanya sesuai kepentingan
masing-masing negara. Namun secara umum untuk memajukan
negara-negara yang berada di suatu kawasan atau wilayah.
Contoh jenis kerjasama ini adalah Association of Southeast Asia
Nations (ASEAN), Asia Pacific Economic Cooperation (APEC), dan
European Union (EU) atau Uni Eropa.
3. Kerja Sama Multilateral
Kerja Sama Multilateral adalah kerja sama yang
diselenggarakan oleh bangsa-bangsa di dunia tanpa memandang
wilayah untuk kepentingan tertentu. Beberapa contoh
Kerjasama Multilateral yang telah dilakukan oleh Indonesia
diantaranya adalah Perserikatan Bangsa-bangsa (PBB),
Internasional Monetery Fund (IMF), World Trade Organization
(WTO), Internasional Labour Organization (ILO), Food and
Agricultural Organization (FAO), ASEAN Free Trade Area
(AFTA), Economic and Social Council (ECOSOC), Organisasi
Kerjasama Islam (OKI), Gerakan Nonblok (GNB).

Adapun tujuan utama dari kerja sama internasional adalah


untuk saling memperoleh keuntungan serta saling menguntungkan
kedua negara yang bekerja sama, namun tetap mematuhi pedoman
politik serta ekonomi dari negara yang menjalin kerja sama. Secara
spesifik, tujuan kerjasama internasional adalah mempererat
hubungan persahabatan, menciptakan perdamaian dunia, dapat
meningkatkan pertumbuhan ekonomi, memperluas tenaga kerja,
meningkatkan kemajuan di berbagai bidang, untuk melengkapi
kebutuhan negara, serta mencegah terjadinya konflik. Selanjutnya
manfaat dari kerjasama internasional meliputi:
1. Memajukan serta meningkatkan perekonomian negara. Hal ini
bisa dilihat dari segi transaksi dan juga hasil ekspor impor oleh
negara tersebut.
2. Mendapatkan kesempatan untuk mempelajari dan mencari tahu
pengetahuan dan teknologi dari negara-negara maju.
3. Modal dari asing akan mudah masuk.

8
4. Membuat angka permintaan dari suatu produk meningkat
dengan adanya ekspor impor dari satu negara ke negara lain,
sehingga akan membuat kondisi ekonomi suatu negara
membaik.
5. Berkesempatan menaikkan harga dari barang impor
6. Turut mencerdaskan tenaga kerja karena selalu dituntut untuk
disiplin dan hasil kerja baik.
7. Negara yang memiliki jalinan kerja sama dengan negara lain
akan mudah mendapatkan bahan-bahan produksi yang kurang
memadai dari asal negaranya, yang kemudian dari bahan baku
tersebut akan diproduksi menjadi bahan jadi yang
menguntungkan
8. Membuat lapangan pekerjaan menjadi luas dan turunnya angka
pengangguran di negara tersebut.
9. Dapat mempercepat rencana sebuah bisnis yang membutuhkan
dana yang cukup besar dengan meminjam bank internasional.
10. Mencegah lunturnya budaya dari negara itu sendiri.

III. General Agreement on Tariff and Trade (GATT)

Pembentukan organisasi perdagangan dunia dilatarbelakangi


dengan berakhirnya Perang Dunia II. Perekonomian dunia yang
hancur pada waktu itu, karena perang melibatkan negara-negara
besar dunia seperti Amerika Serikat, negara-negara Eropa, dan
negara-negara dikawasan Asia seperti Jepang. Untuk menata
kembali perekonomian dunia, maka beberapa negara sepakat untuk
membentuk lembaga perdagangan yang menjadi wadah yang
berfungsi untuk mengatur perdagangan dunia yang menjadi
penyokong bagi perekonomian dunia. Pada saat itu organisasi
perdagangan dunia dikenal dengan GATT (General Agreement on
Tarrifs and Trade) pada tahun1948 s.d. 1994.
GATT membantu membangun sistem perdagangan
multilateral yang semakin liberal melalui perundingan
perdagangan. Kesimpulan negosiasi Putaran Uruguay

9
menyebabkan terciptanya kesepakatan baru, seperti Perjanjian
Umum Perdagangan Jasa (GATS), dan pembentukan Organisasi
Perdagangan Dunia (WTO) pada tahun 1995. Berikut ini delapan
perundingan yang dilakukan sejak GATT disepakati dan
mengambil alih sementara organisasi perdangangan multilateral.

Tabel 1. Peraturan Perundingan Perdagangan

Jumlah
Tahun Tempat Pembahasan
Negara
1947 Geneva Pengurangan Hambatan Tarif 23
1949 Annecy Pengurangan Hambatan Tarif 13
1951 Torquay Pengurangan Hambatan Tarif` 38
1956 Geneva Pengurangan Hambatan Tarif 26
1960-1961 Geneva, Dillon Tarif 26
Round
1964-1967 Geneva, Tarif dan anti-dumping measures 62
Kennedy
Round
1973-1979 Geneva, Tokyo Tarif, non-tariff measures, "framework" 102
Round agreements
1986-1994 Geneva, Tarif, non-tariff measures, peraturan, jasa/ 123
Uruguay services, hak atas kekayaan intelektual,
Round tekstil, pertanian, pembentukan WTO, dll
Sumber: https://pusdiklat.kemendag.go.id

Terbentuknya GATT dilatarbelakangi dari pertemuan


“Bretton Woods”. Pertemuan yang dikenal dengan United Nations
Monetery and Financial Conference tersebut dilaksanakan pada Juli
1944 di Bretton Woods, New Hampshire – Amerika Serikat dan
dihadiri 44 wakil negara. Pertemuan tersebut merumuskan financial
arrangements untuk membangun perekonomian dunia setelah
perang dunia II dan hal ini menjadi cikal bakal sejarah liberalisasi
atau globalisasi. Pertemuan Bretton Woods menyepakati tiga pilar
ekonomi dunia, yaitu:
1. IMF (International Monetary Foundation) yang didirikan tahun
1946.
IMF adalah salah satu badan khusus dalam sistem Perserikatan
Bangsa-bangsa (PBB). Fungsi IMF adalah:

10
a. Melakukan pemantauan perkembangan kebijakan ekonomi
dan keuangan serta memberikan nasihat dan masukan
kebijakan kepada negara-negara anggotanya.
b. Memberikan pinjaman kepada negara anggota yang
menghadapi masalah neraca pembayaran, tidak hanya untuk
menyediakan pembiayaan sementara, tetapi juga untuk
mendukung proses penyesuaian dan kebijakan reformasi
yang bertujuan untuk mengoreksi permasalahan medasar
perekonomian. Neraca pembayaran internasional (Balance of
Payment) adalah suatu catatan yang disusun secara sistematis
tentang seluruh transaksi ekonomi yang meliputi
perdagangan barang jasa, transfer keuangan, dan moneter
antara penduduk suatu negara dan penduduk luar negeri
untuk suatu periode tertentu, biasanya satu tahun.
c. Menyediakan bantuan teknis dan pelatihan di bidang yang
menjadi keahliannya kepada pemerintah dan bank sentral
dari negara anggotanya.
2. IBRD (International Bank of Reconstruction and Develoment)
selanjutnya menjadi World Bank yang didirikan tahun 1945.
Bank Internasional untuk Rekonstruksi dan Pembangunan
(IBRD) adalah koperasi pembangunan global yang dimiliki oleh
189 negara anggota. Sebagai bank pembangunan terbesar di
dunia, bank ini mendukung misi Grup Bank Dunia dengan
memberikan pinjaman, jaminan, produk manajemen risiko, dan
layanan konsultasi kepada negara-negara berpendapatan
menengah dan berpendapatan rendah yang layak mendapat
kredit, serta dengan mengoordinasikan respons terhadap krisis
regional dan global.
3. ITO (International Trade Organization) yang berdiri tahun 1947
dan menghasilkan kesepakatan GATT yang dalam
pengesahannya sebagai organisasi dunia, ITO tidak mendapat
persetujuan pada sidang senat di Amerika Serikat. Situasi ini
berlaku cukup lama dan di lain pihak, organisasi perdagangan
ini harus berjalan, oleh karena itu disepakati, GATT dijadikan
nama organisasi sementara karena nama resmi organisasi
11
tersebut belum disepakati, sampai akhirnya WTO terbentuk
secara resmi pada tahun 1995.

IV. World Trade Organization (WTO)

Organisasi Perdagangan Dunia (WTO) terbentuk pada tahun


1995, merupakan organisasi antar pemerintah dengan tujuan untuk
membuat perdagangan antar negara semakin terbuka dengan
menetapkan penurunan bahkan peniadaan hambatan tarif maupun
non tarif, serta menyediakan platform untuk negosiasi bisnis dan
perdagangan. Hambatan tarif tersebut berarti pungutan bea masuk
yang dikenakan atas barang impor, sedangkan hambatan non-tarif
diartikan suatu regulasi pembatasan perdagangan yang ditujukan
untuk melindungi kepentingan suatu negara dalam perdagangan
internasional, seperti: kuota (menyepakati batasan tertentu untuk
produk dan layanan yang diperbolehkan untuk diimpor ke suatu
negara); embargo (terjadi ketika suatu negara – atau beberapa
negara – secara resmi melarang perdagangan barang dan jasa
tertentu dengan negara lain); atau sanksi (menjatuhkan sanksi
kepada negara lain untuk membatasi aktivitas perdagangannya.
Sanksi tersebut dapat mencakup peningkatan tindakan
administratif – atau tambahan prosedur bea cukai dan perdagangan
– yang memperlambat atau membatasi kemampuan suatu negara
untuk berdagang). Hambatan perdagangan tersebut umumnya
digunakan suatu negara untuk mencapai tujuan politik dan
ekonominya.
WTO berjalan berdasarkan serangkaian perjanjian yang
dinegosiasikan dan disepakati oleh sejumlah besar negara di dunia
dan diratifikasi melalui parlemen. Tujuan dari perjanjian-perjanjian
WTO adalah untuk membantu produsen barang dan jasa, serta
membantu eksportir dan importir dalam melakukan kegiatannya.
Pengambilan keputusan di WTO umumnya dilakukan berdasarkan
konsesus oleh seluruh negara anggota. Kesepakatan yang diambil
harus disetujui oleh setiap negara anggota (single undertaking). Jika
terdapat satu saja negara yang tidak setuju, maka kesepakatan tidak
12
dapat diambil. Keadaan ini yang menjadikan setiap putaran tingkat
tinggi yang dilakukan oleh General Council setiap dua tahun dan
yang dihadiri oleh setiap Menteri Perdagangan negara anggota
mengalami hambatan.
Fungsi utama WTO adalah sebagai forum bagi para
anggotanya untuk melakukan perundingan perdagangan serta
mengadministrasikan semua hasil perundingan dan peraturan-
peraturan perdagangan internasional. Selain itu fungsi WTO
diantaranya adalah:
1. Mengatur perjanjian antar negara dalam perdagangan.
2. Mendorong arus perdagangan antara negara, dengan
mengurangi dan menghapus berbagai hambatan yang dapat
menggangu kelancaran arus perdagangan barang dan jasa.
3. Memfasilitasi perundingan dengan menyediakan forum
negosisasi yang lebih permanen.
4. Menyelesaikan sengketa, mengingat hubungan dagang sering
menimbulkan konflik-konflik kepentingan.
5. Menyelesaikan sengketa dagang.
6. Sebagai forum negosiasi perdagangan.
7. Memonitor kebijakan perdagangan suatu negara.
8. Memberikan bantuan kepada negara-negara berkembang.
WTO adalah sebuah organisasi internasional yang
menetapkan aturan untuk perdagangan internasional melalui
konsensus di antara negara-negara anggotanya. Selain itu bertugas
menyelesaikan sengketa di antara para anggota, dimana semua
anggota tersebut menandatangani seperangkat perjanjian
perdagangan. WTO menyepakati prinsip-prinsip dasar yang
menjadi dasar aturan main dalam perdagangan internasional,
yakni:
1. Perlakuan yang sama untuk semua anggota (Most Favoured
Nations Treatment-MFN)
Prinsip ini diatur dalam pasal I GATT 1994 yang mensyaratkan
semua komitmen yang dibuat atau ditandatangani dalam rangka
perlakuan yang sama kepada semua negara anggota WTO (azas
non diskriminasi) tanpa syarat. Misalnya suatu negara tidak
13
diperkenankan untuk menerapkan tingkat tarif yang berbeda
kepada suatu negara dibandingkan dengan negara lainnya.
Dengan berdasarkan prinsip MFN, negara-negara anggota tidak
dapat begitu saja mendiskriminasikan mitra-mitra dagangnya.
Keinginan tarif impor yang diberikan pada produk suatu negara
harus diberikan pula kepada produk impor dari mitra dagang
negara anggota lainnya.
2. Pengikatan Tarif (Tariff Binding)
Prinsip ini diatur dalam pasal II GATT 1994, dimana setiap
negara anggota GATT atau WTO harus memiliki daftar produk
yang tingkat bea masuk atau tarifnya harus diikat (legally bound).
Pengikatan atas tarif ini dimaksudkan untuk menciptakan
“prediktabilitas” dalam urusan bisnis perdagangan
internasional/ekspor. Artinya suatu negara anggota tidak
diperkenankan untuk sewenang-wenang mengubah atau
menaikkan tingkat tarif bea masuk.
3. Perlakuan nasional (National Treatment)
Prinsip ini diatur dalam pasal III GATT 1994 yang
mensyaratkan bahwa suatu negara tidak diperkenankan untuk
memperlakukan secara diskriminasi antara produk impor
dengan produk dalam negeri (produk yang sama) dengan tujuan
untuk melakukan proteksi. Jenis-jenis tindakan yang dilarang
berdasarkan ketentuan ini antara lain: pungutan dalam negeri,
undang-undang, peraturan dan persyaratan yang
mempengaruhi penjualan, penawaran penjualan, pembelian,
transportasi, distribusi atau penggunaan produk, pengaturan
tentang jumlah yang mensyaratkan campuran, pemrosesan atau
penggunaan produk-produk dalam negeri. Negara anggota
diwajibkan untuk memberikan perlakuan yang sama atas
barang-barang impor dan lokal- paling tidak setelah barang
impor memasuki pasar domestik.
4. Perlindungan hanya melalui tarif

14
Prinsip ini diatur dalam pasal XI dan mensyaratkan bahwa
perlindungan atas industri dalam negeri hanya diperkenankan
melalui tarif.
5. Perlakuan khusus dan berbeda bagi negara-negara berkembang
(Special dan Differential Treatment for Developing Countries – S&D)
Untuk meningkatkan partisipasi nagara-negara berkembang
dalam perundingan perdagangan internasional, S&D ditetapkan
menjadi salah satu prinsip GATT/WTO. Sehingga semua
persetujuan WTO memiliki ketentuan yang mengatur
perlakuan khusus dan berbeda bagi negara berkembang. Hal
ini dimaksudkan untuk memberikan kemudahan bagi negara-
negara berkembang anggota WTO untuk melaksanakan
persetujuan WTO.
Adapun struktur dasar persetujuan WTO, meliputi:
1. Barang/goods (General Agreement on Tariff and Trade/ GATT)
2. Jasa/services (General Agreement on Trade and Services/ GATS)
3. Kepemilikan intelektual (Trade-Related Aspects of Intellectual
Properties/ TRIPs)
4. Penyelesaian sengketa (Dispute Settlements)

V. Integrasi Ekonomi Regional

Integrasi ekonomi regional (regionalism) merupakan proses


ketika sekumpulan negara-negara di kawasan geografis tertentu
membentuk kerja sama untuk mengurangi atau menghapuskan
berbagai hambatan dalam aliran barang, tenaga kerja, dan modal.
Sekelompok negara pada daerah geografis tertentu yang tergabung
dalam integrasi ekonomi ini selanjutnya disebut sebagai regional
trading bloc.
Tumbuhnya integrasi ekonomi suatu kawasan didorong oleh:
1. Potensi ekonomi dimaksimalkan sehingga mempunyai daya
saing lebih baik.
2. Potensi politik terutama bagi negara kecil tetapi kaya.
3. Resolusi konflik.

15
Untuk melakukan sebuah integrasi ekonomi regional, harus
ada kondisi yang dinamakan dengan prakondisi integrasi yaitu:
1. Asimilasi sosial
2. Kesamaan
3. Keuntungan bersama
4. Biaya relatif rendah
5. Kedekatan hubungan dengan masa lampau
6. Pegaruh eksternal
Terdapat lima tingkatan atau level dari integrasi ekonomi
yaitu:
1. Free Trade Area, bertujuan untuk menghapuskan segala bentuk
hambatan perdagangan di antara negara-negara anggota.
Namun, masing-masing negara tetap memiliki kebebasan untuk
menetapkan hambatan perdagangan bagi negara yang tidak
termasuk anggota. Kebijakan perdagangan yang ditetapkan ini
juga bervariasi antar negara. Free Trade Area merupakan tingkat
integrasi ekonomi yang paling rendah yang dapat dibentuk oleh
dua atau lebih negara. Negara-negara anggota Free Trade Area
berusaha untuk menghapuskan hambatan perdagangan, baik
berupa tarif maupun hambatan non-tarif.
2. Custom Union atau Serikat Pabean, merupakan tingkat integrasi
ekonomi ketika terdapat kesepakatan untuk menghapus segala
bentuk hambatan perdagangan antar-negara anggota dan
menetapkan kebijakan perdagangan yang seragam bagi negara
bukan anggota. Dengan demikian, perbedaan antara Custom
Union dan Free Trade Area terletak pada perlakuan terhadap
negara bukan anggota. Negara anggota custom union
menetapkan perlakuan perdagangan yang sama dan seragam
terhadap negara bukan anggota. Negara-negara yang bergabung
dalam Custom Union juga dapat melakukan negosiasi sebagai satu
entitas tunggal dengan organisasi internasional seperti WTO.
3. Common Market atau Pasar Bersama, merupakan tingkat integrasi
ekonomi ketika negara-negara sepakat untuk menghapus segala
bentuk hambatan perdagangan, termasuk hambatan dalam aliran

16
tenaga kerja dan kapital. Dengan demikian, common market ini
mengintegrasikan elemen-elemen dari Free Trade Area dan Custom
Union, namun menambahkan aliran faktor produksi tenaga kerja
dan kapital. Bentuk integrasi ini sulit dijalankan karena
membutuhkan koordinasi pada bidang kebijakan ekonomi dan
tenaga kerja. Selain itu, kebijakan ini akan memberikan
keuntungan kepada negara-negara tertentu secara tidak adil
karena tenaga kerja cenderung berpindah ke negara dengan
tingkat gaji atau upah yang relatif lebih tinggi dan aliran modal
cenderung masuk ke negara dengan tingkat pengembalian yang
lebih besar.
4. Economic Union atau Serikat Ekonomi, merupakan tingkat
integrasi ekonomi dimana negara-negara anggota sepakat untuk
menghapus segala bentuk hambatan perdagangan, aliran tenaga
kerja dan modal, menetapkan kebijakan yang seragam terhadap
negara bukan anggota serta melakukan koordinasi kebijakan
ekonomi. Economic union integration memiliki tingkatan yang lebih
tinggi dibandingkan common market karena mengharuskan
negara-negara anggota untuk menyamakan kebijakan di bidang
pajak, moneter dan fiskal serta menciptakan mata uang yang
sama.
5. Political Union atau Uni Politik, merupakan bentuk integrasi
ekonomi yang mengharuskan negara-negara anggota untuk
melakukan koordinasi terkait berbagai aspek politik dan
kebijakan ekonomi. Political union mengharuskan negara-negara
anggota untuk memiliki pendirian ekonomi dan politik yang
sama terhadap negara bukan anggota. Namun, bentuk inte grasi
ini tetap memberikan kebebasan bagi negara anggota untuk
menetapkan kebijakan politik dan ekonomi menyangkut wilayah
negara mereka.

17
Sumber: Suyanto, dkk (2022:120)

Gambar 1. Tingkatan Integrasi Ekonomi

Beberapa keunggulan integrasi ekonomi adalah:


1. Peningkatan jumlah atau volume perdagangan.
2. Membantu negara-negara untuk membentuk tercapainya
kesepakatan dalam hal perdagangan dan kerja sama di bidang
politik.
3. Memperluas peluang lapangan pekerjaan dengan mendukung
aliran tenaga kerja antar-negara.
4. Membantu mengurangi biaya tarif yang menguntungkan
perusahaan.

Beberapa kelemahan integrasi ekonomi adalah:


1. Dapat menyebabkan trade diversion, yakni pengalihan
perdagangan dari negara-negara yang tidak termasuk dalam
anggota integrasi ekonomi. Hal ini dapat mengarah pada
peningkatan perdagangan dengan produsen atau perusahaan
yang kurang efisien di negara-negara anggota.
2. Mendorong peningkatan efisiensi perusahaan yang beroperasi di
negara-negara anggota, sedangkan industri lain yang
membutuhkan tenaga kerja yang kurang terampil akan
berpindah ke negara lain dengan tingkat upah yang rendah.
Dengan demikian akan menyebabkan aliran tenaga kerja ke
negara-negara dengan tingkat upah yang lebih rendah.

18
3. Integrasi ekonomi juga berkaitan dengan elemen budaya.
Beberapa argumen menyatakan bahwa negara-negara akan
kehilangan keunikan identitas nasional mereka karena
diharuskan untuk melakukan kerja sama dan penyesuaian
dengan negara lain yang merupakan anggota integrasi ekonomi
yang sama.

VI. Uni Eropa


Menurut Hill (Kartawinata, dkk; 2014:47), Uni Eropa (dahulu
disebut Masyarakat Ekonomi Eropa) adalah bentuk dari dua faktor
politik, yaitu kehancuran Eropa Barat dan keinginan bangsa Eropa
untuk mempertahankan panggung politik dan ekonomi mereka
sendiri di dunia. Selain itu banyak orang Eropa menyadari potensi
keuntungan dari integrasi ekonomi yang lebih erat dari negara-
negara Uni Eropa.
Uni Eropa terdiri dari 27 negara di Eropa, meliputi: Austria,
Belgium, Bulgaria, Kroasia, Siprus, Ceko, Denmark, Estonia,
Finlandia, Perancis, Jerman, Yunani, Hungaria, Irlandia, Italia,
Latvia, Lithuania, Luksemburg, Malta, Belanda, Polandia,
Portugal, Rumania, Slowakia, Slovenia, Spanyol, dan Swedia.
Negara-negara ini bersatu untuk menjadikan segalanya lebih baik,
lebih mudah, dan lebih aman bagi masyarakat. Mereka sepakat
untuk bekerja sama dan saling membantu. Pada bulan Juni 2016,
Inggris memutuskan untuk berhenti menjadi bagian dari Uni
Eropa. Maka mulai tanggal 31 Januari 2020, Inggris tidak lagi
menjadi bagian dari Uni Eropa.
Uni Eropa memudahkan masyarakat untuk berpindah secara
bebas dari satu negara ke negara lain. Mereka dapat tinggal, belajar
atau bekerja di negara mana pun di Uni Eropa yang mereka
inginkan. Misalnya, seseorang dari Perancis dapat memilih untuk
pindah ke Italia dan bekerja di sana. Atau mahasiswa dari Belgia
bisa melanjutkan studi di universitas di Yunani. Barang, jasa, dan
uang juga dapat berpindah dengan bebas dari satu negara Uni
Eropa ke negara lain.
Uni Eropa memainkan peran penting di dunia dalam banyak
hal. Uni Eropa menjual banyak barang dan jasa ke negara lain. Juga

19
membeli barang dari negara lain, sehingga membantu
perekonomian dunia tetap berjalan.
Sebagian besar negara yang tergabung dalam Uni Eropa
menggunakan koin yang sama. Koin ini disebut 'Euro'. Penggunaan
koin yang sama membantu negara-negara di Uni Eropa untuk
melakukan bisnis bersama. Misalnya, orang dari Spanyol bisa
membeli barang yang mereka inginkan dari Belgia dengan mudah
dan tanpa biaya tambahan. Dengan menggunakan koin yang sama,
memudahkan orang untuk bepergian, membeli barang secara
online dari negara lain, dan memiliki lebih banyak pilihan.

VII. Masyarakat Ekonomi ASEAN


Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA) adalah bentuk kerja
sama untuk memperdalam dan memperluas integrasi ekonomi di
kawasan ASEAN dan dengan kawasan di luar ASEAN. Empat
Pilar MEA meliputi:
1. Pasar dan basis produksi tunggal.
2. Kawasan ekonomi berdaya saing tinggi.
3. Kawasan dengan pembangunan ekonomi yang merata dan
berkeadilan.
4. Kawasan yang terintegrasi dengan ekonomi global.
Kerja sama ekonomi ASEAN mencakup bidang pertanian,
kehutanan, perindustrian, perdagangan, investasi, jasa transportasi,
telekomunikasi, pariwisata, energi dan mineral, keuangan, serta
usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM).
Profil perekonomian ASEAN sebagai berikut:
1. Negara ASEAN kaya akan komoditas sumber daya alam berupa
energi, mineral, dan tanaman pangan.
2. Jumlah penduduk ASEAN yang besar, yaitu 655,51 Juta Jiwa
(2019), mayoritas adalah usia produktif.
3. Pertumbuhan ekonomi negara ASEAN relatif tinggi, rata-rata
5% - 6% per tahun.
Untuk mendorong kesetaraan pembangunan antarnegara
anggota (narrowing the development gap), ASEAN memiliki Initiative

20
for ASEAN Integration (IAI). IAI bertujuan menciptakan
pembangunan yang merata antara ASEAN-6 (Brunei Darussalam,
Indonesia, Malaysia, Filipina, Singapura, dan Thailand) dengan
CLMV (Kamboja, Laos, Myanmar, dan Vietnam).
IAI dilaksanakan dalam bentuk proyek pelatihan peningkatan
kapasitas, bantuan pembangunan lembaga, saran kebijakan, dan
studi kelayakan. Proyek IAI pada umumnya mendapat pendanaan
dari ASEAN-6, negara mitra wicara, atau lembaga internasional
dalam rangka mendukung program IAI. Pada awalnya proyek IAI
dilaksanakan di bidang ekonomi seperti: pembangunan
infrastruktur, SDM, peningkatan kapasitas integrasi kawasan,
energi, iklim investasi, pariwisata, pengentasan masyarakat miskin,
dan peningkatan kualitas hidup. Dalam perkembangannya, proyek
IAI diperluas mencakup bidang politik-keamanan dan sosial
budaya.
Di samping itu, atas usulan Indonesia, ASEAN telah
menyetujui ASEAN Framework on Equitable Economic Development
(AFEED) atau Kerangka Kerja ASEAN mengenai Pembangunan
Ekonomi yang Setara. Kerangka kerja tersebut mengedepankan
upaya pengurangan kesenjangan pembangunan, penguatan
kualitas sumber daya manusia, peningkatan kesejahteraan sosial,
pengembangan usaha mikro kecil dan menengah (UMKM), dan
partisipasi yang lebih luas dalam proses integrasi ASEAN.
Untuk membangun kerja sama ekonomi, ASEAN
memunculkan tiga inisiatif yang diharapkan memiliki dampak
regional. Ketiga inisiatif tersebut dikenal dengan ASEAN Growth
Triangle Project, ASEAN Free Trade Area (AFTA), dan ASEAN
Investment Area Project.
1. ASEAN Growth Triangle Project (SIJORI: Singapore Johor-Riau)
Segitiga pertumbuhan (triangle growth) daerah ekonomi sub-
regional meliputi daerah yang berdekatan secara geografis atau
yang melintasi perbatasan dari dua, tiga, atau empat negara
yang melakukan kerja sama dan integrasi aktivitas ekonomi.
Aktivitas yang dilakukan ini terbatas pada sistem politik dan

21
ekonomi saja, namun melibatkan aliran barang, jasa dan tenaga
kerja. Gagasan yang mendasari segitiga pertumbuhan ini adalah
adanya diversifikasi faktor produksi antar-berbagai daerah yang
dapat mendorong peningkatan keunggulan kompetitif.
Kerja sama yang melibatkan Singapura, Johor dan Riau
(SIJORI) ini pada awalnya diusulkan oleh Goh Chok Tong yang
merupakan wakil Perdana Menteri Singapura pada tahun 1989.
Kerja sama ini memberikan manfaat ekonomi bagi setiap negara
yang terlibat yang dijadikan pertimbangan utama dalam
membentuk ASEAN Growth Triangle. SIJORI berlokasi di
garis laut strategis yang menghubungkan Laut Cina Selatan dan
Laut India melalui Selat Malaka. Johor memiliki daerah
perkebunan yang luas dan infrastruktur yang baik. Pulau Riau
merupakan bagian dari Provinsi Riau Indonesia, merupakan
produsen minyak dan gas alam yang memiliki lokasi yang
berdekatan dengan Singapura, Bintan, Bulan dan perbatasan
lainnya. Selain itu, Singapura terletak di antara Riau dan Johor
dan memiliki perkembangan ekonomi yang progresif.
2. ASEAN Free Trade Area (AFTA)
Skema kerja sama ekonomi lainnya yang dibentuk oleh ASEAN
adalah AFTA. Pada saat dilakukan pertemuan anggota ASEAN
di Kuala Lumpur pada 1997, para pemimpin negara kembali
mendirikan komitmen untuk mendorong kerjasama regional di
Asia Tenggara dalam semangat keadilan dan kerjasama yang
berkontribusi terhadap terciptanya kedamaian, kemajuan dan
kemakmuran negara-negara anggota. Salah satu kiat yang
dilakukan untuk mendorong perkembangan ekonomi serta
kerjasama dan integrasi di bidang ekonomi adalah dengan
mendirikan AFTA. Pembentukan AFTA bertujuan untuk
menciptakan liberalisasi perdagangan di bidang jasa,
mengintesifikasi kerjasama regional dan sub regional, serta
memperkuat sistem perdagangan multilateral.
3. ASEAN Investment Area (IAI)
Pembentukan IAI bertujuan untuk mendorong peranan dari
sektor swasta dalam kerja sama investasi. IAI bertujuan untuk
22
memperkuat hubungan industri antar-negara anggota ASEAN.
Hal ini dilakukan dengan memberikan berbagai insentif untuk
mendorong aliran investasi. IAI juga membentuk program yang
terkoordinasi dengan tujuan untuk menarik aliran investasi, baik
yang berasal dari negara anggota maupun di luar anggota
ASEAN. Selanjutnya, peluang investasi ini juga dibuka untuk
semua jenis industri, baik manufaktur maupun non-manufaktur.

VIII. Asia Pacific Economic Cooperation (APEC)

Pada tahun 1989, negara-negara di Asia juga membentuk


organisasi lain yang dikenal dengan Asia Pacific Economic Cooperation
(APEC). Organisasi ini dimulai dengan adanya forum yang dibuka
oleh 12 negara. Saat ini APEC terdiri atas 21 negara anggota.
Pendirian organisasi APEC tidak ditujukan untuk membangun
trading bloc baru selain ASEAN, melainkan bertujuan untuk
memperkuat sistem perdagangan multilateral dan memperluas
aktivitas ekonomi global. Hal ini dilakukan dengan cara
menyederhanakan prosedur perdagangan dan investasi di antara
negara-negara anggota. APEC berhasil menurunkan tingkat tarif
rata-rata dari 15% menjadi 7,5%. Berbagai perkembangan lebih
lanjut dapat memberikan manfaat positif bagi aktivitas bisnis di
negara-negara anggota. Adapun peran APEC bagi Kawasan Asia-
Pasifik adalah:
1. Turut menjaga stabilitas pertumbuhan ekonomi di kawasan
melalui pertukaran informasi kebijakan.
2. Menciptakan kondisi yang mendukung peningkatan
perdagangan Kawasan.
3. Sarana pembahasan isu-isu behind the border dan across the border
terkait perdagangan dan investasi, maupun isu-isu yang kerap
menjadi ancaman perekonomian seperti kesiaptanggapan
bencana, dll.

23
4. Mendorong paradigma pertumbuhan yang berkualitas melalui
five growth strategy: balance, inclusive, sustainable, innovative, dan
secure.
5. Mempermudah dan memfasilitasi dunia usaha antara lain
melalui skema APEC Business Travel Card (ABTC).

IX. North American Free Trade Agreement (NAFTA)

Kanada dan Amerika Serikat telah lama membangun


perjanjian perdagangan yang melibatkan berbagai sektor industri,
termasuk otomotif. Pada tahun 1989, US-Canada Free Trade
Agreement dibentuk sebagai usaha untuk menghapus segala bentuk
tarif pada perdagangan bilateral antar-kedua negara tersebut.
Selanjutnya semakin berkembangnya usaha integrasi di Eropa
menimbulkan urgensi untuk membentuk area trading block di
Amerika Utara yang meliputi Meksiko. Pada tahun 1981, Kanada,
Meksiko dan Amerika Serikat kemudian membentuk North
American Free Trade Agreement (NAFTA). Sebagai perjanjian
perdagangan bebas, NAFTA telah menghapuskan segala bentuk
hambatan perdagangan tarif dan non-tarif. Bentuk kerjasama dalam
NAFTA sendiri mencakup tiga hal, yaitu Perjanjian Perdagangan
Bebas atau Free Trade Agreement (FTA), Perjanjian Kerjasama
Lingkungan atau North American Agreement on Environmental
Cooperation (NAAEC) dan Perjanjian Kerjasama Tenaga Kerja atau
North American Agreement on Labor Cooperation (NAALC).

Tugas Latihan-1
1. Jelaskan keterkaitan bisnis internasional dengan kerjasama
internasional!
2. Jelaskan bentuk-bentuk kerjasama internasional, berikut
tujuannya!
3. Jelaskan peran GATT!
4. Jelaskan fungsi WTO!

24
5. Jelaskan peran dari setiap tingkatan integrasi ekonomi
regional!
6. Jelaskan peran kerjasama Uni Eropa!
7. Jelaskan peran kerjasama Masyarakat Ekonomi ASEAN!
8. Jelaskan peran kerjasama APEC!
9. Jelaskan peran kerjasama NAFTA!
10. Identifikasilah bentuk-bentuk kerjasama internasional yang
dilakukan Pemerintah Negara Indonesia (termasuk dalam
GATT, WTO, Uni Eropa, Masyarakat Ekonomi ASEAN,
APEC, NAFTA, dan lain-lain)! Uraikanlah peran Indonesia
dalam organisasi tersebut! Identifikasi pula berbagai macam
sengketa dagang beserta penyelesaiannya, yang pernah
dialami Pemerintah Negara Indonesia, baik posisinya sebagai
penggugat ataupun tergugat!

Balikan : (kunci jawaban)

1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
10.

RANGKUMAN
1. Bisnis internasional tidak akan pernah lepas dari kegiatan
kerjasama internasional antarnegara. Hal ini terjadi karena
kegiatan bisnis internasional tanpa adanya kerjasama
antarnegara akan memiliki banyak hambatan. Kerjasama

25
antarnegara dapat memperlancar segala macam aktivitas bisnis
internasional.
2. Kerjasama Luar Negeri atau kerjasama internasional adalah
kerjasama yang dilaksanakan Pemerintahan suatu negara
dengan negara-negara sahabat maupun dengan Organisasi
Internasional, baik Inter-Governmental Organization (IGO)
atau Organisasi Antar Pemerintah maupun Non-Governmental
Organization (NGO). Bentuk-bentuk kerjasama luar negeri
meliputi: Kerja Sama Bilateral, Kerja Sama Regional, dan Kerja
Sama Multilateral. Adapun tujuan kerjasama internasional
adalah mempererat hubungan persahabatan, menciptakan
perdamaian dunia, dapat meningkatkan pertumbuhan ekonomi,
memperluas tenaga kerja, meningkatkan kemajuan di berbagai
bidang, untuk melengkapi kebutuhan negara, serta mencegah
terjadinya konflik.
3. General Agreement on Tariff and Trade (GATT) membantu
membangun sistem perdagangan multilateral yang semakin
liberal melalui perundingan perdagangan. Perundingan yang
dilakukan sejak GATT disepakati diantaranya adalah
pengurangan hambatan tarif dan anti-dumping measures, non-tariff
measures, "framework" agreements, jasa/services, hak atas kekayaan
intelektual, tekstil, pertanian, dan pembentukan WTO.
Terbentuknya GATT dilatarbelakangi dari pertemuan “Bretton
Woods”, yang menyepakati tiga pilar ekonomi dunia, yaitu: 1)
IMF (International Monetary Foundation), berfungsi melakukan
pemantauan perkembangan kebijakan ekonomi dan keuangan
serta memberikan masukan kebijakan kepada negara-negara
anggotanya, memberikan pinjaman kepada negara anggota
yang menghadapi masalah neraca pembayaran, dan
menyediakan bantuan teknis dan pelatihan di bidang yang
menjadi keahliannya; 2) IBRD (International Bank of
Reconstruction and Develoment) atau World Bank, berfungsi
memberikan pinjaman, jaminan, produk manajemen risiko, dan
layanan konsultasi kepada negara-negara berpendapatan

26
menengah dan berpendapatan rendah yang layak mendapat
kredit, serta dengan mengoordinasikan respons terhadap krisis
regional dan global; serta 3) ITO (International Trade
Organization).
4. World Trade Organization (WTO) bertujuan untuk membuat
perdagangan antar negara semakin terbuka dengan menetapkan
penurunan bahkan peniadaan hambatan tarif maupun non tarif,
serta menyediakan platform untuk negosiasi bisnis dan
perdagangan. Fungsi WTO diantaranya adalah: 1) Mengatur
perjanjian antar negara dalam perdagangan; 2) Mendorong
arus perdagangan antara negara, dengan mengurangi dan
menghapus berbagai hambatan yang dapat menggangu
kelancaran arus perdagangan barang dan jasa; 3) Memfasilitasi
perundingan dengan menyediakan forum negosisasi yang lebih
permanen; 4) Menyelesaikan sengketa akibat konflik
kepentingan; 5) Menyelesaikan sengketa dagang; 6) Sebagai
forum negosiasi perdagangan; 7) Memonitor kebijakan
perdagangan suatu negara; dan 8) Memberikan bantuan kepada
negara-negara berkembang.
5. Integrasi ekonomi regional (regionalism) merupakan proses
ketika sekumpulan negara-negara di kawasan geografis tertentu
membentuk kerja sama untuk mengurangi atau menghapuskan
berbagai hambatan dalam aliran barang, tenaga kerja, dan
modal. Terdapat lima tingkatan atau level dari integrasi
ekonomi yaitu: 1) Free Trade Area, bertujuan menghapuskan
segala bentuk hambatan perdagangan di antara negara-negara
anggota; 2) Custom Union atau Serikat Pabean, terdapat
kesepakatan untuk menghapus segala bentuk hambatan
perdagangan antar-negara anggota dan menetapkan kebijakan
perdagangan yang seragam bagi negara bukan anggota; 3)
Common Market atau Pasar Bersama, dimana negara-negara
sepakat untuk menghapus segala bentuk hambatan
perdagangan, termasuk hambatan dalam aliran tenaga kerja dan
kapital; 4) Economic Union atau Serikat Ekonomi, dimana

27
negara-negara anggota sepakat untuk menghapus segala bentuk
hambatan perdagangan, aliran tenaga kerja dan modal,
menetapkan kebijakan yang seragam terhadap negara bukan
anggota serta melakukan koordinasi kebijakan ekonomi; 5)
Political Union atau Uni Politik, mengharuskan negara-negara
anggota untuk melakukan koordinasi terkait berbagai aspek
politik dan kebijakan ekonomi.
6. Uni Eropa memudahkan masyarakat untuk berpindah secara
bebas dari satu negara ke negara lain. Mereka dapat tinggal,
belajar atau bekerja di negara mana pun di Uni Eropa yang
mereka inginkan. Uni Eropa memainkan peran penting di dunia
dalam banyak hal. Uni Eropa menjual banyak barang dan jasa
ke negara lain. Juga membeli barang dari negara lain, sehingga
membantu perekonomian dunia tetap berjalan.
7. Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA) adalah bentuk kerja
sama untuk memperdalam dan memperluas integrasi ekonomi
di kawasan ASEAN dan dengan kawasan di luar ASEAN.
Kerangka kerja ASEAN mengedepankan upaya pengurangan
kesenjangan pembangunan, penguatan kualitas sumber daya
manusia, peningkatan kesejahteraan sosial, pengembangan
usaha mikro kecil dan menengah (UMKM), dan partisipasi yang
lebih luas dalam proses integrasi ASEAN. Untuk membangun
kerja sama ekonomi, ASEAN memunculkan tiga inisiatif,
yakni: 1) ASEAN Growth Triangle Project (SIJORI: Singapore
Johor-Riau); 2) ASEAN Free Trade Area (AFTA), bertujuan
untuk menciptakan liberalisasi perdagangan di bidang jasa,
mengintesifikasi kerjasama regional dan sub regional, serta
memperkuat sistem perdagangan multilateral; 3) ASEAN
Investment Area (IAI), bertujuan untuk mendorong peranan dari
sektor swasta dalam kerja sama investasi.
8. Asia Pacific Economic Cooperation (APEC), berperan menjaga
stabilitas pertumbuhan ekonomi di kawasan melalui pertukaran
informasi kebijakan; menciptakan kondisi yang mendukung
peningkatan perdagangan Kawasan; sarana pembahasan isu-isu

28
behind the border dan across the border terkait perdagangan dan
investasi, maupun isu-isu yang kerap menjadi ancaman
perekonomian seperti kesiaptanggapan bencana; mendorong
paradigma pertumbuhan yang berkualitas melalui five growth
strategy: balance, inclusive, sustainable, innovative, dan secure, serta
Mempermudah dan memfasilitasi dunia usaha antara lain
melalui skema APEC Business Travel Card.
9. North American Free Trade Agreement (NAFTA), merupakan area
trading block di Amerika Utara yang meliputi Meksiko. NAFTA
menghapuskan segala bentuk hambatan perdagangan tarif dan
non-tarif. Bentuk kerjasama dalam NAFTA sendiri mencakup
tiga hal, yaitu Perjanjian Perdagangan Bebas, Perjanjian
Kerjasama Lingkungan, dan Perjanjian Kerjasama Tenaga
Kerja.

REFERENSI **
Suyanto, dkk. 2022. Bisnis Internasional: Strategi dan Tantangan
Kontemporer. Surabaya: Direktorat Penerbitan dan Publikasi
Ilmiah Universitas Surabaya.
Buku Pedoman tentang IMF. [Online]. Tersedia: www.imf.org
04 Desembar 2017. World Trade Organization (WTO). [Online].
Tersedia: https://pusdiklat.kemendag.go.id/
Bank Internasional untuk Rekonstruksi dan Pembangunan.
[Online]. Tersedia: https://www.worldbank.org/
Uni Eropa. [Online]. Tersedia: https://european-
union.europa.eu/easy-read_en
Pilar Masyarakat Ekonomi ASEAN. [Online]. Tersedia:
https://setnasasean.id/pilar-ekonomi
22 Desember 2022. Kerja Sama Regional Asia-Pacific Economic
Cooperation (APEC). [Online]. Tersedia:
https://kemlu.go.id/
Kerjasama Luar Negeri. [Online]. Tersedia:
https://hubla.dephub.go.id

29
Email: pbmpolibisnis@gmail.com

30

Anda mungkin juga menyukai