Anda di halaman 1dari 13

KERJASAMA INTERNASIONAL DAN REGIONAL

Pengertian Kerjasama internasional

Kerja sama internasional adalah bentuk hubungan yang dilakukan oleh suatu negara dengan negara lain
yang bertujuan untuk memenuhi kebutuhan rakyat dan untuk kepentingan negara-negara di dunia.
Kerja sama internasional, yang meliputi kerja sama di bidang politik, sosial, pertahanan keamanan,
kebudayaan, dan ekonomi, berpedoman pada politik luar negeri masing-masing.

tujuan kerja sama antarnegara:

 Membebaskan bangsa-bangsa di dunia dari kemiskinan dan kelaparan.


 Membebaskan bangsa-bangsa dari keterhelakangan di bidang ekonomi.
 Memajukan perdagangan.
 Mempercepat pertumbuhan ekonomi.
 Meningkatkan kestabilan dalam bidang ekonomi, politik sosial, budaya.dan
 Pertahanan keamanan.
 Memelihara ketertiban dan perdamaian dunia..
 Meningkatkan dan mempererat tali persahabatan antarbangsa di dunia.

Selain itu kerjasama antar negara juga memiliki fungsi sebagai berikut.

 Memperlancar hubungan ekonomi baik dalam bentuk pertukaran hasil produksi dan faktor-
faktor produksi serta memperlancar sistem pembayaran antarnegara,
 Menciptakan kerja sama secara timbal balik antarnegara melalui perjanjian
 ataupun melalui badan/organisasi internasional dan nasional.

Faktor-Faktor Penyebab Kerja Sama Antarnegara

1. Kerja Sama Antarnegara Akibat Adanya Perbedaan


 Perbedaan sumber daya alam

Sumber daya alam yang dimiliki oleh setiap negara berbeda-beda baik dari segi jenis dan
jumlahnya. Ada negara yang memiliki sumber daya alam yang melimpah, namun ada juga negara
yang memiliki sedikit sumber daya alam. Contohnya Indonesia kaya akan sumber daya alam
berupa bahan baku, namun negara Arab Saudi sedikit menghasilkan bahan baku untuk industri,
padahal kebutuhan mereka akan bahan baku sangat besar. Dengan demikian negara-negara yang
sedikit menghasilkan bahan baku akan melakukan kerja sama dengan negara yang kaya akan
bahan baku industri, dengan tujuan agar kebutuhan bahan baku dapat terpenuhi.

 Perbedaan iklim dan kesuburan tanah


Perbedaan iklim dan kesuburan tanah antara satu negara dengan negara lain akan
menyebabkan perbedaan jenis tanaman, Misalnya Indonesia dan beberapa negara lainnya yang
beriklim tropis, curah hujan yang tinggi, dan lahan yang subur akan menghasilkan padi, kopi, teh,
karet, dan sebagainya. Sedangkan negara-negara seperti di Eropa yang beriklim sedang tidak
cocok untuk jenis tanaman tersebut, sehingga mereka harus memperolehnya dari negara-
negara tropis.
 Perbedaan ilmu pengetahuan dan teknologi

Kemampuan dan penguasaan ilmu pengetahuan dan teknologi serta keterampilan antara satu
negara dengan negara lain tidak sama. Negara maju seperti Amerika Serikat, Jepang, Eropa Barat,
dan Jerman memiliki kemampuan dalam menguasai ilmu pengetahuan dan teknologi
dibandingkan negara-negara berkembang seperti di Afrika dan sebagian Asia. Adanya perbedaan
tersebut, negara-negara berkembang dapat melakukan kerja sama dengan negara-negara maju.
Dengan demikian negara-negara berkembang dapat meningkatkan ilmu pengetahuan dan
teknologinya.

 Perbedaan ideologi

Perbedaan ideologi antarsuatu wilayah negara dengan negara lain dapat memicu konflik
antarnegara hahkan menjadi konflik internasional. Untuk meredakan konflik atau ketegangan
perlu adanya kerja sama, sehingga tidak memperbesar konflik yang telah ada. Misalnya negara
seperti Hongkong yang memisahkan diri dengan RRC yang berideologi komunis, memerlukan
kerja sama dalam bidang politik dengan negara yang berideologi liberal seperti Amerika Serikat.
Hal ini perlul dilakukan agar masalah-masalah yang timbul dapat diselesaikan di meja
perundingan.

2. Kerja Sama Antarnegara Akibat Adanya Kesamaan

 Kesamaan sumber daya alam antara beberapa negara dapat mendorong terbentuknya
kerja sama antarnegara. Misalnya beberapa negara penghasil minyak bumi membentuk
suatu kerja sama yang diberi nama OPEC (Organization of Petroleum Exporting Countries).
 Kesamaan keadaan wilayah (kondisi geografis)
Negara-negara yang terletak di suatu wilayah yang memiliki kondisi geografis yang sama
sering mengadakan kerja sama untuk kepentingan wilayah dari masing masing negara
anggotanya. Misalnya negara-negara yang terletak di wilayah Asia Tenggara membentuk
kerja sama melalui organisasi ASEAN, dan sebagainya.
 Kesamaan ideologi Negara-negara yang mempunyai kesamaan ideologi dapat mendorong
suatu negara melakukan kerja sama. Sebagai contoh NATO (North Atlantic Treaty
Organization) adalah kerja sama negara-negara di Atlantik Utara yang berideologi liberal.
Selain itu, negara-negara yang tidak memihak pada blok Barat ataupun blok Timur
membentuk kerja sama dalam organisasi Nonblok.
 Kesamaan agama,
Adanya persamaan agama juga dapat mendorong beberapa negara untuk bergabung dalam
suatu organisasi. Misalnya OKI (Organisasi Konferensi Islam). yaitu kelompok organisasi
negara-negara Islam. Mereka bergabung dalam OKI sebagai respon atas peristiwa
pembakaran Masjid Al Aqsa di Yerusalem yang dilakukan oleh Israel.
Bentuk Kerjasama Internasional

Kerjasama Internasional yang dilakukan tersebut diantaranya dalam bidang sosial, politik, budaya,
kemanaan dan ekonomi.

Kerja sama ekonomi internasional terbagi dalam 4 (empat) macam, yaitu sebagai berikut:

1. Kerja Sama Ekonomi Bilateral

Kerja sama ekonomi bilateral adalah kerja sama ekonomi yang melibatkan dua negara dan bersifat
membantu satu samalain. Kerjasama bilateral bertujuan untuk membina hubungan yang telah ada
serta menjalin hubungan kerjasama perdagangan dengan negara mitra. Contoh kerja sama
ekonomi antara Indonesia dengan Malaysia. Indonesia dengan Cina, dan sebagainya. Pemerintah
indonesia sendiri telah menandatangani perjanjian perdagangan dan ekonomi di Kawasan Asia
Pasifik dengan 14 negara, di Afrika dan Timur Tengah dengan 10 negara, di Eropa Timur dengan 9
negara, di Eropa Barat dengan 12 negara dan di Amerika Latin dengan 7 negara.

2. Kerja Sama Ekonomi Regional

Kerja sama ekonomi regional adalah kerja sama ekonomi di antara beberapa negara yang berada di
kawasan tertentu. Contoh: kerja sama ekonomi antara negara-negara di kawasan Asia Tenggara
(ASEAN), antara negara-negara di kawasan Eropa (MEE), antara negara-negara di kawasan Asia
Pasifik (APEC), dan lain. sebagainya.

3. Kerja Sama Ekonomi Multilateral/Internasional

Kerja sama ekonomi multilateral adalah kerja sama ekonomi yang melibatkan banyak negara dan
tidak terikat oleh wilayah atau kawasan negara tertentu. Kerja sama ini bisa dalam satu kawasan
seperti ASEAN, MEE tetapi dapat pula kerja sama antarnegara yang berbeda kawasan seperti GATT-
WTO, UNCTAD, OPEC, IMF, WCO/WCC dan lain-lain.

4. Kerja Sama Ekonomi Multilateral Regional

Organisasi multilateral regional adalah organisasi kerjasama ekonomi perdagangan yang


anggotanya terdiri dari beberapa negara di kawasan/tertentu. Seperti : AFTA.APEC
EFTA,NAFTA.LAFTA,CACM,EEC dan lainnya. Perkembangan organisasi dan kerjasama ekonomi dan
bisnis regional semakin meningkat. Hal ini dapat mendorong jaringan bisnis regional yang semakin
intens, terutama dengan semakin berkurangnya hambatan tarif barrier dan non tarif barrier serta
adanya homogencity characteristic regional.

Sehubungan dengan perkembangan tersebut, maka sebagian ahli ekonomi/perdangan/bisnis


internasional menyarankan agar para manajer bisnis internasional pada saat ini lebih baik bertindak
dan berfikir "act local. think regional. and (A.Rugman,2001:18) forget global"
Berdasarkan pada bidangnya, kerja sama dibedakan menjadi beberapa macam, yaitu:

1. Kerja sama bidang ekonomi

Kerja sama bidang ekonomi adalah bentuk kerja sama yang menitikberatkan pada kepentingan
ekonomi negara-negara yang melakukan kerja sama. Kerja sama ekonomi ini di antaranya: APEC
(Asia Pasifik Economis Corporation), yaitu kerja sama ekonomi yang dilakukan negara-negara di
kawasan Asia dan Pasifik. MEE (Masyarakat Ekonomi Eropa), yaitu kerja sama ekonomi yang
dilakukan oleh negara-negara di kawasan Eropa.

2. Kerja sama bidang sosial

Kerja sama bidang sosial adalah bentuk kerja sama antara negara yang dilakukan dalam bidang
sosial. Kerja sama sosial ini di antaranya: WHO (World Health Organization), yaitu kerja sama
antara negara anggota PBB dalam bidang kesehatan. UNICEF (United Nations Children and
Education Fund), yaitu kerja sama antara anggota-anggota PBB dalam menangani permasalahan
anak-anak.ILO (Internasional Labour Organization), yaitu organsasi internasional yang bergerak
dalam bidang perburuhan.

3. Kerja sama bidang pertahanan atau politik.

Kerja sama bidang pertahanan atau politik adalah kerja sama yang dilakukan dalam bidang
pertahanan atau politik. Bentuk kerja sama ini di antaranya:

o SEATO (South East Asia Treaty Organization), yaitu pakta militer yang bertujuan untuk
membendung komunisme di kawasan Asia Tenggara.

o ANZUS (Australia, New Zeland, and United States), adalah pakta militer yang bertujuan untuk
membendung arus komunisme di kawasan Australia, Selandia Baru, dan Amerika Serikat.
PERGERAKAN NASIONAL

Munculnya rasa kebangsaan dan nasionalisme

Pada akhir abad XIX pemerintah kolonial Belanda mulai mengubah kebijakannya di Indonesia.
Perubahan arah kebijakan tersebut tidak lepas dari kritikan kaum liberal dan humanis dalam parlemen
Belanda. Mereka mendorong pemerintah Belanda agar memikirkan nasib rakyat Indonesia, mengingat
banyak kekayaan alam Indonesia yang diambil oleh Belanda tanpa memikirkan kepentingan rakyat
Indonesia. Salah satu bentuknya adalah artikel berjudul Een Eereschuld (Utang Budi) yang ditulis oleh
van Deventer. Dalam artikelnya, van Deventer menyatakan bahwa tanam paksa dan sistem ekonomi
liberal telah berhasil meemperbaiki keuangan Kerajaan Belanda. Oleh karena itu, sudah sewajarnya
Belanda membalas budi rakyat Indonesia.

Pada tahun 1901 Ratu Wilhelmina merancang sebuah kebijakan bagi masyarakat Indonesia yang
bertujuan meningkatkan kesejahteraan rakyat. Kebijakan tersebut selanjutnya disebut politik etis.
Progam politik etis meliputi edukasi (pendidikan), irigasi (pengairan), dan migrasi (perpindahan
penduduk). Selanjutnya, pemerintah kolonial Belanda menyiapkan dana sekira 40 juta gulden yang
dialokasikan bagi pelaksanaan Politik Etis. Di bidang pertanian, pemerintah kolonial Belanda
membangun saluran irigasi. Adapun di bidang transmigrasi, pemerintah kolonial Belanda
memindahkan penduduk dari daerah padat ke daerah yang masih jarang penduduknya. Sementara
itu, dalam bidang pendidikan pemerint kolonial Belanda menunjuk J.H. Abendanon untuk
menyelenggarakan pendidikan demi mendorong kesadaran golongan muda di Indonesia atas nasib
bangsanya.

Pelaksanaan pendidikan Barat di Indonesia ditandai dengan pembukaan sekolah-sekolah Sistem


sekolah dasar mulai diperkenalkan pada tahun 1892 melalui pembukaan Eerste School (Sekolah Angka
Satu) untuk anak-anak priayi dan Tweede School (Sekolah Angka Dua) untuk anak-anak rakyat biasa.
Pemerintah kolonial Belanda juga membangun perguruan tinggi di berbagai daerah seperti Opleiding
School voor Inlandsche Ambtenaren (OSVIA), School Tot Opleiding van Inlandsche Artsen (STOVIA) di
Jakarta, Technische Hooge School (sekolah tinggi teknik) di Bandung, dan Landbouwkundige Hooge
School (sekolah tinggi pertanian) di Bogor.

Pendidikan Barat yang diselenggarakan Belanda pada awal abad XX memberi dampak positif berupa
lahirnya kaum intelektual dari kalangan pribumi. Kaum intelektual yang juga disebut golongan elite
pribumi modern inilah yang mempelopori pergerakan nasional melalui organisasi-organisasi
pergerakan nasional. Golongan elite pribumi modern juga mencetuskan ide-ide dan pemikiran
menuju kemajuan dan usaha untuk membebaskan bangsa dari segala bentuk penindasan
kolonialisme Belanda.

Perkembangan nasionalisme bangsa Indonesia juga dipengaruhi oleh perkembangan pers Pers di
Indonesia telah muncul sejak abad XVIII yang ditandai dengan munculnya surat kabar berbahasa
Belanda seperti De Bataviase Nouvelles dan De Locomotief yang terbit di Batavia dan Semarang.
Selanjutnya, pers berbahasa Jawa mulai muncul pada tahun 1855 yang ditandai dengan munculnya
surat kabar dan jurnal seperti Bromartani dan Retnodhoemilah.

Pengertian pergerakan nasional

Kata “Pergerakan Nasional“ memiliki suatu pengertian yang khas yakni merupakan sebuah perjuangan
yang dilakukan oleh organisasi secara modern ke arah perbaikan hajat hidup bangsa Indonesia yang
disebabkan rasa ketidakpuasan terhadap keadaan masyarakat yang ada. Dengan demikian istilah ini
mengandung arti yang sangat luas. Gerakan yang mereka jalankan memang tidak hanya terbatas
untuk memperbaiki taraf hidup bangsa tetapi juga meliputi gerakan di berbagai sektor, seperti: sosial,
ekonomi, pendidikan, keagamaan, kebudayaan, wanita, pemuda dan lain-lain.

Istilah “nasional” berarti bahwa pergerakan-pergerakan tersebut mempunyai cita-cita nasional untuk
mencapai kemerdekaan bagi bangsanya yang masih terjajah. Disamping itu, sifat pergerakan pada
masa ini lebih bersifat nasional bila dibanding dengan sifat pergerakan sebelumnya yang bercorak
kedaerahan.

Adapun faktor-faktor yang menyebabkan timbulnya pergerakan nasional, antara lain adalah :

a. Faktor yang berasal dari luar negeri (eksternal), antara lain: pada waktu itu pada umumnya bangsa-
bangsa di Asia sedang menghadapi imperialisme Barat. Hal inilah yang mendorong bangkitnya
nasionalisme Asia. Selain itu kemenangan Jepang dalam perang melawan Rusia tahun 1905 juga
membuktikan bahwa ternyata Bangsa Timur dapat juga mengalahkan Bangsa Barat. Disamping
adanya gerakan Turki Muda yang bertujuan mencari perbaikan nasib.

b. Faktor yang berasal dari dalam negeri (internal), yaitu adanya rasa tidak puas, penderitaan, rasa
kesedihan dan kesengsaraan dari bangsa Indonesia terhadap penjajahan dan penindasan kolonial.
Ketidakpuasan itu sebenarnya sudah lama mereka ungkapkan melalui perlawanan bersenjata
melawan Belanda di berbagi daerah, antara lain: perlawanan yang dipimpin oleh Pattimura, Teuku
Umar, Imam Bonjol, Pangeran Diponegoro dll. Namun perlawanan-perlawanan itu menemui
kegagalan karena di antara mereka masih belum ada rasa persatuan nasional. Kegagalan demi
kegagalan inilah yang menyadarkan para pemimpin bangsa atau dalam hal ini kaum pergerakan
nasional untuk merubah taktik dan strategi perjuangan melawan penjajah dalam mewujudkan cita-
cita mereka, yaitu mencapai “Indonesia Merdeka” dengan mendirikan organisasi-organisasi modern.

Organisasi-Organisasi Pergerakan Nasional

Masa pergerakan nasional di Indonesia merupakan masa lahirnya kesadaran kebangsaan yang ditandai
dengan munculnya organisasi-organisasi pergerakan. Masa pergerakan nasional dapat dibagi menjadi
tiga tahap, yaitu masa pembentukan, masa radikal, dan masa moderat. Adapun organisasi pergerakan
yang muncul pada masa pergerakan nasional sebagai berikut.

1. BUDI UTOMO

Budi Utomo merupakan sebuah organisasi yang dibentuk oleh beberapa mahasiswa STOVIA di bawah
pimpinan Sutomo. Sutomo mendapat ide untuk membentuk organisasi karena mendapat inspirasi dari
Wahidin Sudirohusodo. Ketika Sudirohusodo berusaha untuk membentuk dana belajar (studiefonds)
bagi pelajar Wahidin cakap tetapi kurang mampu secara finansial. Dalam perkembangannya, Wahidin
Sudirohusodo mendapat dukungan dari Sutomo dan mahasiswa STOVIA. Akhirnya, pada tanggal 20 Mei
1908 mereka membentuk organisasi yang bernama Budi Utomo Orientasi dan tujuan Budi Utomo adalah
memberikan pengajaran berusaha membangkitkan kembali budaya Jawa. bagi masyarakat dan

Oleh karena perjuangan Budi Utomo lebih cenderung memajukan pendidikan dan kebudayaan,
pemerintah kolonial Belanda mengakui keberadaan Budi Utomo Selanjutnya, pada tahun 1920-an secara
perlahan-lahan Budi Utomo berubah dari organisasi etnik Jawa menjadi organisasi nasional Indonesia.
Kongres Budi Utomo di Surakarta memutuskan bahwa Budi Utomo bergabung dalam federasi
Permufakatan Perhimpunan Politik Kebangsaan Indonesia (PPPKI). Mulai saat itu Budi Utomo menjadi
organisasi yang tidak hanya beranggotakan etnik Jawa, tetapi semua etnik yang memiliki persamaan
pandangan dalam bidang pendidikan dan kebudayaan.

2.SAREKAT ISLAM

Munculnya organisasi Sarekat Islam dirintis oleh R.M. Tirtoadisuryo pada tahun 1909 di Surakarta
dengan pendirian Sarekat Dagang Islam (SDI). Tujuan Sarekat Dagang Islam adalah melindungi hak-hak
pedagang pribumi muslim dari monopoli dagang yang dilakukan pedagang-pedagang besar Tionghoa.
Pada tahun 1911 H. Samanhudi mengambil alih kepengurusan Sarekat Dagang Islam. Selanjutnya, pada
tahun 1912 H.O.S. Cokroaminoto naik sebagai ketua menggantikan kedudukan H. Samanhudi la
kemudian mengubah nama organisasi menjadi Sarekat Islam (S1) agar Sarekat Islam tidak hanya
bergerak dalam bidang ekonomi, tetapi juga dalam bidang lain, seperti politik dan sosial.

Pada masa pergerakan nasional Sarekat Islam berkembang menjadi organisasi yang

memiliki pengaruh besar dalam politik Indonesia pada periode 1917-1920. Corak demokratis
mendekatkan beberapa cabang Sarekat Islam di daerah kepada ajaran marxis. Salah satu cabang Sarekat
Islam yang menganut ajaran marxis adalah Si Semarang di bawah pimpinan Darsono dan Semaun. Dalam
perkembangannya, keberadaan Sarekat Islam cabang Semarang memicu konflik internal dalam
organisasi Sarekat Islam, Konflik tersebut memuncak pada kongres tahun 1921. Akhirnya, setelah
Kongres tahun 1921, Sarekat Islam terpecah menjadi dua yaitu SI Merah dan SI Putih. Pada tahun 1923
SI Putih berubah nama menjadi Partai Sarekat Islam (PSI), Asas perjuangan PSI adalah nonkooperatif
yang berarti tidak bersedia bekerja sama dengan pemerintah kolonia Belanda.

3. INDISCHE PARTIJ

Indische Partij didirikan pada tanggal 25 Desember 1912 oleh E.F.E.Douwes Dekker, Suwardi
Suryaningrat, dan Cipto Mangunkusumo, Indische Partij merupakan organisasi pergerakan nasional
pertama yang bergerak dalam bidang politik dan memiliki cita-cita untuk menyatukan semua golongan
yang ada di Indonesia, baik golongan pribumi, Indo-Belanda, Cina, dan Arab, Tujuan pendirian Indische
Partij antara lain menumbuhkan dan meningkatkan jiwa persatuan semua golongan, memajukan tanah
air dengan dilandasi jiwa nasional, serta mempersiapkan kehidupan rakyat yang merdeka.

Sikap Indische Partij terhadap pemerintah Belanda sangat tegas, antipati, dan nonkooperatif Untuk
menyuarakan pergerakannya, Indische Partij menerbikan surat kabar de Expres dan majalah Het
Tijdschrift. Dalam surat Kabar Del Suwardi Suryaningrat pernah menulis artikel berjudul Andai Aku orang
Belanda (Als Ik Nederlander Was). Tulisan tersebut merupakan sindiran terhadap perayaan seratus
tahun kemerdekaan Belanda di Indonesia, Pemerintah kolonial Belanda kemudian pres menganggap
kegiatan Indische Partij sangat membahayakan dan mencemaskan pemerintah. Akibatnya, ketiga
pemimpin Indische Party harus menjalani hukuman. Pada bulan Agustus 1913 ketiga pemimpin Indische
Partij dijatuhi hukuman pengasingan di Belanda.

4. MUHAMMADIYAH

Muhammadiyah didirikan di Kampung Kauman, Yogyakarta pada tanggal 18 November 1912 oleh KH.
Ahmad Dahlan. Muhammadiyah dibentuk karena Ahmad Dahlan merasa prihatin dengan kondisi umat
Islam saat itu yang masih memercayai mistik dan belum menerapkan ajaran Islam secara murni. Atas
dasar tersebut Ahmad Dahlan menegaskan bahwa Islam seharusnya bersumber pada Alquran dan hadis.
Konsep yang diterapkan Ahmad Dahlan dalam memimpin Muhammadiyah adalah konsep Wahabiyah.
Konsep ini ditandai dengan berdirinya organisasi modern, lembaga pendidikan, serta penerbitan surat
kabar dan buletin keagamaan. Adapun usaha pertama yang dilakukan Ahmad Dahlan adalah mendirikan
sekolah yang bernama Madrasah Ibtidaiyah Diniyah Islamiah. Pada tahun 1921, Ahmad Dahlan
mendirikan kweekschool Muhammadiyah atau sekolah lanjutan. Selanjutnya, di bidang sosial,
Muhammadiyah mendirikan lembaga kesehatan yang bernama Pertolongan Kesengsaraan Umum (PKU).

5. NAHDLATUL ULAMA

Nahdlatul Ulama didirikan pada tanggal 31 Januari 1926 oleh KH. Wahab Chasbullah dan K.H. Hasyim
Asyhar di Surabaya. Nahdlatul Ulama dibentuk dengan tujuan membela kepentingan kaum muslim dan
para kiai tradisional, mendukung kemajuan sekolah-sekolah Islam tradisional, serta memelihara dan
menyantuni fakir miskin.

Nahdlatul Ulama dan Muhammadiyah memiliki persamaan persepsi mengenal perlunya pendidikan yang
menekankan ilmu agama. Gagasan dan gerakan pendidikan Nahdlatul Ulama ditandai dengan
keberadaan pesantren. Pada mulanya Nahdlatul Ulama menentang gerakan kaum reformis Islam dan
perubahan-perubahan yang dilakukan penganut ajaran Wahabi. Dalam perkembangannya,
pertentangan antara NU dan kaum reformis Islam dapat dihindari. Bahkan, kedua aliran ini dapat
bersatu demi terwujudnya kebangkitan nasional bangsa Indonesia.

6. PERHIMPUNAN INDONESIA

Cikal bakal organsasi Perhimpunan Indonesia adalah organisasi Indische Vereeniging yang didirikan pada
tahun 1908 oleh perkumpulan mahasiswa Indonesia di Belanda. Indische Vereeniging dibentuk oleh
Sutan Kasayangan, R.M. Noto Suroto, Husein Djajadiningrat, dan R.P.Sosorokusumo. Pada awalnya,
organisasi ini merupakan wadah diskusi mahasiswa Indonesia di negeri Belanda.

Pada tahun 1922, Indische Vereeniging berubah menjadi Indonesische Vereeniging Sejak tahun 1923
Indonesische Vereeniging aktif mempelopori dari jauh perjuangan rakyat Indonesia untuk meraih
kemerdekaan melalui penerbitan majalah Hindia Poetra. Selanjutnya, pada tahun 1925 Indonesische
Vereeniging mengubah namanya menjadi Perhimpunan Indonesia (PI). Pada masa ini Perhimpunan
Indonesia dipimpin oleh i tokoh-tokoh seperti Ahmad Soebardjo, 1wa Kusumasumantri, J.B. Sitanala,
Moh. Hatta, Sastromulyono, dan D. Mangunkusumo.

Aktivitas politik Perhimpunan Indonesia tidak hanya dilakukan di Belanda saja. Moh. Hatta selalu
menganjurkan agar anggota Perhimpunan Indonesia yang telah menyelesaikan studi untuk
menyebarkan propaganda Indonesia merdeka di Indonesia. Konsepsi-konsepsi Perhimpunan Indonesia
kelak sangat berpengaruh terhadap kaum pergerakan di Indonesia. Bahkan, di bawah kepemimpinan
Moh. Hatta, Perhimpunan Indonesia resmi diakui sebagai front terdepan pergerakan kebangsaan oleh
PPPKI yang diketual Soekarno.

7. PARTAI KOMUNIS INDONESIA (PKI)

Ideologi marxisme masuk ke Indonesia dibawa oleh H.J.FM Sneevliet. Pada tahun 1914, Sneevliet
bersama J.A. Brandsteder, H.W. Dekker, dan Bergsma mendirikan organisasi yang bernama Indische
Sociaal Democratische Vereeniging (ISDV) di Semarang Dalam membangun basis massa, Sneevliet
mencoba membawa ISDV bersekutu dengan gerakan yang lebih besar dan dapat bertindak sebagai
jembatan kepada rakyat Indonesia, ISDV kemudian menginfiltrasi Sarekat Islam karena St memiliki basis
massa yang cukup besar. Selanjutnya, Sneevliet berhasil mempengaruhi beberapa pemimpin muda
Sarekat Islam seperti Darsono dan Semaun.

Dalam perkembangannya, Semaun dan Darsono membentuk SI Merah yang berafiliasi dengan ISDV.
Pada tahun 1918 ISDV berubah nama menjadi Sociaal Democratische Arbleders Party (SDAP) atau Partai
Buruh Sosial Demokrat. Pada tanggal 20 Mei 1920. SDAP berubah menjadi Partai Komunis Hindia.
Selanjutnya, Kongres Partai Komunis Hindia pada bulan Desember 1920 menyepakati perubahan nama
partai menjadi Partai Komunis Indonesia (PKI),

Pada awalnya PKI tidak mendapat banyak dukungan rakyat. Untuk mendapatkan dukungan rakyat, PKI
melakukan propaganda secara besar-besaran dan mendekati kaum buruh yang menderita sebagai akibat
dari depresi ekonomi. PKI juga mendorong gerakan-gerakan yang bersifat radikal terhadap pemerintah
kolonial Belanda. Salah satu gerakan tersebut adalah pemberontakan PKI pada tanggal 13 November
1926 di Jakarta. Pemberontakan tersebut dipimpin oleh Alimin, Musso, Sardjono, Budi Sutjitro, dan
Sugono. Pemberontakan tersebut tidak berlangsung lama karena dalam waktu satu minggu pemerintah
kolonial Belanda berhasil menumpasnya. Akibat aksi pemberontakan, puluhan ribu simpatisan PKI
ditangkap dan diasingkan ke beberapa daerah. Pemerintah kolonial Belanda juga menetapkan PKI
sebagai organisasi terlarang di seluruh Indonesia.

8. PARTAI NASIONAL INDONESIA (PNI)

Pembentukan Partai Nasional Indonesia berawal dari pembentukan Algemeene Studie Club di Bandung
pada tahun 1925 oleh Soekarno, Selanjutnya, pada tanggal 4 Juli 1927 Algemeene Studie Club
mengadakan rapat di Bandung Hasil rapat tersebut menyetujui untuk membentuk Perserikatan Nasional
Indonesia. Adapun tokoh-tokoh yang tergabung dalam kepengurusan Perserikatan Nasional Indonesia
antara lain Soekarno, Tjipto Mangunkusumo, Anwari, Sartono, Iskaq Tjokroadisurjo, Soenarjo, Budiarto,
dan Samsi, Selanjutnya, dalam kongres PNI di Surabaya tahun 1928, Perserikatan Nasional Indonesia
berubah menjadi Partai Nasional Indonesia (PNI).

PNI memiliki tujuan utama meraih kemerdekaan Indonesia. Adapun pola perjuangan yang diambil PNI
adalah pola perjuangan yang bersifat agitasi, yaitu mengumpulkan massa dan mengadakan diskusi.
Selain itu, PNI juga menjalin kerja sama dengan organisasi-organisasi pergerakan nasional lainnya seperti
Sarekat Islam, Budi Utomo, dan organisasi-organisasi pemuda.

Kehadiran PNI benar-benar menjadi perhatian bagi pemerintah kolonial Belanda karena organisasi ini
menunjukkan perlawanannya. Dari asas dan tujuannya terlihat bahwa PNI merupakan organisasi politik
yang ekstrem dan radikal. Pada tahun 1929 beredar isu yang berisi bahwa PNI bersiap melakukan
pemberontakan. Oleh karena itu, pada anggal 29 Desember 1929 pemerintah kolonial Belanda
menangkap empat tokoh utama PNI yaitu Soekarno, Gatot Mangkoepraja, Markoen Soemadiredja, dan
Soepriadinata. Keempatnya kemudian diadili dan ditahan di Penjara Sukamisikin, Bandung.

9. FRAKSI NASIONAL
Fraksi Nasional merupakan salah satu kekuatan dalam Volksroad. Fraksi Nasional dibentuk pada tanggal
27 Januari 1930 di Jakarta dan dipelopori Mohammad Husni Thamrin. Adapun Volksraad merupakan
sebuah dewan yang dibentuk Gubernur Jenderal Graaf von Limburgstirum. Volksraad dibentuk sebagai
penasihat Gubernur Jenderal Hindia Belanda bukan sebagai parlemen perwakilan rakyat Indonesia. Akan
tetapi, oleh beberapa aktivis pergerakan nasional, Volksrood digunakan sebagai wadah perjuangan
dalam meraih kemerdekaan.

Selain bergerak di bidang politik, Fraksi Nasional memperhatikan kondisi pendidikan di Indonesia
khususnya mengenai peraturan sekolah liar (wilde schoolen ordonantie) yang dijalankan pemerintah
kolonial Belanda. Menurut Fraksi Nasional, penerapan peraturan ini dapat menghambat kemajuan
pendidikan penduduk pribumi.

10. PETISI SUTARDJO

Petisi Sutardjo dicetuskan oleh Sutardjo Kartohadikusumo pada tanggal 15 Juli 1936 kepada Staten
Generaal (parlemen) di negeri Belanda. Isi Petisi Sutardjo adalah permohonan agar diselenggarakan
musyawarah untuk mempertemukan wakil bangsa Indonesia dan Belanda yang setiap anggotanya
mempunyai hak yang sama. Tujuannya adalah menyusun rencana untuk memberikan pemerintahan
yang berdiri sendiri kepada rakyat Indonesia sesuai isi Pasal 1 Undang-Undang Dasar Kerajaan Belanda.

Usulan dalam Petisi Sutardjo timbul karena semakin meningkatnya rasa ketidakpuasan di kalangan
rakyat terhadap kebijakan politik yang diterapkan Gubernur Jenderal de Jonge. Menurut Sutardjo,
hubungan antara Indonesia dan Kerajaan Belanda perlu diperbaiki, bukan diperkeruh dengan kebijakan-
kebijakan yang mengekang rakyat Indonesia. Akhirnya, berdasarkan Keputusan Kerajaan Belanda Nomor
40 tanggal 16 November 1938, Ratu Belanda menolak Petisi Sutardjo yang diajukan atas nama
Volksraad. Alasan penolakannya "bahwa Indonesia belum matang untuk memikul tanggung jawab
memerintah diri sendiri. Surat tersebut disampaikan pada sidang Volksraad pada tanggal 29 November
1939.

11. GABUNGAN POLITIK INDONESIA (GAPI)

Gabungan Politik Indonesia didirikan atas prakarsa Muhammad Husni Thamrin pada tanggal 21 Mei
1939. Beberapa tokoh yang tergabung dalam kepengurusan GAPI antara lain Amir Syarifuddin dan
Abikusno Tjokrosujoso. Dalam konferensi pertama GAPI pada tanggal 4 Juli 1939 dicanangkan usulan
"Indonesia Berparlemen". Maksud tuntutan tersebut adalah dibentuknya suatu dewan perwakilan
rakyat yang berlandaskan sendi sendi demokrasi.

Adapun salah satu tuntutan GAPI yang dipenuhi pemerintah kolonial Belanda adalah pembentukan
Komisi Visman. Meskipun demikian, pembentukan Komisi Visman hanya bertujuan meredakan suaasana
politik dan menyenangkan hati kaum nasionalis agar mereka bersikap lebih lunak. Komisi Visman tidak
berjalan sesuai dengan keinginan kaum nasionalis karena komisi ini hanya sebagai bentuk keinginan
beberapa orang Indonesia yang masih ingin terikat dengan Kerajaan Belanda.
SUMPAH PEMUDA

Sumpah Pemuda diikrarkan pada tanggal 28 Oktober 1928 sebagai bentuk ungkapan rasa kebangsaan
yang mulai tertanam dalam jiwa para pemuda. Para pemuda mulai meninggalkan sifat kedaerahannya
untuk mewujudkan kemerdekaan bangsa yang dicita citakan, Ikrar Sumpah Pemuda tidak lepas dari
peristiwa-peristiwa berikut.

1. KONGRES PEMUDA I

Pada tanggal 15 November 1925 beberapa organisasi pemuda daerah mengadakan. konferensi.
Konferensi tersebut dihadiri organisasi pemuda seperti Jong Java, Jong Sumatranen Bond, Jong Ambon,
Minahasische Studeerenten, dan Sekar Rukun Konferensi tersebut berhasil membentuk sebuah komite
kongres untuk mengadakan kongres pemuda.

Komite Kongres bertugas merancang penyelenggaraan Kongres Pemuda 1. Akhirnya, pada tanggal 30
April-2 Mei 1926 para pemuda mengadakan Kongres Pemuda I di Jakarta, Kongres Pemuda I diketuai
oleh M. Tabrani dan bertujuan mencapai persatuan pemuda Indonesia. Selain itu, Kongres Pemuda I
juga bertujuan untuk menanamkan semangat kerja sama antarperkumpulan pemuda yang ada di
Indonesia untuk mewujudkan persatuan Indonesia.

Pada tanggal 15 Agustus 1926 para pemuda kembali mengadakan konferensi yang dihadiri oleh
perwakilan-perwakilan organisasi pemuda. Konferensi ini memutuskan untuk membentuk sebuah
federasi untuk keperluan persatuan Indonesia. Badan tersebut dinamai Jong Indonesia.

2. KONGRES PEMUDA II

Pada bulan September 1926 para pemuda mendirikan organisasi yang bernama Perhimpunan Pelajar-
Pelajar Indonesia (PPPI) di Jakarta PPPI bertujuan memperjuangkan kemerdekaan Indonesia yang
diwujudkan dengan menghapus segala bentuk sifat kedaerahan. Selanjutnya, pada tanggal 12 Agustus
1928 PPPI membentuk panitia penyelenggara kongres yang diketuai Sugondo Joyopuspito.

Adapun Kongres Pemuda Il berlangsung pada tanggal 27-28 Oktober 1928 di Jakarta. Kongres Pemuda II
menghasilkan beberapa keputusan yang menunjukkan rasa nasionalisme yang menjiwai seluruh pemuda
Indonesia. Hasil Kongres Pemuda II antara lain penetapan lagu Indonesia Raya sebagai lagu kebangsaan
Indonesia, penetapan bendera Merah Putih sebagai bendera Indonesia, dan pembacaan ikrar Sumpah
Pemuda yang menyatakan diri sebagai sebagai satu tanah air, satu bangsa, dan satu bahasa.

3. KONGRES PEMUDA III

Pada tanggal 24-28 Desember 1928 di Yogyakarta diadakan kongres untuk menindaklanjuti hasil
keputusan Kongres Pemuda 11. Kongres ini memutuskan untuk mengadakan fusi (gabungan) organisasi-
organisasi pemuda. Akhirnya, pada tanggal 31 Desember 1930, dalam sebuah konferensi di Solo
ditetapkan pembentukan organisasi Indonesia Muda. Indonesia Muda kemudian memprakarsai
pelaksanaan Kongres Pemuda III pada tahun 1938 di Yogyakarta.

Anda mungkin juga menyukai