Anda di halaman 1dari 15

TUGAS KELOMPOK

PERDAGANGAN INTERNASIONAL (PNB3525)

MASYARAKAT EKONOMI EROPA (MEE)

Oleh :
Desty Fatikasari A1A020016
Della Herdiana A1A020024
Lusi Nurmalasari A1A020016
Sundari Wardatun Ni’mah A1A020090

KEMENTERIAN PENDIDIKAN KEBUDAYAAN RISET DAN TEKNOLOGI


UNIVERSITAS JENDERAL SOEDIRMAN
FAKULTAS PERTANIAN
PURWOKERTO
2023
DAFTAR ISI

DAFTAR ISI............................................................................................................................... i

I. PENDAHULUAN .............................................................................................................. 1

A. Latar Belakang ................................................................................................................ 1

B. Rumusan Masalah ........................................................................................................... 2

C. Tujuan ............................................................................................................................. 2

II. PEMBAHASAN ............................................................................................................. 3

A. Latar Belakang Masyarakat Ekonomi Eropa (MEE) ...................................................... 3

B. Masalah yang terjadi sehingga terbentuk Masyarakat Ekonomi Eropa (MEE) ............... 5

C. Tujuan Masyarakat Ekonomi Eropa (MEE) ..................................................................... 5

D. Visi Misi Masyarakat Ekonomi Eropa (MEE) ................................................................. 6

E. Anggota Masyarakat Ekonomi Eropa (MEE) ................................................................... 6

F. Negara-negara yang tergabung dalam Masyarakat Ekonomi Eropa (MEE) serta syarat
anggota dan batasannya .......................................................................................................... 7

G. Cakupan pekerjaan atau wewenang organisasi Masyarakat Ekonomi Eropa (MEE) .... 10

H. Aturan atau kebijakan Masyarakat Ekonomi Eropa (MEE) yang telah diaplikasikan ... 11

III. PENUTUP..................................................................................................................... 13

i
I. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Dalam lingkup internasional, menjalin hubungan internasional merupakan suatu hal yang
tidak bisa bisa dihindari oleh setiap Negara. Hubungan internasional merupakan salah satu
syarat terbentuknya suatu Negara, dengan tujuan saling membutuhkan antara satu Negara
dengan Negara lainnya. Hal tersebut dikarenakan tidak ada satu Negara yang mampu
memenuhi seluruh kebutuhan negaranya sendiri tanpa bantuan dari Negara lain. Perjanjian
antar Negara merupakan pengaturan pertama di dunia yang mengikat sekelompok Negara yang
berdekatan untuk mengatasi segala sengketa yang terjadi antar Negara. Suatu organisasi
internasional terbentuk melalui perjanjian dengan berbagai bentuk instrument pokok yang
memiliki kepribadian hukum di dalam hukum internasional. Organisasi internasional
memerlukan kepribadian hukum ketika menjalin hubungan eksternal baik dengan Negara
anggota, Negara tuan rumah, Negara non-anggota, maupun dengan organisasi internasional
lainnya. Organisasi internasional tumbuh karena adanya kepentingan dan kebutuhan
masyarakat sebagai wadah serta alat untuk melaksanakan kerjasama internasional.
Masyarakat Ekonomi Eropa (MEE) atau European Economic Community merupakan
organisasi ekonomi regional berbagai Negara yang berada di kawasan Eropa yang terbentuk
sejak tahun 1957. Latar belakang terbentuknya MEE yaitu adanya kondisi ekonomi dan politik
Negara-negara Eropa Perang Dunia II yang menyebabkan perpecahan dan kekacauan.
Masyarakat Ekonomi Eropa (MEE) adalah suatu kerjasama berbagai Negara di Eropa dengan
tujuan untuk menciptakan keselarasan anggota-anggotanya dalam hal ekonomi, sosial, dan
kestabilan politik di Eropa. Adapun tujuan lain dari terbentuknya Masyarakat Ekonomi Eropa
(MEE) yaitu meningkatkan kesejahteraan masyarakat Eropa, menciptakan kemitraan ekonomi
antara negara-negara Eropa, melakukan perlindungan terhadap industri dan produk dari negara-
negara anggota MEE, memberlakukan perdagangan bebas di kawasan Eropa, dan
meningkatkan solidaritas dan kepedulian antara negara-negara MEE.
Masyarakat Ekonomi Eropa (MEE) menerapkan beberapa program utama untuk
mencapai tujuan tersebut yaitu membangun Common Market (pasar bersama) berdasarkan
kebebasan alu lintas barang, modal, jasa dan tenaga kerja; penghapusan hambatan-hambatan
non-tarif; dan menerapkan perjanjian Multi Fibre Arrangement dalam rangka melindungi
industri tekstil Eropa. Terbentuknya organisasi internasional seperti MEE memudahkan
masyarakat-masyarakat Eropa untuk memenuhi kebutuhan dan kepentingan mereka pada
1
berbagai aspek. Hal ini melatarbelakangi penulis untuk menganalisis mengenai organisasi
internasional Masyarakat Ekonomi Eropa (MEE).
B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana latar belakang terbentuknya Masyarakat Ekonomi Eropa (MEE)?
2. Masalah apa yang mungkin terjadi sehingga terbentuk Masyarakat Ekonomi Eropa
(MEE)?
3. Apa tujuan terbentuknya Masyarakat Ekonomi Eropa (MEE)?
4. Apa Visi Misi dari Masyarakat Ekonomi Eropa (MEE)?
5. Seperti apa anggota dari Masyarakat Ekonomi Eropa (MEE)?
6. Negara apa saja yang bergabung di Masyarakat Ekonomi Eropa (MEE)?
7. Bagimana tugas dan wewenang organisasi Masyarakat Ekonomi Eropa (MEE)?
8. Bagaimana aturan atau kebijakan yang telah diaplikasikan dari Masyarakat Ekonomi
Eropa (MEE)?
C. Tujuan
1. Mengetahui latar belakang terbentuknya Masyarakat Ekonomi Eropa (MEE)
2. Mengetahui masalah yang mungkin terjadi sehingga terbentuk Masyarakat Ekonomi
Eropa (MEE)
3. Mengetahui tujuan terbentuknya Masyarakat Ekonomi Eropa (MEE)
4. Mengetahui Visi Misi dari Masyarakat Ekonomi Eropa (MEE)
5. Mengetahui seperti apa anggota dari Masyarakat Ekonomi Eropa (MEE)
6. Mengetahui Negara apa saja yang bergabung di Masyarakat Ekonomi Eropa (MEE)
7. Mengetahui tugas dan wewenang organisasi Masyarakat Ekonomi Eropa (MEE)
8. Mengetahui aturan atau kebijakan yang telah diaplikasikan dari Masyarakat Ekonomi
Eropa (MEE)

2
II. PEMBAHASAN

A. Latar Belakang Masyarakat Ekonomi Eropa (MEE)

Sejak berakhirnya Perang Dunia II, Eropa mengalami kemiskinan dan perpecahan.
Usaha untuk mempersatukan Eropa sudah dilakukan. Namun, keberhasilannya bergantung
pada dua negara besar, yaitu Prancis dan Jerman Barat. Pada tahun 1950 Menteri Luar Negeri
Prancis, Robert Schuman berkeinginan menyatukan produksi baja dan batu bara Prancis dan
Jerman dalam wadah kerja sama yang terbuka untuk negara-negara Eropa lainnya, sekaligus
mengurangi kemungkinan terjadinya perang. Keinginan itu terwujud dengan
ditandatanganinya perjanjian pendirian Pasaran Bersama Batu Bara dan Baja Eropa atau
European Coal and Steel Community (ECSC) oleh enam negara, yaitu Prancis, Jerman Barat
(Republik Federal Jerman-RFJ), Belanda, Belgia, Luksemburg, dan Italia. Keenam negara
tersebut selanjutnya disebut The Six State.

Keberhasilan ECSC mendorong negara-negara The Six State membentuk pasar bersama
yang mencakup sektor ekonomi. Hasil pertemuan di Messina, pada tanggal 1 Juni 1955
menunjuk Paul Henry Spaak (Menlu Belgia) sebagai ketua komite yang harus menyusun
laporan tentang kemungkinan kerja sama ke semua bidang ekonomi. Laporan Komite Spaak
berisi dua rancangan yang lebih mengintegrasikan Eropa, yaitu membentuk European
Economic Community (EEC) atau Masyarakat Ekonomi Eropa (MEE) dan membentuk
European Atomic Energy Community (EURATOM) atau Badan Tenaga Atom Eropa.
Pembentukan MEE dilatarbelakangi oleh kondisi ekonomi dan politik negara-negara Eropa
pasca Perang Dunia II yang mengalami perpecahan dan kekacauan. Tujuannya adalah
menyusun dan melaksanakan politik perdagangan bersama dan mendirikan daerah
perdagangan bebas di Eropa demi meningkatkan kesejahteraan dan perdamaian masyarakat
Eropa. Sedangkan pembentukan European Atomic Energy Community (EURATOM) untuk
penelitian dalam pemanfaatan energi nuklir di kawasan negara Eropa.

Rancangan Spaak itu disetujui pada tanggal 25 Maret 1957 di Roma dan kedua
perjanjian itu mulai berlaku tanggal 1 Januari 1958. Dengan demikian, terdapat tiga organisasi
di Eropa, yaitu ECSC, EEC (MEE), dan EURATOM (EAEC). ESCS, EEC dan EURATOM
resmi disatukan (merger) menjadi European Community (EC) atau Masyarakat Eropa pada
bulan Juli 1967. Kemudian, dalam Traktat Maastrich (Maastrich Treaty) yang ditandatangani
tanggal 7 Februari 1992, berisi bahwa European Community (EC) berubah nama menjadi Uni

3
Eropa, karena organisasi itu sudah tidak hanya mencakup masalah perekonomian saja, tetapi
juga mulai meliputi masalah imigrasi, politik, dan sosial budaya. Dengan demikian perubahan
nama Masyarakat Eropa menjadi Uni Eropa merupakan implikasi dari terjadinya peningkatan
jangkauan kerjasama, dari kerjasama ekonomi ke bidang-bidang politik luar negeri. Sejak
berakhirnya Perang Dunia II, Eropa mengalami kemiskinan dan perpecahan. Usaha untuk
mempersatukan Eropa sudah dilakukan. Namun, keberhasilannya bergantung pada dua negara
besar, yaitu Prancis dan Jerman Barat. Pada tahun 1950 Menteri Luar Negeri Prancis, Robert
Schuman berkeinginan menyatukan produksi baja dan batu bara Prancis dan Jerman dalam
wadah kerja sama yang terbuka untuk negara-negara Eropa lainnya, sekaligus mengurangi
kemungkinan terjadinya perang. Keinginan itu terwujud dengan ditandatanganinya perjanjian
pendirian Pasaran Bersama Batu Bara dan Baja Eropa atau European Coal and Steel
Community (ECSC) oleh enam negara, yaitu Prancis, Jerman Barat (Republik Federal Jerman-
RFJ), Belanda, Belgia, Luksemburg, dan Italia. Keenam negara tersebut selanjutnya disebut
The Six State.

Keberhasilan ECSC mendorong negara-negara The Six State membentuk pasar bersama
yang mencakup sektor ekonomi. Hasil pertemuan di Messina, pada tanggal 1 Juni 1955
menunjuk Paul Henry Spaak (Menlu Belgia) sebagai ketua komite yang harus menyusun
laporan tentang kemungkinan kerja sama ke semua bidang ekonomi. Laporan Komite Spaak
berisi dua rancangan yang lebih mengintegrasikan Eropa, yaitu membentuk European
Economic Community (EEC) atau Masyarakat Ekonomi Eropa (MEE) dan membentuk
European Atomic Energy Community (EURATOM) atau Badan Tenaga Atom Eropa.
Pembentukan MEE dilatarbelakangi oleh kondisi ekonomi dan politik negara-negara Eropa
pasca Perang Dunia II yang mengalami perpecahan dan kekacauan. Tujuannya adalah
menyusun dan melaksanakan politik perdagangan bersama dan mendirikan daerah
perdagangan bebas di Eropa demi meningkatkan kesejahteraan dan perdamaian masyarakat
Eropa. Sedangkan pembentukan European Atomic Energy Community (EURATOM) untuk
penelitian dalam pemanfaatan energi nuklir di kawasan negara Eropa.

Rancangan Spaak itu disetujui pada tanggal 25 Maret 1957 di Roma dan kedua
perjanjian itu mulai berlaku tanggal 1 Januari 1958. Dengan demikian, terdapat tiga organisasi
di Eropa, yaitu ECSC, EEC (MEE), dan EURATOM (EAEC). ESCS, EEC dan EURATOM
resmi disatukan (merger) menjadi European Community (EC) atau Masyarakat Eropa pada
bulan Juli 1967. Kemudian, dalam Traktat Maastrich (Maastrich Treaty) yang ditandatangani
tanggal 7 Februari 1992, berisi bahwa European Community (EC) berubah nama menjadi Uni

4
Eropa, karena organisasi itu sudah tidak hanya mencakup masalah perekonomian saja, tetapi
juga mulai meliputi masalah imigrasi, politik, dan sosial budaya. Dengan demikian perubahan
nama Masyarakat Eropa menjadi Uni Eropa merupakan implikasi dari terjadinya peningkatan
jangkauan kerjasama, dari kerjasama ekonomi ke bidang-bidang politik luar negeri.

B. Masalah yang terjadi sehingga terbentuk Masyarakat Ekonomi Eropa (MEE)

Pada masa Perang Dunia II, keadaan politik di negara Eropa tidak stabil dan berbagai
aspek sangat dirugikan mulai dari aspek politik, sosial, hingga ekonomi. Hal ini diakibatkan
karena negara-negara yang terlibat dan menjadi poros pada Perang Dunia II tidak memikirkan
perkembangan ekonomi pada negaranya. Pada saat itu, yang diprioritaskan oleh negara yang
terlibat hanya bagaimana strategi dan cara untuk memenangkan peperangan yang ada, tanpa
memikirkan dampak yang akan dirasakan ke depannya.

Kemudian, setelah perang Dunia II berakhir yaitu pada tahun 1945, negara yang terlibat
pada perang tersebut baru merasakan dampak pasca peperangan, mulai dari fisik negara yang
hancur dengan banyaknya korban jiwa yang berjatuhan serta keadaan ekonomi yang tidak
berjalan dengan baik. Karena adanya dampak yang dirasakan tersebut, akhirnya negara-negara
di Eropa mulai berpikir terkait cara untuk memperbaiki kekacauan yang ada, terutama setelah
peperangan usai, negara-negara ini memiliki keretakan hubungan antara satu sama lain karena
adanya kubu-kubu yang terbentuk. Melihat kondisi hubungan yang renggang antara satu negara
dan negara lain yang tidak membawa dampak baik untuk negara-negara Eropa, sehingga dari
kondisi tersebut kemudian dibentuk Masyarakat Ekonomi Eropa (MEE) pada tahun 1957 di
Roma, Italia.

C. Tujuan Masyarakat Ekonomi Eropa (MEE)

Tujuan dibentuknya Masyarakat Ekonomi Eropa (MEE), yaitu :

1) Integrasi Eropa dengan cara memajukan perekonomian, memperbaiki taraf hidup, dan m
emperluas lapangan kerja.

2) Memajukan perdagangan dan menjamin adanya persaingan bebas dan keseimbangan pe


rdagangan antara negara anggota.

3) Menghapus semua halangan yang menghambat lajunya perdagangan internasional.

5
4) Memperluas hubungan dengan negara-negara selain anggota MEE. Untuk mewujudkan
tujuannya, MEE membentuk Pasar Bersama Eropa (Comman Market), keseragaman tari
f, dan kebebasan bergerak dalam hal buruh, barang, serta modal.

D. Visi Misi Masyarakat Ekonomi Eropa (MEE)

Visi
Meningkatkan kemajuan ekonomi dan sosial, terutama dengan penciptaan pasar
bebas, pemerataan ekonomi dan sosial serta melalui pendirian integrasi ekonomi dan moneter
termasuk mata uang tunggal (EURO).
Misi
a) Membentuk sistem moneter.

b) Membuat mata uang sendiri dengan tujuan agar dapat menghilangkan fluktuasi nila
i tukar dan biaya pertukaran.

c) Mengatur pasar ekonomi di kawasan Eropa.

d) Meningkatkan taraf hidup tenaga kerja.

e) Menetapkan tarif yang tinggi terhadap setiap barang yang masuk dari negara lain ya
ng bukan anggota.

f) Membentuk gabungan dan menyusun politik perdagangan.

g) Memberi bantuan kepada negara anggota yang tingkat perekonomiannya rendah.

h) Menghapus bea masuk dan pembatasan impor ekspor di antara negara anggota.

E. Anggota Masyarakat Ekonomi Eropa (MEE)

Pada awal terbentuknya Masyarakat Ekonomi Eropa (MEE) tahun 1957, MEE
mempunyai delapan negara anggota. Negara tersebut merupakan sebagai negara peristis atau
pendiri Masyarakat Ekonomi Eropa (MEE). Adanya pembentukan Masyarakat Ekonomi Eropa
(MEE) ini banyak dianggap sebagai suatu keberhasilan terbentuknya sebuah komunitas oleh
negara lain yang mengakibatkan banyak negara lain ikut terdorong untuk bergabung menjadi
anggota Masyarakat Negara Ekonomi (MEE). Adapun negara anggota pendiri tersebut antara
lain:

6
1. Jerman Barat
2. Perancis
3. Italia
4. Belgia
5. Belanda
6. Luxemburg
Adapun keanggotaan Masyarakat Ekonomi Eropa (MEE) adalah sebagai berikut:
Tahun Negara Anggota
1957 Belgia, Perancis, Jerman, Italia, Luxemburg, dan Belanda
1973 Denmark, Irlandia dan Inggris
1981 Yunani
1989 Portugal dan Spanyol
1995 Austria, Finlandia, dan Swedia
Republik Ceko, Estonia, Hongaria, Latvia, Lithuania, Malta, Polandia,
2004
Siprus, Slovenia, dan Slovakia
2007 Bulgaria dan Romania
2013 Kroasia

Namun, pada tahun 2016 Inggris menyatakan keluar dari keanggotaan Masyarakat
Ekonomi Eropa (MEE). Hal ini dikarenakan Inggris ingin mengamankan kepentingan
nasionalnya, khususnya di Eropa. Inggris merasa kebijakan-kebijakan yang dikeluarkan
Masyarakat Ekonomi Eropa (MEE) telah mengancam kedaulatan negara Inggris sehingga
Inggris memutuskan untuk melaksanakan referendum dan keluar dari anggota Masyarakat
Ekonomi Eropa (MEE).

F. Negara-negara yang tergabung dalam Masyarakat Ekonomi Eropa (MEE) serta


syarat anggota dan batasannya

1. Negara yang tergabung dalam Masyarakat Ekonomi Eropa (MEE)


Pada Perjanjian Maastricht tahun 1993, Masyarakat Ekonomi Eropa (MEE) berubah
nama menjadi Uni Eropa karena organisasi tersebut sudah tidak hanya mencakup masalah
perekonomian saja, tetapi juga mulai mencakupi permasalahan imigrasi, politik, dan sosial
budaya. Dengan demikian, semakin banyaknya anggota negara baru yang tergabung dalam

7
Masyarakat Ekonomi Eropa (MEE) atau Uni Eropa. Terdapat 27 negara yang saat ini
tergabung dalam anggota Masyarakat Ekonomi Eropa (MEE) atau Uni Eropa, yaitu sebagai
berikut:
a. Austria
b. Belanda
c. Belgia
d. Bulgaria
e. Republik Ceko
f. Denmark
g. Estonia
h. Finlandia
i. Jerman
j. Perancis
k. Hongaria
l. Irlandia
m. Italia
n. Kroasia
o. Latvia
p. Lituania
q. Luksemburg
r. Malta
s. Polandia
t. Portugal
u. Rumania
v. Siprus
w. Slovakia
x. Slovenia
y. Spanyol
z. Swedia
aa. Yunani.
2. Syarat anggota dan batasan Masyarakat Ekonomi Eropa (MEE)
Keanggotaan organisasi Masyarakat Ekonomi Eropa (MEE) atau Uni Eropa terbuka
bagi setiap negara Eropa yang ingin menjadi anggota MEE, tetapi harus memenuhi syarat-
syarat yang telah ditetapkan. Syarat anggota ini dikenal dengan kriteria kopenhagen yang
8
merupakan syarat keanggotaan yang ditetapkan oleh Masyarakat Ekonomi Eropa (MEE)
atau Uni Eropa bagi negara yang ingin bergabung menjadi anggota Masyarakat Ekonomi
Eropa (MEE) atau Uni Eropa. Adapun kriteria tersebut yaitu sebagai berikut:
a. Kriteria politik yang didasarkan pada stabilitas lembaga yang menjamin demokrasi,
supremasi hukum, hak asasi manusia dan penghormatan serta perlindungan minoritas.
Kriteria Politik Kopenhagen didasarkan pada prinsip-prinsip demokrasi,
penghormatan terhadap hak asasi manusia, kebebasan dalam berpendapat dan
supremasi hukum.
b. Kriteria ekonomi yang didasarkan pada keberadaan ekonomi pasar yang berfungsi serta
kapasitas untuk mengatasi tekanan kompetitif dan kekuatan pasar di dalam Masyarakat
Ekonomi Eropa (MEE) atau Uni Eropa
Adapun kriteria ekonomi yang terdapat dalam Kriteria Kopenhagen adalah negara-
negara calon anggota Masyarakat Ekonomi Eropa (MEE) atau Uni Eropa diharapkan
mampu menciptakan ekonomi pasar yang berfungsi serta kapasitas untuk mengatasi
tekanan kompetitif dan kekuatan persaingan pasar di dalam Masyarakat Ekonomi Eropa
(MEE) atau Uni Eropa.
c. Penyelarasan legislatif, yaitu kemampuan untuk membawa hukum calon negara
anggota agar sejalan dengan badan hukum Eropa yang dibangun di atas sejarah Uni
Eropa yang dikenal sebagai acquis communautaire.
Semua calon anggota harus membuat undang-undang untuk membawa hukum
mereka sejalan dengan badan hukum Eropa yang dibangun di atas sejarah Masyarakat
Ekonomi Eropa (MEE) yang dikenal sebagai acquis communautaire. Acquis
communautaire mengacu pada peraturan dan kebijakan Masyarakat Ekonomi Eropa
(MEE) atau Uni Eropa. Peraturan ini mencakup keseluruhan undang-undang
Komunitas Eropa, Perjanjian Pendirian Roma, semua arahan yang disahkan oleh
Dewan Menteri serta semua keputusan yang dibuat oleh Pengadilan Eropa. Negara-
negara kandidat harus menyesuaikan perusahaan dan infrastruktur mereka untuk
menghormati norma dan standar Masyarakat Ekonomi Eropa (MEE) atau Uni Eropa.
Kutipan dari kesimpulan kreteria Kopenhagen (Copenhagen European Council, 1993):
“Untuk menjadi anggota, negara kandidat disyaratkan untuk memperoleh stabilitas institusi
yang menjamin demokrasi, aturan hukum, hak asasi manusia, penghormatan dan perlindungan
kaum minoritas, keberadaan ekonomi pasar yang berfungsi dan kemampuan untuk menghadapi
tekanan kompetitif dan kekuatan pasar di Uni Eropa. Negara kandidat disyaratkan memiliki

9
kemampuan mematuhi kewajiban keanggotaan termasuk patuh dengan tujuan politik, ekonomi
dan moneter Uni Eropa.”
Selama negosiasi dengan masing-masing negara anggota, tahapan menuju pencapaian
kriteria Kopenhagen akan terus dipantau secara rutin. Melalui dasar tersebut, keputusan dibuat
mengenai apakah dan kapan suatu negara harus bergabung, atau tindakan apa yang perlu
diambil sebelum memungkinkan penggabungan dengan Uni Eropa.
Adapun batasan negara yang dapat bergabung menjadi anggota Masyarakat Ekonomi
Eropa (MEE) adalah negara-negara yang masih berada dalam kawasan Benua Eropa.

G. Cakupan pekerjaan atau wewenang organisasi Masyarakat Ekonomi Eropa


(MEE)

Secara umum, Masyarakat Ekonomi Eropa (MEE) atau Uni Eropa memiliki kewenangan
dalam menentukan atau menyatukan kebijakan politik luar negeri dari negara-negara
anggotanya dan kebijakan yang dikeluarkan atau ditetapkan merupakan kebijakan bersama atas
nama Masyarakat Ekonomi Eropa (MEE) atau Uni Eropa.
Masyarakat Ekonomi Eropa (MEE) atau Uni Eropa terdiri atas sejumlah institusi. Setiap
institusi mempunyai tugas, kapasitas, wewenang dan peranannya masing-masing. Dalam
proses pembuatan keputusan, Masyarakat Ekonomi Eropa (MEE) atau European Union (EU)
melibatkan beberapa institusi, yaitu sebagai berikut:
Fungsi Institusi Wewenang
Parlemen Eropa Pengawasan anggaran, persetujuan (dan
penolakan) rancangan undang-undang
Legislatif Komisi Eropa Pengajuan undang-undang
Dewan Menteri Persetujuan (dan penolakan) rancangan
undang-undang
Komisi Eropa Implementasi undang-undang /
kebijakan
Eksekutif
Dewan Menteri Implementasi undang-undang /
kebijakan
Mahkamah Eropa Pengawas kepatuhan negara-negara
Yudikatif
anggota terhadap hukum Uni Eropa,

10
penafsiran tertinggi hukum Uni Eropa,
peyelesaian sengketa
Komisi Eropa Semi-yudisial dan kekuasaan pemaksa
pelaksanaan kebijakan
Dewan Eropa Agenda-setting: arah dan prioritas
kebijakan politik UnI Eropa
Bank Sentral Eropa Pengendali stabilits mata uang bersama,
mengawasi sistem keuangan Eropa
Mahkamah Auditor Pengawas pembukuan Uni Eropa

H. Aturan atau kebijakan Masyarakat Ekonomi Eropa (MEE) yang telah


diaplikasikan

1. Common European Asylum System (CEAS)


CEAS merupakan sebuah sistem yang mengatur standar minimum bersama
mengenai perlakuan terhadap proses mengabulkan permohonan suaka. Sistem tersebut
harus mencakup penentuan yang jelas dan dapat diterapkan oleh negara yang bertanggung
jawab untuk pemeriksaan permohonan aplikasi suaka, standar umum untuk prosedur suaka
yang adil dan efisien, persyaratan minimum penerimaan pencari suaka dan perkiraan
aturan tentang pengakuan terhadap status pengungsi. Common Eruropean Asylum System
(CEAS) mulai diterapkan oleh Masyarakat Ekonomi Eropa (MEE) atau Uni Eropa pada
tahun 1999. Common European Asylum System (CEAS) terbentuk sebagai salah satu
implementasi dari Konvensi Janewa 1951 yang mengatur tentang status pengungsi dan
telah diratifikasi oleh negara-negara Masyarakat Ekonomi Eropa (MEE) atau Uni Eropa.
CEAS direncanakan dalam dua fase, pertama yaitu difokuskan kepada harmonisasi
peraturan interal tentang standar umum minimum (minimum common standar). Fase ke
dua, berdasarkan hasil evaluasi efektifitas instrumen hukum yang disepakati, harus
meningkatkan efektivitas perlindungan yang diberikan. (Toscano, 2013, hal. 9)
2. Kebijakan Integrasi Migran
Pada tahun 1997, Masyarakat Ekonomi Eropa (MEE) atau Uni Eropa
mengeluarkan kebijakan integrasi migran. Kebijakan ini dikeluarkan oleh Masyarakat
Ekonomi Eropa (MEE) atau Uni Eropa sebagai regulasi pemenuhan kebutuhan tenaga

11
kerja negara-negara anggota Masyarakat Ekonomi Eropa (MEE) atau Uni Eropa. Selain
itu, kebijakan ini juga bertujuan untuk menarik negara-negara asal para imigran untuk turut
melakukan kerjasama dengan Masyarakat Ekonomi Eropa (MEE) atau Uni Eropa.
3. Kebijakan Penerimaan dan Pengintegrasian Imigran
Pada tahun 2006, Masyarakat Ekonomi Eropa (MEE) atau Uni Eropa kembali
mengeluarkan kebijakan penerimaan dan pengintegrasian imigran ke Masyarakat
Ekonomi Eropa (MEE) atau Uni Eropa khususnya bagi para buruh yang mencari suaka di
negara-negara anggota Masyarakat Ekonomi Eropa (MEE) atau Uni Eropa. Kebijakan ini
merupakan satu langkah serius Masyarakat Ekonomi Eropa (MEE) atau Uni Eropa dalam
menyongkong kebutuhan Masyarakat Ekonomi Eropa (MEE) atau Uni Eropa terhadap
pemenuhuan tenaga kerja yang dibutuhkan oleh negara-negara anggota Masyarakat
Ekonomi Eropa (MEE) atau Uni Eropa untuk meningkatkan kesejahteraan ekonomi serta
efektifitas pasar tenaga kerja. Kemudian, kebijakan ini memicu ketidakstabilan kondisi
regional negara-negara anggota Masyarakat Ekonomi Eropa (MEE) atau Uni Eropa. Hal
ini dikarenakan beberapa negara anggota Masyarakat Ekonomi Eropa (MEE) atau Uni
Eropa merasa kehadiran para imigran sebagai pencuri pekerjaan masyarakat MEE atau
Uni Eropa.
4. European Pact on Immigration and Asylum
Pada tahun 2008, Masyarakat Ekonomi Eropa (MEE) atau Uni Eropa kembali
mngeluarkan kebijakan terkait pencari suaka. Kebijakan tersebut dilandasi oleh
kepentingan Masyarakat Ekonomi Eropa (MEE) atau Uni Eropa serta perkembangan
negara asal Imigran. Dengan adanya kebijakan tersebut, Masyarakat Ekonomi Eropa
(MEE) atau Uni Eropa berharap munculnya hubungan mutualisme bagi Masyarakat
Ekonomi Eropa (MEE) atau Uni Eropa dan negara-negara asal imigran, sehingga turut
mendorong pertumbuhan kondisi ekonomi Masyarakat Ekonomi Eropa (MEE) atau Uni
Eropa dan juga negara-negara asal para imigran, serta memicu perkembangan kerjasama
antar negara.

12
III. PENUTUP

Berdasarkan uraian di atas, dapat disimpulkan bahwa MEE merupakan organisasi


penting karena meliputi sektor ekonomi. Melainkan juga karena pelaksanaannya memerlukan
pengaturan bersama yang meliputi industri, keuangan, dan perekonomian. MEE menegaskan
tujuannya seperti Integrasi Eropa dengan cara menjalin kerja sama ekonomi, memperbaiki taraf
hidup, dan memperluas lapangan kerja serta memajukan perdagangan dan menjamin adanya
persaingan bebas serta keseimbangan perdagangan antarnegara anggota.

13

Anda mungkin juga menyukai