Anda di halaman 1dari 45

PENGANTAR EKONOMI MAKRO

BAB 31
OPEN-ECONOMY-MACROECONOMICS : BASIC CONCEPTS
(MAKROEKONOMI EKONOMI TERBUKA: KONSEP DASAR)

DOSEN PENGAMPU:
Prof. Dr. I KOMANG GDE BENDESA, M.A.D.E
KELAS A1

Anggota Kelompok 1 :
1. Jesika Novelin Baneftar 2007511003 (01)
2. Ni Putu Peri Eka Widiasih 2007511004 (02)
3. Reina Marciela Silaban 2007511005 (03)
4. Herdina Selviani Tamba 2007511006 (04)
5. Ni Gusti Ayu Komang Nadia Pratiwi 2007511013 (05)

UNIVERSITAS UDAYANA
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
EKONOMI PEMBANGUNAN
2020

i
DAFTAR ISI

SAMPUL.............................................................................................................................i
DAFTAR ISI.......................................................................................................................ii
BAB I..................................................................................................................................1
PENDAHULUAN...............................................................................................................1
1.1. Latar Belakang.....................................................................................................1
1.2. Rumusan Masalah................................................................................................2
1.3. Tujuan..................................................................................................................2
1.4. Manfaat................................................................................................................2
31-1 Aliran Barang dan Modal Internasional..................................................................3
31-1a Aliran Barang: Ekspor, Impor, dan Ekspor Neto..............................................3
Studi Kasus..................................................................................................................4
Meningkatnya Keterbukaan Ekonomi AS...................................................................4
31-1b Aliran Sumber Daya Finansial: Aliran Keluar Modal Neto..............................6
31-1c Persamaan Ekspor Neto dan Aliran Keluar Modal Neto...................................8
31-1d Tabungan, Investasi, dan Hubungannya dengan Aliran Internasional............10
31-1e Ringkasan........................................................................................................12
Studi Kasus................................................................................................................13
Apakah Defisit Perdagangan AS Menjadi Masalah Nasional?.................................13
31-2 Harga Untuk Transaksi Internasional: Nilai Tukar Riil Dan Nominal.................17
31-2a Nilai Tukar Nominal........................................................................................17
31-2b Nilai Tukar Riil................................................................................................18
31-3 Teori Pertama Penentuan Nilai Tukar : Paritas Daya Beli....................................20
31-3a Logika Dasar Paritas Daya Beli.......................................................................21
31-3b Implikasi Paritas Daya Beli.............................................................................22
Studi Kasus................................................................................................................24
Nilai Tukar Nominal Pada Saat Inflasi Besar-Besaran..............................................24
31-3c Batasan Paritas Daya Beli................................................................................25
BAB III..............................................................................................................................29
KESIMPULAN.................................................................................................................29
31-4 KESIMPULAN.....................................................................................................29
CHAPTER QUICK QUIZ................................................................................................31
QUESTION FOR REVIEW.............................................................................................34
PROBLEMS AND APPLICATIONS...............................................................................35
DAFTAR PUSTAKA.......................................................................................................43

ii
iii
BAB I

PENDAHULUAN

1.1. LATAR BELAKANG

Saat memutuskan untuk membeli mobil, akan dapat membandingkan model terbaru
yang ditawarkan oleh Ford dan Toyota. Saat melakukan liburan berikutnya, akan dapat
mempertimbangkan untuk menghabiskannya di pantai di Florida atau di Meksiko. Ketika
seseorang mulai menabung untuk masa pensiun orang tersebut, seseorang dapat memilih
antara reksa dana yang membeli saham di perusahaan AS dan yang membeli saham di
perusahaan asing. Dalam semua kasus ini, seseorang berpartisipasi tidak hanya dalam
ekonomi AS tetapi juga dalam ekonomi di seluruh dunia.
Perdagangan internasional menghasilkan manfaat yang jelas: Perdagangan
memungkinkan orang menghasilkan apa yang paling bisa mereka produksi dan
mengkonsumsi berbagai macam barang dan jasa yang diproduksi di seluruh dunia. Memang,
salah satu dari Sepuluh Prinsip Ekonomi yang disorot adalah bahwa perdagangan dapat
membuat semua orang menjadi lebih baik. Perdagangan internasional dapat meningkatkan
standar hidup di semua negara dengan memungkinkan setiap negara mengkhususkan diri
dalam memproduksi barang dan jasa yang memiliki keunggulan komparatif.
Sejauh ini, perkembangan makroekonomi sebagian besar mengabaikan perekonomian
interaksi dengan ekonomi lain di seluruh dunia. Untuk sebagian besar pertanyaan dalam
makro ekonomi, masalah internasional bersifat periferal. Misalnya, saat kita membahas
tingkat pengangguran alami dan penyebab inflasi, efek perdagangan internasional dapat
diabaikan dengan aman. Memang, untuk menjaga model mereka tetap sederhana, para ahli
ekonomi makro sering mengasumsikan ekonomi tertutup yaitu ekonomi yang tidak
berinteraksi dengan ekonomi lain.
Namun ketika para ahli ekonomi makro mempelajari ekonomi terbuka — ekonomi
yang berinteraksi secara bebas dengan ekonomi lain di seluruh dunia mereka menghadapi
serangkaian masalah baru. Bab ini memberikan pengantar tentang perekonomian terbuka
makroekonomi. Kita memulai bab ini dengan membahas makroekonomi utama variabel yang
menggambarkan interaksi perekonomian terbuka di pasar dunia. Mungkin Anda telah
memperhatikan penyebutan variabel ini, ekspor, impor, neraca perdagangan, dan nilai tukar
di berita. Tugas pertama kali ini adalah memahami apa arti data-data ini. Sedangkan pada

1
bab berikutnya, akan ada pemaparan terkait mengembangkan model untuk menjelaskan
bagaimana variabel-variabel tersebut ditentukan dan bagaimana mereka dipengaruhi oleh
berbagai kebijakan pemerintah.
Oleh karena itu, sebagai pengantar pada makroekonomi terbuka, kelompok kami
menulis paper yang berjudul “Open-Economy-Macroeconomics: Basic Concepts”
(Makroekonomi Ekonomi Terbuka: Konsep Dasar)

1.2. RUMUSAN MASALAH

a. Bagaimana aliran barang dalam ekspor, impor, dan ekspor neto serta aliran modal
Internasional ?
b. Bagaimana harga untuk transaksi Internasional terkait nilai tukar riil dan nominal?
c. Bagaimana teori pertama penentuan nilai tukar terkait paritas daya beli?

1.3. TUJUAN

a. Untuk mengetahui aliran barang dalam ekspor, impor, dan ekspor neto serta aliran
modal Internasional.
b. Untuk mengetahui harga dalam transaksi Internasional terkait nilai tukar riil dan
nominal.
c. Untuk mengetahui teori pertama penentuan nilai tukar terkait paritas daya beli.

1.4. MANFAAT
Agar menambah wawasan serta pengetahuan terkait konsep dasar makrokenomi
ekonomi terbuka mengenai,
a. Aliran barang dalam ekspor, impor, dan ekspor neto serta aliran modal Internasional.
b. Harga untuk transaksi Internasional terkait nilai tukar riil dan nominal
c. Teori pertama penentuan nilai tukar terkait paritas daya beli

2
BAB II
PEMBAHASAN

31-1 ALIRAN BARANG DAN MODAL INTERNASIONAL

Suatu ekonomi terbuka berinteraksi dengan ekonomi lain dengan dua cara: membeli
dan menjual barang dan jasa di pasar produk dunia, dan membeli dan menjual aset modal
seperti saham dan obligasi di pasar keuangan dunia. Di sini kita membahas kedua aktivitas
tersebut dan hubungan diantara keduanya.

31-1a Aliran Barang: Ekspor, Impor, dan Ekspor Neto

Ekspor (export) adalah barang dan jasa yang diproduksi secara domestik yang
dijual ke luar negeri, dan impor (import) adalah barang dan jasa produksi luar negeri
yang dijual secara domestic. Ketika Boeing, pemanufaktur pesawat terbang dari AS,
membuat pesawat terbang dan menjualnya ke Air France (Maskapai Prancis), penjualan
tersebut merupakan ekspor bagi Amerika Serikat dan impor bagi Prancis. Ketika Volvo,
produsen mobil Swedia, membuat mobil dan menjualnya kepada penduduk Amerika
Serikat, penjualannya merupakan impor bagi Amerika Serikat dan ekspor bagi Swedia.
Ekspor neto (net export) dari setiap Negara merupakan selisih antara nilai
ekspor dan nilai impor dari negara bersangkutan yang dapat dinyatakan dengan rumus
matematis:
Ekspor neto = Nilai ekspor negara - Nilai impor negara

Penjualan Boeing meningkatkan ekspor neto AS, dan penjualan Volvo


mengurangi ekspor neto AS. Karena ekspor neto menunjukkan apakah suatu Negara
merupakan penjual atau pembeli di pasar barang dan jasa dunia, ekspor neto juga
disebut neraca perdagangan (trade balance). Jika ekspor neto positif, ekspor lebih
besar daripada impor, yang menunjukkan bahwa negara tersebut menjual lebih
banyak barang dan jasa ke luar negeri daripada membeli dari negara lain. Dalam hal
ini, negara tersebut dikatakan mengalami surplus perdagangan (trade surplus).
Jika ekspor neto negatif, ekspor lebih kecil dari impor, yang menunjukkan
bahwa negara tersebut menjual lebih sedikit barang dan jasa ke luar negeri daripada

3
membeli dari negara lain. Dalam kasus ini, negara dikatakan mengalami defisit
perdagangan (trade deficit). Jika ekspor neto nol, ekspor dan impornya sama persis,
dan negara tersebut dikatakan mengalami neraca perdagangan yang seimbang.
Dalam bab berikutnya, akan dibahas teori yang menjelaskan neraca
perdagangan suatu ekonomi, tetapi bahkan pada tahap awal ini, mudah untuk
memikirkan banyak faktor yang mungkin memengaruhi ekspor, impor, dan ekspor
neto suatu negara. Faktor-faktor tersebut antara lain sebagai berikut:
• Selera konsumen terhadap barang domestik dan asing
• Harga barang dalam negeri dan luar negeri
• Nilai tukar dimana orang-orang dapat menggunakan mata uang domestik
untuk membeli mata uang asing
• Pendapatan konsumen di dalam negeri dan luar negeri
• Biaya transportasi barang dari satu negara ke negara lain
• Kebijakan pemerintah terhadap perdagangan internasional
Karena variabel-variabel ini berubah seiring dengan berjalannya waktu, begitu
pula jumlah perdagangan internasional.

STUDI KASUS

MENINGKATNYA KETERBUKAAN EKONOMI AS

Salah satu perubahan dramatis dalam ekonomi AS selama lima dekade terakhir adalah
semakin meningkatnya perdagangan dan keuangan internasional. Perubahan ini diilustrasikan
pada gambar 1, yang menunjukkan total nilai barang dan jasa yang diekspor ke negara lain
dan diimpor dari negara lain yang digambarkan sebagai persentase produk domestik bruto/
PDB. Pada tahun 1950-an, nilai impor dan ekspor barang dan jasa biasanya antara 4 dan 5
persen dari PDB. Dalam beberapa tahun terakhir, nilainya sudah tiga kali lipat lebih besar
dari level itu . Partner perdagangan Negara Amerika Serikat meliputi kelompok Negara-
negara yang berbeda. Mitra Amerika Serikat mencakup berbagai kelompok negara. Pada
2012, mitra dagang terbesar, yang diukur dari gabungan impor dan ekspor, adalah China,
diikuti oleh Kanada, Meksiko, Jepang, Jerman, Korea Selatan, dan Inggris Raya.

4
Peningkatan perdagangan Internasional selama beberapa dekade terakhir ini sebagian
disebabkan oleh kemajuan dalam bidang transportasi. Pada tahun 1950, rata-rata kapal barang
biasa mengangkut kurang dari 10.000 ton kargo; saat ini, banyak kapal mampu membawa
lebih dari 100.000 ton. Jet jarak jauh diperkenalkan pada tahun 1958 dan jet berbadan lebar
pada tahun 1967, membuat transportasi udara jauh lebih murah daripada sebelumnya.
Perkembangan ini memungkinkan barang-barang yang dulunya hanya diproduksi secara lokal
sekarang dapat diperdagangkan di seluruh dunia.
Menanam berbagai jenis bunga, misalnya bunga potong yang ditanam di Israel dapat
dikirim ke Amerika Serikat untuk dijual. Buah-buahan segar dan sayuran yang hanya dapat
tumbuh di musim panas di Amerika Serikat kini juga dapat dikonsumsi di musim dingin
karena dapat dikirim dari negara-negara di Belahan Bumi bagian Selatan.
Peningkatan perdagangan internasional juga dipengaruhi oleh kemajuan
telekomunikasi, yang memungkinkan bisnis menjangkau pelanggan di luar negeri dengan
lebih mudah. Misalnya, kabel telepon transatlantik pertama diperkenalkan pada tahun 1956.
Pada tahun 1966, teknologi tersebut hanya memungkinkan 138 percakapan secara bersama-
sama antara Amerika Utara dan Eropa. Saat ini, karena e-mail merupakan bentuk komunikasi
bisnis yang umum, komunikasi hampir sama mudahnya dengan berkomunikasi antar
pelanggan di seluruh dunia dengan pelanggan di seluruh kota.
Kemajuan teknologi juga telah mendorong perdagangan internasional dengan
mengubah jenis barang yang diproduksi secara ekonomi. Ketika bahan baku yang banyak
memakan tempat (seperti baja) dan barang-barang yang mudah rusak (seperti bahan
makanan) menjadi bagian besar dari output dunia, transportasi barang seringkali mahal dan
terkadang tidak mungkin dilakukan. Sebaliknya, barang yang diproduksi dengan teknologi
modern bobotnya ringan dan mudah dikirim. Barang-barang elektronik konsumen, misalnya,

5
memiliki bobot yang ringan untuk setiap nilai moneternya, yang membuatnya mudah
diproduksi di satu negara dan dijual di negara lain. Contoh yang lebih ekstrim adalah industri
film. Begitu sebuah studio di Hollywood membuat film, ia dapat mengirimkan salinan film
tersebut ke seluruh dunia dengan biaya hampir nol. Dan memang, film adalah ekspor utama
Amerika Serikat.
Kebijakan perdagangan pemerintah juga menjadi faktor dalam meningkatkan
perdangan Internasional. Seperti yang telah kita bahas sebelumnya di buku ini, para ekonom
telah lama percaya bahwa perdagangan bebas antar Negara akan saling menguntungkan.
Seiring waktu, sebagian besar pembuat kebijakan di seluruh dunia telah menerima
kesimpulan ini. Kesepakayan internasional seperti Perjanjian Perdagangan Bebas Amerika
Utara (NAFTA) dan Perjanjian Umum tentang Tarif dan Perdagangan (GATT), secara
bertahap menurunkan tarif, kuota impor, dan batasan perdagangan lainnya. Saat buku ini
akan dicetak, Amerika Serikat sedang memperdebatkan apakah akan meratifikasi perjanjian
perdagangan baru — Kemitraan Trans-Pasifik — yang telah dinegosiasikan oleh perwakilan
Presiden Obama dengan sebelas negara Lingkar Pasifik lainnya.
Dengan demikian, pola peningkatan perdagangan yang diilustrasikan pada Gambar 1
adalah fenomena yang didukung dan didorong oleh sebagian besar ahli ekonomi dan pembuat
kebijakan.

31-1b Aliran Sumber Daya Finansial: Aliran Keluar Modal Neto

Sejauh ini, telah dibahas bagaimana warga negara ekonomi terbuka


berpartisipasi dalam pasar barang dan jasa dunia. Selain itu, warga negara ekonomi
terbuka berpartisipasi di pasar finansial dunia. Seorang penduduk AS dengan uang
senilai $ 25.000 dapat menggunakan uang itu untuk membeli mobil dari Toyota atau,
sebaliknya, untuk membeli saham di Toyota Corporation. Transaksi pertama
merepresentasikan aliran barang, sedangkan transaksi kedua merepresentasikan aliran
modal.
Istilah aliran keluar modal neto mengacu pada perbedaan antara pembelian
aset asing oleh warga dalam negeri dan pembelian aset dalam negeri oleh orang asing:
Aliran modal neto = Pembelian aset asing oleh warga domestic – Pembelian aset
domestik oleh warga asing. Ketika seorang warga AS membeli saham di Petrobras,
perusahaan energi Brasil, pembelian tersebut meningkatkan suku pertama di sisi

6
kanan persamaan ini oleh karena itu, meningkatkan aliran modal neto AS. Ketika
seorang warga Jepang membeli obligasi yang diterbitkan oleh pemerintah AS,
pembelian tersebut meningkatkan suku kedua di sisi kanan persamaan ini, oleh karena
itu, mengurangi aliran keluar modal neto AS.
Aliran modal antara ekonomi AS dan ekonomi dunia lainnya terjadi dalam dua
bentuk. Jika McDonald's membuka gerai makanan cepat saji di Rusia, itu adalah
contoh investasi langsung asing. Atau, jika orang Amerika membeli saham di
perusahaan Rusia, itu adalah contoh investasi portofolio asing. Dalam contoh
pertama,warga Amerika (McDonald's Corporation) secara aktif mengelola investasi,
sedangkan dalam contoh kedua, warga Amerika (pemegang saham) memiliki peran
yang lebih pasif. Dalam kedua contoh tersebut, penduduk AS membeli aset luar
negeri, sehingga kedua pembelian tersebut meningkatkan aliran keluar modal neto
AS.
Aliran modal neto (terkadang disebut investasi asing neto) bisa positif atau
negatif. Jika positif, warga domestik membeli lebih banyak aset asing daripada warga
asing membeli aset domestik. Modal dikatakan mengalir ke luar negeri. Ketika aliran
modal neto negatif, warga domestik membeli lebih sedikit aset asing dibandingkan
dengan warga asing yang membeli aset domestik. Modal dikatakan mengalir masuk
ke dalam negara. Ketika aliran modal neto negatif, sebuah Negara akan mengalami
aliran modal masuk.
Dikembangkan teori untuk menjelaskan arus/aliran keluar modal neto di bab
berikutnya. Di sini mari kita pertimbangkan secara singkat beberapa variabel penting
yang mempengaruhi aliran keluar modal neto.
• Tingkat suku bunga riil yang dibayarkan pada aset asing.
• Tingkat suku bunga riil yang dibayarkan pada aset domestik.
• Risiko ekonomi dan politik yang dirasakan dari memegang aset luar negeri.
• Kebijakan pemerintah yang mempengaruhi kepemilikan asing atas aset
domestik
Misalnya, seorang investor dari AS sedang mempertimbangkan apakah akan
membeli surat obligasi pemerintah Meksiko atau obligasi pemerintah Amerika
Serikat. (Ingatlah bahwa surat obligasi adalah IOU dari penerbit surat obligasi).
Untuk mengambil keputusan ini, investor AS membandingkan tingkat suku
bunga riil yang ditawarkan oleh kedua surat obligasi ini. Semakin tinggi suku bunga
riil obligasi, semakin baik. Namun, saat membuat perbandingan ini, investor dari AS
7
juga harus memperhitungkan risiko utang yang mungkin dihindari oleh (yaitu, tidak
membayar bunga atau pokoknya saat jatuh tempo), serta batasan-batasan yang
dibebankan oleh pemerintah Meksiko saat ini atau pada masa mendatang kepada
investor asing di Meksiko.

31-1c Persamaan Ekspor Neto dan Aliran Keluar Modal Neto

Kita telah melihat bahwa ekonomi terbuka berinteraksi dengan negara lain di
seluruh dunia dengan dua cara — dalam pasar barang dan jasa dunia, serta dalam
pasar uang dunia.
Ekspor neto dan aliran keluar modal bersih masing-masing mengukur jenis
ketidakseimbangan dalam pasar-pasar ini. Ekspor neto mengukur ketidakseimbangan
antara ekspor dan impor suatu Negara. Aliran keluar modal neto mengukur
ketidakseimbangan antara jumlah aset asing yang dibeli oleh warga domestik dan
jumlah aset domestik yang dibeli orang asing.
Fakta yang penting menyatakan bahwa, untuk sebuah ekonomi sebagai satu
keseluruhan, ketidakseimbangan ini harus mengimbangi satu sama lain, yakni aliran
keluar modal neto (NCO) selalu sama dengan ekspor neto (NX), NCO = NX
Persamaan ini ada karena setiap transaksi yang memengaruhi salah satu sisi
persamaan juga memengaruhi sisi lainnya dengan jumlah yang pesis sama. Persamaan
ini adalah sebuah identitas, sebuah persamaan yang harus ada karena cara variabel
ditentukan dan diukur dalam persamaan tersebut.
Untuk memahami mengapa identitas akuntansi ini benar, mari kita
pertimbangkan sebuah contoh. Bayangkan Anda adalah seorang programmer
komputer yang tinggal di Amerika Serikat. Suatu hari, Anda membuat beberapa
perangkat lunak dan menjualnya kepada konsumen Jepang seharga 10.000 yen.
Penjualan software merupakan ekspor bagi Amerika Serikat, sehingga meningkatkan
ekspor neto AS. Apalagi yang terjadi untuk memastikan bahwa persamaan ini ada?
Jawabannya tergantung pada apa yang Anda lakukan dengan 10.000 yen yang Anda
terima.
Pertama, anggaplah bahwa saja Anda memperoleh tambahan yen dalam
matras Anda. (Kami misalkan anda memiliki yen untuk yen.) Dalam kasus ini, Anda
menggunakan sebagian pendapatan Anda untuk diinvestasikan dalam perekonomian

8
Jepang. Yaitu warga domestik (anda) telah memperoleh aset asing (mata uang
Jepang). Peningkatan dalam ekspor neto AS sejalan dengan peningkatan aliran keluar
modal neto AS.
Namun, semakin lebih realistis, jika Anda ingin berinvestasi dalam
perekonomian Jepang, Anda tidak akan melakukannya dengan berpegang pada mata
uang Jepang. Kemungkinan besar, Anda akan menggunakan uang senilai 10.000 yen
untuk membeli saham di perusahaan Jepang, atau Anda mungkin membeli surat
obligasi pemerintah Jepang. Namun hasil keputusan Anda kurang lebih sama:
Seorang warga domestic akhirnya memperoleh aset asing. Peningkatan dalam aliran
keluar modal neto AS (pembelian saham atau obligasi Jepang) sejalan/ sama persis
dengan peningkatan ekspor neto AS (penjualan perangkat lunak).
Sekarang mari kita ubah contohnya. Misalkan, disamping menggunakan
10.000 yen untuk membeli aset Jepang, Anda menggunakannya untuk membeli
barang buatan Jepang, seperti TV Sony. Akibat pembelian TV tersebut, impor AS
meningkat. Bersamaan, ekspor perangkat lunak dan impor TV merepresentasikan
neraca perdagangan. Karena ekspor dan impor meningkat dalam jumlah yang sama,
ekspor neto tidak berubah. Dalam hal ini, tidak ada warga Amerika yang akhirnya
memperoleh aset asing dan tidak ada orang asing yang akhirnya memperoleh aset AS,
jadi tidak ada dampak pada aliran keluar modal neto AS.
Kemungkinan akhirnya adalah Anda pergi ke bank setempat untuk
menukarkan uang 10.000 yen Anda dengan dolar AS. Tetapi ini tidak mengubah
situasi karena bank sekarang harus melakukan sesuatu dengan uang senilai 10.000
yen. Tindakan tersebut dapat berupa membeli aset Jepang (aliran keluar modal neto
AS);atau dapat membeli barang Jepang (dianggap sebagai impor AS); atau bisa
menjual mata uang yen ke warga Amerika lain yang ingin melakukan transaksi seperti
itu. Pada akhirnya, ekspor neto AS sejalan dengan aliran keluar modal neto AS.
Semua contoh ini dimulai ketika seorang programmer AS menjual beberapa
perangkat lunak ke luar negeri, tetapi ceritanya akan sama ketika warga Amerika
membeli barang dan jasa dari Negara lain. Misalnya, jika Walmart membeli pakaian
senilai $ 50 juta dari Tiongkok dan menjualnya ke konsumen Amerika, sesuatu harus
terjadi pada uang senilai $ 50 juta itu. Salah satu kemungkinannya adalah Tiongkok
dapat menggunakan $ 50 juta untuk berinvestasi dalam ekonomi AS.
Aliran modal masuk dari China ini mungkin memerlukan bentuk dari
pembelian warga China terhadap surat obligasi pemerintah AS. Dalam hal ini,
9
pembelian pakaian mengurangi ekspor neto AS dan penjualan obligasi mengurangi
aliran keluar modal neto AS. Alternatifnya, China dapat menggunakan $ 50 juta untuk
membeli pesawat dari Boeing, produsen pesawat AS. Dalam hal ini, impor pakaian
AS seimbang dengan ekspor pesawat AS, sehingga keduanya, baik ekspor neto dan
aliran keluar modal neto tidak berubah. Dalam semua kasus ini transaksi memiliki
dampak yang sama pada ekspor neto dan aliran keluar modal neto. Kami dapat
meringkas kesimpulan ini untuk perekonomian secara keseluruhan.

• Ketika suatu negara mengalami surplus perdagangan (NX > 0), ia menjual lebih
banyak barang dan jasa kepada orang asing daripada membeli dari mereka. Apa yang
dilakukannya dengan mata uang asing yang diterimanya dari penjualan bersih barang
dan jasa luar negeri? Mata uang itu harus digunakan untuk membeli aset asing.
Modal mengalir ke luar negera (NCO < 0).

• Ketika suatu negara mengalami defisit perdagangan (NX, < 0), artinya membeli
lebih banyak barang dan jasa dari orang asing daripada menjual kepada mereka.
Bagaimana pembiayaan pembelian bersih dari barang dan jasa ini di pasar dunia? Itu
pasti menjual aset ke luar negeri. Modal mengalir masuk ke dalam negara (NCO > 0).
Aliran barang dan jasa internasional dan aluran modal internasional adalah dua sisi
dari mata uang yang sama.

31-1d Tabungan, Investasi, dan Hubungannya dengan aliran internasional

Tabungan dan investasi suatu negara sangat penting untuk pertumbuhan


ekonomi jangka panjang. Seperti yang kita lihat di bab sebelumnya, tabungan dan
investasi sama dalam perekonomian tertutup. Tetapi masalahnya tidak sesederhana
dalam perekonomian terbuka. Sekarang mari kita pertimbangkan bagaimana tabungan
dan investasi terkait dengan arus barang dan modal internasional yang diukur dengan
ekspor neto dan arus keluar modal neto. Mungkin Anda ingat, istilah ekspor neto
muncul di awal buku ketika kita membahas komponen produk domestik bruto. PDB
perekonomian,(dilambangkan Y) dibagi di antara empat komponen: konsumsi (C),
investasi (I), pembelian pemerintah (G), dan ekspor neto (NX). Kami menulis ini
sebagai berikut: Y = C + I + G + NX.

10
Total pengeluaran untuk output barang dan jasa negara adalah jumlah
pengeluaran terhadap konsumsi, investasi, pembelian pemerintah, dan ekspor neto.
Karena setiap unit pengeluaran ditempatkan ke dalam salah satu dari empat
komponen,persamaan ini adalah identitas akuntansi: Ini harus benar karena cara
variabel didefinisikan dan diukur. Ingatlah bahwa tabungan nasional adalah
pendapatan negara yang tersisa setelah membayar konsumsi saat ini dan pembelian
pemerintah. Tabungan nasional (S) sama dengan Y – C – G. Jika kita menyusun ulang
persamaan untuk mencerminkan fakta ini, kita dapatkan :
Y – C – G = I + NX
S = I + NX.
Karena ekspor neto (NX) juga sama dengan aliran/ arus modal keluar neto (NCO), ini
dapat ditulis persamaan sebagai berikut:
S = I + NCO
Tabungan= Investasi Domestik + Aliran Keluar Modal Neto

Persamaan ini menunjukkan bahwa tabungan suatu negara harus sama dengan
investasi dalam negerinya ditambah arus keluar modal neto. Dengan kata lain, ketika
seorang warga AS menabung satu dolar dari penghasilannya untuk masa depan, dolar
tersebut dapat digunakan untuk membiayai akumulasi modal dalam negeri atau dapat
digunakan untuk membiayai pembelian modal asing. Persamaan ini seharusnya
terlihat familier. Di awal buku ini, ketika kami menganalisis peran sistem keuangan,
kami mempertimbangkan identitas ini untuk kasus khusus ekonomi tertutup. Dalam
perekonomian tertutup, arus keluar modal bersih adalah nol (NCO = 0), jadi tabungan
sama dengan investasi (S = I). Sebaliknya, perekonomian terbuka memiliki dua
kegunaan untuk tabungannya yaitu investasi domestik dan arus keluar modal neto
Seperti sebelumnya, kita dapat melihat sistem keuangan berdiri di antara dua
sisi identitas ini. Misalnya, keluarga Garcia memutuskan untuk menabung sebagian
dari pendapatannya untuk masa pensiun. Keputusan ini berkontribusi pada tabungan
nasional, sisi kiri persamaan kita. Jika Garcias menyimpan tabungan mereka di reksa
dana, reksa dana tersebut dapat menggunakan sebagian dari tabungan tersebut untuk
membeli saham yang diterbitkan oleh General Motors, yang menggunakan
pendapatan tersebut untuk membuka pabrik di Ohio. Selain itu, reksa dana tersebut
dapat menggunakan sebagian tabungan Garcias untuk membeli saham yang
diterbitkan oleh Toyota, yang menggunakan pendapatan tersebut untuk membangun
11
pabrik di Osaka. Transaksi ini muncul di sisi kanan persamaan. Dari sudut pandang
akuntansi AS, pengeluaran General Motors untuk membuka pabrik baru adalah
investasi domestik, dan pembelian saham Toyota oleh warga AS adalah aliran keluar
modal neto. Jadi, semua tabungan/simpanan dalam ekonomi AS muncul sebagai
investasi dalam ekonomi AS atau sebagai aliran keluar modal neto AS.
Intinya adalah bahwa tabungan/simpanan, investasi, dan aliran modal
internasional sangat berkaitan erat. Ketika tabungan Negara melebihi investasi, aliran
keluar modal neto positif, yang menunjukkan bahwa negara tersebut menggunakan
beberapa dari tabungannya untuk membeli aset di luar negeri. Ketika investasi
domestik suatu negara melebihi tabungannya, arus keluar modal neto negara tersebut
negatif, yang menunjukkan bahwa orang asing membiayai sebagian dari investasi ini
dengan membeli aset domestik.

31-1e Ringkasan
Tabel 1 merangkum banyak ide yang disajikan dalam bab ini. Ini
menggambarkan tiga kemungkinan untuk ekonomi terbuka yaitu negara dengan
defisit perdagangan, negara dengan perdagangan seimbang, dan negara dengan
surplus perdagangan. Pertimbangkan pertama negara dengan surplus perdagangan.
Menurut definisi, surplus perdagangan berarti nilai ekspor melebihi nilai impor.
Karena ekspor neto adalah ekspor dikurangi impor, ekspor neto (NX) adalah positif.
Akibatnya, pendapatan, Y = C + I + G + NX, harus lebih besar dari belanja domestik,
C + I + G. Tetapi jika pendapatan (Y) lebih dari belanja, C + I + G, lalu tabungan, S =
Y – C – G, harus lebih dari investasi (I). Karena negara menabung lebih banyak
daripada berinvestasi, negara harus menggunakan sebagian dari tabungannya
disalurkan ke luar negeri. Artinya, arus keluar modal bersih harus positif.
Logika serupa berlaku untuk negara dengan defisit perdagangan (seperti
ekonomi AS dalam beberapa tahun terakhir). Menurut definisi, defisit perdagangan
berarti nilai ekspor lebih kecil dari nilai impor. Karena ekspor neto adalah ekspor
dikurangi impor, neto ekspor (NX) adalah negatif. Jadi, pendapatan, Y = C + I + G +
NX, harus kurang daripengeluaran domestik, C + I + G. Tetapi jika pemasukan, Y
lebih kecil dari C + I + G, maka tabungan, S = Y - C - G, harus lebih kecil dari
investasi, I. Karena investasi Negara lebih besar dari tabungannya, harus membiayai

12
beberapa investasi dalam negeri dengan menjual aset ke luar negeri. Artinya, arus
keluar modal neto harus bernilai negatif.

Sebuah negara dengan perdagangan seimbang berada di kedua contoh diatas


Ekspor sama dengan impor, jadi ekspor neto adalah nol. Pendapatan sama dengan
pengeluaran domestik, dan tabungan sama dengan investasi. Arus keluar modal bersih
sama dengan nol.

STUDI KASUS

APAKAH DEFISIT PERDAGANGAN AS MENJADI MASALAH NASIONAL?

Anda mungkin pernah mendengar pers menyebut Amerika Serikat sebagai “Debitur
terbesar dunia”. Bangsa ini mendapatkan deskripsi itu dengan meminjam begitu banyak di
pasar keuangan dunia selama tiga dekade terakhir untuk membiayai defisit perdagangan yang
besar. Mengapa Amerika Serikat melakukan ini, dan haruskah Amerika khawatir dengan
kasus ini?
Untuk menjawab pertanyaan ini, mari kita lihat apa yang ditunjukkan oleh identitas
akuntansi makroekonomi tentang ekonomi AS. Panel (a) dari Gambar 2 menunjukkan
tabungan nasional dan investasi domestik sebagai persentase dari PDB sejak 1960. Panel (b)
menunjukkan aliran keluar modal neto (yaitu, neraca perdagangan) sebagai persentase dari
PDB.
Perhatikan bahwa, seperti yang disyaratkan oleh identitas, aliran keluar modal neto
selalu sama dengan tabungan nasional dikurangi investasi domestik. Gambar tersebut
menunjukkan bahwa tabungan nasional dan investasi domestik, sebagai persentase dari PDB,
berfluktuasi secara substansial dari waktu ke waktu. Sebelum 1980, mereka cenderung
berfluktuasi bersama-sama, jadi arus keluar modal bersih biasanya kecil —antara -1 dan 1
persen dari PDB. Sejak 1980, tabungan nasional sering kali turun jauh di bawah investasi

13
domestik, yang menyebabkan defisit perdagangan yang cukup besar dan aliran masuk modal
yang besar. Artinya, aliran keluar modal bersih seringkali berupa angka negatif yang besar.
Untuk memahami fluktuasi pada Gambar 2, kita perlu melampaui data ini dan
membahas kebijakan dan peristiwa yang mempengaruhi tabungan nasional dan investasi
domestik. Sejarah menunjukkan bahwa tidak ada penyebab tunggal dari defisit perdagangan.
Sebaliknya, mereka bisa muncul dalam berbagai keadaan. Berikut adalah tiga episode sejarah
yang paling dominan. Kebijakan fiskal yang tidak seimbang: Dari 1980 hingga 1987, aliran
modal ke Amerika Serikat meningkat dari 0,5 menjadi 3,0 persen dari PDB. Perubahan 2,5
poin persentase ini sebagian besar disebabkan oleh penurunan tabungan nasional sebesar 2,7
poin persentase. Penurunan tabungan nasional ini, pada gilirannya, sering kali disebabkan
oleh menurunnya tabungan masyarakat — yaitu peningkatan defisit anggaran pemerintah.
Defisit anggaran ini muncul karena Presiden Ronald Reagan memotong pajak dan
meningkatkan pengeluaran pertahanan, sementara pertahanan dia merasa bahwa pemotongan
yang diusulkan dalam pengeluaran non-lebih sulit untuk diberlakukan.

Ledakan investasi: Cerita lain menjelaskan defisit perdagangan yang muncul selama
dekade berikutnya. Dari 1991 hingga 2000, aliran modal ke Amerika Serikat naik dari 0,5

14
menjadi 3,7 persen dari PDB. Tak satu pun dari perubahan 3,2 poin persentase ini disebabkan
oleh penurunan tabungan; Nyatanya, tabungan meningkat selama ini, karena anggaran
pemerintah beralih dari defisit menjadi surplus. Tetapi investasi naik dari 15,3 menjadi 19,8
persen dari PDB, karena ekonomi menikmati ledakan informasi teknologi dan banyak
perusahaan yang ingin melakukan investasi teknologi tinggi ini.

Penurunan dan pemulihan ekonomi: Selama periode 2000-2015, aliran modal ke


Amerika Serikat tetap besar. Konsistensi variabel ini, bagaimanapun, sangat kontras dengan
perubahan luar biasa dalam tabungan dan investasi. Dari 2000 hingga 2009, keduanya turun
sekitar 6 poin persentase. Investasi turun karena masa ekonomi yang sulit membuat modal
akumulasi kurang menguntungkan, sementara tabungan nasional turun karena pemerintah
mulai mengalami anggaran yang luar biasa besar defisit sebagai tanggapan atas penurunan
tersebut. Dari tahun 2009 hingga 2015, ketika ekonomi pulih, kekuatan-kekuatan ini berbalik
sendiri, dan tabungan dan investasi meningkat sekitar 3 poin persentase.
Apakah defisit perdagangan dan aliran modal internasional ini menjadi masalah bagi
ekonomi AS? Tidak ada jawaban yang mudah untuk pertanyaan ini. Seseorang harus
mengevaluasi keadaan dan kemungkinan alternatif lainnya.
Pertimbangkan dulu defisit perdagangan yang disebabkan oleh penurunan tabungan,
seperti yang terjadi selama 1980-an. Tabungan yang lebih rendah berarti bahwa Negara
menempatkan sedikit pendapatannya untuk memenuhi kebutuhan masa depannya. Setelah
tabungan nasional telah jatuh, namun, tidak ada alasan untuk menyayangkan defisit

15
perdagangan yang dihasilkan. Jika tabungan nasional turun tanpa menyebabkan defisit
perdagangan, investasi di Amerika Serikat akan pasti turun. Penurunan investasi ini, pada
gilirannya, akan berdampak buruk pada pertumbuhan persediaan modal, produktivitas tenaga
kerja, dan upah riil. Dengan lain kata, mengingat tabungan AS telah menurun, lebih baik
orang asing berinvestasi dalam ekonomi AS daripada tidak ada sama sekali.
Sekarang pertimbangkan defisit perdagangan yang disebabkan oleh investasi ledakan,
seperti defisit perdagangan tahun 1990-an. Dalam hal ini, perekonomian meminjam dari luar
negeri untuk membiayai pembelian barang modal baru. Jika tambahan modal ini memberikan
keuntungan yang baik dalam bentuk produksi barang dan jasa yang lebih tinggi, maka
perekonomian harus mampu menangani hutang yang menumpuk. Di sisi lain, jika proyek
investasi gagal menghasilkan pengembalian yang diharapkan, utang akan terlihat kurang
menarik, setidaknya dengan melihat ke belakang. Seperti halnya seorang individu dapat
berutang baik dengan cara yang bijaksana atau boros, demikian pula sebuah bangsa. Defisit
perdagangan bukanlah sebuah masalah itu sendiri, tetapi terkadang bisa menjadi gejala dari
munculnya masalah.

31-2 HARGA UNTUK TRANSAKSI INTERNASIONAL: NILAI TUKAR RIIL DAN


NOMINAL

Sejauh ini, kita telah membahas ukuran-ukuran aliran barang dan jasa serta aliran
modal antar Negara . Selain variabel kuantitas ini, ahli makroekonomi juga mempelajari
variabel yang mengukur harga di mana transaksi internasional tersebut terjadi. Seperti halnya
harga di pasar mana pun yang berperan penting dalam mengoordinasikan pembeli dan
penjual di pasar tersebut, harga internasional membantu mengoordinasikan keputusan
konsumen dan produsen saat mereka berinteraksi di pasar dunia. Di sini kita membahas dua
harga internasional terpenting yaitu nilai tukar nominal dan riil.

31-2a Nilai Tukar Nominal

Nilai tukar nominal adalah nilai yang digunakan seseorang untuk menukar
mata uang suatu negara dengan mata uang negara lain. Dengan kata lain nilai dimana
seseorang dapat memperdagangkan mata uang suatu negara untuk mata uang negara
lain. Misalnya, saat Anda pergi ke bank, Anda mungkin melihat nilai tukar yang
diposting sebesar 80 yen untuk 1 dolar. Jika Anda memberi bank 1 dolar AS, Anda

16
akan menerima 80 yen Jepang sebagai gantinya; dan jika Anda memberi bank 80 yen
Jepang, bank akan menerima 1 dolar AS. (Pada kenyataannya, bank akan memposting
harga yang sedikit berbeda untuk pembelian dan penjualan yen. Perbedaan tersebut
memberikan bank keuntungan bagi bank sebagai biaya jasa untuk menawarkan
layanan ini. Untuk pembahasan, kita dapat mengabaikan perbedaan ini).

Nilai tukar selalu dapat ditunjukkan dalam dua cara. Jika nilai tukarnya adalah
80 yen per 1 dolar, maka itu disebut juga 1/80 (=0,0125) dolar AS per yen. Di
sepanjang pembahasan ini, kami selalu menunjukkan nilai tukar nominal sebagai unit
mata uang asing per mata uang dolar AS, misalnya 80 yen per dolar AS.

Jika nilai tukar berubah sehingga satu dolar dapat membeli lebih banyak mata
uang asing perubahan itu disebut apresiasi dolar AS. Jika nilai tukar berubah
sehingga satu dolar AS membeli lebih sedikit mata uang asing, perubahan itu disebut
depresiasi dolar AS. Misalnya, ketika nilai tukar naik dari 80 menjadi 90 yen per
dolar AS,dolar AS dikatakan terapresiasi. Pada saat yang sama, karena yen Jepang
sekarang membeli lebih sedikit mata uang AS, yen dikatakan terdepresiasi. Ketika
nilai tukar turun dari 80 menjadi 70 yen per dolar, dolar dikatakan terdepresiasi, dan
yen dikatakan terapresiasi.

Kadang-kadang, Anda mungkin pernah mendengar laporan media bahwa dolar


"kuat" atau "lemah". Uraian ini biasanya mengacu pada perubahan terbaru dalam nilai
tukar nominal. Ketika sebuah mata uang terapresiasi, mata uang tersebut dikatakan
menguat karena ia dapat membeli lebih banyak mata uang asing. Demikian pula,
ketika mata uang terdepresiasi, dikatakan melemah.

Untuk negara mana pun, ada banyak nilai tukar nominal. Dolar AS dapat
digunakan untuk membeli yen Jepang, pound Inggris, peso Meksiko, dan sebagainya.
Ketika para ekonom mempelajari perubahan nilai tukar, mereka sering menggunakan
indeks yang menghitung rata-rata-banyak nilai tukar ini. Sama seperti indeks harga
konsumen mengubah banyak harga dalam perekonomian menjadi satu ukuran tingkat
harga, indeks rata-ratanya mengubah banyak nilai tukar menjadi satu ukuran nilai
mata uang Internasional. Jadi, ketika para ekonom berbicara tentang apresiasi atau
depresiasi mata uang dolar, mereka sering mengacu pada indeks nilai tukar yang
memperhitungkan banyak nilai tukar individu.

17
31-2b Nilai Tukar Riil

Nilai tukar riil adalah nilai tukar di mana seseorang dapat memperdagangkan
barang dan jasa suatu negara untuk barang dan jasa negara lain. Misalnya, jika Anda
pergi berbelanja dan mengetahui bahwa satu kilogram keju Swiss dua kali lebih mahal
dari satu kilogram keju Amerika, nilai tukar riilnya adalah ½ kilogram keju Swiss per
satu kilogram keju Amerika. Perhatikan bahwa, seperti nilai tukar nominal, kami
menyatakan nilai tukar riil sebagai unit item asing per unit item domestik. Tetapi
dalam hal ini, item tersebut adalah barang bukannya mata uang.

Nilai tukar riil dan nominal sangat erat kaitannya. Misalnya,satu kilogram
beras Amerika dijual seharga $ 100 dan satu kilogram beras Jepang dijual seharga
16.000 yen. Berapa nilai tukar riil antara beras Amerika dan Jepang? Untuk menjawab
pertanyaan ini, pertama-tama kita harus menggunakan nilai tukar nominal untuk
melakukan konversi harga ke dalam mata uang bersama. Jika nilai tukar nominalnya
80 yen per dolar, maka harga beras Amerika $ 100 per kilogram setara dengan 8.000
yen per kilogram. Beras Jepang setengah mahal dari beras Amerika. Nilai tukar
riilnya adalah ½ kilogram beras Jepang per satu kilogram beras Amerika.

Perhitungan nilai tukar riil ini dapat kita rangkum dengan sebagai berikut rumus:

Nilai tukar riil = Nilai tukar nominal / Harga asing

Menggunakan angka dalam contoh kita, rumusnya berlaku sebagai berikut:

Nilai tukar riil = (80 yen/ dolar) x ($100/kg beras amerika)/ 16.000 yen/kg beras
Amerika

= 8000 yen/ kg beras Amerika/ 16.000 yen/kg beras Jepang

= ½ kg beras Jepang/ kg beras Amerika.

18
Jadi, nilai tukar riil bergantung pada nilai tukar nominal dan pada harga
barang di kedua negara yang diukur dalam mata uang lokal. Mengapa nilai tukar riil
penting? Seperti yang bisa Anda tebak, nilai tukar riil adalah penentu utama seberapa
besar ekspor dan impor suatu negara. Ketika Uncle Ben's, Inc., memutuskan apakah
akan membeli beras AS atau beras Jepang, ia akan menanyakan beras mana yang
lebih murah. Nilai tukar riil memberikan jawabannya. Sebagai contoh lain, bayangkan
Anda sedang memutuskan apakah akan berlibur di tepi pantai di Miami, Florida, atau
di Cancún, Meksiko. Anda dapat menanyakan kepada agen perjalanan harga hotel
kamar di Miami (diukur dalam dolar), harga kamar hotel di Cancún (diukur dalam
peso), dan nilai tukar antara peso dan dolar. Jika Anda memutuskan ke mana akan
berlibur dengan membandingkan biaya, Anda mendasarkan keputusan Anda pada
nilai tukar riil.

Ketika mempelajari ekonomi secara keseluruhan, ahli makroekonomi fokus


pada keseluruhan harga daripada harga barang individu. Artinya, untuk mengukur
nilai tukar riil, mereka menggunakan indeks harga, seperti indeks harga konsumen,
yang mengukur harga sekeranjang barang dan jasa. Dengan menggunakan indeks
harga untuk barang domestik (P) indeks harga untuk barang asing (P*), dan nilai tukar
nominal antara dolar AS dan mata uang asing (e), kita dapat menghitung nilai tukar
riil keseluruhan antara Amerika Serikat dan negara lain sebagai berikut:

Nilai tukar riil = (e × P) / P *

Nilai tukar riil ini mengukur harga barang dan jasa yang tersedia di dalam
negeri terkait dengan barang dan jasa yang tersedia di luar negeri. Seperti yang kita
kaji lebih lengkap di bab berikutnya, nilai tukar riil suatu negara adalah penentu
utama ekspor neto barang dan jasa. Depresiasi (penurunan) nilai tukar riil AS berarti
bahwa barang-barang AS menjadi lebih murah dibandingkan dengan barang-barang
asing. Perubahan ini mendorong konsumen baik di dalam maupun luar negeri untuk
membeli lebih banyak barang AS dan lebih sedikit barang dari negara lain. Akibatnya,
ekspor AS naik dan impor AS turun; kedua perubahan ini meningkatkan ekspor neto

19
AS. Sebaliknya, apresiasi (kenaikan) nilai tukar riil domestik(AS) berarti barang AS
menjadi lebih mahal dibandingkan barang luar negeri, sehingga ekspor neto AS turun.

31-3 TEORI PERTAMA PENENTUAN NILAI TUKAR : PARITAS DAYA BELI

Nilai tukar sangat bervariasi dari waktu ke waktu. Pada tahun 1970, satu dolar AS
dapat digunakan untuk membeli 3,65 mark Jerman atau 627 lira Italia. Pada tahun 1998, saat
Jerman dan Italia bersiap untuk mengadopsi euro sebagai mata uang bersama mereka, satu
dolar AS dapat membeli 1,76 mark Jerman atau 1.737 lira Italia. Dengan kata lain, selama
periode ini, nilai dolar turun lebih dari setengah dibandingkan dengan mark, sementara itu
lebih dari dua kali lipat dibandingkan dengan lira.

Apa arti dari perubahan yang berlawanan ini? Para ekonom telah mengembangkan
banyak model untuk menjelaskan bagaimana nilai tukar ditentukan, masing-masing
menekankan hanya beberapa daya. Di sini kami mengembangkan teori nilai tukar yang paling
sederhana yang disebut paritas daya beli. Teori ini menyatakan bahwa satu unit mata uang
tertentu harus mampu membeli barang dalam jumlah yang sama di semua negara. Banyak
ekonom percaya bahwa paritas daya beli menggambarkan kekuatan/ daya yang menentukan
nilai tukar dalam jangka panjang. Sekarang kita pertimbangkan logika yang mendasari teori
nilai tukar jangka panjang ini, serta implikasi dan batasannya.

31-3a Logika Dasar Paritas Daya Beli

Teori paritas daya beli didasarkan pada prinsip yang disebut hukum satu
harga. Hukum ini menegaskan bahwa suatu barang harus dijual dengan harga yang
sama di semua lokasi. Jika tidak, akan ada peluang untung/profit yang tidak
tereksploitasi. Misalnya, biji kopi dijual lebih murah di Seattle daripada di Dallas.
Seseorang bisa membeli kopi di Seattle , katakanlah, $ 4 per kilogram dan kemudian
menjualnya di Dallas seharga $ 5 per kilogram, sehingga mendapat keuntungan dari $
1 per kilogram. Proses pengambilan keuntungan dari harga di pasar yang berbeda
disebut arbitrase. Dalam contoh tersebut, saat orang memanfaatkan mengambil
keuntungan dari peluang arbitrase, mereka akan meningkatkan permintaan kopi di
Seattle dan meningkatkan penawaran di Dallas (akibat banyaknya persediaan). Harga
kopi akan naik di Seattle (sebagai tanggapan atas permintaan yang lebih besar) dan
turun di Dallas (sebagai tanggapan atas pasokan yang lebih besar). Proses ini akan
berlanjut hingga, akhirnya, harga kopi di kedua pasar tersebut sama.

20
Sekarang pertimbangkan bagaimana hukum satu harga berlaku di pasar
internasional. Jika satu dolar (atau mata uang lainnya) dapat membeli lebih banyak
kopi di Amerika Serikat daripada di Jepang, pedagang internasional dapat
memperoleh keuntungan dengan membeli kopi di Amerika Serikat dan menjualnya di
Jepang. Ekspor kopi dari Amerika Serikat ke Jepang ini akan menaikkan harga kopi
AS dan menurunkan harga kopi di Jepang. Sebaliknya, jika suatu nilai mata uang AS
dapat membeli lebih banyak kopi dari Jepang daripada di negara asal, pedagang dapat
membeli kopi di Jepang dan menjualnya di Amerika Serikat. Impor kopi ke Amerika
Serikat dari Jepang ini akan menurunkan harga kopi AS dan menaikkan harga kopi di
Jepang. Pada akhirnya, hukum satu harga memberi tahu kita bahwa satu dolar harus
membeli kopi dalam jumlah yang sama di semua negara.

Logika ini membawa kita pada teori paritas daya beli. Menurut teori,suatu
mata uang harus memiliki daya beli yang sama di semua negara. Artinya, satu dolar
AS harus membeli barang dengan jumlah yang sama seperti halnya negara lain,
seperti Jepang dan satu yen jepang harus dapat membeli barang dengan jumlah yang
sama seperti halnya negara lain, seperti AS. Memang nama teori ini
menggambarkannya definisinya dengan baik. Paritas berarti kesamaan, dan daya beli
mengacu pada nilai uang dalam kaitannya dengan jumlah barang yang dapat
dibelinya. Paritas daya beli menyatakan bahwa satu unit semua mata uang harus
memiliki nilai riil yang sama di setiap negara.

31-3b Implikasi Paritas Daya Beli

Apa yang dikatakan teori paritas daya beli tentang nilai tukar? Ini memberi
tahu kita bahwa nilai tukar nominal antar mata uang dua negara bergantung pada
tingkat harga di negara tersebut. Jika satu dolar AS membeli jumlah barang yang
sama di Amerika Serikat (di mana harga diukur dalam dolar) seperti di Jepang (di
mana harga diukur dalam yen), maka jumlah yen per dolar harus mencerminkan harga
barang di Amerika Serikat dan Jepang. Misalnya, jika satu kilogram kopi berharga
500 yen di Jepang dan $ 5 di Amerika Serikat, maka nilai tukar nominalnya adalah
100 yen per dolar (500 yen / $ 5 = 100 yen per dolar). Jika tidak, daya beli dolar tidak
akan sama di kedua negara tersebut.

21
Untuk melihat lebih lengkap bagaimana ini bekerja, ada gunanya
menggunakan sedikit ilmu matematika. Misalkan P adalah harga barang di Amerika
Serikat (diukur dalam dolar), P* adalah harga sekeranjang barang di Jepang (diukur
dalam yen), dan e adalah nilai tukar nominal (jumlah yen yang bisa dibeli satu dolar).
Sekarang pertimbangkan jumlah barang yang bisa dibeli satu dolar di AS dan luar
negeri. Di AS tingkat harga adalah P, jadi daya beli $ 1 di AS adalah 1 / P. Artinya,
satu dolar dapat membeli 1 / P jumlah barang. Di luar negeri, satu dolar dapat ditukar
menjadi unit e mata uang asing, yang pada gilirannya memiliki daya beli e / P *.
Agar daya beli satu dolar menjadi sama di kedua negara, harus demikian :

1 / P = e / P *.

Dengan sedikit penyesuaian , persamaan ini menjadi 1/P = eP / P *

Perhatikan bahwa ruas kiri persamaan ini adalah konstanta dan ruas kanan
adalah nilai tukar riil. Jadi, jika daya beli dolar selalu sama di AS dan luar negeri
(negara lain) , maka nilai tukar riil — harga relatif barang domestik dan luar negeri —
tidak bisa berubah. Untuk melihat implikasi analisis ini terhadap nilai tukar nominal,
kita dapat menyusun ulang persamaan terakhir untuk menyelesaikan nilai tukar
nominal: e = P* / P.

Artinya, nilai tukar nominal sama dengan rasio tingkat harga luar negeri
(diukur dalam unit satuan mata uang asing) terhadap tingkat harga domestik (diukur
dalam unit satuan mata uang domestik). Menurut teori paritas daya beli, nilai tukar
nominal antara mata uang kedua negara harus mencerminkan tingkat harga pada
kedua negara tersebut.

Implikasi utama dari teori ini adalah bahwa nilai tukar nominal berubah ketika
tingkat harga berubah. Seperti yang kita lihat di bab sebelumnya, tingkat harga
dimana pun negara disesuaikan untuk menyeimbangkan jumlah uang yang beredar
(persediaan uang) dan jumlah permintaan uang. Karena nilai tukar nominal
bergantung pada tingkat harga, nilai tukar itu juga tergantung pada jumlah uang
beredar (persediaan) dan permintaan di masing-masing negara. Ketika bank sentral di
negara mana pun meningkatkan jumlah uang beredar dan menyebabkan tingkat harga
naik, itu juga menyebabkan mata uang negara itu terdepresiasi terhadap mata uang
lain di dunia. Dengan kata lain, ketika bank sentral mencetak uang dalam jumlah

22
banyak, sehingga uang itu kehilangan nilai baik dalam hal membeli barang dan jasa
yang dapat dibeli serta untuk membeli mata uang negara lain.

Kami sekarang dapat menjawab pertanyaan pada awal pembahasan ini :


Mengapa dolar AS kehilangan nilainya terhadap mark Jerman dan mendapatkan
peningkatan nilai terhadap lira Italia? Jawabannya adalah karena Jerman menerapkan
kebijakan moneter lebih sedikit yang menyebabkan inflasi daripada Amerika Serikat,
dan Italia menerapkan kebijakan moneter yang lebih banyak menyebabkan inflasi.
Dari 1970 sampai 1998, inflasi di Amerika Serikat 5,3 persen per tahun. Sebaliknya,
inflasi di jerman sebesar 3,5 persen dan 9,6 persen di Italia. Karena harga AS naik
relatif terhadap harga Jerman, nilai dolar turun relatif terhadap mark tersebut.
Demikian pula, ketika harga AS turun relatif dibandingkan harga Italia, nilai dolar
relatif naik terhadap lira.

Saat ini, Jerman dan Italia memiliki mata uang yang sama — euro. Ini berarti
bahwa kedua negara memiliki kebijakan moneter yang sama dan tingkat inflasi di
kedua negara akan sangat terkait. Tapi pelajaran sejarah tentang lira dan mark juga
akan berlaku untuk euro. Apakah dolar AS dapat membeli lebih banyak atau lebih
sedikit euro pada 20 tahun mendatang daripada saat ini tergantung pada besar
kecilnya tingkat inflasi yang dihasilkan oleh bank sentral Eropa di Eropa daripada
yang dilakukan Federal Reserve di Amerika Serikat.

STUDI KASUS

NILAI TUKAR NOMINAL PADA SAAT INFLASI BESAR-BESARAN

Ahli makroekonomi jarang dapat melakukan eksperimen terkontrol. Paling sering,


mereka harus mengumpulkan apa yang bisa mereka dari eksperimen alami yang diberikan
sejarah kepada mereka. Salah satu eksperimen alami adalah hiperinflasi —inflasi tinggi yang
muncul ketika pemerintah mencetak uang dalam jumlah banyak untuk membayar belanja
pemerintah. Karena hiperinflasi sangat ekstrem, ia menggambarkan beberapa prinsp ekonomi
dasar dengan jelas.

Pertimbangkan hiperinflasi Jerman di awal 1920-an. Gambar 3 menunjukkan jumlah


uang beredar Jerman (persediaan uang) , tingkat harga Jerman, dan nilai tukar nominal (yang
diukur dalam sen AS per mark Jerman) untuk periode itu. Perhatikan bahwa rangkaian ini

23
bergerak saling berdekatan. Ketika suplai uang mulai stabil begitu juga dengan harga, dan
nilai tukar.

Pola yang ditunjukkan pada gambar ini muncul selama hiperinflasi. Tidak diragukan
lagi bahwa ada hubungan fundamental (dasar) antara uang, harga, dan nilai tukar nominal.
Teori kuantitas uang dibahas pada bab sebelumnya menjelaskan bagaimana jumlah uang
beredar mempengaruhi tingkat harga. Teori paritas daya beli yang dibahas di sini
menjelaskan bagaimana tingkat harga mempengaruhi nilai tukar nominal.

31-3c Batasan Paritas Daya Beli

Paritas daya beli memberikan model sederhana tentang bagaimana nilai tukar
ditentukan. Untuk memahami banyak fenomena ekonomi, teori ini bekerja dengan
baik. Secara khusus, teori ini dapat menjelaskan banyak tren (kecenderungan) jangka
panjang, seperti depresiasi dolar AS terhadap mark Jerman dan apresiasi dolar AS
terhadap lira Italia. Ini juga dapat menjelaskan perubahan besar dalam nilai tukar yang
terjadi selama hiperinflasi.

Namun teori paritas daya beli tidak sepenuhnya akurat. Artinya, nilai tukar
tidak selalu bergerak untuk memastikan bahwa suatu unit mata uang negara asal
memiliki nilai riil yang sama di semua negara. Ada dua alasan mengapa teori daya
paritas beli tidak selalu berlaku dalam praktik artinya tidak selalu akurat.

Alasan pertama adalah banyaknya barang yang tidak mudah untuk


diperdagangkan. Bayangkan, misalnya, harga potong rambut lebih mahal di Paris

24
daripada di New York. Wisatawan internasional mungkin menghindari potong rambut
di Paris, dan beberapa pemotong rambut mungkin akan pindah dari New York ke
Paris. Namun arbitrase seperti itu akan terlalu terbatas untuk menghilangkan
perbedaan harga tersebut. Dengan demikian, deviasi (penyimpangan) dari paritas daya
beli mungkin tetap ada (bertahan), dan satu dolar AS (atau euro) tidak akan membayar
potong rambut di Paris daripada di New York.

Alasan kedua mengapa paritas daya beli tidak selalu akurat adalah barang-
barang yang dapat diperdagangkan sekalipun tidak selalu merupakan barang substitusi
yang sempurna ketika diproduksi di negara- negara yang berbeda. Misalnya, sebagian
konsumen lebih menyukai mobil Jerman, dan sebagian lainnya lebih menyukai mobil
Amerika. Apalagi selera konsumen bisa berubah seiring waktu. Jika mobil Jerman
tiba-tiba menjadi lebih populer, peningkatan permintaan akan mobil Jerman akan
menaikkan harga mobil Jerman dibandingkan dengan mobil Amerika Serikat. Namun
meskipun ada perbedaan harga di kedua pasar ini, tidak akan ada kemungkinan untuk
mendapatkan keuntungan dari arbitrase karena konsumen tidak memandang ekuivalen
(setara) kedua mobil itu.

Dengan demikian , karena beberapa barang tidak dapat diperdagangkan dan


karena beberapa barang yang dapat diperdagangkan bukan substitusi yang sempurna
dengan barang yang sama dari negara lain, paritas daya beli bukanlah teori penentuan
nilai tukar yang sempurna. Karena alasan ini, nilai tukar riil berfluktuasi dari waktu ke
waktu. Namun teori paritas daya belum merupakan langkah pertama dalam
memahami nilai tukar. Logika dasarnya bersifat persuasif; karena nilai tukar riil
mengambang dari tingkat yang diprediksi oleh paritas daya beli, orang-orang
memiliki insentif yang lebih besar untuk memindahkan barang lintas negara.
Meskipun jika kekuatan paritas daya beli tidak sepenuhnya menetapkan nilai tukar
riil, ia memberikan alasan untuk memperkirakan bahwa perubahan nilai tukar riil
nilainya lebih kecil atau bersifat sementara. Hasilnya, pergerakan nilai tukar yang
besar dan berkelanjutan biasanya mencerminkan perubahan tingkat harga domestik
dah harga di negara lain.

25
STUDI KASUS

STANDAR HAMBURGER

Ketika para ekonom menerapkan teori paritas daya beli untuk menjelaskan nilai tukar,
mereka membutuhkan data tentang harga barang yang tersedia di berbagai negara. Salah satu
analisis semacam ini dilakukan oleh The Economist, sebuah majalah berita internasional.
Majalah itu sesekali mengumpulkan data pada sekeranjang barang yang terdiri dari "dua roti
daging sapi, saus spesial, selada, keju, acar, bawang, di atas roti biji wijen." Ini disebut "Big
Mac" dan dijual oleh McDonald's di seluruh dunia.

Setelah kami memiliki harga Big Mac di dua negara dalam mata uang lokal, kami
dapat menghitung nilai tukar yang diprediksi oleh teori paritas daya beli. Nilai tukar yang
diprediksi adalah nilai tukar yang membuat harga atau biaya pembuatan Big Mac sama di
kedua negara. Misalnya, jika harga Big Mac adalah $ 5 di Amerika Serikat dan 500 yen di
Jepang, paritas daya beli akan memprediksi nilai tukar 100 yen per dolar AS.

Bagaimana cara kerja paritas daya beli ketika diterapkan pada harga Big Mac?
Berikut adalah beberapa contoh dari Januari 2016, ketika harga Big Mac adalah $ 4,93 di
Amerika Serikat:

26
Dapat dilihat bahwa nilai tukar yang diprediksi dan nilai tukar sebenarnya tidak persis
sama. Lagi pula , arbitrase internasional di Big Mac tidaklah mudah. Namun kedua nilai tukar
tersebut sangat dekat biasanya memiliki rata-rata yang sama. Paritas daya beli bukanlah teori
tepat yang akurat tetapi sering kali memberikan perkiraan pertama yang masuk akal.

27
BAB III

KESIMPULAN

31-4 KESIMPULAN

Tujuan dari bab ini adalah untuk mengembangkan beberapa konsep dasar yang
digunakan ahli makroekonomi untuk mempelajari ekonomi terbuka. Anda sekarang
seharusnya telah memahami mengapa ekspor neto suatu negara harus sama dengan aliran
keluar modal netonya, dan mengapa tabungan nasional harus sama dengan investasi
domestiknya ditambah aliran keluar modal neto. Serta memahami definisi nilai tukar nominal
dan riil serta implikasi dan batasan paritas daya beli sebagai teori penentuan nilai tukar.

Variabel makroekonomi yang didefinisikan di sini menawarkan titik awal untuk


menganalisis interaksi perekonomian terbuka dengan seluruh dunia. Pada bab berikutnya,
akan dibahas mengembangkan model yang dapat menjelaskan apa yang menentukan
variabel-variabel ini. Serta membahas bagaimana berbagai peristiwa dan kebijakan
memengaruhi neraca perdagangan suatu negara dan tingkat di mana negara-negara
melakukan pertukaran di pasar dunia.

Sehingga dapat disimpulkan bahwa :

- Ekspor neto adalah nilai barang dan jasa domestik yang dijual di negara asing
dikurangi nilai barang dan jasa asing yang dijual secara domestik. Aliran keluar
modal neto adalah pemerolehan aset domestik oleh asing. Karena setiap transaksi
internasional melibatkan pertukaran aset untuk sebuah barang atau jasa, aliran keluar
modal neto suatu negara selalu sama dengan ekspor netonya.

- Tabungan suatu negara dapat digunakan untuk membiayai investasi domestik atau
membeli aset asing. Dengan demikian tabungan nasional sama dengan investasi
domestik ditambah aliran keluar modal neto.

- Nilai tukar nominal adalah harga relatif mata uang dua negara, dan nilai tukar riil
adalah harga relatif barang dan jasa dua negara. Ketika nilai tukar nominal berubah,
sehingga dolar AS dapat membeli mata uang dalam jumlah yang lebih banyak, maka
mata uang dolar dikatakan terapresiasi atau menguat. Ketika nilai tukar nominal

28
berubah, sehingga dolar membeli mata uang asing dalam jumlah lebih sedikit, maka
mata uang dolar dikatakan terdepresiasi atau melemah.

- Berdasarkan teori paritas daya beli, setiap dolar (suatu mata uang lain) harus mampu
membeli barang dalam jumlah yang sama di semua negara. Teori ini
mengimplikasikan bahwa nilai tukar nominal antara mata uang dua negara harus
mencerminkan tingkat harga di negara-negara tersebut. Akibatnya negara-negara
dengan inflasi yang relatif tinggi akan memiliki mata uang yang terdepresiasi, dan
negara-negara dengan inflasi yang relatif rendah akan memiliki mata uang yang
terapresiasi.

29
CHAPTER QUICK QUIZ

1. Membandingkan ekonomi AS saat ini dengan tahun 1950, orang menemukan bahwa
saat ini, sebagai persentase dari PDB,
A. Ekspor dan impor keduanya lebih tinggi.
B. Ekspor dan impor keduanya lebih rendah.
C. Ekspor lebih tinggi, dan impor lebih rendah.
D. Ekspor lebih rendah, dan impor lebih tinggi.

Jawaban:

A. Ekspor dan impor keduanya lebih tinggi

Pada tahun 1950-an, impor dan ekspor barang dan jasa biasanya antara 4 dan 5 persen
dari PDB. Dalam beberapa tahun terakhir, telah meningkat tiga kali lipat dari level itu.
Peningkatan tersebut dapat dikaitkan dengan perbaikan transportasi, kemajuan
telekomunikasi, perubahan jenis barang yang diangkut, dan meningkatnya
keterbukaan kebijakan perdagangan pemerintah.

2. Dalam perekonomian terbuka, tabungan nasional sama dengan investasi dalam negeri
A. Ditambah arus keluar modal bersih di luar negeri.
B. Dikurangi ekspor neto barang dan jasa.
C. Ditambah defisit anggaran pemerintah.
D. Dikurangi investasi portofolio asing.

Jawaban:

A. Ditambah arus keluar modal bersih di luar negeri.

Tabungan nasional merupakan pendapatan negara yang tersisa setelah membayar


konsumsi saat ini dan pembelian pemerintah, yaitu: S = Y- C - G. Persamaan ini dapat
dimodifikasi menjadi S = I + NX, yang selanjutnya dapat ditulis S = I + NCO, karena
nilai ekspor neto harus sama dengan nilai arus modal keluar neto. Jadi, tabungan
nasional sama dengan investasi dalam negeri ditambah arus keluar modal neto di luar
negeri.

30
3. Jika nilai impor suatu negara melebihi nilai ekspornya, manakah dari pernyataan
berikut yang tidak benar?
A. Ekspor neto negatif.
B. PDB lebih kecil dari jumlah konsumsi, investasi, dan pembelian pemerintah.
C. Investasi dalam negeri lebih besar dari tabungan nasional.
D. Negara ini sedang mengalami arus keluar modal bersih.

Jawaban:

D. Negara ini mengalami arus keluar modal bersih.

Ekspor neto sama dengan ekspor dikurangi impor. Ketika nilai impor suatu negara
melebihi nilai ekspornya, ekspor neto adalah negatif. Mengingat pendapatan total
sama dengan jumlah konsumsi, investasi, pembelian pemerintah, dan ekspor neto (Y
= C + I + G + NX), PDB harus lebih kecil dari jumlah konsumsi, investasi, dan
pembelian pemerintah saja (bayangkan Y = 100 dan NX = -10); agar Y = C + I + G +
NX menjadi benar, C + I + G = 110 (pengeluaran lebih besar dari PDB). Setelah
ditentukan bahwa Y < C + I + G, persamaan ini dapat disusun ulang untuk
mengatakan bahwa Y – C – G < I, atau investasi dalam negeri lebih besar dari
tabungan nasional (Y – C – G). Karena negara berinvestasi lebih dari sekedar
menabung, negara tersebut harus mendanai beberapa investasi dalam negeri dengan
menjual aset ke luar negeri (yaitu, tidak mengalami arus keluar modal bersih).

4. Jika nilai mata uang suatu negara berlipat ganda di pasar valuta asing, mata uang
tersebut dikatakan ________, yang mencerminkan perubahan dalam nilai tukar
________.
A. Terapresiasi, nominal
B. Terapresiasi, riil
C. Terdepresiasi, nominal
D. Terdepresiasi, riil

Jawaban:

A. Terapresiasi, nominal

31
Peningkatan nilai suatu mata uang di pasar valuta asing disebut terapresiasi yang
mencerminkan nilai tukar nominal yaitu, nilai tukar mata uang suatu negara dengan
mata uang negara lain.

5. Jika secangkir kopi berharga 2 euro di Paris dan $ 6 di New York dan keseimbangan
daya beli berlaku, berapakah nilai tukarnya?
A. 1/4 euro per dolar
B. 1/3 euro per dolar
C. 3 euro per dolar
D. 4 euro per dolar

Jawaban:

B. 1/3 euro per dolar

Jika paritas daya beli berlaku, satu dolar seharusnya membeli jumlah barang yang
sama di New York (di mana harga diukur dalam dolar) seperti yang akan dibeli di
Paris jika dikonversi ke euro. Jika P adalah tingkat harga (atau dalam hal ini, harga
barang perwakilan, kopi), daya beli $ 1 adalah 1 / P, atau 1/6. Di luar negeri, ketika $
1 ditukar dengan e unit mata uang asing, daya belinya akan menjadi e / P* (di mana
P* adalah harga perwakilan barang asing). Oleh karena itu, nilai tukar e dapat
dinyatakan dengan persamaan:

1/P=e/P*

Persamaan ini mengungkapkan bahwa nilai tukar nominal sama dengan rasio tingkat
harga asing (diukur dalam satuan mata uang asing) dengan tingkat harga domestik
(diukur dalam satuan mata uang domestik):

e =P*/P

= 2 euro / 6 dolar

= 1/3 euro per dolar

6. Teori paritas daya beli mengatakan bahwa inflasi yang lebih tinggi di suatu negara
menyebabkan mata uang negara tersebut menjadi ________, sehingga nilai tukar
________tidak berubah.

32
A. Terapresiasi, nominal
B. Terapresiasi, riil
C. Terdepresiasi, nominal
D. Terdepresiasi, riil

Jawaban:

D. Depresiasi, riil

Teori paritas daya beli mengatakan bahwa nilai tukar nominal sama dengan rasio
tingkat harga luar negeri (diukur dalam satuan mata uang asing) terhadap tingkat
harga domestik (diukur dalam satuan mata uang domestik): e = P* / P . Saat tingkat
harga domestik meningkat (karena inflasi yang lebih tinggi), e akan menurun yang
disebut terdepresias, depresiasi mata uang tidak akan mempengaruhi nilai tukar riil
karena nilai tukar riil merupakan nilai yang menunjukan nilai tukar suatu barang dan
jasa suatu negara dengan negara lain.

QUESTION FOR REVIEW

1. Definisikan ekspor neto dan arus keluar modal bersih. Jelaskan bagaimana dan
mengapa mereka terkait.

Jawaban:
Ekspor neto suatu negara adalah selisih antara nilai ekspor dan nilai impor suatu
negara yang bersangkutan dan arus keluar modal bersih adalah selisih antara
pembelian aset asing oleh penduduk domestik dengan pembelian aset domestik oleh
orang asing. Karena ekspor neto mengukur ketidakseimbangan antara ekspor dan
impor suatu negara dan arus keluar modal bersih mengukur ketidakseimbangan
jumlah aset asing yang dibeli oleh penduduk domestik dengan jumlah aset domestik
yang dibeli oleh orang asing maka ekspor neto dan arus keluar modal bersih memiliki
suatu keterkaitan yakni ekspor neto selalu sama dengan arus keluar modal bersih yang
dapat dinyatakan dalam persamaan NCO = NX. Persamaan ini berlaku karena setiap
transaksi yang memengaruhi satu sisi persamaan ini memengaruhi sisi lainnya dengan
jumlah yang sama. Persamaan ini adalah identitas yang harus dimiliki karena
bagaimana variabel dalam persamaan didefinisikan dan diukur.

2. Jelaskan hubungan antara tabungan, investasi, dan arus keluar modal bersih.
Jawaban:
Hubungan antara tabungan, inverstasi dan arus keluar modal bersih yakni, tabungan
nasional merupakan pendapatan negara yang tersisa setelah membayar konsumsi saat

33
ini dan pembelian pemerintah yang dapat dinyatakan dengan persamaan S = Y – C –
G, dimana S merupakan tabungan nasional, C merupakan konsumsi dan G merupakan
pembelian pemerintah. Pedapatan negara (PDB) sendiri yang dilambangkan dengan Y
merupakan hasil dari penjumlahan antara konsumsi, investasi, belanja pemerintah dan
ekspor neto yang dapat dinyakan dengan persamaan Y = C + I + G + NX. Dengan
sedikit modifikasi persamaan diperoleh Y – C – G = I + NX, karena Y – C – G sama
dengan S maka kita substitusikan S ke persamaan tersebut, sehingga diproleh S = I +
NX, dari soal nomor 1 kita ketahui bahkan NX sama dengan NCO (Arus keluar modal
bersih), maka persamaan akhir diperoleh S = I + NCO. Persamaan S = I + NCO
merupakan persamaan yang menyatakan hubungan antara tabungan, investasi dan
arus keluar modal bersih, dimana tabungan diperoleh dari penjumlahan antara
investasi dengan arus keluar modal bersihnya.

3. Jika harga mobil Jepang 1.500.000 yen, mobil Amerika yang serupa berharga $
30.000, dan satu dolar dapat membeli 100 yen, berapa nilai tukar nominal dan riilnya?

Jawaban:
- Karena satu dolar dapat membeli 100 yen, nilai tukar nominal dalam hal ini adalah
100 yen per dolar.
- Nilai tukar riil = (Nilai tukar nominal × Harga Domestik) / Harga asing
= [(100 yen / dolar) × (30.000 dolar / mobil Amerika)] /
(1.500.000 yen / mobil Jepang)
= (3.000.000 yen / mobil Amerika) / (1.500.000 yen / mobil
Jepang)
= 2 mobil Jepang / mobil Amerika

4. Jelaskan logika ekonomi di balik teori paritas daya beli.

Jawaban:
Teori paritas daya beli didasarkan pada prinsip yang disebut hukum satu harga.
Hukum ini menegaskan bahwa suatu barang harus dijual dengan harga yang sama di
semua lokasi. Jika tidak, akan ada peluang untung yang tidak dieksploitasi. Logika
paritas daya beli membawa pada teori paritas daya beli. Menurut teori ini, mata uang
pasti memiliki daya beli yang sama di semua negara. Artinya, satu dolar AS harus
membeli jumlah barang yang sama di Amerika Serikat dan Jepang, dan yen Jepang
harus membeli jumlah barang yang sama di Jepang dan Amerika Serikat. Teori ini
menggambarkan paritas berarti kesetaraan dan daya beli mengacu pada nilai uang
dalam kaitannya dengan jumlah barang yang dapat dibelinya. Paritas daya beli
menyatakan bahwa satu unit mata uang harus memiliki nilai riil yang sama di setiap
negara.

5. Jika Fed mulai mencetak dolar AS dalam jumlah besar, apa yang akan terjadi dengan
jumlah yen Jepang yang dapat dibeli oleh satu dolar? Mengapa?

Jawaban:
Jika Fed mulai mencetak dolar AS dalam jumlah besar, tingkat harga AS akan naik,
dan satu dolar akan membeli lebih sedikit yen Jepang. Hal ini karena Fed menurunkan

34
daya beli dengan meningkatkan jumlah dolar yang beredar. Daya beli yang lebih
rendah ini berarti bahwa satu dolar dapat membeli lebih sedikit yen Jepang.

PROBLEMS AND APPLICATIONS

1. Bagaimana transaksi berikut akan mempengaruhi ekspor, impor, dan ekspor neto AS?
a. Seorang profesor seni Amerika menghabiskan musim panas di museum tur Eropa.
Jawaban:
Profesor seni Amerika menghabiskan dolar Amerika untuk barang dan jasa Eropa
(museum tur), yang kemudian impor AS meningkat dan ekspor neto turun.
b. Pelajar di Paris berbondong-bondong untuk melihat film terbaru dari Hollywood.
Jawaban:
Pelajar di Paris menghabiskan euro mereka untuk menonton film di Amerika, yang
kemudian ekspor AS dan ekspor neto meningkat.
c. Paman Anda membeli Volvo baru.
Jawaban:
Jika Paman saya adalah orang Amerika, jadi dia akan menggunakan dolar Amerika
untuk membeli mobil asing, yang kemudian impor AS naik dan ekspor neto turun.
d. Toko buku mahasiswa di Universitas Oxford di Inggris menjual salinan buku teks ini.
Jawaban:
Mahasiswa tersebut menjual buku Amerika kepada orang-orang Universitas Oxford di
London, yang kemudian ekspor dan ekspor neto AS akan meningkat.
e. Seorang warga Kanada berbelanja di toko di utara Vermont untuk menghindari pajak
penjualan Kanada.
Jawaban:
Seorang warga Kanada menghabiskan uangnya untuk AS, sehingga ekspor AS
meningkat dan ekspor neto meningkat.

2. Apakah setiap transaksi berikut akan dimasukkan dalam ekspor neto atau arus modal
keluar neto? Pastikan untuk mengatakan apakah itu akan mewakili kenaikan atau
penurunan variabel itu.
a. Orang Amerika membeli TV Sony.

Jawaban:

35
Ini adalah contoh warga AS membeli barang yang diproduksi di Jepang (Sony adalah
perusahaan Jepang) sehingga transaksi ini masuk perhitungan ekspor neto, yang
menyebabkan impor meningkat, ekspor tidak berubah dan ekspor neto menurun.

b. Seorang Amerika membeli sebagian saham Sony.

Jawaban:

Ini adalah contoh warga AS membeli aset asing (Sony adalah perusahaan Jepang),
transaksi ini termasuk ke dalam perhitungan arus keluar modal neto yang
menyebabkan arus keluar modal bersih meningkat.
c. Dana pensiun Sony membeli obligasi dari AS Departemen Keuangan.

Jawaban:

Ini adalah contoh perusahaan asing yang membeli aset AS (obligasi treasury AS).
Transaksi ini akan masuk ke perhitungan arus keluar modal neto yang menyebabkan
arus keluar modal bersih menurun. Dengan kata lain, transaksi ini dihitung sebagai
arus keluar negatif

d. Seorang pekerja di pabrik Sony di Jepang membeli beberapa buah persik Georgia
dari seorang petani Amerika.

Jawaban:

Ini adalah contoh seorang warga negara asing (pekerja di pabrik Sony) membeli
barang Amerika, transaksi ini masuk perhitungan ekspor neto yang menyebabkan
ekspor AS meningkat, impor tidak berubah, ekspor neto meningkat.
3. Jelaskan perbedaan antara investasi asing langsung dan investasi portofolio asing.
Siapa yang lebih mungkin terlibat dalam investasi asing langsung — korporasi atau
investor individu? Siapa yang lebih mungkin terlibat dalam investasi portofolio asing?
Jawaban:

Penanaman modal asing langsung memerlukan pengelolaan investasi secara aktif,


misalnya dengan membuka toko retail di luar negeri. Investasi portofolio asing
bersifat pasif, misalnya membeli saham perusahaan dalam rantai ritel di negara asing.

36
Akibatnya, korporasi lebih cenderung terlibat dalam investasi asing langsung,
sementara investor individu lebih cenderung terlibat dalam investasi portofolio asing.

4. Bagaimana transaksi berikut akan mempengaruhi arus keluar modal bersih A.S.?
Juga, nyatakan apakah masing-masing melibatkan investasi langsung atau investasi
portofolio.
a. Sebuah perusahaan telepon seluler Amerika mendirikan kantor di Republik Ceko

Jawaban:

Transaksi tersebut merupakan peningkatan arus modal keluar bersih untuk AS dan
investasi langsung asing

b. Harrods of London menjual saham ke General dana pension Electric.

Jawaban:

Transaksi tersebut merupakan peningkataan arus keluar modal bersih untuk AS dan
melibatkan investasi langsung.

c. Honda memperluas pabriknya di Marysville, Ohio.

Jawaban:

Transaksi tersebut meningkatkan arus keluar modal bersih pada AS dan melibatkan
investasi portofolio.

d. Reksa dana Fidelity menjual saham Volkswagenke investor Prancis.

Jawaban:

Transaksi tersebut meningkatkan arus modal bersih AS dan melibatkan investaasi


portofolio.

5. Apakah setiap kelompok berikut akan senang atau tidak senang jika dolar AS
mengalami apreasi? Jelaskan.
a. Dana pensiun Belanda yang memegang obaligasi pemerintah AS
Jawaban:

37
Dana pensiun Belanda yang memegang obligasi pemerintah AS akan senang jika
dolar AS menguat. Mereka kemudian akan mendapatkan lebih banyak Euro untuk
setiap dolar yang mereka peroleh dari pembelian aset AS mereka. Secara umum, jika
memiliki tabungan dalam mata uang negara asing, akan lebih baik jika mata uang
negara itu menguat.
b. Industri manufaktur AS
Jawaban:
Industri manufaktur A.S. tidak akan senang jika dolar A.S. mengalami apresiasi
karena harga mereka akan lebih tinggi dalam mata uang asing, yang akan
mengurangi penjualan mereka di luar negeri.
c. Turis Australia yang merencanakan perjalanan ke Amerika Serikat
Jawaban:
Turis Australia yang merencanakan perjalanan ke Amerika Serikat tidak akan senang
jika dolar AS naik karena mereka akan mendapat lebih sedikit dolar AS untuk setiap
dolar Australia, sehingga liburan mereka akan lebih mahal.
d. Sebuah perusahaan Amerika yang mencoba membeli properti di luar negeri
Jawaban:
Sebuah perusahaan Amerika yang mencoba membeli properti di luar negeri akan
berperilaku baik jika dolar AS menguat karena ia akan mendapatkan lebih banyak
unit mata uang asing dengan demikian dapat membeli lebih banyak property.
6. Apa yang terjadi dengan nilai tukar riil AS dalam setiap situasi berikut? Jelaskan..
a. Nilai tukar nominal AS tidak berubah, tetapi harga naik lebih cepat di Amerika
Serikat daripada di luar negeri.
Jawaban:
Jika nilai tukar nominal A.S. tidak berubah, tetapi harga di Amerika Serikat naik lebih
cepat daripada di luar negeri, nilai tukar riil akan naik karena nilai tukar nominal yang
tetap dikali dengan tingkat harga domestik yang tinggi dibagi dengan tingkat harga
luar negeri yang rendah akan menghasilkan nilai yang meningkat.
b. Nilai tukar nominal AS tidak berubah, tetapi harga naik lebih cepat di luar negeri
daripada di Amerika Serikat.
Jawaban:
Jika nilai tukar nominal A.S. tidak berubah, tetapi harga di luar negeri naik lebih cepat
daripada di Amerika Serikat, nilai tukar riil menurun karena nilai tukar nominal yang

38
tetap dikali tingkat harga domestik yang lebih rendah dibagi dengan tingkat harga luar
negeri yang lebih tinggi akan menghasilkan nilai yang menurun.
c. Nilai tukar nominal AS menurun, dan harga tidak berubah di Amerika Serikat dan
luar negeri.
Jawaban:
Jika nilai tukar nominal A.S. menurun dan harga tidak berubah di Amerika Serikat
dan luar negeri, nilai tukar riil menurun karena nilai tukar nominal yang menurun
dikali dengan tingkat harga domestik yang tetap dibagi dengan tingkat harga luar
negeri yang tetap akan menghasilkan nilai yang menurun.
d. Nilai tukar nominal AS menurun, dan harga naik lebih cepat di luar negeri daripada di
Amerika Serikat.
Jawaban:
Jika nilai tukar nominal A.S. menurun dan harga di luar negeri naik lebih cepat
daripada di Amerika Serikat, nilai tukar riil menurun karena nilai tukar nominal yang
menurun dikali dengan tingkat harga domestik yang lebih rendah dibagi dengan
tingkat harga luar negeri yang lebih tinggi akan menghasilkan nilai yang menurun.

7. Satu kaleng soda berharga $ 1,25 di Amerika Serikat dan 25 peso di Meksiko. Akan
seperti apa nilai tukar peso-dolar (diukur dalam peso per dolar) jika paritas daya beli
berlaku? Jika terjadi ekspansi moneter semua harga di Meksiko menjadi dua kali lipat,
sehingga soda naik menjadi 50 peso, apa yang akan terjadi dengan nilai tukar peso-
dolar?
Jawaban:
Jika paritas daya beli berlaku, maka 25 peso per soda dibagi $ 1,25 per soda sama
dengan nilai tukar 20 peso per dolar. Jika harga di Meksiko dua kali lipat, nilai tukar
akan berlipat ganda menjadi 40 peso per dolar.
8. Studi kasus dalam bab ini menganalisis paritas daya beli untuk beberapa negara
dengan menggunakan harga Mac Besar. Berikut adalah data untuk beberapa negara
lagi:

39
a. Untuk setiap negara, hitung prediksi nilai tukar mata uang domestik per dolar AS.
(Ingatlah bahwa harga Big Mac AS adalah $ 4,93.)
Jawaban:
Jika mengambil X unit mata uang asing per Big Mac maka dibagi dengan 4,93 dolar
per Big Mac, akan didapat hasil X / 4, 93 unit mata uang asing per dolar, sehinga nilai
tukar prediksinya adalah:
- Chile : 2.100 pesos/ $ 4, 93
: 425,9 pesos/ $
- Hungary : 900 forints/ $ 4, 93
: 182,5 forints/ $
- Czech Republic : 75 korunas/ $ 4, 93
: 15, 2 korunas/ $
- Brazil : 13,5 real/ $ 4,93
: 2,7 real/ $
- Canada : 5, 84 C$/ $4, 93
: 1, 18 C$/ $

b. Menurut paritas daya beli, berapa nilai tukar yang diprediksi antara forint Hungaria
dan dolar Kanada? Berapa nilai tukar riilnya?
Jawaban:
Menurut paritas daya beli, nilai tukar forint Hungaria terhadap dolar Kanada adalah
900 forint per Big Mac dibagi 5, 84 dolar Kanada per Big Mac sama dengan 154,1
forint per dolar Kanada. Nilai tukar sebenarnya adalah 293 forint per dolar dibagi
dengan 1, 41 dolar Kanada per dolar sama dengan 207,8 forint per dolar Kanada.

c. Seberapa baik teori paritas daya beli menjelaskan nilai tukar?


Jawaban:
Nilai tukar yang diprediksi oleh indeks Big Mac (154, 1 forint per dolar Kanada) agak
mendekati nilai tukar riil 207, 8 forint per dolar Kanada. Sehingga teori paritas daya

40
beli sudah cukup baik dalam menjelaskan nilai tukar namun teori ini tidak sepenuhnya
akurat karena beberapa barang tidak dapat diperdagangkan maupun karena beberapa
barang yang dapat diperdagangkan bukanlah pengganti yang sempurna untuk barang
asing.
9. Paritas daya beli berlaku antara negara-negara Ectenia dan Wiknam, di mana
komoditas satu-satunya adalah Spam.
a. Pada 2015, sekaleng Spam berharga 4 dolar di Ectenia dan 24 peso di Wiknam.
Berapa nilai tukar antara dolar Ectenian dan peso Wiknamian?
Jawaban:
Nilai tukar antara dolar di Ectinia dan peso di Wiknam adalah 24 peso/ 4 dolar,
disederhanakan menjadi 6 peso/ dolar.
b. Selama 20 tahun ke depan, inflasi diharapkan menjadi 3,5 persen per tahun di Ectenia
dan 7 persen per tahun di Wiknam. Jika inflasi ini terjadi, berapa harga Spam dan
nilai tukarnya pada tahun 2035? (Petunjuk: Ingat aturan 70 dari Bab 27.)
Jawaban:
Nilai tukar pada periode t, Et (peso / dolar) bervariasi menurut persamaan berikut:
Et = 6 (1,035/1,07)t pesos/ dolar
Hasil di atas didapat dengan menggunakan persamaan paritas daya beli, yaitu:
Ps,t × Et = Ppesos, t
4 × (1,07)t ×Et = 24 × (1,035)t
Et = 6 (1,035/1,07)t
Et = 6 (1,035/1,07)20
= 7, 3 %
Jadi setelah 20 tahun ke depan nilai tukar menurun hampir 7,3% per tahun.
Sedangkan nilai tukar pada tahun 2035, dinyatakan dalam persamaan:
Et = 6 (1,035/1,07)15
= 12,3 %
Jadi, nilai tukar tahun 2035 akan menurun 12,3% setiap tahunnya.
c. Manakah dari kedua negara berikut yang kemungkinan besar memiliki tingkat bunga
nominal lebih tinggi? Mengapa?
Jawaban:
Karena tingkat bunga nominal = Tingkat bunga riil + Tingkat inflasi dan fakta dalam
kesimbangan, bunga riil akan sama di dua negara, Wikman cenderung memiliki
tingkat bunga nominal yang lebih tinggi.
41
d. Seorang teman Anda menyarankan cepat kaya skema: Pinjam dari negara dengan
tingkat bunga nominal yang lebih rendah, berinvestasi di negara dengan tingkat bunga
nominal yang lebih tinggi, dan untung dari perbedaan suku bunga. Apakah Anda
melihat adanya potensi masalah dengan ide ini? Jelaskan.
Jawaban:
Karena tingkat bunga riil (dalam hal ini adalah spam) akan sama dalam
keseimbangan, skema seperti itu tidak dapat menguntungkan.

DAFTAR PUSTAKA

Mankiw N, Gregory 2016, Principle of Economics, Eighth Edition, Cengage Learning, Street
Boston, USA.
Mankiw N, Gregory 2018, Pengantar Ekonomi Makro, Edisi Tujuh, Jakarta Selatan,
Salemba Empat.

42

Anda mungkin juga menyukai