Pasal 21 dan 26
PER-16/PJ/2016
Imbalan Imbalan
bukan peserta
pegawai kegiatan Honorari
Ph pegawai um
tidak tetap komisari
s
Jasa
Ph pemutusan produksi
hubungan kerja mantan
pegawai
Ph Penarika
Pensiuna n dana
n pensiun
Ph Objek Natura/k
pegawai en-
tetap PPh 21 ikmatan
8
Ph Neto -
Tetap
PTKP
Ph Bruto -
Bulanan PTKP
Pegawai
Ph Bruto < 450.000
tidak dikenakan PPh 21
Tidak Tetap
Ph Bruto < 450.000 sehari
dan < 4.500.000 sebulan
(ph bruto – 450.000) x 5%
Peserta Ph Bruto
Trisakti School of ManagementKegiatan
2017
PTKP Pajak Penghasilan Pasal 21
9
Tanggungan (Max Rp
3 org) 4.500.000,00/Tahun
Rp 375.000,00/Bulan
Rp 0 sampai dengan Rp
50.000.000,00
Lapisan I
Tarif : 5%
Di atas Rp 250.000.000,00
sampai dengan Rp
Lapisan III
500.000.000,00
Tarif : 25%
Di atas Rp
Lapisan IV 500.000.000,00
Tarif : 30%
1. PPh Pasal 21
2. PPh Pasal 26
Pph 21 Pasal 21
Landasan Hukum:
Pasal 21 UU PPh
Peraturan Dirjen Pajak No. PER-31/ PJ/ 2012
DEFINISI
PPh 21
PPh 26
WP Dalam Negeri
(DN) Subjek Pajak Luar
Negeri(SLPN)
Subjek Pajak
17
Penerima uang
pesangon, pensiun, Bukan Pegawai
Tunjangan/ Jaminan
Pegawai. Hari Tua (THT/ yang melakukan
JHT), termasuk ahli pemberian jasa.
waris.
Anggota Dewan
Komisaris atau Mantan
Dewan Pengawas pegawai. Peserta
non pegawai. kegiatan.
Subjek Pajak
(Bukan Pegawai yang Melakukan Pemberian Jasa)
18
• Bukan WNI.
• Di Indonesia tidak memperoleh penghasilan di luar jabatannya.
• Berasal dari negara yang memberikan perlakuan timbal balik.
• Bukan WNI.
• Di Indonesia tidak menjalankan usaha/ kegiatan/
pekerjaan lain untuk memperoleh penghasilan.
Objek Pajak (1)
20
Dana pensiun,
Pemberi kerja penyelenggara
Bendaharawan
berbentuk OP, jaminan sosial
Pemerintah.
Badan, atau BUT. tenaga kerja,
THT, atau JHT.
OP atau Badan yang
melakukan
pembayaran kepada Penyelenggara
WP DN yang kegiatan.
melakukan pekerjaan
bebas atau SPLN.
Pengecualian Pemotong
26
Bagi wajib pajak tidak memiliki NPWP, maka untuk setiap lapisan
tarif dikenakan persentase 20% lebih tinggi.
Pengenaan tarif lebih tinggi tidak berlaku untuk objek PPh 21 yang
bersifat final.
Penghasilan Bruto
Bukan
Pegawai
Tidak Tetap
Pegawai Peserta
dan Tenaga Kegiatan
Kerja Lepas
Penghasilan Penerima
di Akhir
Masa Kerja Lain
Tata Penerima
Pegawai Cara Atas Beban
Tetap Peng- APBN/
hitungan APBD
Tata Cara Penghitungan:
Pegawai Tetap
Pegawai Tetap (1)
26
Senilai 5% dari penghasilan bruto.
Maksimal senilai Rp 500.000,00
Penghasilan per bulan atau Rp 6.000.000,00
Bruto per tahun.
• Dikurangi Biaya
Jabatan
Iuran Dana
Pensiun, JHT,
• Dikurangi
THT Dibayar
Sendiri
• Diperoleh
Penghasilan
Netto
Tata Cara Penghitungan (2)
36
Penghasilan
Netto
• Dikurangi PTKP
Penghasilan
• Diperoleh
Kena Pajak
• Dikali Pajak
kan
Tarif
Terutang
Penghasilan Pegawai Tetap
37
Gaji Pokok
Tunjangan Berkesinambungan
Uang Rapel
Imbalan Tahunan
Natura
Perspektif Pemberi Kerja
38
Memunculkan
“Utang PPh 21”
di Laporan
Diakui sebagai Posisi
“Beban Gaji” Keuangan
di Laporan
Laba Rugi
Pemotongan
PPh 21 oleh
pemberi
kerja
Penghitungan Teknis
39
Jawaban :
Gaji pokok 3,750,000
Penghasilan bruto per bulan 3,750,000
Jurnal Pemberi Kerja
(Biaya jabatan) (187,500)
Beban Gaji 3.750.000
(Iuran dana pensiun yang dibayar karyawan) (150,000) (337,500) Utang Dana Pensiun 150.000
Penghasilan netto per bulan 3,412,500 Utang PPh 21 35.625
Penghasilan netto setahun 40,950,000 Kas 3.564.375
(PTKP)
WP sendiri (24,300,000)
Status kawin (2,025,000)
Tanggungan tiga anak (6,075,000) (32,400,000)
Penghasilan Kena Pajak 8,550,000
Pajak terutang setahun
5% x 8,550,000 427,500 Rp427,500.00
Pajak terutang per bulan Rp35,625.00
Jika Kertarajasa tidak memiliki NPWP, maka pajak terutang per bulan =
120% x 36.375 = Rp 42.750,00
Ilustrasi
(Gaji Bulanan)
42
Jawaban :
Gaji pokok 5,000,000 Jurnal Pemberi Kerja
Iuran JKK yang dibayar perusahaan 25,000 Beban Gaji 5.000.000
Iuran JKM yang dibayar perusahaan 15,000 Beban JKK 25.000
Penghasilan bruto per bulan 5,040,000 Beban JKM 15.000
(Biaya jabatan) (252,000) Beban JHT 185.000
(Iuran JHT yang dibayar karyawan) (100,000) Beban Dapen 125.000
(iuran dana pensiun yang dibayar karyawan) (95,000) (447,000)
Penghasilan netto per bulan 4,593,000 Utang JKK 25.000
Penghasilan netto setahun 55,116,000
Utang JKM 15.000
(PTKP)
Utang JHT 285.000
WP Sendiri (24,300,000)
Utang danapensiun 220.000
Status Kawin (2,025,000)
Utang PPh 21 103.088
Tanggungan dua anak (4,050,000) (30,375,000)
Penghasilan Kena Pajak 24,741,000
Kas 4.701.912
Pajak terutang setahun
5% x 24,741,000 1,237,050 Rp1,237,050
Pajak terutang per bulan Rp103,087.50
Ilustrasi
(Gaji Harian)
44
Jawaban:
Gaji pokok sebulan (26 x 159,500) 4,147,000 Jurnal Pemberi Kerja
Iuran JKK yang dibayar perusahaan 41,470
Iuran JKM yang dibayar perusahaan 12,441
Beban Gaji 159.500
Penghasilan bruto per bulan 4,200,911 Beban JKK 1.595
(Biaya jabatan) (210,046) Beban JKM 479
(Iuran JHT yang dibayar karyawan) (82,940) Beban JHT 5.902
(iuran dana pensiun yang dibayar karyawan) (47,500) (340,486)
Penghasilan netto per bulan 3,860,425 Utang JKK 1.595
Penghasilan netto setahun 46,325,105 Utang JKM 479
(PTKP) Utang JHT 9.092
WP Sendiri (24,300,000)
Status Kawin (2,025,000)
Utang Dana Pensiun 1.827
Tanggungan satu anak (2,025,000) (28,350,000) Utang PPh 21 2.881
Penghasilan Kena Pajak 17,975,105 Kas 151.602
Pembulatan PKP 17,975,000
Pajak terutang setahun
5% x 17,975,000 898,750 Rp898,750
Pajak terutang per bulan Rp74,895.83
Pajak terutang per hari Rp2,880.61
Penghasilan Karyawati
37
Jawaban :
Gaji pokok sebulan (26 x 159,500) 3,350,000 Jurnal Pemberi Kerja
Penghasilan bruto per bulan 3,350,000 Beban gaji 3.350.000
(Biaya jabatan) (167,500)
(iuran dana pensiun yang dibayar karyawan) (85,000) (252,500)
Penghasilan netto per bulan 3,097,500 UtangDanaPensiun 85.000
Penghasilan netto setahun 37,170,000 Utang PPh 21 45.188
(PTKP) Kas 3.219.812
WP Sendiri (24,300,000)
Status Kawin (2,025,000) (26,325,000)
Penghasilan Kena Pajak 10,845,000
Pajak terutang setahun
5% x 10,845,000 542,250 Rp542,250
Pajak terutang per bulan Rp45,187.50
Jika suami Tribhuwanatunggadewi memiliki pekerjaan, maka PTKP yang
diberikan kepadanya hanya PTKP WP sendiri sebesar Rp 24.300.000,00.
Ilustrasi
(Tunjangan Pajak)
49
Jawaban :
Gaji pokok 4,150,000
Jurnal Pemberi Kerja
Tunjangan pajak 32,500
Penghasilan bruto per bulan 4,182,500 Beban Gaji 4.182.500
(Biaya jabatan) (209,125) Utang Dana Pensiun 175.000
(Iuran dana pensiun yang dibayar karyawan) (175,000) (384,125) Utang PPh 21 71.792
Penghasilan netto per bulan 3,798,375
Kas 3.935.708
Penghasilan netto setahun 45,580,500
(PTKP)
WP sendiri (24,300,000)
Status kawin (2,025,000)
Tanggungan satu anak (2,025,000) (28,350,000)
Penghasilan Kena Pajak 17,230,500
Pembulatan PKP 17,230,000
Pajak terutang setahun
5% x 17,230,000 861,500 Rp861,500.00
Pajak terutang per bulan Rp71,791.67
Atas selisih antara beban pajak dengan tunjangan pajak sebesar 39.291,67,
pembayarannya dapat ditanggung oleh Mahendradatta atau perusahaan. Jika
pembayarannya ditanggung perusahaan, maka pembayaran tersebut termasuk
non deductible expense.
Ilustrasi
(PPh Ditanggung Perusahaan)
51
Jawaban :
Gaji pokok 6,250,000 Jurnal Pemberi Kerja
Tunjangan makan 625,000
Tunjangan keluarga 312,500
Beban Gaji 6.250.000
Tunjangan kesehatan 135,000 Beban Tunjangan 1.307.500
Tunjangan transportasi 235,000
Penghasilan bruto per bulan 7,557,500
Utang Dana Pensiun 132.500
(Biaya jabatan) (377,875)
(Iuran dana pensiun yang dibayar sendiri) (132,500) (510,375) Utang PPh 21 286.021
Penghasilan netto per bulan 7,047,125 Kas 7.138.979
Penghasilan netto setahun 84,565,500
(PTKP)
WP sendiri (24,300,000)
Status kawin (2,025,000)
Tanggungan satu anak (2,025,000) (28,350,000)
Penghasilan Kena Pajak 56,215,500
Pembulatan PKP 56,215,000
Pajak terutang setahun
5% x 50,000,000 2,500,000
15% x 7,640,000 932,250 Rp3,432,250.00
Pajak terutang per bulan Rp286,020.83
Ilustrasi
(Gaji Bulanan)
55
Jasa
Tantiem Gratifikasi
Produksi
Tunjangan
Hari Raya atau Bonus Premi
Tahun Baru
Penghasilan
Sejenis Lain
Penghitungan Teknis
(Menerima Imbalan Tahunan)
59
Keterangan:
Imbalan tahunan dapat berupa bonus, tantiem, THR, atau sejenisnya.
Ilustrasi
(Imbalan Tahunan)
60
Pajak atas THR = Pajak atas gaji dan THR - Pajak atas gaji
= 1.281.350 - 972.600
= Rp 308.750,00
Dialektika Pajak:
Metode Langsung PPh Imbalan Tahunan (1)
64
PPh atas imbalan tahunan (bonus, THR, dan sejenisnya) dan uang rapel
{dilambangkan IT} dapat dihitung dengan metode langsung, langkah penghitungan sebagai
berikut.
1. Menghitung pajak terutang semula atas komponen gaji.
2. Menghitung peningkatan PKP {dilambangkan PPKP} dengan acuan besaran
penghasilan bruto semula disetahunkan {dilambangkan PBS}.
a. Selama PBS + IT < Rp 120.000.000,00 maka:
PPKP = 95% x IT.
{Mengingat adanya pengurangan biaya jabatan}
b. Jika PBS < Rp 120.000.000,00 dan PBS + IT > Rp 120.000.000,00 maka:
PPKP = (95% x (120.000.000 – PBS)) + (PBS + IT – 120.000.00).
{Mengingat pengurangan biaya jabatan telah melebihi batas maksimal}
c. Selama PBS > Rp 120.000.000,00 maka:
PPKP = IT.
Dialektika Pajak:
Metode Langsung PPh Imbalan Tahunan (2)
65
Jawaban :
Langkah (2) PBS = 3.750.000 x 12
= 45.000.000
PBS + IT = 45.000.000 + 8.000.000
= 53.000.000
(PBS + IT) < 120.000.000, maka:
PPKP = 95% x 8.000.000
= 7.600.000
Langkah (3) BATM – PKPS = 50.000.000 – 8.550.000
= 41.450.000
PPKP < (BATM – PKPS), maka:
PPh atas IT = 5% x 7.600.000
= Rp 380.000,00
Maka besaran PPH 21 atas uang rapel yang diterima Kertarajasa adalah
Rp 380.000,00.
Ilustrasi
(Penerapan Metode Langsung: THR)
68
Jawaban :
Langkah (2) PBS = 4.384.800 x 12
= 52.617.600
PBS + IT = 52.617.600 + 6.500.000
= 59.117.600
(PBS + IT) < 120.000.000, maka:
PPKP = 95% x 6.500.000
= 6.175.000
Langkah (3) BATM – PKPS = 50.000.000 – 19.452.720
= 30.547.280
PPKP < (BATM – PKPS), maka:
PPh atas IT = 5% x 6.175.000
= Rp 308.750,00
Maka besaran PPH 21 atas THR yang diterima Ken Arok adalah Rp
308.750,00.
Ilustrasi
(Natura)
70
Jawaban :
Gaji pokok 3,150,000 Jurnal Pemberi Kerja
Natura sagu (20 x 10.000) 200,000
BebanGaji 3.425.000
Natura gula (5 x 15.000) 75,000
Penghasilan bruto per bulan 3,425,000
(Biaya jabatan) (171,250) (171,250) Utang PPh 21 53.000
Penghasilan netto per bulan 3,253,750 Kas 3.097.000
Penghasilan netto setahun 39,045,000 Persediaan 275.000
(PTKP)
WP sendiri (24,300,000)
Status kawin (2,025,000) (26,325,000)
Penghasilan Kena Pajak 12,720,000
Pembulatan PKP 12,720,000
Pajak terutang setahun
5% x 12,720,000 636,000 Rp636,000.00
Pajak terutang per bulan Rp53,000.00
Ilustrasi
(Bekerja Sejak Pertengahan Tahun, Kewajiban Sejak Awal Tahun)
72
73
Jawaban:
Gaji pokok 12,650,000 Jurnal Pemberi Kerja
Penghasilan bruto per bulan 12,650,000 BebanGaji 12.650.000
(Biaya jabatan) (632,500)
(Maksimal biaya jabatan) (500,000) Utang Dana Pensiun 250.000
(Iuran dana pensiun yang dibayar karyawan) (250,000) (750,000)
Utang PPh 21 590.469
Penghasilan netto per bulan 11,900,000
Kas 11.809.531
Penghasilan netto Mei - Desember 95,200,000
(PTKP)
WP sendiri (24,300,000)
Status kawin (2,025,000)
Tanggungan dua anak (4,050,000) (30,375,000)
Penghasilan Kena Pajak 64,825,000
Pajak terutang Mei - Desember
5% x 50,000,000 2,500,000
15% x 14,825,000 2,223,750 Rp4,723,750.00
Pajak terutang per bulan Rp590,468.75
Ilustrasi
(Bekerja & Kewajiban Sejak Pertengahan Tahun)
74
Jawaban :
Gaji pokok 8,350,000 Jurnal Pemberi Kerja
Penghasilan bruto per bulan 8,350,000 Beban Gaji 8.350.000
(Biaya jabatan) (417,500) (417,500)
Penghasilan netto per bulan 7,932,500 Utang PPh 21 469.458
Penghasilan netto Agustus - Desember 39,662,500 Kas 7.880.542
Penghasilan netto disetahunkan 95,190,000
(PTKP)
WP sendiri (24,300,000) (24,300,000)
Penghasilan Kena Pajak 70,890,000
Pajak terutang disetahunkan
5% x 50,000,000 2,500,000
15% x 20,890,000 3,133,500 Rp5,633,500.00
Pajak terutang Agustus - Desember Rp2,347,291.67
Pajak terutang per bulan Rp469,458.33
Ilustrasi
(Berhenti Pertengahan Tahun, Kewajiban Masih Berlaku)
76
80
81
82
83
84
Jawaban:
Pajak terutang periode Januari - Agustus Rp14,106,666.67
Pajak yang telah dipotong atas gaji Januari - Juli (7 x 1.235.208,00) (Rp8,646,456.00)
Pajak yang telah dipotong atas bonus (Rp6,750,000.00)
Pajak lebih bayar di Agustus 2012 (Rp1,289,789.33)
Penghitungan di Masa Pajak Terakhir
85
PPh 21 = Pajak di
bulan sebelumnya
(Ketika tidak ada
perubahan
Bulan Desember penghasilan)
(Bagi pegawai yang
bekerja sepanjang
tahun) PPh 21 diperhitungkan
Masa Pajak kembali
Terakhir (Ketika ada perubahan
penghasilan)
Bulan terakhir saat
pegawai berhenti
bekerja.
Ilustrasi
(Masa Terakhir)
86
Jawaban:
Gaji pokok 9,250,000
Penghasilan bruto per bulan 9,250,000
(Biaya jabatan) (462,500)
(Iuran dana pensiun yang dibayar karyawan) (200,000) (662,500)
Penghasilan netto per bulan 8,587,500
Penghasilan netto setahun 103,050,000
(PTKP)
WP sendiri (24,300,000)
Status kawin (2,025,000)
Tanggungan satu anak (2,025,000) (28,350,000)
Penghasilan Kena Pajak 74,700,000
Pajak terutang setahun
5% x 50,000,000 2,500,000
15% x 24,700,000 3,705,000 Rp6,205,000.00
Pajak terutang per bulan Rp517,083.33
Ilustrasi
(Masa Terakhir): Penghitungan Akhir Masa
89
PPh diperhitungkan
kembali sesuai
besaran penghasilan
Besaran baru.
penghasilan
mengalami Di akhir periode di
perubahan. lokasi baru,
Pemindahan dilakukan
Lokasi Tugas penghitungan pajak
kurang (lebih) bayar.
Jawaban :
Gaji pokok 6,350,000
Penghasilan bruto per bulan 6,350,000
(Biaya jabatan) (317,500)
(Iuran dana pensiun yang dibayar karyawan) (145,000) (462,500)
Penghasilan netto per bulan 5,887,500
Penghasilan netto setahun 70,650,000
(PTKP)
WP sendiri (24,300,000)
Status kawin (2,025,000)
Tanggungan dua anak (4,050,000) (30,375,000)
Penghasilan Kena Pajak 40,275,000
Pajak terutang setahun
5% x 40,275,000 2,013,750 Rp2,013,750.00
Pajak terutang per bulan Rp167,812.50
Ilustrasi
(Pemindahan Lokasi): Penghitungan Lokasi Kedua
93
Jawaban :
Penghasilan bruto per bulan Januari - Oktober 6,350,000
Penghasilan bruto Januari - Oktober 63,500,000
Penghasilan bruto per bulan November - Desember 9,500,000
Penghasilan bruto November - Desember 19,000,000
Penghasilan bruto Januari - Desember 82,500,000
(Biaya jabatan) (4,125,000)
(Iuran dana pensiun yang dibayar karyawan) (1,740,000) (5,865,000)
Penghasilan netto setahun 76,635,000
WP sendiri (24,300,000)
Status kawin (2,025,000)
Tanggungan dua anak (4,050,000) (30,375,000)
Penghasilan Kena Pajak 46,260,000
Pajak terutang Januari - Desember
5% x 46,260,000 2,313,000 Rp2,313,000.00
Pajak yang telah dipotong Januari - Oktober (10 x 167,813) (Rp1,678,130.00)
Pajak yang telah dipotong November - Desember (2 x 535,646) (Rp1,071,292.00)
Pajak kurang (lebih) bayar di Desember 2012 (Rp436,422.00)
Penghasilan dalam Mata Uang Asing
95
Jawaban :
Gaji pokok berdasar kurs KMK 38,250,000 Jurnal Pemberi Kerja
Penghasilan bruto per bulan 38,250,000 Beban Gaji 38.250.000
(Biaya jabatan) (1,912,500)
(Maksimal biaya jabatan) (600,000) (600,000) Utang PPh 216.279.688
Penghasilan netto per bulan 37,650,000 Kas 31.970.312
Penghasilan netto setahun 451,800,000
(PTKP)
WP sendiri (24,300,000)
Status kawin (2,025,000)
Tanggungan dua anak (4,050,000) (30,375,000)
Penghasilan Kena Pajak 421,425,000
Pajak terutang setahun
5% x 50,000,000 2,500,000
15% x 200,000,000 30,000,000
25% x 171,425,000 42,856,250 Rp75,356,250.00
Pajak terutang per bulan Rp6,279,687.50
Kepemilikan NPWP di Pertengahan Tahun
98
Jawaban :
Gaji pokok 7,300,000
Penghasilan bruto per bulan 7,300,000
(Biaya jabatan) (365,000)
(Iuran dana pensiun yang dibayar karyawan) (175,000) (540,000)
Penghasilan netto per bulan 6,760,000
Penghasilan netto setahun 81,120,000
(PTKP)
WP sendiri (24,300,000)
Tanggungan satu anak (2,025,000) (26,325,000)
Penghasilan Kena Pajak 54,795,000
Pajak terutang setahun
5% x 50,000,000 2,500,000
15% x 4,795,000 719,250 Rp3,219,250.00
Pajak terutang per bulan Rp268,270.83
Pajak terutang per bulan ketika tidak memiliki NPWP Rp321,925.00
Ilustrasi
(Kepemilikan NPWP di Pertengahan Tahun)
101
Jawaban :
PPh dipotong selama Januari – September Rp321,925
PPh lebih bayar untuk dikompensasikan = 9 x (321.925 – 268.271) (Rp482,886)
PPh yang seharusnya dipotong di Oktober Rp268,271
Kompensasi (Rp268,271)
PPh dipotong di Oktober Rp0
PPh yang seharusnya dipotong di Oktober Rp268,271
Kompensasi (Rp214,615)
PPh dipotong di November Rp53,656
PPh dipotong di Desember Rp321,925
Tata Cara Penghitungan:
Penghasilan di Akhir Masa Kerja
102
Pola Pembayaran
103
Penghasilan
di Akhir
Masa Kerja
Diterima Diterima
Sekaligus Berkala
Dialihkan
Dana ke Anuitas
Pesangon Pensiun
Pensiun Seumur
Hidup
Penghasilan di Akhir Masa Kerja
Dibayarkan Sekaligus
104
Jawaban:
Penghasilan bruto Rp11,143,000.00
Iuran JKK dibayarkan perusahaan (1/ 101.3 x 10,130,000) (Rp110,000.00)
Iuran JKM dibayarkan perusahaan (0.3/ 101.3 x 10,160,000) (Rp33,000.00)
Gaji pokok Rp11,000,000.00
Pesangon dibayarkan Rp440,000,000.00
Pajak terutang
0% x 50,000,000 Rp0.00
5% x 50,000,000 Rp2,500,000.00
15% x 330,000,000 Rp51,000,000.00 Rp53,500,000.00
Pengenaan pajak bersifat final.
Jurnal Beban pesangon 440.000.000
Utang PPh final 53.500.000
Kas 386.500.000
Lapisan Tarif Khusus dan Dasar Pengenaan
(Manfaat Pensiun, THT, JHT: PP No. 68 Tahun 2009)
108
Jawaban:
Periode Pembayaran Pajak Terutang Kumulatif Sifat
Nov ’13 35.000.000 0% x 35.000.000 25.000.000 Final
=0
Apr ’14 60.000.000 0% x 15.000.000 95.000.000 Final
+ 5% x
45.000.000
= 2.250.000
Mei ’15 260.000.000 5% x 260.000.000 355.000.000 Final
= 13.000.000
Des ’15 170.000.000 5% x 50.000.000 525.000.000 Tidak
+ 15% x Final
120.000.000
=20.500.000
Pensiun Diterima Berkala
111
Bila waktu pensiun sudah dapat Bila waktu pensiun belum diketahui
diketahui dengan pasti pada awal secara pasti saat penghitungan PPh
tahun. awal tahun.
Sistematika penghitungan identik pada kasus pegawai tetap, kecuali bahwa biaya
jabatan ditetapkan maksimal Rp 200.000,00 per bulan atau Rp 2.400.000,00 per
tahun.
Tarif yang berlaku merupakan tarif umum Pasal 17 Ayat (1) Huruf (a) UU PPh.
Ilustrasi
(Pensiun Diterima Berkala)
112
116
117
Penghasilan
Pegawai
Tidak Tetap
dan Tenaga
Kerja Lepas
Upah
Upah Upah Upah Harian yang
Harian Satuan Borongan Dibayarkan
Bulanan
Tata Cara Penghitungan
120
Jawaban :
Jumlah hari kerja untuk mencapai penghasilan kumulatif
Rp 2.025.000,00
= 2.025.000/ 250.000
= 8,1 hari
a. Penghitungan di hari ke – 1 s/ d hari ke – 8
DPP = 250.000 – 200.000
= 50.000
PPh dipotong per hari = 5% x 50.000
= Rp 2.500,00
b. Penghitungan di hari ke – 9
Penghasilan selama 9 hari = 2.250.000
PTKP selama 9 hari = 9 x (26.325.000/ 360)
= 658.125
Ilustrasi
(Upah Harian)
124
Jawaban :
b. Penghitungan di hari ke – 9
DPP = 2.250.000 – 658.125
= 1.591.875
PPh terutang s/ d hari ke – 9 = 5% x 1.591.875
= Rp 79.593,75
PPh yang telah dipotong s/ d hari ke –8 = 8 x 2.500
= Rp 20.000,00
PPh dipotong di hari ke – 9 = 79.593,75 – 20.000
= Rp 59.593,75
c. Penghitungan di hari ke – 10 dan seterusnya
DPP = 250.000 – (26.325.000/ 360)
= 176.875,00
PPh dipotong per hari= 5% x 176.875,00
= Rp 8.843,75
Ilustrasi
(Upah Satuan)
125
Dursasana (berstatus lajang) bekerja secara tidak tetap sebagai
pengecat rangka sepeda dengan menerima upah satuan. Upah senilai Rp
77.000,00 untuk setiap rangka sepeda yang dibayarkan setiap dua pekan
(12 hari kerja). Secara rata – rata untuk setiap periodenya Dursasana dapat
mengecat 100 rangka sepeda. Berapakah besar PPh 21 yang seharusnya
dikenakan setiap periode pembayaran upah? Bagaimana penjurnalan oleh
pemberi kerja?
Jawaban :
Upah per periode (100 x 27.000) Rp 2.700.000,00 Jurnal
Upah per hari Rp 225.000,00 Beban gaji 2.700.000
DPP = 225.000 - (24.300.000/ 360) Utang PPh 21 94.500
= 225.000 - 67.500 Kas 2.605.500
= 157.500
PPh 21 tiap periode = 5% x 12 x 157.500
= Rp 94.500,00
Ilustrasi
(Upah Borongan)
126
Citraksa adalah tukang bangunan dengan sistem borongan. Atas
pekerjaaan tersebut, pemberi kerja akan membayar Citraksa sebesar Rp
1.150.000, di mana diperkirakan pekerjaan akan selesai dalam waktu 5
hari. Berapakah besar PPh 21 yang seharusnya dikenakan atas pekerjaan
borongan tersebut? Bagaimana penjurnalan oleh pemberi kerja?
Jawaban :
Upah per periode Rp 1.150.000,00
Upah per hari Rp 230.000,00
DPP = 230.000 - 200.000
= 30.000
PPh 21 = 5% x 5 x 30.000
= Rp 7.500,00
Jawaban :
Upah selama Januari (18 x 175.000) Rp 3.150.000,00
Penghasilan netto setahun Rp 37.800.000,00
PTKP:
WP sendiri Rp 24.300.000,00
Status kawin Rp 2.025.000,00
Tanggungan satu anak Rp 2.025.000,00 (Rp 28.350.000,00)
Penghasilan Kena Pajak Rp 9.450.000,00
Pajak terutang setahun Rp 472.500,00
Pajak terutang per bulan Rp 39.375,00
Tata Cara Penghitungan:
Bukan Pegawai
129
Tata Cara Penghitungan
130
Memiliki
DPP = 50% x
NPWP dan
Penghasilan
berpenghasilan
bruto – PTKP
Bersifat hanya dari satu
Bulanan
Berkesinam- pemberi kerja.
bungan
Penghasilan Berpenghasilan DPP = 50% x
lebih dari satu Penghasilan
Bukan pemberi kerja. bruto
Pegawai
Bersifat Tidak DPP = 50% x
Berkesinam- Penghasilan
bungan bruto
Tarif yang berlaku adalah tarif umum Pasal 17 Ayat (1) Huruf (a) UU PPh.
WP yang tidak memiliki NPWP dikenai tarif 20% lebih tinggi.
Ketentuan Khusus (1)
131
Jawaban :
Penghasilan Bruto
Periode Bagi Hasil Diterima 50% Penghasilan Bruto PTKP
(100/ 85 x Bagi Hasil)
Jan 46,750,000 55,000,000 27,500,000 2,025,000
Feb 38,250,000 45,000,000 22,500,000 2,025,000
Mar 41,225,000 48,500,000 24,250,000 2,025,000
Jawaban :
Periode PKP PKP Kumulatif Tarif PPh Terutang
Jan 25,475,000 25,475,000 5% 1,273,750
Feb 20,475,000 45,950,000 5% 1,023,750
Mar 4,050,000 50,000,000 5% 202,500
18,175,000 68,175,000 15% 2,726,250
Apr 24,725,000 92,900,000 15% 3,708,750
Mei 24,975,000 117,875,000 15% 3,746,250
Jun 22,475,000 140,350,000 15% 3,371,250
Jul 24,225,000 164,575,000 15% 3,633,750
Aug 21,475,000 186,050,000 15% 3,221,250
Sep 19,475,000 205,525,000 15% 2,921,250
Okt 23,725,000 229,250,000 15% 3,558,750
Nov 20,750,000 250,000,000 15% 3,112,500
475,000 250,475,000 25% 118,750
Des 26,725,000 277,200,000 25% 6,681,250
Total 277,200,000 39,300,000
Ilustrasi
(Penghasilan Berkesinambungan:
Beberapa Sumber Penghasilan, Tanpa NPWP)
136
Jawaban :
50% x Penghasilan Tarif
Periode Penghasilan Bruto DPP Kumulatif Tarif PPh Terutang
Bruto (DPP) Tanpa
Jan 17,000,000 8,500,000 8,500,000 5% 120% 510,000
Feb 15,500,000 7,750,000 16,250,000 5% 120% 465,000
Mar 16,750,000 8,375,000 24,625,000 5% 120% 502,500
Apr 19,000,000 9,500,000 34,125,000 5% 120% 570,000
Mei 14,500,000 7,250,000 41,375,000 5% 120% 435,000
Jun 13,250,000 6,625,000 48,000,000 5% 120% 397,500
Jul 16,000,000 2,000,000 50,000,000 5% 120% 120,000
6,000,000 56,000,000 15% 120% 1,080,000
Aug 15,250,000 7,625,000 63,625,000 15% 120% 1,372,500
Sep 13,000,000 6,500,000 70,125,000 15% 120% 1,170,000
Okt 18,000,000 9,000,000 79,125,000 15% 120% 1,620,000
Nov 18,500,000 9,250,000 88,375,000 15% 120% 1,665,000
Des 20,000,000 10,000,000 98,375,000 15% 120% 1,800,000
Total 196,750,000 98,375,000 11,707,500
Ilustrasi
(Penghasilan Tidak Berkesinambungan)
138
Jawaban :
PPh terutang pelatihan 1 = 5% x 50% x 95.000.000
= Rp 2.375.000,00
PPh terutang pelatihan 2 = x (50% x 100.000.000)+ 15% x (50% x 15.000.000)
= Rp 2.875.000,00
Ilustrasi
(Penghasilan Tidak Berkesinambungan:
Mempekerjakan Karyawan & Menyerahkan Barang)
139
Jawaban :
a. PPh terutang= 5% x 50%x(15.000.000 – (2 x 1.000.000) – 500.000)
= 5% x 50% x 12.500.000
= Rp 312.500,00
Jawaban :
PPh terutang = 5% x 50.000.000 + 15% x (2.250.000 + 1.000.000 + 500.000)
= 2.500.000+ 562.500
= Rp 3.062.500,00
Tata Cara Penghitungan:
Penerima Lain
144
Bentuk Pembayaran
145
Penerima
Penghasilan
Lain
Jawaban :
Pajak terutang =5% x 50.000.000+15% x200.000.000+25% x 25.000.000
= 2.500.000 + 30.000.000 + 6.250.000
= Rp 38.750.000,00
Jurnal Beban tantiem 275.000.000
Utang PPh 21 38.750.000
Kas 236.250.000
Ilustrasi
(Honorarium Komisaris)
148
Jawaban :
Periode Pembayaran Pajak Terutang Kumulatif
Kuartal I 135.000.000 5% x 50.000.000 + 15% x 135.000.000
85.000.000
= 15.250.000
Kuartal II 135.000.000 15% x 115.000.000 + 25% x 270.000.000
20.000.000
= 22.250.000
Kuartal III 135.000.000 25% x 135.000.000 405.000.000
= 33.750.000
Kuartal IV 135.000.000 25% x 95.000.000 + 30% x 540.000.000
40.000.000
=35.750.000
Ilustrasi
(Penarikan Pensiun Pegawai Aktif)
150
Jawaban :
Periode Pembayaran Pajak Terutang Kumulatif
Januari 10.000.000 5% x 10.000.000 10.000.000
= 500.000
Februari 12.500.000 5% x 12.500.000 22.500.000
= 625.000
Maret 17.500.000 5% x 17.500.000 40.000.000
= 875.000
April 25.000.000 5% x 10.000.000 + 15% x 65.000.000
15.000.000
=2.750.000
Tata Cara Penghitungan:
Penerima Atas Beban APBN/
APBD
152
PPh 21 Terkait APBN/ APBD
153
Penggajian
PNS
Berstatus
Tetap.
Penggajian
Kompensasi Penggunaan Tenaga
bagi peserta APBN/ APBD, Honorer,
kegiatan, PPh 21 Wiyata Bakti,
perlombaan, Dipotong dan Pegawai
dan sejenisnya. Tidak Tetap
Bendaharawan Lain.
Remunerasi
kepada bukan
pegawai yang
dimanfaatkan
jasanya.
Pola Pembayaran
154
DPP =
Penghasilan
Netto - PTKP
Bersifat Tetap
dan Teratur
Berlaku tarif
umum Pasal 17
Penghasilan Ayat (1) Huruf (a)
Dibebankan ke
APBN/ APBD DPP =
Penghasilan
Bersifat Tidak Bruto
Tetap dan Tidak
Teratur Berlaku tarif
khusus, bersifat
final.
• Penghasilan bagi PNS Gol. I & II, Tamtama & Bintara TNI/
Polri, berikut pensiunannya.
Jawaban :
PPh terutang = 15% x 3 x 3.000.000
= Rp 1.350.000,00
Pemotongan atas honor bersifat final.
Jurnal Beban honor 9.000.000
Utang PPh final 1.350.000
Kas 7.650.000
Pencatatan Transaksi PPh 21
159
Jawaban :
a. Beban gaji 3,500,000
Beban tunjangan iuran pensiun 65,000
Kas 3,457,750
Utang iuran pensiun 65,000
Utang PPh 21 42,250
b. Beban gaji 3,500,000
Kas 3,457,750
Utang PPh 21 42,250
c. Beban gaji 3,500,000
Kas 3,392,750
Utang iuran pensiun 65,000
Utang PPh 21 42,250
Ilustrasi
(Pencatatan Transaksi Iuran Asuransi)
162
Jawaban Beban
: gaji 2,275,000
Beban tunjangan iuran pensiun 35,000
Kas 2,221,050
Utang iuran pensiun 35,000
Utang PPh 21 21,450
Utang asuransi kecelakaan 15,000
Utang asuransi kematian 17,500
Ilustrasi
(Pencatatan Transaksi Imbalan Tidak Berkesinambungan)
163
LANDASAN HUKUM:
PASAL 26 UU PPH
Definisi
166
Cara Pemenuhan
Kewajiban atas PPh 26 dapat dipenuhi melalui
pemotongan oleh pihak pemberi penghasilan.
Pemotong, Penyetor, dan Pelapor
167
Badan Pemerintah.
Penyelenggara kegiatan.
Jawaban :
Jawaban :
Peredaran bruto Rp 24.000.000.000
Biaya operasi dan non operasi (Rp 20.350.000.000)
Koreksi fiskal positif Rp 2.585.000.000
Penghasilan Kena Pajak Rp 6.235.000.000
Jawaban :
Penghasilan sebelum pajak Rp 6.235.000.000
PPh badan (Rp 1.402.875.000)
Penghasilan setelah pajak Rp 4.832.125.000
PPh 26 atas penghasilan setelah pajak
= 20% x 4.832.125.000
= Rp 966.425.000,00
Jurnal
Income Summary 3.650.000.000
Laba Ditahan 3.650.000.000
Beban pajak 2.369.300.000
Utang PPh 29 1.402.875.000
Utang PPh 26 966.425.000
Objek PPh 26 Bersifat Tidak Final
179
P3B mengatur
WP luar negeri dapat tarif dan hak
dikenai pajak di pemajakan,
Indonesia sekaligus di sehingga
negara asal. pengenaan
pajak hanya
satu kali.
Jawaban :
Pajak terutang = 10% x 195.000.000
= 19.500.000
Jurnal oleh perusahaan
Beban royalti 195.000.000
Utang pajak 19.500.000
Kas 175.500.000
Referensi
182