Anda di halaman 1dari 85

UPDATE

ATURAN PAJAK
JUMIANA, S.E., Ak, BKP, CA
Profil Pengajar
JUMIANA, SE, Ak, BKP, CA
Riwayat Pendidikan :
➢ S1 Akuntansi Universitas Sriwijaya
➢ Pend Program Profesi Akuntan FEB UGM
➢ Konsultan Pajak Bersertifikasi B
➢ Kuasa Hukum Pajak

Riwayat Pekerjaan:
➢ PT Mitranata Cipta Mulia
➢ Firma MNCo
➢ PT Mitranata Cendekia
➢ Instruktur Brevet P2EB UGM
➢ Instruktur Brevet Poltek YKPN
➢ Instruktur Brevet UAD
MATERI
PPh ps 21
PPh ps 22
PPh ps 23
PPh ps 4 ayat 2
PAJAK PENGHASILAN PASAL 21
Pengertian PPh 21 Pajak atas penghasilan sehubungan dengan pekerjaan atau
jabatan, jasa, dan kegiatan yang dilakukan oleh Orang Pribadi

Pekerjaan/jabatan;

Gaji, Upah,
Honorarium,
Tunjangan, dan yang dilakukan orang
Pembayaran lain Jasa; pribadi Subjek Pajak
dengan Dalam Negeri
nama/bentuk
apapun

Kegiatan
Pemotong PPh Pasal 21/26
pemberi Kerja, yang dana pensiun, badan Penyelenggara
terdiri dari: Orang Pribadi, penyelenggara Jaminan kegiatan
Badan, dan Cabang, Sosial Tenaga Kerja dan
Perwakilan atau Unit badan-badan lain

02 04
01 03 05

bendahara atau orang pribadi yang melakukan kegiatan usaha


pemegang kas atau pekerjaan bebas serta badan yang
pemerintah melakukan pembayaran sehubungan dengan
penyerahan jasa
Review Komprehensif
Jenis PPh 21 TIDAK FINAL
(Penghasilan Bruto - Biaya jabatan-
Pegawai Tetap Iuran THT/JHT/Iuran pensiun) x 12 -
PTKP

Tarif pasal 17
Pegawai Tidak Tetap

Penghasilan Bruto x 12
Dibayar bulanan
- PTKP
upah kumulatif sebulan <
dibayar Harian, Upah sehari - 450.000 5%
10.200.000
Mingguan, Satuan,
upah kumulatif sebulan > Tarif pasal 17
Borongan Upah sehari - 450.000
10.200.000

(Penghasilan bruto x 50%)-


Bukan Pegawai
PTKP sebulan

Penghasilan bruto x 50% Tenaga Ahli, pemberi jasa orang Tarif pasal 17
pribadi lainnya

Lainnya Penghasilan bruto


Komisaris/dewas tdk merangkap peg tetap, mantan
karyawan mendapat bonus/jasprod/tantiem dll,
peserta kegiatan, pegawai menarik dana hari tua
Review Komprehensif

PPh 21 Final

0%
Uang Pesangon 5%
T 15%
A 25%
0%
Uang Manfaat Pesiun, THT, JHT R 5%
I
0%
Honor dan Imbalan Lain PNS, TNI, Polri, F 5%
Penjabat Negara dan Pensiunannya
15%
PPH PS 21 TIDAK FINAL
Penghitungan PPh Pasal 21

Pegawai tetap Penerima pensiun


Gaji, Tunjangan, Premi Asuransi Dibayar
Pemberi Kerja, Natura dan atau kenikmatan Uang Pensiun Berkala

Dikurangi dengan Dikurangi dengan


1. Biaya jabatan, 5% dari pengh.
Bruto maks. Rp6.000.000 per Biaya Pensiun, 5% dari pengh.
tahun atau Rp500.000 per bulan Bruto maks. Rp2.400.000 per
2. Iuran pensiun, THT/JHT yang tahun atau Rp200.000 perbulan
dibayar sendiri

Penghasilan Neto (setahun/disetahunkan)

Dikurangi PTKP

Penghasilan Kena Pajak

Dikenakan Tarif Pasal 17


10
PMK 66 TAHUN
2023
Tentang
Perlakuan Pajak Penghasilan atas
Penggantian atau Imbalan Sehubungan
dengan Pekerjaan atau Jasa dalam Bentuk
Natura dan/atau Kenikmatan
Berlaku 1 Juli 2023
HAL YANG PENTING TERKAIT NATURA DAN/ATAUKENIKMATAN

1. Apakah semua biaya natura dan/atau kenikmatan


yang sudah di potong PPh pasal 21 atau non objek PPh
bisa menjadi biaya menurut Pajak?
2. Apakah Pemberi kerja atau pemberi imbalan dalam
bentuk natura dan/atau kenikmatan wajib melaporkan
biaya tersebut dalam SPT Tahunan PPh?
Pasal 2 PMK-66 Tahun 2023

(1) Biaya penggantian atau imbalan yang diberikan dalam bentuk natura dan/atau kenikmatan
berkenaan dengan pekerjaan atau jasa dapat dikurangkan dari penghasilan bruto untuk
menentukan penghasilan kena pajak oleh pemberi kerja atau pemberi imbalan atau penggantian
dalam bentuk natura dan/atau kenikmatan sepanjang merupakan biaya untuk mendapatkan,
menagih, dan memelihara penghasilan.
(2) Biaya penggantian atau imbalan sehubungan dengan pekerjaan sebagaimana dimaksud
pada ayat (1) merupakan biaya penggantian atau imbalan yang berkaitan dengan hubungan
kerja antara pemberi kerja dan Pegawai.

(3) Biaya penggantian atau imbalan sehubungan dengan jasa sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
merupakan biaya penggantian atau imbalan karena adanya transaksi jasa antar-Wajib Pajak.

(6) Pemberi kerja atau pemberi imbalan atau penggantian melaporkan biaya penggantian atau
imbalan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) yang diberikan dalam bentuk natura dan/atau
kenikmatan beserta Pegawai dan/atau penerima imbalan atau penggantian dalam Surat
Pemberitahuan Tahunan Pajak Penghasilan.
HAL YANG PENTING TERKAIT NATURA/KENIKMATAN

Apakah semua biaya natura dan/atau kenikmatan yang


sudah di potong PPh pasal 21 atau non objek PPh bisa
menjadi biaya menurut Pajak?
Jawab:
Bisa menjadi Biaya, dengan syarat:
1. Apabila biaya natura dan/atau kenikmatan terkait dengan biaya 3 M (mendapatkan,
menagih dan memelihara penghasilan).
2. Berkaitan dengan hubungan kerja antara pemberi kerja dan pegawai
3. Terkait dengan transaksi jasa antar wajib pajak

Dengan syarat: atas semua natura dan/atau kenikmatan yang diterima oleh
pegawai/pemberi jasa dicantumkan dalam kontrak kerja, dibuatkan SOP realisasi atas
pemberian natura dan/atau kenikmatan tersebut.
HAL YANG PENTING TERKAIT NATURA/KENIKMATAN
Apakah Pemberi kerja atau pemberi imbalan
dalam bentuk natura dan/atau kenikmatan wajib
melaporkan biaya tersebut dalam SPT Tahunan?

Meskipun belum ada contoh daftar nominatif,


akan tetapi pemberian natura dan/atau
kenikmatan dilaporkan dalam SPT Tahunan Pajak
Penghasilan
PRIMARY GOALS
Annual revenue growth
OBJEK PAJAK
7
Pasal 3 PMK-66

Penggantian atau imbalan sehubungan dengan pekerjaan atau jasa yang diterima atau diperoleh
dalam bentuk natura dan/atau kenikmatan merupakan penghasilan yang menjadi objek Pajak
Penghasilan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 4 ayat (1) huruf a UU PPh

Penggantian/imbalan Penggantian/imbalan
dalam bentuk dalam bentuk
Ruang Lingkup NATURA KENIKMATAN
fasilitas dan/ atau
barang selain uang
Penggantian/imbalan pelayanan yang
Penggantian/imbalan yang dialihkan
sehubungan dengan kepemilikannya dari bersumber dari aktiva:
sehubungan jasa a. pemberi dan/atau
pekerjaan pemberi kepada
b. pihak ketiga yan g
penerima.
disewa dan/ atau
berkaitan dengan dibiayai pemberi,
karena adanya Contoh: untuk dimanfaatk an
hubungan kerja mobil ex-dinas untuk
transaksi jasa antar- oleh penerima.
antara pemberi kerja pegawai
Wajib Pajak
dan Pegawai Contoh:
Fasilitas mobil dinas

www.pajak.go.id
MAKANAN, BAHAN MAKANAN, BAHAN 10
MINUMAN, DAN/ATAU MINUMAN BAGI
SELURUH PEGAWAI
1 2 3
Makanan dan/ atau kupon makanan dan/ atau minuman bahan makanan
minuman yang bagi Pegawai bagian pemasaran, dan/atau bahan minuman
disediakanpemberi kerja bagian transportasi, dan dinas luar bagi seluruh Pegawai
di tempat kerja lainnya dengan batasan nilai
Nilai Bebas..tanpa batas tertentu
Nilai ada batas
Nilai ada batas
Yang dimaksud kupon ✓ Nilai kupon dikecualikan dari objek
meliputi: PPh adalah Rp2juta/pegawai/bulan Pengaturan pengecualian
a. alat transaksi bukan atau sejumlah pengeluaran makan termasuk dalam batasan bingkisan
uang untuk ditukar minum di tempat kerja per pegawai dalam rangka hari raya dan selain
dengan per bulan, jika pengeluaran tersebut hari raya yang diatur dalam natura
makanan/minuman; lebih besar dari Rp2juta/ dan/atau kenikmatan dengan jenis
atau pegawai/bulan dan/atau batasan tertentu
b. Penggantian biaya ✓ Selisih lebih dari nilai kupon
makan/minum oleh sebenarnya – nilai kupon yang
pemberi kerja dikecualikan dari objek PPh = Objek
(reimbursement) PPh

Ada program penyediaan makanan/minuman di tempat kerja


11

MAKANAN, BAHAN MAKANAN, BAHAN MINUMAN,


DAN/ATAU MINUMAN BAGI SELURUH PEGAWAI

Contoh Penerapan Kupon Makanan/Minuman

PT BA memberikan makanan dan minuman kepada seluruh Pegawainya di kantor dengan nilai
Rp2.500.000,00/Pegawai/bulan. Oleh karena Pegawai di divisi pemasaran sebagian besar waktu kerjanya di luar
kantor, PT BA memutuskan untuk memberikan kupon makanan dan minuman sebagai pengganti dari makanan dan
minuman yang disediakan di kantor. Kupon tersebut dapat ditukarkan di rumah makan yang telah ditunjuk PT BA.
Nilai kupon tersebut bernilai Rp2.700.000,00/Pegawai divisi pemasaran/bulan.

Dalam hal ini, nilai kupon bagi divisi pemasaran yang dikecualikan dari objek Pajak Penghasilan tidak boleh melebihi
nilai makanan dan minuman yang diberikan di kantor PT BA yaitu Rp2.500.000,00 (dua juta lima ratus ribu rupiah).
Oleh karena kupon yang diterima Pegawai divisi pemasaran bernilai Rp2.700.000,00 (dua juta tujuh ratus ribu
rupiah) maka selisih lebih sebesar Rp200.000,00 (dua ratus ribu rupiah) merupakan penghasilan berupa penggantian
atau imbalan dalam bentuk natura yang tidak dikecualikan dari objek Pajak Penghasilan.

Penghitunganselisih lebih nilai kupon yang dikenai Pajak Penghasilan adalah sebagai berikut:
Rp2.700.000,00 – Rp2.500.000,00 = Rp200.000,00.
12
NATURA DAN/ATAU KENIKMATAN YANG HARUS DISEDIAKAN
OLEH PEMBERI KERJA DALAM PELAKSANAAN PEKERJAAN

Natura dan/atau kenikmatan sehubungandengan persyaratan mengenaikeamanan,


kesehatan, dan/atau keselamatanPegawaiyang diwajibkan oleh kementerian atau
lembaga berdasarkan ketentuan peraturan perundang-undangan.

Natura dan/atau kenikmatan tersebut meliputi:


a. pakaian seragam;
b. peralatan untuk keselamatan kerja;
c. sarana antar jemput Pegawai;
d. penginapan untuk awak kapal dan sejenisnya; dan/atau
e. natura dan/atau kenikmatan yang diterima dalam rangka penanganan endemi,
pandemi, atau bencana nasional.
13
NATURA DAN/ATAU KENIKMATAN DENGAN JENIS DAN/ATAU BATASAN
TERTENTU

Batasan dapat berupa:


Merupakan jenis-jenis natura a. Kriteria penerima dan/atau nilai,
dan/atau kenikmatan terperinci untuk natura; atau
disertai dengan batasannya
b. Kriteria penerima, nilai dan/atau
(negative list)
fungsi, untuk kenikmatan

Perincian natura dan/ atau Selisih lebih nilai natura/kenikmatan


kenikmatan dan contoh yang diterima – batasan berupa nilai
penghitunganterlampir tertentu = objek PPh
14

NATURA DAN/ATAU KENIKMATAN DENGAN JENIS


Daftar Perincian (1) DAN/ATAU BATASAN TERTENTU

No. Jenis Batasan


1. Bingkisan dari pemberi kerja antara lain berbentuk Diterima atau diperoleh seluruh Pegawai
bahan makanan, bahan minuman, makanan dan/atau
minuman dalam rangka hari besar keagamaan meliputi
Nilai bingkisan tidak ada batasan
Hari Raya Idulfitri, Hari Raya Natal, Hari Suci
Nyepi, Hari Raya Waisak, atau Tahun Baru Imlek

2. Bingkisan dari pemberi kerja yang diberikan selain a. Diterima atau diperoleh Pegawai; dan
dalam rangka hari raya keagamaan sebagaimana b. Secara keseluruhan bernilai maksimal
dimaksud pada angka 1. sebesar Rp3juta/pegawai/tahun pajak.

3. Peralatan dan fasilitas kerja yang diberikan pemberi a. Diterima atau diperoleh Pegawai; dan
kerja kepada pegawai untuk pelaksanaan pekerjaan b. Menunjang pekerjaan pegawai
antara lain komputer, laptop, atau ponsel beserta
penunjangnya seperti pulsa dan sambungan internet. Nilai fasilitas tidak ada batasan
15

NATURA DAN/ATAU KENIKMATAN DENGAN JENIS


DAN/ATAU BATASAN TERTENTU
Daftar Perincian (2)
No. Jenis Batasan
4. Fasilitas pelayanan kesehatan dan pengobatan a. Diterima atau diperoleh seluruh Pegawai; dan
dari pemberi kerja b. Diberikan dalam rangka penanganan:
1) kecelakaan kerja;
2) penyakit akibat kerja;
3) kedaruratan penyelamatan jiwa; atau
4) pengobatan lanjutan sebagai akibat
kecelakaan kerja dan penyakit akibat kerja.
Nilai fasilitas tidak ada batasan
5. Fasilitas olahraga dari pemberi kerja selain a. Diterima atau diperoleh Pegawai; dan
fasilitas olahraga golf, pacuan kuda, balap perahu b. Secara keseluruhan bernilai maksimal sebesar
bermotor, terbang layang dan/atau olahraga Rp1,5 juta/pegawai/tahun pajak.
otomotif

6. Fasilitas tempat tinggal dari pemberi kerja yang a. Diterima atau diperoleh Pegawai
bersifat komunal (dimanfaatkan bersama-sama)
antara lain mes, asrama, pondokan, atau barak
16

NATURA DAN/ATAU KENIKMATAN


DENGAN JENIS DAN/ATAU BATASAN
Daftar Perincian (3) TERTENTU
No. Jenis Batasan
7. Fasilitas tempat tinggal dari pemberi kerja yang a. Diterima atau diperoleh Pegawai; dan
hak pemanfaatannya dipegang oleh b. Secara keseluruhan bernilai maksimal sebesar Rp2 juta
perseorangan (individual) antara lain apartemen /pegawai/bulan.
atau rumah tapak
8. Fasilitas kendaraan dari pemberi kerja Diterima atau diperoleh Pegawai yang:
a. Tidak memiliki penyertaan modal pada pemberi kerja;
dan
b. Memiliki rata-rata penghasilan bruto dalam 12 (dua
belas) bulan terakhir sampai dengan Rp100
juta/pegawai/bulan dari pemberi kerja.
9. Fasilitas iuran kepada dana pensiun yang Diterima atau diperoleh Pegawai
pendiriannya telah disahkan oleh OJK yang
ditanggung pemberi kerja

www.pajak.go.id
17

NATURA DAN/ATAU KENIKMATAN


DENGAN JENIS DAN/ATAU BATASAN
Daftar Perincian (4) TERTENTU
No. Jenis Batasan
10. Fasilitas peribadatan antara lain berbentuk Diperuntukkan semata-mata untuk kegiatan peribadatan
musala, masjid, kapel, atau pura
11. Seluruh natura dan/atau kenikmatan yang Diterima atau diperoleh Pegawai atau pemberi jasa
diterima atau diperoleh tahun 2022

www.pajak.go.id
RINGKASAN MAKANAN/MINUMAN,
BAHAN MAKANAN/MINUMAN,
BINGKISAN

BINGKISAN DISEDIAKAN u/ DIBERIKAN u/


URAIAN
Hari Raya Utama selain Hari Raya Utama SELURUH PEGAWAI PEGAWAI
Makanan/Minuman non obyek obyek pajak non obyek obyek pajak
tanpa batasan ada batasan tanpa batasan ada batasan
Bahan Makan/Minum non obyek obyek pajak obyek pajak obyek pajak
tanpa batasan ada batasan ada batasan ada batasan
Bingkisan Lain obyek pajak obyek pajak obyek pajak obyek pajak
ada batasan ada batasan ada batasan ada batasan

seluruh batasan Natura/Kenikmatan selama setahun berjumlah Rp 3 juta / pegawai,


Batasan ini tidak berlaku untuk kupon makanan/minuman sebagai pengganti penyediaan
makanan/minuman di tempat kerja
Untuk makan:
1. Ada penyediaan makan dikantor---bukan objek
PPh ps 21
2. Tidak ada penyediaan makan dikantor---objek PPh
ps 21
18
NATURA DAN/ATAU KENIKMATAN DENGAN JENIS
DAN/ATAU BATASAN TERTENTU

Contoh Batasan Nilai Bingkisan


Selama tahun 2024, PTBC memberikan bingkisan kepada Tuan BZ selaku Pegawainya dengan perincian pemberian sebagai
berikut:
a. tanggal 20 Februari 2024, diberikan bingkisan dalam bentuk bahan makanan dan bahan minuman dalam rangka Tahun Baru
Imlek senilai Rp500.000,00;
b. tanggal 19 Maret 2024, diberikan bingkisan berupa seperangkat peralatan rumah tangga dalam rangka ulang tahun
perusahaan senilai Rp1.000.000,00;
c. tanggal 18 Juni 2024, diberikan bingkisan berupa sebuah televisi dalam rangka apresiasi kinerja senilai Rp4.000.000,00;
d. tanggal 19 Agustus 2024, diberikan bingkisan berupa sebuah oven gelombang mikro dalam rangka apresiasi kinerja senilai
Rp2.000.000,00.
Nilai Akumulasi Batasan Nilai Bingkisan
Bulan Pemberian Nilai Bingkisan
Bingkisan Nilai Bingkisan dikecualikan dari
Bingkisan
Objek PPh sebagai Objek PPh
(a) (b) (c) (d) (e) = (c) – (d)
Februari -
(Tahun Baru Imlek) Rp500.000,00 Rp500.000,00 Rp500.000,00
Maret Rp1.000.000,00 Rp1.000.000,00 -
Juni Rp4.000.000,00 Rp5.000.000,00 Rp3.000.000,00 Rp2.000.000,00
Agustus Rp2.000.000,00 Rp7.000.000,00 Rp2.000.000,00
NATURA DAN/ATAU KENIKMATAN DENGAN JENIS 19

DAN/ATAU BATASAN TERTENTU


Contoh Batasan Nilai Penghasilan Pegawai yang berhak pengecualian fasilitas kendaraan
Tuan JD merupakan manajer eksekutif yang telah bekerja selama 4 (empat) tahun di PT JQ. Tuan JD tidak memiliki penyertaan modal
pada PT JQ. Mulai Januari 2025, Tuan JD menerima fasilitas kendaraan berupa mobil sedan. Diketahui bahwa data penghasilan bruto
Tuan JD dari PT JQ dalam bentuk uang, natura, dan fasilitas termasuk fasilitas kendaraan serta penghasilan bruto rata-rata Tuan JD
dari PTJQdalam 12 (dua belas) bulan terakhir sebagai berikut:
Penghasilan Bruto dari PT JQ
Rata-rata
Penghasilan Bruto Bulan Penghasilan yang perhitungkan dalam
Nilai Penghasilan Nilai Fasilitas menghitung Rata-rata Penghasilan Bruto 12
Bulan 12 (dua belas)
Selain Fasilitas Kendaraan (dua belas) Bulan Terakhir
Penghasilan Bulan Terakhir
Kendaraan (dalam (dalam
rupiah) rupiah) (dalam rupiah)
Januari 2025 80.000.000 20.000.000 95.000.000 Februari 2024 - Januari 2025
Februari 2025 90.000.000 22.000.000 105.000.000 Maret 2024 - Februari 2025
Maret 2025 100.000.000 21.000.000 110.000.000 April 2024 - Maret 2025
maka dapat diketahui hubungan kenikmatan berupa fasilitas kendaraan beserta status fasilitas kendaraan tersebut sebagai objek
Pajak Penghasilan adalah sebagai berikut:
Bulan Nilai Fasilitas Status Objek Pajak Penghasilan Keterangan
Penghasilan Kendaraan
Rata-rata penghasilan bruto 12 (dua belas)
Januari 2025 Rp20.000.000 Dikecualikan dari objek PPh
bulan terakhir ≤ Rp100 juta/bulan
Februari 2025 Rp22.000.000 Objek PPh Rata-rata penghasilan bruto 12 (dua belas)
Maret 2025 Rp21.000.000 Objek PPh bulan terakhir > Rp100 juta/bulan
ww19
w.pajak.go.i
d
20
Daerah Tertentu
NATURA DAN/ATAU KENIKMATAN YANG
DISEDIAKAN DI
Sarana, prasarana, dan/atau fasilitas yang
diselenggarakan oleh:
a. pemberi kerja secaramandiri; dan/atau
meliputi sarana, prasarana, dan/atau fasilitas b. pihak lain yang bekerja sama dengan pemberi kerja
dan pemberi kerja menanggung biaya
di lokasi kerja untuk Pegawai dan
penyelenggaraan sarana, prasarana, dan/atau
keluarganya berupa: fasilitas dimaksud.
a. tempat tinggal, termasuk perumahan;
b. pelayanan kesehatan;
Sarana, prasarana, dan/atau fasilitas berupa pelayanan
c. pendidikan;
kesehatan dan/atau pendidikan yang diselenggarakan
d. peribadatan; pihak lain termasuk sarana, prasarana, dan/atau
e. pengangkutan; dan/atau fasilitas berupa yang terletak di wilayah kabupaten
f. olahraga tidak termasuk golf, balap atau kota lokasi usaha dan/atau wilayah kabupaten
perahu bermotor, pacuan kuda, atau kota yang berbatasan langsung dengan wilayah
terbang layang, atau olahraga kabupaten ataukota lokasi usaha
otomotif,
sepanjang lokasi usaha pemberi kerja Sarana, prasarana, dan fasilitas pengangkutan meliputi
mendapatkan penetapan daerah tertentu dari pengangkutan untuk Pegawai dan keluarga dalam
Direktur Jenderal Pajak.
melaksanakanpenugasan.

www.pajak.go.id
NATURA DAN/ATAU KENIKMATAN YANG 21
DISEDIAKAN DI Daerah Tertentu
Kriteria Daerah Tertentu
Definisi Daerah Tertentu (UU HPP)
daerah yang secara ekonomis mempunyai potensi yang layak dikembangkan tetapi keadaan prasarana ekonomi pada umumnya kurang
memadai dan sulit dijangkau oleh transportasi umum, baik melalui darat, laut, maupun udara, sehingga untuk mengubah potensi ekonomi
yang tersedia menjadi kekuatan ekonomi yang nyata, penanam modal menanggung risiko yang cukup tinggi dan masa pengembalian yang
relatif panjang, termasuk daerah perairan laut yang mempunyai kedalaman lebih dari 50 (lima puluh) meter yang dasar lautnya memiliki
cadangan mineral, termasuk daerah terpencil

Berdasarkan ketidaktersediaan & Kondisi prasarana disebut tersedia atau tidak layak (Lamp. PMK)
ketidaklayakan 6 jenis dari 11 jenis
prasarana ekonomi sebagai berikut: Jenis Prasarana Ekonomi dan Tersedia Tidak Layak
No. jika terletak pada
Transportasi Umum Jika Kondisi
1. Listrik;
1 Listrik ada listrik PLN di lokasi usaha PLN padam rata2 40 jam/minggu
2. Air bersih;
2 Air bersih ada pasokan PDAM di lokasi usaha PDAM padam rata2 40 jam/minggu
3. Perumahan yang disewa pegawai;
3 Perumahan yang dapat disewa radius ≤5 km dari lokasi usaha Jumlah rumah dapat disewa tidak sebanding dengan
4. RS/Poliklinik; pegawai jumlah pegawai + keluarga
5. Sekolah; 4 Rumah sakit dan/atau poliklinik radius ≤5 km dari lokasi usaha RS/Poliklinik tidak melayani program JKN
6. Olahraga/hiburan; 5 Sekolah Ada SD, SMP dan SMA terletak radius Tidak ada SD, SMP, dan SMA Negeri
7. Tempat Peribadatan; ≤5 km dari lokasi usaha
8. Pasar; dan 6 Tempat olahraga dan/atau hiburan radius ≤5 km dari lokasi usaha < 3 tempat permanen untuk olahraga/hiburan
9. Jalan umum/jembatan; 7 Tempat peribadatan radius ≤5 km dari lokasi usaha Tidak ada tempat ibadat umum
10. Pelabuhan laut/sungai atau 8 Pasar radius ≤5 km dari lokasi usaha <3 lokasi & pasar dikelola swadaya masyarakat
pelabuhan udara; 9 Jalan umum dan/atau jembatan radius ≤5 km dari lokasi usaha Jalan umum : tidak beraspal/ beraspal tapi berlubang
& berbahaya
11. Transportasi angkutan Jembatan : non permanen
darat/laut/udara, 10 Pelabuhan laut, sungai atau bandara radius ≤50 km dari lokasi usaha Tidak terdaftar di K/L terkait
Tidak termasuk yang telah dibangun 11 Transportasi umum darat, laut, atau terdapat trayek transportasi umum trayek transportasi hanya melalui lokasi usaha/dapat
pemberi kerja. udara melalui lokasi usaha diakses oleh Pegawai <4 kali/per bulan
22
NATURA DAN/ATAU KENIKMATAN YANG Daerah Tertentu
DISEDIAKAN DI
Masa Berlaku SK Persetujuan Penetapan Daerah Tertentu
SK Daerah Tertentu • Pemeriksaan;
Berlaku 5 tahun SK habis • Perpanjangan;
Pemberi Kerja dengan perpanjangan • Penghentian
5 tahun
Pertambangan jabatan s.d izin perpanjangan,
Minerba tambang habis secara Jabatan

• Sisa izin ≤ 5 tahun,


diberikan sekaligus
• Permohonan • Sisa izin >5tahun,
• Penelitian Kelengkapan diberikan izin per 5 tahun
• Pemeriksaan

Pemberi Kerja SK Daerah Tertentu SK habis Perpanjangan dengan


Non Berlaku 5 Tahun 5 tahun Permohonan
Pertambangan
Minerba

www.pajak.go.id
NATURA DAN/ATAU KENIKMATAN YANG 23
DISEDIAKAN DI Daerah Tertentu
4 bulan • SK Persetujuan/
Tata Cara Penetapan Daerah Tertentu Pemeriksaan Jabatan • SK Penolakan
5
• SK Perpanjangan/ (Pemberi kerja minerba) tahun
• Pemberitahuan Penghentian
Perpanjangan
Pemeriksaan
Permohonan
• SK Persetujuan Perpanjangan/ Perpanjangan 4
• SK Penolakan Perpanjangan (Pemberi kerja non-minerba) bulan

Kanal Penyampaian: Pemeriksaan


Pemberi a. Langsung ke KPP Penelitian Y
Lengkap (Kanwil WP
b. Pos ke KPP Administrasi
Kerja ? Pusat atau
c. Elektronik (jika (Kanwil)
Kanwil Lokasi)
• Permohonan telah tersedia)
• NIB
• Peta Lokasi T
• Pernyataan ketersediaan
Prasarana
• SK Persetujuan (khusus
perpanjangan WP non
• Surat Permintaan Kelengkapan Dokumen
minerba)
• Ditertibkan maks. 15 hari kerja sejak diterima permohonan
• Wajib dipenuhi 10 hari kerja sejak diterima
• Permohonan tidak dipertimbangkan, jika lewat waktu

www.pajak.go.id
TATA CARA PENILAIAN DAN
PENGHITUNGAN
NATURA/KENIKMATAN
Tata Cara Penilaian dan Penghitungan Penghasilan
25

Dasar Penilaian Dalam hal natura merupakan barang yang dari semula ditujukan
untuk diperjualbelikanolehpemberi dalam bentuk:
a. tanah dan/atau bangunan, dinilai berdasarkan nilai pasar;
atau
b. selain tanah dan/atau bangunan, dinilai berdasarkan harga
pokok penjualan.
Natura dan/atau kenikmatan dinilai
berdasarkan:
a. nilai pasaruntuk natura; dan/atau Penilaian atas kenikmatan dengan masa pemanfaatan lebih dari
b. jumlah biaya yang dikeluarkan atau 1 (satu) bulan yang diberikan sehubungan dengan pekerjaan
seharusnya dikeluarkan pemberi untuk dilakukan setiap bulan selama masa pemanfaatan kenikmatan.
kenikmatan

Dalam hal kenikmatan diberikan kepada lebih dari 1 (satu)


penerima atas suatu fasilitas maka dasar penilaian dialokasikan
secara proporsional berdasarkan pencatatan pemanfaatan
kenikmatan.

www.pajak.go.id
26
TATA CARA PENILAIAN DAN PENGHITUNGAN
PENGHASILAN
Saat Pemotongan PPh
Pemberi imbalan dalam bentuk natura dan/atau kenikmatan wajib melakukan
pemotongan PPh sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan
di bidang perpajakan Penggantian/Imbalan
sehubungan dengan pekerjaan
2 atau jasa dalam bentuk natura
dan/atau kenikmatan yang
Pemotongan PPh oleh pemberi
Penggantian/imbalan sehubungan diterima atau diperoleh sejak
imbalan dalam bentuk natura
dengan pekerjaan atau jasa dalam tanggal 1 Januari 2023 sampai
dan/ atau kenikmatan dilakukan
bentuk natura dan/atau kenikmatan dengan tanggal 30 Juni 2023
pada akhir bulan terjadinya:
yang diterima atau diperoleh pada yang belum dilakukan
a. pengalihan atau terutangnya pemotongan PPh, atas PPh yang
Masa Pajak Januari 2023 sampai
penghasilanyang bersangkutan, terutang wajib:
dengan Masa Pajak Juni 2023
sesuai peristiwa yang terjadi
dikecualikandaripemotonganPPh. a. dihitung dan dibayar sendiri
lebih dahulu untuk natura; atau
serta
b. penyerahan hak atau bagian hak
b. Dilaporkan
atas pemanfaatan suatu fasilitas
olehpenerimadalamSPTPPh
dan/atau pelayanan oleh
pemberi untuk kenikmatan.
1 www.pajak.go.id
27
TATA CARA PENILAIAN DAN PENGHITUNGAN
PENGHASILAN
Contoh Penilaian & Penghitungan secara umum
Contoh1 (hubunganjasaantar WajibPajak)
Nona JA seorang bintang iklan menandatangani kontrak dengan PT JZ, sebuah perusahaan kosmetik, untuk
mengiklankan produk kosmetiknya di sosial media. Atas jasanya tersebut, pada bulan Desember 2023 Nona JA
menerima penggantian atau imbalan dalam bentuk paket alat-alat kosmetik dari PT JZ. Harga pokok penjualan alat-
alat kosmetik diketahui sebesar Rp10.000.000,00 (sepuluh juta rupiah).
Dalam hal ini, Nona JAmenerima penghasilan dalam bentuk natura pada bulan Desember 2023 yang menjadi objek
pemotongan PPh Pasal 21 sebesar Rp10.000.000,00 (sepuluh juta rupiah).
Contoh2 (hubunganpekerjaan antara pemberikerja denganpegawai)
Pada bulan September 2023, PT JCmemberikan fasilitas apartemen kepada Nyonya JX selaku Pegawainya. Apartemen
tersebut disewa PT JCdari pihak ketiga secara bulanan. Selama bulan September 2023, biaya-biaya terkait fasilitas
apartemen tersebut yang dikeluarkan PT JCterdiri dari:
1. Biaya sewa apartemen : Rp50.000.000,00
2. Biaya pemeliharaan lingkungan : Rp15.000.000,00
3. Biaya utilitas (tagihan listrik, air, dan internet) : Rp10.000.000,00 +
4. Total biaya : Rp75.000.000,00
Fasilitas tempat tinggal dengan hak penggunaan dipegang oleh perseorangan (individual) dikecualikan dari objek PPh
sepanjang bernilai secara keseluruhan tidak lebih dari Rp2.000.000,00/Pegawai/bulan.
Fasilitas Apartemen yang menjadi objek pemotongan PPh Pasal 21 sebesar Rp73.000.000,00 dengan penghitungan
sebagai berikut: Rp75.000.000,00 – Rp2.000.000,00 = Rp73.000.000,00. www.pajak.go.id
TATA CARA PENILAIAN DAN PENGHITUNGAN 28
PENGHASILAN

Contoh Alokasi Kenikmatan Berdasarkan Catatan Pemanfaatan Kenikmatan


Direktur LA dan Direktur LB mendapat fasilitas satu buah perahu bermotor dari PT LZ sebagai sarana olahraga balap perahu
bermotor (powerboating) yang dipakai bergilir. PT LZ menggunakan jumlah hari pemakaian fasilitas sebagai dasar pencatatan
pemanfaatan fasilitas tersebut. Selama bulan September 2023, Direktur LA dicatat menggunakan perahu bermotor selama 10
(sepuluh) hari dan Direktur LB dicatat menggunakannya selama 15 (lima belas) hari. Biaya-biaya terkait penyediaan fasilitas tersebut
terdiri dari:
1. biaya penyusutan perahu bermotor sebesar Rp480 Juta /tahun;
2. biaya pemeliharaan dikeluarkan selama bulan September 2023 sebesar Rp15 Juta;
3. biaya operasional (bahan bakar, kru, dan lain-lain) dikeluarkan selama bulan September 2023 sebesar Rp10 Juta;
Untuk mengetahui nilai kenikmatan yang diterima oleh Direktur LA dan Direktur LB, maka dilakukan dalam dua tahap meliputi:
a. penentuan biaya penyediaan fasilitas perahu bermotor selama bulan September 2023; dan
b. pengalokasian biaya bulan September 2023 berdasarkan pencatatan kenikmatan berdasarkan hari pemakaian.
Langkah pertama, penentuan biaya fasilitas perahu bermotor dihitung dengan mengalokasikan biaya dengan nilai manfaat lebih dari 1
(satu) bulan untuk menjadi bagian dari biaya bulan September 2023. Berdasarkan uraian, diketahui bahwa biaya dengan nilai manfaat
lebih dari 1 (satu) bulan adalah biaya penyusutan. Biaya penyusutan untuk bulan September 2023 dialokasi sebesar
Rp40.000.000,00 (empat puluh juta rupiah) dengan penghitungan sebagai berikut: Rp480 Juta : 12 = Rp40 Juta. Sehingga biaya
penyediaan fasilitas secara keseluruhan meliputi:
1. Biaya penyusutan : Rp40 Juta
2. Biaya pemeliharaan : Rp15 Juta
3. Biaya operasional (bahan bakar, kru, dll) : Rp10 Juta +
4. Total biaya : Rp65 Juta
Langkah kedua, yaitu alokasi fasilitas berdasarkan dasar pencatatan berupa hari penggunaan sehingga objek PPh Pasal 21:
Direktur LA : 10/(10 +15) x Rp65 Juta = Rp26 juta
Direktur LB : 15/(10 +15) x Rp65 Juta = Rp39 Juta ww28
w.pajak.go.i
d
29
TATA CARA PENILAIAN DAN
PENGHITUNGAN PENGHASILAN
Contoh Saat Pemotongan PPh
Nona MC, seorang artis, memberikan jasa promosi berbayar kepada Hotel MX. Atas jasa promosi berbayar tersebut, Nona MC
mendapatkan imbalan berupa 8 (delapan) voucher yang dapat digunakan untuk menginap di hotel tersebut selama 8 (delapan)
malam.
Kontrak jasa promosi berbayar ditandatangani pada 1 Januari 2024 dan pada saat itu juga diserahkan 8 (delapan) voucher hotel
tersebut.
Atas pemberian kenikmatan dalam bentuk fasilitas menginap berupa 8 (delapan) voucher menginap yang diserahkan pada 1 Januari
2024, dilakukan pemotongan Pajak Penghasilan Pasal 21 pada akhir bulan penyerahan hak untuk memanfaatkan voucher menginap
kepada penerima, yaitu akhir bulan Januari 2024.

PT MB merupakan perusahaan yang bergerak di bidang jasa konstruksi. PT MB memberikan jasa konstruksi berupa jasa
pembangunan gudang kepada PT MY, sebuah perusahaan produsen ekskavator, yang dimulai pembangunannya pada tanggal 1
Januari 2025. Atas jasa konstruksi tersebut, di dalam kontrak disebutkan bahwa PT MY akan memberikan penggantian atau imbalan
berupa lima buah ekskavator kepada PT MB saat proses konstruksi selesai. Proses konstruksi selesai pada 6 Desember 2025 dan
PT MY menyerahkan lima buah ekskavator kepada PT MB.
Atas penghasilan berupa penggantian atau imbalan dalam bentuk natura yang diterima oleh PT MB berupa ekskavator dipotong PPh
Final Pasal 4 ayat (2) atas jasa konstruksi pada akhir bulan dilakukan pengalihan ekskavator, yaitu pada akhir bulan Desember
2025.

www.pajak.go.id
PERLAKUAN PEMBEBANAN BIAYA
NATURA/KENIKMATAN DAN NATURA/KENIKMATAN
SEBAGAI OBJEKPAJAK PENGHASILAN
Aspek Perpajakan Natura/Kenikmatan
PPh & PPN

PPh 21 PPh Pot Put PPh Badan PPN


Imbalan Imbalan Jasa Pemberi Penyerahan
Diterima oleh Diterima penggantian / BKP/JKP oleh
Orang Pribadi Badan imbalan PKP
Ketentuan Pemotongan PPh 21 Natura dan/atau Kenikmatan
PER-16/PJ/2016
Pasal 14 ayat (2) Pasal 14 ayat (3)

Untuk perhitungan PPh Pasal 21 yang harus Jumlah PPh Pasal 21 yang harus dipotong untuk
dipotong setiap Masa Pajak, kecuali Masa Pajak setiap Masa Pajak sebagaimana dimaksud pada
terakhir, tarif diterapkan atas perkiraan ayat (2) adalah:
penghasilan yang akan diperoleh selama 1 a. atas penghasilan yang bersifat teratur adalah
(satu) tahun, dengan ketentuan sebagai berikut: sebesar Pajak Penghasilan terutang atas
a. perkiraan atas penghasilan yang bersifat teratur jumlah penghasilan sebagaimana dimaksud
adalah jumlah penghasilan teratur dalam 1 pada ayat (2) huruf a dibagi 12 (dua belas);
(satu) bulan dikalikan 12 (dua belas); b. atas penghasilan yang bersifat tidak teratur
b. dalam hal terdapat tambahan penghasilan yang adalah sebesar selisih antara Pajak Penghasilan
bersifat tidak teratur maka perkiraan yang terutang atas jumlah penghasilan
penghasilan yang akan diperoleh selama 1 sebagaimana dimaksud pada ayat (2) huruf b
(satu) tahun adalah sebesar jumlah pada huruf dengan Pajak Penghasilan yang terutang atas
a ditambah dengan jumlah penghasilan yang jumlah penghasilan sebagaimana dimaksud
bersifat tidak teratur. pada ayat (2) huruf a.
Ketentuan Pemotongan PPh 26 Natura dan/atau Kenikmatan
Pasal 26 UU PPh
PPh PASAL 26
Positive list/Closed End
a. Dividen HADIAH DAN PENJUALAN HARTA,
b. Bunga PENGHARGAAN, ASURANSI BRANCH PROFIT TAX
c. Royalti DEVIDEN, BUNGA DAN PENJUALAN
DAN ROYALTI, SAHAM
d. Imbalan atas jasa, LAINNYA
pekerjaan, kegiatan
e.Hadiah & TARIF TARIF TARIF
penghargaan 20 % 20 % 20 %
f.Pensiun
g.Premi swap
h.Keuntungan DASAR PEMOTONGAN DASAR PEMOTONGAN DASAR PEMOTONGAN

pembebasan utang J U M LA H B R U T O
PERKIRAAN
PKP - PPh
PENGHASILAN
DGT NETTO
P3B Yang diterima/diperoleh Sifat Pemungutan PPh : F I N A L
Ps. 7, 14, 15 SUBJEK PAJAK LUAR NEGERI ( Kecuali SPLN berubah status menjadi SPDN )
Ketentuan Pemotongan PPh 21/23/4 ayat 2 Natura dan/atau Kenikmatan
Jasa Antar-WP
Pasal 23 ayat (1) huruf c UU PPh
Atas penghasilan …. dipotong pajak oleh pihak
yang wajib membayarkan sebesar 2% dari
JASA TEKNIK, 62 JENIS
jumlah bruto atas imbalan sehubungan JASA SELAIN KE-3
MANAJEMEN, JASA LAIN/
dengan jasa teknik, jasa manajemen, jasa KONSTRUKSI JENIS JASA
KONSULTAN TERTENTU
konstruksi, jasa konsultan, dan jasa lain selain
jasa yang telah dipotong PPh sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 21. BADAN/OP BADAN

Pasal 3 huruf c PER-16/PJ/2016


Penerima Penghasilan yang dipotong PPh 1,75%; 2,65%; 4%
2 % X Pengh. Bruto Saat Terima Tdk
Pasal 21/26 adalah orang pribadi yang 3,5%; 6 % Dipot PPh (Akhir
merupakan Bukan Pegawai yang menerima Pengh. Bruto PPh Psl 23 Tahun Objek PPh)
atau memperoleh penghasilan sehubungan PPh Psl 4 (2)
dengan pemberian jasa, meliputi pemberi jasa
dalam segala bidang termasuk teknik, ORANG PRIBADI
komputer dan sistem aplikasinya FINAL
telekomunikasi, elektronika, ,
ekonomi dan sosial serta pemberi jasafotografi,
kepada Psl 17 X 50% x Pengh. Bruto Kumultaif SEMUA=PPh Psl 21
suatu kepanitiaan
Subjek Pajak PP 55
SUBJEK PAJAK dan JANGKA W A K ľ U BUKAN SUBJEK PPh INI
PEMANÏA Aľ A N
1. WP yang memilih untuk dikenai Ketentuan Umum PPh
(WP menyampaikan Suíat Pembeíitahuan dan pada ľahun
Oíang Píibadi: Pajak beíikutnya teíus menggunakan tarif PPh Pasal 17)
Jangka waktu 7 tahun 2. WP Badan yang mempeíoleh fasilitas PPh Pasal 31A
UU PPh, PP 94 tahun 2010, Pasal 75/78 PP 40 (KEK)

3. B U T
Badan Usaha, beíbentuk: 4. CV atau firma yang:
•PT → jangka waktu 3 tahun • dibentuk oleh bebeíapa WP OP yang memiliki
•CV, Fiíma, Kopeíasi, BUMDes/Beísama & keahlian khusus; dan
PT OP → jangka waktu 4 tahun •menyerahkan jasa sejenis dengan jasa
sehubungan dengan pekeíjaan bebas

Jangka waktu dihitung, sejak:


•WP baru terdaftar terhitung sejak W P
terdaftar Tidak dikenai Pajak Penghasilan bagi Orang Pribadi
•BumDes/Bersama dan PT Pengusaha yang menghitung PPh dengan tarif final 0,5%
OP terdaftar sebelum PP berdasarkan PP-55/2022 dan memiliki peredaran bruto sampai
berlaku terhitung sejak 2022 Rp500 Juta setahun.
Ketentuan Peralihan:
Ketentuan PPN Natura/Kenikmatan
Pasal 4 & 16D UU PPN
Pasal 16D PPN Umum
PPN dikenakan atas penyerahan Harga Jual/Nilai Penggantian
aktiva oleh PKP yang menurut adalah nilai berupa uang, termasuk
tujuan semula aktiva tersebut semua biaya yang diminta atau
tidak untuk diperjualbelikan, seharusnya diminta oleh penjual
sepanjang PPN yang dibayar pada karena penyerahan BKP/JKP
saat perolehannya dapat DPP jumlah Harga Jual,
dikreditkan Penggantian, Nilai Nilai
Impor,
Ekspor, atau nilai lain
Pemakaian Sendiri Pemberian Cuma-
Pemakaian atau pemanfaatan Cuma
untuk kepentingan pengusaha
sendiri, pengurus, atau karyawan, Pemberian yang diberikan
baik produksi sendiri maupun tanpa pembayaran atau
bukan produksi sendiri. imbalan dengan nama dan dalam
DPP = HPP bentuk apapun DPP = HPP

Penyerahan BKP/JKP di dalam Daerah Pabean yang dilakukan oleh Pengusaha (penyerahan dilakukan dalam rangka kegiatan
usaha atau pekerjaannya merupakan seluruh penyerahan BKP dan/atau JKP yang diserahkan dalam aktivitas operasional
maupun non-operasional
Pembebanan
Natura &
Kenikmatan

Berkenaan dengan Pekerjaan Berkenaan dengan Jasa

berkaitan dengan hubungan berkaitan dengan transaksi


kerja antara pemberi kerja dan jasa antar – Wajib Pajak
pegawai

3M
(Mendapatkan, menagih,
memelihara)
Pembebanan

Natura & Kenikmatan

Berkenaan dengan Pekerjaan Berkenaan dengan Jasa

Ketentuan teknis pembebanan biaya:


a.Pengeluaran untuk biaya kenikmatan yang memiliki masa manfaat > 1 tahun dibebankan melalui penyusutan/amortisasi
b.Pengeluaran untuk biaya natura dan/atau kenikmatan yang memiliki masa manfaat ≤ 1 tahun dibebankan pada tahun terjadinya
pengeluaran
c.Pemberi kerja/pemberi penggantian atau imbalan melaporkan biaya natura dan/atau kenikmatan dalam SPT Tahunan PPh
d.Ketentuan sebagai pengurang penghasilan bruto berlaku sejak:
• tanggal 1 Januari 2022, bagi pemberi dengan tahun buku 2022 dimulai sebelum tanggal 1 Januari 2022
• awal tahun buku 2022, bagi pemberi dengan tahun buku 2022 dimulai tanggal 1 Januari 2022 atau setelahnya.
Daftar Nominatif

DAFTAR NOMINATIF BIAYA NATURA/KENIKMATAN

Nama Wajib Pajak :


NPWP :
Alamat :
Tahun Pajak : 2023

Data Penerima Pemotongan PPh


Bentuk dan Jenis Bukan Objek
No Objek Pajak Nomor Bukti
Nama Pegawai NPWP Tanggal Natura/Kenikmata Pajak Keterangan Jumlah PPh
(Rp) Potong
n (Rp)
1 X XXX XXX Makan Minum Buat - 2,500,000Sehubunngan --
Seluruh Pegawai Dengan
Pekerjaan
XY XY XYXYX Kupon Makan 1,500,000 2,500,000Sehubunngan 225,000diambil dari nomor
Dengan bukti potong 1721
Pekerjaan A1 tetapi kumulatif
1 tahun
Z Z 23/09/2023 Alat Kecantikan 2,800,000 -Sehubunngan 70,000Nomor Bukti
Dengan Jasa Potong sesuai 1721
VI
Fasilitas Olahraga Sehubunngan
Dengan
Pekerjaan
Kewajiban Pemotong
Wajib Mendaftarkan Diri ke KPP
Wajib menghitung, memotong, menyetorkan dan melaporkan PPh Pasal 21 dan Pasal 26 yang terutang untuk setiap bulan kalender.
PPh Pasal 21/26 yang dipotong wajib disetor ke Kantor Pos atau Bank paling lama 10 hari setelah Masa Pajak berakhir.
Pemotong Pajak wajib lapor, paling lama 20 hari setelah Masa Pajak berakhir.
Kewajiban untuk melaporkan PPh Pasal 21/26 yang dipotong tidak berlaku dalam hal jumlah PPh Pasal 21/26 yang
dipotong pada Masa Pajak yang bersangkutan nihil
Dalam hal jumlah PPh Pasal 21/26 yang dipotong pada Masa Pajak Desember nihil, kewajiban untuk melaporkan
PPh Pasal 21/26 yang dipotong tetap berlaku.
Wajib Menyimpan Catatan atau Kertas Kerja Sesuai Ketentuan

Wajib Membuat Bukti Potong dan Memberikannya Kepada Penerima Penghasilan


TIDAK PUNYA NPWP

Besarnya tarif pemungutan PPh 21 yang diterapkan terhadap Wajib Pajak


yang tidak memiliki Nomor Pokok Wajib Pajak tarif lebih tinggi 20% (dua
puluh persen) daripada tarif yang diterapkan terhadap Wajib Pajak yang
dapat menunjukkan Nomor Pokok Wajib Pajak.
PPh Pasal 22
Tarif & DASAR PENGENAAN PAJAK (DPP) PPh PASAL 22
(Berdasarkan pmk-34/PMK.010/2017 stdtd PMK-41/PMK.010/2022)
Jenis PPh Pasal 22 Tarif DPP
2,5% (dengan API)
7,5% (tanpa API)
10% (barang tertentu sesuai lampiran I PMK-41) Nilai Impor
Impor 7,5% (barang tertentu sesuai lampiran II PMK-41)
0,5%(kedelai,terigu,gandum PMK-41)
7,5%(barang impor tak dikuasai) Harga Jual Lelang
Bendahara Pemerintah
1,5%
& BUMN
Harga Beli
Industri / Eksportir atas pembl bahan 0,25%
(pertanian, perkebunan, perikanan)
- 0,25% BBM SPBU yang dibeli dari Pertamina/anak perusahaan
Pertamina
Migas (Produsen/ importir) bersifat -0,3% BBM SPBU yang dibeli selain dari Pertamina/anak perusahaan
final jika dijual ke Agen/Penyalur utk Pertamina Harga Penjualan
BBM dan BBG --0,3% BBM Non SPBU
- 0,3% BBG
- 0,3% Pelumas
- 0,25% Semen
- 0,1% Kertas
Industri Tertentu - 0,3% Baja DPP PPN
- 0,45% Otomotif
--0,3% Semua jenis obat
Tarif & DASAR PENGENAAN PAJAK (DPP) PPh PASAL 22
(Berdasarkan pmk-34/PMK.010/2017 stdtd PMK-110/PMK.010/2018)
Jenis PPh Pasal 22 Tarif DPP
Penjualan Kendaraan Bermotor oleh ATPM, APM, 0,45%
DPP PPN
Importir Umum
Industri atau badan usaha yang melakukan
pembelian
1,5% DPP PPN
komoditas tambang batubara, mineral logam, dan
mineral bukan logam
Penjualan emas perhiasan dan emas Batangan
0,25%* Harga Penjualan
oleh Pabrikan dan pedagang emas
Penjualan atas Barang tergolong sangat mewah
(selain rumah, apartemen, kondominium, dan 5% DPP PPN
sejenisnya)
Penjualan atas Barang tergolong sangat mewah
(berupa rumah, apartemen, kondominium, dan 1% DPP PPN
sejenisnya)
Penjualan pulsa dan kartu perdana (penyelenggara
distribusi TK II) 0,5% Nilai yang ditagih atau harga jual
Dikecualikan dari pemungutan PPh ps 22 atas emas perhiasan: apabila dijual kepada konsumen akhir, WP yang dikenai PPh Final, dan WP yang ada SKB PPh ps 22
Dikecualikan dari pemungutan PPh ps 22 atas emas Batangan: apabila dijual kepada konsumen akhir, WP yang dikenai PPh Final, dan WP yang ada SKB PPh ps 22,
Bank Indonesia, dijual dipasar fisik emas digital
Pemungutan PPh Pasal 22 atas
Pembelian Barang Sangat Mewah pesawat terbang pribadi dan helikopter pribadi (tariff 5%)
PMK NO 92 TH 2019
kapal pesiar, yacht, dan sejenisnya (tariff 5%)

rumah beserta tanahnya, dengan harga jual atau harga pengalihannya lebih dari Rp30.000.000.000,00
(tiga puluh miliar rupiah) atau luas bangunan lebih dari 400m (empat ratus meter persegi) tariff 1%

apartemen, kondominium, dan sejenisnya, dengan harga jual atau pengalihannya lebih dari Rp30.000.000.000,00 (tiga
puluh miliar rupiah) atau luas bangunan lebih dari 150m (seratus lima puluh meter persegi) tariff 1%

kendaraan bermotor roda empat pengangkutan orang kurang dari 10 orang berupa sedan, jeep, sport
utility vehicle (suv), multi purpose vehicle (mpv), minibus, dan sejenisnya, dengan harga jual lebih dari
Rp2.000.000.000,00 (dua miliar rupiah) atau dengan kapasitas silinder lebih dari 3.000cc (tariff 5%)

kendaraan bermotor roda dua dan roda tiga, dengan harga jual lebih dari Rp300.000.000,00 (tiga
ratus juta rupiah) atau dengan kapasitas silinder lebih dari 250cc (tariff 5%)
Saat Terutang PPh Pasal 22
(1) Pajak Penghasilan Pasal 22 atas impor barang, terutang dan dilunasi bersamaan dengan saat pembayaran Bea
Masuk.
(2) Dalam hal pembayaran Bea Masuk ditunda atau dibebaskan, maka Pajak Penghasilan Pasal 22 terutang dan
dilunasi pada saat penyelesaian dokumen Pemberitahuan Impor Barang (PIB).

(3) Pajak Penghasilan Pasal 22 atas pembelian barang oleh pemungut pajak Bendahara Pemerintah/Kuasa
Anggaran/Badan Usaha Tertentu (BUMN, BUMN direkstrukturisasi. Badan usaha tertentu yang dimiliki secara
langsung oleh BUMN) terutang dan dipungut pada saat pembayaran.

(4) Pajak Penghasilan Pasal 22 atas penjualan hasil produksi industri semen, industri kertas, industri baja, dan
industri otomotif terutang dan dipungut pada saat penjualan.

(5) Pajak Penghasilan Pasal 22 atas penjualan hasil bahan bakar minyak, gas dan pelumas terutang dan dipungut
pada saat penerbitan Surat Perintah Pengeluaran Barang (delivery order).

(6) Pajak Penghasilan Pasal 22 badan usaha industri atau eksportir yang melakukan pembelian bahan-bahan berupa
hasil kehutanan, perkebunan, pertanian, peternakan, dan perikanan yang belum melalui proses industri
manufaktur, untuk keperluan industrinya atau ekspornyadan pembelian batubara, mineral logam, dan mineral
bukan logam terutang dan dipungut pada saat pembelian.;
TIDAK PUNYA NPWP

Besarnya tarif pemungutan PPh 22 yang diterapkan terhadap Wajib Pajak


yang tidak memiliki Nomor Pokok Wajib Pajak lebih tinggi 100% (seratus
persen) daripada tarif yang diterapkan terhadap Wajib Pajak yang dapat
menunjukkan Nomor Pokok Wajib Pajak.
PPH PASAL 23
SUBJEK
PEMOTONG
❖ Badan Pemerintah
❖ Subjek Pajak Badan Dalam Negeri
❖ Penyelenggaraan kegiatan
❖ Bentuk usaha tetap (BUT)
❖ Perwakilan perusahaan luar negeri lainnya
❖ Orang Pribadi sebagai Wajib Pajak dalam negeri yang ditunjuk
oleh Dirjen Pajak (khusus untuk transaksi sewa), yaitu (KEP-
50/PJ./1994):
o Akuntan, arsitek, dokter, notaris, PPAT (Kecuali camat),
pengacara, konsultan, yang melakukan pekerjaan bebas
o Orang Pribadi yang menyelenggarakan pembukuan yang ditunjuk
KPP sebagai pemotong
OBJEK DAN TARIF PPH PASAL 23

Bunga

Royalti Hadiah

15%
x Bruto
PERATURAN DIREKTUR JENDERAL PAJAK NOMOR PER - 1/PJ/2023

Penghasilan royalti yang diterima atau diperoleh wajib pajak


orang pribadi yang menerapkan penghitungan pajak penghasilan
menggunakan norma penghitungan penghasilan neto (contohnya
Penulis, Pencipta Lagu)

15% x 40% x Nilai Royalti


OBJEK DAN TARIF
PPH PASAL 23
Jasa Jasa
Manajemen Konsultan

Jasa
Jasa Konstruksi
Tehnik

2%
Sewa
Harta selain
Jasa
tanah
dan/bangunan Lainnya

Selain yang dikenakan X Bruto


PPh Ps4(2)
PMK-141/2015
Jenis Jasa Lain Selain Yang Telah Dipotong Pph
Pasal 21 Sesuai Per 141/PMK.03/2015
▪ Jasa penilai (appraisal);
▪ Jasa aktuaris;
▪ Jasa akuntansi, pembukuan, dan atestasi laporan keuangan;
▪ Jasa hukum;
▪ Jasa arsitektur;
▪ Jasa perencana kota dan arsitektur landscape;
▪ Jasa perancang (design);
▪ Jasa pengeboran (drilling) di bidang penambangan minyak dan gas bumi (migas), kecuali yang dilakukan
oleh bentuk usaha tetap (BUT);
▪ Jasa penunjang di bidang penambangan migas;
▪ Jasa penambangan dan jasa penunjang di bidang penambangan selain migas;
▪ Jasa penunjang di bidang penerbangan dan bandar udara;
▪ Jasa penebangan hutan;
▪ Jasa pengolahan limbah;
▪ Jasa penyedia tenaga kerja (outsourcing services)
▪ Jasa perantara dan/atau keagenan;
▪ Jasa di bidang perdagangan surat-surat berharga , kecuali yang dilakukan oleh KSEI dan Kliring Penjaminan
Efek Indonesia (KPEI);
Jenis Jasa Lain Selain Yang Telah Dipotong Pph
Pasal 21 Sesuai Per 141/PMK.03/2015
• Kustodian/penyimpanan/penitipan, kecuali yang dilakukan oleh KSEI;
• Pengisian suara (dubbing) dan/atau sulih suara;
• Mixing film;
• Pembuatan sarana promosi film, iklan, poster, foto, slide, klise, banner, pamphlet, baliho
dan folder;
• Jasa sehubungan dengan software atau hardware atau sistem komputer, termasuk perawatan,
pemeliharaan dan perbaikan.
• Pembuatan dan/atau pengelolaan website;
• Internet termasuk sambungannya;
• Penyimpanan, pengolahan dan/atau penyaluran data, informasi, dan/atau program;
• Instalasi/pemasangan mesin, peralatan, listrik, telepon, air, gas, AC dan/atau TV Kabel, selain
yang dilakukan oleh Wajib Pajak yang ruang lingkupnya di bidang konstruksi dan
mempunyai izin dan/atau sertifikasi sebagai pengusaha konstruksi;
• Perawatan/perbaikan/pemeliharaan mesin, peralatan, listrik, telepon, air, gas, AC dan/atau TV
kabel, bangunan, selain yang dilakukan oleh Wajib Pajak yang ruang lingkupnya di bidang
konstruksi dan mempunyai izin dan/atau sertifikasi sebagai pengusaha konstruksi;
Jenis Jasa Lain Selain Yang Telah Dipotong Pph
Pasal 21 Sesuai Per 141/PMK.03/2015
• Perawatan kendaraan dan/atau alat transportasi darat.
• Maklon;
• Penyelidikan dan keamanan;
• Penyelenggara kegiatan atau event organizer;
• Penyediaan tempat dan/atau waktu dalam media massa, media luar ruang atau media lain untuk
penyampaian informasi, dan/atau jasa periklanan;
• Pembasmian hama;
• Kebersihan atau cleaning service;
• Sedot septic tank;
• Pemeliharaan kolam;
• Katering atau tata boga;
• Freight forwarding;
• Logistik;
• Pengurusan dokumen;
• Pengepakan;
• Loading dan unloading;
• Laboratorium dan/atau pengujian kecuali yang dilakukan oleh lembaga atau institusi pendidikan
dalam rangka penelitian akademis;
• Pengelolaan parkir;
Jenis Jasa Lain Selain Yang Telah Dipotong Pph Pasal 21
Sesuai Per 141/PMK.03/2015
• Penyondiran tanah;
• Penyiapan dan/atau pengolahan lahan;
• Pembibitan dan/atau penanaman bibit;
• Pemeliharaan tanaman;
• Permanenan;
• Pengolahan hasil pertanian, perkebunan, perikanan, peternakan dan/atau perhutanan;
• Dekorasi;
• Pencetakan/penerbitan;
• Penerjemahan;
• Pengangkutan/ekspedisi kecuali yang telah diatur dalam Pasal 15 Undang-Undang Pajak
Penghasilan;
• Pelayanan pelabuhan;
• Pengangkutan melalui jalur pipa;
• Pengelolaan penitipan anak;
• Pelatihan dan/atau kursus;
• Pengiriman dan pengisian uang ke ATM;
Jenis Jasa Lain Selain Yang Telah Dipotong Pph
Pasal 21 Sesuai Per 141/PMK.03/2015
• Sertifikasi;
• Survey;
• Tester;
• Jasa selain jasa-jasa tersebut di atas yang pembayarannya dibebankan pada APBN (Anggaran
Pendapatan dan Belanja Negara) atau APBD (Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah).
TARIF 2% X JUMLAH BRUTO IMBALAN JASA DI LUAR PPN
JUMLAH BRUTO, TIDAK TERMASUK:

❑ Pembayaran gaji, upah, honorarium, tunjangan dan pembayaran lain sebagai imbalan
sehubungan dengan pekerjaan yang dibayarkan oleh Wajib Pajak penyedia tenaga
kerja kepada tenaga kerja yang melakukan pekerjaan, berdasarkan kontrak dengan
pengguna jasa;
❑ Pembayaran atas pengadaan/pembelian barang atau material;
❑ Pembayaran kepada pihak kedua (sebagai perantara) untuk selanjutnya dibayarkan
kepada pihak ketiga;
❑ Pembayaran penggantian biaya (reimbursement) yaitu Penggantian pembayaran
sebesar jumlah yang nyata-nyata telah dibayarkan oleh pihak kedua kepada pihak
ketiga.

HARUS DAPAT DIBUKTIKAN


Pembuktian…..
Pembayaran sebagaimana tersebut di atas harus
dapat dibuktikan dengan :
• kontrak kerja dan daftar pembayaran gaji, upah, honorarium,
tunjangan dan pembayaran lain sebagai imbalan sehubungan
dengan pekerjaan JASA OUTSOURCING
• faktur pembelian barang atau material;
• faktur tagihan dari pihak ketiga disertai dengan perjanjian
tertulis;
• faktur tagihan atau bukti pembayaran yang telah dibayarkan
oleh pihak kedua kepada pihak ketiga
TAMBAHAN
 Ketentuan mengenai Jumlah Bruto sebagai DPP PPh Pasal 23 tidak berlaku atas:
a. Penghasilan yang dibayarkan sehubungan dengan jasa katering atau tata boga
b. Penghasilan sehubungan dengan jasa yang telah dikenakan PPh Final
Pengecualian Pemotongan PPh Pasal 23

❖ Penghasilan yang dibayar atau terutang kepada bank;


❖ Sewa yang dibayarkan atau terutang sehubungan dengan sewa guna usaha dengan hak opsi
❖ Bagian laba yang diterima oleh anggota CV/Firma/persekutuan yang modalnya tidak terbagi atas
saham
❖ Penghasilan yang dibayar atau terutang kepada badan usaha atas jasa keuangan yang berfungsi
sebagai penyalur pinjaman dan/atau pembiayaan yang diatur dengan Peraturan Menteri Keuangan,
termasuk PT Permodalan Nasional Madani.
❖ Sisa hasil usaha koperasi yang dibayarkan oleh koperasi kepada anggotanya.
❖ Dividen (UU No.7 Tahun 2021 tentang Harmonisasi Peraturan Perpajakan)
Hal-hal yang terkait PPh pasal 23
▪ Penyetoran pajak dilakukan ke Kantor Pos dan Giro atau Bank Persepsi,
paling lambat pada hari ke-10 bulan berikutnya setelah saat terutangnya
pajak.
▪ Pelaporan SPT Masa PPh Pasal 23 selambat-lambatnya dilakukan pada
tanggal 20 bulan berikutnya setelah saat terhutangnya pajak. Jika tanggal
20 jatuh pada hari libur nasional, maka pelaporan dapat dilakukan pada
hari sesudahnya.
▪ Bila penerima imbalan sehubungan dengan jasa tidak memiliki NPWP,
maka tarif pemotongan lebih tinggi 100%
PPH PASAL 4 AYAT 2
Sifat Sifat
PPh Final

Biaya yg terkait dengan usaha


Tidak digabungkan dengan
memperoleh, menagih, memelihara
Penghasilan yg dikenakan pajak
penghasilan tersebut tidak dapat
dgn tarif umum.
dikurangkan dalam menghitung
penghasilan neto

Pemenuhan kewajiban pajaknya


PPh-nya tidak dapat Tarifnya: tarif tersendiri kecuali
melalui pemotongan/ pemungutan
dikreditkan dgn PPh pesangon, Uang Tebusan Pensiun
pajak oleh pihak lain dan ada juga
terutang atas Penghasilan dan THT/JHT yg diterima
yg dibayar sendiri.
Kena Pajak.. sekaligus tarifnya progresif.
Bunga Deposito / Bunga Tabungan / Sertifikat SBI

Bunga Obligasi dan SUN

Bunga Simpanan yang dibayarkan Koperasi Kepada


Anggota Koperasi Orang Pribadi

Hadiah Undian

Transaksi Saham
Objek Pajak PPh
Pasal 4 Ayat (2) Pengalihan Harta berupa Tanah dan/ atau Bangunan

Jasa Konstruksi

Persewaan Tanah dan/ atau Bangunan

Dividen yang Diterima atau Diperoleh WP Orang Pribadi

Penghasilan dari Usaha yang diterima atau diperoleh


WP yang memiliki peredaran Bruto tidak melebihi 4,8
Miliar dalam 1 tahun
Tarif Pajak Final (Pasal 4 ayat 2)
Jenis Penghasilan Dasar Hukum Tarif
Bunga Tabungan, Deposito, PP 123 Tahun 2015 20% dari jumlah bruto penghasilan
SBI bunga/diskonto
Penjualan saham bursa PP 41 Tahun 1994 stdtd PP 0,1% dari nilai transaksi
14 Tahun 1997 0,5% dari nilai saham saat penawaran
perdana
Bunga dan Diskonto Obligasi PP 91 Tahun 2021 10% bagi WPDN

Diskonto SPN PP 27 Tahun 2008 20% dari diskonto


Pengalihan hak atas tanah PP 34 Tahun 2016 2,5% dari jumlah bruto.
dan bangunan 1% ((Rumah Susun & Rumah Susun
Sederhana)
0% (kepada Pemerintah, BUMN)
Sewa Tanah dan Bangunan PP 5 Tahun 2002 10% dari jumlah bruto
PP 34 Tahun 2017 (mulai 10% dari jumlah bruto
berlaku 1 Januari 2018) Termasuk penghasilan BOT
Tarif Pajak Final (Pasal 4 ayat 2)

Wp dengan peredaran bruto tidak melebihi PP 55 Tahun 2022 0,5% x omset/bulan


4,8 M dalam setahun
Batas Waktu Penyetoran & Pelaporan

Penghasilan Batas Waktu Penyetoran Batas Waktu Pelaporan


Omzet penjualan (peredaran bruto)
usaha Tanggal 15 bulan berikutnya setelah masa Jika sudah validasi NTPN, WP tidak
pajak berakhir perlu lapor lagi.
Deviden yang dterima oleh WP OP

Bunga, deposito/tabungan, diskonto Tanggal 10 bulan berikutnya setelah masa 20 hari setelah masa pajak berakhir
SBI, bunga/diskonto pajak berakhir
Transaksi penjualan saham Tanggal 20 bulan berikutnya setelah bulan Tanggal 25 bulan berikutnya setelah
terjadinya transaksi penjualan saham bulan terjadinya transaksi penjualan
saham
Hadiah undian Tanggal 10 bulan berikutnya setelah bulan 20 hari setelah masa pajak berakhir
saat terutangnya pajak
Persewaan tanah dan/atau Tanggal 10 (bagi Pemotong Pajak) atau 20 hari setelah masa pajak
bangunan tanggal 15 (bagi WP pengusaha persewaan) berakhir
dari bulan berikutnya setelah masa pajak
berakhir.

Jasa konstruksi Tanggal 10 (bagi Pemotong Pajak) dan 20 hari setelah masa pajak
tanggal berakhir
15 (bagi WP jasa konstruksi) bulan
berikutnya setelah masa pajak berakhir

Real Estate
OVERVIEW
PPH Pasal 4 ayat 2 merupakan pajak final dan tidak
bisa dikreditkan

Tarif pengenaan pajak disesuaikan dengan jenis


transaksi yang dilakukan

Pada saat Wajib Pajak tidak memiliki NPWP, maka


tariff pajak tetap sama

Anda mungkin juga menyukai