Anda di halaman 1dari 15

Tax Planning untuk

withholding System PPh


Pasal 21 /26

KELOMPOK 9 :

1. Khoirun Nisa' (12030119130142)


2. Nur Etika Rokhmah (12030119120050)
3. Nurul Aulia Rohmah (12030119130116)
PPh Pasal 21 adalah pajak atas penghasilan berupa
gaji, upah, honorarium, tunjangan, dan pembayaran lain
dengan nama dan dalam bentuk apapun sehubungan
dengan pekerjaan atau jabatan, jasa dan kegiatan yang
dilakukan oleh orang pribadi subjek pajak dalam
negeri

PPh Pasal 21 PPh Pasal 26


Subjek Pajak Dalam Negeri Subjek Pajak Luar Negeri
(SPDN) (SPLN) selain Bentuk Usaha
Tetap.
Pemotong PPh Pasal 21/26
Pemberi kerja
Orang pribadi dan badan.
OP yang melakukan kegiatan
Cabang, perwakilan, atau unit
usaha/pekerjaan bebas serta badan

yang membayar honorarium yang


dilakukan OP:
Bendahara atau pemegang
kas pemerintah

Penyelenggara kegiatan
Dana Pensiun

Subjek dan Objek PPh Pasal

21/26
Subjek pemotongan
Pegawai
Penerima uang pensiun atau uang manfaat pensiun, tunjangan hari tua, atau jaminan hari

tua, termasuk ahli warisnya


Bukan pegawai yang menerima atau memperoleh penghasilan sehubungan dengan

pemberian jasa
Anggota dewan komisaris atau dewan pengawas yang tidak merangkap sebagai pegawai

tetap pada perusahaan yang sama


Mantan pegawai
Peserta kegiatan yang menerima atau memperoleh penghasilan sehubungan dengan

keikutsertaannya dalam suatu kegiatan


Subjek dan Objek PPh Pasal

21/26
Objek yang dipotong
Penghasilan yang diterima atau diperoleh pegawai tetap
Penghasilan yang diterima atau diperoleh penerima pensiun secara teratur berupa uang

pensiun dan penghasilan sejenisnya


Penghasilan berupa uang pesangon, uang manfaat pensiun, tunjangan hari tua, atau

jaminan hari tua


Penghasilan pegawai tidak tetap atau tenaga kerja lepas
Imbalan kepada bukan pegawai
Imbalan kepada peserta kegiatan
Penghasilan berupa honorarium atau imbalan yang bersifat tidak teratur
Penghasilan berupa jasa produksi, tantiem, gratifikasi, bonus atau imbalan lain yang

bersifat tidak teratur


Subjek dan Objek PPh Pasal

21/26
Non-objek
Pembayaran manfaat atau santunan asuransi dari perusahaan asuransi kesehatan,

kecelakaan, jiwa, dwiguna, dan asuransi beasiswa


Penerimaan dalam bentuk natura atau kenikmatan
Iuran pensiun yang dibayarkan kepada dana pensiun
Zakat yang diterima oleh orang pribadi yang berhak
Beasiswa
Kenikmatan berupa pajak yang ditanggung pemberi kerja
Tata Cara Perhitungan PPh
Pasal 21/26
Dasar Pengenaan Pajak (DPP)
Pegawai Tetap Pegawai Tidak Tetap
Peng. Kena Pajak = Pengh. Bruto - Biaya Pengh. Kena Pajak = Pengh. Bruto – PTKP
Jabatan - PTKP

Penerimaan Pensiun Bukan Pegawai


Berkala Pengh. Kena pajak = Pengh. Bruto – PTKP
yang dihitung bulanan
Pengh. Kena Pajak = Pengh. Bruto - Biaya
Pensiun - PTKP
Tata Cara Perhitungan PPh
Pasal 21/26
Dasar Pengenaan Pajak (DPP)

Pegawai tidak tetap yang


menerima upah harian,
Jumlah penghsilan bruto
mingguan, dsb.
yang berlaku bagi penerima
Pengh. Kena Pajak = Pengh. hasil lainnya.
Bruto - Batasan Pasal 21
ayat (4)
Tata Cara Perhitungan PPh
Pasal 21/26
Pengurangan yang Diperbolehkan
Biaya Jabatan Iuran Terkait Gaji
Sebesar 5% dari penghasilan bruto, dan Iuran yang dibayar oleh pegawai dana
setinggi-tingginya Rp 6.000.000 setahun pensiun yang pendiriannya telah disahkan
atau Rp 500.000. oleh Menteri Keuangan atau badan
penyelenggara tunjangan hari tua .

Biaya Pensiun P
Sebesar 5% dari penghasilan bruto, dan T
setigginya-tingginya Rp 2.400.000 K
setahun atau Rp 200.000.
P
Tata Cara Perhitungan PPh
Pasal 21/26
Tarif Pajak
Rekonsiliasi PPh
Pasal 21/26
Taxability-deductibility

Bagi karyawan merupakan Bagi karyawan merupakan


taxable income maka di non taxable income maka di
perusahaan menjadi perusahaan menjadi non
deductible expense. deductible expense.
Taxable Deductible

PPh Pasal 21/26


Prinsip Taxability merupakan prinsip yang lazim diterapkan
dalam perencanaan pajak, pada umumnya dilakukan
dengan mengubah atau mengkonversikan penghasilan yang
merupakan objek pajak.
Taxability Deductibility merupakan prinsip yang
menjelaskan tentang pos-pos yang dapat dan tidak dapat
diakui sebagai biaya (pengurangan hasil bruto).
Strategi
Perencanaan PPh
Pasal 21/26
Penyusunan perencanaan pajak sesuai dengan kondisi
perusahaan dimulai dengan strategi efisiensi beban
pajak (penghematan pajak). Dalam penghematan pajak
ini, upaya yang dilakukan harus bersifat legal (tax
avoidance) agar terhindar dari sanksi pajak di kemudian
hari.
Metode Perhitungan PPh
Pasal 21

Net Method Gross Method Gross-Up Method


Perusahaan menanggung PPh Karyawan menanggung sendiri Perusahaan memberikan
pasal 21 karyawan. jumlah pajak penghasilannya. tunjangan pajak PPh pasal 21
yang diformulasikan jumlahnya
sama besar dengan jumlah
pajak PPh pasal 21 yang akan
dipotong.
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai