Anda di halaman 1dari 8

RESUME PAJAK PENGHASILAN 21

Oleh Kelompok 8

1. I Made Arya Setiawan ( 07/2202612010652 )


2. I Putu Bagus Saka Pratama ( 10/2202612010655 )

Tahun Ajaran 2022/2023

Fakulatas Ekonomi Dan Bisnis

Universitas Mahasaraswati Denpasar


A. Pengertian Pajak Penghasilan Pasal 21
PPh 21 atau Pajak Penghasilan 21 adalah sebuah pajak yang
dikenakan terhadap pendapatan yang diterima oleh wajib pajak orang
pribadi. PPh 21 dikenakan terhadap berbagai jenis pendapatan, seperti
pendapatan karyawan, pendapatan usaha, pendapatan bunga deposito, dan
lain-lain. PPh 21 ini juga dikenakan terhadap pendapatan yang diperoleh
dari luar negeri, asalkan pendapatan tersebut dapat dikategorikan sebagai
pendapatan yang dapat dikenakan pajak di Indonesia.

B. Objek Pajak Penghasilan Pasal 21


PPh 21 pada umumnya berkaitan dengan pajak yang dipotong pada
sistem penggajian suatu perusahaan. Namun PPh 21 sebenarnya juga
digunakan untuk berbagai jenis penghasilan lainnya, contohnya:
 Penghasilan bagi Pegawai Tetap, baik berupa penghasilan yang bersifat
teratur maupun tidak teratur
 Penghasilan bagi Penerima Pensiun secara teratur, dapat berupa uang
pensiun atau penghasilan serupa
 Penghasilan bagi korban pemutusan hubungan kerja (PHK) atau pensiun
yang diterima secara sekaligus, dapat berupa uang pesangon,
tunjangan/jaminan hari tua, uang manfaat pensiun, serta pembayaran lain
sejenisnya
 Penghasilan bagi Pegawai Tidak Tetap atau Tenaga Kerja Lepas, dapat
berupa upah satuan, upah borongan upah harian, upah mingguan, atau
upah bulanan
 Penghasilan bagi Bukan Pegawai, dapat berupa honorarium, upah, komisi
dan imbahan serupa
 Imbalan kepada peserta kegiatan, dapat berupa uang saku, uang rapat,
honorarium, hadiah, uang representasi, atau penghargaan sejenis dengan
nama dan dalam bentuk lainnya.
C. Faktor Yang Mempengaruhi Perhitungan PPh 21
1. Penghasilan Tidak Kena Pajak (PTKP)
PTKP adalah singkatan dari Penghasilan Tidak Kena Pajak. PTKP
merupakan batas minimum penghasilan yang tidak dikenakan pajak
penghasilan bagi warga negara Indonesia. PTKP ini ditetapkan
berdasarkan Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2008 tentang Pajak
Penghasilan. Jika pendapatan seseorang melebihi PTKP, maka pendapatan
tersebut akan dikenakan pajak penghasilan. Namun, jika pendapatan
seseorang tidak melebihi PTKP, maka pendapatan tersebut tidak
dikenakan pajak penghasilan.
PTKP merupakan penghasilan wajib pajak yang dikecualikan atau
tidak dikenai PPh 21. Fungsi PTKP dalam perhitungan pajak karyawan
tetap adalah sebagai pengurang yang dapat memperkecil penghasilan
sebelum dikenakan tarif pajak. Status PTKP setiap wajib pajak bisa
berbeda, karena ditentukan oleh perkawinan dan jumlah tanggungan.

2. Tarif PPh 21
Tarif pajak penghasilan 21 dikenakan tarif progresif yang besaran
tarifnya mengikuti besaran penghasilan. Tarif pajak penghasilan 2022
mengikuti tarif dari UU Harmonisasi Perpajakan. Sebelumnya, sampai
tahun 2021, tarif 5% berlaku untuk batas penghasilan sampai dengan
Rp50.000.000. Kini batas tersebut dinaikkan sampai penghasilan
Rp60.000.000.
Berdasarkan perubahan tersebut tarif PPh 21 UU HPP terdapat 5 lapisan
dimana sebelumnya pada UU PPh hanya terdapat 4 lapisan. Pemerintah
menambahkan lapisan ke-5 dengan tarif 35% dengan Penghasilan Kena Pajak
dalam setahun diatas 5 Milyar Rupiah. Kemudian, pada lapisan pertama atau ke-
1 pemerintah memperbesar Penghasilan Kena Pajak dalam setahun dari Rp 0
sampai dengan Rp 50 Juta menjadi dari 0 sampai dengan Rp 60 Juta.

Adapun landasan hukum atas PPh 21 yang dibahas di depan mengacu


pada beragam peraturan yang mengatur ketentuan-ketentuan pemotongan PPh
21, sebagai berikut:

a. Undang-Undang Nomor 7 tahun 1983 hingga Undang-Undang Nomor 36 tahun


2008 tentang Pajak Penghasilan.
b. Peraturan Menteri Keuangan No.252/PMK.03/2008 tentang Petunjuk Pelaksanaan
Pemotongan Pajak atas Penghasilan Sehubungan dengan Pekerjaan, Jasa, dan
Kegiatan Orang Pribadi.
c. Peraturan Pemerintah No. 68/2009 tentang Tarif Pajak Penghasilan Pasal 21 atas
Penghasilan berupa Uang Pesangon, Uang Manfaat Pensiun, Tunjangan Hari Tua,
dan Jaminan Hari Tua yang Dibayarkan Sekaligus.
d. Peraturan Menteri Keuangan No.16/PMK.03/2010 tentang Tata Cara Pemotongan
Pajak Penghasilan Pasal 21 atas Penghasilan Berupa Uang Pesangon, Uang
Manfaat Pensiun, Tunjangan Hari Tua, dan Jaminan Hari Tua yang Dibayarkan
Sekaligus.
e. Peraturan Dirjen Pajak No. PER-16/PJ/2016 tentang Pedoman Teknis Tata Cara
Pemotongan, Penyetoran, dan Pelaporan Pajak Penghasilan Pasal 21 dan/atau
Pajak Penghasilan Pasal 26 sehubungan dengan Pekerjaan, Jasa, dan Kegiatan
Orang Pribadi.
f. Peraturan Menteri Keuangan No.101/PMK.010/2016 tentang Penyesuaian
Besarnya Penghasilan Tidak Kena Pajak.
g. Peraturan Menteri Keuangan No. 102/PMK.010/2016 tentang Penetapan Bagian
Penghasilan Sehubungan dengan Pekerjaan dari Pegawai Harian dan Mingguan
serta Pegawai Tidak Tetap lainnya yang Tidak Dikenakan Pemotongan
Menimbang Pajak Penghasilan.
h. Undang-Undang Nomor 7 Tahun 2021 tentang tentang Harmonisasi Peraturan
Perpajakan.

3. Nomor Pokok Wajib Pajak (NPWP)


NPWP sangat memengaruhi perhitungan PPh 21. Karyawan yang
tidak memiliki NPWP dikenakan tarif pajak 120% dari tarif yang berlaku,
yang artinya mereka membayar 20% lebih besar dibandingkan karyawan
yang memiliki NPWP.Selain itu pekerja asing (WNA) yang memiliki
NPWP diperlakukan sebagai subjek pajak dalam negeri dan dikenakan
PPh 21, sedangkan ekspatriat yang tidak memiliki NPWP dan bekerja
kurang dari 183 hari dikenakan perhitungan PPh 26.

D. Metode Perhitungan Gaji Karyawan


Walaupun perhitungan PPh 21 telah diatur oleh DJP, namun pada
praktiknya, setiap perusahaan memiliki metode perhitungan PPh 21 sendiri
yang disesuaikan dengan tunjangan pajak atau gaji bersih yang diterima
karyawannya.
Ada 3 metode perhitungan PPh 21 yang paling umum, yaitu:

1. Metode Gross (Gaji Kotor Tanpa Tunjangan Pajak)


Metode gross diterapkan bagi pegawai atau penerima penghasilan
yang menanggung PPh 21 terutangnya sendiri. Ini berarti gaji pegawai
tersebut belum dipotong PPh 21.
2. Metode Gross-Up (Gaji Bersih dengan Tunjangan Pajak)
Metode gross-up diterapkan bagi karyawan atau penerima
penghasilan yang diberikan tunjangan pajak (gajinya dinaikkan terlebih
dahulu) sebesar pajak yang dipotong.
3. Metode Net (Gaji Bersih dengan Pajak Ditanggung Perusahaan)
Metode net diterapkan bagi karyawan atau penerima penghasilan
yang mendapatkan gaji bersih dengan pajak yang ditanggung perusahaan.

Contoh perhitungan PPh 21:


DAFTAR PUSTAKA

https://www.hipajak.id/artikel-pengertian-dan-tarif-pph-21

https://www.sobatpajak.com/article/5fd87e593db9e02f1b42b36e/Pajak
%20Penghasilan%20Pasal%2021%3A%20Pengertian%2C%20Objek%2C
%20Tarif%20dan%20Landasan%20Hukum

Anda mungkin juga menyukai