Anda di halaman 1dari 20

Tax Planning atas

PPh Pasal 21
TM 3:
Irsan Lubis
MANAJEMEN PERPAJAKAN

Tax Planning atas PPh Pasal 21

 Memahami Objek dan Bukan Objek PPh Pasal 21


 Metode PPh Pasal 21: Net method, Gross method dan Gross up method
 Ketentuan Iuran/Tunjangan BPJS
 Pemberian kepada Karyawan dalam Bentuk Benefit In Cash atau Benefit
In Kind
 Mengelola Pemberian Uang Tip/Perizinan/Jamuan yang Dicatat dalam
Beban Entertainment
 Pasal 21 atas Penghasilan yang Sebagian atau Seluruhnya Diperoleh
Dalam Mata Uang Asing
 Ekualisasi Beban Karyawan dengan DPP Objek PPh Pasal 21

1
Objek Pajak Penghasilan

Objek pajak adalah Penghasilan sehubungan dengan pekerjaan, jasa, atau


kegiatan dengan nama dan dalam bentuk apa pun yang diterima atau
diperoleh oleh Wajib Pajak.
(Pasal 4 UU PPh)
Penghasilan diterima  Cash basis
Penghasilan diperoleh  Accrual basis

Penghasilan yang Terkait dengan PPh Pasal 21

1. Benefit in Cash (BIC)


Di dalam Pasal 4 ayat 1a UU PPh diatur bahwa penggantian atau imbalan
berkenaan dengan pekerjaan atau jasa yang diterima atau diperoleh termasuk gaji,
upah, tunjangan, honorarium, komisi, bonus, gratifikasi, uang pensiun, atau imbalan
dalam bentuk lainnya merupakan objek PPh, kecuali ditentukan lain dalam UU PPh.
2. Benefit in Kind (BIK)  Natura = Objek PPh 21 (UU No 7/2021 HPP)
Di dalam Pasal 4 ayat 3d UU PPh disebutkan bahwa penggantian atau imbalan
sehubungan dengan pekerjaan atau jasa yang diterima atau diperoleh dalam bentuk
natura dan/atau kenikmatan dari Wajib Pajak atau Pemerintah bukanlah objek PPh,
kecuali yang diberikan oleh a) Bukan Wajib Pajak, b) Wajib Pajak yang dikenakan
pajak secara final, atau c) Wajib Pajak yang menggunakan norma penghitungan khusus
(deemed profit).

2
Berdasarkan penjelasan Pasal 4 ayat (3) huruf d UU PPh, penggantian atau imbalan
dalam bentuk natura atau kenikmatan sehubungan dengan pekerjaan atau jasa
merupakan tambahan kemampuan ekonomis yang diterima bukan dalam bentuk uang.
Contoh imbalan dalam bentuk natura (berbentuk barang atau fisik), di antaranya
beras, gula, dan sebagainya.
Contoh imbalan dalam bentuk kenikmatan (berbentuk fasilitas), di antaranya seperti
penggunaan mobil, rumah, dan fasilitas pengobatan.
Menurut SE - 03/PJ.23/1984, pengertian Kenikmatan dalam bentuk natura adalah
setiap balas jasa yang diterima atau diperoleh pegawai, karyawan, atau karyawati
dan atau keluarganya tidak dalam bentuk uang dari pemberi kerja.
 Natura = Objek PPh 21 (UU No 7/2021 HPP)

Jenis Penghasilan
Pemberi Penghasilan
Benefit in cash (BIC) Benefit in kind (BIK)
1) Pemerintah Objek Pajak Bukan Objek Pajak
2) Bukan Wajib Pajak Objek Pajak Objek Pajak
3) Wajib Pajak yang dikenakan PPh final Objek Pajak Objek Pajak
4) Wajib Pajak yang dikenakan Pajak
Penghasilan berdasarkan norma Objek Pajak Objek Pajak
penghitungan khusus (deemed profit)
5) Wajib Pajak Lainnya (selain di atas) Objek Pajak Objek Pajak
 Natura = Objek PPh 21 (UU No 7/2021 HPP)

3
Bukan Wajib Pajak  Kantor perwakilan negara asing dan organisasi internasional
yang digolongkan sebagai Bukan Subjek Pajak
Wajib Pajak yang Perusahaan yang bergerak di dalam persewaan
dikenakan PPh final  tanah/bangunan dan perusahaan konstruksi

Wajib Pajak yang  Perusahaan charter pesawat (475/KMK.04/1996)


dikenakan Pajak  Perusahaan pelayaran dalam negeri (416/KMK.04/1996)
Penghasilan berdasarkan  Wajib Pajak Luar Negeri (WPLN) yang bergerak di bidang
norma penghitungan khusus pelayaran/penerbangan dalam jalur internasional
(deemed profit)  (416/KMK.04/1996 & 417/KMK.04/1996) dan
 WPLN yang mempunyai Kantor Perwakilan Dagang di
Indonesia (634/KMK.04/1994)

Penghasilan Objek Pajak PPh Pasal 21

1. Penghasilan yang diterima atau diperoleh Pegawai Tetap, baik yang bersifat Teratur
maupun tidak Teratur.
2. Penghasilan yang diterima atau diperoleh penerima pensiun secara teratur berupa
uang pensiun atau penghasilan sejenisnya.
3. Penghasilan berupa uang pesangon, uang manfaat pensiun, THT, atau JHT yang
dibayarkan sekaligus, yang pembayarannya melewati jangka waktu 2 tahun sejak
pegawai berhenti bekerja.
4. Penghasilan Pegawai tidak Tetap atau Tenaga Kerja Lepas, berupa upah harian, upah
mingguan, upah satuan, upah borongan atau upah yang dibayarkan secara bulanan.
5. Imbalan kepada Bukan Pegawai, antara lain berupa honorarium, komisi, fee, dan
imbalan sejenisnya dengan nama dan dalam bentuk apapun

4
6. Imbalan kepada peserta kegiatan, antara lain berupa uang saku, uang representasi,
uang rapat, honorarium, hadiah atau penghargaan dengan nama dan dalam bentuk
apapun
7. Penghasilan berupa honorarium atau imbalan yang bersifat tidak teratur yang
diterima atau diperoleh anggota dewan komisaris atau dewan pengawas yang tidak
merangkap sebagai Pegawai Tetap pada perusahaan yang sama.
8. Penghasilan berupa jasa produksi, tantiem, gratifikasi, bonus atau imbalan lain yang
bersifat tidak teratur yang diterima atau diperoleh mantan pegawai.
9. Penghasilan berupa penarikan dana pensiun oleh peserta program pensiun yang masih
berstatus sebagai pegawai, dari dana pensiun yang pendiriannya telah disahkan oleh
MenKeu.

Penghasilan Bukan Objek Pajak PPh Pasal 21

1. Pembayaran manfaat atau santunan asuransi dari perusahaan asuransi sehubungan


dengan asuransi kesehatan, asuransi kecelakaan, asuransi jiwa, asuransi dwiguna, dan
asuransi bea siswa
2. Penerimaan dalam bentuk natura dan kenikmatan, termasuk Pajak Penghasilan yang
ditanggung oleh pemberi kerja, yang diberikan oleh:
• Wajib Pajak atau pemerintah, Natura = Objek PPh 21 (UU No 7/2021 HPP)
• Wajib Pajak yang tidak dikenakan Pajak Penghasilan yang bersifat final dan
• Wajib Pajak yang tidak dikenakan Pajak Penghasilan berdasarkan norma
penghitungan khusus (deemed profit);
3. Iuran pensiun yang dibayarkan kepada dana pensiun yang pendiriannya telah
disahkan oleh Menteri Keuangan
4. Iuran Jaminan Hari Tua kepada badan penyelenggara Jamsostek yang dibayar oleh
pemberi kerja.

5
5. Zakat yang diterima oleh orang pribadi yang berhak dari badan atau lembaga amil
zakat yang dibentuk atau disahkan oleh Pemerintah;
6. Sumbangan keagamaan yang sifatnya wajib bagi pemeluk agama yang diakui di
Indonesia yang diterima oleh orang pribadi yang berhak dari lembaga keagamaan
yang dibentuk atau disahkan oleh Pemerintah;
7. Beasiswa sebagaimana dimaksud dalam Pasal 4 (3) UU PPh dan PMK No.
154/PMK.03/2009, yaitu:
a. Beasiswa diterima atau diperoleh Warga Negara Indonesia dari Wajib Pajak
pemberi beasiswa dalam rangka mengikuti pendidikan formal dan/atau pendidikan
nonformal yang dilaksanakan di dalam negeri dan/atau di luar negeri pada
tingkat pendidikan dasar, pendidikan menengah, dan pendidikan tinggi.
b. Si penerima beasiswa tersebut tidak mempunyai hubungan istimewa dengan :
Pemilik; Komisaris; Direksi; atau Pengurus, dari Wajib Pajak pemberi beasiswa.

c. Komponen beasiswa terdiri dari


• biaya pendidikan yang dibayarkan ke sekolah (tuition fee),
• biaya ujian,
• biaya penelitian yang berkaitan dengan bidang studi yang diambil,
• biaya untuk pembelian buku, dan/atau
• biaya hidup yang wajar sesuai dengan daerah lokasi tempat belajar.

6
Ketentuan Iuran/Tunjangan BPJS

Perbedaan antara Perhitungan Gaji untuk PPh 21 &


Perhitungan Gaji untuk Take Home Pay (Gaji diterima)

Perhitungan Gaji untuk Dasar Perhitungan Gaji untuk Take Home Pay
Perrhitungan PPh 21: (Gaji diterima):
• Gaji Pokok • Gaji Pokok
• Tunjangan-tunjangan (yg diperkenankan • Tunjangan-tunjangan (yg diberikan
Pajak sebagai Penambah Penghasilan) Perusahaan)
- Tunjangan2 diberikan perusahaan • Potongan-potongan (yg benar-benar
- Bonus, THR dll menjadi Pengurang Penghasilan)
- Tunjangan Premi JKK, JKM, - Iuran JHT/THT/Pensiun yg
Kesehatan ditanggung/dibayar karyawan
• Potongan-potongan (yg diperkenankan - PPh 21
Pajak sebagai Pengurang Penghasilan) - Pinjaman karyawan
- Iuran JHT/THT/Pensiun yg
ditanggung/dibayar karyawan

7
Metode Pemotongan PPh Pasal 21

Dalam Tax Payroll Method, terdapat 3 jenis metode pemotongan PPh Pasal 21, yaitu :
1. NET METHOD, merupakan metode pemotongan pajak dimana pajak ditanggung
perusahaan.
2. GROSS METHOD, merupakan metode pemotongan pajak dimana pajak ditanggung
pegawai.
3. GROSS-UP METHOD, merupakan metode pemotongan pajak dimana pegawai
diberikan tunjangan pajak yang jumlahnya sama besar dengan jumlah pajak yang
dipotong dari pegawai.

Net Method

Metode pemotongan pajak dimana PPh Pasal 21 ditanggung oleh perusahaan.

Perusahaan menanggung PPh Pasal 21 dalam bentuk Benefit in Kind (BIK). Dengan
metode ini, penghasilan yang diterima karyawan dapat diterima secara utuh tanpa
adanya pengurangan PPh Pasal 21.

8
PPh Pasal 21 ditanggung oleh perusahaan

Gross Method

Metode pemotongan pajak dimana PPh Pasal 21 ditanggung oleh pegawai

Pegawai menanggung beban pajaknya sendiri. Dengan metode ini penghasilan yang
diterima pegawai akan berkurang sebesar PPh Pasal 21 yang dipotong oleh
perusahaan.

Sebagian besar contoh penghitungan PPh Pasal 21 dalam lampiran PER-16/PJ/2016


adalah penghitungan PPh Pasal 21 dengan metode Gross.

9
PPh Pasal 21 ditanggung oleh pegawai

Gross-up Method

Metode pemotongan pajak dimana PPh Pasal 21 ditanggung oleh perusahaan


dengan cara memberikan tunjangan pajak yang besarnya sama seperti pajak
yang dipotong.
Pemberian tunjangan pajak sifatnya sama dengan tunjangan lainnya. Penghasilan
pegawai akan bertambah dengan diberikannya tunjangan pajak. Penambahan
tunjgangan ini diikuti dengan pengurangan sebesar nilai yang sama dalam bentuk
potongan PPh Pasal 21 atas penghasilan pegawai.
Tidak ada penjelasan dan contoh penghitungan PPh Pasal 21 dengan metode Gross-
up dalam lampiran PER-16/PJ/2016. Mengingat metode ini pada dasarnya hanya
berkaitan dengan logika penghitungan yang tidak melanggar peraturan pajak.

10
PPh Pasal 21 ditanggung oleh perusahaan dengan cara memberikan tunjangan pajak

 Ilustrasi 3 Metode

11
Metode 1 (Net) dan 3 (Gross up)  Pajak menjadi beban perusahaan,
sehingga perusahaan perlu mempertimbangkan aspek PPh Badan

Metode 1. Net Metode 3. Gross Up


Uraian PPh Ditanggung Perusahaan Tunjangan PPh
LK Komersial LK Fiskal LK Komersial LK Fiskal
Laba sebelum gaji & tunjangan 500.000.000 500.000.000 500.000.000 500.000.000
Biaya operasi:
Beban gaji 140.000.000 140.000.000 140.000.000 140.000.000
Beban pajak 6.145.000

Beban gaji (Tunjangan PPh) - 7.229.350 7.229.350


Jumlah 146.145.000 140.000.000 147.229.350 147.229.350
Penghasilan neto 353.855.000 360.000.000 352.770.650 352.770.650
PPh yang dibayar
PPh Badan (25%) 90.000.000 88.192.663
PPh Pasal 21 (5%) 6.145.000 7.229.350
Jumlah PPh 96.145.000 95.422.013

Dari aspek PPh Badan, metoe 3 (Gross up) hasilnya lebih rendah jumlah pajak yang
menjadi beban perusahan daripada Metode 1 (Net)

12
Pemberian kepada Karyawan dalam Bentuk Benefit In Cash
atau Benefit In Kind

Strategi efisiensi PPh Pasa1 21 dan PPh Badan yang berkaitan dengan biaya
kesejahteraan karyawan tergantung dari kondisi perusahaan.
1. Pada perusahaan yang mempunyai penghasilan bruto lebih dari Rp.50 M sehingga
tidak rnendapat fasilitas pengurangan tarif PPh dan pengenaan PPh Badannya
tidak final, hindari memberikan kesejahteraan kepada karyawan dalam bentuk
natura dan kenikmatan (Benefit in Kind). karena pemberian ini merupakan
pengeluaran yang tidak dapat dikurangkan dari penghasilan bruto (Non Deductible
Expense). Natura = Objek PPh 21 (UU No 7/2021 HPP)  Dapat dibiayakan (DE)
2. Bagi perusahaan yang masih menderita rugi, pemberian natura dan kenikmatan
(Benefit in Kind) akan menurunkan PPh Pasal 21, sementara PPh Badan tetap nihil.

Mengelola Pemberian Uang Tip/Perizinan/Jamuan yang


Dicatat dalam Biaya Entertainment

Pemberian uang tip, uang pengurusan dokumen atau izin, uang jamuan pimpinan
proyek dalam biaya entertainment atau biaya lain-lain dan tidak dapat melengkapi
dengan daftar nominatif  dikoreksi fiskal untuk menghitung PPh Badan

Agar penghematan PPh dapat dilakukan, perusahaan dapat mereklasifikasi biaya


tersebut dalam pemberian honor atau imbalan kepada pihak ketiga.
Perlakuan atas pajaknya adalah dengan melakukan gross-up sehingga penghematan
pajaknya dapat optimal.
Namun, jika perusahaan masih rugi yang berarti PPh Badannya nihil, maka
pembebanan ke biaya entertainment dapat dilakukan untuk melakukan penghematan
pajak.

13
Penghitungan PPh Pasal 21 atas Penghasilan yang Sebagian atau
Seluruhnya Diperoleh Dalam Mata Uang Asing

Contoh :
Neill Mc Leary adalah seorang pegawai tetap memperoleh gaji pada bulan Januari
2018 dalam mata uang asing sebesar US$2,000 sebulan.
Kurs yang berlaku untuk bulan Januari 2018 berdasarkan Keputusan Menteri Keuangan
adalah Rp13.766,- per US$1. Neill Mc Leary berstatus menikah dengan 1anak
Note:
Untuk perhitungan PPh Pasal 21 menggunakan Kurs berdasarkan Keputusan Menteri
Keuangan, sedangkan untuk menghitung jumlah gaji dibayar (THP) menggunakan Kurs
Spot (Spot Rate)

14
PPh Pasal 21 Seluruh atau Sebagian Ditanggung oleh Pemberi
Kerja  Net Methods

Contoh : Pajak yang ditanggung pemberi kerja termasuk kenikmatan pegawai


Adi Putro (02.010.086.3-006.000) adalah seorang pegawai dari PT. Jaya Abadi
dengan status menikah dan mempunyai 3 orang anak. Dia menerima gaji Rp.6.500.000,-
sebulan dan PPh ditanggung oleh pemberi kerja. Tiap bulan ia membayar iuran pensiun
sebesar Rp.150.000,-.
Penghitungan PPh Pasal 21 untuk bulan Januari 2020.

15
PPh Pasal 21 Terhadap Pegawai Tetap yang Menerima Tunjangan
Tetap Pajak  Allowance

Contoh : Tunjangan pajak merupakan Penghasilan pegawai yang bersangkutan dan


ditambahkan pada penghasilan yang diterimanya
Edward Simatupang (01.869.250.9-055.000) (status belum menikah dan tidak
mempunyai tanggungan) bekerja pada PT. Jaya Abadi dengan memperoleh gaji sebesar
Rp.5.500.000,- sebulan.
Kepada Edward Simatupang diberikan tunjangan pajak sebesar Rp.150.000,-. Iuran
pensiun yang dibayar Edward Simatupang adalah sebesar Rp.100.000,- sebulan.

16
PPh Pasal 21 Terhadap Pegawai Tetap yang Menerima Tunjangan
Pajak  Gross up

Contoh : Tunjangan pajak merupakan Penghasilan pegawai yang bersangkutan dan


ditambahkan pada penghasilan yang diterimanya
Silaban (01.331.831.6-091.000) (status menikah mempunyai 2 tanggungan) bekerja
pada PT. Jaya Abadi dengan memperoleh gaji sebesar Rp10.500.000,- sebulan.
Kepada Silaban diberikan tunjangan pajak dengan cara grosss up.
Iuran pensiun yang dibayar sendiri adalah sebesar Rp 300.000,- sebulan.

17
Ekualisasi Beban Karyawan dengan DPP Objek PPh Pasal 21

Prosedur ekualisasi:
1. Akun-akun yang merupakan objek PPh Pasal 21, khususnya yang terkait dengan
pegawai tetap, dikelompokkan dalam satu akun.
2. Setiap transaksi yang masih terkait dengan objek PPh Pasal 21 diberi kode khusus
pada deskripsinya
3. Pada akhir tahun, seluruh objek PPh Pasal 21 yang tersebar di akun-akun biaya
menurut buku besar dikumpulkan menjadi satu dan ditandingkan dengan penghitungan
PPh Pasal 21 Masa Desember.
4. Jika masih terdapat selisih yang disebabkan oleh penghasilan pegawai tetap, maka
teliti akun yang menampung iuran jamsostek/BPJS Ketenagakerjaan dan pastikan
bahwa Iuran Jaminan Hari Tua (JHT) tidak termasuk dalam objek Pasal 21.

Contoh Ekualisasi PPh Pasal 21

Misalkan: Komponen Biaya terkait Gaji dalam Laporan Laba Rugi:


No. Uraian Jumlah (Rp)
1 Gaji dan upah 7.978.566.206
2 Lembur non staf 644.252.755
3 Honor part-timer 37.067.959
4 THR dan bonus 1.322.590.100
5 Tunjangan PPh Pasal 21 1.547.500.000
6 Medical insurance 388.902.137
7 BPJS (JHT dan THT) 24.743.043
8 Iuran pensiun 279.619.164
9 Tunjangan lain-lain 419.237.466
10 Tunjangan transport 68.477.300
11 Komisi 9.546.888.154
Jumlah 22.257.844.284

18
Objek PPh Pasal 21 yang dilaporkan dalam SPT PPh Pasal 21:
Penghasilan bruto pegawai tetap Rp.15.000.000.000
Penghasilan bruto selain pegawai tetap Rp. 3.000.000.000
Jumlah Rp.18.000.000.000

Ekualisasi Objek PPh pasal 21 dengan Biaya di SPT Tahunan PPh Badan
Jumlah beban dalam SPT Tahunan PPh Badan 22.252.844.284
Dikurangi:
Pembayaran ke BPJS (JHT dan THT) 24.743.043
Iuran pensiun 279.619.164
Provisi atas imbalan pascakerja 1.075.000.000
Pembayaran gaji honorer di bawah PTKP 37.067.959
Objek PPh Pasal 21 yang dilaporkan di cabang:
KPP B - Cabang 1 2.118.058.956
KPP C – Cabang 2 586.258.750
Jumlah pengurangan 4.120.747.872

Objek PPh Pasal 21 Kantor Pusat menurut hasil ekualisasi 18.132.096.412


Objek PPh Pasal 21 menurut SPT PPh Pasal 21 18.000.000.000
Objek PPh 21 yang belum dipotong 132.096.412

19
End

20

Anda mungkin juga menyukai