PP PP No 68 Tahun 2009
PER PER-16/PJ./2016
Pengertian PPh Pasal 21/26
Cara pelunasan PPh dalam tahun berjalan melalui
pemotongan pajak atas penghasilan yang diterima WP
orang pribadi dalam negeri sehubungan dengan
- Pekerjaan
m atau Jabatan
- Jasa
m dan Kegiatan,
yang dilakukan Wajib Pajak Orang Pribadi
Penghasilan berupa :
Gaji, Upah, Honorarium, Tunjangan, dan
Pembayaran Lain dengan Nama/bentuk
apapun
WP DN WP LN
Dikurangi PTKP
Penghasilan Bruto
Gaji 8,000,000
Premi JKK 0.5% 40,000
Premi JKK 0.3% 24,000 8,064,000
Pengurangan 1 bulan
Biaya jabatan 5.0% 403,200
Iuran pensiun 100,000
Iuran JHT 2.0% 160,000 663,200
Penghasilan Neto 7,400,800
Penghasilan Neto Setahun 12 88,809,600
PTKP K/0 58,500,000
Penghasilan Kena Pajak 30,309,600 1 tahun
Penghasilan Kena Pajak (pembulatan 000) 30,309,000
PPh 21 Terutang 1,515,450
PPh 21 Terutang untuk 1 bulan (dibagi 12) 126,288 1 bulan
Contoh: pegawai tetap menerima bonus
60,000,000
Pengurangan setahun
Biaya jabatan 5.0% 3,000,000
Iuran Pensiun 80,000 12 960,000
3,960,000
Penghasilan Neto setahun 56,040,000
PTKP TK/0 54,000,000
Penghasilan Kena Pajak 2,040,000
Penghasilan Kena Pajak (pembulatan 000) 2,040,000
PPh 21 Terutang setahun 102,000
15,500,000
Pengurangan 1 bulan
Biaya jabatan 5.0% 500,000
Iuran pensiun 150,000
650,000
Penghasilan Neto 14,850,000
Penghasilan Neto 4 bulan 59,400,000
PTKP K/0 58,500,000
Penghasilan Kena Pajak 900,000 4 bulan
Penghasilan Kena Pajak (pembulatan 000) 900,000
PPh 21 Terutang 45,000
PPh 21 Terutang untuk 1 bulan (dibagi 4) 11,250 1 bulan
Contoh: pegawai tetap baru memiliki
kewajiban pajak subjektif
David Raisita (K/3) mulai bekerja 1 September
2016. Ia bekerja di Indonesia s.d. Agustus 2018.
Selama Tahun 2016 menerima gaji per bulan
Rp20.000.000,00. Penghitungan PPh Pasal 21
bulan September tahun 2016 dalam hal David
Raisita hanya menerima penghasilan berupa gaji
adalah:
Pegawai tetap baru bekerja dan baru
memiliki kewajiban pajak subjektif
Penghasilan Bruto
Gaji 20,000,000
20,000,000
Pengurangan 1 bulan
Biaya jabatan 5.0% 500,000
500,000
Penghasilan Neto 19,500,000
Penghasilan Neto 4 bulan 78,000,000 4 bulan
Penghasilan Neto disetahunkan (12/4) 234,000,000
PTKP K/3 72,000,000
Penghasilan Kena Pajak 162,000,000 1 tahun
Penghasilan Kena Pajak (pembulatan 000) 162,000,000
PPh 21 Terutang 19,300,000
PPh 21 Terutang untuk 4 bulan (4/12) 6,433,333 4 bulan
PPh 21 Terutang untuk 1 bulan (dibagi 4) 1,608,333 1 bulan
Pegawai Berhenti Bekerja Pada Tahun Berjalan
karena meninggal dunia
6.500.000
Pengurangan
1 bulan
Biaya jabatan 5% 325.000
Iuran pensiun 100.000
425.000
Penghasilan Neto 6.075.000
Penghasilan Neto Setahun 12 72.900.000
PTKP TK/0 54.000.000
Penghasilan Kena Pajak 18.900.000 1 tahun
Penghasilan Kena Pajak (pembulatan 000) 18.900.000
PPh 21 Terutang 945.000
PPh 21 Terutang untuk 1 bulan (dibagi 12) 78.750 1 bulan
Penghitungan kembali PPh 21 saat pegawai berhenti
bekerja karena resign
58.500.000
Pengurangan 9 bulan
Biaya jabatan 5% 2.925.000
Iuran Pensiun 100.000 9 900.000 9 bulan
3.825.000
Penghasilan Neto 9 bulan 54.675.000
PTKP TK/0 54.000.000
Penghasilan Kena Pajak 675.000
Penghasilan Kena Pajak (pembulatan 000) 675.000
PPh 21 Terutang 9 bulan 33.750
Gaji 10.000.000
10.000.000
Pengurangan 1 bulan
Biaya jabatan 5,0% 500.000
Iuran pensiun -
500.000
Penghasilan Neto 9.500.000
50.000.000
Pengurangan 5 bulan 5 bulan
Biaya jabatan 5,0% 2.500.000
2.500.000
Penghasilan Neto 5 bulan 47.500.000
sebesar Rp15.000.000,-.
Di bulan Mei, Lewis Oshea menerima bonus
sebesar Rp 50.000.000,-
Penghitungan PPh 21 atas
gaji
Penghasilan Bruto
Gaji 15.000.000
15.000.000
Pengurangan 1 bulan
Biaya jabatan 5,0% 500.000
Iuran pensiun -
500.000
Penghasilan Neto 14.500.000
Penghasilan Neto Setahun 12 174.000.000
PTKP K/3 72.000.000
Penghasilan Kena Pajak 102.000.000 1 tahun
Penghasilan Kena Pajak (pembulatan 000) 102.000.000
PPh 21 Terutang 10.300.000
PPh 21 Terutang untuk 1 bulan (dibagi 12) 858.333 1 bulan
Penghitungan kembali PPh 21 saat pegawai berhenti
bekerja dan meninggalkan Indonesia selama-lamanya
2.500.000
Penghasilan Neto 5 bulan 122.500.000
Penghasilan Bruto
Gaji $ 2.000 x Rp 13.766 27.532.000
27.532.000
Pengurangan 1 bulan
Biaya jabatan 5% 500.000
(Maksimum biaya jabatan per bulan) -
500.000
Penghasilan Neto 27.032.000
Penghasilan Neto Setahun 12 324.384.000
PTKP K/1 63.000.000
Penghasilan Kena Pajak 261.384.000 1 tahun
Penghasilan Kena Pajak (pembulatan 000) 261.384.000
PPh 21 Terutang 35.346.000
PPh 21 Terutang untuk 1 bulan (dibagi 12) 2.945.500 1 bulan
PPh Pasal 21 Seluruh atau Sebagian
Ditanggung oleh Pemberi Kerja
Penghasilan Bruto
Gaji 6.500.000
6.500.000
Pengurangan 1 bulan
Biaya jabatan 5% 325.000
Iuran pensiun 150.000
475.000
Penghasilan Neto 6.025.000
Penghasilan Neto Setahun 12 72.300.000
PTKP K/3 72.000.000
Penghasilan Kena Pajak 300.000 1 tahun
Penghasilan Kena Pajak (pembulatan 000) 300.000
PPh 21 Terutang 15.000
PPh 21 Terutang untuk 1 bulan (dibagi 12) 1.250 1 bulan
Penghitungan Pemotongan PPh Pasal 21 Terhadap
Pegawai Tetap yang Menerima Tunjangan Pajak
Penghasilan Bruto
Gaji 5.500.000
Tunjangan pajak 150.000
5.650.000
Pengurangan 1 bulan
Biaya jabatan 5% 282.500
Iuran pensiun 100.000
382.500
Penghasilan Neto 5.267.500
Penghasilan Neto Setahun 12 63.210.000
PTKP TK/0 54.000.000
Penghasilan Kena Pajak 9.210.000 1 tahun
Penghasilan Kena Pajak (pembulatan 000) 9.210.000
PPh 21 Terutang 460.500
PPh 21 Terutang untuk 1 bulan (dibagi 12) 38.375 1 bulan
PPh Pasal 21
Pegawai Tidak Tetap/Tenaga Kerja Lepas
PPh Ps 21 Setahun
Upah kumulatif > Rp4,5 jt s.d. Rp10,2 jt sebulan
Dibagi 12
Upah sehari dikurangi PTKP sehari
PPh Pasal 21 Sebulan
Tarif PPh 21 = 5%
Contoh: pegawai tidak tetap upah harian
PPh 21 sehari 5% -
(50 % x Ph Bruto)
(50 % x Ph Bruto)
-
PTKP sebulan, (50 % x Ph Bruto)
Dihitung secara
Dihitung secara
kumulatif
kumulatif
Dalam hal Dokter Yang Praktik di RS/Klinik Jumlah Penghasilan Bruto adalah
Sebesar Jasa Dokter Yang Dibayarkan Pasien melalui RS/Klinik sebelum
Dipotong Biaya-Biaya atau Bagi Hasil RS/Klinik
Contoh: bukan pegawai
jasa produksi,
honorarium atau tantiem, gratifikasi,
imbalan yang bersifat penarikan dana
bonus atau imbalan pensiun
tidak teratur lain yang bersifat
tidak teratur
PPh 21 Terutang
Tarif 5% 50.000.000 2.500.000
15% 5.000.000 750.000
25% 0 0
PPh 21 dipotong 3.250.000
Contoh: komisaris yang tidak merangkap
pegawai tetap
Aulia Rais adalah seorang komisaris di PT Media
Primatama, yang bukan sebagai pegawai tetap.
Dalam tahun 2016, yaitu bulan Desember 2016
menerima honorarium sebesar Rp 60.000.000,00.
Jawaban:
PPh 21 Terutang
Tarif 5% 50.000.000 2.500.000
15% 10.000.000 1.500.000
25% 0 0
PPh 21 dipotong 4.000.000
Contoh: penarikan dana pensiun oleh
pegawai
Nicholas Sinulingga adalah pegawai PT Abadi Sejahtera menerima
gaji Rp2.000.000,00 sebulan. PT Abadi Sejahtera mengikuti
program pensiun untuk para pegawainya. PT Abadi Sejahtera
membayar iuran dana pensiun untuk Nicholas Sinulingga sebesar
Rp 100.000,00 sebulan ke Dana Pensiun Abadi Sejahtera, yang
merupakan dana pensiun yang dibentuk bagi pengelolaan uang
pensiun pegawai PT Abadi Sejahtera yang pendiriannya telah
disahkan oleh Menteri Keuangan. Nicholas Sinulingga membayar
iuran serupa ke dana pensiun yang sama sebesar Rp50.000,00
sebulan. Pada bulan April 2016 Nicholas Sinulingga memerlukan
biaya untuk perbaikan rumahnya, maka ia mengambil iuran dana
pensiun yang telah dibayar sendiri sebesar Rp20.000.000,00. Pada
bulan Juni 2016 ia menarik lagi dana sebesar Rp 15.000.000,00.
Kemudian pada bulan Oktober 2016 untuk keperluan lainnya ia
menarik lagi dana sebesar Rp25.000.000,00.
Jawaban:
PPh Pasal 21 yang terutang adalah:
a.atas penarikan dana sebesar Rp20.000.000,00 pada bulan
April 2016 terutang PPh Pasal 21 sebesar
5% x Rp20.000.000,00 = Rp 1.000.000,00.
b.atas penarikan dana sebesar Rp15.000.000,00 pada bulan
Juni 2016 terutang PPh Pasal 21 sebesar
5% x Rp15.000.000,00 = Rp750.000,00
c.atas penarikan dana sebesar Rp25.000.000,00 pada bulan
Oktober 2016 terutang PPh Pasal 21
5% x Rp 15.000.000 = Rp 750.000,00
15% x Rp 10.000.000 = Rp 1.500.000,00
PPh Pasal 21:
Peserta Kegiatan
Tarif Pasal
17 UU
PPh
Penghasilan Bruto