Workshop online

2 6 J a n u a r i 2 0 2 2

MENGOPTIMALKAN Ms. EXCEL

DALAM MENGHITUNG PPh
PASAL 21/26

Dr. Agustina Mappadang, SE.,MM.,BKP., CT.,WPPE

Landasan hukum :
UU HPP; UU no. 36 tahun 2008; PMK 250/PMK.03/2008;
PMK 101/PMK.03/2014 & PER 16/PJ/2016 IKATAN KONSULTAN PAJAK INDONESIA
 • KONSEP PENTING DALAM PPh PASAL 21

PRINSIP UMUM PEMBEBANAN

SIAPAKAH SUBJEK DAN OBJEK
PPh PASAL 21 SERTA
PPh PASAL 21; PENGHASILAN YANG
KONDISI SEPERTI APA YANG
DIKENAKAN PAJAK DAN TIDAK
MENYIMPANG DARI PRINSIP
DIKENAKAN PAJAK
UMUM TERSEBUT

MEMAHAMI
PPh PS. 21

VARIABEL-VARIABEL
PERHITUNGAN PPh PS. 21 DAN
SISTEMATIKANYA SERTA
SIAPA YANG BERHAK MEMOTONG PPH PENERAPANNYA PADA
PASAL 21 ATAU MENJADI PEMOTONG BERBAGAI MACAM KONDISI
PPh PASAL 21/26

IKATAN KONSULTAN PAJAK INDONESIA

Kesalahan dalam penghitungan PPh ps. 21

Kondisi Objektif
KONDISI SUBJEKTIF
Mapping jumlah penghasilan
Kewajiban pajak yang melekat
dan jenis penghasilan baik
pada pribadi WP : NPWP,
penghasilan teratur dan
status PTKP, jumlah
penghasilan tidak teratur
tanggungan, masa kerja dsb
IDENTIFI
KASI
Variabel-Variabel PPh 21 Bukti Potong tidak diterbitkan
Penghasilan yang terkait dengan
penghasilan yang disetahunkan Sehingga tidak ada pemotongan
atau penghasilan setahun; pajak. Disebabkan karyawan
penentuan tariff pajak, premi-2 baru dipekerjakan pd tengah
dan biaya jabatan dsb tahun

IKATAN KONSULTAN PAJAK INDONESIA

 PPh PASAL 26
PPh pasal 26 bagi Orang Pribadi yang
berstatus sebagai Subjek Pajak Luar Negeri
PPh Pasal 26 = Penghasilan Bruto x 20%
atau Dasar pengenaan PPh pasal 26
PPh Pasal 26 = Penghasilan Bruto x Tarif Tax Treaty adalah dari jumlah penghasilan
bruto

Dikenakan tarif sebesar 20% dari

dasar pengenaan pajak dengan
memperhatikan ketentuan yang diatur
dalam Persetujuan Penghindaran
Pajak Berganda (P3B), sepanjang
negara asal expatriate mempunyai
P3B dengan Indonesia. Negara asal
sesuai dengan “certificate of
residence” expatriate

IKATAN KONSULTAN PAJAK INDONESIA

 PRINSIP UMUM PEMBEBANAN
PPh PASAL 21

Deductability – Taxability

Non Deductability – Non Taxability Deductability – Non Taxability

PMK 167/PMK.03/2018

Pengecualian
IKATAN KONSULTAN PAJAK INDONESIA
 SISTEMATIKA PENGENAAN PPH PASAL 21
TETAP

PEGAWAI BULANAN Ph BRUTO - PTKP

TIDAK TETAP
Ph BRUTO – 450 RIBU
HARIAN
Ph BRUTO(>4,5jt s.d.10,2jt) – PTKP Harian

Ph BRUTO(>10,2jt) – PTKP

PENSIUNAN SEKALIGUS PP 68 Th 2010

BERKALA Ph NETO - PTKP

50% X (Ph Bruto-PTKP bulanan)

BERKESINAMBUNGAN Kumulatif

BUKAN PEGAWAI BERKESINAMBUNGAN ex Psl 13 (1) 50% X Ph Bruto Kumulatif

TIDAK BERKESINAMBUNGAN 50 % x Ph Bruto

KOMISARIS, MANTAN PEGAWAI, Ph Bruto Kumulatif

PENARIKAN DAPEN O/ PEGAWAI
Ph Bruto
PESERTA KEGIATAN

IKATAN KONSULTAN PAJAK INDONESIA

 Metode Perhitungan PPh Ps.21
Karyawan Tetap

Metode Metode 3 Metode

Metode Nett perhitungan
Gross Gross up
Text Here

Penjelasan:
1. Metode Gross yaitu PPh 21 ditanggung pegawai
2. Metode Net yaitu PPh 21 ditanggung perusahaan
3. Metode Gross up yaitu karyawan mendapat tunjangan pajak dengan cara teknik gross up
4. Perhitungan metode net dan gross adalah sama hanya cara pencatatan yang berbeda

IKATAN KONSULTAN PAJAK INDONESIA

 PENGHITUNGAN MASA ATAU BULANAN
01
Dilaporkan dalam SPT Masa PPh pasal 21 selain Masa
Pajak Desember atau Masa Pajak dimana pegawai
tetap berhenti bekerja

Penghitungan kembali sebagai dasar pengisian

02 FORM 1721 A1 atau 1721 A2
Penghitungan kembali dilakukan pada :
a. Bulan dimana pegawai tetap berhenti bekerja atau
pensiun
b. Bulan Desember bagi pegawai tetap yang bekerja
sampai akhir tahun kalender dan bagi penerima
pensiun yang menerima uang pensiun sampai akhir
tahun kalender

PENGHITUNGAN PPH PASAL 21

PENGHASILAN TERATUR DAN TIDAK TERATUR
IKATAN KONSULTAN PAJAK INDONESIA
 STATUS PEGAWAI YANG BEKERJA
TIDAK SETAHUN PENUH
Penghasilan disetahunkan Penghasilan tidak disetahunkan
Pasal 16 (4)

 Dipindahkan ke kantor pusat atau

kantor cabang lainnya dengan
pemberi kerja yg sama
 Berhenti dan meninggalkan
Indonesia untuk selama-lamanya
 Berhenti karena meninggal dunia
 Pegawai luar negeri yang baru
berada di Indonesia/bekerja
(kewajiban pajak subjektif tidak
dimulai pada awal tahun bekerja)
 Berhenti namun tidak meninggalkan
Indonesia
 Berhenti karena pensiun
 Pindah ke pemberi kerja lain di Indonesia
 Pegawai baru mulai bekerja
 Pegawai baru pindahan dari pemberi
kerja lain

IKATAN KONSULTAN PAJAK INDONESIA

 Penghasilan Penghasilan tidak
teratur teratur

1. Dipindahkan ke ktr pusat or cabang Disetahunkan Tidak disetahunkan

2. - Berhenti namun tidak meninggalkan Indonesia Tidak disetahunkan Tidak disetahunkan

- Berhenti karena pensiun
- Pindah ke pemberi kerja lain

3. - Berhenti dan meninggalkan NKRI Disetahunkan Disetahunkan

- Meninggal dunia
- Pegawai asing yg baru berada di NKRI

4. Pegawai baru mulai bekerja Tidak disetahunkan Tidak disetahunkan

5. -Pindahan dari kantor pusat/cabang Tidak disetahunkan Tidak disetahunkan

- Pegawai baru pindahan dari pemberi kerja lain
- - Pegawai baru saja pensiun

IKATAN KONSULTAN PAJAK INDONESIA

IKATAN KONSULTAN PAJAK INDONESIA
Tarif PPh
Ps. 17 ayat (1) huruf a UU PPh
Vs
UU Harmonisasi Peraturan Perpajakan

IKATAN KONSULTAN PAJAK INDONESIA

PERBANDINGAN PERHITUNGAN TARIF
PPH PASAL 21 UU PPh VS UU HPP

Universitas Budi Luhur

IKATAN KONSULTAN PAJAK INDONESIA
Our
Services SERVICE 01 SERVICE 02

This is a sample text. Insert your

desired text here. This is a
sample text.

SERVICE 03 SERVICE 04

This is a sample text. Insert your This is a sample text. Insert your
desired text here. This is a desired text here. This is a
sample text. sample text.

Sumber: PMK 167/PMK.03/2018

Universitas Budi Luhur

 KASUS-KASUS SENGKETA PPH PSL 21
Sengketa
Iuran tunjangan Hari Tua
Akun Pemeliharaan-Overhead
Teralokasi
Fakta: merupakan alokasi biaya
tenaga kerja langsung (biaya gaji,
lembur, tunjangan-2 dimana
pembebanan awal sdh dipotong
pph 21
Biaya Laboratorium
Tenaga kerja outsorching
Fiskus
Objek Pajak 21 karena WP tidak
memberikan data pendukung:
jumlah dan identitas karyawan
tetap penerima JHT; tidak disertai
bukti pembayaran
Objek Pajak 21
Objek PPh 21 krn tidak dapat
menunjukkan bukti pencatatan di
buku besar dan komponen biaya
Objek PPh 21: tidak ada dokumen
WP
Non objek pajak: dokumen sdh
diberikan berupa kartu iuran &
daftar upah dari BPJS
Non Objek Pajak krn hasil alokasi
biaya tenaga kerja langsung (biaya
gaji, lembur, tunjangan-2) dimana
pembebanan awal sudah dipotong
pph 21
Non objek pph 21. Merupakan
biaya pemakaian bahan/material
selama proses lab dilakukan
Non objek Pajak: system
reimburse
IKATAN KONSULTAN PAJAK INDONESIA
 Penghasilan pegawai secara bulanan dan
1 tahunan dengan metode net; metode gross dan
metode gross up
Penghasilan pegawai secara teratur dan
2 tidak teratur dengan metode net; metode
gross dan metode gross up
Penghasilan untuk pegawai tertentu seperti
3
: pindah tugas; ekspatriat; meninggal
dunia; pindah ke luar negeri

4 Penghasilan pegawai yang berhenti bekerja

pada tahun berjalan

5 Penghasilan Bukan Pegawai dan Penghasilan

dari upah satuan / borongan / harian

6 Penghasilan pegawai yang mendapat fasilitas

PMK no. 44/PMK.03/2020 – PMK 88

PENGHITUNGAN
P P h PA S A L 2 1
IKATAN KONSULTAN PAJAK INDONESIA
Terima Kasih

IKATAN KONSULTAN PAJAK INDONESIA