Anda di halaman 1dari 24

PEMBUKUAN

&
PENCATATAN

MIFTAHUL JANNAH AKUBA, SE, M.S.A


Berdasarkan UU No. 28 Tahun 2007 mengenai
“Ketentuan Umum dan Tata Cara Perpajakan (KUP) Pasal
1 (29) yang menyatakan bahwa :

Diharuskannya melakukan pembukuan yang sesuai


dengan aturan perpajakan (dengan tidak menghilangkan laporan
komersial yang telah terstandar) bagi Wajib Pajak yang telah
memenuhi syarat subjektif dan objektif agar
tercapainya akuntabilitas pajak.

2
Pembukuan Menurut UU Pajak
(Pasal 28 UU KUP)

“Wajib Pajak orang pribadi yang melakukan


kegiatan usaha atau pekerjaan bebas dan
Wajib Pajak badan di Indonesia wajib
menyelenggarakan pembukuan.”
(Ps 28 ayat (1) UU KUP)
cual
penge
ian
Wajib Pajak yang dikecualikan dari kewajiban menyelenggarakan
pembukuan sebagaimana dimaksud pada ayat (1), tetapi wajib
melakukan pencatatan, adalah Wajib Pajak orang pribadi yang
melakukan kegiatan usaha atau pekerjaan bebas yang sesuai
Peredaran <
dengan ketentuan peraturan perundang-undangan perpajakan
diperbolehkan menghitung penghasilan neto dengan 4,8 M
menggunakan Norma Penghitungan Penghasilan Neto dan
Wajib Pajak orang pribadi yang tidak melakukan kegiatan usaha
atau pekerjaan bebas.
(Ps 28 ayat (2) UU KUP)
DIKECUALIKAN DARI KEWAJIBAN PEMBUKUAN
TETAPI WAJIB PENCATATAN UNTUK TAHUN 2009 - DST
Pasal 28 ayat (2) UU KUP

TIDAK WAJIB PEMBUKUAN TETAPI


WAJIB MELAKUKAN PENCATATAN

WP ORANG PRIBADI
YANG MELAKUKAN
KEGIATAN USAHA/
WP ORANG PRIBADI
PEKERJAAN BEBAS YANG TIDAK MELAKUKAN
KEGIATAN USAHA
ATAU
PEKERJAAN BEBAS
YANG DIPERBOLEHKAN MENGHITUNG
PENGHASILAN NETO DGN MENGGUNAKAN
NORMA PENGHITUNGAN
PENGHASILAN NETO  PEREDARAN
BRUTONYA DALAM 1 (SATU) TAHUN KURANG
DARI Rp 4.800.000.000,00 (Ps. 14 ayat (2) UU
PPh No.36 Th 2008)
KEGIATAN PENCATATAN
Pasal 28 ayat (12) UU KUP dan Peraturan Menkeu
(Peraturan Dirjen Pajak PER- 4/PJ/2009)

1. WP OP YANG MELAKUKAN KEGIATAN USAHA ATAU PEKERJAAN


PENCATATAN BEBAS YANG DIPERBOLEHKAN MENGHITUNG PENGHASILAN
WAJIB NETO DENGAN NORMA PENGHITUNGAN PENGHASILAN NETO
DILAKUKAN 2. WP OP YANG TIDAK MELAKUKAN KEGIATAN USAHA ATAU
PEKERJAAN BEBAS

SYARAT PENCATATAN

1. PENCATATAN HARUS DIBUAT LENGKAP DAN BENAR


2. DIDUKUNG DENGAN DOKUMEN ;
* YANG MENJADI DASAR PENGHITUNGAN PEREDARAN ATAU
PENERIMAAN BRUTO DAN ATAU PENGHASILAN BRUTO
* PENGHASILAN YANG BUKAN OBJEK PAJAK DAN ATAU
* PENGHASILAN YANG DIKENAKAN PAJAK SECARA
FINAL
3. JANGKA WAKTU PENCATATAN MELIPUTI JANGKA WAKTU 12 BULAN
MULAI TANGGAL 1 JANUARI SAMPAI DENGAN TANGGAL 31 DESEMBER
PENGERTIAN PEMBUKUAN
Pasal 1 angka 29 UU KUP

Proses Pencatatan secara teratur untuk mengumpulkan DATA dan


INFORMASI KEUANGAN

MELIPUTI
 Harta
 Kewajiban
 Modal
 Penghasilan dan Biaya
 Harga Perolehan dan Penyerahan Barang/Jasa

Dengan menyusun LAPORAN KEUANGAN


(NERACA & LABA RUGI)
Untuk periode Tahun Pajak tersebut
KEWAJIBAN PEMBUKUAN TAHUN PAJAK 2009 - DST
Pasal 28 ayat (1) UU KUP Jo. Pasal 14 ayat (1) UU PPh No. 36 Tahun 2008

WAJIB PAJAK ORANG PRIBADI YG MELAKUKAN


KEGIATAN USAHA WAJIB PAJAK
ATAU PEKERJAAN BEBAS, PEREDARAN BRUTO BADAN
DALAM SATU TAHUN >= 4,8 MILIAR

DI INDONESIA

WAJIB
MENYELENGGARAKAN
PEMBUKUAN
KEWAJIBAN PEMBUKUAN TAHUN PAJAK 2009 - DST
Pasal 28 ayat (1) UU KUP Jo. Pasal 14 ayat (1) UU PPh No. 36 Tahun 2008

KEWAJIBAN PEMBUKUAN

Pembukuan harus diselenggarakan dengan cara atau sistem yang lazim


dipakai di Indonesia, misalnya berdasarkan Standar Akuntansi
Keuangan, kecuali peraturan perundang-undang perpajakan
menentukan lain (Pasal 28 ayat 7 UU KUP No.28 Tahun 2007)
PENGERTIAN PENCATATAN
Pasal 28 ayat (9) UU KUP

PENGUMPULAN DATA SECARA TERATUR


tentang
 Peredaran atau penerimaan bruto dan
atau;
 Penghasilan bruto

SEBAGAI DASAR UNTUK


MENGHITUNG JUMLAH PAJAK TERUTANG,
(termasuk Penghasilan yg bukan objek pajak
dan atau yg dikenakan pajak yg
bersifat final)
KEWAJIBAN PENYIMPANAN BUKU/CATATAN/DOKUMEN
Pasal 28 ayat (11) UU KUP

PENYIMPANAN BUKU/CATATAN/DOKUMEN YANG MENJADI DASAR


PEMBUKUAN ATAU PENCATATAN & DOKUMEN LAIN TERMASUK
PEMBUKUAN SECARA ELEKTRONIK/PROGRAM APLIKASI ONLINE

SELAMA 10 TAHUN
DI INDONESIA

BADAN ORANG PRIBADI

Tempat Kegiatan
Tempat Kedudukan atau
Tempat Tinggal
1. Pembuatan pembukuan secara Komersial
(Akuntansi) yang sesuai dengan SAK yang
disebut dengan Laporan Keuangan.

2. Pembuatan pembukuan secara Fiskal yang sesuai


dengan aturan perpajakan.

3. Pembuatan Laporan Keuangan sesuai dengan


Standar lain yang telah ditentukan sebelumnya
(jika diperlukan).

11
Oleh karena Wajib Pajak yang telah memiliki NPWP secara tidak langsung juga terikat
dengan aturan perpajakan maka didalam melakukan pembuatan laporan keuangan
juga mengandung unsur perpajakan, diantaranya adalah:

1.Adanya transaksi perpajakan yang secara tidak langsung melekat dalam transaksi
bisnis (Akuntansi Pajak Penghasilan).

2.Adanya unsur pajak dalam siklus akuntansi sebagai konsekuensi no.1.

3.Dilakukannya proses rekonsiliasi fiskal sebagai perwujudan sinkronisasi antara


aturan perpajakan dengan standar akuntansi yang ada.

12
Akuntansi Pajak Penghasilan: PPh Ps. 21

Contoh:
Maka:
Tn. A :
PPh Ps. 2
1 (Jika Fi
Penghasilan (Bln): nal):
15 % x Rp
Rp1.675.000 2.000.00
0
= Rp300.
000
Iuran Pensiun:

Rp25.000

13
1. Pada saat pembayaran gaji:

Biaya Gaji Rp1.951.250

Iuran Pensiun Terutang Rp 25.000

PPh Ps. 21 Terutang Rp 251.250

Kas dan Bank Rp1.675.000

14
2. Pada saat Perusahaan menyetor pajak ke kas negara dan

pembayaran iuran pensiun via bank:

PPh Ps.21 Terutang Rp300.000

Iuran Pensiun Terutang Rp 25.000

Kas dan Bank

Rp325.000

15
Akuntansi Pajak Penghasilan: PPh Ps. 22 (+ PPN)
Contoh:
Maka:
UNS sebagai salah PPh Ps. 2
2 (Jika Fi
satu instansi
nal):
1, 5 % x R p
4.500.00
pemerintah 0
= R p6 7 . 5
00
melakukan
kerjasama dengan PT.
PPN:
A (Ber-NPWP) dalam
rangka pembelian 10% x Rp
4.500.00
0
komputer senilai = Rp450.
000
Rp4.500.000 (belum
termasuk PPN).

16
1. Pada saat terjadi transaksi:

Pembelian Rp4.500.000

PPN Masukan Rp 450.000

PPh Ps. 22 Rp 67.500

Kas dan Bank Rp5.017.500

17
2. Pada saat Pengkreditan Pajak

PPh Ps.22 Terutang Rp300.000

PPh Pasal 22 Rp

25.000

18
PAJAK FINAL:

Tidak dapat dikreditkan (tidak mengurangi PPh Terutang

berdasarkan penghitungan PPh. Ps. 21)

PAJAK TIDAK FINAL:

Dapat dikreditkan (mengurangi PPh Terutang berdasarkan

penghitungan PPh. Ps. 21)

19
PEMUNGUTAN:

Pengenaan Pajak menambah nilai jual/ beli (penghasilan)

sebelum pajak.

PEMOTONGAN:

Pengenaan Pajak mengurangi nilai jual/ beli (penghasilan)

sebelum pajak.

20
PPN MASUKAN:

Pengenaan Pajak berupa PPN pada saat transaksi pembelian

BKP.

PPN KELUARAN:

Pengenaan Pajak berupa PPN pada saat transaksi penjualan

BKP.

21
PPN Keluaran – PPN Masukan:

Pajak yang disetor ke Kas Negara

Apabila Pajak Masukan > Pajak Keluaran maka akan

dikompensasikan sebagai kredit pajak tahun pajak berikutnya.

22
KOREKSI FISKAL POSITIF:

Perubahan positif terhadap Laba di Laporan L/R

KOREKSI FISKAL NEGATIF:

Perubahan Negatif terhadap Laba di Laporan L/R.

23
Terima Kasih

Anda mungkin juga menyukai