Anda di halaman 1dari 120

AKUNTANSI PAJAK

1
Ruang Lingkup Akuntansi Pajak
A. Bagaimana Akuntansi mencatat Aspek Perpajakan ?
1. Laporan Keuangan (Neraca+LR),
2. Jurnal,
3. Rekonsiliasi Fiskal,
4. Akuntansi Pajak Tangguhan

B. Bagaimana Perpajakan memandang Akuntansi/Pembukuan ?


1. Penghasilan Objek Pajak
2. Penghasilan Dikecualikan dari Objek Pajak
3. Beban yang dapat dikurangkan
4. Beban yang tidak dapat dikurangkan
Rundown 3 Mei 2023
1. Kewajiban pembukuan (Pajak) + QA 18.30-19,30
2. Laporan Keuangan|Penjurnalan (Akuntansi) + QA 19.30-20.30

Rundown 4 Mei 2023


1. Rekonsiliasi Fiskal (Pajak) +QA 18.30-19.30
2. Akuntansi Pajak Tangguhan (Akuntansi) +QA 19.30-20.30

Rundown 8 Mei 2023


1. Latihan Soal Penjurnalan + QA 18.30-19,30
2. Latihan Soal Rekonsiliasi Fiskal + QA 19.30-20.30

Rundown 9 Mei 2023


3. Latihan Akuntansi Pajak Tangguhan + QA 18.30-20.30
1. PEMBUKUAN DAN
PENCACATAN

22
Subjek Pajak Orang Pribadi

WP OP yang tidak melakukan


pekerjaan bebas

WP OP yang melakukan usaha

WP OP yang melakukan
pekerjaan bebas
23
Subjek Pajak Badan

Sekumpulan ORANG dan/atau MODAL yang merupakan


kesatuan baik yang melakukan usaha maupun yang tidak
melakukan usaha yang meliputi

Perseroan Terbatas

Perseroan Komanditer

Perseroan Lainnya

BUMN/BUMD dengan nama dan dalam bentuk


apapun

Firma, Kongsi, Koperasi, Dana Pensiun, Persekutuan, Perkumpulan,


Yayasan, Ormas, Orsospol, atau Organisasi Lainnya, Lembaga, BUT, dan
bentuk badan lainnya termasuk Kontrak Investasi Kolektif 24
Pembukuan Menurut UU Pajak
UU KUP Pasal 28
UU KUP Pasal 28 (1)
WPOP yang melakukan kegiatan usaha

WPOP yang melakukan pekerjaan bebas

Wajib Pajak Badan

Wajib menyelenggarakan pembukuan

UU KUP Pasal 28 (2) WPOP yang melakukan Yang menurut UU


kegiatan usaha boleh menggunakan
Dikecualikan dari Norma Penghitungan
menyelenggarakan WPOP yang melakukan Penghasilan Neto
pembukuan pekerjaan bebas
UU PPh Psl 14:
tetapi bruto < 4,8 M

Wajib pencatatan WP OP yang tidak melakukan


pekerjaan bebas 25
Definisi Pembukuan
UU KUP Pasal 1 angka 29

Proses pencatatan Meliputi:


secara teratur • Harta
• Kewajiban
untuk • Modal
mengumpulkan DATA • Penghasilan dan Biaya
dan INFORMASI • Harga Perolehan dan
KEUANGAN Penyerahan Barang/Jasa

Dengan menyusun LAPORAN


KEUANGAN
(NERACA & LABA RUGI)

Untuk periode Tahun Pajak tersebut


26
Pembukuan
UU KUP Penjelasan Pasal 28 ayat (7)

UU KUP Penjelasan Pasal 28 ayat (7)


Pembukuan harus diselenggarakan dengan cara
atau sistem yang lazim dipakai di Indonesia,

misalnya berdasarkan Standar Akuntansi Keuangan,


kecuali peraturan perundang-undang perpajakan
menentukan lain

27
Karakteristik Pembukuan
UU KUP Pasal 28 - PMK 54/2021

28
Itikad baik dan mencerminkan keadaan sebenarnya (3)

Diselenggarakan di Indonesia, huruf latin, angka Arab, mata uang Rupiah, 28


bahasa Indonesia atau bahasa asing yang diizinkan Menteri Keuangan (4)

28
Taat asas dan dengan Stelsel Akrual atau Stelsel Kas (6)

Catatan atas: harta, kewajiban, modal, penghasilan dan 28


biaya, serta penjualan dan pembelian (7)

Berdasarkan Standar Akuntansi Keuangan, kecuali Penjelasan


28 (7)
peraturan perpajakan menentukan lain

Pembukuan dengan menggunakan bahasa asing dan mata uang selain 28


rupiah dapat diselenggarakan setelah mendapat izin Menteri Keuangan (8)

28
Wajib disimpan selama 10 tahun di Indonesia (11)
28
Pencatatan

UU KUP Pasal 28 ayat (2)

Dikecualikan dari WPOP yang melakukan Yang menurut UU


kegiatan usaha boleh menggunakan
menyelenggarakan Norma Penghitungan
pembukuan WPOP yang melakukan Penghasilan Neto
pekerjaan bebas

tetapi UU PPh Psl 14:


bruto < 4,8 M

Wajib pencatatan WP OP yang tidak melakukan


pekerjaan bebas

29
Definisi Pencatatan

UU KUP Pasal 28 ayat (9)

PENGUMPULAN DATA SECARA TERATUR

tentang

• Peredaran atau penerimaan bruto dan atau;


• Penghasilan bruto

SEBAGAI DASAR UNTUK


MENGHITUNG JUMLAH PAJAK TERUTANG,

(termasuk Penghasilan yg bukan objek pajak


dan atau yg dikenakan pajak yg bersifat final)
30
Syarat Pencatatan

1. Pencatatan harus menggambarkan antara lain :


a. Peredaran atau penerimaan bruto dan/atau
jumlah penghasilan bruto yang diterima dan/atau
diperoleh;
b. Penghasilan yang bukan objek pajak dan/atau
penghasilan yang pengenaan pajaknya bersifat
final.

2. Bagi WP yang mempunyai lebih dari satu jenis usaha


dan/atau tempat usaha, pencatatan harus
menggambarkan secara jelas untuk masing-masing
jenis usaha dan/atau tempat usaha yang
bersangkutan.

3. Selain kewajiban untuk menyelenggarakan pencatatan,


WP orang pribadi harus menyelenggarakan pencatatan
atas harta dan kewajiban.

31
Pembukuan vs Pencatatan

Pak Aldi membeli galon Adua dari distributor galon seharga 14.000. Oleh Pak
Aldi, galon tadi dijual kepada pelanggan seharga 17.000. Dalam menjalankan
usaha tokonya, terjadi beban-beban yang berkaitan dengan usaha tersebut.

Pembukuan Pencatatan

Mencatat: Mencatat:

• Pembelian (HPP) galon dan • Pembelian (HPP) galon dan


barang dagangan lainnya barang dagangan lainnya

• Penjualan galon dan • Penjualan galon dan barang


barang dagangan lainnya dagangan lainnya, saja

• Beban-beban yang • Beban-beban yang berkaitan


berkaitan dengan usaha dengan usaha

32
Kewajiban Penyimpanan
Buku/Catatan/Dokumen (UU KUP Pasal 28 ayat (11))

Penyimpanan buku/catatan/dokumen yang menjadi dasar pembukuan


atau pencatatan & dokumen lain termasuk pembukuan secara
elektronik/program aplikasi online

10 TAHUN

BADAN ORANG PRIBADI

Tempat kegiatan
Tempat kedudukan Atau
Tempat tinggal
33
Sanksi Terkait Pembukuan

Administratif (berupa Kenaikan) – UU KUP Pasal 13 ayat (3)


Tidak memenuhi kewajiban terkait pembukuan sehingga tidak dapat diketahui besarnya
pajak terutang:
atas SKPKB terbit, pokok pajak yang kurang ditambah sanksi kenaikan sebesar
50% untuk PPh dan 100% untuk PPh Potput, PPN & PPNBM dari pajak yang
tidak/kurang dibayar/dipotong/ dipungut/disetor

Pidana – UU KUP Pasal 39 ayat (1)


• Memperlihatkan pembukuan, pencatatan atau dokumen yang palsu/dipalsukan;
• Tidak menyelenggarakan pembukuan di Indonesia/tidak meminjamkan buku, catatan
atau dokumen; maka
dipidana penjara paling singkat 6 bulan dan paling lama 6 tahun
dan didenda paling sedikit 2 kali jumlah pajak tidak/kurang bayar dan paling banyak
4 kali kali jumlah pajak tidak/kurang bayar
34
2. Pengantar Akuntansi
(Pembuatan Laporan Keuangan)
ASSUMPTIONS PRINCIPLES CONSTRAINTS
1. Economic entity 1. Measurement 1. Cost
2. Going concern 2. Revenue recognition 2. Materiality
3. Monetary unit 3. Expense recognition
Third
level
4. Periodicity 4. Full disclosure
5. Accrual

QUALITATIVE
CHARACTERISTICS ELEMENTS
1. Fundamental 1. Assets
qualities 2. Liabilities Second level
2. Enhancing 3. Equity
qualities 4. Income
5. Expenses
Illustration 2-7
Framework for Financial
Reporting OBJECTIVE
Provide information
about the reporting
entity that is useful
to present and potential First level
equity investors,
lenders, and other
creditors in their
capacity as capital
Providers. LO 2 Describe efforts to construct
a conceptual framework.
Conceptual Framework
For Financial Reporting

5
Debit (Dr) dan Credit (Cr)
Normal Balance Normal Balance
DEBIT CREDIT

Liabilitas
Dr Cr

Aset
Dr Cr

Normal Balance

Ekuitas
Normal Balance Dr Cr

Beban
Dr Cr Normal Balance

Pendapatan
Dr Cr

Normal Balance

Normal Balance 6
Debit (Dr) dan Credit (Cr)

Statement of Financial Position Income Statement

Asset = Liability + Equity Revenue - Expense =

Debit

Credit

7
The Accounting Equation
Relationship among the assets, liabilities and equity of a
business:

The equation must be in balance after every transaction.


For every Debit there must be a Credit.

LO 2 Explain double-entry rules.


Siklus Akuntansi

Transactions
9. Reversing
entries 1. Journalize

8. Post-closing 2. Posting to
Trial Balance Ledger

7. Closing 3. Trial
entries Balance

6. Financial 4.
Statements Adjustments
5. Adjusted
Trial Balance 8
1. Journalizing

General Journal : a chronological record of transactions

Contoh:
1 Januari 2016 – Perusahaan membeli truk secara
tunai
senilai Rp200.000.000

GENERAL JOURNAL J1
Tanggal Nama Akun dan Penjelasan Ref Dr Cr
01 Januari 2016 Truk Rp 200.000.000
Kas Rp 200.000.000

9
2. Posting

Posting : transferring amounts from journal to ledger


GENERAL JOURNAL J1
Tanggal Nama Akun danPenjelasan Ref Dr Cr
01 Januari 2016 Truk 124 Rp 200.000.000
Kas 101 Rp 200.000.000

2
1
GENERAL LEDGER

TRUK 124 3
Tanggal Penjelasan Ref Dr Cr Balance
Saldo Awal Rp -
01 Januari 2016 J1 Rp 200.000.000 Rp 200.000.000

KAS 101
Tanggal Penjelasan Ref Dr Cr Balance
Saldo Awal Rp 500.000.000
01 Januari 2016 J1 Rp 200.000.000 Rp 300.000.000

10
3. Trial Balance

Trial Balance : PT RENTAL


TRIAL BALANCE
a list of each 31 Desember 2016
account and its Dr Cr
balance; used Kas Rp 470.000.000
to prove Piutang dagang Rp 10.000.000
equality of debit Supplies Rp 40.000.000
and credit Asuransi dibayar di muka Rp 100.000.000
balances Mobil Rp 500.000.000
Truk Rp 200.000.000
Hutang dagang Rp 10.000.000
Pendapatan diterima di muka Rp 100.000.000
Ekuitas Rp 1.040.000.000
Pendapatan jasa Rp 200.000.000
Biaya gaji Rp 20.000.000
Biaya operasional Rp 10.000.000
Rp 1.350.000.000 Rp 1.350.000.000

11
4. Adjusting Entries

Makes it possible to :

Report on the statement of financial position the


appropriate assets, liabilities, and equity at the
statement date.

Report on the income statement the proper revenues


and expenses for the period.
• Revenues are recorded in the period in which they are
earned.
• Expenses are recognized in the period in which they
are incurred.

12
4. Adjusting Entries
Tipe-tipe penyesuaian

Defferals Accruals
1. Prepaid Expenses. Expenses 3. Accrued Revenues. Revenues
paid in cash and recorded as earned but not yet received in
assets before they are used or cash or recorded.
consumed.
4. Accrued Expenses. Expenses
2. Unearned Revenues. Revenues incurred but not yet paid in cash
received in cash and recorded as or recorded.
liabilities before they are earned.

13
5. Adjusted Trial Balance

Shows the PT RENTAL


balance of all ADJUSTED TRIAL BALANCE
accounts, after 31 Desember 2016
adjusting entries, Dr Cr
Kas Rp 470.000.000
at the end of the
Piutang dagang Rp 10.000.000
accounting Supplies Rp 20.000.000
period. 1 Asuransi dibayar di muka Rp 90.000.000
Mobil Rp 500.000.000
Truk Rp 200.000.000
Akumulasi depresiasi - Truk Rp 20.000.000
Hutang dagang Rp 10.000.000
2 Pendapatan diterima di muka Rp 100.000.000
Ekuitas Rp 1.040.000.000
Retained Earning Rp -
3 Pendapatan jasa Rp 200.000.000
Biaya gaji Rp 20.000.000
Biaya supplies Rp 20.000.000
4 Biaya asuransi Rp 10.000.000
Biaya depresiasi Rp 20.000.000
Biaya operasional Rp 10.000.000
Rp1.370.000.000 Rp1.370.000.000
14
6. Preparing Financial Statements
PT RENTAL
PT RENTAL
ADJUSTED TRIALBALANCE
31 Desember 2016
INCOME STATEMENT
Dr Cr For the Year Ended 31 Desember 2016
Kas Rp 470.000.000
Piutang dagang Rp 10.000.000 Revenue
Supplies Rp 20.000.000
Pendapatan jasa Rp 200.000.000
Asuransi dibayar di muka Rp 90.000.000
Mobil Rp 500.000.000
Truk Rp 200.000.000 Beban
Akumulasi depresiasi - Truk Rp 20.000.000 Beban gaji Rp 20.000.000
Hutang dagang Rp 10.000.000
1
Beban suplies Rp 20.000.000
Pendapatan diterima di muka Rp 100.000.000
Beban asuransi Rp 10.000.000
Ekuitas Rp1.040.000.000
Retained Earning Rp - Beban depresiasi Rp 20.000.000
Pendapatan jasa Rp 200.000.000 Beban operasional Rp 10.000.000
Beban gaji Rp 20.000.000 Total beban Rp 80.000.000
Beban supplies Rp 20.000.000
Beban asuransi Rp 10.000.000
Net income Rp 120.000.000
Beban depresiasi Rp 20.000.000
Beban operasional Rp 10.000.000
Rp1.370.000.000 Rp1.370.000.000
PT RENTAL 3
INCOME STATEMENT
For the Year Ended 31 Desember 2016
2
Retained Earning (1Januari 2016) Rp -
Net Income Rp 120.000.000
Retained Earning (31 Desember 2016) Rp 120.000.000

15
6. Preparing Financial Statements
PT RENTAL
ADJUSTED TRIAL BALANCE
31 Desember 2016
Dr Cr
Kas Rp 470.000.000
Piutang dagang Rp 10.000.000
Supplies Rp 20.000.000
Asuransi dibayar di muka Rp 90.000.000
Mobil Rp 500.000.000
Truk Rp 200.000.000 PT RENTAL
Akumulasi depresiasi - Truk Rp 20.000.000 Statement of Financial Postion
Hutang dagang Rp 10.000.000 31 Desember 2016
Pendapatan diterima di muka Rp 100.000.000
Ekuitas Rp 1.040.000.000
ASSETS
Retained Earning Rp -
Pendapatan jasa Rp 200.000.000 Kas Rp 470.000.000
Beban gaji Rp 20.000.000 Piutang dagang Rp 10.000.000
Beban supplies Rp 20.000.000 Supplies Rp 20.000.000
Beban asuransi Rp 10.000.000 Asuransi dibayar di muka Rp 90.000.000
Beban depresiasi Rp 20.000.000
Mobil Rp 500.000.000
Beban operasional Rp 10.000.000
Truk Rp 200.000.000
Rp 1.370.000.000 Rp 1.370.000.000
Akumulasi depresiasi - Truk Rp 20.000.000 Rp 180.000.000
Rp 1.270.000.000

EQUITY AND LIABILITY


Hutang dagang Rp 10.000.000
Pendapatan diterima di muka Rp 100.000.000
Retained earning Rp 120.000.000
Ekuitas Rp 1.040.000.000
Rp 1.270.000.000

16
7. Closing Entries

GENERAL JOURNAL J3
Tanggal Nama Akun danPenjelasan Dr Cr
31 Desember 2016 Pendapatan jasa Rp 200.000.000
Income summary Rp 200.000.000

31 Desember 2016 Income summary Rp 80.000.000


Beban gaji Rp 20.000.000
Beban supplies Rp 20.000.000
Beban asuransi Rp 10.000.000
Beban depresiasi Rp 20.000.000
Beban operasional Rp 10.000.000

31 Desember 2016 Income summary Rp 120.000.000


Retained earning Rp 120.000.000

17
8. Post-Closing Trial Balance

PT RENTAL
POST-CLOSING TRIAL BALANCE
31 Desember 2016
Akun Dr Cr
Kas Rp 470.000.000
Piutang dagang Rp 10.000.000
Supplies Rp 20.000.000
Asuransi dibayar di muka Rp 90.000.000
Mobil Rp 500.000.000
Truk Rp 200.000.000
Akumulasi depresiasi - Truk Rp 20.000.000
Hutang dagang Rp 10.000.000
Pendapatan diterima di muka Rp 100.000.000
Retained earning Rp 120.000.000
Ekuitas Rp 1.040.000.000
Rp 1.270.000.000 Rp 1.270.000.000

18
9. Reversing Entries

After preparing the financial


statements and closing the
books, a company may reverse
some of the adjusting entries
before recording the regular
transactions of the next period.

19
9. Reversing Entries
Illustration of Reversing Entries—Accruals

20
9. Reversing Entries
Illustration of Reversing Entries—Deferrals

21
3. PENJURNALAN

35
Overview
1)PPN : SP, OP, Saat Terutang, Mekanisme
PKPM
2)PPh 21: Pemotong, SP, OP
3)PPh 23: Pemotong, SP, OP
4)PPh 4(2): Pemotong, SP, OP
5)PPh 22: Pemotong, SP, OP
Jurnal Transaksi

Jenis Pemotongan/ Bagi Pihak Yang Pemotong/ Pemungut


Pemungutan Dipotong/Dipungut atau
Yang Membayar Pajak
merupakan pelunasan wajib disetorkan ke negara
pajak dan dicatat sebagai paling lambat pada saat
FINAL beban jatuh temponya & selama
belum disetorkan harus
diakui sebagai Utang
merupakan uang muka wajib disetorkan ke negara
Pajak dan dicatat sebagai paling lambat pada saat
TIDAK FINAL asset (aktiva) jatuh temponya & selama
belum disetorkan harus
diakui sebagai Utang

36
3. REKONSILIASI FISKAL

35
Bagan Pajak Perusahaan

Dipotong
PPh 23 atas
penghasilan jasa Memotong
Badan
PPh 21 atas
gaji

Penghitungan Pajak Perusahaan


PPN atas
Penghasilan XXX PBB penyerahan
Bea Materai barang/ jasa
Beban yang dapat dikurangkan (XXX) BPHTB
Penghasilan Kena Pajak XXX Pajak Daerah

Dikalikan tarif pajak


Pajak terutang setahun fiskal XXX Lapor
Kredit pajak (XXX) KPP
•Dipotong pihak lain (PPh 22, 23)
•Pajak luar negeri (PPh 24)
•Angsuran pajak (PPh 25)
Setor
Pajak kurang/ lebih bayar (PPh 29/28) XXX Kas negara
Hakikat Rekonsiliasi

Pelaksanaan
Perbedaan timbul
pembukuan
terkait pengakuan
berdasar Penyesuaian diperlukan
pendapatan dan
kebijakan untuk menghitung
beban di laporan
akuntansi penghasilan kena pajak
laba rugi atau
perusahaan dari laba akuntansi yang
perbedaan
berbeda dari telah dilaporkan
konsep
ketentuan perusahaan
penghasilan
perpajakan.
Teknik Rekonsiliasi

Rekonsiliasi dilakukan dengan Koreksi dilakukan dengan


membuat laporan laba rugi menambahkan atau

Koreksi
fiskal dari laporan laba rugi mengurangkan nilai koreksi
Rekonsiliasi

akuntansi. dari laba sebelum pajak.


LR Akuntansi disesuaikan Teknik koreksi ini disajikan
dengan koreksinya untuk dalam catatan atas laporan
mendapatkan nilai pendapatan keuangan
/ beban menurut fiskal.
Cara ini tepat untuk tujuan
pajak

Di dunia praktik, teknik rekonsiliasi yang lebih banyak digunakan untuk tujuan
pengisian SPT, namun penyajian dalam Catatan Atas Laporan Keuangan,
menggunakan teknik koreksi positif / negatif atas laba sebelum pajak
Latar Belakang
Perbedaan

Akuntansi dan pajak ditetapkan oleh otoritas


yang berbeda dan dengan tujuan yang berbeda.
Perbedaan antara akuntansi dan pajak tidak hanya
terjadi di Indonesia namun juga terjadi di negara lain.
Macam Perbedaan

Berdasar Sifat

• Positif, bersifat meningkatkan Penghasilan Kena Pajak


(PKP)
• Negatif, bersifat mengurangi PKP.

Berdasar Jangka Waktu

• Temporer, merupakan akibat berbedanya waktu


pengakuan, namun akan berujung pada hasil akhir
serupa.
• Permanen, merupakan perbedaan yang tidak akan
terserupakan seiring waktu.
Langkah Penyesuaian Perbedaan

Ditambah Dikurangi
Ditambah
Laba penghasilan penghasilan
biaya non
akuntansi yang belum yang bukan
deductible.
diakui. objek pajak.

Dikurangi
Ditambah Dikurangi
Penghasilan biaya
biaya 3M penghasilan
Kena Pajak deductible
penghasilan dikenai PPh
(PKP) yang belum
final. final.
dibebankan.

Menghitung beban pajak kini. Mencatat pajak tangguhan.


Pencatatan Pajak
Tangguhan

Memunculkan Beban
Pajak Tangguhan di
Laporan Laba Rugi
Bersifat Kena Pajak
Memunculkan liabilitas
Pajak Tangguhan di
Laporan Posisi Keuangan
Perbedaan Temporer
Memunculkan Manfaat
Pajak Tangguhan di
Laporan Laba Rugi
Bersifat Dapat
Dikurangkan
Memunculkan Aset Pajak
Tangguhan di Laporan
Posisi Keuangan
Laporan Keuangan
dan Laporan Fiskal

• Dipergunakan sebagai acuan


Laporan pembuatan laporan fiskal ,
setelah dilakukan rekonsiliasi
Keuangan atau koreksi.

• Disampaikan sebagai catatan


dalam laporan keuangan,
Laporan Fiskal sekaligus menjadi dasar
pengungkapan komponen
tertentu.
PERBEDAAN PAJAK DAN AKUNTANSI
PSAK UNDANG2

AKUNTANSI PAJAK
PERBEDAAN
PPh
Terutang
BEDA TETAP BEDA WAKTU

Pajak
Tangguhan

Pajak Kini
Kerangka Beban Pajak

Beban Pajak.

Pajak Kini. Pajak Tangguhan.

Aset Pajak Tangguhan. Liabilitas Pajak


Tangguhan.

Akibat perbedaan Akibat kompensasi Akibat perbedaan


temporer yang dapat kerugian. temporer kena pajak.
dikurangkan.
REKONSILIASI FISKAL

BEDA TETAP BEDA WAKTU


KOMERSIAL FISKAL Perbedaan periode
•Bukan Objek Pajak pengakuan penghasilan
Penghasilan •Dikenakan PPh Final dan
alokasi pembebanan
Bukan
Objek Pajak
Penghasilan

Biaya Bukan Biaya

Bukan Biaya Biaya


Berpengaruh pada
tahun berjalan dan
Tahun mendatang

Berpengaruh pada tahun berjalan


Klasifikasi Penghasilan

Penghasilan

Dikecualikan dari
Objek Pajak Objek Pajak

Dikenai
Tarif Ps. 17

Dikenai PPh Bersifat


Final
PENGHASILAN MENURUT PAJAK DAN PELAPORANNYA
DALAM SPT TAHUNAN PPh

Penghasilan
(income/revenue)

Objek PPh Objek PPh Final Dikecualikan dari


Psl. 4 (1) Psl. 4 (2) Objek PPh Psl. 4
(3)

Sesuai UU Tidak
Sesuai UU

over under

Koreksi negatif Koreksi Koreksi Koreksi


positif negatif negatif

Beda Tetap Beda Tetap


Penghasilan Secara Umum
Definisi Penghasilan
UU PPh Pasal 4 ayat (1)

Setiap tambahan kemampuan ekonomis yang

• Diterima atau diperoleh WP


• Berasal dari Indonesia maupun dari luar Indonesia,
• Dapat dipakai untuk konsumsi/menambah kekayaan WP

DENGAN NAMA DAN


BENTUK APAPUN

170
Definisi Penghasilan
UU PPh Pasal 4 ayat (1)

Penjelasan?

171
Jenis Penghasilan (Pasal 4 ayat (1))
a

d
Jenis Penghasilan
e

h
Jenis Penghasilan
i

l
Jenis Penghasilan
m

p
Jenis Penghasilan

s
Penghasilan Yang Dikenai
Pajak Final
Konsekuensi Pengenaan PPh Final

biaya-biaya
terkait tidak
dapat menjadi
pengurang

pajak yang
dibayar tidak
dapat
dikreditkan
penghasilan tidak
dihitung kembali
pada saat
penghitungan
pajak akhir tahun
Penghasilan Dikenai Pajak Bersifat Final (1) Peraturan
No Jenis Penghasilan Tarif DPP

1 Bunga deposito, 20% Jumlah Bruto PP


tabungan, & 131/2000
diskonto SBI
2 Hadiah Undian 25% Jumlah Bruto PP
132/2000
3 Bunga simpanan • 0% (s.d Rp 240.000) Jumlah Bruto PP 15/2009
Koperasi • 10% (> Rp 240.000)
4 Bunga Obligasi Bunga Obligasi jumlah bruto bunga PP16/2009
• 15% (WP DN dan BUT)
• 20%/tarif P3B (WP LN)
diskonto dari Obligasi dengan kupon selisih lebih harga
• 15% (WP DN dan BUT) jual/nilai nominal di
• 20%/tarif P3B (WP LN) atas harga perolehan
(bunga)
diskonto dari Obligasi tanpa bunga selisih lebih harga jual
• 15% (WP DN dan BUT) /nilai nominal di atas
• 20%/tarif P3B (WP LN) harga perolehan /
bunga dan/atau diskonto dari Obligasi yang
diterima dan/atau diperoleh Wajib Pajak
reksadana yang terdaftar pada Badan
Pengawas Pasar Modal dan Lembaga
Keuangan
• 0% 2009 – 2010
• 5% 2011 – 2013
Penghasilan Dikenai Pajak Bersifat Final (2)
No Jenis Tarif DPP Peraturan
Penghasilan

5 Penjualan 0,1% Jumlah Bruto PP


Saham di Bursa 14/1997
Efek
0,5% tambahan untuk saham pendiri Jumlah Bruto
6 Pengalihan Tanah 2,5% Jumlah Bruto PP
dan atau bangunan (selainpengalihanhakatastanahdan/ataubangunanberu 34/2016
bagi OP/yayasan
paRumahSederhanaatauRumahSusunSederhanayangdi
dan organisasi
sejenisyang usaha lakukanolehWajibPajakyangusahapokoknyamelakukanp
pokoknya engalihanhakatastanahdan/ataubangunan)
melakukan
1% Jumlah Bruto
transaksi
pengalihan hak (Pengalihan hak atas tana hdan/atau bangunan berupa
atas tanah Rumah Sederhana dan Rumah Susun Sederhana yang
dan/atau dilakukan oleh Wajib Pajak yang usaha pokoknya
bangunan melakukan pengalihan hak atas tanah dan/atau
bangunan)
0% Jumlah Bruto
Atas pengalihan hak atas tanah dan/atau bangunan
kepada pemerintah, badan usaha milik negara yang
mendapat penugasan khusus dari Pemerintah, atau
badan usaha milik daerah yang mendapat penugasan
khusus dari kepala daerah, sebagaimana dimaksud
dalam undang-undang yang mengatur mengenai
pengadaan tanah bagi pembangunan untuk
kepentingan umum.
Penghasilan Dikenai Pajak Bersifat Final (3)
No Jenis Tarif DPP Peraturan
Penghasilan

7 Persewaan 10% Jumlah Bruto PP 5/


Tanah atau 2002
Bangunan
8 Jasa Konstruksi •Pelaksana 2% (kualifikasi us. kecil) PP40/200
•Pelaksana 4% (tidak memiliki kualifikasi usaha) 9 jo PP
•Pelaksana 3% (untuk selain a dan b) 51/2008
•Perencana/Pengawas 4% (memiliki kualifikasi usaha)
•Perencana/Pengawas 6% (tidak memiliki kualifikasi
usaha)
Penghasilan Yang Dikecualikan dari
Objek Pajak
Dikecualikan dari Objek Pajak (1)

a.1 bantuan atau sumbangan, termasuk zakat

Sepanjang tidak ada hubungan kerja, usaha, kepemilikan,


penguasaan

a.2 harta hibahan

Diterima keluarga sedarah dalam garis keturunan lurus satu derajat,


badan keagamaan, pendidikan, sosial, yayasan, koperasi

b warisan

harta termasuk setoran tunai yang diterima oleh badan


sebagai pengganti saham atau sebagai pengganti
c penyertaan modal
Dikecualikan dari Objek Pajak (2)
Penggantian/imbalan sehubungan dengan pekerjaan
d atau jasa yang diterima atau diperoleh dalam bentuk
natura dan/atau kenikmatan

e pembayaran perusahaan asuransi kepada OP:


asuransi kesehatan, asuransi kecelakaan, asuransi
jiwa, asuransi dwiguna, dan asuransi bea siswa

dividen /bagian laba yang diterima /diperoleh PT


f sebagai WPDN, koperasi, BUMN, atau BUMD, dari
penyertaan modal pada badan usaha yang didirikan
dan bertempat kedudukan di Indonesia

• Dari R/E
• PT/BUMN/BUMD minimal memiliki 25% saham

g iuran yang diterima/diperoleh dana pensiun yang


pendiriannya telah disahkan Menteri Keuangan
Dikecualikan dari Objek Pajak (3)
penghasilan dari modal yang ditanamkan oleh dana
h pensiun, dalam bidang-bidang tertentu yang ditetapkan
dengan Keputusan Menteri Keuangan

bagian laba yang diterima atau diperoleh anggota dari


perseroan komanditer yang modalnya tidak terbagi
atas saham-saham, persekutuan, perkumpulan, firma,
i dan kongsi, termasuk pemegang unit penyertaan
kontrak investasi kolektif

-
j

penghasilan yang diterima /diperoleh perusahaan


modal ventura berupa bagian laba dari badan
k pasangan usaha yang didirikan dan menjalankan
usaha atau kegiatan di Indonesia

• perusahaan mikro, kecil, menengah/ di sektor usaha tertentu


• sahamnya tidak diperdagangkan di bursa efek di Indonesia
Dikecualikan dari Objek Pajak (4)
l beasiswa yang memenuhi persyaratan tertentu yang
ketentuannya diatur lebih lanjut dengan atau
berdasarkan Peraturan Menteri Keuangan

sisa lebih yang diterima atau diperoleh badan atau


lembaga nirlaba yang bergerak dalam bidang pendidikan
dan/atau bidang penelitian dan pengembangan, yang
telah terdaftar pada instansi yang membidanginya, yang
m ditanamkan kembali dalam bentuk sarana dan prasarana
kegiatan pendidikan dan/atau penelitian dan
pengembangan, dalam jangka waktu paling lama 4
(empat) tahun sejak diperolehnya sisa lebih tersebut

bantuan atau santunan yang dibayarkan oleh Badan


Penyelenggara Jaminan Sosial kepada Wajib Pajak
n tertentu
Rekonsiliasi Fiskal Biaya
Beban
(cost/expense)

Dapat Dikurangkan Tidak dapat dikurangkan


Psl.6 (1) Ps.9 (1)

Sesuai UU Tidak Sesuai UU

over under

Koreksi Koreksi Koreksi


positif negatif positif
Biaya Yang Diperbolehkan Menjadi
Pengurang Penghasilan Bruto
(Deductable)
Biaya yang diperbolehkan menjadi pengurang penghasilan (1)
A

biaya yang secara langsung atau tidak langsung berkaitan dengan


kegiatan usaha, antara lain:
1. biaya pembelian bahan;
2. biaya berkenaan dengan pekerjaan atau jasa termasuk upah,
gaji, honorarium, bonus, gratifikasi, dan tunjangan yang diberikan
dalam bentuk uang;
3. bunga, sewa, dan royalti;
4. biaya perjalanan;
5. biaya pengolahan limbah;
6. premi asuransi;
7. biaya promosi dan penjualan yang diatur dengan atau
berdasarkan Peraturan Menteri Keuangan;
8. biaya administrasi; dan
9. pajak kecuali Pajak Penghasilan;
Biaya yang diperbolehkan menjadi pengurang penghasilan (2)

penyusutan atas pengeluaran untuk memperoleh harta berwujud


dan amortisasi atas pengeluaran untuk memperoleh hak dan
B
atas biaya lain yang mempunyai masa manfaat lebih dari 1 (satu)
tahun sebagaimana dimaksud dalam Pasal 11 dan Pasal 11A

C iuran kepada dana pensiun yang pendiriannya telah disahkan oleh


Menteri Keuangan;

kerugian karena penjualan atau pengalihan harta yang dimiliki


D dan digunakan dalam perusahaan atau yang dimiliki untuk
mendapatkan, menagih, dan memelihara penghasilan
Biaya yang diperbolehkan menjadi pengurang penghasilan (3)

E kerugian selisih kurs mata uang asing;

biaya penelitian dan pengembangan perusahaan yang


F dilakukan di Indonesia

G biaya beasiswa, magang, dan pelatihan


Biaya yang diperbolehkan menjadi pengurang penghasilan (4)

piutang yang nyata-nyata tidak dapat ditagih


H dengan syarat:
1. telah dibebankan sebagai biaya dalam laporan laba rugi
komersial;
2. Wajib Pajak harus menyerahkan daftar piutang yang tidak dapat
ditagih kepada Direktorat Jenderal Pajak; dan
3. telah diserahkan perkara penagihannya kepada Pengadilan
Negeri atau instansi pemerintah yang menangani piutang
negara; atau adanya perjanjian tertulis mengenai penghapusan
piutang/pembebasan utang antara kreditur dan debitur yang
bersangkutan; atau telah dipublikasikan dalam penerbitan
umum atau khusus; atau adanya pengakuan dari debitur bahwa
utangnya telah dihapuskan untuk jumlah utang tertentu;
4. syarat sebagaimana dimaksud pada angka 3 tidak berlaku
untuk penghapusan piutang tak tertagih debitur kecil
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 4 ayat (1) huruf k;
yang pelaksanaannya diatur lebih lanjut dengan atau
berdasarkan Peraturan Menteri Keuangan;
Biaya yang diperbolehkan menjadi pengurang penghasilan (5)

sumbangan dalam rangka penanggulangan bencana nasional yang


I ketentuannya diatur dengan Peraturan Pemerintah;

sumbangan dalam rangka penelitian dan pengembangan yang


J dilakukan di Indonesia yang ketentuannya diatur dengan Peraturan
Pemerintah;

biaya pembangunan infrastruktur sosial yang ketentuannya diatur


K
dengan Peraturan Pemerintah
Biaya yang diperbolehkan menjadi pengurang penghasilan (6)

sumbangan fasilitas pendidikan yang ketentuannya diatur


L dengan Peraturan Pemerintah; dan

sumbangan dalam rangka pembinaan olahraga yang ketentuannya


M diatur dengan Peraturan Pemerintah
Biaya Yang Tidak Diperbolehkan
Menjadi Pengurang Penghasilan Bruto
(Non-Deductable)
Biaya Yang Tidak Boleh Dikurangkan (1)

A pembagian laba dengan nama dan dalam bentuk apapun seperti dividen,
termasuk dividen yang dibayarkan oleh perusahaan asuransi kepada
pemegang polis, dan pembagian sisa hasil usaha koperasi;

biaya yang dibebankan atau dikeluarkan untuk


B kepentingan pribadi pemegang saham, sekutu, atau
anggota;
Biaya Yang Tidak Boleh Dikurangkan (2)

C
pembentukan atau pemupukan dana cadangan,
kecuali:
• cadangan piutang tak tertagih untuk usaha bank dan badan usaha
lain yang menyalurkan kredit, sewa guna usaha dengan hak opsi,
perusahaan pembiayaan konsumen, dan perusahaan anjak piutang;
• cadangan untuk usaha asuransi termasuk cadangan bantuan sosial
yang dibentuk oleh Badan Penyelenggara Jaminan Sosial;
• cadangan penjaminan untuk Lembaga Penjamin Simpanan;
• cadangan biaya reklamasi untuk usaha pertambangan;
• cadangan biaya penanaman kembali untuk usaha kehutanan; dan
• cadangan biaya penutupan dan pemeliharaan tempat pembuangan
limbah industri untuk usaha pengolahan limbah industri, yang
ketentuan dan syarat-syaratnya diatur dengan atau berdasarkan
Peraturan Menteri Keuangan;
Biaya Yang Tidak Boleh Dikurangkan (3)
premi asuransi kesehatan, asuransi kecelakaan, asuransi jiwa, asuransi dwiguna,
dan asuransi bea siswa, yang dibayar oleh Wajib Pajak orang pribadi, kecuali jika
dibayar oleh pemberi kerja dan premi tersebut dihitung sebagai penghasilan bagi
D
Wajib Pajak yang bersangkutan;

penggantian atau imbalan sehubungan dengan pekerjaan atau jasa yang


diberikan dalam bentuk natura dan kenikmatan, kecuali penyediaan
E makanan dan minuman bagi seluruh pegawai serta penggantian atau
imbalan dalam bentuk natura dan kenikmatan di daerah tertentu dan
yang berkaitan dengan pelaksanaan pekerjaan yang diatur dengan atau
berdasarkan Peraturan Menteri Keuangan;

F jumlah yang melebihi kewajaran yang dibayarkan kepada pemegang


saham atau kepada pihak yang mempunyai hubungan istimewa sebagai
imbalan sehubungan dengan pekerjaan yang dilakukan;
Biaya Yang Tidak Boleh Dikurangkan (4)

harta yang dihibahkan, bantuan atau sumbangan, dan


warisan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 4 ayat (3) huruf
a dan huruf b, kecuali sumbangan sebagaimana dimaksud
dalam Pasal 6 ayat (1) huruf i sampai dengan huruf m serta
zakat yang diterima oleh badan amil zakat atau lembaga amil
zakat yang dibentuk atau disahkan oleh pemerintah atau
G sumbangan keagamaan yang sifatnya wajib bagi pemeluk
agama yang diakui di Indonesia, yang diterima oleh lembaga
keagamaan yang dibentuk atau disahkan oleh pemerintah,
yang ketentuannya diatur dengan atau berdasarkan Peraturan
Pemerintah;

H Pajak Penghasilan
Biaya Yang Tidak Boleh Dikurangkan (5)

biaya yang dibebankan atau dikeluarkan untuk kepentingan


I pribadi Wajib Pajak atau orang yang menjadi tanggungannya;

gaji yang dibayarkan kepada anggota persekutuan, firma, atau


J perseroan komanditer yang modalnya tidak terbagi atas saham;

sanksi administrasi berupa bunga, denda, dan kenaikan serta


sanksi pidana berupa denda yang berkenaan dengan
K
pelaksanaan perundangundangan di bidang perpajakan.
4. AKUNTANSI PAJAK
TANGGUHAN

35
BEDA TETAP

Komersial Fiskal Contoh

Biaya BukanBiaya Biaya sumbangan, biaya sanksi perpajakan


Biaya
BukanBiaya Biaya -
Penghasilan yang
Penghasilan dikenakan PPh Final/ Bunga deposito
Penghasilan BukanObjek
Bukan Tambahan Kekayaan Neto yang belum
Penghasilan
Penghasilan dikenakan pajak
BEDA WAKTU

Komersial Fiskal Contoh


Pembentukan penyisihan atas piutangtak
tertagih (cadangan piutang) dibebankan
Sudah diakui Belum diakui sebagai biaya untuk tujuan akuntansi,
sedangkan untuk tujuan fiskal baru diakui pada
Biaya saat piutang benar-benar dihapuskan.
Penyusutan/amortisasi fiskal lebih besar dari
Belum diakui Sudah diakui penyusutan/amortisasi yang dibebankan untuk
tujuan komersial

untuk tujuan akuntansi pengakuan pendapatan


Sudah diakui Belum diakui atas penyertaan (investment in shares) >= 20%
diakui dgn menggunakan equity method

Penghasilan keuntungan karena ”sale and leaseback” diakui


sebagai keuntungan tahun berjalan untuk
Belum diakui Sudah diakui tujuan fiskal, sedangkan untuk tujuanakuntansi
diakui melalui proses amortisasi.
Liabilitas Pajak Tangguhan
Pengaruh Beda Waktu Terhadap Pajak Terutang
2009 2010 2011 2012 2013 Jumlah
KOMERSIAL
Penghasilan 800 800 800 800 800 4000
Biaya
- Lain-lain 500 500 500 500 500 2500
- PENYUSUTAN 80 80 80 80 80 400
Laba 220 220 220 220 220 1100
PAJAK 55 55 55 55 55 275
FISKAL
Penghasilan 800 800 800 800 800 3200
Biaya
- Lain-lain 500 500 500 500 500 2500
- PENYUSUTAN 100 100 100 100 0 400
Laba 200 200 200 200 300 1100
PAJAK 50 50 50 50 75 275
Pajak Tangguhan 5 5 5 5 -20 0
Penyusutan berasal dari Aset dengan cost 400
secara komersial, masa manfaat ditaksir 5 tahun
secara fiskal masuk kelompok 1 (4 tahun)
DEFFERED TAX LIABILITIES (DTL)

DTL merefleksikan adanya “future tax liability” dalam


bentuk kenaikan PPh terutang pada periode mendatang
sebagai akibat adanya ”taxable temporary difference”
pada tanggal neraca

Laba fiskal saat ini < laba Laba fiskal yad > laba
akuntansi saat ini akuntansi yad
DEFFERED TAX LIABILITIES (DTL)

JURNAL

Tax Expense xxx


Income Tax Payable xxx
Deffered Tax Liabilities xxx
DEFFERED TAX LIABILITIES (DTL)
2009 2010 2011 2012 2013 Jumlah
KOMERSIAL
Penghasilan 800 800 800 800 800 4000
Biaya
- Lain-lain 500 500 500 500 500 2500
- PENYUSUTAN 80 80 80 80 80 400
Laba 220 220 220 220 220 1100
PAJAK 55 55 55 55 55 275
FISKAL
Penghasilan 800 800 800 800 800 3200
Biaya
- Lain-lain 500 500 500 500 500 2500
- PENYUSUTAN 100 100 100 100 0 400
Laba 200 200 200 200 300 1100
PAJAK 50 50 50 50 75 275
Pajak Tangguhan 5 5 5 5 -20 0

2009-2012
Tax Expense 55
Income Tax Payable 50
Deffered Tax Liabilities 5
DEFFERED TAX LIABILITIES (DTL)
2009 2010 2011 2012 2013 Jumlah
KOMERSIAL
Penghasilan 800 800 800 800 800 4000
Biaya
- Lain-lain 500 500 500 500 500 2500
- PENYUSUTAN 80 80 80 80 80 400
Laba 220 220 220 220 220 1100
PAJAK 55 55 55 55 55 275
FISKAL
Penghasilan 800 800 800 800 800 3200
Biaya
- Lain-lain 500 500 500 500 500 2500
- PENYUSUTAN 100 100 100 100 0 400
Laba 200 200 200 200 300 1100
PAJAK 50 50 50 50 75 275
Pajak Tangguhan 5 5 5 5 -20 0
2013
Tax Expense 55
Deffered Tax Liabilities 20
Income Tax Payable 75
Pemulihan
Pajak tangguhan
75

Pajak
tangguhan
Jumlah pajak

55

50

Periode waktu
Aset Pajak Tangguhan
Pengaruh Beda Waktu Terhadap Pajak Terutang
2009 2010 2011 2012 Jumlah
KOMERSIAL
Penghasilan 800 800 800 800 3200
Biaya
- Lain-lain 500 500 500 500 2000
- PENYUSUTAN 200 200 400
Laba 100 100 300 300 800
PAJAK 25 25 75 75 200
FISKAL
Penghasilan 800 800 800 800 3200
Biaya
- Lain-lain 500 500 500 500 2000
- PENYUSUTAN 100 100 100 100 400
Laba 200 200 200 200 800
PAJAK 50 50 50 50 200
Pajak Tangguhan 25 25 -25 -25 0
Penyusutan berasal dari Aset dengan cost 400
secara komersial, masa manfaat ditaksir 2 tahun
secara fiskal masuk kelompok 1 (4 tahun)
DEFFERED TAX ASSET (DTA)

DTA merefleksikan adanya jumlah PPh yang dapat


diperoleh kembali(refundable) pada periode
mendatang sebagai akibat adanya“deductible
temporary differences”

Laba fiskal saat ini > laba Laba fiskal yad < laba
akuntansi saat ini akuntansi yad
DEFFERED TAX ASSET (DTA)

JURNAL

Tax Expense xxx


Deffered Tax Asset xxx
Income Tax Payable xxx
DEFFERED TAX ASSET (DTA)
2009 2010 2011 2012 Jumlah
KOMERSIAL
Penghasilan 800 800 800 800 3200
Biaya
- Lain-lain 500 500 500 500 2000
- PENYUSUTAN 200 200 400
Laba 100 100 300 300 800
PAJAK 25 25 75 75 200
FISKAL
Penghasilan 800 800 800 800 3200
Biaya
- Lain-lain 500 500 500 500 2000
- PENYUSUTAN 100 100 100 100 400
Laba 200 200 200 200 800
PAJAK 50 50 50 50 200
Pajak Tangguhan 25 25 -25 -25 0
2009
Tax Expense 25
Deffered Tax Asset 25
Income Tax Payable 50
DEFFERED TAX ASSET (DTA)
2009 2010 2011 2012 Jumlah
KOMERSIAL
Penghasilan 800 800 800 800 3200
Biaya
- Lain-lain 500 500 500 500 2000
- PENYUSUTAN 200 200 400
Laba 100 100 300 300 800
PAJAK 25 25 75 75 200
FISKAL
Penghasilan 800 800 800 800 3200
Biaya
- Lain-lain 500 500 500 500 2000
- PENYUSUTAN 100 100 100 100 400
Laba 200 200 200 200 800
PAJAK 50 50 50 50 200
Pajak Tangguhan 25 25 -25 -25 0
2010
Tax Expense 25
Deffered Tax Asset 25
Income Tax Payable 50
DEFFERED TAX ASSET (DTA)
2009 2010 2011 2012 Jumlah
KOMERSIAL
Penghasilan 800 800 800 800 3200
Biaya
- Lain-lain 500 500 500 500 2000
- PENYUSUTAN 200 200 400
Laba 100 100 300 300 800
PAJAK 25 25 75 75 200
FISKAL
Penghasilan 800 800 800 800 3200
Biaya
- Lain-lain 500 500 500 500 2000
- PENYUSUTAN 100 100 100 100 400
Laba 200 200 200 200 800
PAJAK 50 50 50 50 200
Pajak Tangguhan 25 25 -25 -25 0

2011
Tax Expense 75
Income Tax Payable 50
Deffered Tax Asset 25
DEFFERED TAX ASSET (DTA)
2009 2010 2011 2012 Jumlah
KOMERSIAL
Penghasilan 800 800 800 800 3200
Biaya
- Lain-lain 500 500 500 500 2000
- PENYUSUTAN 200 200 400
Laba 100 100 300 300 800
PAJAK 25 25 75 75 200
FISKAL
Penghasilan 800 800 800 800 3200
Biaya
- Lain-lain 500 500 500 500 2000
- PENYUSUTAN 100 100 100 100 400
Laba 200 200 200 200 800
PAJAK 50 50 50 50 200
Pajak Tangguhan 25 25 -25 -25 0

2012
Tax Expense 75
Income Tax Payable 50
Deffered Tax Asset 25
Pajak Pemulihan
tangguhan Pajak tangguhan

75
Jumlah pajak

50

25

Periode waktu
Pajak dalam Laporan Keuangan
 Laporan posisi keuangan

 Laporan laba rugi

 Arus kas

107
Pajak dalam Laporan Keuangan
 Catatan atas Laporan keuangan

108
Pengungkapan Pajak

Catatan
atas LK
Ilustrasi – Laporan Keuangan

▪ Laporan posisi keuangan – aset/liabilitas pajak tangguhan

110
Ilustrasi – Laporan Keuangan
▪ Laporan laba rugi dan penghasilan komprehensif lain – beban pajak
penghasilan dan pajak terkait item OCI

111
Ilustrasi – Laporan Keuangan

▪ Laporan arus kas – pembayaran pajak penghasilan badan

112
Ilustrasi – Laporan Keuangan
▪ Catatan atas laporan keuangan – kebijakan akuntansi
Pajak penghasilan kini dan tangguhan
Beban pajak penghasilan terdiri dari pajak kini dan pajak tangguhan. Pajak tersebut diakui dalam laba
rugi, kecuali jika pajak tersebut terkait dengan transaksi atau kejadian yang langsung diakui dalam ekuitas
atau dalam penghasilan komprehensif lain. Dalam hal ini, pajak tersebut masing-masing diakui dalam
ekuitas atau penghasilan komprehensif lain.
Pajak penghasilan kini dihitung dengan menggunakan tarif pajak yang telah diberlakukan pada tanggal
posisi keuangan.
Pajak penghasilan tangguhan diakui untuk semua perbedaan temporer antara dasar pengenaan pajak
atas aset dan liabilitas dengan nilai tercatatnya. Pajak penghasilan tangguhan ditentukan menggunakan
tarif pajak yang telah berlaku atau secara substantif berlaku pada tanggal pelaporan dan diharapkan akan
diterapkan pada saat aset pajak tangguhan yang bersangkutan direalisasi atau pada saat liabilitas pajak
tangguhan diselesaikan.
Aset pajak penghasilan tangguhan diakui apabila besar kemungkinan bahwa jumlah penghasilan kena
pajak pada masa mendatang akan memadai untuk mengkompensasi perbedaan temporer yang
menimbulkan aset pajak tangguhan tersebut.
Aset dan liabilitas pajak penghasilan tangguhan dapat saling hapus apabila terdapat hak yang
berkekuatan hukum untuk melakukan saling hapus antara aset pajak kini dengan liabilitas pajak kini dan
apabila aset dan liabilitas pajak penghasilan tangguhan dikenakan oleh otoritas perpajakan yang sama,
baik atas entitas kena pajak yang sama ataupun berbeda dan adanya niat untuk melakukan penyelesaian
saldo-saldo tersebut secara neto.

113
Ilustrasi – Laporan Keuangan
▪ Catatan atas laporan keuangan – Rincian Pajak Penghasilan

114
Ilustrasi – Laporan Keuangan
▪ Catatan atas laporan keuangan – Rincian Pajak Penghasilan

115
Ilustrasi – Laporan Keuangan

▪ Catatan atas laporan keuangan – Rincian Pajak Penghasilan

116
Ilustrasi – Laporan Keuangan

▪ Catatan atas laporan keuangan – Rincian Pajak Penghasilan

117
Ilustrasi – Laporan Keuangan

▪ Catatan atas laporan keuangan – Rincian Pajak Penghasilan

118
Ilustrasi – Laporan Keuangan

▪ Catatan atas laporan keuangan – Rincian Pajak Penghasilan

119
THANK YOU!

“Every ending is really


just a new beginn22i4ng”

Anda mungkin juga menyukai