Anda di halaman 1dari 55

PEMOTONGAN PPh PASAL 21 ATAS REMUNERASI

BADAN LAYANAN UMUM (BLU)


BLU EXPO 2021

Jakarta, 17 November 2021

www.pajak.go.id
PERHITUNGAN DAN PEMOTONGAN PPh PASAL 21

www.pajak.go.id
PASAL 21 UU PPh 3

Pemotongan pajak atas penghasilan sehubungan dengan


pekerjaan, jasa, atau kegiatan dengan nama dan dalam
bentuk apapun yang diterima atau diperoleh Wajib Pajak
orang pribadi dalam negeri

www.pajak.go.id
FORMULA PERHITUNGAN PPh PASAL 21 4

PPh Pasal 21 terutang = Dasar Pengenaan Pajak (DPP) x Tarif

www.pajak.go.id
TARIF PPh PASAL 21 5

1 2
Tarif Umum Tarif Final
berdasarkan: berdasarkan:
• Pasal 17 UU PPh • PP No.80 Tahun 2010

www.pajak.go.id
TARIF PPh PASAL 21 (UMUM) 6

Tarif Umum PPh OP Perubahan Tarif Umum PPh OP berdasarkan


berdasarkan Pasal 17 UU PPh UU HPP (mulai berlaku tahun pajak 2022)
Lapisan Penghasilan Lapisan Penghasilan
Tarif Tarif
Kena Pajak Kena Pajak

≤ Rp50 Juta 5% ≤ Rp60 Juta 5%

Rp50 Juta < x ≤ Rp250 Juta 15% Rp60 Juta < x ≤ Rp250 Juta 15%

Rp250 Juta < x ≤ Rp500 Juta 25% Rp250 Juta < x ≤ Rp500 Juta 25%

> Rp500 Juta 30% Rp500 Juta < x ≤ Rp5 Milyar 30%

> Rp5 Milyar 35%

www.pajak.go.id
TARIF PPh PASAL 21 (FINAL) 7

Tarif final PPh Pasal 21 atas selain penghasilan bersifat tetap dan teratur
setiap bulan yang diterima oleh Pejabat Negara, PNS/TNI/POLRI dan
pensiunannya yang bersumber dari APBN/APBD

Penghasilan Bruto Tarif Final

PNS Golongan I dan II, Anggota TNI/POLRI Pangkat Tamtama dan 0%


Bintara, dan Pensiunannya

PNS Golongan III, Anggota TNI/POLRI Pangkat Perwira Pertama, dan 5%


Pensiunannya

Pejabat Negara, PNS Golongan IV, Anggota TNI/POLRI Pangkat 15%


Perwira Menengah dan Tinggi, dan Pensiunannya

PP No.80 tahun 2010

www.pajak.go.id
PERHITUNGAN PPh PASAL 21 8

Ketentuan PPh atas Penghasilan sehubungan dengan pekerjaan, jasa, atau kegiatan yang
menjadi beban APBN/APBD yang dibayarkan kepada:

1 Pejabat Negara, PNS/TNI/POLRI dan pensiunannya

PP No.80 Tahun 2010 dan PMK-262/PMK.03/2010

2 Selain Pejabat Negara, PNS/TNI/POLRI dan pensiunannya

PMK-252/PMK.03/2008 dan PER-16/PJ/2016

www.pajak.go.id
PERHITUNGAN PPh PASAL 21
(atas penghasilan yang dibayarkan kepada Pejabat Negara, PNS/TNI/POLRI dan pensiunannya) 9

a. Penghasilan bersifat tetap dan teratur setiap bulan (termasuk gaji ke-13)

PPh 21 terutang = Penghasilan Kena Pajak* x Tarif PPh Umum


DTP

b. Selain penghasilan bersifat tetap dan teratur setiap bulan

PPh 21 terutang = Penghasilan Bruto x Tarif PPh Final


TIDAK DTP

PP No.80 Tahun 2010 dan PMK-262/PMK.03/2010

*Penghasilan Kena Pajak adalah penghasilan bruto setelah dikurangi biaya


jabatan/pensiun, iuran pensiun, iuran JHT/THT, dan PTKP

www.pajak.go.id
PERHITUNGAN PPh PASAL 21
(atas penghasilan yang dibayarkan kepada Selain Pejabat Negara, PNS/TNI/POLRI dan pensiunannya) 10

TETAP Ph NETO – PTKP

PEGAWAI BULANAN Ph BRUTO – PTKP

TIDAK TETAP Ph BRUTO – 450ribu

HARIAN Ph BRUTO (>4,5jt s.d. 10,2jt) – PTKP Harian

Ph BRUTO(>10,2jt) – PTKP

BERKESINAMBUNGAN ((50% X Ph BRUTO) – PTKP BULANAN) KUMULATIF

BERKESINAMBUNGAN
BUKAN PEGAWAI (50% X Ph BRUTO) KUMULATIF
ex Pasal 13 ayat (1)
TIDAK 50% X Ph BRUTO
BERKESINAMBUNGAN

PENSIUNAN BERKALA Ph NETO – PTKP

KOMISARIS, MANTAN berlaku


Ph BRUTO KUMULATIF
PEGAWAI, tarif
PENARIKAN DAPEN PPh
umum
PESERTA KEGIATAN Ph BRUTO

PMK-252/PMK.03/2008 dan PER-16/PJ/2016 www.pajak.go.id


REMUNERASI BADAN LAYANAN UMUM
PMK-129/PMK.05/2020

www.pajak.go.id
REMUNERASI 12

 diberikan berdasarkan tingkat tanggung jawab dan tuntutan


profesionalisme
 bersumber dari APBN (rupiah murni) dan/atau PNBP dengan
memperhatikan kemampuan keuangan BLU

www.pajak.go.id
SUBJEK PENERIMA REMUNERASI 13

 Pejabat Pengelola, Pegawai


 Dewan Pengawas, Sekretaris Dewan Pengawas, dan anggota
Komite Audit
 berstatus sebagai PNS dan/atau tenaga profesional (non PNS)
 tidak berlaku bagi pekerja BLU berdasarkan outsourcing

www.pajak.go.id
PPh ATAS REMUNERASI DARI PNBP BLU 14

Remunerasi yang dibayarkan dari PNBP BLU merupakan


objek PPh yang ditanggung oleh Pejabat Pengelola,
Dewan Pengawas, Sekretaris Dewan Pengawas, anggota
Komite Audit, dan Pegawai

Pasal 304 PMK-129/PMK.05/2020

www.pajak.go.id
KOMPONEN REMUNERASI 15

Remunerasi merupakan imbalan kerja yang diberikan Komponen remunerasi dapat berupa:
dalam komponen:

 Gaji  Remunerasi bulan ke-13


P1 (Pay for Position)
 Honorarium  THR
 Insentif P2 (Pay for Performance)  Uang Lembur P3 (Pay for People)
 Tunjangan Tetap  Uang Makan
 Bonus atas Prestasi
P3 (Pay for People)
 Pesangon
 Pensiun

Komponen remunerasi ditetapkan dalam KMK remunerasi kepada masing-masing BLU

www.pajak.go.id
PERHITUNGAN PPh PASAL 21 ATAS SETIAP
KOMPONEN REMUNERASI BLU

www.pajak.go.id
KOMPONEN REMUNERASI (GAJI) 17

Karakteristik:

Imbalan kerja berupa uang yang bersifat tetap per bulan


Memperhitungkan nilai jabatan dalam grading
Diterima oleh Pejabat Pengelola dan Pegawai (PNS atau non PNS)
Terdiri dari gaji yang:
• bersumber dari RM dan PNBP BLU  untuk PNS
• bersumber dari PNBP BLU  untuk Non PNS

Perhitungan PPh pasal 21 atas Gaji yang dibayarkan kepada:

PNS  dikenai tarif umum sebagai penghasilan tetap dan teratur, dihitung sesuai PP-80/2010 dan
PMK-262/2010
non PNS  dikenai tarif umum sebagai penghasilan teratur bagi pegawai tetap, dihitung sesuai PMK-
252/2008 dan PER-16/2016

www.pajak.go.id
KOMPONEN REMUNERASI (HONORARIUM) 18

Karakteristik:

Imbalan kerja berupa uang yang bersifat tetap per bulan


Diberikan kepada Dewas, Sekretaris Dewas, dan Anggota Komite Audit (PNS atau non PNS)
Besaran berdasarkan presentase gaji PNBP pemimpin BLU
Bersumber dari PNBP BLU

Perhitungan PPh pasal 21 atas Honorarium yang dibayarkan kepada:

PNS  dikenai tarif umum sebagai penghasilan tetap dan teratur, dihitung sesuai PP-80/2010 dan
PMK-262/2010
non PNS  dikenai tarif umum sebagai penghasilan teratur bagi pegawai tetap, dihitung sesuai PMK-
252/2008 dan PER-16/2016

www.pajak.go.id
KOMPONEN REMUNERASI (INSENTIF) 19

Karakteristik:

Imbalan kerja berupa uang yang bersifat tambahan pendapatan di luar Gaji/Honorarium
Diberikan kepada Pejabat Pengelola, Pegawai, Dewas, Sekretaris Dewas, dan Anggota
Komite Audit (PNS atau non PNS)
Besaran insentif ditetapkan dengan KMK dengan satuan nilai insentif per bulan
Besaran insentif yang diterima berdasarkan capaian kinerja
Bersifat sebagai pengganti tunjangan kinerja bagi pegawai yang mempunyai jabatan di Kemenkeu
Terdapat insentif tambahan atas publikasi internasional dan kerja sama penelitian
Bersumber dari PNBP BLU

Perhitungan PPh pasal 21 atas Insentif yang dibayarkan kepada:

PNS  dikenai tarif umum sebagai penghasilan tetap dan teratur, dihitung sesuai PP-80/2010 dan
PMK-262/2010
non PNS  dikenai tarif umum sebagai penghasilan teratur bagi pegawai tetap, dihitung sesuai PMK-
252/2008 dan PER-16/2016

www.pajak.go.id
KOMPONEN REMUNERASI (TUNJANGAN TETAP) 20

Karakteristik:

Imbalan kerja berupa uang yang bersifat tambahan pendapatan per bulan di luar Gaji
Diberikan kepada Pimpinan BLU (PNS atau non PNS)
Berupa tunjangan transportasi dan/atau tunjangan perumahan dalam hal tidak mendapatkan
kendaraan/rumah dinas
Bersumber dari PNBP BLU

Perhitungan PPh pasal 21 atas Tunjangan Tetap yang dibayarkan kepada:

PNS  dikenai tarif umum sebagai penghasilan tetap dan teratur, dihitung sesuai PP-80/2010 dan
PMK-262/2010
non PNS  dikenai tarif umum sebagai penghasilan teratur bagi pegawai tetap, dihitung sesuai PMK-
252/2008 dan PER-16/2016

www.pajak.go.id
KOMPONEN REMUNERASI (BONUS) 21

Karakteristik:

Imbalan kerja berupa uang yang bersifat tambahan pendapatan di luar Gaji, Tunjangan
Tetap, Insentif, dan Honorarium
Diberikan kepada Pejabat Pengelola, Pegawai, Dewas, Sekretaris Dewas, dan Anggota
Komite Audit (PNS atau non PNS)
Besaran berdasarkan prestasi kerja BLU
Bersumber dari PNBP BLU

Perhitungan PPh pasal 21 atas Bonus yang dibayarkan kepada:

PNS  dikenai tarif final sebagai penghasilan tidak tetap dan teratur, dihitung sesuai PP-80/2010 dan
PMK-262/2010
non PNS  dikenai tarif umum sebagai penghasilan tidak teratur bagi pegawai tetap, dihitung sesuai
PMK-252/2008 dan PER-16/2016

www.pajak.go.id
KOMPONEN REMUNERASI (REMUNERASI KE-13) 22

Karakteristik:

Diberikan dalam hal Pemerintah memberikan Gaji ke-13


Diberikan kepada Pejabat Pengelola, Pegawai, Dewas, Sekretaris Dewas, dan Anggota
Komite Audit (PNS atau non PNS)
Terdiri dari yang:
• bersumber dari RM dan/atau PNBP BLU  untuk PNS
• bersumber dari PNBP BLU  untuk Non PNS

Perhitungan PPh pasal 21 atas Remunerasi ke-13 yang dibayarkan kepada:

PNS  dikenai tarif umum sebagai penghasilan tetap dan teratur, dihitung sesuai PP-80/2010 dan
PMK-262/2010
non PNS  dikenai tarif umum sebagai penghasilan tidak teratur bagi pegawai tetap, dihitung sesuai
PMK-252/2008 dan PER-16/2016

www.pajak.go.id
KOMPONEN REMUNERASI (THR) 23

Karakteristik:

Diberikan dalam hal Pemerintah memberikan THR


Diberikan kepada Pejabat Pengelola, Pegawai, Dewas, Sekretaris Dewas, dan Anggota
Komite Audit (PNS atau non PNS)
Terdiri dari yang:
• bersumber dari RM dan/atau PNBP BLU  untuk PNS
• bersumber dari PNBP BLU  untuk Non PNS

Perhitungan PPh pasal 21 atas THR yang dibayarkan kepada:

PNS  dikenai tarif final sebagai penghasilan tidak tetap dan teratur, dihitung sesuai PP-80/2010 dan
PMK-262/2010
non PNS  dikenai tarif umum sebagai penghasilan tidak teratur bagi pegawai tetap, dihitung sesuai
PMK-252/2008 dan PER-16/2016

www.pajak.go.id
KOMPONEN REMUNERASI (UANG LEMBUR DAN UANG MAKAN) 24

Karakteristik:

Diberikan kepada Pejabat Pengelola dan Pegawai (PNS atau non PNS)
Mengacu pada ketentuan uang lembur dan uang makan PNS
Terdiri dari yang:
• bersumber dari RM dan/atau PNBP BLU  untuk PNS
• bersumber dari PNBP BLU  untuk Non PNS

Perhitungan PPh pasal 21 atas Uang Lembur dan Uang Makan yang dibayarkan kepada:

PNS  dikenai tarif final sebagai penghasilan tidak tetap dan teratur, dihitung sesuai PP-80/2010,
PMK-262/2010, dan/atau PMK-72/2016 (tentang Uang Makan ASN)

non PNS  dikenai tarif umum sebagai penghasilan teratur bagi pegawai tetap, dihitung sesuai PMK-
252/2008 dan PER-16/2016

www.pajak.go.id
RESUME 25

PNS Non PNS


(PP-80/2010 dan PMK-262/2010) (PMK-252/2008 dan PER-16/2016)
No Komponen
Tetap dan Tidak Tetap
PPh Pasal 21 Teratur Tidak Teratur PPh Pasal 21
Teratur dan Teratur
1 Gaji V tarif umum V tarif umum

2 Honorarium V tarif umum V tarif umum

3 Insentif V tarif umum V tarif umum

4 Tunjangan Tetap V tarif umum V tarif umum

5 Bonus V tarif final (PP-80) V tarif umum

6 Remunerasi Ke-13 V tarif umum V tarif umum

7 THR V tarif final (PP-80) V tarif umum

8 Uang Lembur & Uang Makan V tarif final (PP-80) V tarif umum

www.pajak.go.id
PELAPORAN PPh PASAL 21

www.pajak.go.id
APLIKASI e-BUPOT INSTANSI PEMERINTAH 27

Diakses melalui alamat web: https://ebupotip.pajak.go.id/ dan https://subunitip.pajak.go.id

www.pajak.go.id
KEWAJIBAN PERPAJAKAN BAGI BLU
PENGUSAHA KENA PAJAK (PKP)
BLU EXPO 2021

Istora Gelora Bung Karno, 17 November 2021

www.pajak.go.id
DEFINISI BADAN LAYANAN UMUM (BLU) 29

Instansi di lingkungan Pemerintah yang dibentuk untuk memberikan


pelayanan kepada masyarakat berupa penyediaan barang dan/atau jasa
yang dijual tanpa mengutamakan mencari keuntungan dan dalam
melakukan kegiatannya didasarkan pada prinsip efisiensi dan produktivitas

Pasal 1 PMK-129/PMK.05/2020

www.pajak.go.id
30

Apakah BLU termasuk kategori pengusaha ?

www.pajak.go.id
DEFINISI PENGUSAHA 31

Pengusaha adalah orang pribadi atau badan dalam bentuk apa pun yang
dalam kegiatan usaha atau pekerjaannya:
 menghasilkan barang,
 mengimpor barang,
 mengekspor barang
 melakukan usaha perdagangan,
 memanfaatkan barang tidak berwujud dari luar Daerah Pabean
 melakukan usaha jasa termasuk mengekspor jasa, atau
 memanfaatkan jasa dari luar Daerah Pabean. Pasal 1 angka 14 UU PPN

www.pajak.go.id
32

Apakah BLU termasuk kategori


Pengusaha Kena Pajak ?

www.pajak.go.id
DEFINISI PENGUSAHA KENA PAJAK (PKP) 33

Pengusaha Kena Pajak yang selanjutnya disebut dengan PKP adalah


pengusaha yang melakukan:
 penyerahan Barang Kena Pajak dan/atau
 penyerahan Jasa Kena Pajak
yang dikenai pajak berdasarkan Undang-Undang PPN Tahun 1984 dan
perubahannya

Pasal 1 angka 15 UU PPN

www.pajak.go.id
34

Apakah BLU menyerahkan Barang Kena Pajak


dan/atau Jasa Kena Pajak ?

www.pajak.go.id
JENIS-JENIS USAHA BLU 35

Jenis Kegiatan BLU Jumlah BLU

• Jasa inseminasi buatan 1


• Kesehatan paru 1
• Kesehatan pelayaran 1
• Kesehatan penerbangan 1
• Laboratorium 4
• Pendidikan 53
• Pendidikan PTAI 18
• Pendidikan PTN 37
• Pengelola dana 10
• Pengelola kawasan 6
• Pengelolaan aset 1
• Penyedia barang dan jasa lainnya 19
• Riset dan teknologi industri 1
• Rumah sakit 98
• Lain-lain 1 Sumber: diolah dari web PPK BLU

Total 252
www.pajak.go.id
JENIS BARANG DAN JASA YANG TIDAK DIKENAI PPN 36

Jenis barang tidak dikenai PPN: Jenis jasa tidak dikenai PPN:
• barang hasil pertambangan atau hasil pengeboran • jasa pelayanan kesehatan medik
yang diambil langsung dari sumbernya, tidak • jasa pelayanan sosial
termasuk hasil pertambangan batu bara • jasa pengiriman surat dengan perangko
• barang kebutuhan pokok yang sangat dibutuhkan • jasa keuangan
oleh rakyat banyak • jasa asuransi
• makanan dan minuman yang disajikan di hotel, • jasa keagamaan
restoran, rumah makan, warung, dan sejenisnya, • jasa pendidikan
meliputi makanan dan minuman baik yang • jasa kesenian dan hiburan
dikonsumsi di tempat maupun tidak, termasuk • jasa penyiaran yang tidak bersifat iklan
makanan dan minuman yang diserahkan oleh • jasa angkutan umum di darat dan di air serta jasa
usaha jasa boga atau katering, dan angkutan udara dalam negeri yang menjadi bagian yang
• uang, emas batangan, dan surat berharga tidak terpisahkan dari jasa angkutan udara luar negeri
• jasa tenaga kerja
• jasa perhotelan
• jasa yang disediakan oleh pemerintah dalam rangka
menjalankan pemerintahan secara umum
Pasal 4A UU PPN • jasa penyediaan tempat parkir
• jasa telepon umum dengan menggunakan uang logam
• jasa pengiriman uang dengan wesel pos , dan
• jasa boga atau katering.
www.pajak.go.id
37

Apakah BLU yang menyerahkan BKP/JKP wajib


melaporkan usahanya untuk dikukuhkan sebagai PKP ?

www.pajak.go.id
PENGUKUHAN PENGUSAHA KENA PAJAK 38

• Instansi Pemerintah yang melakukan penyerahan BKP dan/atau JKP


kecuali pengusaha kecil sesuai ketentuan Peraturan Menteri
Keuangan yang mengatur mengenai batasan pengusaha kecil, wajib
melaporkan usahanya untuk dikukuhkan sebagai PKP

• Instansi Pemerintah yang belum melewati batasan pengusaha kecil


sebagaimana diatur dalam Peraturan Menteri Keuangan yang
mengatur mengenai batasan pengusaha kecil, dapat memilih untuk
dikukuhkan sebagai PKP

Pasal 3 PMK-231/PMK.03/2019

www.pajak.go.id
PENGUKUHAN PENGUSAHA KENA PAJAK 39

Pengusaha kecil merupakan pengusaha:


 yang selama 1 (satu) tahun buku melakukan penyerahan BKP dan/atau JKP
 dengan jumlah peredaran bruto dan/atau penerimaan bruto tidak lebih
dari Rp4.800.000.000

Jumlah peredaran bruto dan/atau penerimaan bruto dimaksud adalah jumlah


keseluruhan penyerahan BKP dan/atau JKP yang dilakukan oleh pengusaha
dalam rangka kegiatan usahanya

Pasal 1 PMK-197/PMK.03/2013

www.pajak.go.id
40

Bagaimana tata cara melaporkan usaha untuk


dikukuhkan sebagai PKP ?

www.pajak.go.id
PELAPORAN UNTUK DIKUKUHKAN SEBAGAI PKP 41

• Instansi Pemerintah menyampaikan permohonan kepada KPP atau KP2KP


yang wilayah kerjanya meliputi tempat kedudukan dan/atau tempat
kegiatan usaha Instansi Pemerintah

• Direktur Jenderal Pajak dapat mengukuhkan Instansi Pemerintah sebagai


PKP secara jabatan apabila Instansi Pemerintah sudah memenuhi kriteria
untuk dikukuhkan sebagai PKP namun tidak melaksanakan kewajiban
pelaporan untuk dikukuhkan sebagai PKP

Pasal 3 PMK-231/PMK.03/2019

www.pajak.go.id
42

Bagaimana tata cara memungut, menyetor, dan


melaporkan PPN ?

www.pajak.go.id
KEWAJIBAN PENGUSAHA KENA PAJAK 43

Pengusaha yang telah dikukuhkan sebagai PKP, wajib:


 memungut,
 menyetor, dan
 melaporkan
PPN atau Pajak PPnBM yang terutang atas penyerahan BKP dan/atau JKP
yang dilakukannya.

Pasal 20 ayat (1) PMK-231/PMK.03/2019

www.pajak.go.id
TATA CARA PEMUNGUTAN PPN 44

PPN Terutang = Tarif x Dasar Pengenaan Pajak

Tarif PPN saat ini sebesar 10% (Pasal 7 ayat 1 UU PPN)

Contoh:
PKP Instansi Pemerintah A melakukan penyerahan BKP/JKP yang terutang PPN. Jumlah PPN yang
dipungut adalah 10% (sepuluh persen) dikali Harga Jual atau Penggantian.
• Penggantian atas Jasa Kena Pajak Rp3.000.000,00
• Jumlah PPN dipungut  10% x Rp3.000.000,00 = Rp300.000,00
• Jumlah yang harus dibayar oleh pembeli  (Rp3.000.000,00 + Rp300.000,00) = Rp3.300.000,00
• PPN sebesar Rp300.000,00 tersebut merupakan Pajak Keluaran bagi PKP Instansi Pemerintah A

www.pajak.go.id
FAKTUR PAJAK 45

Pasal 21 Ayat (1) PMK 231/PMK.03/2019

PKP Instansi Pemerintah wajib membuat Faktur


Pajak atas penyerahan BKP/JKP

www.pajak.go.id
FAKTUR PAJAK 46

Pasal 13 ayat (1a) UU PPN

Saat Pembuatan Faktur:


• saat penyerahan BKP dan/atau penyerahan JKP;
• saat penerimaan pembayaran dalam hal penerimaan pembayaran terjadi sebelum penyerahan
BKP dan/atau sebelum penyerahan JKP;
• saat penerimaan pembayaran termin dalam hal penyerahan sebagian tahap pekerjaan; atau
• saat lain yang diatur dengan atau berdasarkan Peraturan Menteri Keuangan.

Pasal 9 ayat (1) PER-17/PJ/2014

Sebelum membuat faktur pajak, PKP harus mendapatkan jatah nomor seri faktur pajak (NSFP),
dimana NSFP tersebut bisa diajukan melalui dua cara yaitu:
• datang langsung ke KPP dan
• melaui website yang disediakan DJP di https://efaktur.pajak.go.id/login

www.pajak.go.id
FAKTUR PAJAK 47

Faktur Pajak dibuat dengan menggunakan aplikasi e-Faktur

Pasal 5 PER-24/PJ/2012

Faktur Pajak harus dibuat/diisi secara lengkap, FP lengkap setidaknya harus mencantumkan:
• Nama, alamat, dan NPWP yang menyerahkan BKP atau JKP;
• Nama, alamat, dan NPWP pembeli BKP atau penerima JKP;
• Jenis barang atau jasa, jumlah Harga Jual atau Penggantian, dan potongan harga;
• PPN yang dipungut;
• PPnBM yang dipungut;
• Kode, nomor seri, dan tanggal pembuatan Faktur Pajak; dan
• Nama dan tanda tangan yang berhak menandatangani Faktur Pajak

www.pajak.go.id
FAKTUR PAJAK 48

Lampiran III - PER-24/PJ/2012

Format Kode dan Nomor Seri Faktur Pajak terdiri dari 16 (enam belas) digit, yaitu:
• 2 (dua) digit pertama adalah Kode Transaksi;
• 1 (satu) digit berikutnya adalah Kode Status; dan
• 13 (tiga belas) digit berikutnya adalah Nomor Seri Faktur Pajak.

Contoh nomor seri Faktur Pajak 010 - 0000000000001

www.pajak.go.id
FAKTUR PAJAK 49

Kode Transaksi diisi dengan ketentuan sebagai berikut:


• 01  penyerahan BKP dan/atau JKP yang PPNnya dipungut oleh PKP Penjual.
• 02  penyerahan BKP dan/atau JKP kepada Pemungut PPN Bendahara Pemerintah yang
PPNnya dipungut oleh Pemungut PPN Bendahara Pemerintah.
• 03  penyerahan BKP dan/atau JKP kepada Pemungut PPN Lainnya (selain Bendahara
Pemerintah)
• 04  penyerahan BKP dan/atau JKP menggunakan DPP Nilai Lain.
• 05  Kode ini tidak digunakan.
• 06  penyerahan lainnya yang PPNnya dipungut oleh PKP Penjual yang melakukan
penyerahan BKP dan/atau JKP, dan penyerahan kepada orang pribadi pemegang paspor luar
negeri (turis asing) sebagaimana dimaksud dalam Pasal 16E Undang- Undang Pajak
Pertambahan Nilai.
• 07  penyerahan BKP dan/atau JKP yang mendapat fasilitas PPN Tidak Dipungut atau
Ditanggung Pemerintah (DTP).
• 08  penyerahan BKP dan/atau JKP yang mendapat fasilitas Dibebaskan dari pengenaan PPN.
• 09  penyerahan Aktiva Pasal 16D

Tata Cara Penggunaan Kode Status:


• 0 (nol) untuk status normal;
• 1 (satu) untuk status penggantian.

Dalam hal diterbitkan Faktur Pajak pengganti ke-2, ke-3, dan seterusnya, maka Kode Status yang digunakan Kode Status “1”

www.pajak.go.id
PAJAK KELUARAN DAN PAJAK MASUKAN 50

• PPN yang terutang merupakan Pajak Keluaran bagi PKP Instansi Pemerintah
• PPN yang seharusnya sudah dibayar oleh PKP Instansi Pemerintah karena perolehan BKP/JKP merupakan Pajak Masukan bagi PKP
Instansi Pemerintah
• Pajak Masukan tidak dapat dikreditkan bagi PKP Instansi Pemerintah yang menyediakan jasa dalam rangka menjalankan
pemerintahan secara umum
• Terdapat pengecualian bagi PKP BLU/BLUD, dimana pajak masukan atas suatu perolehan dapat dikreditkan
• Pengkreditan Pajak Masukan bagi Instansi Pemerintah yang menjalankan pola pengelolaan keuangan BLU/BLUD dilaksanakan
sesuai dengan ketentuan umum UU PPN
• Apabila dalam suatu Masa Pajak, Pajak Keluaran lebih besar daripada Pajak Masukan, selisihnya merupakan PPN yang harus disetor
oleh PKP Instansi Pemerintah
• Apabila dalam suatu Masa Pajak, Pajak Masukan yang dapat dikreditkan lebih besar daripada Pajak Keluaran, selisihnya merupakan
kelebihan pajak yang dikompensasikan ke Masa Pajak berikutnya dan dapat diajukan permohonan pengembalian sesuai ketentuan
peraturan perundang-undangan di bidang perpajakan

PMK-231/PMK.03/2019

www.pajak.go.id
PAJAK KELUARAN DAN PAJAK MASUKAN 51

Contoh:
BLU Z, merupakan PKP Instansi Pemerintah, selain menyediakan jasa pemerintahan secara umum, juga melakukan penyerahan JKP
berupa penyewaan Gedung,

Pada Masa September 2020, BLU Z telah membayar Pajak Masukan sebesar Rp 1O.OOO.OOO,OO. Pajak Masukan tersebut terkait dengan
Pajak Keluaran berupa penyewaan Gedung dengan nilai pajak Keluaran sebesar Rp50.000.000,00.
PPN yang harus disetor ke kas negara adalah:

Masa Pajak September 2020


Pajak Keluaran : Rp50.000.000,00
Pajak Masukan yang dapat dikreditkan : Rp10.000.000,00
Jumlah PPN harus disetor : Rp40.000.000,00

Pajak Masukan dapat dikreditkan karena memiliki hubungan langsung dengan kegiatan usaha (Pasal 9 (8) huruf b UU PPN)

www.pajak.go.id
PENYETORAN PPN 52

PKP Instansi Pemerintah wajib menyetorkan PPN yang terutang dalam satu Masa
Pajak paling lama akhir bulan berikutnya setelah Masa Pajak berakhir dan
sebelum Surat Pemberitahuan Masa PPN disampaikan

Pasal 24 PMK-231/PMK.03/2019

www.pajak.go.id
PELAPORAN PPN 53

Pasal 25 ayat (4) PMK-231/PMK.03/2019

Surat Pemberitahuan Masa PPN, bagi PKP Instansi Pemerintah, untuk kewajiban
pemungutan PPN atas pendapatan pemerintah paling lama akhir bulan berikutnya
setelah Masa Pajak berakhir

PER-29/PJ/2015

• Setiap PKP wajib menyampaikan SPT Masa PPN 1111 dalam bentuk dokumen elektronik
• PKP yang diwajibkan membuat e-Faktur wajib membuat SPT Masa PPN 1111 dengan
menggunakan aplikasi e-Faktur yang telah ditentukan dan/ atau disediakan oleh DJP
• PKP wajib menyampaikan SPT Masa PPN dalam bentuk dokumen elektronik melalui
https://web-efaktur.pajak.go.id/.

www.pajak.go.id
www.pajak.go.id
www.pajak.go.id

Anda mungkin juga menyukai