Anda di halaman 1dari 57

Edukasi Perpajakan :

Kewajiban Perpajakan Bendahara Satuan Kerja


Instansi Pemerintah Pusat

Kementerian Komunikasi dan Informatika


Direktorat Jenderal Penyelenggaraan Pos dan Informatika
Direktorat Penyiaran

Badung, 15 Oktober 2021 www. pa ja k . g o . id


Pre-Test

tinyurl.com/pretest906-13
2

PMK-231/PMK.03/2019
www. pa ja k . g o . id
Belanja Barang/Jasa 23

PPh Pasal PPh Pasal

22 23 mengadministrasikan pelaporan dan


pembayaran pajak yang
dilakukan oleh unit pelaksana di
bawahnya
PPN
www. pa ja k . g o . id
Belanja Barang 24

s.d. 2 JUTA TIDAK DIPUNGUT PPh

> 2 JUTA BER-NPWP


mengadministrasikan pelaporan dan

PPh 1,5%

TIDAK NPWP PPh 3%

www. pa ja k . g o . id
Pengecualian Pemungutan PPh 22 52

• pembayaran yang jumlahnya paling banyak Rp2.000.000,00 (dua juta rupiah) tidak termasuk PPN dan bukan
merupakan pembayaran yang dipecah dari suatu transaksi yang nilai sebenarnya lebih dari Rp2.000.000,00 (dua juta rupiah);
• pembayaran dengan kartu kredit pemerintah atas belanja lnstansi Pemerintah Pusat sesuai ketentuan peraturan
perundang-undangan;
• pembayaran untuk pembelian bahan bakar minyak, bahan bakar gas, pelumas, benda-benda pos; atau pemakaian air
dan listrik;
• pembayaran untuk pembelian barang sehubungan dengan penggunaan dana Bantuan Operasional Sekolah (BOS);
• pembayaran untuk pembelian gabah dan/atau beras;
• pembayaran kepada Wajib Pajak yang memiliki dan menyerahkan fotokopi surat keterangan berdasarkan Peraturan
Pemerintah yang mengatur tentang PPh atas penghasilan dari usaha yang diterima atau diperoleh Wajib Pajak yang
memiliki peredaran bruto tertentu, yang telah dipotong PPh Pasal 4 ayat (2) berdasarkan Peraturan Pemerintah dimaksud;
atau
• pembayaran untuk pembelian barang kepada Wajib Pajak yang dapat menyerahkan fotokopi Surat Keterangan Bebas
Pemotongan dan/atau Pemungutan PPh yang telah dilegalisasi oleh KPP yang menerbitkan Surat Keterangan Bebas
dimaksud.

www. pa ja k . g o . id
Belanja Jasa (Rekanan Badan Usaha) 66

BER-NPWP PPh 2%

TIDAK NPWP PPh 4%

PMK-141/PMK.03/2015

www. pa ja k . g o . id
Belanja Barang/Jasa 27

NON PKP TIDAK DIPUNGUT PPN

PKP S.D. 2 JUTA

> 2 JUTA PPN 10%

www. pa ja k . g o . id
Pengecualian Pemungutan PPN 28

• pembayaran yang jumlahnya paling banyak Rp2.000.000,00 (dua juta rupiah) tidak termasuk jumlah PPN
atau PPN dan PPnBM yang terutang, dan bukan merupakan pembayaran yang dipecah dari suatu transaksi
yang nilai sebenarnya lebih dari Rp2.000.000,00 (dua juta rupiah);

• pembayaran dengan kartu kredit pemerintah atas belanja lnstansi Pemerintah Pusat sesuai ketentuan
peraturan perundang-undangan;

• pembayaran untuk pengadaan tanah;

• pembayaran atas penyerahan bahan bakar minyak dan bahan bakar bukan minyak oleh PT. Pertamina
(Persero);

• pembayaran atas penyerahan jasa telekomunikasi oleh perusahaan telekomunikasi;

• pembayaran atas penyerahan Barang Kena Pajak dan/atau Jasa Kena Pajak yang menurut ketentuan
perundang-undangan di bidang perpajakan, mendapat fasilitas PPN tidak dipungut atau dibebaskan dari
pengenaan PPN.

www. pa ja k . g o . id
Belanja Jasa Konstruksi 29

PERENCANA/PENGAWAS KONSTRUKSI

BERKUALIFIKASI 4%

NONKUALIFIKASI 6%

PELAKSANA KONSTRUKSI

KUALIFIKASI KECIL 2%

KUALIFIKASI NONKECIL 3%
KODE MAP: 411128
JENIS SETORAN: 409 NONKUALIFIKASI 4%

www. pa ja k . g o . id
Belanja Pegawai/Tenaga/Jasa Orang Pribadi 2
10

TETAP Ph.NETO - PTKP

TIDAK TETAP

BULANAN Ph.BRUTO - PTKP

HARIAN Ph. BRUTO – 450 ribu

Ph.BRUTO (4,5jt s.d.


10,2jt) - PTKP HARIAN
= DPP
Ph.BRUTO (>10jt) - PTKP
PER-16/PJ/2016

www. pa ja k . g o . id
Belanja Pegawai/Tenaga/Jasa Orang Pribadi 2
11

PH.BRUTO - PTKP BULANAN


BERKESINAMBUNGAN
(KUMULATIF)

TIDAK BERKESINAMBUNGAN 50% X Ph.BRUTO


HONORARIUM PNS/TNI/POLRI Ph.BRUTO KODE MAP: 411121
JENIS SETORAN: 402

KOMISARIS, MANTAN PEGAWAI Ph.BRUTO

KODE MAP: 411121


PENSIUNAN JENIS SETORAN: 401

SEKALIGUS PP 68 TAHUN 2009


BERKALA PH.NETO-PTKP
PER-16/PJ/2016
PESERTA KEGIATAN PH. BRUTO
= DPP
www. pa ja k . g o . id
TRANSAKSI DENGAN REKANAN (BADAN/OP) UMKM

• Transaksi yang seharusnya dipotong PPh 21/ PPh 22/ PPh 23


secara substansi berubah menjadi PPh 4 ayat 2.

• Tarif 0,5% Final dari DPP (Harga sebelum PPN)

• Kode Setoran 411128-423

• Kode Billing/SSP dibuat Instansi Pemerintah atas nama


Rekanan
e-Bupot Unifikasi Instansi
Pemerintah
DEFINISI
13

Aplikasi e-Bupot Unifikasi

Aplikasi Bukti Pemotongan dan/atau Pemungutan PPh Unifikasi Elektronik, yang selanjutnya
disebut Aplikasi e-Bupot Unifikasi, adalah perangkat lunak yang disediakan di laman
milik Direktorat Jenderal Pajak yang dapat digunakan untuk membuat Bukti
Pemotongan / Pemungutan Unifikasi, serta mengisi, dan menyampaikan SPT Masa PPh
Unifikasi Peraturan Direktur Jenderal Pajak Nomor PER-23/PJ/2020

www.pajak.go.id
LATAR BELAKANG 2
14

Adanya kesulitan yang dialami oleh


PMK-231
PMK-231/PMK.03/2019 NPWP
Instansi Pemerintah
dalam
mengadministrasikan pelaporan dan
NPWP Bendahara NPWP Instansi
pembayaran pajak yang
Pemerintah Pemerintah dilakukan oleh unit pelaksana di
bawahnya

www.pajak.go.id
Time Line
15

Di mulai sejak tanggal

1 September 2021
e-Bupot Pasal 23 & e-Bupot Unifikasi &
e-SPT (21, 22, 15, 4 ayat 2, 26, PPN dan PPnBM) e-Bupot Pasal 21

Penggunanan
Aplikasi e-Bupot
Instansi Pemerintah

www.pajak.go.id
Kemudahan
Pelapora 16
n

e-SPT PPh Final


Pasal 4 ayat
(2)

e-SPT
PPh Pasal 15

e-SPT
PPh Pasal 22 sejak tanggal
Aplikasi e-Bupot Unifikasi
1 September 2021 Instansi Pemerintah
e-Bupot
PPh Pasal 23/26 o Berbasis Web (tidak membutuhkan
installer)
o Satu aplikasi untuk 6 jenis pajak (Pasal 4 ayat (2),
e-SPT 15, 22, 23,26, dan PPN/PPnBM PUT)
PPN 1107 PUT
o Data tersimpan aman di server DJP
o Real time
www.pajak.go.id
17
8

Prasyarat Penggunaan
Aplikasi e-Bupot Instansi Pemerintah
Pemotong/Pemungut harus:
o Memiliki EFIN untuk menggunakan akun DJP Online;
dan
o Memiliki Sertifikat Elektronik untuk menyampaikan
SPT Masa Unifikasi

Apabila belum memenuhi persyaratan dapat menghubungi KPP terdaftar


18
8

Persyaratan Pengajuan EFIN


Menyiapkan :
o Form Permohonan EFIN
o KTP dan NPWP bagi Orang Pribadi
o NPWP badan, NPWP Pribadi Pengurus, dan KTP Pengurus ditambah scan
akta pendirian/perubahan bagi Badan Usaha
o NPWP Instansi, NPWP Pejabat, KTP Pejabat, ditambah scan SK Pejabat
bagi Instansi Pemerintah
o Dan pada setiap permohonan sertakan foto selfie memegang KTP dan
NPWP
o Kirim file foto/scan ke email KPP dengan judul Permintaan EFIN, isi dengan
data NPWP, Nama WP, NIK, No.HP dan Email aktif atau ke Nomor WA
Layanan EFIN
Sertifikat Elektronik
19

Nomor Layanan Whatsapp Syarat-syarat Pengajuan


081 818 700 200 Sertifikat Elektronik
Instansi Pemerintah

1 2 3

Formulir Pengajuan F.C. Surat Keputusan F.C. KTP dan NPWP


Sertifikat Elektronik dan Penunjukan KPA Pejabat KPA atau
Surat Pernyataan dan Bendahara Bendahara
Permintaan Sertifikat
Elektronik

www.pajak.go.id
Bukti Potong /
Bukti Pungut Aplikasi e-Bupot IP 20

Unifikasi PPh Pasal 21

Digunakan untuk Pelaporan : Digunakan untuk Pelaporan :


 PPh Pasal 22  PPh Pasal 21
 PPh Pasal 23
 PPh Pasal 4 ayat 2
 PPh Pasal 15
 PPh Pasal 26
 PPN dan PPnBM Pemungut www.pajak.go.id
21

1 Unifikasi

Digunakan untuk Pelaporan :


 PPh Pasal 22
 PPh Pasal 23
 PPh Pasal 4 ayat 2
 PPh Pasal 15
 PPh Pasal 26
 PPN dan PPnBM Pemungut

www.pajak.go.id
Bukti Potong /
Bukti Pungut Kewajiban Pemotong / Pemungut 22
Instansi Pemerintah

1 2 3

Membuat Bukti Menyerahkan Melaporkan


Pemotongan / kepada pihak kepada Direktorat
Pemungutan yang dipotong Jenderal Pajak
Unifikasi dan / atau menggunakan e-
dipungut Bupot Unifikasi

Aplikasi e-Bupot Unifikasi


Instansi Pemerintah

www.pajak.go.id
Bukti Potong /
Bukti Pungut
23

Kewajiban Pihak yang dipotong/dipungut yaitu :


memberikan informasi identitas kepada Pemotong/Pemungut
berupa
WP Dalam Negeri WP Luar Negeri

o Nomor Pokok Wajib o Tax Identification


Pajak Number (TIN), atau
o (NPWP), atau
Nomor Induk o Tanda terima SKD
WPDN Kependudukan (bagi Orang WPLN WPLN bagi WP yang
Pribadi yang tidak memiliki akan menerapkan P3B
NPWP)

www.pajak.go.id
Bukti Potong /
Bukti Pungut Jenis- Jenis Bukti Pemotongan/Pemungutan Pajak
24

Bukti Pemotongan/Pemungutan Pajak terdiri dari:


1. Bukti Pemotongan/Pemungutan Unifikasi:
a. Bukti Pemotongan/Pemungutan PPh Pasal 4 ayat (2), Pasal
15,
Pasal 22, Pasal 23, dan
b. Bukti Pemotongan PPh Pasal 26
2. Bukti Pemungutan PPN/PPnBM:
c. Faktur pajak atau dokumen tertentu yang kedudukannya
dipersamakan dengan faktur pajak; dan
b. SSP/BPN/Sarana administrasi lain yang dipersamakan dengan
SSP

Bukti Pemotongan/Pemungutan Unifikasi diterbitkan


melalui Aplikasi e-Bupot Instansi Pemerintah dan
ditandatangan secara elektronik
www.pajak.go.id
Bukti Potong /
Bukti Pungut Pembuatan Pemotongan/Pemungutan Unifikasi
25

1
Wajib Pajak
untuk…
Kode Objek Pajak, dan

1
Masa Pajak
Bukti Potong / Dalam hal pada suatu Masa Pajak terdapat 2 (dua) atau
Bukti Pungut lebih transaksi pemotongan/pemungutan PPh atas pihak
yang sama dan dengan kode objek pajak yang sama
Pemotong/Pemungut Pajak dapat membuat 1 (satu)
Bukti Pemotongan/Pemungutan Unifikasi atas
transaksi dimaksud

www.pajak.go.id
Bukti Potong /
Bukti Pungut Bukti Pemotongan/Pemungutan Nihil 26

Bukti Pemotongan/Pemungutan Unifikasi tidak perlu dibuat jika tidak terdapat


pemotongan/pemungutan PPh, kecuali:

o Jumlah PPh yang dipotong/dipungut Nihil karena ada SKB


o Transaksi dengan WP yang memiliki Surat Keterangan PP No. 23 Tahun
2018 terkonfirmasi dengan syarat dokumen kode billing harus tetap dibuat
sesuai PP No. 23 Tahun 2018 (sampai Insentif COVID-19 selesai).
o PPh Pasal 26 dipotong berdasarkan ketentuan P3B ditunjukkan dengan
SKD
WPLN
o PPh terutang yang ditanggung Pemerintah (PPh DTP)
o PPh yang dipotong/dipungut diberikan fasilitas PPh
o Pemotongan/pemungutan PPh dilakukan dengan menggunakan
SSP/BPN/Sarana
administrasi lain yang dipersamakan
www.pajak.go.id
Bukti Potong / Sistem Penomoran Bukti
Bukti Pungut Pemotongan/Pemungutan Unifikasi 27

Kode Dokumen Kode Seri Nomor Seri

01 Dokumen Elektronik 01 s.d. 99 0000001 s.d. 9999999


dalam 1 (satu) tahun kalender

Ketentuan Penomoran:

o Kode Seri diberikan secara berurutan dari 01 sampai dengan 99.


Fungsi kode ini ialah untuk menandai nomor urut Bukti Pemotongan/Pemungutan Unifikasi.
Apabila kode 01 sampai dengan 99 telah terpakai, kode berulang kembali ke 01.
o Nomor Seri diberikan secara berurutan dari 0000001 sampai dengan 9999999 dalam 1 (satu) tahun kalender (dari 1 Januari s.d. 31
Desember). Apabila tahun kalender telah berganti, nomor dimulai lagi dari nomor 0000001 dengan kode seri 01.
o Satu Nomor Bukti Pemotongan untuk Satu Wajib Pajak, Satu Kode Objek Pajak, dan Satu Masa Pajak
o Nomor Bukti Pemotongan/Pemungutan Unifikasi tidak berubah apabila terjadi perubahan (edit) atau Penghapusan (delete).
o Nomor, Masa Pajak, dan Identitas Wajib Pajak tidak berubah apabila terjadi pembetulan atau pembatalan
o Nomor Bukti Pemotongan/Pemungutan Unifikasi yang dihapus (delete) tidak dapat digunakan kembali
www.pajak.go.id
Bukti Potong / Pembetulan, Pembatalan, dan Penambahan
Bukti Pungut Bukti Pemotongan/Pemungutan Unifikasi 28

Bukti Pemotongan/Pemungutan Unifikasi yang telah dilaporkan dalam


SPT Masa Unifikasi Instansi Pemerintah dapat dilakukan:
o Pembetulan, dalam hal terdapat kekeliruan dalam pengisian Bukti
Pemotongan/Pemungutan Unifikasi atau terdapat transaksi retur
o Pembatalan, dalam hal terdapat transaksi yang dibatalkan
o Penambahan, dalam hal terdapat objek pajak yang belum dilaporkan
dalam SPT Masa Unifikasi Instansi Pemerintah

Sepanjang Direktur Jenderal Pajak belum melakukan


pemeriksaan atau pemeriksaan bukti permulaan secara terbuka
terhadap SPT Masa Unifikasi Instansi Pemerintah yang bersangkutan

www.pajak.go.id
Bukti Potong / Pembetulan dan Pembatalan
Bukti Pungut Bukti Pemungutan PPN/PPnBM 29

Bukti Pemungutan PPN/PPnBM yang telah dilaporkan dalam SPT Masa


Unifikasi Instansi Pemerintah dapat dilakukan:
o Penggantian, dalam hal terdapat kekeliruan dalam pengisian Bukti
Pemungutan PPN/PPnBM atau terdapat transaksi retur
Dilakukan berdasarkan Faktur Pajak Pengganti dari PKP Rekanan
o Pembatalan, dalam hal terdapat transaksi yang dibatalkan
Dilakukan berdasarkan Faktur Pajak Batal dari PKP Rekanan

Ketentuan FP Pengganti dan FP Batal diatur dalam Perdirjen Pajak


mengenai bentuk, ukuran, dan tata cara pengisian keterangan,
prosedur pembuatan, tata cara pembetulan atau penggantian , dan
tata cara pembatalan faktur pajak.

www.pajak.go.id
SPT Masa
Unifikasi SPT Masa Unifikasi Instansi Pemerintah
30

SPT Masa Unifikasi dibuat dan disampaikan melalui Aplikasi e-Bupot Instansi Pemerintah,
yang terdiri dari:

1 Induk SPT Masa Unifikasi Instansi Pemerintah

2 Daftar Bukti Pemotongan/Pemungutan Unifikasi

3 Daftar Bukti Pemungutan PPN/PPnBM


4 Daftar Surat Setoran Pajak, BPN, dan/atau Bukti Pemindahbukuan

www.pajak.go.id
SPT Masa
Unifikasi Pembetulan SPT Masa Unifikasi 31

Dalam hal pembetulan SPT mengakibatkan:


o Kurang Setor
Maka pemotong/pemungut pajak terlebih dahulu melunasi jumlah pajak yang kurang dibayar
tersebut sebelum menyampaikan pembetulan
o Lebih Setor
Dapat diminta kembali oleh Pemotong/Pemungut Pajak dengan mengajukan permohonan
pemindahbukuan

Sepanjang Direktur Jenderal Pajak belum melakukan


pemeriksaan atau pemeriksaan bukti permulaan secara terbuka
terhadap SPT Masa Unifikasi Instansi Pemerintah yang bersangkutan

www.pajak.go.id
SPT Masa
Unifikasi 32

Batas waktu Pelaporan Bukti Potong/Pungut


dan SPT Masa Unifikasi

Bulan
Berikutnya
Paling lama 20 hari setelah

20
berakhirnya masa pajak

www.pajak.go.id
33

2 PPh Pasal 21

Digunakan untuk Pelaporan :


 PPh Pasal 21

www.pajak.go.id
Kemudahan
Pelaporan Bukti Pemotongan Pajak Pasal 21 34

Bukti Pemotongan PPh Pasal 21/26 Instansi Pemerintah terdiri dari:


a. Bukti Pemotongan PPh Pasal 21 bagi Pegawai Tetap atau Penerima
Pensiun atau Tunjangan Hari Tua/Jaminan Hari Tua Berkala untuk
Non PNS (Formulir 1721-A1);
b. Bukti Pemotongan PPh Pasal 21 Bagi PNS atau Anggota TNI atau
Anggota POLRI atau Pejabat Negara atau Pensiunannya (Formulir
1721- A2);
c. Bukti Pemotongan PPh Pasal 21 Final/Tidak Final (Formulir 1721-B1);
dan
d. Bukti Pemotongan PPh Pasal 26 (Formulir 1721-26).

Bukti Pemotongan dibuat dan dilaporkan melalui


Aplikasi e-Bupot Instansi Pemerintah dan
ditandatangan secara elektronik
www.pajak.go.id
Kemudahan
Pelaporan Bukti Pemotongan Formulir 1721-A1/ A2 35

1 1
Wajib Pajak
Bukti Potong /
untuk Kode Objek Pajak, dan

Bukti Pungut Masa Pajak
(dalam tahun kalender yang bersangkutan)

Formulir 1721-A1 atau 1721-A2 diterbitkan untuk setiap tahun


dan diberikan kepada penerima penghasilan paling lama
1 (satu) bulan setelah tahun kalender berakhir
*) dalam hal Pegawai Tetap berhenti bekerja sebelum bulan Desember, pemberian Bukti Pemotongan
Formulir 1721-A1 dan/atau Formulir 1721-A2 harus dilakukan paling lama 1 (satu) bulan setelah yang
bersangkutan berhenti bekerja.

www.pajak.go.id
Kemudahan
Pelaporan Bukti Pemotongan Formulir 1721-B1/26 36

1 1
Wajib Pajak
Bukti Potong /
untuk Kode Objek Pajak, dan

Bukti Pungut Masa Pajak

Formulir 1721-B1 atau 1721-26 diterbitkan untuk setiap transaksi


atau untuk 1 (satu) Masa Pajak dan diberikan kepada penerima
untuk setiap kali pembuatan bukti pemotongan

www.pajak.go.id
Bukti Potong /
Bukti Pungut Bukti Pemotongan/Pemungutan Nihil 37

Bukti Pemotongan PPh Pasal 21/26 harus tetap dibuat dalam hal :
1. tidak dilakukan pemotongan PPh Pasal 21 karena jumlah penghasilan yang diterima
tidak melebihi:
• PTKP ; atau
• batasan penghasilan harian atau kumulatif bulanan yang diatur dalam
peraturan
perpajakan yang berlaku.
2. jumlah PPh Pasal 26 yang dipotong nihil berdasarkan P3B yang ditunjukkan dengan
adanya SKD WPLN; dan/atau
3. jumlah PPh Pasal 21 yang dipotong nihil karena:
• adanya Surat Keterangan Bebas;
• adanya fasilitas pajak ditanggung pemerintah atau fasilitas lainnya; dan/atau
• Dikenakan tarif 0%

www.pajak.go.id
Bukti Potong / Pembetulan, Pembatalan, dan Penambahan Bukti
Bukti Pungut Pemotongan PPh Pasal 21/26 38

Bukti Pemotongan PPh Pasal 21/26 yang telah dilaporkan dalam SPT Masa PPh 21/26
Instansi Pemerintah dapat dilakukan:
o Pembetulan, dalam hal terdapat kekeliruan dalam pengisian Bukti Pemotongan PPh Pasal
21/26 Instansi Pemerintah
o Pembatalan, dalam hal terdapat transaksi yang dibatalkan
o Penambahan, dalam hal terdapat objek pajak yang belum dilaporkan dalam SPT Masa
PPh
Pasal 21/26 Instansi Pemerintah

Sepanjang Direktur Jenderal Pajak belum melakukan


pemeriksaan atau pemeriksaan bukti permulaan secara terbuka
terhadap masa pajak yang bersangkutan

www.pajak.go.id
Bukti Potong / Penomoran Bukti Pemotongan PPh Pasal 21/26 Instansi
Bukti Pungut Pemerintah 39

Kode Dokumen Keterangan Kode Seri Nomor Seri


1 Form 1721-B1 dan 1721-26 0000001 s.d. 9999999
01 s.d. 99
2 Form 1721-A1 dan 1721-A2 dalam 1 (satu) tahun kalender

Ketentuan Penomoran:

o Kode Seri diberikan secara berurutan dari 01 sampai dengan 99.


Fungsi kode ini ialah untuk menandai nomor urut Bukti Pemotongan PPh Pasal 21/26 Instansi Pemerintah.
Apabila kode 01 sampai dengan 99 telah terpakai, kode berulang kembali ke 01.
o Nomor Seri diberikan secara berurutan dari 0000001 sampai dengan 9999999 dalam 1 (satu) tahun
kalender (dari 1 Januari s.d. 31
Desember). Apabila tahun kalender telah berganti, nomor dimulai lagi dari nomor 0000001 dengan kode
seri 01.
o Satu Nomor Bukti Pemotongan untuk Satu Wajib Pajak, Satu Kode Objek Pajak, dan Satu Masa Pajak
o Nomor Bukti Pemotongan 21/26 tidak berubah apabila terjadi perubahan (edit) atau Penghapusan
(delete).
o Nomor, Masa Pajak, dan Identitas Wajib Pajak tidak berubah apabila terjadi pembetulan atau pembatalan
o www.pajak.go.id
Nomor Bukti Pemotongan 21/26 yang dihapus (delete) tidak dapat digunakan kembali
SPT Masa
40
Unifikasi SPT Masa PPh Pasal 21/26 Instansi Pemerintah

terdiri dari:

1 Induk SPT (Formulir 1721)

2
Daftar Bukti Pemotongan PPh Pasal 21 bagi Pegawai Tetap dan Penerima Pensiun
atau Tunjangan Hari Tua/Jaminan Hari Tua Berkala serta bagi Pegawai Negeri Sipil,
Anggota Tentara Nasional Indonesia, Anggota Polisi Republik Indonesia, Pejabat
Negara dan Pensiunannya (Formulir 1721-A);

3 Daftar Bukti Pemotongan PPh Pasal 21 Final, PPh Pasal 21 Tidak Final dan/atau PPh Pasal
26 (Formulir 1721-B); dan

4 Daftar SSP dan/atau sarana administrasi lain yang disamakan dengan SSP (Formulir
1721-SSP)

*) Khusus untuk masa Desember, selain formulir di atas juga wajib memuat Formulir 1721-A untuk satu tahun pajak
dalam hal terdapat Bukti Pemotongan Formulir 1721-A1 dan/atau Formulir 1721-A2.

www.pajak.go.id
Pembetulan SPT Masa PPh Pasal 21/26 41

Dalam hal pembetulan SPT mengakibatkan:


o Kurang Setor
Maka pemotong pajak terlebih dahulu melunasi jumlah pajak yang kurang dibayar tersebut
o Lebih Setor
Maka atas kelebihan pembayaran pajak yang seharusnya tidak terutang tersebut dapat
dikompensasikan ke masa pajak berikutnya oleh pemotong

Sepanjang Direktur Jenderal Pajak belum melakukan


pemeriksaan atau pemeriksaan bukti permulaan secara terbuka
terhadap masa pajak yang bersangkutan

www.pajak.go.id
SPT Masa
42
Unifikasi

Batas waktu Pelaporan Bukti Potong


dan SPT Masa PPh 21/26 Instansi Pemerintah

Paling lambat

hari setelah berakhirnya


20 masa pajak

www.pajak.go.id
SPT Masa
Unifikasi
Keterlambatan Pelaporan dan Pembayaran
43

o SPT Masa Unifikasi Instansi Pemerintah tidak disampaikan dalam jangka


waktu yang ditentukan dikenakan sanksi administrasi Pasal 7 UU KUP
berupa denda sebesar :
• Rp500.000,00 (Lima ratus ribu rupiah) untuk jenis pajak PPN dan/atau
PPnBM
• Rp100.000,00 (seratus ribu rupiah) yang dikenakan sebagai satu
kesatuan dan tidak dihitung bagi tiap-tiap jenis pajak

o Penyetoran jumlah pajak setelah tanggal jatuh tempo dikenai sanksi


administrasi Pasal 9 ayat (2a) UU KUP berupa bunga.
o Penyetoran jumlah pajak yang kurang disetor akibat pembetulan SPT
Masa Unifikasi Instansi Pemerintah setelah tanggal jatuh tempo
dikenai sanksi administrasi Pasal 8 ayat (2a) UU KUP berupa bunga.

www.pajak.go.id
Aplikasi
e-Bupot 44

djponline.pajak.go.id
Login dengan :

• Nomor NPWP [1]


• Password DJP Online [2]
• Captcha yang muncul [3]

Klik Login [4]

Login Aplikasi
www.pajak.go.id
Aplikasi
e-Bupot 5

6
Pilih Menu 7

Lapor [5] -->


Pra-pelaporan [6] -->
e-Bupot Instansi Pemerintah [7]

www.pajak.go.id
Subunit Organisasi 46

Instansi Pemerintah (IP)

IP memberikan kewenangan kepada unit IP menunjuk unit pelaksana IP mendaftarkan Subunit


pelaksana di bawahnya untuk melakukan tersebut sebagai Subunit Organisasi tersebut ke Direktorat
tindakan dan pertanggungjawaban Organisasi untuk melaksanakan Jenderal Pajak
penerimaan pendapatan pemerintah hak dan/atau kewajiban
dan/atau pengeluaran atas beban anggaran perpajakan tertentu
belanja.

www.pajak.go.id
HAK & KEWAJIBAN TERTENTU 47
SUBUNIT ORGANISASI

1 pemotongan dan/atau pemungutan pajak;

penerbitan, pembetulan, dan/atau pembatalan bukti pemotongan dan/atau


INSTANSI
PEMERINTA 2 pemungutan pajak secara elektronik;
H
perekaman data Faktur Pajak yang diterima dari rekanan dan SSP atas
3 pemungutan Pajak Pertambahan Nilai dan Pajak Penjualan atas Barang
Mewah;

pembuatan kode billing dan transaksi pembayaran atau penyetoran pajak


Tanggungjawab pelaksanaan
4 melalui Bank/Pos Persepsi;
tetap berada pada Instansi
pengajuan permohonan pemindahbukuan atas kesalahan pembayaran atau
Pemerintah 5 penyetoran pajak yang dilakukan oleh Subunit Organisasi penyetor; dan/atau

pelaksanaan hak dan/atau pemenuhan kewajiban perpajakan lainnya ditentukan


6 oleh Direktur Jenderal Pajak & dilakukan secara elektronik,

www.pajak.go.id
Klik menu Pengaturan – Sub Unit Instansi - Tambah 48
Pendaftaran Subunit Organisasi 51

Elemen data wajib diisi


1) Nama Subunit Organisasi;  Nomor Identitas Subunit Organisasi:
2) NPWP Lama Bendahara (Subunit Organisasi),
dalam hal Subunit Organisasi tidak memiliki 00.000.000.0-000.000.0000
NPWP lama bendahara diisi dengan angka
NPWP IP KODE URUT
00.000.000.0-000.000;
3) nomor dokumen penunjukan bendahara;
 Username dan Password
4) alamat Subunit Organisasi;
5) identitas penanggung jawab/pimpinan berupa  Surat Keterangan Terdaftar sebagai
nama dan NPWP (kepala Subunit Organisasi, Subunit Organisasi

KPA, atau pejabat yang ditunjuk); dan


6) identitas pejabat bendahara pengeluaran
berupa nama dan NPWP.
www.pajak.go.id
Perubahan Data Subunit Organisasi 50

Perubahan nama Subunit Organisasi

Perubahan alamat Subunit Organisasi


Perubahan
Data

Perubahan penanggung jawab/pimpinan Pengurangan


Subunit Subunit
IP Organisasi Organisasi

Perubahan jumlah Subunit Organisasi

Penambahan
Subunit
Organisasi
www.pajak.go.id
Perubahan Data Subunit Organisasi 51

Nomor Identitas Subunit Organisasi menjadi status nonaktif.

Aktif Nonaktif Nonaktif = tidak dapat log in ke Aplikasi e-Bupot Instansi


Pemerintah dan tidak dapat melaksanakan hak dan
Pengurangan kewajiban perpajakan tertentu
Subunit
Organisasi
Nomor Identitas Subunit Organisasi dapat diaktikan kembali
dan SKT tidak diterbitkan.

Ketika terdapat hak dan kewajiban perpajakan yang diketehui


sebelum masa pajak status nonaktif, pelaksanaan hak dan
kewajiban perpajakan dilakukan oleh subunit organisasi
dengan terlebih dahulu mengubah status menjadi aktif oleh IP

www.pajak.go.id
Review 52

e-Bupot Instansi
Pemerintah

SPT Masa Unifikasi Instansi Pemerintah SPT Masa PPh Pasal 21 Instansi
(Pasal 4 ayat (2), 15, 22, 23, dan 26) Pemerintah

Instansi Pemerintah & Sub Unit Organisasi

http://ebupotip.pajak.go.id http://subunit.pajak.go.id
Post-Test & Kuisioner

tinyurl.com/posttest906-13
www.pajak.go.
id

Anda mungkin juga menyukai