Anda di halaman 1dari 17

DAFTAR ISI

Pengenalan Payroll 2

Kebijakan Spesifik HR 4
Hubungan Kerja 4
Waktu Kerja 5
Pekerja Harian Lepas 5
Kontrak Kerja 5
Cuti (Time Off) 6
Komponen Gaji (Payroll Component) 6
Upah Minimum 6
Tunjangan Hari Raya (THR) 6
Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) 7
Pajak 8
Pengunduran Diri (Resign) 8
Kompensasi, Pesangon, Penghargaan, Uang Penggantian Hak, Pensiun 8

Perhitungan Payroll 9

©2019 PT Mid Solusi Nusantara ALL RIGHTS RESERVED 1


Pengenalan Payroll

Payroll adalah suatu sistem penggajian yang dirancang khusus oleh suatu perusahaan agar
proses penggajian para tenaga kerja yang bersangkutan menjadi lebih efektif dan efisien.
Penggajian juga bisa merujuk ke perusahaan, departemen, atau aplikasi yang digunakan untuk
memproses gaji dan pajak karyawan.
Pada umumnya, proses pemberian gaji dan remunerasi bagi karyawan memerlukan data-data
pendukung yang mencakup informasi berikut:
1. Personal Data
Informasi ini berhubungan dengan data pribadi karyawan, seperti identitas diri, informasi
pendidikan, keluarga, dsb.

2. Employment Data
Informasi ini berhubungan dengan data hubungan kerja antara karyawan dengan perusahaan,
meliputi:
Data Pekerjaan : Informasi yang berhubungan dengan data pekerjaan, seperti status kepegawaian,
level pekerjaan, jabatan, tingkatan pekerjaan, dsb.
Jadwal Kerja : Informasi yang berhubungan dengan data kehadiran karyawan yang dapat dilihat
dari data check in/check out, cuti, jam lembur, dsb.

3. Payroll Data
Informasi ini berhubungan dengan data penggajian karyawan, meliputi:
Gaji Pokok : Nominal yang dibayarkan kepada seorang karyawan oleh sebagai imbalan atas
pekerjaan yang dilakukannya (tidak termasuk tunjangan).
Tunjangan : Komponen penggajian yang menambah pendapatan karyawan dan menambah
jumlah Take Home Pay, seperti tunjangan transportasi, tunjangan makan, dsb.
Benefit : Komponen penggajian yang menambah pendapatan karyawan namun tidak
menambah jumlah Take Home Pay, seperti BPJS Kesehatan dan BPJS
Ketenagakerjaan.
Potongan : Komponen penggajian yang mengurangi pendapatan karyawan, seperti potongan
keterlambatan, potongan absen, dsb.
Upah Lembur : Komponen penggajian yang dibayarkan kepada karyawan jika bekerja melebihi
dari jadwal kerja yang sudah ditentukan.
Klaim : Komponen penggajian yang dibayarkan kepada karyawan untuk mengganti
jumlah uang yang telah dikeluarkan terlebih dahulu oleh karyawan, seperti klaim
medikal, klaim entertainment, dsb.
Pinjaman : Nominal yang dipotong dari gaji karyawan untuk melunasi uang yang dipinjam
dari perusahaan.

Gambar 1.1 | Ilustrasi Proses Payroll

©2019 PT Mid Solusi Nusantara ALL RIGHTS RESERVED 2


Proses payroll terdiri dari perhitungan kompensasi bagi karyawan sebagai hasil penyelesaian
suatu pekerjaan, yang dihitung berdasarkan jam kerja atau jumlah hari dalam satu minggu yang
ditambah dengan jumlah total jam kerja karyawan dalam satu bulan, tunjangan upah lembur,
tunjangan hari raya, dan potongan menurut Undang-Undang Ketenagakerjaan No. 13 Tahun 2003
Pasal 156.

Anda dapat mengacu pada ilustrasi berikut untuk memahami lebih lanjut terkait proses
perhitungan payroll:

1. Perhitungan Pajak Penghasilan Karyawan

Keterangan Catatan

Gaji Pokok Gaji Pokok

Tunjangan-tunjangan Tunjangan

Potongan Potongan

Tunjangan Pajak Tunjangan Pajak (Metode Gross Up)

BPJS Kesehatan 4% x Gaji Pokok


Jaminan Kematian (JKM) (Maks. 8.000.000) - 2019
(Maks. 12.000.000) - 2020
Jaminan Kecelakaan Kerja (JKK)
0.3% x Gaji Pokok

Tingkat JKK x Gaji Pokok

Penghasilan Kotor Bulanan Total dari Gaji Pokok s.d JKK

Penghasilan Kotor Tahunan Penghasilan Kotor Bulanan x Masa Kerja

Biaya Jabatan 5% x Penghasilan Kotor Tahunan


(Maks. 500rb x Masa Kerja)

Jaminan Hari Tua Karyawan (JHT) Tahunan 2% x Gaji Pokok x Masa Kerja

Jaminan Pensiun Karyawan (JP) Tahunan 1% x Gaji Pokok x Masa Kerja


( 8.512.400 Maks per Maret 2019)
( 8.939.700 Maks per Maret 2020)

Penghasilan Netto Tahunan GP-BJ-JHT-JP

Penghasilan Tidak Kena Pajak (PTKP) sesuai PTKP status

Penghasilan Kena Pajak (PKP) Penghasilan Netto Tahunan - PTKP

Pajak Penghasilan Pasal 21 (Tahunan) PKP x Tarif Progresif

Pajak Penghasilan Pasal 21 (Bulanan) PPh Tahunan / Masa Kerja


Tabel 1.1 | Format Perhitungan PPh 21

*komponen berwarna merah bersifat mengurangi jumlah penghasilan

©2019 PT Mid Solusi Nusantara ALL RIGHTS RESERVED 3


2. Perhitungan Take Home Pay Karyawan

Keterangan Catatan

Gaji Pokok Gaji Pokok

THR/Bonus opsional

Tunjangan-tunjangan Tunjangan

Pinjaman

Potongan

Pajak Penghasilan Pasal 21 (Bulanan)

Jaminan Hari Tua (JHT) Bulanan 2% x Gaj Pokok

1% x Gaji Pokok
( 8.512.400 Maks per Maret 2019)
Jaminan Pensiun (JP) Bulanan ( 8.939.700 Maks per Maret 2020)

1% x Gaji Pokok
(Maks. 8.000.000) - 2019
BPJS Kesehatan (Maks. 12.000.000) - 2020

Take Home Pay


Tabel 1.2 | Format Perhitungan Take Home Pay
*komponen berwarna merah bersifat mengurangi jumlah penghasilan

Kebijakan Spesifik HR

Berikut adalah beberapa kebijakan spesifik dalam HR yang perlu Anda perhatikan:

1. Hubungan Kerja
Hubungan kerja mendeskripsikan hubungan antara pihak karyawan dengan perusahaan yang
umumnya dinyatakan dalam perjanjian/kontrak kerja yang disepakati kedua belah pihak.
Hubungan kerja menghasilkan status kerja yang meliputi:
● Probation
Probation merupakan masa percobaan baik bagi pihak karyawan maupun
perusahaan dan salah satu pihak berhak untuk menghentikan perikatan selama masa
percobaan tersebut.
Status probation yang diperbolehkan maksimal 3 bulan.
● Contract
Contract merupakan perjanjian kerja waktu tertentu yang mengikat pihak karyawan
dengan perusahaan selama jangka waktu tertentu berdasarkan kontrak.
Notes: Perjanjian kerja waktu tertentu yang didasarkan atas jangka waktu tertentu dapat

©2019 PT Mid Solusi Nusantara ALL RIGHTS RESERVED 4


diadakan untuk paling lama 2 tahun dan hanya boleh diperpanjang 1 kali untuk jangka waktu
paling lama 1 tahun.
● Permanent
Permanent merupakan status karyawan tetap dimana pihak karyawan dan
perusahaan telah terikat secara permanen, namun masing-masing pihak tetap dapat
menghentikan perikatan sesuai dengan prosedur yang ditetapkan perusahaan atau
yang disepakati bersama.

2. Waktu Kerja
Waktu kerja yang umumnya berlaku adalah sebanyak 40 jam kerja dalam seminggu. Variasi
penetapan jam kerja pada perusahaan meliputi:
● Waktu kerja: 6 hari @ 7 jam
● Waktu Kerja: 5 hari @ 8 jam.

3. Pekerja Harian Lepas


Karyawan dikategorikan sebagai pekerja harian lepas adalah karyawan yang bekerja selama
maksimum 21 hari kerja dalam 1 bulan.
Apabila waktu kerja melebihi batas waktu yang ditentukan dan terjadi selama 3 bulan berturut-turut,
maka harus dibuat perjanjian kerja karyawan kontrak (PKWT atau PKWTT).

4. Kontrak Kerja
Perjanjian kerja adalah perjanjian antara pekerja/buruh dengan pengusaha atau pemberi kerja
yang memuat syarat-syarat kerja, hak dan kewajiban para pihak.
Jenis-jenis perjanjian kerja menurut waktu berakhirnya :
● Perjanjian Kerja untuk Waktu Tertentu (PKWT)
Perjanjian ini didasarkan atas jangka waktu atau selesainya suatu pekerjaan tertentu.
PKWT dibuat untuk pegawai kontrak dan tidak mensyaratkan adanya masa percobaan
kerja. Selain itu PKWT dapat diperpanjang atau diperbaharui dengan paling lama 2 (dua)
tahun dan hanya boleh diperpanjang 1 kali untuk jangka waktu paling lama 1 (satu) tahun.
● Perjanjian Kerja untuk Waktu Tidak Tertentu (PKWTT)
Perjanjian ini dibuat untuk pegawai tetap dan dapat mensyaratkan masa percobaan kerja
paling kerja paling lama 3 (tiga) bulan. Pengusaha dilarang membayar upah di bawah
upah minimum yang berlaku.

5. Lembur (Overtime)
Lembur merupakan aktualisasi waktu kerja melebihi jadwal dan jam kerja yang ditentukan.
Perhitungan upah lembur secara umum adalah sebagai berikut:
Jam Lembur x Upah sebulan x Multiplier
Upah Lembur =
173 jam
Keterangan:
Multiplier :Angka pengali untuk menentukan tarif lembur dibandingkan tarif upah pokok
173 jam : Jumlah jam kerja dalam sebulan yang dihitung seperti berikut:
Jumlah jam kerja setahun = 52 minggu * 40 jam = 2.080 jam
Jumlah jam kerja sebulan = 2.080 jam / 12 bulan = 173 jam

Perhitungan lembur di hari kerja:


1 jam pertama = 1,5 x upah sejam

Jam seterusnya = 2 x upah sejam

©2019 PT Mid Solusi Nusantara ALL RIGHTS RESERVED 5


Perhitungan lembur di hari istirahat mingguan dan hari libur nasional:
Perusahaan 5 hari kerja Perusahaan 6 hari kerja

8 jam pertama = 2 x upah sejam 7 jam pertama = 2 x upah sejam

Jam ke-9 = 3 x upah sejam Jam ke-8 = 3 x upah sejam

Jam ke-10 & ke-11 = 4 x upah sejam Jam ke-9 & ke-10 = 4 x upah sejam

6. Cuti (Time Off)


Cuti adalah hak karyawan untuk tidak hadir sementara di perusahaan.
Kebijakan cuti terdiri dari berbagai jenis dan tujuan, seperti berikut:
● Cuti Tahunan;
Pada umumnya hak cuti tahunan baru diberikan setelah bekerja selama 1 tahun.
● Cuti Tidak Berbayar;
Karyawan yang belum memiliki hak cuti tahunan, umumnya harus mengambil cuti tidak
berbayar yang memotong gaji bulan berjalan.
● Cuti Sakit;
Karyawan berhak mengajukan cuti sakit tanpa minimal masa kerja.
● Cuti Penting/Khusus;
Pada umumnya, hak cuti ini dapat diberikan dalam kondisi berikut:
○ pekerja/buruh menikah : 3 hari
○ menikahkan anaknya : 2 hari
○ mengkhitankan anaknya : 2 hari
○ membaptiskan anaknya : 2 hari
○ isteri melahirkan atau keguguran kandungan : 2 hari
○ suami/isteri, orang tua/mertua atau anak atau menantu meninggal dunia : 2 hari
○ anggota keluarga dalam satu rumah meninggal dunia : 1 hari
● Cuti Besar;
Pada umumnya hak cuti ini diberikan kepada karyawan yang telah bekerja sedikitnya
selama 6 tahun berturut-turut di perusahaan yang sama. Pada tahun ke-7 karyawan
memperoleh cuti besar sesuai kebijakan tiap-tiap perusahaan. Umumnya hak cuti
besar meliputi 30 hari cuti dalam setahun.
● dsb.

7. Komponen Gaji (Payroll Component)


Gaji karyawan dapat meliputi berbagai komponen seperti gaji pokok, tunjangan sebagai
penambah, pajak & iuran sebagai pengurang, dsb. Pada umumnya, komponen gaji meliputi:
● Upah = Gaji Pokok + Tunjangan Tetap
● Tunjangan Tidak Tetap
● Iuran
● BPJS & Pajak
● dsb.

8. Upah Minimum
Terdapat tarif upah minimum yang diterapkan oleh pemerintah di Indonesia yang digunakan
untuk melindungi hak para tenaga kerja dalam mendapatkan upah yang layak dan sesuai
dengan beban kerja. Upah Minimum adalah upah bulanan terendah yang terdiri atas upah
pokok termasuk tunjangan tetap yang ditetapkan oleh gubernur sebagai jaring pengaman.
Istilah Upah Minimum Regional (UMR) sudah tidak berlaku lagi dan diganti menjadi:
● Upah Minimum Provinsi (UMP) dan
UMP diumumkan per tanggal 1 November setiap tahunnya.
UMP DKI Jakarta tahun 2019 : Rp 3.940.972

©2019 PT Mid Solusi Nusantara ALL RIGHTS RESERVED 6


● Upah Minimum Kota/Kabupaten (UMK)
UMK diumumkan paling lambat tanggal 21 November setiap tahunnya.

9. Tunjangan Hari Raya (THR)


THR merupakan pendapatan non-upah yang wajib dibayarkan pengusaha kepada pekerja atau
keluarganya menjelang hari raya keagamaan di Indonesia. THR ini wajib dibayarkan paling
lambat tujuh hari sebelum hari raya keagamaan dan akan dikenakan denda 5% bila terjadi
keterlambatan. Kebijakan yang berlaku terkait besaran THR adalah sebagai berikut:
● Hak THR diberikan untuk karyawan yang telah bekerja minimal 1 bulan;
● Karyawan yang mempunyai masa kerja 12 bulan secara terus menerus atau lebih, diberikan
sebesar 1 bulan upah;
● Karyawan yang mempunyai masa kerja 1 bulan secara terus menerus tetapi kurang dari 12
bulan, diberikan secara proporsional sesuai masa kerja, yaitu:
Masa Kerja x Upah Sebulan
12

10. Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS)


BPJS terbagi menjadi BPJS Kesehatan dan BPJS Ketenagakerjaan. Perlakuan kebijakan BPJS
berpengaruh terhadap perhitungan gaji karyawan. Berikut adalah besaran nilai tunjangan atau
iuran BPJS yang akan menjadi penambah ataupun pengurang penghasilan karyawan:
Dasar
Jenis Pihak yang Dasar Perhitungan
Penyelenggara Tarif Perhitungan
Jaminan Membayar Maksimum /bln
Minimum /bln

Rp 8.000.000 (2019)
Perusahaan 4% UMP/UMK
Rp 12.000.000 (2020)
Jaminan
BPJS Kesehatan
Kesehatan
Rp 8.000.000 (2019)
Karyawan 1% UMP/UMK
Rp 12.000.000 (2020)

0,24% UMP/UMK -

0,54% UMP/UMK -
Jaminan Perusahaan
*tarif ditentukan
Kecelakaan 0,89% UMP/UMK -
berdasarkan
Kerja
tingkat risikonya
1,27% UMP/UMK -

1,74% UMP/UMK -
BPJS
Ketenagakerjaan Jaminan
Perusahaan 0,3% UMP/UMK -
Kematian

Perusahaan 3,7% UMP/UMK -


Jaminan
Hari Tua
Karyawan 2% UMP/UMK -

Perusahaan 2% UMP/UMK Rp 8.939.700 (2020)


Jaminan Rp 8.754.600 (2021)
Pensiun
Karyawan 1% UMP/UMK Rp 8.939.700 (2020)
Rp 8.754.600 (2021)

©2019 PT Mid Solusi Nusantara ALL RIGHTS RESERVED 7


Sebesar persentase di atas, penghasilan karyawan dapat ditambah sebesar tunjangan yang
dibayarkan perusahaan dan berkurang sebesar iuran yang dibayarkan karyawan.

Penambah Penghasilan Bruto Pengurang Penghasilan Bruto


BPJS
Dibayarkan o/ Pemberi Kerja Dibayarkan o/ Pekerja

Jaminan Kesehatan Ya Tidak


Jaminan Kecelakaan Kerja Ya -
Jaminan Kematian Ya -
Jaminan Hari Tua Tidak Ya
Jaminan Pensiun Tidak Ya

11. Pajak
PPh 21 merupakan pajak atas penghasilan wajib pajak perorangan (WPOP) berupa gaji, upah,
honorarium, tunjangan dan pembayaran lainnya dalam bentuk apapun sehubungan dengan
pekerjaan, jasa, dan kegiatan lainnya, sehingga penghasilan yang merupakan objek PPh 21
akan dipotong sebelum dibayarkan.

Penerima Penghasilan yang dipotong Penghasilan yang merupakan objek PPh 21


PPh 21 terbagi menjadi beberapa kategori: dihitung dengan dua cara, yaitu :
● Penghasilan bagi Pegawai Tetap ● Penghasilan yang bersifat tidak final,
● Penghasilan bagi Pegawai Tidak Tetap seperti: gaji, tunjangan, honorarium dsb.
● Penghasilan Bukan Pegawai ● Penghasilan yang bersifat final, seperti:
penerimaan uang pensiun.

Terdapat pula metode pengenaan PPh 21 terhadap karyawan, sebagai berikut:


● Gross : PPh 21 ditanggung oleh karyawan
● Gross Up : PPh 21 ditanggung oleh perusahaan
PPh 21 menjadi komponen tunjangan dari perusahaan saat perhitungan PPh 21
PPh 21 dapat dibebankan oleh perusahaan menurut pajak
● Netto : PPh 21 ditanggung oleh perusahaan
PPh 21 tidak menjadi komponen tunjangan saat perhitungan PPh 21
PPh 21 tidak dapat dibebankan oleh perusahaan menurut pajak

12. Pengunduran Diri (Resign)


Kebijakan yang umumnya berlaku terkait pengunduran diri, sebagai berikut:
● Karyawan wajib melakukan pengajuan 1 bulan sebelum pengunduran diri (1-month
notice);
● Tidak terikat dalam ikatan dinas;
● Tetap melaksanakan kewajiban sampai tanggal terakhir bekerja.
Karyawan yang resign diberikan uang pisah (kompensasi) seperti kompensasi pengganti cuti
yang tersisa, dsb.

13. Kompensasi, Pesangon, Penghargaan, Uang Penggantian Hak, Pensiun


Pada akhir masa kerja karyawan, terdapat beberapa komponen penghasilan yang dapat
diterima oleh karyawan, antara lain:
● Kompensasi
Pemberi kerja wajib membayar kompensasi atas setiap tenaga kerja asing yang
dipekerjakan. Kewajiban kompensasi tidak berlaku bagi instansi pemerintah,

©2019 PT Mid Solusi Nusantara ALL RIGHTS RESERVED 8


perwakilan negara asing, badan-badan internasional, lembaga sosial, lembaga
keagamaan, dan jabatan-jabatan tertentu di lembaga pendidikan.
● Pesangon, Penghargaan Masa Kerja dan Uang Penggantian Hak
Bila terjadi Pemutusan Hubungan Kerja (PHK), pengusaha diwajibkan membayar
uang pesangon dan uang penghargaan masa kerja serta uang penggantian hak yang
seharusnya diterima.
● Pensiun
Pensiun diberikan untuk karyawan tetap yang berusia 55 - 60 tahun.

©2019 PT Mid Solusi Nusantara ALL RIGHTS RESERVED 9


Perhitungan Payroll

Perhitungan Payroll di Indonesia tidak dapat dipisahkan dari perhitungan BPJS dan PPh 21.
Pembahasan pada bagian ini akan difokuskan pada penghasilan bagi Pegawai Tetap saja. Berikut ini
adalah contoh kasus perhitungan Payroll, BPJS, dan PPh 21 atas penghasilan bagi pegawai tetap:
● PPh 21 Penghasilan Teratur Masa biasa
● PPh 21 Penghasilan Tidak Teratur berupa THR
● PPh 21 Masa akhir

KASUS 1 | Penghasilan Teratur (PPh 21 Masa Biasa)

SOAL
Bpk. Adi adalah seorang karyawan swasta yang mulai bekerja di PT Jaya Makmur pada bulan Januari
2019 dengan status menikah dan mempunyai dua orang anak. Gaji pokok Bpk. Adi adalah sebesar
10.000.000 per bulan dengan tambahan tunjangan pada bulan Januari 2019 sebagai berikut:
● Tunjangan Lembur Rp 1.000.000
● Tunjangan Komunikasi Rp 300.000
● Tunjangan Transport Rp 500.000
Selain itu, perusahaan juga mengikuti program BPJS Kesehatan dan BPJS Ketenagakerjaan yang
menimbulkan iuran yang harus dibayarkan sebagai berikut:
● Jaminan Kesehatan oleh Perusahaan 4% oleh Karyawan 1%
● Jaminan Kecelakaan Kerja oleh Perusahaan 0,24%
● Jaminan Kematian oleh Perusahaan 0,3%
● Jaminan Hari Tua oleh Perusahaan 3,7% oleh Karyawan 2%
● Jaminan Pensiun oleh Perusahaan 2% oleh Karyawan 1%
Berdasarkan data tersebut, jawablah pertanyaan berikut:
● Berapa PPh 21 yang harus dipotong Perusahaan pada bulan Januari 2019?
● Berapa Take Home Pay yang diterima oleh Bpk. Adi pada bulan Januari 2019?
● Bagaimana proses pembayaran & pelaporan PPh 21 bulan Januari 2019?

©2019 PT Mid Solusi Nusantara ALL RIGHTS RESERVED 10


PEMBAHASAN

Perhitungan PPh 21
Bpk. Adi | Masa Biasa Januari 2019
Penghasilan dari Pemberi Kerja: (dlm Rupiah)
(Basic Salary) ● Gaji Pokok 10.000.000
(Allowance Taxable) Tunjangan:
● Tunjangan Lembur 1.000.000
● Tunjangan Komunikasi 300.000
● Tunjangan Transport 500.000
Penghasilan dari Pemberi Kerja per Bulan 11.800.000
Jaminan yang dibayar o/ Pemberi Kerja:
(BPJS Kesehatan) ● Jaminan Kesehatan (4%) 320.000a
(JKK) ● Jaminan Kecelakaan Kerja (0,24%) 24.000b
(JKM) ● Jaminan Kematian (0,3%) 30.000c
(Gross Monthly) Penghasilan Bruto per Bulan 12.174.000
(Gross Yearly) Pengurang:
(Position Cost) ● Biaya Jabatan (5% x Ph. Bruto) ( 500.000)d
(JHT Monthly) ● Jaminan Hari Tua o/ Karyawan (2%) ( 200.000)e
(JP Monthly) ● Jaminan Pensiun o/ Karyawan (1%) ( 85.124)f
(Netto Monthly) Penghasilan Netto per Bulan 11.388.876
(Netto Yearly) Penghasilan Netto per Tahun 136.666.512
Ph. Tidak Kena Pajak (PTKP) K/2 (67.500.000)g
Ph. Kena Pajak (PKP) 69.166.512
Ph. Kena Pajak (PKP) - pembulatan ribuan terdekat 69.166.000
(PPh Yearly) PPh 21 Terutang setahun (12 bulan) 5.374.900h
(PPh Monthly) PPh 21 Terutang Januari 2019 447.908,33

Rincian Perhitungan:
a
JK : 4% x Rp 8.000.000(max)
b
JKK : 0,24% x Rp 10.000.000
c
JKM : 0,3% x Rp 10.000.000
d
B. Jabatan : 5% x Rp 12.174.000
(max Rp 500.000/bulan)
e
JHT : 2% x Rp 10.000.000
f
JP : 1% x Rp 8.512.400(max)

g h
PTKP PPh 21
Pribadi : Rp 54.000.000 5% x 50.000.000 : Rp 2.500.000
Istri : Rp 4.500.000 15% x 19.166.000 : Rp 2.874.900
Anak : Rp 4.500.000 Total PPh 21 : Rp 5.374.900
Anak : Rp 4.500.000
Total PTKP : Rp 67.500.000

PPh 21 yang harus dipotong oleh PT Jaya Makmur pada bulan Januari 2019 adalah sebesar
Rp 447.908,33

©2019 PT Mid Solusi Nusantara ALL RIGHTS RESERVED 11


Perhitungan Take Home Pay Jan 2019
Penghasilan Gaji + Tunjangan : 11.800.000
-/- BPJS Kesehatan o/ karyawan : (80.000) (1% x Rp. 8.000.000 )
-/- JHT o/ Karyawan : (200.000)
-/- JP o/ Karyawan : (85.124)
-/- PPh 21 : (447.908)
Take Home Pay : 10.986.968

Penghasilan bersih (Take Home Pay) yang diterima Bpk Adi pada bulan Januari 2019 adalah sebesar
Rp 10.986.968

Pembayaran
PPh 21 ditanggung oleh Bpk. Adi dan dipotong oleh PT Jaya Makmur dari penghasilan yang
dibayarkan kepada Bpk. Adi. PT Jaya Makmur dapat melakukan pembayaran melalui e-billing.

Pelaporan
Bpk. Adi dapat menjadikan PPh 21 sebagai kredit pajak pada saat perhitungan pajak orang pribadi di
akhir tahun, sehingga PPh yang masih harus dibayar oleh Bpk. Adi adalah sebesar nilai pajak terutang
dikurangi dengan PPh 21 yang telah dipotong.

PT Jaya Makmur memberikan bukti potong kepada Bpk. Adi pada akhir tahun atau akhir masa kerja
sebagai bukti bahwa penghasilan yang dibayarkan kepada Bpk. Adi sudah dipotong PPh 21. Bukti
potong yang diberikan oleh PT Jaya Makmur kepada Bpk. Adi adalah berupa formulir bukti potong
1721-A1. Selain itu, PT Jaya Makmur juga melaporkan keseluruhan PPh 21 yang telah dipotong dari
seluruh pegawai melalui formulir SPT PPh 21. Proses pelaporan ini dapat dilakukan dengan e-filing.

KASUS 2 | Penghasilan Tidak Teratur

SOAL
Berlanjut dari soal sebelumnya, Bpk. Adi masih memperoleh jumlah gaji dan tunjangan yang sama
setiap bulannya. Namun, pada bulan Juni 2019 PT Jaya Makmur memberikan THR sebesar Rp
10.000.000.
Berdasarkan data tersebut, jawablah pertanyaan berikut:
● Berapa PPh 21 atas penghasilan berupa THR?
● Berapa PPh 21 yang harus dipotong perusahaan pada bulan Juni 2019?
● Berapa Take Home Pay yang diterima oleh Bpk. Adi pada bulan Juni 2019?

©2019 PT Mid Solusi Nusantara ALL RIGHTS RESERVED 12


PEMBAHASAN
Penghasilan berupa THR merupakan kategori penghasilan tidak teratur yang diterima oleh pegawai.
PPh 21 atas penghasilan tersebut dihitung dengan mengurangkan PPh 21 atas penghasilan sebelum
THR dari PPh 21 atas penghasilan setelah THR.

Perhitungan PPh 21 THR


Bpk. Adi | Masa Biasa Juni 2019
Penghasilan dari Pemberi Kerja: (dlm Rupiah)
(Basic Salary) ● Gaji Pokok 10.000.000*
(Allowance Taxable) ● Tunjangan Lembur 1.000.000*
● Tunjangan Komunikasi 300.000*
● Tunjangan Transport 500.000*
Penghasilan dari Pemberi Kerja per Bulan 11.800.000
Jaminan yang dibayar o/ Pemberi Kerja:
(BPJS Kesehatan) ● Jaminan Kesehatan (4%) 320.000*
(JKK) ● Jaminan Kecelakaan Kerja (0,24%) 24.000*
(JKM) ● Jaminan Kematian (0,3%) 30.000*
(Gross Monthly) Penghasilan Bruto per Bulan 12.174.000
(Gross Yearly) Penghasilan Bruto per Tahun 146.088.000
(Bonus/THR) Penghasilan Tidak Teratur: THR 10.000.000
Total Penghasilan Bruto 156.088.000
Pengurang per Tahun:
(Position Cost Yearly) ● Biaya Jabatan (5% x Ph. Bruto) ( 6.000.000)a
(JHT Yearly) ● Jaminan Hari Tua o/ Karyawan (2%) ( 2.400.000)b
(JP Yearly) ● Jaminan Pensiun o/ Karyawan (1%) ( 1.021.488)c
(Netto Yearly) Penghasilan Netto per Tahun 146.666.512
Ph. Tidak Kena Pajak (PTKP) K/2 (67.500.000)*
Ph. Kena Pajak (PKP) 79.166.512
Ph. Kena Pajak (PKP) - pembulatan ribuan terdekat 79.166.000
(PPh Yearly) PPh 21 Terutang setahun (12 bulan) 6.874.900d
(PPh Monthly) PPh 21 Terutang sebulan 572.908,33

Rincian Perhitungan:
*Angka diperoleh dari Studi Kasus 1

a
B. Jabatan /thn : 5% x Rp 156.088.000
(max Rp 6.000.000/tahun)
b
JHT /thn : 2% x Rp 10.000.000 x 12 bln
c
JP /thn : 1% x Rp 102.148.800(max)
d
PPh 21
5% x 50.000.000 : Rp 2.500.000
15% x 29.166.000 : Rp 4.374.900
Total PPh 21 : Rp 6.874.900

PPh 21 setelah THR : Rp 6.874.900


PPh 21 sebelum THR : Rp 5.374.900
PPh 21 atas THR : Rp 1.500.000
PPh 21 atas Penghasilan Tidak Teratur berupa THR adalah sebesar
Rp 1.500.000

©2019 PT Mid Solusi Nusantara ALL RIGHTS RESERVED 13


Perhitungan PPh 21 Juni 2019
PPh 21 sebulan : Rp 447.908,33
PPh 21 THR : Rp 1.500.000
Total PPh 21 Juni 2019 : Rp 1.947.908,33

PPh 21 yang harus dipotong oleh PT Jaya Makmur pada bulan Juni 2019 adalah sebesar
Rp 1.947.908,33

Perhitungan Take Home Pay Juni 2019


Penghasilan Gaji + Tunjangan : 11.800.000
+/+ THR : 10.000.000
-/- BPJS Kesehatan o/ karyawan : (80.000) (1% x Rp. 8.000.000 )
-/- JHT o/ Karyawan : (200.000)
-/- JP o/ Karyawan : (85.124)
-/- PPh 21 : (1.947.908,33)
Take Home Pay : Rp 19.486.967,67

Penghasilan bersih (Take Home Pay) yang diterima Bpk Adi pada bulan Januari 2019 adalah sebesar
Rp 19.486.967.67

KASUS 3 | Masa Terakhir

SOAL
Selama Bpk. Adi bekerja di PT Jaya Makmur, tidak ada perubahan penghasilan, baik jumlah gaji
maupun tunjangan, begitu juga dengan status PTKP. Pada bulan Agustus 2019, Bpk. Adi
mengundurkan diri dari PT Jaya Makmur.
Berdasarkan data tersebut, jawablah pertanyaan berikut:
● Berapa PPh 21 aktual yang terjadi di tahun 2019?
● Bila dibandingkan dengan estimasi PPh 21 pada perhitungan sebelumnya,
apakah terjadi kurang/lebih bayar?
● Bagaimana perlakuan pajak atas hasil perhitungan tersebut?

©2019 PT Mid Solusi Nusantara ALL RIGHTS RESERVED 14


PEMBAHASAN
Perhitungan atas PPh 21 selama tahun 2019 dilakukan dengan dasar perhitungan 12 bulan,
sementara jumlah masa kerja aktual Bpk. Adi pada tahun 2019 hanya 8 bulan. Oleh sebab itu
terjadi perbedaan antara perhitungan PPh 21 masa biasa dengan masa akhir.

Perhitungan PPh 21 Aktual


Bpk. Adi | Masa Akhir 2019
Penghasilan dari Pemberi Kerja:
(Basic Salary) ● Gaji Pokok 10.000.000*
(Allowance Taxable) ● Tunjangan Lembur 1.000.000*
● Tunjangan Komunikasi 300.000*
● Tunjangan Transport 500.000*
Penghasilan dari Pemberi Kerja per Bulan 11.800.000
Jaminan yang dibayar o/ Pemberi Kerja:
(BPJS Kesehatan) ● Jaminan Kesehatan (4%) 320.000*
(JKK) ● Jaminan Kecelakaan Kerja (0,24%) 24.000*
(JKM) ● Jaminan Kematian (0,3%) 30.000*
(Gross Monthly) Penghasilan Bruto per Bulan 12.174.000
(Gross Yearly) Penghasilan Bruto per Tahun (8 bulan) 97.392.000
(Bonus/THR) Penghasilan Tidak Teratur: THR 10.000.000
(Gross + THR Yearly) Total Penghasilan Bruto 107.392.000
Pengurang per Tahun:
(Position Cost Yearly) ● Biaya Jabatan (5% x Ph. Bruto) ( 4.000.000)a
(JHT Yearly) ● Jaminan Hari Tua o/ Karyawan (2%) ( 1.600.000)b
(JP Yearly) ● Jaminan Pensiun o/ Karyawan (1%) ( 680,992)c
(Netto Yearly) Penghasilan Netto per Tahun 101.111.008
Ph. Tidak Kena Pajak (PTKP) K/2 (8 Bulan) (45.000.000)d
Ph. Kena Pajak (PKP) 56.111.008
Ph. Kena Pajak (PKP)-pembulatan ribuan terdekat 56.111.000
(PPh Actual 2019) PPh 21 Aktual 2019 (8 bulan) 3.416.650e

Rincian Perhitungan:
*Angka diperoleh dari Studi Kasus 1

a
B. Jabatan /8 bln : 5% x Rp 156.088.000
(max Rp 4.000.000 /8 bulan)
b
JHT /8 bln : 2% x Rp 10.000.000 x 8 bln
c
JP /8 bln : 1% x Rp 8.512.400(max) x 8 bln
d
PTKP : 8/12 bln x Rp 67.500.000

PPh 21
5% x 50.000.000 : Rp 2.500.000
15% x 6.111.000 : Rp 916.650
Total PPh 21 :Rp 3.416.650

PPh 21 yang aktual yang harus ditanggung oleh Bpk. Adi atas penghasilan yang diperoleh dari
PT Jaya Makmur selama tahun 2019 adalah sebesar Rp 3.416.650.

©2019 PT Mid Solusi Nusantara ALL RIGHTS RESERVED 15


Perbandingan
Berdasarkan hasil perhitungan berikut, dapat diketahui bahwa perhitungan estimasi berjumlah lebih
besar daripada perhitungan aktual:

PPh 21 tahun 2019 (Estimasi)


Januari Rp 447.908,33
Februari Rp 447.908,33
Maret Rp 447.908,33
April Rp 447.908,33
Mei Rp 447.908,33
Juni Rp1.947.908,33
Juli Rp 447.908,33
Agustus Rp 447.908,33
Total Estimasi Rp5.083.266,64
PPh 21 tahun 2019 (Aktual) Rp 3.416.650 .
Lebih bayar PPh 21 Rp1.666.616,64

Perusahaan telah melakukan pemotongan PPh 21 atas perhitungan estimasi sebesar total Rp
5.208.266,64, sementara PPh 21 aktual adalah sebesar Rp 3.416.650. Dengan demikian, Bpk. Adi
memiliki saldo lebih bayar PPh 21 sebesar Rp 1.666.616,64.

Perlakuan Pajak
Bpk. Adi dapat meminta saldo kelebihan PPh 21 tersebut kepada PT Jaya Makmur. Selanjutnya, PT
Jaya Makmur sebagai pihak yang memotong PPh 21 dapat membuat laporan lebih bayar kepada KPP.
Kelebihan pembayaran tersebut dapat dikompensasikan ke periode selanjutnya atau diajukan restitusi.

©2019 PT Mid Solusi Nusantara ALL RIGHTS RESERVED 16

Anda mungkin juga menyukai