Pengenalan Payroll 2
Kebijakan Spesifik HR 4
Hubungan Kerja 4
Waktu Kerja 5
Pekerja Harian Lepas 5
Kontrak Kerja 5
Cuti (Time Off) 6
Komponen Gaji (Payroll Component) 6
Upah Minimum 6
Tunjangan Hari Raya (THR) 6
Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) 7
Pajak 8
Pengunduran Diri (Resign) 8
Kompensasi, Pesangon, Penghargaan, Uang Penggantian Hak, Pensiun 8
Perhitungan Payroll 9
Payroll adalah suatu sistem penggajian yang dirancang khusus oleh suatu perusahaan agar
proses penggajian para tenaga kerja yang bersangkutan menjadi lebih efektif dan efisien.
Penggajian juga bisa merujuk ke perusahaan, departemen, atau aplikasi yang digunakan untuk
memproses gaji dan pajak karyawan.
Pada umumnya, proses pemberian gaji dan remunerasi bagi karyawan memerlukan data-data
pendukung yang mencakup informasi berikut:
1. Personal Data
Informasi ini berhubungan dengan data pribadi karyawan, seperti identitas diri, informasi
pendidikan, keluarga, dsb.
2. Employment Data
Informasi ini berhubungan dengan data hubungan kerja antara karyawan dengan perusahaan,
meliputi:
Data Pekerjaan : Informasi yang berhubungan dengan data pekerjaan, seperti status kepegawaian,
level pekerjaan, jabatan, tingkatan pekerjaan, dsb.
Jadwal Kerja : Informasi yang berhubungan dengan data kehadiran karyawan yang dapat dilihat
dari data check in/check out, cuti, jam lembur, dsb.
3. Payroll Data
Informasi ini berhubungan dengan data penggajian karyawan, meliputi:
Gaji Pokok : Nominal yang dibayarkan kepada seorang karyawan oleh sebagai imbalan atas
pekerjaan yang dilakukannya (tidak termasuk tunjangan).
Tunjangan : Komponen penggajian yang menambah pendapatan karyawan dan menambah
jumlah Take Home Pay, seperti tunjangan transportasi, tunjangan makan, dsb.
Benefit : Komponen penggajian yang menambah pendapatan karyawan namun tidak
menambah jumlah Take Home Pay, seperti BPJS Kesehatan dan BPJS
Ketenagakerjaan.
Potongan : Komponen penggajian yang mengurangi pendapatan karyawan, seperti potongan
keterlambatan, potongan absen, dsb.
Upah Lembur : Komponen penggajian yang dibayarkan kepada karyawan jika bekerja melebihi
dari jadwal kerja yang sudah ditentukan.
Klaim : Komponen penggajian yang dibayarkan kepada karyawan untuk mengganti
jumlah uang yang telah dikeluarkan terlebih dahulu oleh karyawan, seperti klaim
medikal, klaim entertainment, dsb.
Pinjaman : Nominal yang dipotong dari gaji karyawan untuk melunasi uang yang dipinjam
dari perusahaan.
Anda dapat mengacu pada ilustrasi berikut untuk memahami lebih lanjut terkait proses
perhitungan payroll:
Keterangan Catatan
Tunjangan-tunjangan Tunjangan
Potongan Potongan
Jaminan Hari Tua Karyawan (JHT) Tahunan 2% x Gaji Pokok x Masa Kerja
Keterangan Catatan
THR/Bonus opsional
Tunjangan-tunjangan Tunjangan
Pinjaman
Potongan
1% x Gaji Pokok
( 8.512.400 Maks per Maret 2019)
Jaminan Pensiun (JP) Bulanan ( 8.939.700 Maks per Maret 2020)
1% x Gaji Pokok
(Maks. 8.000.000) - 2019
BPJS Kesehatan (Maks. 12.000.000) - 2020
Kebijakan Spesifik HR
Berikut adalah beberapa kebijakan spesifik dalam HR yang perlu Anda perhatikan:
1. Hubungan Kerja
Hubungan kerja mendeskripsikan hubungan antara pihak karyawan dengan perusahaan yang
umumnya dinyatakan dalam perjanjian/kontrak kerja yang disepakati kedua belah pihak.
Hubungan kerja menghasilkan status kerja yang meliputi:
● Probation
Probation merupakan masa percobaan baik bagi pihak karyawan maupun
perusahaan dan salah satu pihak berhak untuk menghentikan perikatan selama masa
percobaan tersebut.
Status probation yang diperbolehkan maksimal 3 bulan.
● Contract
Contract merupakan perjanjian kerja waktu tertentu yang mengikat pihak karyawan
dengan perusahaan selama jangka waktu tertentu berdasarkan kontrak.
Notes: Perjanjian kerja waktu tertentu yang didasarkan atas jangka waktu tertentu dapat
2. Waktu Kerja
Waktu kerja yang umumnya berlaku adalah sebanyak 40 jam kerja dalam seminggu. Variasi
penetapan jam kerja pada perusahaan meliputi:
● Waktu kerja: 6 hari @ 7 jam
● Waktu Kerja: 5 hari @ 8 jam.
4. Kontrak Kerja
Perjanjian kerja adalah perjanjian antara pekerja/buruh dengan pengusaha atau pemberi kerja
yang memuat syarat-syarat kerja, hak dan kewajiban para pihak.
Jenis-jenis perjanjian kerja menurut waktu berakhirnya :
● Perjanjian Kerja untuk Waktu Tertentu (PKWT)
Perjanjian ini didasarkan atas jangka waktu atau selesainya suatu pekerjaan tertentu.
PKWT dibuat untuk pegawai kontrak dan tidak mensyaratkan adanya masa percobaan
kerja. Selain itu PKWT dapat diperpanjang atau diperbaharui dengan paling lama 2 (dua)
tahun dan hanya boleh diperpanjang 1 kali untuk jangka waktu paling lama 1 (satu) tahun.
● Perjanjian Kerja untuk Waktu Tidak Tertentu (PKWTT)
Perjanjian ini dibuat untuk pegawai tetap dan dapat mensyaratkan masa percobaan kerja
paling kerja paling lama 3 (tiga) bulan. Pengusaha dilarang membayar upah di bawah
upah minimum yang berlaku.
5. Lembur (Overtime)
Lembur merupakan aktualisasi waktu kerja melebihi jadwal dan jam kerja yang ditentukan.
Perhitungan upah lembur secara umum adalah sebagai berikut:
Jam Lembur x Upah sebulan x Multiplier
Upah Lembur =
173 jam
Keterangan:
Multiplier :Angka pengali untuk menentukan tarif lembur dibandingkan tarif upah pokok
173 jam : Jumlah jam kerja dalam sebulan yang dihitung seperti berikut:
Jumlah jam kerja setahun = 52 minggu * 40 jam = 2.080 jam
Jumlah jam kerja sebulan = 2.080 jam / 12 bulan = 173 jam
Jam ke-10 & ke-11 = 4 x upah sejam Jam ke-9 & ke-10 = 4 x upah sejam
8. Upah Minimum
Terdapat tarif upah minimum yang diterapkan oleh pemerintah di Indonesia yang digunakan
untuk melindungi hak para tenaga kerja dalam mendapatkan upah yang layak dan sesuai
dengan beban kerja. Upah Minimum adalah upah bulanan terendah yang terdiri atas upah
pokok termasuk tunjangan tetap yang ditetapkan oleh gubernur sebagai jaring pengaman.
Istilah Upah Minimum Regional (UMR) sudah tidak berlaku lagi dan diganti menjadi:
● Upah Minimum Provinsi (UMP) dan
UMP diumumkan per tanggal 1 November setiap tahunnya.
UMP DKI Jakarta tahun 2019 : Rp 3.940.972
Rp 8.000.000 (2019)
Perusahaan 4% UMP/UMK
Rp 12.000.000 (2020)
Jaminan
BPJS Kesehatan
Kesehatan
Rp 8.000.000 (2019)
Karyawan 1% UMP/UMK
Rp 12.000.000 (2020)
0,24% UMP/UMK -
0,54% UMP/UMK -
Jaminan Perusahaan
*tarif ditentukan
Kecelakaan 0,89% UMP/UMK -
berdasarkan
Kerja
tingkat risikonya
1,27% UMP/UMK -
1,74% UMP/UMK -
BPJS
Ketenagakerjaan Jaminan
Perusahaan 0,3% UMP/UMK -
Kematian
11. Pajak
PPh 21 merupakan pajak atas penghasilan wajib pajak perorangan (WPOP) berupa gaji, upah,
honorarium, tunjangan dan pembayaran lainnya dalam bentuk apapun sehubungan dengan
pekerjaan, jasa, dan kegiatan lainnya, sehingga penghasilan yang merupakan objek PPh 21
akan dipotong sebelum dibayarkan.
Perhitungan Payroll di Indonesia tidak dapat dipisahkan dari perhitungan BPJS dan PPh 21.
Pembahasan pada bagian ini akan difokuskan pada penghasilan bagi Pegawai Tetap saja. Berikut ini
adalah contoh kasus perhitungan Payroll, BPJS, dan PPh 21 atas penghasilan bagi pegawai tetap:
● PPh 21 Penghasilan Teratur Masa biasa
● PPh 21 Penghasilan Tidak Teratur berupa THR
● PPh 21 Masa akhir
SOAL
Bpk. Adi adalah seorang karyawan swasta yang mulai bekerja di PT Jaya Makmur pada bulan Januari
2019 dengan status menikah dan mempunyai dua orang anak. Gaji pokok Bpk. Adi adalah sebesar
10.000.000 per bulan dengan tambahan tunjangan pada bulan Januari 2019 sebagai berikut:
● Tunjangan Lembur Rp 1.000.000
● Tunjangan Komunikasi Rp 300.000
● Tunjangan Transport Rp 500.000
Selain itu, perusahaan juga mengikuti program BPJS Kesehatan dan BPJS Ketenagakerjaan yang
menimbulkan iuran yang harus dibayarkan sebagai berikut:
● Jaminan Kesehatan oleh Perusahaan 4% oleh Karyawan 1%
● Jaminan Kecelakaan Kerja oleh Perusahaan 0,24%
● Jaminan Kematian oleh Perusahaan 0,3%
● Jaminan Hari Tua oleh Perusahaan 3,7% oleh Karyawan 2%
● Jaminan Pensiun oleh Perusahaan 2% oleh Karyawan 1%
Berdasarkan data tersebut, jawablah pertanyaan berikut:
● Berapa PPh 21 yang harus dipotong Perusahaan pada bulan Januari 2019?
● Berapa Take Home Pay yang diterima oleh Bpk. Adi pada bulan Januari 2019?
● Bagaimana proses pembayaran & pelaporan PPh 21 bulan Januari 2019?
Perhitungan PPh 21
Bpk. Adi | Masa Biasa Januari 2019
Penghasilan dari Pemberi Kerja: (dlm Rupiah)
(Basic Salary) ● Gaji Pokok 10.000.000
(Allowance Taxable) Tunjangan:
● Tunjangan Lembur 1.000.000
● Tunjangan Komunikasi 300.000
● Tunjangan Transport 500.000
Penghasilan dari Pemberi Kerja per Bulan 11.800.000
Jaminan yang dibayar o/ Pemberi Kerja:
(BPJS Kesehatan) ● Jaminan Kesehatan (4%) 320.000a
(JKK) ● Jaminan Kecelakaan Kerja (0,24%) 24.000b
(JKM) ● Jaminan Kematian (0,3%) 30.000c
(Gross Monthly) Penghasilan Bruto per Bulan 12.174.000
(Gross Yearly) Pengurang:
(Position Cost) ● Biaya Jabatan (5% x Ph. Bruto) ( 500.000)d
(JHT Monthly) ● Jaminan Hari Tua o/ Karyawan (2%) ( 200.000)e
(JP Monthly) ● Jaminan Pensiun o/ Karyawan (1%) ( 85.124)f
(Netto Monthly) Penghasilan Netto per Bulan 11.388.876
(Netto Yearly) Penghasilan Netto per Tahun 136.666.512
Ph. Tidak Kena Pajak (PTKP) K/2 (67.500.000)g
Ph. Kena Pajak (PKP) 69.166.512
Ph. Kena Pajak (PKP) - pembulatan ribuan terdekat 69.166.000
(PPh Yearly) PPh 21 Terutang setahun (12 bulan) 5.374.900h
(PPh Monthly) PPh 21 Terutang Januari 2019 447.908,33
Rincian Perhitungan:
a
JK : 4% x Rp 8.000.000(max)
b
JKK : 0,24% x Rp 10.000.000
c
JKM : 0,3% x Rp 10.000.000
d
B. Jabatan : 5% x Rp 12.174.000
(max Rp 500.000/bulan)
e
JHT : 2% x Rp 10.000.000
f
JP : 1% x Rp 8.512.400(max)
g h
PTKP PPh 21
Pribadi : Rp 54.000.000 5% x 50.000.000 : Rp 2.500.000
Istri : Rp 4.500.000 15% x 19.166.000 : Rp 2.874.900
Anak : Rp 4.500.000 Total PPh 21 : Rp 5.374.900
Anak : Rp 4.500.000
Total PTKP : Rp 67.500.000
PPh 21 yang harus dipotong oleh PT Jaya Makmur pada bulan Januari 2019 adalah sebesar
Rp 447.908,33
Penghasilan bersih (Take Home Pay) yang diterima Bpk Adi pada bulan Januari 2019 adalah sebesar
Rp 10.986.968
Pembayaran
PPh 21 ditanggung oleh Bpk. Adi dan dipotong oleh PT Jaya Makmur dari penghasilan yang
dibayarkan kepada Bpk. Adi. PT Jaya Makmur dapat melakukan pembayaran melalui e-billing.
Pelaporan
Bpk. Adi dapat menjadikan PPh 21 sebagai kredit pajak pada saat perhitungan pajak orang pribadi di
akhir tahun, sehingga PPh yang masih harus dibayar oleh Bpk. Adi adalah sebesar nilai pajak terutang
dikurangi dengan PPh 21 yang telah dipotong.
PT Jaya Makmur memberikan bukti potong kepada Bpk. Adi pada akhir tahun atau akhir masa kerja
sebagai bukti bahwa penghasilan yang dibayarkan kepada Bpk. Adi sudah dipotong PPh 21. Bukti
potong yang diberikan oleh PT Jaya Makmur kepada Bpk. Adi adalah berupa formulir bukti potong
1721-A1. Selain itu, PT Jaya Makmur juga melaporkan keseluruhan PPh 21 yang telah dipotong dari
seluruh pegawai melalui formulir SPT PPh 21. Proses pelaporan ini dapat dilakukan dengan e-filing.
SOAL
Berlanjut dari soal sebelumnya, Bpk. Adi masih memperoleh jumlah gaji dan tunjangan yang sama
setiap bulannya. Namun, pada bulan Juni 2019 PT Jaya Makmur memberikan THR sebesar Rp
10.000.000.
Berdasarkan data tersebut, jawablah pertanyaan berikut:
● Berapa PPh 21 atas penghasilan berupa THR?
● Berapa PPh 21 yang harus dipotong perusahaan pada bulan Juni 2019?
● Berapa Take Home Pay yang diterima oleh Bpk. Adi pada bulan Juni 2019?
Rincian Perhitungan:
*Angka diperoleh dari Studi Kasus 1
a
B. Jabatan /thn : 5% x Rp 156.088.000
(max Rp 6.000.000/tahun)
b
JHT /thn : 2% x Rp 10.000.000 x 12 bln
c
JP /thn : 1% x Rp 102.148.800(max)
d
PPh 21
5% x 50.000.000 : Rp 2.500.000
15% x 29.166.000 : Rp 4.374.900
Total PPh 21 : Rp 6.874.900
PPh 21 yang harus dipotong oleh PT Jaya Makmur pada bulan Juni 2019 adalah sebesar
Rp 1.947.908,33
Penghasilan bersih (Take Home Pay) yang diterima Bpk Adi pada bulan Januari 2019 adalah sebesar
Rp 19.486.967.67
SOAL
Selama Bpk. Adi bekerja di PT Jaya Makmur, tidak ada perubahan penghasilan, baik jumlah gaji
maupun tunjangan, begitu juga dengan status PTKP. Pada bulan Agustus 2019, Bpk. Adi
mengundurkan diri dari PT Jaya Makmur.
Berdasarkan data tersebut, jawablah pertanyaan berikut:
● Berapa PPh 21 aktual yang terjadi di tahun 2019?
● Bila dibandingkan dengan estimasi PPh 21 pada perhitungan sebelumnya,
apakah terjadi kurang/lebih bayar?
● Bagaimana perlakuan pajak atas hasil perhitungan tersebut?
Rincian Perhitungan:
*Angka diperoleh dari Studi Kasus 1
a
B. Jabatan /8 bln : 5% x Rp 156.088.000
(max Rp 4.000.000 /8 bulan)
b
JHT /8 bln : 2% x Rp 10.000.000 x 8 bln
c
JP /8 bln : 1% x Rp 8.512.400(max) x 8 bln
d
PTKP : 8/12 bln x Rp 67.500.000
PPh 21
5% x 50.000.000 : Rp 2.500.000
15% x 6.111.000 : Rp 916.650
Total PPh 21 :Rp 3.416.650
PPh 21 yang aktual yang harus ditanggung oleh Bpk. Adi atas penghasilan yang diperoleh dari
PT Jaya Makmur selama tahun 2019 adalah sebesar Rp 3.416.650.
Perusahaan telah melakukan pemotongan PPh 21 atas perhitungan estimasi sebesar total Rp
5.208.266,64, sementara PPh 21 aktual adalah sebesar Rp 3.416.650. Dengan demikian, Bpk. Adi
memiliki saldo lebih bayar PPh 21 sebesar Rp 1.666.616,64.
Perlakuan Pajak
Bpk. Adi dapat meminta saldo kelebihan PPh 21 tersebut kepada PT Jaya Makmur. Selanjutnya, PT
Jaya Makmur sebagai pihak yang memotong PPh 21 dapat membuat laporan lebih bayar kepada KPP.
Kelebihan pembayaran tersebut dapat dikompensasikan ke periode selanjutnya atau diajukan restitusi.