Anda di halaman 1dari 2

Komponen Gaji Umum dalam Penyusunan Penghasilan

Karyawan
1. Upah Pokok

Gaji pokok atau upah pokok adalah upah dasar yang diberikan kepada pekerja berdasarkan
tingkat atau jenis pekerjaannya, dengan besaran tidak kurang dari 75% dari total gaji yang
diterimanya. Umumnya, besaran gaji pokok ini mengacu pada upah minimum regional (UMR)
yang berlaku pada kota/daerah tersebut, serta disesuaikan dengan posisi maupun tanggung
jawabnya di perusahaan tersebut.

2. Tunjangan Tetap

Tunjangan tetap atu disebut sebagai benefit yang diterima ketika bekerja di perusahaan
tertentu. Tunjangan tetap memiliki sifat penghitungan yang tidak berubah selama karyawan
bekerja di posisi yang sama. Umumnya, nominalnya akan berubah jika seorang karyawan
mengalami promosi kenaikan jabatan atau demosi penurunan posisi. Besaran tunjangan tetap
juga tidak dipengaruhi dengan kehadiran atau kinerja karyawan.

3. Tunjangan Tidak Tetap

Berbeda dengan tunjangan tetap, tunjangan tidak tetap tidak memiliki besaran yang tetap
setiap bulannya karena memperhitungan berbagai faktor, seperti jumlah kehadiran, laba
perusahaan, dan sebagainya. Tunjangan tidak tetap ini dapat dibayarkan pada waktu terpisah
dengan gaji pokok dan tunjangan tetap. 

4. Potongan

Dalam komponen gaji, terdapat potongan yang mengurangi jumlah penghasilan. Potongan ini
biasanya terdiri dari pajak penghasilan atau PPh Pasal 21 dan iuran BPJS (Kesehatan maupun
Ketenagakerjaan). Untuk potongan PPh Pasal 21, ada komponen-komponennya
penghitungannya tersendiri agar mendapatkan besaran pajak tepat yang perlu disetor dan
dilaporkan. Anda dapat membacanya secara lengkap di artikel “Perhitungan PPh 21 Terbaru
dengan PTKP 2019“.

Lalu, ada pula potongan lainnya yang bersifat tidak tetap dan berhubungan dengan karyawan,
misalnya potongan denda atas keterlambatan, cicilan utang pada perusahaan, atau sanksi
karena pelanggaran peraturan. Semua potongan ini tergantung pada kebijakan perusahaan.
Jadi, tidak semua perusahaan menerapkan potongan penggajian yang sama.

5. Upah Lembur
Upah lembur merupakan upah tambahan yang diberikan sebagai imbalan kerja yang dilakukan
di luar jam kerja resmi. Pada beberapa perusahaan yang menerapkan sistem kerja lembur,
mereka wajib memasukkan komponen upah lembur dalam penghitungan penggajian karyawan.
Hal pemberian upah lembur ini tercantum dalam Pasal 78 ayat 1 Undang-Undang
Ketenagakerjaan. Besaran upah lembur dan waktu pembayarannya disesuaikan dengan
kesepakatan antara pihak perusahaan dan karyawan.

Ada satu lagi komponen gaji lainnya yang dapat Anda perhitungkan, yaitu bonus. Hal-hal yang
termasuk dalam kategori bonus ini berupa tunjangan hari raya, bonus prestasi atau kinerja,
bonus tahunan, dan pembagian laba. Besaran bonus ini ditentukan oleh perusahaan
berdasarkan kondisi dan. kebijakannya masing-masing. 

Anda mungkin juga menyukai