Anda di halaman 1dari 37

STRUKTUR &

SKALA UPAH
BY CHINTYA KRISNA INGGIRA S. SI., M. PSDM (C), CHCM
PENDAHULUAN

u Materi struktur dan skala upah ini dibuat dan di susun untuk
pelatihan pada kandidat HR dengan tingkat pemula
u Praktik perhitungan digunakan dengan sistem manual
u Materi disusun dengan berdasar pada pedoman normatif yang
berlaku sesuai dengan undang undang, perpu, maupun regulasi
yang diberlakukan oleh Pemerintah Republik Indonesia
BRAINSTORMING
Metode
Selayang Pandang
Payroll

Tujuan
Workshop

Apa itu Struktur dan


Skala Upah?

Portofolio

Sanksi
“ APA ITU PAYROLL ?

PENGERTIAN UMUM PAYROLL

Payroll adalah sebuah sistem administrasi penggajian perusahaan yang



mempunyai pegawai atau karyawan dalam hal menghitung gaji yang harus
dibayarkan dan dihitung berdasarkan gaji pokok, tunjangan transport, uang
makan, dan uang lembur.
Istilah yang digunakan dalam
Payroll
Basic Salary Gross Salary Netto Salary
Upah Pokok + Tunjangan Tetap Basic salary + komponen lainnya Gross salary - komponen lainnya

Lembur/Overtime Insentif
Biaya upah diluar jam kerja wajib adalah kompensasi khusus yang diberikan perusahaan kepada karyawan, di luar gaji
utamanya, untuk membantu memotivasi atau mendorong karyawan tersebut agar
lebih giat dalam bekerja dan berusaha untuk terus memperbaiki prestasi kerja di
perusahaan

Kalori Tunjangan Kerja Malam Tunjangan Jabatan


Tunjangan yang diberikan saat
Tunjangan yang diberikan saat Tunjangan yang diberikan
karyawan bekerja lebih dari 8
karyawan bekerja di shift 3 kepada pemegang jabatan
jam
Jenis Karyawan
BERDASARKAN UPAH YANG DIBAYARKAN

Karyawan Harian
Karyawan yang upahnya dihitung berdasarkan jumlah
hari kerja dan dibayarkan dengan periode gaji tertentu

Karyawan Bulanan
Karyawan yang upahnya dihitung dalam periode satu
bulan

Karyawan Borongan
Karyawan yang upahnya dihitung berdasarkan satuan
produk yang dihasilkan
Jam Kerja
UU Ketenagakerjaan Pasal 7 ayat 2

5 Hari Kerja 6 Hari Kerja

Hari kerja : Senin - Jumat Hari kerja : Senin - Sabtu

8 Jam Kerja (diluar jam istirahat) 7 Jam Kerja hari Senin – Jumat
(diluar jam istirahat)

5 Jam Kerja hari Sabtu


(diluar jam istirahat)

Ketentuan jam istirahat : Istirahat min. 30 menit setelah 4 jam bekerja secara berturut turut
Ruang lingkup payroll

Hak Dasar Karyawan Struktur dan Skala Upah

Insentif Pelaporan Pajak

THR Peraturan Cuti

Fasilitas Pinjaman Asuransi Kesehatan


Komponen penyusun upah

Tunjangan Tetap Upah pokok Potongan Tidak Masuk


Tunjangan Jabatan Kerja
Tunjangan Istri
Tunjangan Pendidikan
Potongan Sanksi BPJS
Tunjangan Tidak Uang Lembur
Tetap Pajak/PPH21
Transportasi
Makan
Kehadiran
Bonus
KTA/Pinjaman
Upah Pokok
Komponen penyusun upah ( + )

Besaran / nominal upah pokok biasanya ditentukan dengan struktur dan skala upah yang
dimiliki oleh perusahaan, dalam PERMENAKER NO 1.TAHUN 2017 dijelaskan sebagai berikut :

STRUKTUR UPAH:
Sususan tingkat upah dari tertinggi ke
terendah atau sebaliknya

SKALA UPAH:
Kisaran Nominal Upah dari yang terkecil
sampai yang terbesar dari setiap
golongan jabatan di perusahaan
Upah Pokok
Komponen penyusun upah ( + )

Besaran / nominal upah pokok minimal memiliki nominal UMK / UMSK

UMSK Upah Minimum Sektoral


UMK Upah Minimum Kabupaten / Kota Upah Minimum Sektoral Kabupaten/Kota yang selanjutnya disingkat
UMSK adalah Upah Minimum yang berlaku secara sektoral di wilayah
adalah upah minimum yang berlaku di wilayah kabupaten/kota kabupaten/kota
Sektoral adalah kelompok lapangan usaha beserta pembagiannya
menurut Klasifikasi Baku Lapangan usaha Indonesia (KBLI).
Tunjangan
Komponen penyusun upah ( + )

Jenis jenis tunjangan dikategorikan sebagai berikut :

Tunjangan Tetap Tunjangan Tidak Tetap

1. Tunjangan Istri 1. Tunjangan Transportasi


2. Tunjangan Anak 2. Tunjangan Makan
3. Tunjangan Perumahan 3. Tunjangan Pulsa
4. Tunjangan Daerah 4. Tunjangan Kehadiran
5. Tunjangan Jabatan
6. DLL
Uang Lembur
Komponen penyusun upah ( + )

𝐺𝑎𝑗𝑖 𝑆𝑎𝑡𝑢 𝐵𝑢𝑙𝑎𝑛


Nominal Lembur didapat dari 𝑁𝑖𝑙𝑎𝑖 𝐿𝑒𝑚𝑏𝑢𝑟 𝐴 =
173

Lembur Hari Biasa Lembur Hari Libur

Jam ke 1 Jam ke 1 – 7
= A x Jumlah Jam Lembur x 1,5 = A x Jumlah Jam Lembur x 2

Jam ke 2 – Jam ke 7 Jam ke 8


=A x Jumlah Jam Lembur x 2 =A x Jumlah Jam Lembur x 3
Bonus
Komponen penyusun upah ( + )

1. Bonus Tahunan
Bonus ini biasanya diberikan kepada seluruh karyawan dengan dasar perhitungan kinerja perusahaan tahun
sebelumnya. Karena itu, biasanya bonus ini baru akan dibagikan pada tahun berikutnya.

2. Bonus Prestasi
Untuk mengapresiasi karyawan yang berkinerja baik, beberapa perusahaan memberikan bonus yang
didasarkan atas performance. Bonus ini diberikan dengan mempertimbangkan kontribusi karyawan pada
kemajuan perusahaan. Dua orang dengan jabatan dan gaji bulanan yang sama, sangat mungkin
mendapatkan persentase bonus karyawan yang berbeda, tergantung nilai kontribusi mereka bagi
perusahaan.

3. Bonus Retensi
Bonus retensi dimaksudkan untuk mempertahankan karyawan yang cakap untuk tetap berada di perusahaan.
Dengan menerima bonus retensi, seorang karyawan juga akan dimintai komitmen untuk tidak keluar dari
perusahaan itu selama waktu tertentu. Pada saat perusahaan mengalami akuisisi, merger, atau hal tidak biasa
lainnya, kebijakan bonus ini digunakan oleh perusahaan untuk karyawan-karyawan terbaiknya.

4. Bonus Referral
Perusahaan sering kali menghabiskan banyak waktu dan biaya untuk merekrut karyawan baru yang sesuai
dengan budaya dan karakter perusahaan. Bonus referral ini adalah bonus bagi karyawan yang
merekomendasikan kandidat yang pada akhirnya dipekerjakan oleh perusahaan. Dengan rekomendasi dari
karyawan, kemungkinan tingkat kecocokannya menjadi lebih tinggi.

5. Bonus Keahlian
Dalam beberapa bidang bisnis, memiliki karyawan yang punya keahlian-keahlian khusus dengan sendirinya
berkontribusi positif pada perusahaan. Contohnya, saat seorang karyawan memperoleh sertifikasi pada
bidangnya, perusahaan juga memberikan bonus.
Potongan tidak masuk kerja
Komponen penyusun upah ( - )

Tidak masuk kerjanya karyawan dibagi menjadi sebagai berikut :

Ijin Berbayar Ijin Tidak Berbayar

Pernikahan pekerja sendiri 3 Hari


Mangkir
Pernikahan anak kandung pekerja 2 Hari Ijin Keperluan Pribadi
Sakit tanpa disertai surat dokter
Mengkhitankan/Membaptiskan anak kandung pekerja 2 Hari

Istri melahirkan / keguguran 2 Hari

Orang tua / mertua / anak kandung / suami / istri


dirawat inap di RS 1 Hari

Suami / Istri / Orang Tua / Mertua/ Anak / Menantu


meninggal dunia 2 Hari

Anggota keluarga dalam satu rumah meninggal dunia 1 Hari


Sakit dengan surat dokter Sesuai Surat
Karyawan Sakit
Komponen penyusun upah ( - )

Tidak masuk kerjanya karyawan karena sakit dengan waktu tertentu, terdapat pemberlakuan
upah sebagaimana di atur pada UU Ketenagakerjaan 2003 Pasal 93

SAKIT 1-4 BULAN: GAJI 100%

SAKIT 5-8 BULAN: GAJI 75%

SAKIT 9-12 BULAN: GAJI 50%

SAKIT > 1 TAHUN: GAJI 25%

SAKIT > 1 TAHUN 1 BULAN


BOLEH DI PHK
Cuti
Komponen penyusun upah ( - )

Cuti diatur pada Pasal 79 ayat (2) huruf c UU Ketenagakerjaan

Annual Leave Cuti Haid Cuti Hamil

Diberikan kepada Diberikan kepada


Diberikan kepada
karyawan wanita karyawan wanita
karyawan yang
yang masih yang hamil dan
sudah memiliki masa
mengalami haid melahirkan
kerja > 1 Tahun

Jumlahnya 2 Hari / Jumlahnya :


Jumlahnya 12 Hari /
Bulan 1.5 Bulan sebelum
Tahun
1.5 Bulan sesudah
Melahirkan
BPJS
Komponen penyusun upah ( - )

Pemotongan BPJS pada gaji karyawan, Pemotongan BPJS yang ditanggung


diberikan dengan prosentase sebagai perusahaan, diberikan dengan prosentase
berikut : sebagai berikut :

JHT 2% JKK 0.89%


JP 1% JHT 3.7%
KESEHATAN 1% JKM 0.3%
JP 2%
KESEHATAN 4%
PPH21
Komponen penyusun upah ( - )

PPH21 adalah pajak pemotongan yang dikenakan atas penghasilan yang diterima oleh seorang Wajib Pajak
Orang Pribadi (WPOP) dalam negeri atas pekerjaan, jasa, atau kegiatan yang dilakukannya.

1. Penghasilan Kena Pajak (PKP)


Menurut Peraturan Direktorat Jenderal Pajak No. PER-32/PJ/2015
Penghasilan Kena Pajak adalah pegawai tetap dan penerima
pensiun berkala

2. Penghasilan Tidak Kena Pajak (PTKP)


Menurut Direktorat Jenderal Pajak, Penghasilan Tidak Kena Pajak
(PTKP) dijelaskan sebagai pengeluaran untuk memenuhi
kebutuhan dasar Wajib Pajak beserta keluarga, dalam satu tahun.
Maka tidak termasuk dalam PPh Pasal 21.
PENGERTIAN
STRUKTUR DAN SKALA UPAH

Pasal 1 Kepmenakertrans No. 49/Men/IV/2004

Struktur upah adalah Skala upah adalah kisaran


susunan tingkat upah nilai nominal upah menurut
(dari yang kelompok jabatan
terendah sampai yang
tertinggi atau sebaliknya
dari yang
tertinggi sampai yang
terendah)

Menurut Pasal 1 ayat 3


Peraturan Menteri Tenaga Kerja
Nomor 1 Tahun 2017

Susunan Tingkat Upah dari yang terendah sampai dengan yang


tertinggi atau dari yang tertinggi sampai dengan yang terendah
yang memuat kisaran nominal upah dari yang terkecil sampai
dengan yang terbesar untuk setiap golongan jabatan
STRUKTUR SKALA UPAH
TUJUAN
DIBUATNYA STRUKTUR DAN SKALA UPAH

Bagi perusahaan Bagi karyawan Pasal 92 ayat (1) UUK


Struktur atau skala upah Struktur dan skala upah bisa sebagai pedoman penetapan
berguna sebagai pedoman menjamin kepastian upah upah, guna adanya kepastian
untuk penetapan upah setiap pekerja serta hukum dalam penentuan upah
berdasarkan satuan waktu dan mengurangi kesenjangan dan akan mengurangi
berfungsi mendorong antara upah terendah dan kesenjangan (gap) antara
peningkatan produktivitas di tertinggi di perusahaan upah terendah dan tertinggi.
perusahaan
Permenaker No. 20 Tahun 2016
Pengusaha yang tidak menyusun struktur dan skala upah serta tidak memberitahukan kepada
seluruh pekerja bakal dikenakan sanksi administratif yang diatur dalam Permenaker No. 20 Tahun
2016 tentang Sanksi Administratif PP Pengupahan, diantaranya :
• Teguran tertulis.
• Pembatasan kegiatan usaha.
• Penghentian sementara sebagian atau seluruh alat produksi.
• Pembekuan kegiatan usaha.
Tiga metode penyusunan struktur
dan skala upah :
Metode Rangking
Sederhana Metode Dua Titik Metode Poin Faktor
Metode dua titik merupakan Metode poin faktor pada
Metode rangking sederhana
metode penghitungan struktur dasarnya hampir sama dengan
menitikberatkan penghitungan
dan skala upah yang bersifat metode dua titik, yakni bersifat
struktur dan skala upah sesuai
matematis dan diterapkan sistematis. Yang
kemampuan dan tingkat
dalam bentuk grafik. Dalam membedakannya adalah
jabatan. Jadi, semakin berat
metode ini, Anda dapat prosesnya. Dalam metode ini,
tugas seseorang, maka
dengan mudah terdapat tiga hal inti yang
semakin tinggi pula upah yang
mengelompokkan jabatan harus dilakukan oleh
diterimanya. Biasanya, metode
yang memiliki golongan sama. perusahaan dalam
ini diimplementasikan apabila
menghitung struktur dan skala
di dalam suatu perusahaan
upah. Pertama adalah
tidak begitu ada banyak
menganalisa jabatan. Kedua,
ragam jabatan.
mengevaluasi jabatan. Ketiga,
menentukan struktur dan skala
upah.
METODE RANKING SEDERHANA
1. Tentukan jabatan dan uraian tugas masing-masing jabatan
2. Buat daftar jabatan dan urutkan jabatan tersebut berdasarkan uraian tugasnya dari yang termudah sampai dengan
yang tersulit

3. Buat tabel struktur dan skala upah yang terdiri dari kolom jabatan, golongan jabatan, upah terkecil,
dan upah terbesar
4. Tentukan upah terkecil untuk jabatan terendah
5. Tentukan upah terkecil dan upah terbesar untuk jabatan-jabatan selanjutnya, mengikuti langkah 4 dan
5
6. Masukan upah terkecil dan upah terbesar masing-masing jabatan ke dalam tabel struktur dan skala
upah.
7. Tentukan golongan jabatan untuk masing-masing jabatan.
Apabila ada jabatan yang tugas dan tanggung jawabnya relatif sama, jabatan tersebut dapat
dikelompokkan dalam satu golongan jabatan
METODE RANKING SEDERHANA
Diberikan beberapa Jabatan sebagai berikut :

Junior Administerasi Manajer Senior Administerasi Office Boy CEO

1. Tentukan jabatan dan uraian tugas masing-masing jabatan :

Senior Administrasi, menyiapkan administasi harian dan dokumen penting; menyiapkan dan mengatur rapat, seminar, atau
pelatihan; serta menyiapkan laporan per semester
Manajer, memimpin, mengendalikan, dan mengembangkan kualitas organisasi; serta membangun kepercayaan
antarkaryawan
Junior Administrasi, melakukan pembayaran atau transaksi terkait kebutuhan kantor; menjaga komunikasi melalui telepon,
fax, maupun email; menyimpan dan merekapitulasi berkas administrasi
Office Boy, bertanggung jawab atas kebersihan dan kerapian kantor, serta melaksanakan tugas yang diberikan staf umum
CEO, menentukan arah strategis perusahaan, menciptakan jaringan bisnis, dan melaporkan perkembangan kepada
dewan direksi
METODE RANKING SEDERHANA
Golongan
Jabatan Upah Terkecil Upah Terbesar
Jabatan

Office Boy 1 4,300,000 4,800,000

Junior Administerasi 2 5,000,000 5,500,000

Senior Administerasi 3 5,700,000 6,200,000

Manajer 4 7,200,000 8,200,000

CEO 5 9,200,000 10,200,000


METODE DUA TITIK
1. Siapkan daftar jabatan dan upah yang terdiri dari kolom nomor urut, nama, jabatan, dan upah
2. Urutkan upah dari yang terendah sampai dengan yang tertinggi
3. Identifikasikan upah yang terendah dan upah yang tertinggi
4. Tentukan jumlah golongan jabatan
5. Buat format tabel struktur dan skala upah yang terdiri dari kolom rentang, golongan jabatan, upah terkecil, upah
tengah, dan upah terbesar
6. Tentukan rentang untuk masing-masing golongan jabatan
7. Gunakan upah terendah sama dengan upah tengah terendah, dan upah tertinggi sama dengan upah tengah
tertinggi
8. Hitung upah tengah antara upah tengah terendah dan upah tengah tertinggi dengan menggunakan garis lurus :
Y= a+b(x)
9. Hitung upah terkecil dan upah terbesar masing-masing golongan jabatan dengan menggunakan rumus:
– Upah terkecil = 2 x upah tengah : (rentang+2)
– Upah terbesar = (2 x upah tengah) x (rentang+1) : (rentang+2)
METODE DUA TITIK
By EXCEL
WORKSHOP - STRUKTUR SKALA UPAH.xlsx
METODE POIN FAKTOR
1. Analisa Jabatan
Tahapan ini melingkupi proses pencarian dan pengolahan data jabatan menjadi informasi jabatan
yang dituangkan dalam bentuk uraian jabatan.
2. Evaluasi Jabatan
Evaluasi jabatan merupakan proses menilai, membandingkan, dan memeringkat jabatan. Faktor yang
biasa digunakan diantaranya :
1) Skill
2) Tanggung Jawab
3) Usaha (effort)
4) Kondisi Kerja

3. Penentuan Struktur dan Skala Gaji


Setelah melakukan evaluasi jabatan dan menentukan poin faktor, pengusaha baru bisa menentukan
struktur dan skala gaji. Tahap ini dilakukan oleh pengusaha berdasarkan kemampuan perusahaan
dengan memperhatikan upah minimum yang berlaku.
METODE POIN FAKTOR
Langkah 1
Faktor Analisa jabatan dibuat sebagai berikut :
Nomor Urut Jabatan Deskripsi Uraian Tugas

Bertanggung jawab atas kebersihan dan kerapian


Petugas Kebersihan, Pertamanan,
1 OB kantor, serta melaksanakan tugas yang diberikan
dan Sanitasi
staf umum
Bertanggung jawab dalam mengatur keamanan,
Petugas Keamanan Lingkungan
2 Satpam mengatur lalu lintas di area perusahaan, dan
Perusahaan
melakukan patrol lapangan
Bertanggung jawab dalam pemeliharaan mobil
Pengemudi mobil dinas maupun
3 Supir dinas, melakukan perjalanan dinas sesuai dengan
mobil distribusi
kebutuhan user
Petugas yang mengorganisir dan
Bertanggung jawab dalam memastikan
memastikan kegiatan yang sifatnya
4 Staff Admin pengarsipan dokumen, pengelolaan tata usaha,
administratif atau ketatausahaan
dan pencatatan
perusahaan
Petugas yang
Bertanggung jawab dalam pembelian kebutuhan
mengurus pembelian barang atau
5 Staff Pembelian perusahaan, penilaian supplier, dan membuat
material yang dibutuhkan oleh
perbandingan harga bahan baku
perusahaan
METODE POIN FAKTOR
Langkah 2
Faktor Evaluasi jabatan dibuat sebagai berikut :

FAKTOR TINGKAT DEFINISI POIN FAKTOR TINGKAT DEFINISI POIN

Pengetahuan dan Pengalaman Kerja Fisik dan Mental

Pengetahuan 1 SD 20 Fisik 1 < 10 % Waktu kerja 20


2 SMP 40 2 10 – 20% Waktu Kerja 40
3 SMA 60 3 20 – 40% Waktu Kerja 60
4 DIPLOMA 80 4 40 – 60& Waktu Kerja 80
5 SARJANA 100 5 > 60% Waktu Kerja 100
Pengalaman 1 <1 Tahun 20 Mental 1 < 10 % Waktu kerja 20
2 1 – 2 Tahun 40 2 10 – 20% Waktu Kerja 40
3 3 – 6 Tahun 60 3 20 – 40% Waktu Kerja 60
4 7 – 10 Tahun 80 4 40 – 60& Waktu Kerja 80
5 > 10 Tahun 100 5 > 60% Waktu Kerja 100
METODE POIN FAKTOR
Faktor Penilaian jabatan dibuat sebagai berikut :

FAKTOR TINGKAT DEFINISI POIN


Kondisi dan Bahaya Kerja

Kondisi Kerja 1 < 10 % Waktu kerja 20


2 10 – 20% Waktu Kerja 40
3 20 – 40% Waktu Kerja 60
4 40 – 60& Waktu Kerja 80
5 > 60% Waktu Kerja 100
Bahaya 1 Pekerjaan tidak membahayakan didalam kantor 20
2 Pekerjaan tidak membahayakan kadang di lapangan 40
3 Pekerjaan tidak membahayakan lebih banyak di lapangan 60
4 Pekerjaan cukup membahayakan bukan di lapangan 80
5 Pekerjaan cukup membahayakan di lapangan 100
METODE POIN FAKTOR
Hasil Maping Poin Faktor dengan Golongan Jabatan

Nomor Urut Jabatan Total Poin Golongan Nomor Urut Jabatan Total Poin Golongan

1 OB 100 1 11 Staff SDM 170 1

2 Satpam 110 1 12 Staff Keuangan 180 1

3 Supir 120 1 13 SPV SDM 320 2

4 Staff Admin 150 1 14 SPV Keuangan 350 2

5 Staff Pembelian 150 1 15 SPV IT 350 2

6 Staff Logistik 150 1 16 SPV Marketing 360 2

7 Kasir 160 1 17 Kepala SDM 400 2

8 Staff IT 160 1 18 Kepala Keuangan 440 2

9 Staff Marketing 160 1 19 Kepala Marketing 470 2

10 Sales 160 1 20 General Manager 530 3


METODE POIN FAKTOR
Tabel Interval, Rentang, Kualifikasi dan Golongan Jabatan :

Interval Total Poin Rentang Klasifikasi Jabatan Golongan

Interval, Rentang, Kualifikasi, Golongan

100 - 200 20% Staff 1


201 - 590 50% Manager 2
600 100% Direksi 3

Rentang :
(Max Poin – Min Poin) : Total Poin x 100% =

Setelah menentukan rentang, berikutnya membuat struktur dan skala upah menggunakan
Metode dua titik
METODE POIN FAKTOR
Hasil Struktur dan Skala Upah

Skala Upah
Poin Gol. Jabatan Golongan Rentang
Upah Terkecil Upah Tengah Upah Terbesar

100 - 200 Staff 1 20% 4,500,000 5,500,000 6,500,000

201 - 500 Manager 2 30% 7,500,000 9,500,000 11,500,000

501 - 600 Direksi 3 100% 13,500,000 16,500,000 19,500,000


SOAL PORTOFOLIO
Buatlah struktur skala upah sesuai dengan template pada “workshop struktur skala upah” yaitu :

1. Sumber data (Buat sumber data dengan jenis industri bebas)

2. Golongan dan Jabatan


3. Perhitungan

4. Struktur Skala Upah

PENGUMPULAN TUGAS

Portofolio Dikumpulkan Maks. Sabtu 10 April 2021

Ke email argenerasiunggul@gmail.com
Dengan format nama file PORTOFOLIO – STRUKTUR SKALA UPAH - NAMA LENGKAP

(Gunakan Huruf Kapital)

Anda mungkin juga menyukai