Anda di halaman 1dari 10

SEKOLAH TINGGI

ILMU EKONOMI
TRISAKTI

RESUME CHAPTER 5 - LEADERSHIP MIND AND EMOTION

KELOMPOK 8

MATAKULIAH : Leadership

JAM : Senin & Kamis 07.30

DOSEN : Ibu Yusmita Hawari, S.E., M.M.

DISUSUN OLEH : Elvira kahnia L / 201750481


Sabar Josua M / 201750486
Ina Oktaviani Lestari / 201750488
Dionisius Wilistyaputra / 201750493

www.stietrisakti.ac.id
2020

LEADING WITH HEAD AND HEART


Untuk berhasil dalam lingkungan membutuhkan pemimpin yang menggunakan otak
dan hati mereka. Pemimpin harus menggunakan otak mereka untuk mengatasi masalah
organisasi seperti tujuan dan strategi, jadwal produksi, struktur, keuangan, masalah
operasional, dan sebagainya. Mereka juga harus menggunakan hati mereka untuk mengurus
masalah manusia, seperti memahami, mendukung, dan mengembangkan orang lain.

Masalah saat ini yang mengharuskan pemimpin untuk menggunakan kepala dan hati
meliputi bagaimana memberi orang rasa makna dan tujuan ketika perubahan besar terjadi
hampir setiap hari; bagaimana membuat karyawan merasa dihargai dan dihormati di zaman
PHK besar-besaran dan ketidakpastian pekerjaan dan bagaimana menjaga moral dan motivasi
tetap tinggi dalam menghadapi kebangkrutan dan pembubaran perusahaan, skandal etika, dan
krisis ekonomi.

MENTAL MODELS
• Teori yang menyangkut orang mengenai berbagai sistem di dunia dan perilaku yang
diharapkan.

• Mental models (model mental) dapat dianggap sebagai gambaran internal yang
mempengaruhi seorang pemimpin baik pikiran, tindakan, maupun hubungannya dengan
orang lain. Jadi model mental adalah teori yang menyangkut orang mengenai berbagai
sistem di dunia dan perilaku yang diharapkan oleh mereka.

• Mental models merupakan gambaran dari tindakan-tindakan pemimpin yang


mempengaruhi hubungannya dengan orang lain.

• Model mental sangat menentukan bagi seseorang dalam bertindak. Jika seseorang
memiliki mental yang baik, maka akan baik pula dirinya. Akan tetapi jika mentalnya
tidak baik (buruk) maka hasil dari perbuatannya juga akan buruk.

• Model mental merupakan gambaran, asumsi, dan kisah yang seseorang bawa dalam
benak masing-masing tentang dirinya sendiri, orang lain, institusi, lingkungan, dan
setiap aspek dari dunia ini.

• Model mental adalah teori tentang orang yang memegang teguh suatu prinsip yang
lebih spesifik di dunia dan perilaku yang diharapkan dari mereka.

• Pemimpin memiliki banyak model mental yang dapat digunakan untuk mengatur
berbagai hal yang menyangkut bagaimana mereka menafsirkan pengalaman dan
bagaimana mereka bertindak dalam menanggapi orang dan situasi.

• Pemimpin dengan model mental seperti ini akan cenderung mendorong pendelegasian
kekuasaan, otoritas, dan pengambilan keputusan ke berbagai tingkat dalam Tim dan
berusaha untuk membangun norma-norma yang dapat menciptakan identitas kelompok
dan membangun kepercayaan diantara mereka.
Asumsi (Asumption)
• Asumsi (asumption) merupakan tindakan pengandaian yang dilakukan oleh setiap
orang untuk memprediksi suatu kejadian yang akan datang. Asumsi para leader
merupakan hal alami dan merupakan bagian dari model mental. Contoh seseorang
berasumsi bahwa orang itu tidak bisa dipercaya karena bisa berubah dalam berbagai
situasi. Sementara orang lain berasumsi bahwa pada dasarnya kita harus percaya sama
orang lain. Pemimpin memiliki asumsi tentang suatu peristiwa, situasi, dan keadaan
serta tentang orang-orang. Sementara itu, asumsi bisa menjadi bahaya apabila orang
cenderung untuk menerima asumsi yang salah sebagai kebenaran.

• Persepsi (perception) – merupakan suatu proses yang digunakan oleh orang untuk
memahami tentang hal-hal di luar lingkungan melalui penyeleksian (selecting),
pengorganisasian (organizing), dan intreprestasi informasi dari lingkungannya.
Pengertian lain dari persepsi adalah proses yang digunakan individu mengelola dan
menafsirkan kesan indera mereka dalam rangka memberikan makna kepada lingkungan
mereka.

Namun kenyataannya, apa yang dipersepsikan seseorang kadang dapat berbeda dari
kenyataannya. (contoh : dimungkinkan bahwa semua karyawan dalam perusahaan tertentu
memandang perusahaan sebagai tempat bekerja yang baik, kondisi kerja yang nyaman,
jenis pekerjaan yang menarik, upah yang baik, manajemen yang baik dan bijaksana,
bertanggung jawab. Namun sebagian dari orang lain tidak sependapat dengan hal tersebut.

Changing or Expanding Mental Models


• Kemampuan manajer untuk menghargai dan mempengaruhi individu, kelompok,
organisasi, dan sistim yang mewakili perbedaan sosial, budaya, politik, kelembagaan,
intelektual, atau karakter psikologikal.

• Seorang manager dengan global mindset dapat merasakan dan merespon banyak
perspektif pribadi atau budaya seseorang yang terbatas.

• Salah satu cara terbaik bagi manajer adalah mengembangkan global mindset dengan
melibatkan orang-orang dari budaya yang berbeda.

• Faktor terbesar yang menentukan keberhasilan pemimpin dan organisasi adalah


kemampuan untuk mengubah atau memperluas mental model seseorang.

DEVELOPING A LEADER’S MIND


Adalah bagaimana seorang pemimpin mengembangkan pemikirannya? pikiran
pemimpin dapat dikembangkan di luar yang non-leader (yang bukan pemimpin) dalam empat
bidang yaitu independent thinking (berpikir bebas), open-mindedness (berpandangan
terbuka), system thinking (sistem berpikir), dan personal mastery (penguasan pribadi).

Independent Thinking (Berpikir Bebas)


Berarti mempertanyakan asumsi dan menafsirkan data dan peristiwa menurut
keyakinan sendiri, ide-ide, dan pemikiran seseorang, daripada aturan yang ditetapkan
sebelumnya atau kategori yang didefinisikan oleh orang lain. Atau merupakan interprestasi
data dan peristiwa menurut keyakinan, ide dan pikiran sendiri, bukan berdasarkan pada
penetapan aturan-aturan, rutinitas, atau hal-hal yang didefenisiskan atau ditafsirkan oleh
orang lain. Orang yang berpikir secara mandiri biasanya berdiri terpisah, mempunyai ide
untuk mengemukakan apa yang mereka pikirkan, dan menentukan suatu tindakan
berdasarkan apa yang mereka percaya secara pribadi bukan pada apa yang dipikirkan orang
lain.

Open-Mindedness (Berpandangan Terbuka)

Pemimpin perlu mengesampingkan pemikiran gagasan, kepercayaan, dan


pendapatnya agar dapat membuka bagi sesuatu yang baru. Keterbukaan berarti
mengemsampingkan berbagai prasangka atau keyakinan serta pendapat awal (beginner
minds), menerima masukan dan menghargai pendapat orang lain.

System Thinking (Sistem Berpikir)

Merupakan suatu kemampuan untuk melihat sinergi secara keseluruhan tidak hanya
sebagian elemen dari sebuah sistim dan belajar untuk memperkuat atau mengubah
keseluruhan pola sistim. Bagaimana memahami bahwa suatu fenomena dipengaruhi oleh
fenomena lainnya. Dapat juga dikatakan bahwa suatu proses untuk memahami suatu
fenomena tidak hanya memandang dari suatu aturan sistim tertentu. Contoh ekosistim terdiri
dari berbagai elemen seperti udara, air, tumbuhan adalah merupakan satu kesatuan.

Personal Mastery (Penguasaan Diri)

Merupakan sebuah kedisplinan untuk menguasai diri agar dapat mewujudkan


kejernihan pikiran, kejelasan tujuan, dan pengorganisasian untuk mencapai tujuan. Bisa juga
merupakan suatu pertumbuhan pribadi dan belajar menguasai diri sendiri; mewujudkan visi
pribadi menghadapi realita, kreatif. Secara singkat dapat disebut sebgai kemampuan yang
dimiliki seseorang dalam memecahkan masalah .

EMOTIONAL INTELLIGENCE
Kecerdasan Emosional mengacu pada kemampuan seseorang untuk memahami,
mengidentifikasi, memahami, dan berhasil mengelola emosi dalam diri sendiri dan orang lain.

What Are Emotions?

Emosi utama ini dan beberapa variasinya adalah sebagai berikut:


Anger
(Kem araha
n)
:

beringas, mengamuk, benci, marah besar, jengkel,


kesal hati, bermusuhan, tindak kekerasan, kebencian.
 Sadness (Kesedihan) : pedih, sedih, muram, suram, melankolis, mengasihani
diri, kesepian, ditolak, putus asa.
 Fear (Ketakutan) : ngeri, gugup, takut, cemas, kuatir, was-was, waspada,
tidak tenang, kecut dan panik.
 Enjoyment (Kegembiraan) : senang, gembira, bahagia, ringan, puas, senang,
terhibur, bangga.
 Love (Cinta) : penerimaan, persahabatan, kepercayaan, kebaikan hati,
rasa dekat, hormat, kasmaran, mabuk kepayang.
 Surprise (Kekaguman) : syok, heran, takjub, bertanya-tanya.
 Disgust (Kemuakkan) : penghinaan, meremehkan, cemohan, kebencian,
keengganan, rasa jijik.
 Shame (Malu) : Rasa malu, malu hati, kesal hati, sesak, hina, aib,
hancur.

Why Are Emotions Important?


Salah satu alasannya adalah bahwa pemimpin yang memanfaatkan dan mengarahkan
kekuatan emosi untuk meningkatkan kepuasan, moral, dan motivasi pengikut mendapatkan
hasil yang lebih baik dan meningkatkan efektivitas organisasi secara keseluruhan.

Emotions Are Contagious (Emosi Menular)

Penularan emosional ini berarti bahwa para pemimpin yang mampu menjaga
keseimbangan dan menjaga diri mereka termotivasi dan menginspirasi orang-orang di sekitar
mereka. Tingkat energi seluruh organisasi meningkat ketika para pemimpin optimis dan
penuh harap daripada marah atau tertekan.
Emotions Influence Performance (Emosi Mempengaruhi Kinerja)

Seperti yang disarankan oleh tim studi yang baru saja disebutkan, emosi memiliki
pengaruh kuat pada kinerja. Banyak bukti menunjukkan hubungan yang jelas antara suasana
hati orang-orang dan berbagai aspek kinerja mereka, seperti kerja tim, kreativitas,
pengambilan keputusan, dan kinerja tugas. Suasana hati negatif menghabiskan energi dan
mencegah orang melakukan yang terbaik.

The Components of Emotional Intelligence

Penting untuk diingat bahwa kecerdasan emosional dapat dipelajari dan


dikembangkan. Siapa pun dapat memperkuat kemampuannya dalam empat kategori ini.
Self-Awareness (Kesadaran diri sendiri)

Kemampuan untuk menyadari dan memahami emosi diri sendiri dan bagaimana
berdampak pada kehidupan dan kerja. Kemampuan seseorang sangat tergantung kepada
kesadaran diri sendiri dan pengendalian emosinya. Kesadaran akan diri sendiri akan
membantu seseorang dalam memahami tentang impian, tujuan, dan nilai yang melandasi
perilaku hidupnya. Seseorang yang menyadari dirinya sendiri tentang emosinya akan
memiliki kepekaan yang tajam akan perasaan yang muncul seperti senang, bahagia, sedih,
marah, benci, dan sebagainya.

Self-Management (Pengelolaan Diri Sendiri)

Kemampuan untuk mengendalikan emosi dan gangguan atau hal yang


membahayakan. Hal ini dapat membantu untuk memimpin atau mengendalikan dirinya
sendiri. Kemampuan seseorang untuk mengendalikan dan mengelola diri sendiri akan
membantu mereka dalam mencapai kesuksesannya. Ada beberapa langkah dalam mengelola
emosi diri sendiri seperti : menghargai emosi dan menyadari dukungannya kepada kita,
berusaha mengetahui pesan yang disampaikan emosi, dan yakin bahwa kita sudah
pengalaman menangani emosi sebelumnya dengan baik, Selalu bergembira dalam mengambil
langkah penanganannya.

Social Awareness (Kesadaran Sosial)

Kemampuan seseorang untuk memahami dan berempati kepada orang lain. Sebagai
mahluk sosial, seseorang harus selalu berhubungan dengan orang lain. Jika seseorang telah
memiliki kesadaran sosial, maka dalam dirinya akan muncul empati, kesadaran, dan
pelayanan.

Relationship Management (Manajemen Hubungan)

Kemampuan untuk berhubungan dengan orang lain dengan mengembangkan


hubungan positif. Jika seseorang dapat mengelola hubungan (emosi) orang lain, maka akan
muncul interaksi yang positif yang dapat meningkatkan hasil yang optimal. Dengan demikian
pergaulan seseorang semakin luas.

LEADING WITH LOVE VERSUS LEADING WITH FEAR


Leading with love, saling memperhatikan dengan yang lain, tukar menukar ilmu
pengetahuan, saling memahami, saling mengasihi agar dapat bertumbuh dan sukses secara
bersama-sama.

Leading with fear, merupakan suatu pola kepemimpinan yang menyebabkan hilangnya rasa
kepercayaan orang dan pada gilirannya akan mencari organisasi atau tempat kerja lain. Suatu
organisasi jika berbasiskan rasa takut, maka organisasi tersebut merasa takut kehilangan
orang yang terbaik, dan pengalaman dan pengetahuannya akan dimanfaatkan oleh untuk
perusahaan lain.
Fear in Organizations, yaitu ketakutan akan kegagalan, takut akan perubahan, takut akan
kerugian pribadi, takut terhadap atasan. Semua bentuk ketakutan ini dapat mencegah orang2
utk melakukan hal-hal yang baik, takut mengambil risiko, takut memutuskan, takut
menentang, dan takut merubah status kuo yg ada.

Bringing Love to Work

Apa yang Anda lakukan saat memperhatikan seseorang?

1. Menjangkau 11. Mendorong


2. Merangkul, Memeluk 12. Beritahu kamu perhatikan
3. Berada di sana 13. Hormati mereka
4. Bersama mereka 14. Menjadi positif
5. Belas kasihan 15. Berikan mereka senyum
6. Menerima 16. Beri mereka waktu
7. Berbagi impian 17. Beri mereka pengakuan
8. Mengakui prestasi 18. Lindungi
9. Percaya 19. Yakinkan
10. Mendukung 20. Rayakan bersama

Apa rasanya ingin diperhatikan?

1. Berharga 12. Meningkatkan harga diri


2. Hidup 13. Meningkatkan moralitas
3. Tanggap 14. Bangga
4. Pandangan positif 15. Sayang
5. Gembira 16. Layak
6. Respek 17. Berkati
7. Bebas 18. Anda buat perbedaan
8. Penting 19. Terpenuhi
9. Baik 20. Bahagia
10. Aman
11. Lebih terbuka untuk
mengekspresikan diri

Why Followers Respond to Love


Pada umumnya orang mendambahkan lebih dari apa yang mereka terima (gaji) sebagai
bagian dari pekerjaannya. Para pemimpin yang memimpin dengan rasa sayang memiliki
pengaruh yang luar biasa, karena mereka memenuhi 5 keinginan staf yang tidak terucapkan :
1. Mendengar dan memahami saya
2. Walaupun Anda tidak setuju dengan saya, tolong jangan membuat saya salah
3. Mengakui kebesaran dalam diri saya
4. Ingat untuk mencari perhatian dengan penuh rasa sayang
5. Katakan yang sebenarnya dengan penuh perasaan
 Fear-based motivation : Motivasi yang didasarkan pada rasa takut akan kehilangan
pekerjaan. Misalnya saya butuh pekerjaan itu untuk memenuhi kebutuhan dasar saya.
Pada umumnya mereka mengatakan saya butuh pekerjaan untuk membayar semua
kebutuhan dasar saya (memenuhi kebutuhan yang lebih rendah dari kebutuhan tubuh).
Anda memberikan pekerjaan dan saya akan memberikan Anda hanya cukup untuk
menjaga/menjamin pekerjaan saya.
 Love-based motivation : Motivasi yang didasarkan pada nilai penghargaan dalam
pekerjaan. Jika pekerjaan dan pemimpin membuat saya dapat dihargai sebagai pribadi dan
memberikan rasa makna dan kontribusi untuk masyarakat luas (memenuhi kebutuhan
yang lebih tinggi dari hati, pikiran, dan tubuh) maka saya akan memberikan semua yang
saya tawarkan.

Anda mungkin juga menyukai