Anda di halaman 1dari 15

Model Kepemimpinan

Islam Yang Efektif


Dr. Abdul Munip, M.Ag

Wahab Abdul Kadir mendefinisikan pemimpin adalah orang yang memiliki


kesanggupan mempengaruhi, memberi contoh, mengarahkan orang lain atau
suatu kelompok untuk mencapai tujuan baik formal maupun non formal.
Pemimpin juga diartikan sebagai seseorang yang berkemampuan mengarahkan
pengikut-pengikutnya untuk bekerja bersama dengan kepercayaan serta tekun
mengerjakan tugas-tugas yang
diberikannya.
Memimpin adalah sebuah aksi mengajak sehingga memunculkan interaksi
dalam struktur sebagai bagian dari proses pemecahan masalah bersama.
Pada hakekatnya setiap manusia pada hakekatnya adalah pemimpin, paling
tidak ia sebagai pemimpin dirinya sendiri.
Hati adalah pemimpin di dalam tubuh manusia, sebab segala sesuatu yang
yang manusia perbuat adalah berdasar petunjuk dan kemauan hati nurani.

Kepemimpinan Spiritual dalam pandangan


A. Riawan Amin dalam buku The Celestial
Management

ZIKR berisikan zero base yakni memandang segala sesuatu dengan bersih,
apa adanya dan bebas prasangka. Iman, memberikan kekuatan spiritual,
menghilangkan rasa cemas dan takut. Konsisten, menjaga arah tujuan
sampai pada titik sasaran. Result oriented, yakni menuju hasil yang murni:
mardhatillah.
Kemudian PIKR yaitu dimulai dengan power sharing, information sharing,
knowledge sharing dan rewards sharing.
Kalau ZIKR titik beratnya merangsang pribadi yang ulung, PIKR memberikan
resep dan prasarat agar kru yang terhimpun dalam sebuah tim
melenggangkan keunggulannya. Jika pribadi-pribadi matang yang dibentuk
dari
konsep
ZIKR
bertemu
dengan
sebuah
tim
yang
solid yang terlahir dari perut PIKR, mereka akan menjadi tim unggulan (the
winning
team).
The winning team
kompetetif
dan regeneratif.

berkaitan

dengan

MIKR

yakni

militan,

intelek,

Sesungguhnya beberapa hal yang diutarakan disini barulah sedikit cuplikan


dari luasnya dasar spiritual kepemimpinan yang Islami, dan inipun sekali lagi

Model Kepemimpinan dalam


Lembaga Pendidikan dan sosial
(Agus
Darma)
1. Model Otokratis,
disini seorang kepala sekolah/pemimpin menentukan sendiri kebijakan
sekolah dan menugaskannya kepda staf tanpa berkonsultasi dengan
mereka, kepala sekolah mengarahkan secara rinci dan harus dilaksanakan
tanpa pertanyaan. Dengan model kepemimpinan ini seorang kepala sekolah
biasanya selalu percaya diri, tahu persis apa yang harus dilakukan dan
memiliki sumber pengaruh yang cukup untuk menggerakkan orangorangnya. Namun model ini biasanya selalu mengekang staf baik tata
laksana maupun dewan guru.

2. Model Permisif,
kepala sekolah/pemimpin beranggapan bahwa semua orang pada prinsipnya
terlahir bertanggungjawab dan memiliki kemampuan untuk melaksanakan
kewajibannya. Kepala sekolah membiarkan stafnya untuk melakukan
pekerjaannya sendiri tapi jika digunakan tanpa aturan akan timbul ketidak
seimbanagan yang tidak kondusif di sekolah tersebut. Sisi baiknya
setiap staf dipacu untuk berinisiatif dan berkarya sendiri tanpa campur
tangan kepala sekolah. Namun hal ini tidak semua benar dan hanya berlaku

4. Model Partisipatif,
kepala sekolah/pemimpin selalu melibatkan stafnya dalam
memutuskan suatu perencanaan, semua keputusan telah
dimusyawarahkan terlebih dahulu bahkan siswapun diajak turut
serta. Kebaikan dari sifat ini, jika terjadi kegagalan bukan
sepenuhnya ditanggung pimpinan, naumun ditanggung
bersama.

5. Model Situasional,
seorang kepala/pemimpin sekolah dalam model ini, harus
melihat situasi dan kondisi waktu sebuah keputusan harus
diambil. Model ini dapat dikataakan memadukan dari modelmodel sebelumnya. Jika diterapkan pada kondisi yang tepat
maka dapat memotivasi bawahannya untuk bekerja keras untuk
mencapau suatu tujuan.

Model kepemimpinan yang baik untuk diterapkan di


lembaga pendidikan adalah kepemimpinan situasional,

GAYA-GAYA KEPEMIMPINAN
Autocratic
Autoritarian
Task Oriented
Initiating
Supervisory

Orientasi pada
Tugas (OT)

Continuum

Democratic
Equalitarian
Permisiveness
Group Oriented
Considerate
Partisipatory
Orientasi pada
Hubungan (OH)

Efektif dalam situasi


Efektif dalam situasi yang
yang sangat menguntungkan
sedang-sedang saja keunatau sangat tidak menguntungannya bagi si-pemimpin.
tungkan bagi si-pemimpin.
Keuntungan (Favorableness) dari suatu situasi adalah derajat dari
keadaan yang memungkinkan si-pemimpin memasukkan pengaruh
kedalam kelompoknya.

KEPEMIMPINAN DALAM KELOMPOK TUGAS INFORMAL

Contoh Kelompok Tugas Informal :


- Kelompok Tani
- Kelompencapir
- PKK
- Kelompok Arisan
- Kelompok pengajian
- Kelompok Belajar
CIRI-CIRI KELOMPOK INFORMAL :
Keanggotaan dalam kelompok bersifat sukarela (masuk dan keluar
kelompok tanpa larangan)

Kepemimpinan : orang yang dihormati oleh kelompok untuk


memberi petunjuk-petunjuk dan keputusan.

Hubungan Anggota-Pemimpin sangat penting :


1. Kebutuhan kepuasan individu-2 harus dipadukan dengan tujuantujuan kelompok.(Kalau tujuan kelompok lebih kuat, anggota harus
berkorban)
2. Antisipasi terhadap kepuasan amat sangat penting.
3. Motivasi anggota harus tinggi.
4. Kematangan anggota merupakan prasyarat.
5. Tekad mencapai tujuan harus kuat.

Spesifikasi kelompok yang lebih berhasil :


1. Pembagian peranan/tugas tidak ketat.
2. Cara kerja kelompok adalah informal.
3. Kelompok harus dijaga tetap kecil.
4. Kesukarelaan harus dipertahankan.
PEMIMPIN DALAM KELOMPOK INFORMAL ITU HARUS
ORANG YANG BAGAIMANA ?
A. Sifat-sifat yang sangat perlu :
1. Empati (Empathy)
2. Anggota Kelompok
3. Bijaksana (considerate)

4. Lincah (surgency)
5. Beremosi stabil

B. Sifat-sifat yang mendukung :


1. Ingin memimpin
4. Konsisten
2. Kompeten (competence) 5. Percaya diri
3. Cerdas (intelligence) 6. Mampu berbagi kepemimpinan.

Kontinuum

OTOKRAT

Penggunaan Otoritas oleh


Pemimpin
1

DEMOKRAT

Daerah Kebebasan
untuk Anggota/Bawahan
4

1. Pemimpin membuat keputusan dan mengumumkan.


2. Pemimpin menjual/menawarkan keputusan.
3. Pemimpin memberikan gagasan dan mengundang pertanyaan.
4. Pemimpin memberikan keputusan sementara yang bisa diubah.
5. Pemimpin memberi persoalan, meminta saran-saran dan membuat keputusan.
6. Pemimpin menentukan batas-batasnya lalu meminta Kelompok
membuat
keputusan.
7. Pemimpin mengijinkan anggota/bawahan untuk melakukan fungsi dalam
batas-batas yang telah dirumuskan oleh Pimpinan/Atasan.

JENIS-JENIS PIMPINAN
1. PEMIMPIN KHARISMATIK : mendapatkan status sebagai pemim-pin
karena telah menunjukkan keunggulan dengan prestasinya yang unik dan
luar biasa. (Ahead of his group) Attainment leadership

2. PEMIMPIN SITUASIONAL : muncul dalam situasi tertentu seba-gai


orang yang mampu menolong kelompok menentukan dan mencapai
tujuan-tujuan dan/atau mempertahankan dan memperkuat kelompok itu
sendiri. (A head of his group) Chairmanship

3. KEPALA : diberi secara resmi status (kedudukan) sebagai pimpinan yang


memiliki wewenang resmi; biasanya diangkat oleh orang yang
berkedudukan lebih tinggi. (The head of the group) headship.
CATATAN :
1. Kepemimpinan dalam kelompok/organisasi tidak menyebar secara merata,
baik sumbernya maupun pengaruhnya.
2. Pemimpin adalah individu dalam kelompok yang bertugas mengarah-kan
dan/atau mengkoordinasikan kegiatan-kegiatan kelompok (Stimulasi,
motivasi, mempengaruhi antar-personal)

GAYA KEPEMIMPINAN SITUASIONAL


Fiedler :
OT

Berorientasi pada tugas


- orientasi pada tujuan
- mementingkan pelaksanaan pekerjaan.

Kontinuum

Berorientasi pd. hubungan

O
H

- menjaga hubungan
baik antar anggota.

Gaya Kepemimpinan tergantung pada situasi yang terdapat didalam


Kelompok. Jadi gaya memimpin perlu fleksibel, disesuaikan dengan
keadaan dan kebutuhan kelompok. Gaya yang begitu disebut Gaya
Kepemimpinan Situasional.
Faktor-faktor yang menggambarkan situasi kelompok :
1. Kekuatan-Kedudukan Pemimpin (Position Power):
derajat dari suatu kedudukan yang memungkinkan pemimpin mendaatkan
pengakuan dari anggota-anggota kelompok serta mau menerima dan mematuhi
pengarahan dari pemimpinnya.
- kewenangan yang syah (legitimate power)
- kewenangan mengenakan sanksi (reward and punishment power)
- kuat
lemah

2. Struktur Tugas (Task Structure) :


sifat-sifat dari tugas kelompok yang mencakup :
1. ketetapan/konkrit keputusan (decision variability)
2. kejelasan tujuan (goal clarity)
3. cara pencapaian tujuan tunggal/jamak (goal path
multiplicity)
4. kespesifikan solusi (solution specificity)
Jelas

Tak Jelas

3. Hubungan Anggota-Pemimpin (Member-Leader Relationship) :


derajat kualitas emosi hubungan anggota-pemimpin :
- akrab vs jauh
- sayang vs benci
- hormat vs tak hormat
- percaya vs curiga
baik

jelek

MODEL KEPEMIMPINAN SITUASIONAL


(Contingency Model by Fiedler)
Kombinasi ketiga faktor menghasilkan delapan situasi kelompok
Nomor

Kekuatan

Struktur

Hubungan

Gaya
Oktan
kedudukan
I kepem.
Kuat

tugas
Jelas`

II

Kuat

III

Kuat

Tak jelas

Baik

IV

Kuat

Tak jelas

Jelek

V
VI

Jelas

Jelek

Lemah
Lemah

Baik

Jelas
Jelas

Baik
Jelek

VII

Lemah

Tak jelas

Baik

VIII

Lemah

Tak jelas

Jelek

VIIIA

Kuat

Jelas

Amat jelek

angg - pem.

CATATAN :
1. Kelompok yang bersikap bermusuhan dan tidak bermotivasi
memerlukan kepemimpinan yang kuat.
2. Ukuran kelompok sangat penting :
- kelompok besar berorientasi pada tugas.
- kelompok kecil berorientasi pada hubungan.
3. Fungsi kepemimpinan yang demokratik :
- membantu adanya interaksi dalam kelompok
- membantu kelompok dalam mebuat keputusan
- membantu kelompok mencapai tujuan-tujuannya.

Anda mungkin juga menyukai