Anda di halaman 1dari 30

LEADERSHIP MIND AND EMOTION

MEMIMPIN DENGAN PIKIRAN DAN HATI (LEADING WITH HEAD AND


EMOTION)

Banyak orang cenderung melupakan aspek emosional, padahal dalam bekerja secara
efektif kita perlu memahami pikiran, keyakinan, dan perasaan kita termasuk juga kepada
orang lain. Agar kita dapat berhasil, maka seorang pemimpin perlu menggunakan pikiran
dan hatinya.
Kebanyakan dari kita memahami arti kerja dari pengalaman pribadi, kita bekerja sama
secara efektif dengan orang lain, membuat kita memahami dari aspek diri kita sendiri,
seperti pikiran kita, keyakinan, perasaan, dan daya tarik kita mengenai aspek-aspek yang
ada pada orang lain. Misalnya, bagi siapa saja yang ikut berpartisipasi dalam kegiatan
sebuah tim atletik, tahu bagaimana kuat pikiran dan emosi mereka yang dapat
mempengaruhi penampilannya. Menariknya, meskipun, banyak orang dalam peran
kepemimpinannya cenderung melupakan aspek emosional yang sangat penting dalam
kepemimpinannya.
Untuk berhasil dalam lingkungan kepemimpinan saat ini adalah dengan menggunakan
keduanya yaitu pikiran dan hati/perasaan mereka. Kecenderungan penggunaan pikiran
oleh pemimpin tersebut untuk kegiatan seperti tujuan dan strategi yg akan dicapai, jadwal,
struktur, keuangan, masalah operasional, dan sebagainya. Akan tetapi mereka juga perlu
menggunakan hati/perasaan mereka untuk hal-hal yang menyangkut saling pengertian,
dukungan, dan mengembangkan orang lain.
• Menjadi pemimpin membutuhkan pengalaman dan pengetahuan yang lebih. Untuk
itu menjadi pemimpin yang baik perlu membangun pikiran dan hati yang baik.
Akan tetapi tidak semua orang berhasil dalam kepemimpinannya. Banyak yang
berhasil, tetapi banyak juga yang gagal.

• Kepemimpinan sebaiknya dimulai dari diri sendiri, hal ini yang menjadi dasar
dalam memimpin orang lain. Banyak orang gagal dalam memimpin dirinya sendiri.
Mengapa? Pertama, orang tersebut tidak mau menentukan dan melakukan
apapun. Kedua, orang tersebut salah dalam menentukan pilihannya.
• Banyak pemimpin besar yang menggunakan kekuatan pikiran dan hati/perasaan
sehingga menjadi pemimpin besar yang mempengaruhi peradaban manusia.
Contoh Nelson Mandela, Gandhi, dsb.

• Secara umum ada 3 pola pikir untuk menjadi seorang pemimpin besar yaitu:
1. Berfikir dan berjiwa besar. Pikiran dan jiwa yang besar akan mempengaruhi
perilaku dan cara berfikir seseorang.
2. Berfikir positif. Pikiran positif akan menghasilkan produk yang positif juga.
3. Berfikir maju. Memajukan orang lain terlebih dahulu, maka otomatis dia juga akan
maju.

Derngan demikian kualitas seorang leader (leader qualities) yang dimiliki sejak dari
lahir dapat dilihat dari nailai2 (values), gaya (style), dan kemampuan (capabilitas)
KAPASITAS DAN KOMPETENSI PEMIMPIN (LEADER CAPACITY
VERSUS COMPETENCE)
Kapasitas (capacity)—merupakan potensi yang kita miliki untuk melakukan
sesuatu lebih dari yang kita lakukan saat ini
Kompetensi (compentency)—merupakan keahlian yang spesifik dimiliki oleh
seseorang dalam melaksanakan pekerjaan sesuai dengan yang
dipersyaratkan.

Kompetensi adalah suatu hal yg menggambarkan kemampuan seseoang baik


yang kualitatif maupun yang kuantitatif.
Kompetensi dapat juga dimaknai sebagai pengetahuan, keterampilan, dan
nilai-nilai dasar yang direfleksikan dalam kebiasaan berfikir dan bertindak.
Menurut F. Drucker, pemimpin seharusnya memiliki minimal 3 bidang
kemampuan/komptetensi yaitu:
1.Kemampuan pribadi, memiliki integritas tinggi, memiliki visi yang jelas,
kreatif, inovatif, tidak mudah merasa puas, fleksibel, memiliki kematangan
jiwa.
2.Kemampuan kepemimpinan, dapat memotivasi orang lain, mengelola
konflik, mengendalikan stress, memiliki keterampian berkomunikasi.
3.Kemampuan berorganisasi, memiliki manajemen strategik, membaca
peluang, dan dapat memecahkan masalah strategik

Sistim (system)—merupakan rangkaian dari bagian-bagian yang terintereaksi


secara keseluruhan yg dapat menghasilkan sesuatu yg spesifik.
MENTAL MODELS
Mental Models adalah teori tentang orang yang memegang teguh suatu prinsip yang
lebih spesifik di dunia dan perilaku yang diharapkan dari mereka.
Jadi dalam mental models: nilai, sikap, keyakinan, bias dan prasangka seorang
pemimpin dalam menentukan bagaimana menggunakan perasaan dan pemikirannya

How it Work
Mental Model mengatur bagaimana pemimpin menafsirkan /mengintepretasi
pengalaman mereka dengan cara menanggapi bawahannya atas situasi/kondisi yang
terjadi.

Mental Models (Cont’d)


Seseorang yang diasumsikan tidak memiliki nilai kepercayaan diri akan bertindak sangat
berbeda, dibandingkan dengan orang yang memiliki nilai kepercayaan dirinya. Ketika
pemimpin tidak perduli dengan kecondongan dan model mental, maka mereka memiliki
potensi untuk membuat kesalahan fatal.
Dalam perubahan waktu yang tepat, banyak pemimpin yang masih terjebak dalam
model mental yang berdasarkan keadaan/situasi yang hanya sementara.
Change Mental Models (Perubahan model mental)
• Teori yang menyangkut orang mengenai berbagai sistim di dunia dan perilaku
yang diharapkan.
• Mental models (model mental) dapat dianggap sebagai gambaran internal yang
mempengaruhi seorang pemimpin baik pikiran, tindakan, maupun hubungannya
dengan orang lain. Jadi mental models adalah teori yang menyangkut orang
mengenai berbagai sistem di dunia dan perilaku yang diharapkan oleh mereka.
• Mental models merupakan gambaran dari tindakan-tindakan pemimpin yg
mempengaruhi hubungannya dengan orang lain.
• Mental models sangat menentukan bagi seseorang dalam bertindak. Jika
seseorang memiliki mental yang baik, maka akan baik pula dirinya. Akan tetapi
jika mentalnya tidak baik (buruk) maka hasil dari perbuatannya juga akan buruk.
• Mental models merupakan gambaran, asumsi, dan kisah yang seseorang bawa
dalam benak masing-masing tentang dirinya sendiri, orang lain, institusi,
lingkungan, dan setiap aspek dari dunia ini.
• Pemimpin memiliki banyak mental models yang dapat digunakan untuk mengatur
berbagai hal yang menyangkut bagaimana mereka menafsirkan pengalaman dan
bagaimana mereka bertindak dalam menanggapi orang dan situasi.
• Jadi mental models merupakan nilai, sikap, keyakinan, bias dan prasangka
seorang pemimpin dalam menentukan bagaimana menggunakan perasaan dan
pemikirannya.
• Pemimpin dengan model mental seperti ini akan cenderung mendorong
pendelegasian kekuasaan, otoritas, dan pengambilan keputusan ke berbagai
tingkat dalam Tim dan berusaha untuk membangun norma-norma yang dapat
menciptakan identitas kelompok dan membangun kepercayaan diantara
mereka.
• Bagaimana cara kerjanya?
• Mental model mengatur bagaimana pemimpin menafsirkan/menginterpretasikan
pengalaman mereka dengan cara menanggapi bawahannya atas situasi/kondisi
yang terjadi.

• Changing or Expanding Mental Models


• Global mindset
• Global mindset (pola pikir global) merupakan kemampuan manager untuk
menghargai dan mempengaruhi individu, kelompok, organisasi, dan sistim yang
mewakili perbedaan sosial, budaya, politik, kelembagaan, intelektual, atau
karakter psikological.
• Seorang manager dengan global mindset dapat merasakan dan merespon
banyak perspektif pribadi atau budaya seseorang yang terbatas.
• Salah satu cara terbaik bagi manajer adalah mengembangkan global mindset
dengan melibatkan orang-orang dari budaya yang berbeda.
• Faktor terbesar yang menentukan keberhasilan pemimpin dan organisasi adalah
kemampuan untuk mengubah atau memperluas mental model seseorang.
• Asumsi (asumption)

• Asumsi (asumption)—merupakan tindakan pengandaian yg


dilakukan oleh setiap orang untuk memprediksi suatu
kejadian yang akan datang. Asumsi para leader merupakan
hal alami dan merupakan bagian dari model mental.
Contoh seseorang berasumsi bahwa orang itu tidak bisa
dipercaya karena bisa berubah dalam berbagai situasi.
Sementara orang lain berasumsi bahwa pada dasarnya kita
harus percaya sama orang lain. Pemimpin memiliki asumsi
tentang suatu peristiwa, situasi, dan keadaan serta tentang
orang-orang.
• Sementara itu, asumsi bisa menjadi bahaya apabila orang
cenderung untuk menerima asumsi yang salah sebagai
kebenaran.
• The Perception Process
Organizing selected data
Screening and into patterns for
Environmental Observation via selecting stimuli to interpretation and
stimulil the senses process futher response

• Persepsi itu penting—karena perilaku manusia didasarkan pada persepsi


mereka mengenai realitas yg ada.
• Persepsi tampak secara alamiah dan spontan mengenai apa yang kita
pikirkan. Oleh sebab itu persepsi dapat dibagi dalam beberapa tahap:
• 1. Kita mengobservasi informasi dari lingkungan sekitar
• 2. Kita melakukan screen data melalu seleksi poin-poin yang akan digunakan
untuk proses lebih lanjut
• 3. Menata data-data yang terleseksi yg bermakna untuk diinterpretasi dan
direspon.
• Persepsi dapat berarti proses yg digunakan oleh individu untuk memahami
lingkungan melalui pengorganisasian, menginterpretasikan informasi.
• Ada banyak cara yg digunakan dalam memproses atau menginterpretasikan
informasi tergantung masing-masing individu.
• Menyadari akan berbagai faktor yg mempengaruhi persepsi, para pimimpin
dapat menghindari distorsi yg merugikan salah satunya dalam bentuk streotip
(streotyping).
DEVELOPING A LEADER’S MIND (MENGEMBANGKAN PIKIRAN SEORANG
PEMIMPIN)
• Bagaimana seorang pemimpin mengembangkan pemikirannya? pikiran
pemimpin dapat dikembangkan di luar yang nonleader (yg bukan
pemimpin) dalam empat bidang yaitu independent thinking (berfikir bebas),
open-mindedness (berpandangan terbuka), system thinking (berfikir
sistim), dan personal mastery (penguasan pribadi).

1. Independent thinking (berfikir bebas) berarti mempertanyakan


asumsi dan menafsirkan data dan peristiwa menurut keyakinan
sendiri, ide-ide, dan pemikiran sendiri, tidak tergantung pada aturan
yang ditetapkan sebelumnya atau kategori yang didefinisikan oleh
orang lain. Atau merupakan interprestasi data dan peristiwa menurut
keyakinan, ide dan pikiran sendiri, bukan berdasarkan pada penetapan
aturan2, rutinitas, atau hal-hal yg didefenisiskan atau ditafsirkan oleh orang
lain.
Orang yang berfikir secara mandiri biasanya netrpendirian kuat, berfikir
kritis dalam berfikir, mempunyai ide utk mengemukakan apa yang mereka
pikirkan, dan menentukan suatu tindakan berdasarkan apa yg mereka
percaya secara pribadi bukan pada apa yg dipikirkan orang lain.

Berpikir bebas/mandiri yang berarti berpendirian kuat, menjadi


tabiat/sikap, berpikir kritis dan hati-hati dalam berpikir dan tidak
ceroboh.
2. System thinking (Berfikir sistim)-- merupakan suatu kemampuan utk melihat
sinergi secara keseluruhan tidak hanya sebagian elemen dari sebuah sistim dan
belajar untuk memperkuat atau mengubah keseluruhan pola sistim. Bagaimana
memahami bahwa suatu fenomena dipengaruhi oleh fenomena lainnya. Dapat
juga dikatakan bahwa suatu proses untuk memahami suatu fenomena tidak
hanya memandang dari suatu aturan sistim tertentu. Contoh ekosistim terdiri
dari berbagai elemen seperti udara, air, tumbuhan adalah merupakan satu
kesatuan. JadI, Sistem berpikir adalah disiplin mental dan bentuk
kerja untuk mengetahui pola dan hubungannya.

3. Open mendedness (berpandangan terbuka), Pemimpin perlu


mengesampingkan pemikiranm gagasan, kepercayaan, dan pendapatanya agar
dapat membuka bagi sesuatu yang baru. Kerbukaan berarti
mengemsampingkan bebagai prasangka atau keyakinan serta pendapat awal
(beginner minds), menerima masukan dan menghargai pendapat orang lain.
Atau pemimpin yang terbuka dengan ide2 baru, menerima pandangan yang
beragam, selalu memiliki keingin-tahuan, dan mengerti akan batasan-
batasannya. Kepemimpinan yg efektif menjaga pikiran yang terbuka dan
memperbaiki perkembangan organisasi.
Jadi sistim berfikir adalah disiplin mental dan bentuk kerja utk mengetahui pola
dan hubungannya.

4. Personal mastery (penguasaan diri) nerupakan sebuah kedisplinan untuk


menguasai diri agar dapat mewujudkan kejernihan pikiran, kejelasan tujuan, dan
pengorganisasian untuk mencapai tujuan. Bisa juga merupakan suatu
pertumbuhan pribadi dan belajar menguasai diri sendiri; mewujudkan visi pribadi
menghadapi realita.
• Personal Vision (Pandangan pribadi), pemimpin
menempatkan keunggulan pribadinya dan mengklarifikasi
apa pentingnya buat mereka. Berfokus pada hasil akhir,
berpandangan kedepan yang dapat memotivasi mereka dan
organisasinya. Suatu bagian/elemen dari personal mastery
adalah disiplin dan mereka tahu apa yg mereka inginkan
seperti maksud dan visi mereka.
• Facing reality (menghadapi kenyataan), suatu komitmen
akan sebuah kebenaran dimana pemimpin melakukan
kebenaran dan akan menghancurkan segala kenyataan
dalam penyimpangan dalam dirinya maupun orang lain.
• Holding creative tension (mengendalikan ketegangan),
pemimpin yang efektif memutuskan ketegangan itu dengan
membiarkan visi mendorong kenyataan tersebut, dengan
kata lain kembali mengasumsikan aktivitas yg sedang
berjalan utk bekerja pada visi.
• Emotional Intelligence (kecerdasan emosional)
• Apa itu emosi?—perasaan kuat yang diarahkan kepada orang atau
sesuatu. Atau perasaan intens yg ditujukan kepada seseorang atau
sesuatu, reaksi yg timbul akibat merasa senang mengenai sesuatu,
marah kepada seseorang, ataupun takut terhadap sesuatu.
• Emosi adalah bagian alamiah dari sifat individu.
• Emosi berasal dari bahasa latin “emotus atau emovere” yang berarti
menggerakkan. Emosi biasa juga disebut sebagai kecenderungan untuk
bertindak.
• Emosi biasa disebut sebagai suatu keadaan marah yang tidak kendali.
• Atau emosi– setiap kegiatan atau pengolahan pikiran, perasaan, nafsu,
setiap keadaan mental yg hebat dan meluap-luap (Oxford English
Dictionary).
• Emosi adalah reaksi terhadap objek, bukan sifat kepribadian.
• Anda menunjukkan emosi bila Anda senang terhadap sesuatu, atau
marah terhadap seseorang, atau juga takut terhadap sesuatu.
• C.T. Morgan melihat emosi dari beberapa aspek yaitu:
1. Emosi adalah suatu yg sangat erat hubungannya dengan kondisi
tubuh, mis. Denyut jantung, sirkulasi darah, dan pernafasan.
2. Emosi adalah suatu yang dilakukan atau diekspresikan, mis. Tertawa,
tersenyum, menangis.
3. Emosi adalah sesuatu yang dirasakan, mis. Jengkel, kecewa,
senang.
• 3. Emosi juga merupakan suatu motif, mis. Dorongan untuk berbuat
sesuatu.

• Para manajer keliru jika mereka mengabaikan unsur emosional dalam


perilaku organisasi dan menilai perilaku individu seolah-olah
sepenuhnya rasional.
• Ada berbagai bentuk atau dimensi emosi seperti perasaan kemarahan,
perasaan jijik, bergairah, cemburu, takut, kecewa, bahagia, benci,
berharap, iri, gembira, cinta, bangga, heran, dan sedih.
• Emosi dapat dikelompokkan dalam 2 kategori yaitu:

• 1. Emosi positif seperti kebahagian dan harapan—mengungkapkan


penilaian atau perasaan yg menyenangkan.
• 2. Emosi negatif seperti kemarahan atau kebencian—mengungkapkan
yg sebaliknya.

• Beberapa studi mengemukakan bahwa kecerdasan emosional dapat


memainkan peran penting dalam pelaksanaan pekerjaan
• Kecerdasan Emosioanal menurut Steiner (1997) adalah suatu
kemampuan yang dapat mengerti emosi diri sendiri dan orang lain,
serta mengetahui bagaimana emosi diri sendiri terekspresikan untuk
meningkatkan maksimal etis sebagai kekuatan pribadi.
• Sementara Patton (1998) mengemukakan bahwa kecerdasan
emosional adalah kemampuan untuk mengetahui emosi secara
efektif guna mencapai tujuan, dan membangun hubungan yg
produktif untuk mencapai keberhasilan.

• Bar-on (2000) mengatakan bahwa kecerdasan emosional adalah


suatu rangkaian emosi, pengetahuan emosi dan kemampuan-
kemampuan yang mempengaruhi kemampuan keselurah individu
untuk mengatasi masalah tuntutan lingkungan secara efektif.

• Emotional Intelligence (kecerdasan emosional)—merujuk ke


kumpulan keterampilan, kapabilitas, dan kompetensi nonkoqnitif, yg
mempengaruhi kemampuan seseorang dalam menghadapi tuntutan
dan tekanan lingkungan.

• Daniel Goleman (1997)—kecerdasan emosional (EQ) kemampuan


mengelola perasaan sehingga terperediksikan secara tepat dan
efektif yg memungkinkan orang bekerjasama dengan lancar menuju
sasaran bersama.
• The emotionally Competent Leader
Pemimpin yang kompeten adalah orang yang telah
mengembangkan kecerdasan emosional untuk terhubung dan
mempertahankan hubungan dengan timnya agar dapat
mengelola hal-hal bersifat emosional dari organisasi.
Mempertahankan kemampuan utk tetap terhubung dengan
organisasi membutuhkan perhatian khusus pada tiga bidang:
• 1. Mindfulness; keterampilan ini berkaitan dengan menjaga
kesadaran tidak hanya tentang apa yg sedang terjadi di dalam
dirinya, tetapi juga pada apa yang terjadi di sekitarnya.
• 2. Hope; menentukan rencana tindakan berdasarkan tujuan yg
jelas diartikulasikan, percaya pada tujuan yang dapat dipenuhi
dan pada akhirnya mencapai tingkat kesejahteraan mereka.
• 3. Compassion; dengan cukup peduli tentang orang-orang utk
mencoba mencari tahu siapa mereka dan mengapa mereka
berperilaku seperti yg mereka lakukan, pembelaan
menyimpang dari prasangka dan pra penilaian diganti dengan
kualitas pemahaman dan toleransi.
• The Emotional Intelligence of Team
• Penelitian menunjukkan bahwa Tim akan lebih kreatif dan
produktif ketika mereka dapat mencapai tingkat partisipasi,
kerjasama, dan kolaborasi yg tinggi di antara para
anggota. Keberhasilan Tim muncul ketika melakukan tugas
yg efektif yang menyebabkan anggota terlibat dengan
sepenuh hati.

• Untuk itu, ada 3 kondisi yg penting yaitu:


• - Kepercayaan di antara para anggota
• - Rasa identitas kelompok yaitu kebanggaan dalam
kelompok
• - Rasa keberhasilan kelompok yaitu keyakinan bahwa
mereka lebih efektif bekerja bersama dari pada terpisah-
pisah.
• Beberapa ahli mengelompokkan emosi kedalam
beberapa golongan yaitu:

• 1. Negative Emotions (Emosi Negatif)


– Marah (Anger): beringas, mengamuk, benci, marah besar,
jengkel, kesal hati, bermusuhan, tindak kekerasan, kebencian.
– Sedih (Sadness): pedih, sedih, muram, suram, melankolis,
mengasihani diri, kesepian, ditolak, putus asa.
– Takut (Fear): ngeri, gugup, takut, cemas, kuatir, was-was,
waspada, tidak tenang, kecut dan panik.
– Muak (disgust): penghinaan, meremehkan, cemohan,
kebencian, keengganan, rasa jijik.

2. Positive Emotion (Emosi Positif)


– Kegembiraan (Enjoyment): senang, gembira, bahagia, ringan,
puas, senang, terhibur, bangga.
– Cinta (love): penerimaan, persahabatan, kepercayaan, kebaikan
hati, rasa dekat, hormat, kasmaran, mabuk kepayang.
– Kekaguman (surprise): syok, heran, takjub, bertanya-tanya.
• Eight Families of Emotions

Enjoyment

Anger

Fear
Disgust
Love

Shame Surprise
Sadness
• The Components of Emotional Intelligence

Self Awareness

Self-Management

Social awareness

Relationship management
• Ada 4 komponen kecerdasan emosional (emotional intelligence) yg sangat
penting utk kepemimpinan dalam organisasi yaitu:

- 1. Kesadaran diri (Self-awareness)—kemampuan utk menyadari dan


memahami emosi diri sendiri dan bagaimana berdampak pada kehidupan
dan kerja. Kemampuan seseorang sangat tergantung kepada kesadaran diri
sendiri dan pengendalian emosinya. Kesadaran akan diri sendiri akan
membantu seseorang dalam memahami tentang impian, tujuan, dan nilai yg
melandasi perilaku hidupnya. Seseorang yang menyadari dirinya sendiri
tentang emosinya akan memiliki kepekaan yang tajam akan perasaan yg
muncul seperti senang, bahagia, sedih, marah, benci, dsb.

- 2. Pengelolaan diri (Self-management)—kemampuan utk mengendalikan


emosi dan gangguan atau hal yang membahayakan. Hal ini dapat
membantu untuk memimpin atau mengendalikan dirinya sendiri.
Kemampuan seseorang untuk mengendalikan dan mengelola diri sendiri
akan membantu mereka dalam mencapai kesuksesannya. Ada beberapa
lanhkah dalam mengelola emosi diri sendiri seperti: menghargai emosi dan
menyadari dukungannya kepada kita, berusaha mengetahui pesan yang
disampaikan emosi, dan yakin bahwa kita sudah pengalaman menangani
emosi sebelumnya dengan baik, Selalu bergembira dalam mengambil
langkah penanganannya.
- 3. Kesadaran sosial (Social awareness)—kemampuan seseorang
untuk memahami dan berempati kepada orang lain.
Sebagai mahluk sosial, seseorang harus selalu berhubungan dengan
orang lain. Jika seseorang telah memiliki kesadaran sosial, maka dalam
dirinya akan muncul empati, kesadaran, dan pelayanan.

- Empati (Empathy)—kemampuan utk menempatkan diri dalam


hati/perasaan orang lain, merasakan emosi mereka, serta memahami
perspektif mereka. Atau kemampuan untuk menaru persaan kepada
orang lain. Mengenali emosi orang lain berarti kita memiliki empati
terhadap apa yang dirasakan orang lain. Hal ini dapat membuat
seseorang lebih efektif dalam melakukan komunikasi dengan orang lain.
Orang suka berempati cenderung lebih disukai oleh orang lain.

- 4. Manajemen hubungan (Relationship management)—kemampuan


untuk berhubungan dengan orang lain dengan mengembangkan
hubungan positif. Jika seseorang dapat mengelola hubungan (emosi)
orang lain, maka akan muncul interaksi yang positif yang dapat
meningkatkan hasil yang optimal. Dengan demikian pergaulan
seseorang semakin luas.
• The Components of Emotional Intelligence
Self Others
Self-Awarness Social Awareness

• Awarness Emotional self-awerness Empathy


Accurate self-assessment Organizational awareness
Sefl-confident Service orientation
Self-management Relationship management
• Behavior Emotional self-control Development of others
Trustworthiness Inspirational leadership
Conscientiouness Influence
Adaptibility Communication
Optmism Change catalyst
Achievment-orientation Conflict management
Initiative Bond Building
• Leading with love versus Leading with fear (kepemimpinan dengan
rasa cinta dan kepemimpinan dengan rasa takut).

• Secara tradisional, kepemimpinan telah didasarkan pada ketakutan yang


terinspirasi dalam karyawan. Saat ini, keberhasilan dalam kebanyakan
organisasi tergantung pada pengetahuan, kemampuan berfikir, komitmen,
kreativitas, dan antusiasme dari setiap orang dalam organisasi.

• Kepemimpinan dgn rasa cinta (leading with love), yaitu saling


memperhatikan dengan yg lain, tukar menukar ilmu pengetahuan, saling
memahami, saling mengasihi agar dapat bertumbuh dan sukses secara
bersama-sama.

• Kepemimpinan dengan rasa takut (leading with fear), yaitu suatu pola
kepemimpinan yang menyebabkan hilangnya rasa kepercayaan orang dan
pada gilirannya akan mencari organisasi atau tempat kerja lain. Suatu
organisasi jika berbasiskan rasa takut, maka organisasi tersebut merasa
takut kehilangan orang yang terbaik, berpengalaman serta berpengetahuan
yang dapat dimanfaatkan oleh perusahaan lain.
• Ketakutan dalam organisasi (fear in
organization), yaitu ketakutan akan kegagalan,
takut akan perubahan, takut akan kerugian
pribadi, takut terhadap atasan. Semua bentuk
ketakutan ini dapat mencegah orang2 utk
melakukan hal-hal yang baik, takut mengambil
risiko, takut memutuskan, takut menentang, dan
takut merubah status kuo yg ada.
• Tempat kerja yang baik dapat menahan
berbagai jenis rasa takut bagi pekerja termasuk
takut gagal, takut perubahan, takut kehilangan
pribadi, takut dihakimi, takut akan bos, dan
sebagainya.
• Bringing Love to Work
• The practical aspects and outcomes of caring obout others (apseksi praktis dan hasil
dari kepedulian terhadap orang lain)
• What do you do when you care for someone (Apa yang Anda lakukan saat
memperhatikan seseorang).
• 1. reach out (menjangkau)
• 2. embrace, hug (merangkul, memeluk)
• 3. be there with them (berada di sana bersama mereka).
• 3. compassion (belas kasihan)
• 5. acceptance (menerima)
• 6. share dream (berbagi impian)
• 7. acknowledge accomplishments (mengakui prestasi)
• 8. trust (percaya)
• 9. be a cheerleader (menjadi pendukung/penceriah)
• 10. encourage (mendorong)
• 11. tell you care
• 13. respect them (hormati mereka)
• 14. be positif
• 15. give them simle (berikan mereka senyum)
• 16. give them time (beri mereka waktu)
• 17. give them recognation (beri mereka pengakuan)
• 18. protect (lindungi)
• 19. reassure (yakinkan)
• What does the feel like to be care about (Apa rasanya ingin diperhatikan)
• 1. valuable (berharga)
• 2. alive (hidup)
• 3. responsive (tanggap)
• 4. positive outlook (berpandangan positif)
• 5. exhilarated (gembira)
• 6. respect (respek)
• 7. free (bebas)
• 8. important (penting)
• 9. good (baik)
• 10. safe (aman)
• 11. more open to express yourself (lebih terbuka untuk mengekspresikan diri)
• 12. elevates selfesteem (meningkatkan harga diri)
• 13. boots morale (Semangat)
• 14. proud (bangga)
• 15. loved (sayang)
• 16. worthy (layak)
• 17. blessed (berkati)
• 18. you make a different (anda buat perbedaan)
• 19. fulfiled (terpenuhi)
• 20. happy (bahagia)
• Why followers respond to love

• Pada umumnya orang mennginginkan lebih dari apa yang mereka terima (gaji) sebagai bagian
dari pekerjaannya.
Para pemimpin yang memimpin dengan rasa sayang memiliki pengaruh yang luar
biasa, karena mereka memenuhi 5 keinginan staf yang tidak terucapkan:

• 1. Mendengar dan memahami bawahan


• 2. Walaupun pemimpin tidak setuju dengan bawahan, tolong jangan membuat bawahan merasa
salah
• 3. Mengakui kebesaran dalam diri bawahan
• 4. Ingat untuk mencari perhatian dengan penuh rasa sayang
• 5. Katakan yang sebenarnya dengan penuh perasaan

• Respon to love
• Hear and understand me
• Even if you disagree with me, please don’t make me wrong
• Acknowledge the greatness within me
• Remember to look for my loving intentions
• Tell me the truth with compassion
• Ketika para pemimpinmengatasi kebutuhan emosi secara langsung,
maka orang biasanya merespon dengan mencintai pekerjaan
mereka dan secara emosional terlibat dalam pemecahan masalah.

• Fear-based motivation – motivasi yang didasarkan pada rasa takut


akan kehilangan pekerjaan. Misalnya saya butuh pekerjaan itu
untuk memenuhi kebutuhan dasar saya. Pada umumnya mereka
mengatakan saya butuh pekerjaan untuk membayar semua
kebutuhan dasar saya (memenuhi kebutuhan yang lebih rendah
dari kebutuhan tubuh). Anda memberikan pekerjaan dan saya akan
memberikan Anda hanya cukup untuk menjaga/manjamin pekerjaan
saya.

• Love-based motivation – motivasi yang didasarkan pada nilai


penghargaan dalam pekerjaan. Jika pekerjaan dan pemimpin
membuat saya dapat dihargai sebagai pribadi dan memberikan rasa
makna dan kontribusi untuk masyarakat luas (memenuhi kebutuhan
yang lebih tinggi dari hati, pikiran, dan tubuh) maka saya akan
memberikan semua yang saya tawarkan.
TUGAS
BACA DAN BUAT RINGKSAN SERTA
JAWAB PERTANYAAN TENTANG
KASUS:
• In the lead: The New Boss; Pages 160-
161.
Selamat Mengerjakan Tugas

Anda mungkin juga menyukai