Anda di halaman 1dari 7

Felix V.

Chandrasyah
LESSON LEARN OB:
MME-66
19 Sep 2019
KEKUASAAN AND POLITIK

1. Definisi:
Kekuasaan (Power)
Menurut Stephen P. Robbins : “... kapasitas bahwa A harus mempengaruhi perilaku B sehingga B
bertindak sesuai dengan apa yang diharapkan oleh A. Definisi Robbins menyebut suatu “potensi”
sehingga kekuasaan bisa jadi ada tetapi tidak dipergunakan. Sebab itu, kekuasaan disebut sebagai
“kapasitas” atau “potensi”.

MenurutJohn R. Schemerhorn – kekuasaan dalam konteks organisasi : “ ... kemampuan yang


mampu membuat orang melakukan apa yang kita ingin atau kemampuan untuk membuat hal
menjadi kenyataan menurut cara yang kita inginkan.” Kekuasaan biasanya dikaitkan dengan konsep
kepemimpinan, di mana kepemimpinan merupakan mekanisme kunci dari kekuasaan guna
memungkinkan suatu hal terjadi.

Politik
Politics adalah Power in Action.
Menurut Maurice Duverger adalah kekuasaan, kekuatan seluruh jaringan lembaga-lembaga
(institusi) yang mempunyai kaitan dengan otoritas, dalam hal ini suasana didominasi beberapa
orang atas orang lain.
Richard L. Daft, yang menurutnya adalah “... penggunaan kekuasaan guna mempengaruhi
keputusan dalam rangka memperoleh hasil yang diharapkan."

2. Studi Kasus Ahok, Kekuasaan dan Politik

Ir. Basuki Tjahaja Purnama, M.M. (lahir di Manggar, Belitung Timur, 29 Juni 1966; umur 53 tahun),
atau paling dikenal dengan panggilan Hakka Ahok, adalah Gubernur DKI Jakarta yang menjabat
sejak 19 November 2014 hingga 9 Mei 2017.

Ahok pernah besar dari pebisnis yang kemudian masuk dalam kiprah politik menjadi anggota DPRD
di Belitung, menjadi Bupati, wakil Gubernur Jakarta dan terakhir Gubernur DKI Jakarta.

Ahok merupakan anomaly dimana kaum minoritas berhasil memimpin Ibukota Negara dalam
jangka waktu 3tahun. Gaya kepemimpinan yang lugu, tegas namun berintegirtas membuat rakyat
banyak memilihnya.

Page 1 of 7
Felix V. Chandrasyah
LESSON LEARN OB:
MME-66
19 Sep 2019
KEKUASAAN AND POLITIK

Ahok memiliki kekuasaan yang besar dan menggunakannya sesuai nilai prinsip hidupnya. Keinginan
untuk memajukan Jakarta melalui visualisasinya dan bebas korupsi membuat beliau dibenci banyak
orang.

Dalam kariernya sebagai Gubernur DKI Jakarta, Basuki telah memicu berbagai macam kontroversi
yang kebanyakan disebabkan oleh pernyataannya. Beberapa di antaranya adalah kontroversi lahan
Rumah Sakit Sumber Waras, penertiban Kalijodo, tuduhan mencap warga sebagai "komunis",
penggunaan kata-kata kasar, dan pernyataannya terkait dengan "dibohongi pake surah Al-Maidah
51", atau juga kasus penodaan agama, yang memicu tanggapan keras berupa rangkaian Aksi Bela
Islam.

Pada akhirnya, tanggal 9 Mei 2017, Basuki divonis dua tahun penjara oleh majelis hakim Pengadilan
Negeri Jakarta Utara dipimpin oleh ketua majelis hakim, Dwiarso Budi Santiarto atas kasus
penodaan agama.

3. TEORI

Jenis-jenis kekuasaan:
a. Legitimate Power (kekuasaan sah),
yakni kekuasaan yang dimiliki seorang pemimpin sebagai hasil dari posisinya dalam suatu
organisasi atau lembaga. Bisa berupa kekuasaan seorang jenderal terhadap para prajuritnya,
seorang kepala sekolah terhadap guru-guru yang dipimpinnya, ataupun seorang pemimpin
perusahaan terhadap karyawannya.
b. Coercive Power (kekuasaan paksa),
yakni kekuasaan yang didasari karena kemampuan seorang pemimpin untuk memberi hukuman
dan melakukan pengendalian. Yang dipimpin juga menyadari bahwa apabila dia tidak
mematuhinya, akan ada efek negatif yang bisa timbul.
c. Reward Power (kekuasaan penghargaan),
adalah kekuasaan untuk memberi keuntungan positif atau penghargaan kepada yang dipimpin.
Penghargaan bisa berupa pemberian hak otonomi atas suatu wilayah yang berprestasi, promosi
jabatan, uang, pekerjaan yang lebih menantang, dsb.
d. Expert Power (kekuasaan kepakaran),
yakni kekuasaan yang berdasarkan karena kepakaran dan kemampuan seseorang dalam suatu
bidang tertentu, sehingga menyebabkan sang bawahan patuh karena percaya bahwa pemimpin
mempunyai pengalaman, pengetahuan dan kemahiran konseptual dan teknikal.. Kekuasaan
kepakaran bisa terus eksis apabila ditunjang oleh referent power atau legitimate power.
e. Referent Power (kekuasaan rujukan)

Page 2 of 7
Felix V. Chandrasyah
LESSON LEARN OB:
MME-66
19 Sep 2019
KEKUASAAN AND POLITIK

adalah kekuasaan yang timbul karena karisma, karakteristik individu, keteladanan atau
kepribadian yang menarik. Logika sederhana dari jenis kekuasaan ini adalah, apabila saya
mengagumi dan memuja anda, maka anda dapat berkuasa atas saya.

Dependence: The Key to Power


a. Aspek terpenting dari kekuasaan adalah bahwa hal ini merupakan suatu fungsi ketergantungan.
b. Ketergantungan berbanding terbalik dengan sumber-sumber penawaran alternatif.
c. Semakin tinggi kebergantungan B pada A, maka akan semakin tinggi kekuasaan yang dimiliki
oleh A pada B. Jika Anda memiliki segala sesuatu yang diperlukan oleh orang lain dan hanya
Anda yang memilikinya, maka Anda membuat mereka menjadi bergantung kepada Anda, dan
oleh karenanya Anda memperoleh kekuasaan atas mereka.
d. Hal ini menjelaskan mengapa sebagian organisasi mengamankan system pasokannya dengan
menambah jumlah pemasok dan bukannya memberikan bisnis mereka hanya kepada satu
pemasok semata.

Power Tactics
Kategori perilaku mempengaruhi yang proaktif yang disebut sebagai taktik mempengaruhi, antara
lain :
a. Persuasi Rasional :
Pemimpin menggunakan argumentasi logis dan bukti faktual untuk mempersuasi pengikut
bahwa suatu usulan adalah masuk akal dan kemungkinan dapat mencapai sasaran.
b. Permintaan Inspirasional :
Pemimpin membuat usulan yang membangkitkan entusiasme pada pengikut dengan menunjuk
pada nilai-nilai, ide dan aspirasi pengikut atau dengan meningkatkan rasa percaya diri dari
pengikut.
c. Konsultasi :
Pemimpin mengajak partisipasi pengikut dalam merencanakan sasaran, aktivitas atau
perubahan yang untuk itu diperlukan dukungan dan bantuan pengikut atau pemimpin bersedia
memodifikasi usulan untuk menanggapi perhatian dan saran dari pengikut.
d. Menjilat :
Pemimpin menggunakan pujian, rayuan, perilaku ramah-tamah, atau perilaku yang membantu
agar pengikut berada dalam keadaan yang menyenangkan atau mempunyai pikiran yang
menguntungkan pemimpin tersebut sebelum meminta sesuatu.
e. Permintaan Pribadi:

Page 3 of 7
Felix V. Chandrasyah
LESSON LEARN OB:
MME-66
19 Sep 2019
KEKUASAAN AND POLITIK

Pemimpin menggunakan perasaan pengikut mengenai kesetiaan dan persahabatan terhadap


dirinya ketika meminta sesuatu.
f. Pertukaran :
Pemimpin menawarkan suatu pertukaran budi baik, memberi indikasi kesediaan untuk
membalasnya pada suatu saat nanti, atau menjanjikan bagian dari manfaat bila pengikut
membantu pencapaian tugas.
g. Taktik Koalisi :
Pemimpin mencari bantuan dari orang lain untuk mempersuasi pengikut agar melakukan
sesuatu atau menggunakan dukungan orang lain sebagai suatu alasan bagi pengikut untuk juga
menyetujuinya.
h. Taktik Mengesahkan :
Pemimpin mencoba untuk menetapkan validitas permintaan dengan menyatakan kewenangan
atau hak untuk membuatnya atau dengan membuktikan bahwa hal itu adalah konsisten dengan
kebijakan, peraturan, praktik atau tradisi organisasi.
i. Menekan:
Pemimpin menggunakan permintaan, ancaman, seringnya pemeriksaan, atau peringatan-
peringatan terus menerus untuk mempengaruhi pengikut melakukan apa yang diinginkan.

Politik dalam Organisasi


Bagi Robert Morgan, organisasi serupa dengan sistem politik. Politik di dalam organisasi
(organizational politics) dengan memfokuskan perhatian pada tiga konsep yaitu interest
(kepentingan), konflik, dan kekuasaan (power).

Politik keorganisasian muncul tatkala orang berpikir secara berbeda dan bertindak
berbeda.Perbedaan ini menciptakan ketegangan (tension) yang harus diselesaikan lewat cara-cara
politik. Cara-cara politik tersebut adalah:

1. Autocratically (secara otokratik) – > “kita lakukan dengan cara ini.”


2. Bureaucratically (secara birokratis) – > “kita disarankan melakukan cara ini.”
3. Technocratically (secara teknokratis) – > “yang terbaik dengan cara ini.”
4. Democratically (secara demokratis) – > “bagaimana kita melakukannya.”

Politik tidak sama dengan kekuasaan dan pengaruh (influence). Ketiganya adalah konsep berbeda
dan berdiri sendiri. Power atau kekuasaan mengekspresikan kapasitas individu untuk secara
sengaja menimbulkan dampak pada orang lain. Pengaruh (influence) adalah kemampuan membuat
orang menuruti kehendak pemberi pengaruh. Politik mendasarkan diri pada kekuasaan
(kekuasaan), dan kekuasaan ini tidak terdistribusi secara merata di dalam organisasi.

Page 4 of 7
Felix V. Chandrasyah
LESSON LEARN OB:
MME-66
19 Sep 2019
KEKUASAAN AND POLITIK

Sebab itu, siapa pun yang menggenggam kekuasaan di dalam organisasi akan menggunakannya
guna mempengaruhi (to influence) orang lain. Dengan kata lain, kekuasaan adalah sumber daya
sosial yang ditujukan demi melancarkan pengaruh, yaitu proses sosial, dan keduanya merupakan
sokoguru politik.

Penggunaan kekuasaan dan pengaruh membawa pada 2 cara mendefinisikan politik. Pertama,
selaku perilaku melayani diri sendiri. Kedua, sebagai proses pembuatan keputusan organisasi yang
sifatnya alamiah.

Dalam definisi pertama, politik melibatkan kecurangan dan ketidakjujuran yang ditujukan demi
kepentingan diri sendiri dan memicu konflik dan ketidakharmonisan di dalam lingkungan kerja.
Pandangan suram atas politik ini umum dianut masyarakat awam. Suatu riset yang pernah
diadakan dalam masalah ini menyuguhkan fakta bahwa pekerja yang menganggap kegiatan politik
dalam jenis ini di perusahaan kerap dihubungkan dengan perasaan gelisah dan ketidakpuasan
kerja.

Riset juga mendukung keyakinan tidak proporsionalnya penggunaan politik berhubungan dengan:
a. rendahnya moral pekerja,
b. kinerja organisasi yang rendah, dan
c. pembuatan keputusan yang buruk.
Politik dalam cara pandang ini menjelaskan kenapa manajer tidak menyetujui perilaku politik.

Dalam definisi kedua, politik dilihat sebagai proses organisasi yang alamiah demi menyelesaikan
perbedaan di antara kelompok kepentingan di dalam organisasi. Politik adalah proses tawar-
menawar dan negosiasi yang digunakan untuk mengatasi konflik dan perbedaan pendapat. Dalam
cara pandang ini, politik sama dengan pembangunan koalisi dalam proses-proses pembuatan
keputusan. Politik bersifat netral dan tidak perlu membahayakan organisasi.

Dalam mengakui keberadaan politik keorganisasian, suatu survey pernah diadakan Gandz and
Murray tahun 1980 terhadap 480 orang manajer seputar politik dalam organisasi di Amerika
Serikat.

Survey tersebut menggambarkan ambivalensi pendapat para manajer soal politik sebab
berkembang pameo yang menyatakan “Power is America’s last dirty word. It is easier to talk about
money – and much easier to talk about sex – than it is talk about power.” Hasil survey bertajuk
“Perasaan Manajer tentang Politik di Tempat Kerja” sebagai berikut :

Page 5 of 7
Felix V. Chandrasyah
LESSON LEARN OB:
MME-66
19 Sep 2019
KEKUASAAN AND POLITIK

4. Analisa Studi kasus Ajok (BTP) dalam penggunaan Kekuasaan dan Politik
Ahok merupakan salah satu macam pemimpin yang memiliki kekuasaan dari Legitimate Power
(kekuasaan sah), dipilih oleh rakyat dan diangkat oleh DPR, selain itu Ahok juga memimpin dengan
Coercive Power (Kekuasaan paksa), dimana jika ada bawahan yang tidak menuruti perintahnya
akan dipindah atau menerima sanksi.

Dalam strategi politiknya, Ahok membuat kebijakan-kebijakan dimana banyak pihak dependent
(bergantung) pada keputusannya. Ahok mengendalikan dan menciptakan berbagai macam
kebijakan., dimana lawan-lawan politik menjadi bergantung padanya. Ahok membuat dirinya
menajdi Importance.
Salah satu contoh adalah kontrolnya terhadap lembaga legislatif (DPRD DKI). Dalam norma yang
umum, yang memiliki fungsi kontrol (fungsi pengawasan) adalah lembaga legislatif, dan yang
dikontrol adalah lembaga eksekutif sebagaimana diatur dalam konstitusi negara (UUD’ 1945). Ahok
membalik fungsi itu, sebagai Gubernur (pejabat eksekutif) ia mengontrol legislatif (DPRD DKI)
dengan cara mengoreksi total APBD yang diajukan DPRD dan menandai satu per satu mata
anggaran yang diduga kuat menjadi lahan korupsi. APBD yang ia koreksi itu tidak ia kembalikan ke
DPRD untuk disahkan, malah ia setorkan langsung ke Kementerian Dalam Negeri (Kemendagri), dan
melaporkan kemungkinan terjadinya korupsi ke Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK).

Power tactic yang digunakan adalah Inspirasional kepada downward dan lateral Infulence:
Pemimpin fokus pada substansi gagasan, wacana, dan ideologis. Sebagai gubernur Ahok
mewariskan Ruang Publik Terpadu Ramah Anak, Layanan Kesehatan Ketuk Pintu Layani dengan
Hati, Pembenahan Trotoar, Pembangunan Rumah Sakit Umum Kecamatan tipe D, Jembatan
Pedistrian Manggarai, Lenggang Jakarta, Penertiban Kalijodo, dan Relokasi Kampung Pulo.

Page 6 of 7
Felix V. Chandrasyah
LESSON LEARN OB:
MME-66
19 Sep 2019
KEKUASAAN AND POLITIK

Politik ; Ahok cenderung untuk melontarkan pernyataan secara terang-terangan, cenderung


frontal, kadang agak kelewatan. Ahok dinilai berintegritas. Apa yang dikatakan sesuai dengan apa
yang dilakukannya. Ahok merasa, untuk urusan Jakarta, dirinya adalah yang paling tahu. Sebagai
gubernur, lanjut Effendi, tidak ada orang Jakarta yang lebih tahu apa persoalan Jakarta dan apa
solusinya.
Sumber kekuasaan seperti ini yang membuat Ahok sulit untuk mendengarkan pendapat atau
masukan orang lain.
Selama menjabat sebagai anggota DPRD berhasil menunjukan sebagai pejabat yang "bersih", anti
korupsi dan KKN. Mendengarkan dan mengatasi keluhan masyarakat dengan langsung memberikan
no. HP pribadi. Dengan metode politik yang tidak biasa yaitu menanggapi keluhan atau
permasalahan rakyat dengan memberikan nomor HP pribadi, salah satu kunci sukses Ahok ikut
Pilkada sebagai calon Bupati Belitung Timur pada tahun 2005. Tanpa politik uang, ia secara
mengejutkan berhasil mengantongi suara 37,13 persen dan menjadi Bupati Belitung Timur periode
2005-2010. Masyarakat memilih Ahok karena terbukti berbeda, teruji.

5. KESIMPULAN

Seorang pemimpin terlihat seperti seorang kapten di sebuah kapal yang akan memimpin dan
mengarahkan kapal menuju tujuan. Bukan hal yang mudah bagi Basuki Tjahaja Purnama atau Ahok
yang berasal dari etnis minoritas untuk menjadi pemimpin di DKI Jakarta di mana pernah terjadi
kerusuhan ras besar-besaran. Hal yang kemudian muncul adalah bagaimana persepsi warga DKI
Jakarta terhadap sosok Ahok sebagai pemimpin dan komunikasi politik yang dilakukannya.

Penelitian menunjukkan bahwa dalam memilih pemimpin, orang-orang di Jakarta tidak peduli
tentang ras, agama, atau suku, tetapi lebih pada keberanian dalam melaksanakan kebijakan dan
kepatuhan terhadap norma dan peraturan. Orang-orang yang peduli Ahok mencakup semua
kriteria itu dan terlebih lagi dia menerapkan cara baru untuk melakukan komunikasi politik dengan
warga melalui internet dan telepon seluler.

Bagi Ahok kenapa orang-orang yang telah menjabat setelah habis masa kerja tidak terpilih lagi,
karena mereka terjebak dengan cara berpolitik orang-orang yang sedang berkuasa yang sudah
tidak dipercaya lagi oleh rakyat yaitu menggunakan politik uang. Meminjam uang lalu membagi-
bagi sembako, bagi-bagi uang, bagi-bagi kaos seperti yang biasa dilakukan mereka yang mau jadi
pejabat.

Terlepas dari kontroversi yang dihadapai Ahok menggunakan Power dan Politic dengan integritas.

Page 7 of 7

Anda mungkin juga menyukai