Anda di halaman 1dari 7

Nama : Amalia Az-Zahra

NIM : 201922109

Mata Kuliah : Dinamika Kawasan Eropa

Kelas : B (9.45-11.45)

Dosen : Ningrum Ambarsari, S.Sos, MBA

UJIAN AKHIR SEMESTER

1. Apa yang menjadi dasar kerjasama IEU-CEPA?


Jawaban: Indonesia-European Union Comprehensive Economic Partnership Agreement (IEU-
CEPA) merupakan organisasi regional yang menjalin kerja sama di bidang ekonomi dengan
Indonesia adalah European Union (EU) atau Uni Eropa. Dasar kerjasama ini adalah membantu
kedua belah pihak untuk meraih keuntungan penuh dari hubungan ekonomi yang belum
termanfaatkan antara Indonesia dan Uni Eropa. Selain itu, Liberalisasi Perdagangan barang
internasional merupakan salah satu dasar kerjasama dan aspek penting dari terbentuknya CEPA,
serta promosi dan kemudahan investasi, peningkatan perdagangan jasa (trade in services), dan
penetapan praktik kebijakan serta persaingan yang lebih baik juga akan meningkatkan hubungan
ekonomi yang lebih luas.

Dalam hal ini, Indonesia juga mengharapkan adanya tiga kontribusi penting dari kerjasama
CEPA. Pertama, dorongan bagi peningkatan perdagangan antara Indonesia dan Uni Eropa. Kedua,
perjanjian berfokus pada liberalisasi perdagangan yang akan meningkatkan intensitas hubungan
perdagangan. Ketiga, mengurangi hambatan dan memudahkan perdagangan. Kedua belah pihak
juga akan berfokus pada penghapusan tarif dalam kerjasama ini. Penghapusan tarif berdasarkan
CEPA akan membantu dalam menghadapi kenaikan tarif pada saat Indonesia tidak lagi memenuhi
syarat untuk mendapatkan fasilitas Generalized System of Preference (GSP). GSP merupakan
kebijakan perdagangan suatu negara yang memberikan potongan bea masuk impor untuk produk
ekspor negara penerima.
2. Brexit menyebabkan terjadinya perubahan pada susunan kelompok-kelompok
politik di Parlemen UE, Jelaskan!
Jawaban: Brexit dalam dampaknya bagi Britania Raya sendiri adalah mengalami kerugian tahunan
sebesar £404 untuk tiap rumah tangga rata-rata, dan menurunnya nilai mata uang pound sterling
sebesar 10%, serta meningkatnya inflasi hingga 1,7%. Peristiwa Brexit ini akan memiliki efek
terhadap perekonomian Britania Raya, dimana akan mengurangi pendapatan riil per kapita
Britania Raya dalam jangka menengah dan panjang. Brexit juga diprediksi akan menurunkan
jumlah pendatang dari negara-negara Masyarakat Ekonomi Eropa ke Britania Raya. Brexit sendiri
telah menyebabkan 3 jenis perpecahan, di antara partai di Inggris dan Uni Eropa, negara-negara
Eropa, dan penduduk Inggris.
Dalam Parlemen Uni Eropa, sebelumnya memiliki 751 anggota parlemen dan mereka
dipilih secara langsung di 28 negara anggota. Dan pasca Brexit jumlah kursi di Parlemen Eropa
berkurang menjadi 705. Di Britania Raya, setelah keputusan Brexit berlaku, Dominic Raab selaku
Sekretaris Brexit mengajukan pengunduran diri bersama dengan sekretaris pekerjaan dan pensiun
Esther McVey dan menteri junior di Departemen Keluar dari Uni Eropa, Suella Braverman,
mengundurkan diri dari kursi pemerintahan Inggris. Perjanjian penarikan teks deklarasi politik
secara resmi disetujui oleh Dewan Eropa Pada pertemuan khusus Dewan Eropa di Brussel dan
para pemimpin Uni Eropa mendukung kesepakatan Brexit Inggris dan menyetujui deklarasi
hubungan politik Uni Eropa-Inggris di masa depan.

Di politik nasional Britania Raya, Brexit telah menyebabkan perpecahan pada politik
Inggris, seperti antara David Cameron dan Boris Johnson. Cameron dan Johnson yang tadinya
telah berhasil membawa Partai Konservatif memenangkan pemilu 2015. Namun, saat Brexit terjadi
telah melahirkan perpecahan politik. Cameron berupaya membujuk penduduk Inggris agar tidak
meninggalkan Uni Eropa, dan Johnson membujuk hal yang sebaliknya. Isu “Brexit” telah
mengakibatkan anggota parlemen Inggris, Jo Cox, tewas ditembak orang karena menyerukan
Inggris tetap dalam Uni Eropa. Jo Cox dianggap pengkhianat kemerdekaan dan kebebasan Inggris.
Kasus ini menyebabkan Inggris berduka, sehingga kampanye referendum dihentikan untuk
sementara.
3. Bagaimana awal mula siklus kerjasama antara Eropa dan Rusia?
Jawaban: Awal mula kerjasama antara Rusia dan Eropa dimulai saat tahun 1994 Rusia dan Eropa
menandatangani Partnership and Co-operation Agreement (PCA) pada European Council Summit
di Corfu, Yunani. Perjanjian ini meliputi beberapa instrumen kerjasama antara Eropa dengan
Rusia. PCA sendiri menjadi instrumen kerjasama pertama, dan instrumen-instrumen lainnya antara
lain:

1. Common Strategy of the European Union on Russian Federation,


2. Medium Term Strategy for the Development of Relationship between the Russian
Federation and European Union,
3. The Northern Dimension dan European Neighborhood Policy,
4. Four Common Spaces,
5. Energy Dialogue

Awal mula kerjasama kedua pihak juga dapat terlihat dalam sektor ekonomi, dimana Uni
Eropa dan Rusia memiliki hubungan yang erat, ditandai dengan adanya interdependensi
perekonomian. Hal ini di buktikan karena Rusia merupakan partner perdagangan terbesar ketiga
Uni Eropa dan Eropa merupakan mitra dagang terbesar Rusia dengan nilai total perdagangan
sebesar 174 milliar pada tahun 2020 serta sumber investasi asing langsung (Foreign Direct
Investment/FDI) sebesar 70% dari FDI yang masuk ke Rusia adalah dari Eropa. Ekspor utama
Eropa ke Rusia adalah dalam kategori mesin, peralatan transportasi, obat-obatan, bahan kimia, dan
produk manufaktur lainnya. Sedangkan impor utama Eropa dari Rusia adalah bahan mentah,
terutama gas dan minyak, serta logam seperti besi baja, aluminium, dan nikel.

4. Bagaimana Koherensi Uni Eropa terhadap Rusia mengenai isu energi?


Jawaban: Dalam isu energi, Rusia menjadikan kerjasama energi sebagai langkah penting dalam
strategi Ekonomi Politiknya. Rusia merupakan negara yang dinamika ekonomi politiknya
bergantung terhadap ekspor energi karena merupakan salah satu penghasil komoditas energi
terbesar di dunia, khususnya gas. Hal ini menjadikan Uni Eropa ketergantungan terhadap pasokan
gas dari Rusia untuk memenuhi kebutuhan energinya yang menjadikan Uni Eropa rentan terhadap
senjata energi Rusia. Terdapat dua faktor yang menyebabkan kerentanan energi Uni Eropa
terhadap Rusia, yaitu dominasi energi Rusia di Eropa dan tidak adanya satu suara di Uni Eropa.
Faktor yang paling berpengaruh terhadap kerentanan energi Uni Eropa lainnya adalah
faktor politik luar negeri Rusia di era Putin. Terlihat bahwa Rusia berusaha untuk menggunakan
berbagai cara termasuk kekuatan cadangan energinya menjadi kebijakan luar negeri, dan dengan
melihat contoh-contoh penggunaan energi sebagai instrumen kebijakan luar negerinya dan Rusia
tidak segan-segan untuk menggunakan senjata energi melalui penaikan harga gas secara
mendadak, dan gangguan pasokan gas kepada negara-negara konsumennya. Hal ini menjadikan
Uni Eropa rentan terhadap serangan senjata energi Rusia karena Rusia memiliki political will
untuk menggunakan keunggulan dalam bidang energinya untuk mencapai kebijakan luar negeri
dan mengamankan kepentingan nasionalnya. Dengan tidak takutnya Rusia untuk menggunakan
senjata energi meskipun dengan resiko kehilangan pendapatan energi dari penjualan energi dan
rusaknya citra Rusia sebagai pemasok gas yang terpercaya maka tidak menutup kemungkinan
Rusia akan menggunakan senjata energinya.

5. Terkait globalisasi, bagaimana kebijakan migrasi di Uni Eropa dan apakah yang
menjadi tujuan bagi Uni Eropa menerima para imigran di negara-negara anggota
Uni Eropa?
Jawaban: Dalam kebijakan migrasi di Uni Eropa, Uni Eropa membagi kebijakan tersebutmenjadi
beberapa hal, yaitu:
• Kebijakan Visa. Dimana terdapat visa jangka panjang dan jangka pendek. Visa jangka
pendek dikeluarkan oleh Anggota Negara Uni yang diperlukan untuk masuk dan tinggal di
negara anggota Uni Eropa tersebut atau di beberapa negara anggota lain tidak lebih dari 3
bulan. Sedangkan visa jangka panjang diberikan untuk jangka waktu lebih lama dari 3
bulan.
• Akomodasi. Dimana ini adalah persyaratan untuk memastikan bahwa individu yang
berkunjung tidak akan menjadi beban perekonomian nasional. Persyaratannya adalah
persyaratan bukti akomodasi.
• Kesehatan. Dimana setiap negara anggota Uni Eropa memberlakukan kebijakan ini untuk
melindungi kesehatan masyarakat di negara. Bukti kesehatan yang paling sering
digunakanadalah sertifikat yang dikeluarkan oleh lembaga kesehatan masyarakat dari
negara anggota Uni Eropa yang bersangkutan
• Kuota. Dimana kebijakan sistem kuota di gunakan untuk mencegah terjadinya pengungsi
dalam jumlah banyak datang ke suatu negara. Kebijakan kuota digunakan negara anggota
Uni Eropa untuk mengatur akses orang asing ke pasar nasional mereka lebih tepatnya
dalam hal pekerja asing. Sekitar seperempat dari semua negara anggota menggunakan
kebijakan kuota untuk tujuan pekerjaan.

Tujuan Uni Eropa menerima imigran dari negara-negara anggota Uni Eropa lainnya
tertuang dalam Undang-Undang yang di tandatangi pada Konvensi Dublin tahun 1990, dimana
tujuan bagi Uni Eropa menerima para imigran agar mereka tidak berpindah-pindah dan tidak
menyulitkan negara Eropa yang lainnya. Dan, negara-negara Uni Eropa membutuhkan tenaga-
tenaga kerja baru dan tentunya memperkerjakan penduduk asli dari negara anggota Uni Eropa
lebih sulit karena cenderung meminta penghasilan yang lebih mahal maka tentu saja akan sulit
bagi perusahaan-perusahaan Uni Eropa untuk memenuhi permintaan tersebut. Sebagai solusinya
mereka menggunakkan tenaga kerja migran dari negara Uni Eropa lainnya.

6. Jelaskan kebijakan perubahan iklim di Uni Eropa!


Jawaban: Sejalan dengan krisis iklim di planet ini yang semakin besar serta kanaikan suhu
khususnya di Eropa yang lumayan tinggi, membuat Uni Eropa yang selama ini dianggap pemimpin
dalam upaya mengatasi perubahan iklim menjadi kacau. Dengan itu, Uni Eropa membuat sasaran
iklim di Uni Eropa terikat secara hukum. Uni Eropa berusaha mengurangi emisi gas rumah kaca
paling sedikit 55% pada 2030, naik dari sasaran sebelumnya sebesar 40%, serta menjadi iklim
netral pada 2050. Uni Eropa juga membuat beberapa kebijakan serta arahan untuk mencapai
ekonomi rendah karbon, efisiensi, peningkatan sumber daya renewable energy, dan keamanan
pasokan energi. Contohnya adalah kebijakan yang tercantum dalam Treaty on the Functioning of
the European Union (TFEU), yaitu:

• Kebijakan The Environment Action Programmes. Dimana kebijakan ini memiliki beberapa
tujuan prioritas, yakni perlindungan alam, ketahanan ekologis yang lebih kuat,
pertumbuhan berkelanjutan, hemat sumber daya, dan rendah karbon, dan perang melawan
ancaman terkait lingkungan terhadap kesehatan.

Pasca COP 26 di Glasglow, Uni Eropa juga melakukan beberapa upaya pengurangan
penggunaan emisi bahan bakar fosil dengan adanya undang-undang iklim yang berlangsung pada
tahun 2022. Uni Eropa juga menargetkan penurunan emisi karbon dapat terjadi dalam kurun waktu
kurang dari 10 tahun. Saat ini, Uni Eropa dan negara-negara di seluruh dunia sedang menargetkan
penggalangan dana hingga 100 miliar dolar untuk pengembangan teknologi energi terbarukan
sebagai bentuk transisi enegi dan upaya memitigasi peningkatan suhu. Uni Eropa memberikan
sepertiga dari dana 100 miliar dolar tersebut serta menambahkan 5 miliar dolar sebagai upaya
penurunan suhu. Uni Eropa telah mengumumkan sejumlah kebijakan perubahan iklim yang
tujuannya adalah menjadikan Uni Eropa netral karbon pada 2050. Kebijakan Uni Eropa yang
menginginkan zero net emission dan penggunaan energi terbarukan akan menghabiskan banyak
anggaran dan lagi umumnya perusahaan-perusahaan Uni Eropa dan lainnya menerapkan sistem
low cost atau biaya termurah sedangkan penggunaan energi terbarukan saat ini biayanya relatif
masih lebih mahal daripada energi yang masih berbasis karbon.

7. Apakah Uni Eropa adalah institusi yang demokratis?


Jawaban: Menurut saya, Uni Eropa dapat dikatakan institusi yang demokratis dan juga tidak.
Karena, Uni Eropa berperan melalui gabungan sistem supranasional dan antarpemerintahan. Di
beberapa bidang, keputusan-keputusan ditetapkan melalui musyawarah dan mufakat di antara
negara-negara anggota, dan di bidang-bidang lainnya lembaga-lembaga organ yang bersifat
supranasional menjalankan tanggung jawab Uni Eropa tanpa perlu persetujuan anggota –
anggotanya. Lembaga – lembaga penting di dalam Uni Eropa adalah Komisi Eropa, Dewan Uni
Eropa, Dewan Eropa, Mahkamah Eropa, dan Bank Sentral Eropa. Di samping itu, terdapat pula
Parlemen Eropa yang anggota-anggotanya dipilih langsung oleh warga negara anggota. Upaya Uni
Eropa dalam melakukan demokratisasi dan Eropanisasi di Eropa dapat dikatakan bekerja dengan
cukup cepat. Dan dalam praktiknya Uni Eropa untuk menyebarkan demokratisasi, didasari oleh
kriteria-kriteria yang tercantum pada Copenhagen Criteria tahun 1993 yang salah satu poinnya
adalah negara yang mendaftar adalah negara yang benar-benar menjunjung nilai-nilai demokrasi.
Maka dengan begitu, dapat dikatakan Uni Eropa merupakan institusi yang demokratis karena Uni
Eropa selalu menerapkan norma demokrasi dalam hal perluasan wilayah dan penerapan
kebijakannya.
8. Bagaimana dampak COVID 19 terhadap industri di Uni Eropa? Bagaimana
Langkah pemulihannya.
Jawaban: Pandemi Covid-19 yang sudah berjalan lebih dari dua tahun yang lalu namun masih
menjadi tantangan bagi berbagai negara di dunia. Dampak yang dirasakan tidak hanya
mempengaruhi bidang kesehatan, tetapi juga membawa dampak di berbagai bidang, seperti
ekonomi dan industri, politik, maupun kehidupan sosial masyarakat. Dengan adanya pembatasan
skala besar di hampir setiap negara yang secara langsung berdampak pada berkurangnya
produktivitas ekonomi, maka hal tersebut menjadi salah satu pemicu melemahnya pasar industri
saat ini. Di Uni Eropa, Secara keseluruhan, produksi industri di kawasan Uni Eropa telah jatuh ke
level yang terendah. Di antara kelompok-kelompok industri utama Uni Eropa, produksi barang
konsumen tahan lama turun paling banyak yaitu sebesar 45,4%. Kemudian penurunan itu diikuti
oleh industri barang modal sebesar 40,8%, barang setengah jadi 23,6 %, dan energi 12,4 %. Di
antara negara-negara anggota Uni Eropa, penurunan tahunan tertinggi terlihat di Luksemburg
sebesar -43,9%, Italia -42,5 dan Slovakia -42%.

Langkah pemulihan yang di ambil oleh Uni Eropa adalah pertama Uni Eropa bekerja sama
dengan European Central Bank (ECB) dan European Commision (EC) untuk mengeluarkan uang
dan pinjaman dana serta bertanggung jawab dalam kebijakan moneter negara-negara anggota Uni
Eropa. ECB mengeluarkan program Pandemic Emergency Purchase Programme (PEPP) dengan
dana total €1.350 miliar dan memberikan suku bunga rendah. Program ini bertujuan untuk
menstimulus bisnis kecil, menengah, dan perusahaan yang terkena dampak Covid-19. ECB
melakukan kebijakan tersebut untuk mendukung keberlangsungan pertumbuhan ekonomi negara
Uni Eropa. Kedua, Schengen Area, dimana ini mmerupakan kesepakatan antar negara di Uni Eropa
untk membuka perbatasan mereka terhadap sesama negara yang sepakat dalam regulasi Schengen,
yang tujuannya untuk memudahkan perpindahan barang, orang, dan jasa. Ketiga, Uni Eropa juga
mendukung negara-negara anggotanya dalam pemulihan industri mereka. Di tahun 2021, terdapat
27 negara anggota Uni Eropa yang meminjam secara bersama-sama melalui pasar keuangan untuk
disalurkan sebagai pembiayaan-pembiayaan ke sektor dan wilayah yang ekonominya paling
terpukul.

Anda mungkin juga menyukai