Anda di halaman 1dari 5

LAPORAN MENGENAI MASALAH PEREKONOMIAN

DI NEGARA EROPA

GURU PEMBIMBING

Siti Juleha. S. E.

DISUSUN OLEH

Nagita Selfia Agustina

TUGAS EKONOMI

SMA NEGERI 1 SUNGAI LILIN


2022/2023
MASALAH PEREKONOMIAN

Krisis ekonomi Eropa yang mulai merebak sejak 2010 sampai sekarang
belum jelas kapan akan berakhir. Krisis ekonomi kawasan Eurozone yang
dipicu oleh besarnya utang pemerintah sebenarnya mulai mengakar sejak
tahun 2000, dimana rasio utang pemerintah negara-negara di kawasan
Eropa meningkat signifikan. Rasio utang Yunani yang pada tahun 2000
hanya sebesar 77% dari PDB nya, pada 2012 mencapai 170%, nilai ini
diprediksi IMF akan tumbuh menjadi diatas 180% pada tahun 2013.
Meningkatnya utang negara karena defisit anggaran yang terus berlanjut.
Kondisi ini jelas bertentangan dengan aturan Maastricht Treaty, dimana
dinyatakan dalam aturan ini bahwa utang negara tidak boleh lebih dari 60%
dari PDB dan defisit maksimal 3% dari PDB. Teorinya, jika melewati angka
itu, akan menciptakan ketidakstabilan ekonomi kawasan.

Berbagai perkembangan yang terjadi di Eropa hingga saat ini belum dapat
memberikan keyakinan bahwa krisis ekonomi Eropa akan segera dapat
diatasi. Meskipun sudah banyak langkah yang diambil untuk
menyelamatkan Eropa namun masa depan ekonomi Eropa masih belum
jelas. Apalagi reformasi ekonomi yang harus dijalankan berjalan lamban.
Bahkan ada kemungkinan Inggris akan keluar dari European Union. Ini
semua menunjukkan bahwa masih terdapat banyak masalah yang perlu
diselesaikan oleh Eropa. Oleh karena itu ekonomi dunia tahun 2013 masih
akan banyak disandera oleh “Eropa”, menimbulkan ketidak pastian pada
masa depan ekonomi dunia.

Oleh: Prof. Dr. Sri Adiningsih, M.Sc. dan Rosa Kristiadi M.Comm

AKIBAT RUSAKNYA PEREKONOMIAN

Rusaknya ekonomi Eropa akibat peperangan dan berkembangnya teknologi


pelayaran pada abad ke - 15 menyebabkan negara - negara Eropa
melakukan eskpedisi untuk mencari sumber - sumber ekonomi dan lahan
baru untuk perdagangan.
Ternyata, bangsa Eropa tidak hanya melakukan perdagangan melainkan
ingin menguasai dan menjajah negara - negara yang mereka anggap baru
ditemukan. Awal dimulainya penjajahan Belanda di Indonesia dimulai sejak
didirikannya VOC. Di berbagai daerah VOC melakukan politik devide et
impera. Arti politik tersebut adalah spaceolitik devide et impera berarti
politik memisahkan dan menguasai. Teknik ini seringkali dilakukan oleh
Belanda saat menguasai wilayah Nusantara. Hal ini dilakukan karena
wilayah Nusantara terlalu luas untuk dikuasai secara langsung dan penuh
kekerasan oleh pihak Belanda. Alhasil, Belanda memanfaatkan teknik
memisahkan agar penduduk lokal tidak saling bekerja sama untuk melawan.
Setelah itu. Belanda akan dengan mudah menguasai wilayah - wilayah
tersebut. Politik ini juga dikenal sebagai politik adu domba.

By Ruangguru dan C. Sianturi

LATAR BELAKANG

Sejak berakhirnya Perang Dunia II, Eropa mengalami kemiskinan dan


perpecahan. Usaha untuk mempersatukan Eropa sudah dilakukan. Namun,
keberhasilannya bergantung pada dua negara besar, yaitu Prancis dan
Jerman Barat. Pada tahun 1950 Menteri Luar Negeri Perancis, Maurice
Schuman berkeinginan menyatukan produksi baja dan batu bara Perancis
dan Jerman dalam wadah kerja sama yang terbuka untuk negara- negara
Eropa lainnya, sekaligus mengurangi kemungkinan terjadinya perang.
Keinginan itu terwujud dengan ditandatanganinya perjanjian pendirian
Pasar Bersama Batu Bara dan Baja Eropa atau European Coal and Steel
Community (ECSC) oleh enam negara, yaitu Perancis, Jerman Barat
(Republik Federal Jerman-RFJ), Belanda, Belgia, Luksemburg, dan Italia.
Keenam negara tersebut selanjutnya disebut The Six State. Keberhasilan
ECSC mendorong negara-negara The Six State membentuk pasar bersama
yang mencakup sektor ekonomi. Hasil pertemuan di Messina, Italia, pada
tanggal 1 Juni 1955 menunjuk Paul Henry Spaak (Menlu Belgia) sebagai
ketua komite yang harus menyusun laporan tentang kemungkinan kerja
sama ke semua bidang ekonomi. Kemudian, Henry Spaak mengusulkan
pembentukan Masyarakat Ekonomi Eropa (MEE) untuk kerja sama
ekonomi negara-negara Eropa.

Dari kompas.com

MENGATASI EKONOMI MENGGUNAKAN KEBIJAKAN MASHALL

PLAN

kebijakan luar negeri Amerika Serikat dalam pelaksanaan program


Marshall Plan merupakan kebijakan yang dibuat dengan memperhitungkan
perubahan pasar akibat terjadinya perubahan pada sistem moneter
internasional terutama perubahan yang terjadi di wilayah Eropa. Hancurnya
sistem moneter internasional pada periode antara dua Perang Dunia
berakibat pada hancurnya mekanisme pasar bebas dan menurunnya volume
perdagangan internasional. Penurunan volume perdagangan internasional di
Eropa Barat menyebabkan penurunan volume ekspor Amerika Serikat ke
kawasan itu. Amerika Serikat terancam kehilangan pasarnya di Eropa
Barat. Untuk menyelamatkan pasarnya di Eropa Barat, Amerika Serikat
memperbaiki sistem moneter internasional dengan membentuk sistem
Bretton Woods bersama Inggris dan Amerika Serikat juga memberikan
bantuan ekonomi kepada negara-negara Eropa Barat. Kedua tindakan
Amerika Serikat tersebut mengakibatkan perekonomian Eropa Barat dapat
dipulihkan dengan cepat dan pertumbuhan ekonomi Eropa Barat mengalami
peningkatan. Pulihnya kembali perekonomian Eropa Barat meningkatkan
volume perdagangan antara Amerika Serikat dengan negara-negara Eropa
Barat sehingga pasar Amerika Serikat di Eropa Barat dapat diselamatkan.
Dilihat dari sudut pandang politik, kebijakan luar negeri Amerika Serikat
dalam pelaksanaan program Marshall Plan merupakan kebijakan yang
dibuat dengan memperhitungkan perubahan pada sistem politik
internasional pasca Perang Dunia II yaitu munculnya Uni Soviet sebagai
sebuah kekuatan dominan di Eropa. Kekuatan Uni Soviet berpotensi untuk
menjadi ancaman bagi Eropa Barat melalui penguasaan Uni Soviet terhadap
partai-partai komunis nasional di dalam negeri negara-negara Eropa Barat
dan besarnya kekuatan militer yang dimilikinya.
Oleh Ariandi & Krisna

Anda mungkin juga menyukai