Dosen Pengampuh:
Oleh:
NIM : 03021181621020
Kelas : B
Kampus : Indralaya
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS SRIIWIJAYA
2018
DIAGRAM ELLINGHAM
Diagram Ellingham merupakan diagram yang berisi energy energy bebas suatu reaksi
yang di plot ke dalam suatu grafik dengan parameter energy bebas vs temperature. Pada diagram
Ellingham, logam yang aktif secara kimia memiliki energy bebas yang paling tinggi (negative)
dalam membentuk oksida terletak pada diagram dibagian paling bawah. Sedangkan untuk logam
yang memiliki energy bebas terkecil (positif) dalam membentuk oksida terletak pada diagram
dibagian paling atas. Nilai dari ∆F untuk reaksi oksidasi merupakan ukuran afinitas kimia suatu
logam terhadap oksigen.semakin negative nilai ∆F suatu logam menunjukkan logam tersebut
semakin stabil dalam bentuk oksida. Dari diagram Ellingham, kita dapat mengetahui temperatur
minimal yang dibutuhkan agar reaksi tersebut dapat terjadi. Hal tersebut dapat ditunjukkan oleh
perpotongan antara kurva oksidasi dan garis pembentukan CO. Termodinamika hanya dapat
digunakan untuk menentukan apakah suatu reaksi dapat berjalan spontan ataukah tidak pada
temperatur tertentu berdasarkan energy bebas yang dimiliki. Namun, tidak dapat digunakan
untuk menentukan laju reaksi. Perpotongan antara garis reaksi oksidasi dan reduksi secara
termodinamika menunjukkan bahwa reaksi tersebut dapat berjalan pada temperatur tertentu.
Selain menggunakan diagram Ellingham, kita juga dapat menentukan termodinamika suatu
reaksi melalui perhitungan energy bebas ∆F dan reaksi tersebut dengan menggunakan ∆F
referensi seperti yang telah tercantum diatas.
TERMODINAMIKA
A. PENGERTIAN THERMODINAMIKA
Thermodinamika merupakan Ilmu yang membahas tentang hubungan panas dan kerja.
Dalam tahap pembangunan pabrik ekstraksi proses thermodinamika berhubungan dengan
kemungkinan kelangsungan proses kimia serta keadaan akhir yg akan dicapai.
1. Gas Ideal
- Volume molekuladalah pecahan kecil yang dapat diabaikan dari volume yang ditempati
oleh gas tersebut.
- Tidak ada gaya yang cukup besar yang beraksi pada molekul tersebut kecuali selama
tumbukan.
- Tumbukannya eleastik (sempurna) dan terjadi dalam waktu yang sangat singkat.
2. Hukum Thermodinamika I
Suatu proses dari keadaan awal i ke keadaan akhir f, untuk setiap keadaan perantara
(lintasan) yang berbeda memberikan Q dan W yang berbeda, tetapi mempunyai harga Q -
W yang sama. Q - W hanya tergantung pada keadaan awal dan keadaan akhir saja.
3. Hukum Thermodinamika II
Hukum Thermodinamika II Adalah tidak mungkin membuat suatu mesin yang dapat
merubah energi panas menjadi kerja kecuali sebagian energi itu berpindah dari T tinggi ke
T rendah.
Bahwa pertambahan entropi untuk reaksi yang reversibel yang melibatkan kristal padat
sempurna pada 0 K adalah 0 (nernst 1906)
pi/ Ti = pf/Tf
Q = U = n cv T
Vi/ Ti = Vf/Tf
U = n cp T - p V
piVi = pfVf
Pada proses ini T = 0, maka perubahan tenaga internal U = 0, dan usaha yang
dilakukan :
W = p dV
p = nRT/V, maka
W = nRT (1/V) dV
W = nRT ln (Vf/Vi)
Q= W
4. Proses Adiabatis
Pada proses ini tidak ada kalor yang masuk, maupun keluar dari sistem, Q = 0. Pada
proses adiabatik berlaku hubungan pV= konstan (buktikan),
piVi = pfVf
W = p dV
U = -W
C. DASAR-DASAR THERMODINAMIKA
1. Hukum Boyle
Bila gas dijaga dalam temperatur konstan, tekanannya ber-banding terbalik dengan
volume. Pada suhu tetap, tekanan bagi sejumlah tertentu gas adalah berkadar songsang
dengan isipadunya.
P 1 (n, T tetap)
V
P = pemalar
V
atau P V = pemalar
Maka, P 1 V 1 = P 2 V 2
Isoterma ialah graf perubahan satu sifat terhadap satu sifat lain yang berlaku pada suhu
tetap. Perubahan ini dipanggil proses isotermal.
Justifikasi
Bila isipadu , ketumpatan molekul (bilangan molekul per unit isipadu) , bilangan
perlanggaran dengan dinding , tekanan .
2. Hukum Charles
Pada tekanan tetap, isipadu bagi sejumlah tertentu gas bertambah secara linear dengan
suhu.
V T (n, P tetap)
V = pemalar x T
atau V = pemalar
T
Maka, V1 V2
T1 T2
Kebergantungan V terhadap T bagi sejumlah gas unggul pada tekanan berbeda
Setiap garisan lurus dalam graf di atas dipanggil satu isobar (graf perubahan satu sifat
terhadap satu sifat lain yang berlaku pada tekanan tetap)
Justifikasi
Bila suhu , halaju molekul , tenaga kinetik , kekerapan dan kekuatan hentaman .
Untuk mengekalkan tekanan, isipadu mesti dibesarkan.
3. Hukum Gay-Lussac
Pada isipadu tetap, tekanan bagi sejumlah tertentu gas bertambah secara linear dengan
suhu.
P T (n, V tetap)
P = pemalar x T
P = pemalar
T
Maka, P1 P2
T1 T2
Kebergantungan P terhadap T bagi sejumlah gas unggul pada isipadu berbeda
Justifikasi
Bila T, halaju molekul , tenaga kinetik , kekerapan dan kekuatan perlanggaran dengan
dinding sedangkan V tidak berubah P .
4. Prinsip Avogadro
Pada tekanan dan suhu yang sama, isipadu yang sama bagi gas-gas yang berlainan
mengandungi bilangan molekul (atau bil. mol) yang sama.
V n (P, T sama)
V = pemalar x n
Contoh: Pada STP (273 K, 1 atm) 1 mol sebarang gas menempati isipadu 22.4 L. Ini di
panggil isipadu molar (Vm).
P nT
V
P = pemalar x n T
V
PV = pemalar x n T
PV = nRT
6. Hukum Dalton
Tekanan total bagi satu campuran gas-gas unggul adalah jumlah tekanan separa
komponen-komponennya (dengan syarat tiada interaksi sesama gas).
P = PA + PB + PC + …… = Pi
i
Tekanan separa tekanan yang dikenakan oleh setiap gas sekiranya ia menempati isipadu
yang sama secara bersendirian pada suhu yang sama.
1. Tahap Preparasi
2. Tahap Ekstraksi
3. Tahap pemurnian
a. pada tahap ekstraksi reduksi merupakan reaksi kimia yang sangat penting pada salah
satu metode pemurnian secara pirometalurgi justru sebaliknya yaitu reaksi oksidasi.
b. pada metode ini unsur pengotor diubah menjadi oksida yang secara fisik dapat
dipisahkan dari logam utamanya baik sebagai oksida leleh, padatan maupun dalam
bentuk gas
c. diagram ellingham juga dapat untuk menentukan penghilangan unsur tertentu dengan
cara oksidasi selektif