Pengertian Globalisasi
Globalisasi adalah tersebarluasnya pengaruh ilmu pengetahuan dan kebudayaan yang ada
di setiap penjuru dunia ke penjuru dunia yang lain sehingga tidak jelas lagi batas-batas
yang jelas dari suatu negara.
https://www.gramedia.com/literasi/pengertian-globalisasi/
https://tirto.id/faktor-faktor-pendorong-globalisasi-ekonomi-contohnya-gabW
Selama 30 tahun terakhir, dominasi AS di pasar ekspor telah berkurang seperti Jepang
dan Jerman. Sejumlah negara industri baru seperti Korea Selatan dan Cina telah
mengambil bagian yang lebih besar dari ekspor dunia. Selama 1960-an, Amerika Serikat
secara rutin menyumbang 20 persen dari ekspor dunia untuk barang-barang manufaktur.
Meskipun mengalami penurunan, Amerika Serikat masih tetap menjadi eksportir terbesar
di dunia, di atas Jerman, Jepang, Prancis, dan Cina. Jika peningkatan pesat pada
perekonomian Cina terus terjadi, negara tersebut bisa segera mengambil alih posisi
Amerika Serikat sebagai perekonomian terbesar dan eksportir terbesar dunia.
Karena peningkatan ekonomi negara berkembang, seperti Cina, India, dan Brasil yang
terus tumbuh, penurunan relatif dalam pangsa produksi dunia dan ekspor dunia Amerika
Serikat serta negara-negara lain tampaknya akan terus terjadi. Hal tersebut bukanlah
sesuatu yang buruk. Penurunan relatif ekonomi Amerika Serikat mencerminkan
perkembangan ekonomi dan industrialisasi ekonomi dunia, bukan mencerminkan
penurunan absolut dalam kesehatan ekonomi AS.
Dominasi Amerika Serikat dalam ekonomi global pada 1960, tercermin pada persentase
investasi langsung luar negeri perusahaan AS sebesar 66,3 persen dari nilai seluruh
investasi asing di dunia. Perusahaan Inggris yang kedua, sebesar 10,5 persen, sementara
perusahaan perusahaan Jepang di posisi kedelapan, dengan hanya 2 persen. Dominasi
perusahaan AS begitu besar sehingga ditulis buku tentang ancaman ekonomi perusahaan-
perusahaan A pada Eropa." Beberapa pemerintah Eropa, terutama Prancis, berbicara
tentang membatas investasi asing perusahaan AS.
Namun, karena hambatan aliran barang, jasa, dan modal semakin mengecil, negara
negara lain dapat meningkatkan sumbangan mereka pada output produksi dunia,
perusahaan perusahaan non-AS mulai berinvestasi di luar negeri. Motivasi yang
meningkatkan investa asing perusahaan non-AS adalah keinginan untuk memindahkan
kegiatan produksi ke lokani yang optimal dan untuk membangun kehadiran di pasar asing
yang menjadi sasaran. Dengan demikian, dimulai pada 1970, perusahaan-per, sahaan
Eropa dan Jepang mulai menggeser operasi manufaktur padat karya di pasar lokal mereka
ke negara-negara berkembang di mana biaya tenaga kerja lebih rendah. Selain itu, banyak
perusahaan Jepang berinvestasi di Amerika Utara dan Eropa-sering sebagai langkah
perlindungan nilai terhadap pergerakan mata uang yang tidak menguntungkan dan
kemungkinan pengenaan hambatan perdagangan. Sebagai contoh, Toyota, perusahaan
mobil Jepang, dengan cepat meningkatkan investasi di fasilitas produksi mobil di
Amerika Serikat dan Eropa pada 1980-an dan awal 1990-an. Para eksekutif Toyota
percaya bahwa yen Jepang semakin kuat dan akan menaikkan harga ekspor mobil Jepang
ke pasar luar negeri sehingga memproduksi di pasar luar negeri menjadi langkah yang
penting alih-alih mengekspor dari Jepang. Toyota juga melakukan investasi ini untuk
mencegah meningkatnya tekanan politik di Amerika Serikat dan Eropa yang membatasi
ekspor mobil Jepang ke dalam pasar tersebut.
Menjelang 2006, hal-hal telah berubah secara signifikan. Dari 100 perusahaan
multinasional nonfinansial terbesar di dunia, urutan ke-24 adalah perusahaan AS, ke-13
adalah perusahaan Prancis, ke-12 Jerman, ke-12 Inggris, dan ke-9 Jepang." Meskipun
data 1973 tidak dapat diperbandingkan sepenuhnya dengan data berikutnya, data-data
tersebut menggambarkan tren (data 1973 didasarkan pada 260 perusahaan terbesar,
sedangkan angka berikutnya didasarkan pada 100 perusahaan multinasional terbesar).
Globalisasi ekonomi dunia telah menyebabkan penurunan relatif dalam dominasi
perusahaan-perusahaan AS di pasar global.
Menurut data PBB, jajaran 100 peruseaan multinasional terbesar di dunia masih
didominasi oleh perusahaan-perusahaan dari negara maju." Namun, tujuh perusahaan dari
negara-negara berkembang telah memasuki daftar PBB dari 100 perusahaan
multinasional terbesar menjelang 2006. Hutchison Whampoa of Hong Kong, Cina,
menempati peringkat ke-20 dalam hal aset luar negeri." Pertumbuhan jumlah perusahaan
multinasional dari negara-negara berkembang terlihat jelas ketika kita melihat
perusahaan-perusahaan kecil. Menjelang 2005, 50 perusahaan multinasional terbesar dari
negara-negara berkembang memiliki penjualan antarnegara senilai $323 miliar, dari total
penjualan senilai 738 miliar dan mempekerjakan 1.1 juta orang di luar negara asal
mereka. Sekitar 64 persen dari 100 perusahaan multinasional terbesar dari negara-negara
berkembang berasal dari Hong Kong, Taiwan, Singapura, dan Cina daratan. Beberapa
entri dari negara-negara lain dalam daftar itu termasuk Korea Selatan, Brasil, Meksiko,
dan Malaysia. Kita bisa mengharapkan pertumbuhan yang lebih tinggi dari perusahaan
multinasional baru yang terdapat negara-negara berkembang di dunia. Perusahaan-
perusahaan dari negara-negara berkembang dapat diharapkan untuk muncul sebagai
pesaing utama dalam pasar global sehingga ke depannya dapat menggeser sumbu
perekonomian dunia menjauhi Amerika Utara dan Eropa Barat, dan mengancam
dominasi panjang perusahaan Barat. Salah au pesaing yang muncul, yaitu Hisense, salah
satu produsen peralatan konsumen dan peralatan telekomunikasi terkemuka di Cina, yang
diprofilkan dalam fitur Fokus Manajemen berikut.
- Peningkatan Perusahaan Minimultinasional
Perdebatan Globalisasi
Apakah pergeseran ke arah ekonomi global yang lebih terintegrasi dan saling bergantung
merupakan hal yang baik? Banyak ekonom berpengaruh, politisi, dan pemimpin bisnis
tampaknya berpikir begitu. Mereka berpendapat bahwa turunnya hambatan perdagangan
internasional dan investasi adalah mesin kembar yang mendorong ekonomi global
menuju kemakmuran yang lebih besar. Mereka mengatakan peningkatan perdagangan
internasional dan investasi lintas-batas akan menghasilkan harga yang lebih rendah untuk
barang dan jasa. Mereka percaya bahwa globalisasi merangsang pertumbuhan ekonomi,
meningkatkan pendapatan konsumen, dan membantu menciptakan lapangan kerja di
semua negara yang berpartisipasi dalam sistem perdagangan global. Argumen mereka
yang mendukung globalisasi akan dibahas secara terperinci pada Bab 5, 6, dan 7. Seperti
yang akan kita lihat. terdapat alasan teoretis yang baik untuk percaya bahwa penurunan
hambatan perdagangan internasional dan investasi dapat merangsang pertumbuhan
ekonomi, menciptakan lapangan kerja, dan meningkatkan tingkat pendapatan. Seperti
dijelaskan pada Bab 6 dan 7, bukti empiris memberikan dukungan untuk prediksi teori
ini. Namun, meskipun keberadaan teori dan bukti yang memaksa, globalisasi juga menuai
kritik." Beberapa kritikus ini menjadi semakin vokal dan aktif, turun ke jalan untuk
menunjukkan oposisi mereka terhadap globalisasi. Di sini kita mempelajari sifat protes
terhadap globalisasi dan meninjau secara singkat tentang tema utama perdebatan
mengenai manfaat globalisasi. Pad, bab-bab selanjutnya, kita akan menguraikan poin-
poin yang disebutkan di bawah ini.
PROTES ANTIGLOBALISASI
Demonstrasi jalanan menolak globa pada esember 1999, ketika lebih dari 40.000
pengunjuk rasa memblokir jalan-jalan di Seattle dalam upaya untuk membatalkan
pertemuan WTO yang diadakan di kota itu. Para demonstran memprotes berbagai isu,
termasuk hilangnya pekerjaan di suatu industri akibat serangan dari pesaing asing,
tekanan pada tingkat upa para pekerja tidak terampil, degradasi lingkungan, dan
imperialisme budaya oleh media global dan perusahaan multinasional, yang beberapa
pengunjuk rasa merasa didominasi ole apa yang mereka sebut "budaya miskin"
kepentingan dan nilai-nilai Amerika Serikat. Para demonstran mengklaim bahwa semua
kondisi buruk ini terjadi karena pengaruh globalisasi. Pertemuan WTO mencoba untuk
memulai babak baru perundingan untuk mengurangi hambatan perdagangan dan investasi
lintas batas. Dengan demikian, organisasi tersebut dilihat sebagai promotor globalisasi
sehingga menjadi target bagi para demonstran antiglobalisasi Protes berubah menjadi
kekerasan, mengubah jalan-jalan Seattle yang biasanya tenang ke pertempuran berjalan
antaraa “anarkis” dan kepolisian seattle yang bingung dan tidak siap.Gambar demonstran
melempar bata dan polisi lapis baja memegang tongkat mereka sepatutnya. dicatat oleh
media global, yang kemudian gambar tersebut beredar di seluruh dunia. Sementara itu,
pertemuan WTO gagal mencapai kesepakatan, dan meskipun protes di luar balai
pertemuan tidak ada kaitannya dengan kegagalan itu, terdapat kesan bahwa para
demonstran telah berhasil menggagalkan pertemuan.
- Tantangan Globalisasi
Guna menghadapi tantangan tersebut, maka sumber daya manusia yang berkualitas
(masyarakat dan kalangan dunia usaha yang kreatif dan inovatif) sangat diperlukan untuk
dapat memainkan peran sebagai pelaku aktif yang dapat bersaing atau bahkan keluar
sebagai pemenang dalam persaingan global. Sumber daya manusia yang berkualitas
juga sudah menjadi tuntutan dan keharusan untuk dapat menghadapi persaingan yang
sangat ketat dalam memperebutkan lapangan pekerjaan yang semakin sempit.
Untuk menghasilkan sumber daya manusia yang berkualitas, mampu bersaing dengan
semua bangsa di dunia, maka semua komponen masyarakat terutama dunia pendidikan
di tuntut perannya untuk meningkatan kualitas penyelenggaraan pendidikan dan
pembelajaran. Globalisasi tidak bisa ditolak atau dihindari, dia hadir seiring
perkembangan peradaban manusia, kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi. Oleh
karena itu, yang harus dilakukan adalah menghadapinya dengan seksama, turut serta
memainkan peran dalam setiap tantangan dan peluang yang tersedia.
Salah satu faktor yang menentukan dalam daya saing suatu produk adalah mutu
produk. Mutu merupakan bagian isu kritis yang menantang dalam persaingan global.
Tantangan lainnya dalam menghadapi pasar dan persaingan bebas adalah
bagaimana menciptakan sektor pertanian dan industri yang efisien, efektif, dinamis
dan berkelanjutan, penyebarluasan teknologi dan inovasi yang terkait dengan sistem
produksi, packaging, serta pemasaran.
https://www.kompasiana.com/zulharto_susilo/5633114b73937345075f5ccc/peluang-dan-
tantangan-globalisasi