Anda di halaman 1dari 10

SISTEM PEREKONOMIAN INDONESIA

Di indonesia sistem ekonomi yang diterapkan adalah sistem ekonomi campuran atau lebih
tepatnya indonesia menganut sistem demokrasi ekonomi yang perwujudannya bersumber dari
falsafa pancasila dan UUD 1945 yang berasaskan pancasila kekeluargaan dan
kegotongroyongan dari, oleh dan untuk rakyat dibawah pimpinan dan pengawasan pemerintah,
sistem ini dalam penerapannya memiliki motif dalam hal mencari keuntungan  yang sebesar-
besarnya serta merupakan unsur penting di dalam kegiatan ekonomi dan produksi.

Di indonesia menganut sistem ekonomi campuran Karena sistem ekonomi campuran/pancasila


adalah sistem ekonomi yg paling cocok dengan keadaan Indonesia. Sistem ekonomi pancasila
beroreintasi kepada rakyat kebanyakan, tidak seperti liberal yg hanya menguntungkan
beberapa individu (sehingga dapat menyebabkanmonopoli), walaupun sistem ekonomi
pancasila juga memberikan kebebasan pada rakyat, pemerintah juga tetap mengawasi jalannya
sistem ekonomi iniSystem ekonomi campuran sangat cocok diterapkan di Indonesia karena
sebagai Negara berkembang peran pemerintah masih sangan dibutuhkan untuk membangun
ekonomi kerakyatan sebab system ekonomi campuran lebih cenderung bersifat kerakyatan
dengan persaingan yang terkendali.

Perekonomian Indonesia tumbuh impresif sebesar 5,44% (YoY) pada Triwulan 2 tahun 2022
dan secara triwulanan, ekonomi nasional tumbuh 3,73% (QoQ). Bahkan PDB harga konstan
jauh lebih tinggi dibandingkan sebelum pandemi yakni sebesar Rp2.924 triliun. Capaian ini
menandakan tren pemulihan ekonomi Indonesia terus berlanjut dan semakin menguat..

Pengeluaran konsumsi dan ekspor menjadi penopang utama pertumbuhan ekonomi pada
triwulan ini. Kebijakan Pemerintah yang mengijinkan masyarakat untuk melaksanakan mudik
pada Hari Raya Idulfitri di bulan Mei lalu telah mendorong konsumsi masyarakat dengan sangat
kuat dan menghasilkan perputaran ekonomi di seluruh wilayah Indonesia. Sumbangan
pertumbuhan yang siginifikan juga berasal dari kinerja impresif ekspor Indonesia. Selain karena
faktor peningkatan harga komoditas, menguatnya kapasitas output di berbagai sektor juga turut
mendorong peningkatan ekspor Indonesia.

Pertumbuhan ekonomi dari sisi demand tercermin juga dari pertumbuhan dari sisi sektoral.
Industri Pengolahan sebagai driver terbesar pertumbuhan masih tumbuh positif sebesar 4,01%
(yoy). Selain itu, sektor Transportasi dan Pergudangan serta Akomodasi & Makan Minum
tumbuh tinggi masing-masing 21,27% dan 9,76% didorong oleh pelonggaran syarat perjalanan
dan momen hari raya Idulfitri. Secara spasial, pertumbuhan ekonomi di seluruh wilayah masih
tumbuh positif dan ketimpangan ekonomi antar wilayah semakin berkurang.
SISTEM PEREKONOMIAN INGGRIS

Perekonomian Inggris merupakan salah satu yang terbesar di dunia, yakni dengan PDB
perkapita rata-rata sebesar 22.907 poundsterling. Adapun sistem ekonomi yang dianut Inggris
adalah sistem ekonomi pasar campuran, dengan mengedepankan prinsip-prinsip pasar bebas
(liberal), tapi tetap memperhatikan infrastruktur dan kesejahteraan sosial.

Inggris memiliki sistem perpajakan yang cukup kompetitif ketimbang negara lainnya di benua
Eropa. Di tahun 2009, tarif dasar pajak perseorangan di Inggris adalah 20% -- dengan
penghasilan kena pajak mencapai 37.400 poundsterling. Di atas penghasilan tersebut,
pemerintah Inggris mengenakan pajak sebesar 40%.

Sebagai salah satu bagian dari Britania Raya, ekonomi Inggris merupakan penyumbang
terbesar di negara monarki tersebut. Pendapatan perkapita Inggris pun tercatat sebagai
pendapatan perkapita tertinggi ke-18 di dunia.

Dalam sektor industri, Inggis unggul dalam industri kimia, farmasi, kedirgantaraan, senjata, dan
perangkat lunak (software).

Dalam sektor investasi, Bursa Efek London merupakan bursa saham terbesar di Eropa. Kota
London juga tercatat sebagai pusat keuangan di Britania Raya, di mana ada 100 dari 500
perusahaan terbesar di Eropa berkantor pusat di ibukota Inggris tersebut. Selain itu, London
merupakan pusat keuangan terbesar di Eropa, dan di tahun 2009 dinobatkan sebagai salah
satu pusat bisnis dan keuangan terbesar di dunia.

Dari sektor perbankan, Bank of England, yang didirikan pada tahun 1694 oleh bankir Skotlandia
bernama William Paterson adalah bank sentral Britania Raya. Di awal pendiriannya, bank ini
merupakan salah satu bank swasta di Inggris. Akan tetapi, sejak tahun 1946 bank ini telah
dinasionalisasi, hingga menjadi milik negara. Adapun keistimewaan bank ini adalah, mereka
diberi hak monopoli dalam mencetak uang kertas di Inggris dan Wales, akan tetapi hak ini tidak
berlaku di wilayah Skotlandia dan Irlandia Utara. Dari segi suku bunga, pemerintah Britania
Raya memberikan wewenang kepada Komite Kebijakan Moneter Bank of England untuk
mengelola kebijakan moneter negara dan dalam penetapan suku bunga.

Sektor lain yang menjadi andalan perekonomian Inggris adalah sektor pariwisata. Sektor ini
sukses menarik jutaan wisatawan mancanegara ke Inggris tiap tahunnya. Hal itu tak lepas dari
banyaknya tempat-tempat wisata yang menarik di negeri 3 singa itu.

Dari bidang ekspor, negara Inggris mengandalkan ekspor obat-obatan, mobil (walaupun
sebagian besar perusahaan otomotif Inggris seperti Rolls-Royce, Lotus, Jaguar dan Bentley
saat ini dimiliki oleh asing), minyak mentah, mesin pesawat, serta minuman beralkohol.

Sedangkan di sektor pertanian, negara ini sudah sangat intensif dan termekanisasi dalam
sektor tersebut. Di sektor ini mampu memproduksi sekitar 60% kebutuhan makanan, dan
menyerap 2% tenaga kerja di Inggris. Dua pertiga produksi dikhususkan untuk sektor
peternakan, sisanya untuk sektor pertanian.
SISTEM PEREKONOMIAN KOREA SELATAN

Berdasarkan PDB (Pendapatan Domestik Bruto), ekonomi Korea Selatan berada di peringkat
ke 15. Dunia Adapun sistem ekonomi yang dianut Korea Selatan adalah sistem ekonomi pasar
(liberal).

Berstatus sebagai 'Macan Asia', Korea Selatan sukses mencapai peringkat kedelapan dunia
dalam hal ekspor. Sedangkan untuk nilai impor, Korea Selatan berada di peringkat 11 dunia.

Perkembangan ekonomi Korea Selatan terlihat pesat sejak akhir 1980-an. Kala itu PDB Korsel
berkembang dari rata - rata 8% per tahun (US$2,7 miliar) di tahun 1962, menjadi US$230 miliar
di tahun 1989. Angka ini 20 kali lipat lebih besar dari Korea Utara, dan setara dengan ekonomi-
ekonomi menengah di Uni Eropa. Adapun kemajuan ekonomi Korea Selatan ini dikenal dengan
istilah 'Keajaiban di Sungai Han'.

Di kala krisis finansial Asia di tahun 1997, diketahui kelemahan dalam pengembangan ekonomi
Korea Selatan, termasuk rasio utang yang besar, pinjaman luar negeri yang besar, dan sektor
finansial yang tidak disiplin. Kala itu pertumbuhan ekonomi jatuh di angka 6,6% (1998), namun
pulih dengan cepat ke angka 10,8% (1999), dan 9,2% (2000). Pertumbuhan ekonomi Korsel
justru terpuruk ke angka 3,3% (2001), lantaran ekonomi global yang melambat, ekspor yang
turun, dan anggapan bahwa pembaharuan finansial dan perusahaan yang dibutuhkan tidak
bertumbuh.

Pada tahun 2002, ekonomi Korea Selatan kembali bangkit dengan pertumbuhan sebesar 5,8%.
Kala itu Korsel mengandalkan sektor industri dan konstruksi guna menopang
perekonomiannya. 

Di tahun 2005, Korea Selatan merupakan pemimpin dalam akses Internet kecepatan tinggi,
produksi semikonduktor memori, produksi monitor layar-datar dan telepon genggam. Selain itu,
Korsel juga memimpin dalam pembuatan kapal (peringkat 1), produksi ban (peringkat 3),
produksi serat sintetis (peringkat 4), produksi otomotif (peringkat lima), dan baja (peringkat 6).
Untuk angka pengangguran Korea Selatan berada di peringkat 36, untuk Indeks Kemudahan
Berbisnis berada di peringkat 19, dan dalam Indeks Kebebasan Ekonomi (2010) berada di
peringkat 31 dari 179 negara.

Di sektor ekspor, Korea Selatan mengandalkan bidang semi konduktor, peralatan


telekomunikasi nirkabel, kendaraan bermotor, komputer, baja, kapal dan petrokimia. Untuk
sektor impor, Korea Selatan mengimpor plastik, elektronik dan peralatannya, minyak, baja dan
bahan kimia organik.

Melihat kemajuan ekonominya di atas, tampak jelas kalau Korea Selatan tergolong negara yang
progresif. Mereka yang awalnya di dianggap tidak stabil (di era 1960-an), kini telah 'menjelma'
menjadi negara industri utama dunia, dalam waktu kurang dari 40 tahun.
SISTEM PEREKONOMIAN BELANDA

Belanda merupakan negara dengan perekonomian yang maju, dan terbuka bagi dunia.
Sebelumnya, pemerintah Belanda telah mengurangi 'dominasi'nya dalam perekonomian (sejak
era 1980-an), alhasil Belanda pun tergolong negara penganut sistem ekonomi liberal (pasar).

Ekonomi Belanda adalah ekonomi buka yang sangat bergantung pada perdagangan
internasional. Belanda telah tersedia di posisi keenam belas berdasarkan perolehan PDB.
Ekonominya mengembang dengan sangat patut pada tahun 1998-2000, namun merasakan
pertumbuhan pada tahun 2001-2005 karena perlambatan pertumbuhan ekonomi dunia. Inflasi
sebesar 1,3% dan direncanakan untuk tetap telah tersedia dibawah 1,5%.

Adapun kegiatan ekonomi utama di Belanda mencakup industri pemrosesan makanan, bahan
kimia, pemrosesan minyak, dan pembuatan mesin listrik.

Sektor pertanian Belanda tergolong kecil, yakni di bawah 4% dari total populasi. Meskipun
sektor pertaniannya kecil, namun Belanda mampu mengandalkan kelebihan mereka dalam hal
industri makanan untuk diekspor. Belanda tercatat berada di peringkat 3 sebagai negara
pengekspor makanan terbesar, setelah Amerika Serikat, dan Perancis.

Sama seperti Perancis dan Jerman, Belanda juga menjadi salah satu negara perintis mata uang
Euro. Alhasil, mereka mengganti mata uang lamanya, yaitu Gulden -- menjadi Euro -- pada 1
Januari 2002.

Selain maju sebagai negara industri, ekonomi Belanda juga sangat maju dalam sektor
perdagangan internasional. Negara itu berada di peringkat 16, berdasarkan perolehan PDB.

Perekonomian Belanda berkembang cukup pesat pada tahun 1998 - 2000. Akan tetapi,
pertumbuhan yang cukup signifikan terjadi pada tahun 2001 - 2005 dikarenakan perlambatan
pertumbuhan ekonomi global di tahun 1998. Dari segi inflasi, Belanda mengalami inflasi
sebesar 1,3% -- dan tetap menjaganya agar tidak lebih dari 1,5%.

Selain menjadi salah satu negara pencetus Uni Eropa, di dalam perekonomian Dunia -- peran
Belanda cukup signifikan. Negara tersebut juga menjadi pendiri lembaga keuangan penting
dunia lainnya, seperti WTO dan OECD.

Dari sektor ekspor, Belanda memiliki komoditi ekspor utama seperti mesin, bahan kimia, dan
pengolahan makanan. Mitra ekspor terbesar adalah Jerman, RRC, Belgia, Amerika Serikat dan
Britania Raya.
SISTEM PEREKONOMIAN JEPANG

Pada dasarnya, sistem ekonomi Jepang menganut sistem ekonomi pasar bebas dan
terindustrisasi. Sistem ini hampir mirip dengan sistem ekonomi yang dianut negara-negara
industri lainnya, seperti Jerman, Amerika Serikat, Inggris, dan negara maju lainnya.

Jepang merupakan negara perekonomian ketiga terbesar di dunia setelah Amerika Serikat dan
China. Perekonomian Jepang pun sangat efisien dan bersaing dalam perdagangan
internasional, khususnya di bidang industri. Namun Jepang memiliki kelemahan dari segi
produktivitas di bidang agrikultur, distribusi, dan pelayanan yang lebih rendah.

'Karakteristik' Jepang sebagai negara yang memiliki kualitas SDM (Sumber Daya Manusia)
terbaik, mampu membuat mereka bangkit dari krisis. Perlahan tapi pasti Jepang mampu bangkit
sejak era millenia, yakni tahun 2000-an. Dan pada tahun 2004 perekonomian Jepang
mengalami pertumbuhan tertinggi sejak tahun 1990.

Jepang merupakan negara dengan Sumber Daya Alam yang rendah. Dari situlah mereka
belajar untuk mengandalkan kemampuan Sumber Daya Manusia, terutama di bidang industri
dan perdagangan. Alhasil, industri dan perdagangan -lah yang mampu 'menolong'
perekonomian Jepang agar terus tumbuh dengan baik.

Sekitar tiga perempat dari total penghasilan ekonomi Jepang berasal dari sektor jasa. Untuk
sektor jasa, Jepang mengandalkan perbankan, asuransi, real estat, bisnis eceran, transportasi,
dan telekomunikasi.

Untuk bidang transportasi, Japan Airlines merupakan salah satu andalan mereka. Japan
Airlines diketahui merupakan salah satu maskapai penerbangan terbesar di dunia, yang
menjadi pilihan utama wisatawan baik lokal maupun internasional yang pergi ke Jepang,
maupun pergi ke luar Jepang.

Sektor industri merupakan salah satu tulang punggung perekonomian Jepang. Biasanya hasil
industri Jepang diekspor ke negara lain, seperti produk-produk otomotif, elektronik, komputer,
gadget, semikonduktor, besi, dan baja.

Kemudian ada pula industri penting lainnya dalam perekonomian Jepang, seperti petrokimia,
farmasi, bio industri, galangan kapal, dirgantara, tekstil, dan makanan yang diproses.

Adapun kawasan industri Jepang tersebar di beberapa perfektur, seperti:

- Di wilayah Kanto, kawasan industri berada di Chiba, Kanagawa, Saitama, dan Tokyo

- Di wilayah Tokai, kawasan industri Chukyo - Tokai berada di Aichi, Gifu, Mie, dan Shizuoka

- Di wilayah Kansai, kawasan industri Hanshin berada di Osaka, Kyoto, dan Kobe

- Kawasan industri Setouchi mencakup barat daya Pulau Honshu dan bagian utara Shikoku
sekitar Laut Pedalaman Seto.
SISTEM PEREKONOMIAN THAILAND

Thailand memiliki sistem ekonomi yang sama dengan sistem ekonomi di Indonesia dan Filipina,
yakni sistem ekonomi campuran. Adapun sektor andalan perekonomian Thailand adalah sektor
agraris, di mana Thailand merupakan salah satu eksportir beras terbesar di dunia.

Thailand pernah mengalami rata-rata pertumbuhan tertinggi di dunia, yakni dari tahun 1985 -
1995, dengan rata-rata pertumbuhan 9% per tahun.

Meningkatnya tekanan spekulatif terhadap mata uang Baht di tahun 1997 -- menyebabkan
terjadinya krisis yang melemahkan sektor keuangan. Pemerintah pun terpaksa melakukan
tindakan, yakni mengambangkan Baht.

Sebelumnya, Baht cukup lama dipatok pada nilai 25 per 1 dolar AS. Baht kemudian mencapai
titik terendahnya di kisaran 56 Baht / dolar AS (Januari 1998). Di tahun yang sama, ekonomi
Thailand melemah sebesar 10,2%, dan krisis ini pun meluas ke krisis finansial Asia.

Pada tahun 1999, Thailand mengalami kebangkitan, di mana ekonominya menguat 4,2%,
kemudian tumbuh 4,4% (2000). Penyebab penguatan ini sebagian besar dikarenakan hasil
ekspor yang meningkat sekitar 20% (2000).

Pada tahun 2001, pertumbuhan ekonomi Thailand kembali melambat karena krisis ekonomi
global, namun kembali menguat di tahun-tahun selanjutnya. Hal itu dikarenakan pengaruh dari
pertumbuhan ekonomi yang bagus di China, serta didukung oleh beberapa kebijakan ekonomi
di era Perdana Menteri Thaksin Shinawatra. Di tahun 2003, pertumbuhan Ekonomi Thailand
mencapai 6,3%, dan terus meningkat hingga 7-10% di tahun 2004 dan 2005.

Sektor pariwisata pun tak kalah berkontribusi pada perekonomian Thailand. Sektor ini
memperoleh keuntungan tambahan dari melemahnya Baht dan stabilnya politik di Thailand. Di
tahun 2002, jumlah wisatawan yang berkunjung ke Thailand mencapai 10,9 juta orang. Angka
ini meningkat sebesar 7,3% dari tahun sebelumnya yang berjumlah 10,1 juta orang.

Sebelum terjadinya krisis finansial, perekonomian Thailand memiliki pertumbuhan produksi


yang bagus, yakni rata-rata 9,4% per tahun hingga tahun 1996. Melimpahnya tenaga kerja dan
sumber daya, konsevatis fiskal, kebijakan investasi asing terbuka, dan pendorongan sektor
swasta merupakan dasar dari kesuksesan ekonomi Thailand pada tahun-tahun sampai dengan
1997.

Ada sebanyak 60% tenaga kerja Thailand yang bekerja di sektor pertanian. Seperti diketahui,
beras merupakan hasil bumi yang paling di penting di Thailand yang menempatkan mereka
sebagai salah satu eksportir beras terbesar di dunia. Selain beras, Thailand juga menghasilkan
ikan, produk-produk perikanan lainnya tapioka, karet, biji-bijian, dan gula dalam jumlah yang
besar. Ekspor makanan jadi seperti tuna kaleng, nenas dan udang beku juga cukup bagus di
Negeri Gajah Putih tersebut.
SISTEM PEREKONOMIAN BRAZIL

Ekonomi Brazil lebih berorientasi pada pasar bebas (liberal) namun secara moderat.
Perekonomian Brasil merupakan perekonomian terbesar di Amerika Selatan (Amerika Latin).

Mulai tahun 2000 hingga 2012, Brazil menjadi salah satu dari ekonomi utama dengan
pertumbuhan tercepat di dunia. Rata-rata peringkat pertumbuhan GDP tahunannya lebih dari
5%, bahkan di tahun 2012 perekonomian Brazil mampu melampaui Britania Raya. Kala itu
perekonomian Brasil merupakan yang terbesar keenam di dunia.

Selama lima puluh lima tahun (1950 sampai 2005), jumlah penduduk Brasil bertumbuh dari 51
juta menjadi sekitar 187 juta penduduk, yang artinya meningkat 2 persen per tahun.

Negara yang maju perekonomiannya biasanya memiliki banyak perusahaan besar dan orang-
orang kaya di negaranya. Pada tahun 2012, Forbes menyatakan bahwa Brasil adalah negara
dengan jumlah miliuner terbanyak kelima di dunia. Jumlah miliuner di Brazil merupakan yang
terbesar di Amerika Latin, bahkan pernah melampaui jumlah miliuner di Britania Raya dan
Jepang.

Brazil juga tercatat sebagai anggota dari beberapa organisasi ekonomi dunia, seperti Mercosur,
Unasul, G8+5, G20, WTO, dan Cairns Group.

Sektor yang menyumbang GDP terbesar yakni sebanyak 67% adalah sektor pelayanan. Di
bawahnya ada sektor industri yang menyumbang 27,5% GDP, disusul sektor Agribudaya yang
memiliki andil sebesar 5,5%.

Jumlah buruh di Brasil diperkirakan berjumlah 100.77 juta yang 10 persen-nya bekerja dalam
bidang agribudaya, 19 persen lainnya dalam sektor industri, dan mayoritas 71 persen bekerja
dalam sektor pelayanan.

Untuk bidang agribudaya dan produksi makanan di Brazil memiliki komoditas seperti kopi,
kedelai, gandum, beras, jagung, tebu, kokoa, sitrus, daging sapi, dan lain-lain. Adapun
peringkat pertumbuhan agribudaya di Brazil adalah sebesar 9.2% (2008).

Sedangkan untuk sektor industri, Brazil memiliki berbagai industri utama, seperti automobil,
petrokimia, mesin, elektronik, semen dan konstruksi, pesawat, tekstil, makanan dan minuman,
pertambangan, consumer durables, dan pariwisata. Adapun peringkat pertumbuhan industri
Brazil adalah 8,8 % (perkiraan 2008).
SISTEM PEREKONOMIAN SINGAPURA

Dengan segala kemajuannya, rupanya sistem ekonomi yang dianut Singapura adalah sistem
ekonomi pasar berorientasi perdagangan yang maju.

Negara ini memiliki banyak keunggulan dari segi perekonomian, meliputi:

1. Ekonomi Singapura merupakan salah satu perekonomian paling terbuka di dunia. Alhasil
kemudahan berinvestasi menjadi salah satu keunggulan negara di Selat Malaka ini.

2. Singapura tercatat sebagai negara dengan tingkat korupsi terendah nomor 7 di dunia.

3. Singapura merupakan negara yang paling pro terhadap bisnis, dengan pajak rendah (14.2%
dari Produk Domestik Bruto).

4. Singapura memiliki PDB per kapita paling tinggi nomor 3 di dunia.

Di Singapura, Badan Usaha Milik Negara (BUMN) memiliki peranan penting dalam
perekonomian negara, dan memiliki beberapa perusahaan penting. Sebagai contoh adalah
Tamasek Holdings, perusahaan penting Singapura yang memiliki saham mayoritas di beberapa
perusahaan besar seperti Singapore Airlines, SingTel, ST Engineering dan MediaCorp.

Selain fakta di atas, berikut ini ada beberapa fakta lainnya mengenai sistem perekonomian
Singapura, diantaranya:

1. Singapura mengandalkan ekspor di bidang elektronik, kimia, dan jasa. Hal ini menegaskan
bahwa Singapura adalah penghubung regional utama untuk manajemen kekayaan yang
menyediakan sumber pendapatan utama bagi ekonomi, sehingga negara ini bisa membeli
bahan mentah yang tidak mereka miliki.

2. Di Singapura, air juga tidak tersedia dalam jumlah yang banyak. Alhasil air dianggap sebagai
sumber daya khusus.

3. Tanah subur di Singapura sangat terbatas, alhasil mereka bergantung pada taman
agroteknologi untuk produksi dan konsumsi pertanian.

4. Perekonomian Singapura sangat mengandalkan Sumber Daya Manusia lantaran Sumber


Daya Alam yang terbatas.

5. Ekonomi Singapura berada di peringkat ke-5 menurut Scientific American


Biotechnology pada tahun 2013 -- selama 2 tahun berturut-turut.
SISTEM PEREKONOMIAN FINLANDIA

Finlandia merupakan salah satu negara maju di dunia. Adapun sistem ekonomi yang dianut
Finlandia adalah Sistem Ekonomi Campuran yang Terindustrialisasi.

Berkat sistem ekonomi yang mereka jalankan, Finlandia sukses membukukan pendapatan per
kapita yang sejajar dengan negara-negara maju seperti Perancis, Jerman, Swedia dan Britania
Raya. Untuk sektor ekonomi andalan, adalah sektor jasa yang menyumbang 67,5%, disusul
oleh sektor manufaktur dan pengilangan yang menyumbang 31,4 %. Sedangkan sektor
ekonomi pokok (primer) menyumbang sekitar 2,9%.

Kalau dilihat dari sudut pandang perdagangan internasional (ekspor), sektor ekonomi andalan
Finlandia adalah manufaktur. Industri manufaktur terbesar adalah elektronik (21,6 persen),
disusul mesin, kendaraaan, produk logam lainnya (21.1 persen), kehutanan (13.1 persen), dan
kimia (10.9 persen). Kawasan Helsinki Raya menyumbang sepertiga dari total Produk Domestik
Bruto (PDB).

Untuk skala internasional, ekonomi Finlandia sangat terintegrasi dengan perekonomian global
dengan perdagangan internasional menyumbang sepertiga PDB. Di kawasan Uni Eropa
menyumbang 60% dari total perdagangan Finlandia, dengan mitra terbesar adalah Jerman,
Rusia, Swedia, Inggris, Amerika Serikat, Belanda dan China.

Finlandia sendiri merupakan satu-satunya negara Nordik yang bergabung dengan zona Euro
(negara pengguna mata uang Euro). Tetangganya, yaitu Denmark dan Swedia tetap memakai
mata uang lamanya, sedangkan Islandia dan Norwegia bukan anggota Uni Eropa.

Seperti negara Nordik lainnya, Finlandia juga telah meliberalisasi sistem ekonomi mereka
tepatnya sejak akhir 1980-an. Hal itu ditandai dengan pasar produk dan keuangan yang
dimodifikasi, beberapa perusahaan negara yang diprivatisasi, serta beberapa tarif pajak yang
direvisi.

Di tahun 1991 ekonomi Finlandia pernah mengalami resesi yang cukup parah. Hal itu
dikarenakan adanya overheating kredit, yang membuat Finlandia mengalami tekanan dari
partner dagang utama mereka (utamanya Swedia dan Uni Soviet). Selanjutnya pertumbuhan
dagang melambat dengan mitra dagang lainnya, bahkan perdagangan bilateral dengan Soviet
mulai dihapuskan.

Akibat resesi lainnya juga berpengaruh pada sektor investasi dan properti, di mana harga
saham dan harga rumah jatuh hingga 50%. PDB pun turun hingga 13% dan angka
pengangguran naik dari nyaris 0% menjadi hampir 20% dari angkatan kerja.
SISTEM PEREKONOMIAN ITALIA

Sama halnya dengan (kebanyakan) negara maju di dunia, Italia adalah negara yang menganut
sistem ekonomi liberal (pasar). Kemajuan ekonomi Italia terlihat pada PDB per kapita yang
cukup tinggi, dan angka pengangguran yang cukup rendah.

Di tahun 2010, Italia tercatat sebagai negara dengan perekonomian terbesar ke-8 di dunia, dan
terbesar ke-4 di Eropa (berdasarkan PDB nominal). Italia juga tercatat sebagai ekonomi
terbesar ke 10 di dunia, dan terbesar ke-5 di Eropa berdasarkan keseimbangan kemampuan
berbelanja. Italia merupakan negara anggota pendiri G8, zona Euro, dan OECD.

Pasca berakhirnya Perang Dunia II, Italia dengan cepat mentransformasi perekonomiannya,
dari yang mengandalkan pertanian -- menjadi negara industri dan perdagangan internasional
yang terkemuka di dunia. Kualitas hidup penduduk Italia pun merupakan yang tertinggi ke-8 di
dunia (2005), dan Indeks Pembangunan Manusia berada di urutan ke-24 dunia (2005).

Sempat terjadi krisis ekonomi global, namun PDB per kapita Italia masih dekat dengan rata-rata
PDB per kapita negara-negara di Uni Eropa. Untuk angka pengangguran, Italia memiliki angka
pengangguran terendah di Uni Eropa (8,5%).

Italia juga terkemuka dalam bidang pertanian yang terindustrialisasi (penghasil anggur terbesar
di dunia), terkemuka dalam desain busana, peralatan, industri, otomobil bermutu tinggi, dan
industri kreatif lainnya.

UKM di Italia merupakan tulang punggung negara. UKM-UKM ini menghasilkan sektor
manufaktur yang mampu bersaing dengan Cina, dan ekonomi-ekonomi Asia yang sedang
tumbuh, yang berbasis ongkos buruh murah, dengan produk bermutu tinggi. Keunggulan Italia
lainnya terletak pada sektor manufaktur produk-produk mewah yang mendunia.

Di sektor ekspor, Italia merupakan negara pengekspor terbesar ke-7 dunia (2009). Mitra dagang
utama Italia kebanyakannya adalah negara-negara anggota Uni Eropa, yang menyumbangkan
rata-rata 59% keseluruhan perdagangannya. Adapun mitra-mitra dagang yang dimaksud adalah
Jerman (12,9%), Perancis (11,4%), dan Spanyol (7,4%).

Selain maju dalam hal pertanian, industri, dan perdagangan, Italia juga maju dalam hal
pariwisata. Bidang ini tergolong sebagai sektor yang menguntungkan, dan tumbuh paling cepat
bagi perekonomian Italia.

Ada sekitar 43,6 juta wisatawan internasional yang datang ke Italia, dengan taksiran
penerimaan sebesar $ 38,8 juta (2010). Italia merupakan negara yang paling sering dikunjungi
ke-5 dunia, sekaligus sebagai negara dengan pariwisata tertinggi di dunia.

Anda mungkin juga menyukai